Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Strategi Inovasi Terhadap Keunggulan

Bersaing Dalam Industri Kreatif Sektor Usaha Minuman


Thai Tea Di Kota Bandung
Ugi Triyana1, Maya Setiawardani2
1JurusanAdministrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
E-mail : ugi.triyana.abs415@polban.ac.id
2Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Indonesia, Bandung 40012

E-mail : maya.setiawardani@polban.ac.id

ABSTRAK
Industri kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi dengan pemanfaat kreativitas
keterampilan individu yang dikolaborasikan dengan penggunaan teknologi informasi untuk dapat
menciptakan lapangan pekerjaan dengan mengandalkan penciptaan nilai tambah dari inovasi dan
entrepreneurship. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki kontribusi besar untuk
industri kreatif di Indonesia. Perkembangan industri kreatif ini tidak terlepas dari peranan UMKM
yang ada di Kota Bandung. Jumlah UMKM terbesar di Kota Bandung terdapat pada usaha sektor
makanan dan minuman, salah satunya adalah minuman yang sedang menjadi trendsetter yaitu
minuman Thai Tea. Satu permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah ketatnya persaingan,
dimana muncul pesaing baru, maupun pesaing lama yang telah berhasil menguasai pasar kota
Bandung sehingga tiap-tiap pemilik usaha Thai Tea harus melakukan strategi inovasi agar dapat
bersaing di lingkungan yang semakin kompetitif. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian deskriptif. Sampel dalam peneitian ini sebanyak 120 responden yang terdiri dari
pemilik dan karyawan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa strategi inovasi para pelaku
usaha Thai Tea di Kota Bandung berada pada kategori cukup dan keunggulan bersaing berada
pada kategori tinggi. Persamaan regresi yang diperoleh yaitu Y = 21,052 + 0,576x. Dengan R
square 0,257, menunjukkan bahwa strategi inovasi memberikan pengaruh sebesar 25,7% terhadap
keunggulan bersaing.

Kata Kunci
Strategi inovasi, keunggulan bersaing, Thai tea

1. PENDAHULUAN Tabel 1.1 Kontribusi Industri Kreatif


Terhadap PDB
Departemen Perdagangan Republik
Indonesia [1], menyatakan industri kreatif PDB Industri
adalah industri yang berasal dari Tahun Nasional (Rp Kreatif (Rp Kontribusi (%)
pemanfaaan keterampilan, kreativitas dan milyar) milyar)
bakat individu dalam menciptakan
2013 9.083.972,4 641.815,4 7,07
kesejahteraan dan lapangan pekerjaan yang
berfokus untuk memberdayakan daya cipta 2014 10.569.705,3 784.868,8 7,43
dan daya kreasi suatu individu. Saat ini, 2015 11.531.716,9 852.560,6 7,39
industri kreatif di Indonesia tengah 2016 12.406.809,8 922.587,3 7,44
berkembang pesat dan memberikan
2017 13.588.797,3 990.472,5 7,29
kontribusi yang signifikan bagi
perekonomian negara. Terdapat 15 subsektor Sumber : Badan Ekonomi Kreatif
industri kreatif yaitu periklanan, kuliner, (BEKRAF)
arsitektur, seni pertunjukan, pasar barang
seni, kerajinan, penerbitan dan percetakan, Berdasarkan tabel 1.1 pada tahun 2013-
fashion, riset dan pengembangan, permainan 2017, perkembangan industri kreatif di
interaktif, musik, televisi dan radio, desain, Indonesia tercatat memberikan kontribusi
layanan komputer dan peranti lunak dan yang terus meningkat terhadap produk
fotografi. domestik bruto (PDB) dalam kurun tiga

1004
tahun terakhir. Pada tahun 2015, industri TAHUN
kreatif berhasil memberikan kontribusi URAIAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018
sebesar 7,39 persen, sedangkan di tahun
2016 mencapai kontribusi sebesar 7,44 MIKRO 4115 4301 4578 4689 4782 5062
persen dan bertambah menjadi Rp 990 KECIL 357 372 392 395 413 485
triliun atau setara dengan 7,29 persen di MENENGAH 274 276 281 281 286 293
tahun 2017. Untuk tahun 2018, angka
JUMLAH 4746 4948 5251 5365 5481 5840
kontribusi diproyeksi tembus hingga Rp
1.000 triliun. Sumber : Dinas KUMKM dan Perindag
Kota Bandung
industri kreatif bertumpu pada value creative Berdasarkan tabel 1.2, jumlah UMKM Kota
creation dan memiliki hak kekayaan Bandung terus mengalami peningkatan.
intelektual yang berpotensi untuk membuka Rata-rata peningkatan UMKM Kota
lapangan kerja sehingga mampu Bandung dari tahun 2010 hingga 2018
menyumbang terhadap pendapatan negara adalah sebesar 202 atau sebanyak 4% setiap
melebihi sumbangan sektor listrik, gas dan tahunnya. Peningkatan tersebut dikarenakan
air bersih. Oleh karena itu, Industri kreatif UMKM merupakan kekuatan strategi untuk
dituntut untuk terus melakukan inovasi agar mempercepat pembangunan daerah
mampu berdaya saing dan meningkatkan khususnya di Kota Bandung itu sendiri.
nilai tambah produknya agar memberikan Adapun jumlah pertambahan UMKM
kontribusi yang signifikan terhadap berdasarkan sektor yang ada dalam binaan
perekenomian negara. Usaha kecil dan Dinas UMKM dan Perindustrian
mikro harus membuat inovasi sebagai bahan Perdagangan Kota Bandung tahun 2018
mendasar dari pengembangan organisasi pada tabel 1.3
mereka dikarenakan inovasi dapat
menciptakan kesuksesan bisnis [2]. Tabel 1.3 Pertambahan Jumlah UMKM
Berdasarkan Tipe Bisnis tahun 2010-2018
Salah satu kota di Indonesia yang memiliki TIPE TAHUN JUM
potensi besar dan berkembang pesat dalam BISNIS 2013 2014 2015 2016 2017 2018 LAH
industri kreatif adalah Kota Bandung. Makanan
Perkembangan industri kreatif ini tidak
& 42 68 159 126 97 90 582
terlepas dari peranan berbagai sektor bisnis
yang ada di Kota Bandung, salah satunya Minuman
adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil Fashion 29 57 70 36 29 25 246
Menengah). Dengan adanya UMKM yang Kerajinan
membutuhkan sumber daya manusia, 11 28 29 25 17 15 125
Tangan
pengangguran akibat angkatan kerja yang di
Perdagan
PHK ataupun yang susah untuk mencari 7 7 22 22 20 18 96
pekerjaan menjadi berkurang. Hal tersebut gan
dikarenakan UMKM telah dipromosikan dan Jasa 3 3 37 11 30 26 110
dijadikan sebagai agenda utama
Sumber : Dinas KUMKM dan Perindag
pembangunan ekonomi nasional.
Kota Bandung
Berdasarkan data dari Badan Ekonomi
Kreatif (BEKRAF) pada tahun 2015,
Berdasarkan tabel 1.3, sektor makanan dan
menyatakan bahwa 1 dari 100 orang di
minuman menjadi salah satu tipe bisnis yang
Indonesia bekerja di industri kreatif dan
semakin kompetitif dengan paling banyak
industri ini menyerap 17,4% tenaga kerja
jumlahnya dibanding sektor yang lain
dan bertambah setiap tahunnya [3]. UMKM
dengan jumlah sebesar 582 UMKM. Hal
di Kota Bandung mulai berkembang kurang
tersebut dikarenakan pada saat ini,
lebih sekitar tahun 2000-an dan jumlahnya
konsumen menginginkan segala sesuatu
terus menunjukkan pertambahan setiap
yang praktis, termasuk dalam hal makanan
tahunnya. Berikut ini tabel perkembangan
dan minuman. Konsumen tidak perlu lagi
jumlah usaha UMKM dalam kurun waktu
memerlukan waktu yang lama untuk
lima tahun dari tahun 2013-2018.
memesan makanan dan minuman agar dapat
dikonsumsi langsung dengan cepat dan
Tabel 1.2 Jumlah UMKM Kota Bandung
mudah dengan didukung oleh perkembangan
Tahun 2013-2018
teknologi dan internet. Peluang inilah yang

1005
dimanfaatkan oleh para pengusaha di bidang baik dari konsumen, karyawan ataupun dari
kuliner khususnya minuman cepat saji yang pesaing. Misalnya saja, Hayang Thai Tea
salah satu diantarnya adalah minuman Thai dan The Premium Thai Tea yang telah
Tea. Thai Tea adalah minuman varian teh berdiri kurang lebih 4 tahun. Namun, masih
asal negeri gajah putih Thailand yang kini terdapat berbagai kendala/masalah yang
sudah mendunia hingga sampai ke Indonesia harus dihadapi, diantaranya pertumbuhan
termasuk di Kota Bandung. penjualan masih tidak stabil dikarenakan
dengan munculnya pesaing (kompetitor)
Melihat perkembangan dari usaha minuman yang semakin banyak bermunculan. Begitu
jenis Thai Tea yang ada di Kota Bandung ini pula dengan Caesar Thai Tea yang baru
dibarengi dengan munculnya berbagai jenis berdiri di tahun 2017, pemiliknya
merk minuman Thai Tea di pasaran kota mengatakan ia tidak memiliki target
Bandung yang menyebabkan persaingan penjualan tertentu untuk bisnisnya,
antar usaha minuman jenis Thai Tea pun dikarenakan merasa tidak ada yang harus
semakin ketat. Untuk itulah diperlukan diperbaharui atau ditingkatkan semuanya
adanya inovasi terus menerus jika suatu dianggap sudah cukup dan jangakaun
usaha ingin tetap berdiri dan dapat bersaing. pasarnya masih terbatas hanya pada saat
Karena, salah satu karakter yang penting kegiatan bazar saja. Padahal, berdasarkan
dari seorang entrepreneur adalah hasil pengamatan menunjukan masih
kemampuan berinovasi [4]. kurangnya inovasi pada produk khususnya
dari segi kemasan, rasa dan cara menetapkan
Adanya kesamaan tampilan produk sejenis harga.
dari pesaing merupakan faktor pendorong
terjadinya inovasi produk karena biasanya Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
produk pesaing itu muncul tanpa mengalami penting bagi perusahaan untuk mampu
perubahan yang berarti bahkan cenderung menggunakan serta mengoptimalkan strategi
statis. Keadaan tersebut dapat menjadi hal inovasi, mengingat hal tersebut sangat
yang menguntungkan, karena persaingan berpengaruh terhadap kemampuan untuk
yang timbul dengan munculnya produk bertahan dan bersaingnya perusahaan.
pesaing yang sejenis dapat diatasi dengan
Adapun beberapa hal yang akan dieksplorasi
melakukan inovasi agar dapat memiliki
pada penelitian ini :1) strategi inovasi para
keunggulan untuk bersaing. Competitive
Advantage atau keunggulan bersaing adalah pelaku usaha minuman Thai Tea; 2)
kemampuan perusahaan untuk menarik keunggulan bersaing para pelaku usaha
pelanggan dan membangun citra/nilai bagi minuman Thai Tea; 3) pengaruh strategi
perusahaan atau produknya dan inovasi terhadap keunggulan bersaing.
meningkatkan nilai yang dirasakan oleh
pelanggan dalam mencapai kepuasan mereka 2. TINJAUAN PUSTAKA
[5]. Beberapa penelitian menyatakan adanya
hubungan anatara keunggulan bersaing dan 2.1 Industri Kreatif
inovasi. Pelaku usaha yang memiliki
keunggulan bersaing tentunya harus Pergeseran orientasi ekonomi dunia telah
memiliki juga kemampuan berpikir kreatif terjadi, dimulai dari Era Pertanian menuju
dan inovatif [6]. Perusahaan tanpa Era Industrialisasi, dan disusul Era Informasi
kreativitas dan inovasi tidak akan bersaing yang disertai dengan banyaknya penemuan
dan bertahan di era persaingan yang semakin baru di bidang teknologi informasi dan
tajam [4]. komunikasi. Era selanjutnya yang sekarang
muncul adalah Era Industri Kreatif. Industri
Pada pra penelitian yang telah dilakukan kreatif adalah Industri yang berasal dari
melalui pengamatan dan wawancara pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta
terhadap beberapa UMKM, menunjukan bakat individu untuk menciptakan
UMKM sektor minuman Thai Tea di Kota kesejahteraan serta lapangan pekerjaan
bandung menyadari akan ketatnya melalui penciptaan dan pemanfaatan daya
persaingan dimana muncul pesaing-pesaing cipta individu tersebut [7].
baru, maupun pesaing lama dan yang
berhasil menguasai pasar kota Bandung 2.2 Strategi Inovasi
sehingga tiap-tiap pemilik usaha Thai Tea
harus dapat mengoptimalkan sumber inovasi

1006
Strategi inovasi dalam persepktif usaha kecil Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
digunakan sebagai implementasi dari ide-ide [15].
kreatif dalam produk, proses dan pemasaran
serta kesuksesannya menjual produk-produk 2.3 Keunggulan Bersaing
inovatif di pasar yang biasanya dilakukan
secara bertahap sehingga menghasilkan Keunggulan bersaing dapat dibentuk melalui
keuntungan bagi perusahaannya. Strategi penciptaan dari sisi customer value dan dari
inovasi dibutuhkan dalam UMKM karena sisi competitor [16]. keunggulan bersaing
dalam banyak industri, akan semakin dari sisi competitor dan customer,
berisiko jika perusahaan tidak berinovasi. merupakan pemikiran suatu strategi dan
Baik konsumen maupun industri telah proses karena perusahaan bersaing dari lima
mengalami perubahan dan perbaikan berkala sumberdaya yaitu: manusia, waktu, uang,
terhadap produk yang ditawarkan. teknologi dan pengetahuan. perusahaan
Akibatnya, beberapa perusahaan merasa memiliki keunggulan kompetitif ketika
beruntung bisa melakukan inovasi strategi perusahaan memiliki produk atau layanan
[8]. strategi inovasi sebagai suatu alat dasar yang dilihat oleh pasar sasarannya lebih baik
yang menentukan arah inovasi bisnis daripada pesaing [17]. Tujuan keunggulan
berdasarkan strategi bisnis dan tujuan bersaing adalah fokus utama dalam
strategis [9]. mencapai kesuksesan sebuah aktivitas
kewirausahaan melakukan perdagangan,
Strategi inovasi merupakan suatu konsep produksi, distiribusi dan daur ulang
multi dimensional yang terdiri dari beberapa mengolah barang yang sudah jadi menjadi
dimensi, sehingga menghasilkan barang dalam bentuk baru [16].
pengukuran yang lebih baik dibandingkan
dengan hanya pada satu dimensi saja [10]. Keunggulan bersaing merupakan konsep inti
Terdapat empat dimensi strategi inovasi dari membuat strategi berkelanjutan
yang terdiri dari orientasi kepemimpinan kompetitif perusahaan di dalam Industri
perusahaan terhadap inovasi [11], tipe Kecil dan Menengah (IKM) yang beroperasi
inovasi yang dilakukan [12], sumber inovasi dalam lingkungan yang sangat ketat
[13], dan tingkat investasi yang dibutuhkan persaingannya. Adapun strategi yang
dalam inovasi [14]. dilakukan adalah menyediakan kualitas yang
1. Orientasi Kepemimpinan, dilihat bagus, menawarkan layanan yang lebih baik,
berdasarkan posisi perusahaan dalam mempertahankan overhead seminimal
pasar apakah perusahaan sebagai first- mungkin, menerapkan penggunaan teknologi
to-the-market, perusahaan sebagai atau alat-alat produksi secara maksimum,
pemain kedua second-to-the-market atau menawarkan lebih banyak pilihan,
late-entrant. menggunakan pendekatan pemasaran yang
2. Tipe Inovasi, Mewakili kombinasi unik dan menawarkan harga yang lebih
inovasi manufaktur yaitu proses yang rendah [18]. pernyataan-pernyataan tersebut
dilakukan dan produk yang dihasilkan diringkas dan disederhanakan menjadi lima
perusahaan. Dimensi ini terbagi menjadi dimensi keunggulan bersaing yang dapat
dua, yaitu inovasi produk dan inovasi digunakan dalam melakukan penilaian
proses. terhadap usaha kecil dan menengah
3. Sumber Inovasi, Menjelaskan (UMKM) di Indonesia [19].
pelaksanaan aktivitas inovasi, apakah ide 1. Keunikan produk/layanan, dilihat
inovasi berasal dari internal perusahaan, berdasarkan jenis dan kemasan produk
eksternal perusahaan atau keduanya. yang ditawarkan dan layanan yang
4. Tingkat Investasi, Mencakup investasi diberikan.
baik dalam hal investasi keuangan, 2. Variasi produk/layanan, dilihat
teknologi maupun investasi sumber daya berdasarkan ragam produk, ukuran
manusia. investasi pada teknologi kemasan dan variasi pelayanan.
menjadi kunci untuk perusahaan dalam 3. Harga atau nilai produk, dilihat
mengembangkan merek, baik produk berdasarkan harga yang dijual, potongan
maupun jasa yang dihasilkannya Inovasi harga, kualitas dan kepuasan layanan
dan investasi terhadap pengembangan 4. Reputasi, dilihat dari membangun
Sumber Daya Manusia (SDM) dinilai reputasi merek perusahaan terpercaya,
menjadi kunci keberhasilan dalam hubungan dengan masyarakat,
menghadapi persaingan di era pemerintah dan juga pelanggan.

1007
5. Pengalaman pelanggan, dilihat dari rasa bahwa target responden memiliki informasi
bangga, kenyamanan pembelian dan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
kenyamanan lokasi usaha. penelitian.

2.4 Kerangka Teoritis Yang Diusulkan 3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah data primer. Dalam penelitian ini,
Strategi Inovasi Keunggulan Bersaing
data dikumpulkan dengan kuesioner offline
(X) (Y) yang didistribusikan para pelaku usaha Thai
Tea di Kota Bandung. Skala yang
1. Orientasi 1. Keunikan
digunakan dalam kuesioner adalah skala
Kepemimpinan produk/layanan Likert dengan lima skala yang secara
2. Tipe Inovasi 2. Variasi produk/layanan langsung meminta responden untuk
3. Sumber Inovasi 3. Harga/nilai produk menanggapi sejauh mana mereka setuju atau
4. Tingkat Investasi 4. Reputasi tidak setuju dengan suatu objek [21].
5. Pengalaman pelanggan
Sumber: Elitan dan Anatan Sebagai data tambahan untuk penelitian ini,
(2009)
Sumber: Reniati (2013) survei meminta responden untuk
memberikan informasi yang mencakup jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir, jenis
Gambar 2.1 Model Riset kepemilikan usaha, jumlah karyawan dan
lama berdirinya usaha
Mendasar pada model riset, berikut adalah
hipotesis yang akan diuji dalam penelitian 4. HASIL PENELITIAN
ini sebagai berikut:
4.1 Profil Responden
H1: Adanya pengaruh strategi inovasi (X)
Profil responden dalam penelitian ini
terhadap keunggulan bersaing (Y) dalam
diilustrasikan oleh tabel 4.1. Total responden
industri kreatif (studi pada usaha sektor
yang berpartisipasi dalam penelitian ini
minuman Thai Tea di Kota Bandung).
adalah 120 responden. Responden dalam
H0: Tidak adanya pengaruh strategi inovasi penelitian ini didominasi oleh laki-laki
(X) terhadap keunggulan bersaing (Y) dalam dengan rentang usia dimulai dari 20 hingga
industri kreatif (studi pada usaha sektor 30 tahun. Sebagian besar responden
minuman Thai Tea di Kota Bandung).. memiliki kepemilikan jenis usaha
perseorangan dengan mayoritas jumlah
karyawan 1 sampai 5 orang. Untuk lebih
3. METODE PENELITIAN jelas, persentase dari profil responden dalam
penelitian ini dapat dilihat secara lebih detail
3.1 Data Riset pada tabel 4.1 berikut:

Metode penelitan ini didesain dengan Tabel 4.1 Karakteristik Demografis


menggunakan pendekatan analisis statsitik Responden
deskriprif diproses menggunakan SPSS 23.
Metode riset deskriptif adalah metode yang Variabel Deskripsi Frek. (%)
berupaya mengumpulkan data, menganalisis Gender Laki-laki 80 67
secara kritis atas data-data tersebut dan Perempuan 40 33
menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada Usia 20 – 30 86 72
masa penelitian berlangsung [20]. Data 30 – 40 24 24
dalam penelitian terdiri atas data primer dan 40 – 50 7 7
data sekunder. Data primer penelitian ini > 50 3 3
akan dikumpulkan melalui kuesioner yang Pendidikan SMA/Sederajat 93 78
disebarkan kepada para pelaku usaha Thai terakhir D1/D2/D3 10 8
Tea di Kota Bandung berjumlah 120 D4/S1 15 13
responden. Metode pengambilan sampel S2/S3 2 1
yang digunakan adalah purposive sampling jenis usaha Perseorangan 76 63
dikarenakan jumlah populasi responden Firma 12 10
penelitian tidak diketahui. Metode purposive Usaha Keluarga 27 23
sampling digunakan untuk memastikan Perseroan Terbatas 5 5

1008
Jumlah 1 – 5 orang 98 82 dari rata-rata, yaitu sebesar 26%. Angka
karyawan 6 – 10 orang 7 6 tersebut mengindikasikan bahwa responden
11 – 20 orang 15 12 memiliki variasi jawaban yang tinggi atau
> 20 orang 0 0 menjawab pernyataan relatif berbeda.
Lama 1 – 2 tahun 99 83
Berdirinya 2 – 3 tahun 8 10 4.2.2 Hasil Uji Deskriptif Keunggulan
3 – 4 tahun 13 7 Bersaing
> 4 tahun 0 0
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel
4.2 Pengukuran Model
Std.
N Mini Maxi Mean Deviatio
Analisis data hasil distribusi kuesioner n
dilakukan untuk menentukan variabel
strategi inovasi yang berpengaruh terhadap Keunikan_Produk 120 2.00 5.00 4,28 ,631
keunggulan bersaing. Uji statistik yang Variasi_Produk 120 1.00 5.00 3,79 ,9665
digunakan dalam penelitian yaitu meliputi
uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi Harga_Produk 120 1.00 5.00 3,19 1,1115
klasik, uji regresi linear sederhana, dan uji
Reputasi 120 1.00 5.00 3,79 ,852
hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keseluruhan pernyataan dalam Pengalaman_Pelangga
120 1.00 5.00 4,29 ,649
instrumen dapat diterima dan dinyatakan n
valid apabila memiliki nilai koefisien Keunggulan_Bersain
korelasi lebih dari 0.1793 [22]. Uji 120 1.00 5.00 3,868 ,842
g
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
reliability scale. Hasil penelitian Valid N (listwise) 120
menunjukkan bahwa seluruh variabel Keunggulan Bersaing
memiliki nilai skala dalam rentang
reliabilitas 0.6 – 0,78, sehingga data dapat Berdasarkan tabel 4.3, secara keseluruhan
dinyatakan reliabel. dimensi-dimensi pada variabel Keunggulan
Bersaing mempunyai nilai mean 3,868. Jika
4.2.1 Hasil Uji Deskriptif Strategi Inovasi dibandingkan dengan tabel interpretasi skala
interval, maka nilai 3,868 berada pada skala
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel 3,41 – 4,20 dengan keterangan termasuk
Strategi Inovasi kategori “Tinggi”. Dimensi yang memiliki
N Min Maxi Mean Std. Deviation nilai mean terbesar adalah Pengalaman
Pelanggan sebesar 4,29 yang termasuk pada
Orientasi_Kepemimpinan 120 2.00 5.00 3,41 ,6536 kategori “Sangat Tinggi”. Sedangkan,
Tipe_Inovasi 120 1.00 5.00 3,87 ,823
dimensi yang terendah adalah dimensi Harga
Produk yang tergolong “Cukup” dengan
Sumber_Inovasi 120 2.00 5.00 3,14 1,104 nilai mean sebesar 3,19. Nilai standar
deviasi dari variabel ini berada di atas 20%
Tingkat_Investasi 120 2.00 5.00 3,10 ,812
dari rata-rata, yaitu sebesar 21,7%. Angka
Strategi_Inovasi 120 1.00 5.00 3.37 ,8765 tersebut mengindikasikan bahwa responden
memiliki variasi jawaban yang tinggi atau
Valid N (listwise) 120
menjawab pernyataan relatif berbeda.
Berdasarkan tabel 4.2 secara keseluruhan
dimensi-dimensi pada variabel Strategi 4.3 Uji Asumsi Klasik
Inovasi mempunyai nilai mean 3,37. Bila Uji asumsi klasik dilakukan untuk
dilihat pada tabel interpretasi skala interval memastikan bahwa data yang dimiliki
maka nilai 3,37 berada pada interval 2,61 – memenuhi syarat – syarat untuk melakukan
3,40 dengan keterangan “Cukup”. Dimensi uji regresi linear sederhana.
yang memiliki nilai mean terbesar adalah
Tipe Inovasi sebesar 3,87 yang termasuk 4.3.1 Hasil Uji Normalitas
pada kategori “Tinggi”. Sedangkan, dimensi
yang terendah adalah dimensi Tingkat
Investasi yang tergolong “Cukup” dengan
nilai mean sebesar 3,10. Nilai standar
deviasi dari variabel ini berada di atas 20%

1009
Strategi Keunggulan
Inovasi Bersaing

Pearson
1 ,507**
Correlation
Strategi Sig. (2-
Inovasi ,000
tailed)
N 120 120
Pearson **
,507 1
Correlation
Keunggulan
Sig. (2-
Bersaing ,000
tailed)
N 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
Analisis Korelasi digunakan untuk
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normality : P-Plot mengetahui apakah terdapat hubungan
antara variabel strategi inovasi terhadap
Dasar pengambilan keputusan grafik P-Plot keunggulan bersaing serta mengetahui
adalah jika titik-titik menyebar sekitar garis besarnya hubungan diantara kedua variabel
dan mengikuti garis diagonal, maka nilai tersebut. Berdasarkan tabel 4.4, diketahui
residual tersebut telah normal. Berdasarkan bahwa nilai korelasi antara variabel strategi
Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik yang inovasi dengan keunggulan bersaing adalah
ada menyebar di sekitar garis dan mengikuti sebesar 0,507 dan berilai positif. Angka
arah garis diagonal. Maka dapat dikatakan tersebut pada tabel interpretasi korelasi De
data yang digunakan pada penelitian ini Vaus terdapat pada interval 0,50-0,69 yang
berdistribusi normal. berarti strategi inovasi dengan keunggulan
bersaing memiliki hubungan yang kuat dan
4.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas menandakan adanya hubungan antara
strategi inovasi dengan keunggulan bersaing
secara searah.

4.5 Uji Analisis Regresi Sederhana


Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Regresi
Sederhana
Standardiz
Unstandardiz ed
ed Coefficient
Coefficients s
Std. Sig
Model B Error Beta t .
1 (Consta 21,05 5,10 ,00
4,124
nt) 3 5 0
Gambar 4. 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Strategi 6,38 ,00
,576 ,090 ,507
Inovasi 4 0
Berdasarkan hasil pada Gambar 4.2 a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
menujukkan bahwa titik-titik tidak
membentuk pola yang jelas, dan titik-titik Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa
menyebar di atas dan bawah angka 0 pada konstanta (a) bernilai 21,053 dengan
sumbu Y. Gambar 4.2 menunjukkan tidak koefisien regresi (b) bernilai 0,576. Oleh
terjadi masalah heteroskedastisitas pada karena itu, persamaan regresi yang dapat
model regresi sehingga layak dipakai untuk diperoleh adalah sebagai berikut :
memprediksi variabel keunggulan bersaing
dengan pengaruh variabel strategi inovasi. Y = 21,052 + 0,576x

4.4 Uji Korelasi Nilai a dan b pada persamaan tersebut dapat


diartikan bahwa :
Tabel 4.4 Hasil Uji Korelasi
a. Konstanta sebesar 21,052 dapat diartikan
jika strategi inovasi bernilai (X=0), maka
keunggulan bersaing yang tercapai hanya
sebesar 21,052.

1010
b. Strategi inovasi memiliki nilai koefisien diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat
regresi sebesar 0,576. Hal tersebut berarti pengaruh strategi inovasi (x) terhadap
setiap penambahan satu angka strategi keunggulan bersaing (y).
inovasi dengan koefisien bernilai positif, 2. Nilai t hitung variabel strategi inovasi
maka keunggulan bersaing akna mengalami adalah sebesar 6,384. Karena nilai t hitung
peningkatan sebesar 0,576. 6,384 > t tabel 1,980, maka dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan Ho
ditolak. Artinya, adanya pengaruh strategi
inovasi (x) terhadap keunggulan bersaing
(y).
4.4 Uji Koefisien Determinasi
4.7 Pembahasan
Analisis deskriptif variabel strategi inovasi
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi digunakan dengan tujuan untuk menjawab
rumusan masalah pertama, yaitu bagaimana
Std. Error of
R Adjusted the tingkat strategi inovasi yang dilakukan oleh
Model R Square R Square Estimate para pelaku usaha minuman Thai Tea di
Kota Bandung. Dari keseluruhan dimensi
1 ,507a ,257 ,250 4,349
strategi inovasi yang telah diujikan, variabel
a. Predictors: (Constant), Strategi Inovasi strategi inovasi yang dilakukan oleh para
pelaku usaha minuman Thai Tea di Kota
Analisis regresi linear sederhana dilakukan Bandung dengan nilai mean 3,37 tergolong
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dalam kategori “Cukup” sesuai dengan hasil
hubungan yang terjadi antar setiap variabel yang di dapat pada tabel 4.2. Hal tersebut
bebas terhadap variabel terikat dalam mengindikasikan bahwa strategi inovasi
penelitian. Pada tabel 4.6, hasil uji statistik pelaku usaha sektor minuman Thai Tea di
regresi linear sederhana menunjukkan Kota Bandung belum benar-benar baik.
pengaruh yang diberikan oleh strategi Artinya, strategi inovasi para pelaku UMKM
inovasi terhadap keunggulan bersaing sektor minuman Thai Tea di Kota Bandung
sebesar 25,7% (nilai adjusted R2 = 0.257). perlu ditingkatkan lagi agar mendapatkan
Sedangkan sisanya sebesar 74,3% hasil yang baik.
dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain
yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Dimensi pertama dan kedua dari variabel
strategi inovasi yaitu orientasi
4.6 Uji Hipotesis kepemimpinan dan tipe inovasi memiliki
nilai mean 3,41 dan 3,87. Jika dibandingkan
Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh dengan tabel interpretasi skala interval,
antara variabel independen terhadap variabel maka kedua nilai tersebut berada pada skala
dependen secara simultan. Apabila nilai t 3,41 – 4,20 dengan keterangan termasuk
hitung lebih besar dari t tabel, maka kategori “Tinggi”. Hal tersebut menandakan
hipotesis yang diajukan dapat diterima. Nilai bahwa para pelaku usaha sektor minuman
t hitung dapat dilihat pada hasil analisis Thai Tea di Kota Bandung dapat
regresi, dan nilai t tabel didapat dengan memposisikan masing-masing usahanya
signifikansi α : 0,05 dengan df = n - k. tersebut sebagai usaha yang first-to-the-
market ataupun second-to-the-market
Tabel 4.3 Hasil Uji T dengan mengutamakan pada implementasi
inovasi proses dan inovasi produk sebagai
Model t Sig. ujung tombaknya dalam menghasilkan
produk yang unik dan beragam. Produk yang
dimaksud adalah produk yang telah
1 (Constant) 5,105 ,000
mengalami peningkatan secara signifikan
Strategi Inovasi 6,384 ,000 dengan pengoptimalan kombinasi dari
pengetahuan dan teknologi yang ada.
Nilai yang ada pada tabel 4.3 dapat diartikan Dimensi ketiga adalah sumber inovasi
bahwa : dengan nilai mean 3,14 berada pada interval
1. Nilai signifikansi (sig) variabel strategi 2,61 – 3,40 dengan keterangan “Cukup”.
inovasi adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sumber inovasi menjelaskan pelaksanaan
Sig. 0,000 < probabilitas 0,05, maka H1

1011
aktivitas inovasi, apakah ide inovasi berasal masing-masing untuk dapat meningkatkan
dari internal perusahaan, eksternal keunikan dari rasa, kemasan dan layanan
perusahaan atau keduanya [10]. Sebagian yang ditawarkan agar dapat membuat
besar inovasi usaha minuman Thai Tea di pembeli merasa bangga mengkonsumi
Kota Bandung diperoleh melalui pelanggan. produk Thai Tea yang dibelinya.
Dimensi keempat yaitu tingkat investasi Kemudian, dua dimensi yang lain yaitu
dengan nilai mean 3,10 berada pada interval dimensi variasi produk dan reputasi dengan
2,61 – 3,40 dengan keterangan “Cukup”. nilai mean sama-sama berjumlah 3,79
Tingkat investasi dalam penelitian ini berada pada interval 3,41-4,20 tergolong
terbagi ke dalam 2 indikator, yaitu investasi dalam kategori “Tinggi”. Artinya, sebagian
teknologi dan investasi sumber daya besar pelaku usaha sektor minuman Thai
manusia. Investasi teknologi adalah Tea di Kota Bandung memperbanyak ukuran
pengeluaran untuk peralatan, infrastruktur, kemasan dan pelayanan yang ditawarkan.
fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk Kemudian, para pelaku usaha Thai Tea juga
melakukan inovasi. Sedangkan Investasi di sebagian besar telah membangun hubungan
bidang sumber daya manusia termasuk dengan pelanggan melalui pengoptimalan
diantaranya gaji, pelatihan, dan biaya-biaya kecanggihan teknologi (instagram, twitter,
lain yang berhubungan dengan facebook, dll).
pengembangan karyawan. Diketahui bahwa
Sementara itu, masih terdapat satu dimensi
kedua indikator sama-sama memiliki nilai
yaitu dimensi harga/nilai produk dengan
mean yang tergolong ke dalam kategori
nilai mean 3,19 tergolong kedalam kategori
“Cukup”. Artinya, dalam hal mengeluarkan
“Cukup”. Hal ini berarti para pelaku usaha
biaya/anggaran untuk peralatan, pelatihan
minuman Thai Tea belum benar-benar
dan pengembangan karyawan, masih belum
mengutamakan harga produk sebagai hal
semua para pelaku usaha minuman Thai Tea
yang utama dalam mencapai keuggulan
yang bersedia melakukan investasi dalam
bersaing. Contohnya, hampir sebagain usaha
hal tersebut.
Thai Tea menetapkan harga jual hanya
Analisis deskriptif variabel keunggulan sebatas menjadi follower dan masih jarang
bersaing digunakan untuk menjawab yang memberikan potongan harga. Padahal,
rumusan masalah kedua, yaitu bagaimana kedua hal tersebut dapat menjadi strategi
tingkat keunggulan bersaing yang dimiliki pembeda untuk bersaing di lingkungan yang
oleh para pelaku usaha minuman Thai Tea di semakin kompetitif. Secara keseluruhan, jika
Kota Bandung. Berdasarkan pada tabel 4.2, kelima dimensi dalam keunggulan bersaing
variabel keunggulan bersaing yang dimiliki dapat digunakan secara optimal, maka akan
oleh para pelaku usaha minuman Thai Tea di memiliki dampak yang baik bagi para pelaku
Kota Bandung dengan nilai mean 3,868 usaha sektor minuman Thai Tea untuk dapat
tergolong dalam kategori “Tinggi” Artinya, bersaing di lingkungan usaha sektor
tingkat keunggulan bersaing para pelaku minuman yang semakin kompetitif di Kota
usaha sektor minuman Thai Tea di Kota Bandung.
Bandung benar-benar kompetitif. Para
Analisis pengaruh strategi inovasi terhadap
pelaku UMKM sektor minuman Thai Tea di
keunggulan bersaing ini dilakukan guna
Kota Bandung akan terus mencari cara agar
menjawab rumusan masalah poin ke tiga,
bisa bersaing, bisa dengan cara menekan
yaitu yaitu seberapa besar pengaruh strategi
biaya semurah mungkin, berpikir secara
inovasi terhadap keunggulan bersaing.
inovatif dalam hal variasi produk,
Berdasarkan hasil penelitian yang diujikan
menciptakan peluang dan selalu siap untuk
kepada 120 responden meliputi pemilik dan
menghadapi ketidakpastian pangsa pasar.
karyawan usaha Thai Tea di Kota Bandung,
Dari keseluruhan dimensi yang telah diperoleh hasil yang menunjukkan terdapat
diujikan, dimensi keunikan produk dan hubungan antara strategi inovasi dengan
pengalaman pelanggan dengan nilai mean keunggulan bersaing. Hal ini dibuktikan
4,28 dan 4,29 berada pada interval 4,21 – dengan hasil analisis korelasi antara variabel
5,00 tergolong kategori “Sangat Tinggi”. strategi inovasi dengan keunggulan bersaing
Artinya, mayoritas UMKM sektor minuman sebesar 0,507. Angka tersebut pada tabel
Thai Tea di Kota Bandung telah menerapkan interpretasi korelasi De Vaus terdapat pada
strategi dari dua dimensi tersebut. interval 0,50-0,69 yang berarti strategi
Contohnya, setiap usaha memiliki strategi

1012
inovasi dengan keunggulan bersaing pengaruh strategi inovasi terhadap
memiliki hubungan yang kuat. keunggulan bersaing adalah sebesar 25,7%.
Kemudian, strategi inovasi juga memiliki Dalam pengujian deskriptif, diperoleh
pengaruh positif terhadap keunggulan bahwa strategi inovasi yang dilakukan oleh
bersaing. Hal tersebut dapat dilihat dari para pelaku usaha tergolong cukup dan
persamaan analisis regresi linier sederhana tingkat keunggulan bersaingnya tinggi dan
yang dihasilkan yaitu, Y = 21,052 + 0,576x. bisa diartikan bahwa sebagian para pelaku
Presentase pengaruh yang diberikan strategi usaha Thai Tea di Kota Bandung
inovasi terhadap keunggulan bersaing adalah berorientasi secara pragmatis. Artinya,
sebesar 25,7% yang diketahui dari hasil sebagian dari mereka adalah pengusaha yang
koefisien determinasi dengan nilai R-square hanya menjual Thai Tea sebagai produk
sebesar 0,257. Temuan uji verifikatif ini minuman biasa dengan harga yang murah
menambah varian penemuan dari beberapa dikarenakan minat pasar untuk produk Thai
peneliti sebelumnya yang menyatakan Tea masih tinggi. Sepintas mereka akan
adanya pengaruh antara strategi inovasi dan cepat mendapatkan keuntungan, tetapi dari
keunggulan bersaing bersifat positif dan segi produknya tidak akan menciptakan
signifikan [23], inovasi knowledge dengan produk-produk yang inovatif.
keunggulan bersaing [24], serta menjelaskan
pengaruh antara kapabilitas inovasi dan 6. IMPLIKASI MANAJERIAL
keunggulan bersaing yang berkelanjutan
[25] [26]. Penelitian ini memiliki beberapa implikasi
manajerial. Tingginya tingkat persaingan
Selanjutnya, untuk menguji hipotesis
antar pelaku usaha yang bergerak di bidang
penelitian tentang terdapat pengaruh yang
usaha minuman Thai Tea membuat
signifikan atau tidaknya, dilakukan uji t.
permasalahan mengenai cara untuk dapat
Berdasarkan uji t, diperoleh nilai t hitung
sebesar 6,384 dan t tabel 1,980 serta nilai lebih unggul dan cara menarik lebih banyak
signifikansi (sig) variabel strategi inovasi konsumen. Strategi inovasi adalah
jantungnya entrepreneurship, namun
adalah sebesar 0,000 dan probabilitas 0,05.
tampaknya belum dijadikan agenda utama
Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel
para pelaku sektor usaha minuman Thai Tea
dan nilai Sig. 0,000 kurang dari probabilitas
di Kota Bandung untuk meningkatkan
0,05, kedua hasil tersebut berarti
menunjukkan adanya pengaruh positif yang keunggulan bersaingnya, dibuktikan dari
signifikan antara strategi inovasi dengan hasil yang didapat bahwa strategi inovasi
masih tergolong cukup. Dalam dimensi
keunggulan bersaing. Hasil penelitian
sumber inovasi, sebagian besar perusahaan
membuktikan adanya pengaruh strategi
hanya menggunakan pelanggan sebagai
inovasi terhadap keunggulan bersaing dalam
industri kreatif sektor usaha minuman Thai sumber inovasi. Sebaiknya perusahaan juga
Tea di Kota Bandung. bisa menggunakan sumber-sumber inovasi
yang lain seperti dari karyawan dan juga
5. KESIMPULAN pesaing. Pemilik usaha harus dapat
mendengarkan dan memberikan kebebasan
Selama beberapa tahun terakhir, Kota pada karyawan untuk bisa mengeluarkan ide
Bandung mengalami perkembangan yang serta dapat pula mencontoh sang Market
sangat pesat khusunya pada bidang kuliner. leader dalam mencari inovasi. Dalam hal
Hasil dari penelitian merujuk berdasarkan tingkat investasi, sebaiknya perusahaan
dua hipotesa yang diuraikan di kerangka dalam beberapa waktu sekali
teoritis. Secara spesifik, strategi inovasi mengalokasikan dana untuk kebutuhan
berpengaruh secara positif dan signifikan investasi, bisa dalam investasi teknologi,
terhadap keunggulan bersaing. Hal ini pengembangan sumber daya manusia berupa
mengindikasikan bahwa orientasi meningkatkan skill dan inovatif karyawan
kepemimpinan, tipe inovasi, sumber inovasi dengan memberikan fasilitas berupa untuk
dan tingkat investasi secara signifikan uji coba produk dan mengikutsertakan dalam
mempengaruhi keunggulan bersaing untuk berbagai pelatihan.
melakukan peningkatan keunikan produk,
variasi produk, harga produk, reputasi dan Keunggulan bersaing industri kreatif sektor
pengalaman pelanggan. Adapun besar usaha minuman Thai Tea di Kota Bandung
tergolong dalam kategori tinggi. Namun,

1013
masih terdapat beberapa dimensi dan Para pelaku usaha Thai Tea harus
indikator tergolong cukup dan harus memperkuat reputasinya terlebih dahulu,
ditingkatkan sejalan dengan permasalahan kemudian menciptakann pengalaman
yang ada di lapangan. Dalam segi ukuran pelanggan yang tidak terlupakan bagi para
kemasan, sebaiknya perusahaan pelanggan, meningkatkan benefit
memperbanyak ukuran kemasan dapat dibandingkan cost yang diterima,
membuat variasi pilihan bagi pembeli memperbanyak variasi produk dan layanan
(small, medium, large). Kemudian, dalam serta menciptakan keunikan produk/jasa
hal memberikan potongan harga, sebaiknya yang ditawarkan melalui strategi inovasi,
tiap-tiap usaha Thai Tea memiliki strategi sehingga para pelaku usaha dapar
memberi potongan harga kepada konsumen berorientasi secara unggul menjadi market
yang dapat menjadi solusi alternatif dalam leader dan trendsetter bagi pesaing-
mencari cara untuk menggerakkan angka pesaingnya..
penjualan. Selain itu, dalam membangun
hubungan dengan pemerintah, para pelaku 7. KETERBATASAN DAN
usaha Thai Tea mulai untuk mendaftarkan PENELITIAN LEBIH LANJUT
usahanya agar dapat memberikan banyak
manfaat, diantaranya: mendapat legalitas Penelitian ini memiliki beberapa batasan,
dari pemerintah (berhak mendapatkan batasan penelitian ini dapat memberikan
berbagai akses permodalan dan bimbingan), pedoman untuk penelitian di masa depan.
akses pembiayaan lebih mudah (pembiayaan Penelitian ini didominasi oleh responden
dari bank, karena pihak bank biasanya hanya yang merupakan karyawan, sehingga untuk
mau memberikan pinjaman yang sudah jelas penelitian lebih lanjut peneliti dapat
identitasnya) dan akses mendapatkan menyebarkan kuesioner lebih merata kepada
pendampingan usaha dari pemerintah pemilik usaha. Penambahan variabel seperti
(seminar, workshop atau penyuluhan promosi penjualan dan keputusan pembelian
langsung ke lokasi). dapat dilakukan mempertimbangkan
banyaknya pelaku usaha yang saat ini
menggunakan strategi tersebut untuk
meningkatkan jumlah transaksi.

DAFTAR PUSTAKA Innovation Management, 16(2), 142


– 151.
[1] Departemen Perdagangan Republik
[5] Diab, S. M. 2013. Using the
Indonesia, 2009. "Pengembangan
Competitive Dimensions to
Ekonomi Kreatif Inodnesia 2025,"
Achieve Competitive Advantage: A
Rencana Pengembangan Ekonomi
Study on Jordanian Private
Kreatif Indonesia 2009-2015.
Hospitals. International Journal of
[2] Dhewanto, W., Indradewa, R., Ulfa,
Academic Research in Business
W. N., Rahmawati, S., Yoshanti,
and Social Sciences, 4.
G., & Lumanga, C. Z. 2015.
[6] Martim de Conto, S., Junior, J. A.
"Manajemen Inovasi untuk Usaha
V. A., & Vaccaro, G. L. R. 2016.
Kecil dan Mikro," Bandung: CV
"Innovation as a Competitive
Alfabeta.
Advantage Issue: A Cooperative
[3] Badan Ekonomi Kreatif, 2017.
Study on an Organic Juice and
"Rencana Strategis Badan Ekonomi
Wine Producer," Gest. Prod, 23(2),
Kreatif 2013-2017,"
397-407.
http://www.bekraf.go.id/berita/page
[7] Departemen Perindustrian. 2007.
/17/rencana-strategis-badan-
"Membangun Daya Saing Industri
ekonomi-kreatif-2015-2019
Daerah dengan Pendektan
(diakses online 15 maret 2019)..
Kompetensi Inti Industri Daerah,"
[4] Larsen, P., & Lewis, A. 2007.
Jakarta : Departemen Perindustrian
"How Award-Winning SMEs
dan Perdagangan.
Manage The Barriers To
[8] Kazinguvu, N. 2016. "Strategic
Innovation," Creativity and
Innovation in Management of small

1014
and Medium-Sized Manufacturing edition, South Western, College
Companies in Rwanda, East Africa Publishing.
Collaborative PhD," Program in [18] Dennis, J., William. 2003. "Raising
Economics and Management, 3, 1- Respones Rates In Mail Surveys Of
13. Small Business Owners: Results of
[9] Hittmár, Š., Varmus, M., & Lendel, an Experiment," Journal of Small
V. (2014). "Proposal of model for Business Management, Vol. 41 (3),
effective implementation of pp. 278-295.
innovation strategy to business," [19] Reniati. 2013. "Kreativitas
Procedia - Social and Behavioral Organisasi & Inovasi Bisnis,"
Sciences, 109, 1194 – 1198. Bandung : CV alfabeta.
[10] Anatan, L., & Ellitan, L. (2009). [20] D. A. G. Sugiama, Metode Riset
"Manajemen Inovasi (Transformasi Bisnis dan Manajemen. Bandung:
Menuju Organisasi Kelas Dunia)," Guardaya Intimarta, 2008.
Bandung: CV. Alfabeta. [21] D. Suhartanto. 2014. Metode Riset
[11] Madique, M and Patch, P. 1988. Pemasaran. Bandung: Alfabeta.
"Corporate Strategy and [22] Sugiyono. (2014). "Metode
Technology Policy in Reading in Penelitian Kuantitatif Kualitatif &
the Management of Innovation," RND," Bandung: Alfabeta.
2nd ed., Ballinger Publishing [23] Christensen, C. M., & Raynor, M.
Company, Cambridge, MA. E. 2003. The Innovation’s Solution:
[12] Betz, F. 1993. "Strategic Creating Sustaining Successful.
Technology Management," Growth, Harvard Business School
McGraw Hill, Series Introduction. Press.
[13] Mansfield, E. 1988. "The Speed [24] Ansori, Yusak. 2005. Analisis
and Cost Of Industrial Innovation Keunggulan Bersaing Melalui
In Japan and United States; Penerapan Knowledge
External Versus Internal Management dan Knowledge-
technology," Management Science, Based Strategy di Surabaya Plaza
Vol. 10, Oct. pp, 1157-1168. Hotel. Jurnal Manajemen
[14] Thomson, J. H., and Ewer, S.R. Perhotelan Vol. 1 No. 2, hal. 39-53.
1989. "How Should R&D Report [25] Spacapan, Gabrijela Leskovar &
Its Expenditures," Research and Bastic Majda. 2007. Differences in
Development, 31,2, 174-176. Organization Inovation Capability
[15] Cakti, Indra. 2015. "Model Strategi in Transition Economy: Internal
Perbankan Syariah Menghadapi Aspect of The Organizations
Persaingan Perbankan di Era Strategic Orientation. Technovation
Masyarakat Ekonomi ASEAN," 27, pp. 533-546.
Jurnal Ilmu Manajemen dan [26] Kariuki, Anthony. 2017. "Effects
Akuntansi, Vol. 3, Issue 1, 47-54.. Of Innovation Strategy In
[16] Walker, Gordon. 2009. "Modern Enhancing Competitive Advantage
Competitive Strategy," Third Among Commercial Banks In
Edition, Mc. Graw Hill, Kenya," United States International
International. University- Africa.
[17] Longnecker, Moore & Petty. 2003.
"Small Business Management," 12

1015

Anda mungkin juga menyukai