Anda di halaman 1dari 21

“evidence based practice dalam penatalaksanaan

masalah pada kasus krisis sistem endokrin”

Dosen Pengampu :
Arabta M Paraten P S.Kep.,Ns.M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Intan Widuri (19.156.01.11.053)
Ira Rayani (19.156.01.11.054)
M. Fahmi Syarif (19.156.01.11.056)
Moh. Fauzan (19.156.01.11.057)
Rosidatul Husna (19.156.01.11.063)

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan


STIKes Medistra Indonesia
Jl. Cut Mutia Raya No.88A Kel. Sepanjang Jaya- Rawa Lumbu Bekasi Telp. (021)
82431375, Fax. (021) 82431374 Website : http//www.stikesmedistra-indonesia.ac.id, e-
mail : stikesmi@yahoo.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Prevalensi dan insidensi penderita DM tipe 2 meningkat secara signifikan dari
tahun ke tahun,penyakit ini menjadi sebuah ancaman kesehatan global
(PERKENI, 2015). Studi populasi Diabetes Mellitus tipe 2 di berbagai negara
melaporkan bahwa jumlah penderita DM di dunia telah mencapai 425 juta
jiwa, dimana prevalensi diabetes cenderung lebih tinggi pada pria (221 juta
jiwa) dibanding wanita (204 juta jiwa). Angka kematian akibat dari DM yang
dilaporkan adalah sebesar 4 juta jiwa, diprediksi jumlah penderita DM Pada
tahun 2045 mengalami peningkatan yang mencapai 629 juta. Jiwa. Amerika
Serikat menempati urutan ketiga dunia dengan prevalensi penderita diabetes
melitus 30,2 juta jiwa. Tahun 2045 diperkirakan terjadi peningkatan 35,6 juta
jiwa. Di Asia timur negara cina menempati posisi tertinggi pertama dunia
dengan jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 114,4 juta jiwa. Pada tahun
2045 diperkirakan meningkat 134,3 juta jiwa (IDF, 2017). Indonesia
menempati urutan ke 6 sebagai negara dengan jumlah penderita DM terbanyak
didunia setelah China, India, United States, Brazil dan Mexico.
Diabetes mellitus adalah sebuah penyakit gangguan metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin
dan atau peningkatan dari resistensi sel terhadap insulin. Hiperglikemia kronis
dan gangguan diabetes mellitus metabolik lainnya dapat menyebabkan
kerusakan jaringan dan organ seperti mata, ginjal, saraf, dan sistem peredaran
darah. Pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi akan menyebabkan
gangguan pada sistem integumen, yang ditandai dengan mati rasa dan rasa
tertusuk/tersengat.
Pada beberapa kasus kronis, penderita DM memerlukan perawatan di ICU.
Sehingga, seorang perawat juga perlu melakukan tindakan keperawatan yang
mampu mempertahankan atau meningkatkan kondisi pasien. Sehingga, aplikasi
metode pijat kaki diabetik bisa menjadi salah satu alternatif dalam
mempertahankan keadaan pasien.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam literature review ini adalah; apakah terdapat
pengaruh foot spa terhadap pasien Diabetes Mellitus?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan literature review ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh foot spa
terhadap pasien Diabetes Mellitus.

D. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi dalam
meningkatkan pengetahuan
b. Manfaat praktis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan agar selalu menjaga kesehatan.
BAB II
METODE PENELITIAN

A. Diagram Alir
Didalam pemrograman sangat dikenal dengan diagram alir (flowchart) yang
digunakan untuk membantu analis dan programmer untuk memecahkan
masalah dalam pemrograman. Diagram Alir (Flowchart) adalah gambaran
secara grafik yang terdiri dari simbol-simbol dari algoritma-algoritma dalam
suatu program, yang menyatakan arah dari alur program.

B. Studi Literature
Penulisan ini menggunakan metode literatur review. Literatur review adalah
Literature review adalah uraian tentang teori, temuan, dan bahan penelitian
lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan
penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan
masalah yang ingin diteliti. Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan
pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (artikel, buku, slide,
informasi dari internet, dll) tentang topik yang dibahas. Informasi yang didapat
dari studi kepustakaan ini dijadikan rujukan untuk memperkuat argumentasi-
argumentasi yang ada.
Studi literature penelitian ini menggunakan berbagai macam artikel atau
jurnal yang berisikan sesuai dengan topik yang diambil. Artikel atau jurnal
yang diambil memiliki kesamaan dan tujuan penelitian dan kesimpulan hasil
penelitian. Pada literatur riview ini, peneliti mengambil topic berhubungan
dengan “efektifitas pemberian foot spa terhadap pasien Diabetes Mellitus”
C. Pengumpulan Data
Pengambilan data dalam literature review ini berasal dari artikel yang
diterbitkan di jurnal nasional dan internasional. Pencarian artikel menggunakan
situs Google Scholar dengan memasukkan kata kunci berupa: ankle brachial
index (ABI), diabetes mellitus (DM), dan foot spa. Dari pencarian berdasarkan
kata kunci didapatkan hasil sebanyak 2.550 artikel, kemudian dilakukan
penyaringan artikel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria
artikel yang digunakan dalam literature review ini yaitu: tahun penerbitan
artikel berkisar antara tahun 2015-2020, artikel berasal dari situs jurnal
terakreditasi, artikel dengan teks penuh, dokumen artikel yang diunduh dapat
dibuka atau tidak, kesuaian artikel dengan kata kunci, dan kesesuaian abstrak
dengan isi artikel.
D. Analisa Data
No Ringkasan Hasil
Jurnal 1. Jurnal 2 Jurnal 3. Jurnal 4. Jurnal 5.
1. Judul Efektifitas Foot Spa Efektifitas Kombinasi Pengaruh Terapi Pijat The Effect of Diabetic Diabetic Foot Spa
Diabetic Terhadap Nilai
Ankle Brachial Index Terapi Foot Spa Dan Refleksi Kaki Foot Spa on Ankle Implementation in
Pada Pasien Diabetes Bueger’s Allen Terhadap Ankle Brachial Index and Early Neuropathy
Melitus Tipe II
Exercise Terhadap Brachial Index (ABI) Foot Sensitifity of Diagnosis Based on
Nilai Ankle Brachial Pada Pasien Diabetes Diabetes Mellitus Type Blood Glucose Levels,
Index Pada Lansia Melitus Tipe 2. 2 Foot Sensitivity and
Dengan Diabetes the Ankle Brachial
Mellitus. Index in Patient with
Diabetes Mellitus
2. Nama Jurnal Keperawatan Jurnal JKFT volume 5 - Jurnal Keperawatan Jurnal Ners volume 14
Jurnal Silampari volume 3
nomor 1 Respati nomor 1
nomor 1
3. Tahun 2019 2020 2015 2019 2019
Terbit
4. Pengarang Rizkan Halalan Djafar, Diah Ratnawati, Sang Podo Yuwono, Azizah Erika Martining Erika Martining
Busjra M. Nur, dan
Ayu Made Adyani, dan Khoiriyati, Novita Wardani, Lono Wardani, Chilyatiz
Rohman Azzam
Ritanti Kurnia Sari Wijayanti, Nur Ainiyah Zahroh, Nur Ainiyah
5. Population Populasi dalam Populasi diambil di Responden dalam Populasi dalam Populasi dalam
penelitian adalah dalam kelompok lansia penelitian ini 64 pasien penelitian ini sebanyak penelitian ini sebanyak
semua pasien DM di dengan DM di diabetes melitus di 170 pasien diabetes 170 responden,
daerah kerja puskesma limo. ruang rawat jalan RS mellitus tipe 2 dengan pemilihan sample
Puskesmas Wawonasa. Sampel yang diambil PKU Muhammadiyah rentang usia 41-50 berdasarkan simple
Besar sampel 32 orang, sebanyak 114 orang. Gombong pada bulan tahun di Puskesmas random didapatkan
dibagi 2 kelompok Mei 2014, terdiri dari Waru Sidoarjo. Sample sebanyak 30 orang
yaitu intervensi 3 dan 5 32 responden kontrol yang digunakan responden.
hari, masing-masing 16 dan 32 responden sebanyak 30 orang
orang. intervensi. sebagai kelompok
intervensi dan 30 orang
sebagai kelompok
kontrol.
6. Intervensi Desain penelitian Penelitian ini Dalam penelitian ini Dalam penelitian ini 1. Pengambilan data
menggunakan quasy- menggunakan desain tidak dijelaskan instrumen yang dimulai dengan
experiment two group quasi experimental intervensi dalam digunakan untuk melakukan
Teknik purposive dengan rancangan pengambilan data. mengkaji pemijatan permohonan izin
sampling, dilakukan di penelitian pre-test and Dalam penelitian ini pada kaki dengan penelitian.
Puskesmas Wawonasa. posttest comparison hanya dijelaskan teknik dabetik adalah lembar 2. Data yang diambil
pengumpulan data group design. pengumpulan data observasi, untuk dalam penelitian ini
menggunakan lembar Penelitian ini betujuan yang menggunakna mengkaji ABI adalah yaitu data berupa
Kuesioner, observasi untuk mengidentifikasi pengukuran dan tensimeter, dan pengukuran kadar
pengukuran nilai ABI, perbandingan rata-rata dokumentasi dengan instrumen yang gula darah,
Instrumen Pengukuran nilai Ankle Brachial bantuan instrumen digunakan untuk sensitifitas kaki, dan
ABI, SPO foot spa Index/ABI sebelum doppler ultrasound mengukur sensitifitas skor ABI yang
diabetic dan SPO dan setelah intervensi 8MHz dan kaki adalah jarum, diambil sebelum dan
pengukuran ABI. serta menganalisa sphygnomanometer, sikat pada hammer sesudah penelitian.
Peneliti melakukan terapi yang paling lembar dokumentasi reflex, dan kapas. 3. Spa kaki diabetik
intervensi foot spa berpengaruh terhadap karakteristik Selanjutnya, di terdiri atas beberapa
diabetic selama 3 kali nilai ABI. responden, lembar penelitian ini tidak latihan kaki sebelum
dalam seminggu pada pengukuran ABI, dijelaskan secara rinci dilakukannya
kelompok 1 dan foot panduan pemeriksaan mengenai tindakan pijatan, pembersihan
spa diabetic selama 5 ABI, dan panduan pijat yang dilakukan. kulit menggunakan
kali dalam seminggu refleksi kaki. sabun mandi bayi
pada kelompok 2, yang lembut dan
Analisa data dilakukan licin, pemeliharaan
secara univariat, kuku jika responden
bivariat, menggunakan memiliki kuku
uji wilcoxon dan mann pandang,
whitney. pemotongan dan
merapingan kuku,
lalu memberikan
masker kaki yang
diaplikasikan
dengan
membersihan sel
kulit mati. Tetapi,
hal ini tidak boleh
dilakukan setiap hari
dikarenakan
mencegah kulit
menjadi tipis.
Pemijatan kaki pada
lapisan kulit
superficial bertujuan
untuk meningkatkan
sirkulasi darah.
Langkah terakhir
yaitu
mengaplikasikan
krim pelembab pada
kaki. Hal ini
berguna untuk
mencegah kulit
menjadi kering.
Pemijatan kaki
diabetik selesai
kurang lebih 30
menit dan dilakukan
dengan teratur
sebanyak 3 hari
sekali pada
kelompok perlakuan
(Wardani, et al.,
2019).
4. Pemijatan pada kaki
dimulai dengan
melakukan latihan
pada kaki, yang
bertujuan untuk
memperlancar
peredaran darah.
Aktivitas ini
dilanjutkan dengan
merendam kaki pada
air hangat dengan
suhu 40-41ºC.
Disaat yang
bersamaan,
sphygmomanometer
digunakan untuk
mengukur skor ABI.
Kesensitifitasan kaki
diukur dengan kapas
dan hammer, yang
digarukkan pada
telapak kaki. Kadar
gula darah diukur
dengan glukometer.
7. Comporasi Berdasarkan hasil uji Perbandingan dalam Sebelum dilakukan Setelah dilakukan uji Angka rata-rata dari
mann-whitney pada penelitian ini dilakukan intervensi angka rata- statistik, skor ABI skor ABI sebelum dan
rata-rata nilai abi dengan rata nilai ABI pada sebelum dan sesudah sesudah intervensi
setelah pada kelompok membandingkan nilai kelompok kontrol dan dilakukan intervensi yaitu 2,32 dan 3,77.
intervensi 3 hari Ankle Brachial Index perlakuan sebesar pada kelompok Angka rata-rata dari
dengan kelompok (ABI) yang diperoleh 0,9353 dan 0,9338. perlakuan yaitu 14,56 sensitifitas kaki
intervensi 5 hari sebelum dan setelah Setelah dilakukan dan 12,34. Lalu sebelum dan sesudah
diperoleh P value = intervensi pada intervensi, didapatkan sensiftifitas kaki pada intervensi yaitu 2,5 dan
0.112 > α (0.05), tidak kelompok terapi foot angka rata-rata nilai kelompok intervensi 3. Lalu, angka rata-rata
ada perbedaan yang spa, kelompok ABI pada kelompok sebelum dan sesudah kadar gula darah
signifikan rata-rata Bueger’s Allen kontrol dan perlakuan perlakuan yaitu 2,82 sebelum dan sesudah
nilai ABI setelah pada Exercises, dan sebesar 0,9447 dan dan 10,73. intervensi yaitu 289, 23
kelompok intervensi 3 kelompok kombinasi 1,0191. dan 124,57.
hari dengan intervensi terapi pada lansia
5 hari. Hasil dari kedua dengan DM.
kelompok pengukuran Pengukuran Ankle
dapat ditarik Brachial Index (ABI)
kesimpulan bahwa dilakukan sebelum dan
intervensi foot spa setelah intervensi,
diabetic 5 hari dan 3 dengan frekuensi 3 kali
hari sama-sama efektif seminggu selama 8
untuk meningkatkan minggu.
nilai ABI pada pasien
diabetes mellitus tipe
II.

8. Outcome Foot spa diabetic Pengaruh antara terapi Terapi pijat refleksi Terapi ini dapat 1. Berdasarkan uji
selama 3 dan 5 hari terapi foot spa dan kaki berpengaruh direkomendasikan statistik, pemberian
efektif meningkatkan Bueger’s Allen signifikan dalam sebagai terapi non- pemijatan pada kaki
nilai ABI. Perawat Exercises maupun meningkatkan ankle farmakologi untuk ABI diabetik memiliki
praktisi dapat kombinasi keduanya brachial index (ABI) dan sensitifitas kaki pengaruh yang
menggunakan foot spa dengan nilai ABI pada pada pasien diabetes pada pasien DM tipe 2, signifikan terhadap
diabetic sebagai terapi lansia DM. Hasil melitus tipe 2. yaitu dapat skor ABI (p=0,001),
untuk mencegah penelitian juga menurunkan risiko sensitifitas kaki
terjadinya komplikasi mendapatkan bahwa neuropati dan dapat (p=0,001), dan kadar
kaki diabetic kombinasi terapi foot mencegah komplikasi gula darag
spa dan Bueger’s Allen dikarenakan ulkus dan (p=0,001).
Exercises lebih efektif amputasi. 2. Pemijatan pada kaki
terhadap peningkatan adalah intervensi
nilai ABI pada lansia yang dapat
DM. dilakukan secara
teratur dan mandiri.
Penelitian ini
menghasilkan hasil
rasa geli/tertusuk
dan nyeri pada kaki
dapat berkurang.
Selebihnya,
permasalahan-
permasalahan ini
yang dapat
dihilangkan dan
pasien dapat
mengindari
komplikas-
komplikasi lainnya
seperti ulkus dan
amputasi.
9. Time Penelitian ini Penelitian ini Penelitian ini - Dalam Artikel ini tidak
dilakukan pada tahun dilakukan selama ± 6 dilakukan pada bulan disebutkan waktu pasti
2019 di Wilayah Kerja bulan Mei 2014. penelitian dilakukan.
Puskesmas Wawonasa. Tetapi, ethical
clearance penelitian ini
terbit pada tahun 2018
dan penelitian ini
dipublikasikan pada
tahun 2018.
BAB III
HASIL

Sumber yang digunakan dalam studi literatur ini merupakan artikel nasional dan
internasional, yang didapatkan dari google cendikia dengan kata kunci foot spa,
ABI (Ankle Brakial Index), Diabetes Mellitus dan diseleksi menyesuaikan dengan
topik dan memperhatikan sumber, kesesuaian sumber melalui pembacaan secara
sekilas pada judul, abstrak, pendahuluan, serta dokumen statement atau kalimat-
kalimat penting yang terdapat pada abstrak dan pendahuluan jurnal, diambah
dengan memperhatikan kondisi jurnal, seperti : tahun jurnal, jurnal tidak lengkap,
jurnal tidak bisa diunduh.
Hasil dari literatur dengan topik “Efektifitas Foot Spa terhadap Nilai ABI (Ankle
Brachial Index) pada Pasien Diabetes Mellitus” bersumber [ada jurnal yang
berhubungan dengan topik yang diambil. Artikel yang menjadi sampel dalam
literatur review ini sebanyak 5 artikel hasil penelitian. Artikel nasional sebanyak 3
artikel (Djafar, R., Nur, B., & Azzam, R,2019; Ratnawati, D., Adyani, S. A. M., &
Ritanti, R,2020; Yuwono, P., Khoiriyati, A., & Sari, N. K,2016)dan artikel
internasional sebanyak 2 artikel (Wardani, E., M., Zahroh, C., & Aniyah, N,2019;
Wardani, E., Wijayanti, L. and Ainiyah, N., 2020). Desain penelitian yang
digunakan dalam jurnal bervariasi menggunakan quast eksperiment pre and post
two group design, quaisi eksperimental pre-test and post-test comparison group
design, eksperimen semu dengan desain pre test-post test design
Populasi yang digunakan dalam 5 artikel ini yaitu pasien diabetes baik
perempuan atau laki-laki, usia diatas 35 tahun, tidak memiliki gangren, tidak
memiliki riwayat komplikasi pada tungkai bawah seperti ulkus diabetik, tidak
memiliki riwayat kerusakan tulang pada kaki, riwayat DM tidak lebih dari 5
tahun. Jumlah sampel bervariasi sesuai dengan sampel yang diperoleh peneliti dan
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Teknik pengambilan
datai menggunakan purpose sampling
BAB IV
PEMBAHASAN

Jurnal atau artikel mengenai pengaruh foot spa terhadap pasien diabetes mellitus
yang dipublikasian cukup banyak. Pengaruh terapi foot spa secara bertahap pada
pasien diabetes mellitus membuat pasien merasa nyaman, melancarkan peredaran
darah sehingga dapat meningkatkan nilai ABI (Ankle Brachial Index)
Pada 5 jurnal yang telah dianalisa didapatkan hasil bahwa terapi foot spa pada
pasien diabetes mellitus memberikan efek pada pemberian rasa nyaman dan
peningkatan nilai ABI (Ankle Brachial Index), ada perbedaan nilai ABI sebelum
dan sesudah diberikan terapi foot spa secara bertahap dan terdapat efektifitas
latihan foot spa dengan peningkatan nilai ABI (Ankle Brachial Index),
Berdasarkan penelitian Djafar, R., Nur, B., & Azzam, R. (2019), dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan nilai ABI (Ankle Brachial Index) melalui
latihan foot spa sebanyak 5 kali dalam 7 hari dan 3 kali dalam 7 hari. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan Intervensi 5 hari didapatkan rata – rata nilai ABI
sebelum intervensi adalah 0.8375 dan sesudah intervensi adalah 0.9625. Hasil uji
Wilcoxon diperoleh P Value (0.001) < α(0.05) maka Ho artinya ada perbedaan
yang signifikan nilai ABI sebelum dan sesudah intervensi foot spa diabetic selama
5 hari. Intervensi 3 hari didapatkan rata – rata nilai ABI sebelum intervensi adalah
0.8687 dan sesudah intervensi adalah 0.9063. Hasil uji wilcoxon diperoleh p value
(0.058) > α(0.05) artinya tidak ada perbedaan yang signifikan nilai ABI sebelum
dan sesudah intervensi foot spa diabetic selama 3 hari. Hasil dari kedua kelompok
pengukuran dapat ditarik kesimpulan bahwa intervensi foot spa diabetic 5 hari
dan 3 hari sama-sama efektif untuk meningkatkan nilai ABI pada pasien diabetes
mellitus. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Affiani (2014) yang intervensi
foot spa diabetic selama 5 hari pada kelompok responden sebanyak 23 orang dan
kelompk control tidak diberikan perlakuan sebanyak 23 orang. Hasil dari
penelitian ini adalah foot spa diabetic terhadap sirkulasi darah perifer. Semakin
rutin dilakukan spa kaki diabetik, maka sirkulasi darah perifer akan semakin baik,
sehingga dapat mencegah komplikasi dari diabetes mellitus.
Foot spa diabetic merupakan kegiatan perawatan kaki yang diperlukan pasien
diabetes secara menyeluruh untuk mencegah timbulnya gangren dan juga
perawatan terhadap pembuluh darah perifer. Prinsip pencegahan kaki diabetes
adalah menghindari terjadinya luka dan terus berupaya mengontrol keadaan gula
darah. Pada spa kaki diabetik selain kegiatan senam kaki, kegiatan pembersihan
(skin cleansing) dan pedicure atau pemotongan kuku dimasukkan untuk
mencegah kuku terlalu panjang dan masuk ke dalam sehingga dapat melukai kaki.
Kegiatan foot message merupakn kegiatan spa kaki diabetik yang tidak kalah
penting selain kegiatan senam kaki, skin celansing, pedicure, dan foot mask .
Foot spa diabetic dapat meningkatkan sirkulasi darah perifer karena foot spa
diabetic terdiri dari berbagai macam kegiatan yaitu senam kaki diabetic sebelum
pelaksanaan spa kaki, perendaman air hangat, skin cleansing yaitu pembersihan
dengan menggunakan sabun mandi bayi atau sabun mandi ph tinggi yang lembut
dan ringan, pedicure yaitu pemotongan dan pengikisan kuku jika responden
memiliki kuku yang sedang panjang, dan terakhir adalah foot message yaitu
pemijatan superfisial pada kaki untuk meningkatkan sirkulasi darah, semakin
sering dilakukan foot spa diabetic maka sirkulasi perifer akan semakin membaik,
sehingga dapat mencegah komplikasi dari diabetes mellitus
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Terapi foot spa pada pasien diabetes melitus dapat meningkatkan nilai ABI.
pasien diabetes dengan resiko terjadi komplikasi kaki diabetic memerlukan
kebutuhan health deviation selfcare requisites termasuk dalam regimen
pengobatan, kesadaran terhadap kemungkinan permasalahan yang muncul
berhubungan dengan pengobatan dan penyesuaian diri terhadap perubahan
status kesehatan dan regimen pengobatan. Dalam intervensi foot spa diabetic
berdasarkan the theory of nursing system termasuk dalam partiali kompensatori
system yaitu merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan
kompensasi sebagian pada pasien disebabkan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri.
B. Saran
1. Bagi pelayanan kesehatan masyarakat
a) Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas diharapakan
mampu menggunakan terapi foot spa pada pasien DM, agar pasien
merasa lebih rileks nyaman sehingga dapat meningkatkan nilai ABI
pada pasien diabetes mellitus.
b) Diharapkan ada pendidikan kesehatan tentang pencegahan komplikasi
hiperglikemia karena DM dengan foot spa perlu disosialisasikan secara
continue dan berkelanjutan pada keluarga sebagai support systemnya
2. Bagi pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan
Diharapkan ini dapat dijadikan sebagai upaya mengembangkan progam
penatalaksanaan berupa foot spa diabetes dalam rangka menangani
gangguan ABI pada pasien Diabetes Mellitus
3. Bagi peneliti Diharapkan ini dapat dijadikan sebagai pengembangan
wawasan bagi peneliti dan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai sumber referensi penelitian dan pengembangan
konsep penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Djafar, R., Nur, B., & Azzam, R. (2019). Efektifitas Foot Spa Diabetic terhadap
Nilai Ankle Brachial Index pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Jurnal
Keperawatan Silampari, 3(1), 312-321. doi: https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.821
(Diakses pada 25 Agustus 2020)

Wardani, E., M., Zahroh, C., & Aniyah, N. (2019). Diabetic Foot Spa in Early
Neuropathy Diagnosis Based on Glucose Levels, Foot Sensitifity and the Ankle
Brachial Index in Patient with Diabetes Mellitus. Jurnal Ners, 14(1), 106-110.
doi: http://dx.doi.org/10.20473/jn.v14i1.9950 (Diakses pada 26 Agustus 2020)

Wardani, E., Wijayanti, L. and Ainiyah, N., 2020. The Effect OfDiabetic Foot Spa
On Ankle Brachial Index And Foot Sensitivity Of Diabetes Mellitus Type 2.
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(3), 672-676. doi:
https://doi.org/10.35842/jkry.v6i3.391 (Diakses pada 26 Agustus 2020)

Ratnawati, D., Adyani, S. A. M., & Ritanti, R. (2020). Efektifitas Kombinasi


Terapi Foot Spa Dan Bueger's Allen Exercises Terhadap Nilai Ankle Brachial
Index Pada Lansia dengan Diabetes Mellitus. Jurnal JKFT, 5(1), 1-15. URL:
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/viewFile/2606/1783 (Diakses pada 26
Agustus 2020)

Yuwono, P., Khoiriyati, A., & Sari, N. K. (2016). Pengaruh Terapi Pijat Refleksi
Kaki terhadap Ankle Brachial Index (ABI) pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
MOTORIK Jurnal Ilmu Kesehatan, 10(20). URL:
http://jurnal.stikesmukla.ac.id/index.php/motor/article/view/223/0 (Diakses pada
29 Agustus 2020)

Anda mungkin juga menyukai