Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rakha Farras Zaky

Kelas : X IPS
Mapel : Bahasa Indonesia

RESENSI FILM

SNIPERS
IDENTITAS FILM

Judul : Snipers
Pemeran : Zhang yi, Aj donnelly
Sutradara : Zhang Yimou, Zhang Mo
Produser :
Didistribusikan oleh: Beijing Enlight Media
Durasi : 2 jam :10 menit : 36 detik
PENDAHULUAN

Film Snipers asal china karya sutradara kondang china, zhang yimou.
Sejujurnya, saya yang tumbuh pada era kejayaan film Amerika belum pernah
mendengarkan dialog semacam itu.

Jelas melecehkan bagi Amerika!

Tapi, bisa dimaklumi. Ini adalah film perang dengan tema yang berlawanan dari
biasanya. Komunis adalah tokoh utamanya, sementara kapitalis dianggap
penjahat.

Seperti pada Box Office 2021 lalu, Battle of Chongqin besutan sutradara Tsui
Hark, film ini juga berlatar belakang Perang Korea (1950-1953). Hanya saja
dengan fokus yang lebih minim, pertarungan perang runduk (sniper) pada 1952.
SINOPSIS

Film ini diilhami dari kisah nyata. Tentang penembak jitu legendaris dari pihak
Tiongkok, Zhang Daofang yang dilaporkan berhasil membunuh 214 musuh dalam
tempo 32 hari selama Perang Korea.

Dikisahkan pada musim dingin 1952, sekelompok kecil penembak runduk China
ditugaskan dalam sebuah misi penyelamatan. Skuad yang terdiri dari 9 prajurit
tersebut dipimpin oleh Sersan Liu Wenwu yang legendaris.

Misi penyelamatan itu penting bagi China. Karena Liang yang ditangkap oleh
Amerika adalah seorang agen rahasia. Liang diduga memiliki informasi penting.

Namun keberadaan Liang sebagai informan tidak diketahui oleh pihak lawan.
Bagi Amerika, Liang hanyalah kawan baik seorang penembak jitu kawakan
China. Hal tersebut mereka lihat dari gambar yang dimuat di koran Amerika.

Di Amerika sendiri, pejabat militer mulai gerah. Sebabnya ketenaran Sersan Liu
sudah mulai tersebar. Pers Amerika memberikannya julukan The Grim Reaper
(malaikat maut).

Dengan ditangkapnya Liang, komandan Amerika pun mendapat tugas tidak biasa.
Menjadikan Liang umpan untuk membunuh sang malaikat pencabut nyawa,
Sersan Liu. Tujuannya agar reputasi tentara Amerika kembali terangkat.

Untuk itu, tujuh penembak jitu elit Amerika pun ditugaskan di bawah pimpinan
Komandan Jack (Jonathan Kos-Read).

Pihak China harus berjuang dengan persenjataan yang kalah canggih. Senjata
runduk tanpa alat pembidik jarak jauh, dan satu teropong yang harus digunakan
beramai-ramai.
Sementara pihak Amerika sendiri dipersenjatai oleh senapan yang lebih modern,
dan juga skuad yang lebih berpengalaman.  

Tentu saja kita bisa menduga jika pemenang pertempuran adalah pihak China.
Dan bisa dikira, semangat berjuang adalah senjatanya. Jadi, sebagaimana film-
film perjuangan, unsur propaganda selalu ditambahkan sebagai pemanis.
ISI RESENSI

Keunggulan :

Untungnya, Zhang Yimou selalu mampu menyihir penonton dengan


menyuguhkan pemandangan-pemandangan indah. Hamparan salju di medan
pertempuran, sejenak mampu menetralisir suasana kelam peperangan.

Cgi yang mumpuni menambah kualitas sinematografi menjadi hidup. Dialog


campuran dalam dialek lokal dan bahasa Mandarin, membuat suasana terlihat
lebih natural. Plus narasi sejarah pada awal dan akhir film, membuat film ini
terasa lebih hidup.
Alur kisahnya memang sederhana, bahkan sedikit terkesan klise. Untungnya
taktik perang yang disuguhkan, bukanlah ide yang biasa. Di tengah-tengah
pertempuran selalu ada saja unsur kejut yang membuat penonton terkagum-
kagum.

Kekurangan:

Namun, seperti biasa. Namanya juga film, susah membedakan kehebatan dengan
kejanggalan. Beberapa adegan serasa tidak masuk akal. Seperti kemampuan
menembak tentara China. Meskipun tanpa alat pembidik, mereka mampu
membunuh musuh dalam sekali tembak.

Belum lagi menembak sambil berguling-guling di tanah. Serasa menonton film


silat jadul dengan jurus gingkang sakti. Kelemahan tentara Amerika malahan
lebih realistis. Kesulitan mereka membidik pasukan China justru terlihat lebih
masuk akal.  

Sayangnya penggambaran Jack dan kawan-kawannya benar-benar stereotyping.


Terlihat sebagai prajurit sombong, suka meremehkan, dan kejam. Tapi, ketika
terdesak, mereka juga tidak segan-segan merengek minta pulang. Kesan yang
ingin disampaikan: Tentara Amerika tidak nasionalis.

Anda mungkin juga menyukai