Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sulistyawati (2009) masa nifas dimulai setelah kelahiranplasenta

dan berakhir ketika lat-alat kandungan kembali seperti keadaansebelum hamil.

Vitamin A salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnyadalam kolostrum dan

menurun pada ASI biasa. Sasaran suplementasiVitamin A ada ibu nifas 0-42 hari

yaitu kapsul merah dengan dosis (200.000IU) yang diberikan sebanyak 2 kali, 1

(satu) kapsul vitamin A diminumsegera setelah persalinan dan 1 (satu) kapsul

vitamin A kedua diminum 24 jam sesudah pemberian kapsul vitamin A pertama.

Ibu nifas harus diberikankapsul vitamin A dosis tinggi diharapkan cukup

menambah kandunganvitamin A dalam ASI sampai bayi berusia 6 bulan,

mempercepat kesehatanibu agar lebih cepat pulih setelah melahirkan dan

mencegah terjadinya infeksipada ibu nifas. Jika dalam 24 jam setelah melahirkan

ibu tidak mendapatvitamin A, maka kapsul vitamin A dapat diberikan pada

kunjungan ibu nifas atau pada KN 1 (6-48 jam) atau saat pemberian imunisasi

hepatitis B (HB0) pada KN 2 (bayi berumur 3-7 hari ) atau pada KN 3 (bayi

berumur 8 -28 hari).Tenaga kesehatan yang memberikan suplementasi vitamin A

untuk ibunifas adalah dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dan kader telah

mendapat penjelasan terlebih dahulu dari petugas kesehatan(Depkes RI, 2009).

Pada ibu menyusui, vitamin A berperan penting untuk memelihara

kesehatan ibu selama masa menyusui (Dinkes Jateng, 2007). Semua anak,
walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus gizi baik dan tinggal di

negara maju, pada masa nifas perlu diberikan vitamin A untuk menaikkan jumlah

kandungan vitamin A dalam ASI. Selain bagi ibu vitamin A juga bermanfaat pada

bayi, karena pada masa nifas ibu menyusui bayinya sehingga secara tidak

langsung bayi pun juga memperolehnya.

Manfaat vitamin A selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat

juga meningkatkan kelangsungan hidup anak serta membantu pemulihan

kesehatan ibu nifas (Saleha, 2009). Menurut Almatsier (2010)fungsi vitamin A

adalah untuk penglihatan, diferensiasi sel, untuk kekebalan tubuh, pertumbuhan

dan perkembangan. Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian penting dari

kegiatan pemantuan dan evaluasi kapsul vitamin A.

Pencatatan dan pelaporan cakupansuplementasi vitamin A pada bayi, anak

balita dan ibu nifas dilakukan secara berjenjang mulai dari posyandu sampai

dengan Provinsi. Pencatatan dan pelaporan dilakukan di semua tingkatan, data

yang dilaporkan antara lain pemberian kapsul vitamin A ibu nifas dicatat di kohort

ibu, termasuk pemberian vitamin A yang dilakukan pada pelayanan kesehatan

swasta. Laporan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas tingkat Kabupaten/Kota

mencakup kegiatan pemberian vitamin A yang dilakukan oleh Puskesmas dan

pemberian vitamin A ibu nifas yang dilakukan di Rumah Sakit Pemerintah

maupun swasta, akan dilaporkan setiap bulan. Laporan pemberian kapsul vitamin

A ibu nifas yang dibuat oleh pengelola program gizi harus berkoordinasi dengan

pengelola program KIA (Depkes RI, 2009).


Upaya penanggulangan KVA (Kekurangan Vitamin A )saat ini masih

terbatas pada upaya pendekatan berbasis pangan yang mencakup program

diversifikasi, edukasi gizi dan fortifikasi makanan, intervensi kesehatan

masyarakat, serta pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas.

Dari 78 negara yang dipastikan terkena KVA, baru 46 negara yang

mengeluarkan kebijakan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas salah satunya

termasuk Indonesia. Walaupun demikian, UNICEF menyebutkan bahwa hanya

terdapat 17 negara dengan lebih dari 10% ibu nifas yang mendapatkan kapsul

vitamin A (Gibney MJ, et al, 2009). Vitamin A berperan penting dalam

penglihatan, pertumbuhan dan perkembangan fisik, serta fungsi kekebalan tubuh.

Defisiensi vitamin A meningkatkan resiko buta senja dan kondisi mata lainnya

(WHO, 2011).

Di Negara berkembang, pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi

sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh sebab itu,

sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A. Anak-anak yang

sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi terkena

Xeropthalmia (gangguan pada mata berupa kekeringan pada selaput lendir atau

konjungtiva dan selaput bening atau kornea akibat kekurangan vitamin A )

dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan ASI walau hanya dalam

jangka waktu tertentu (Depkes RI, 2011).

Dampak kekurangan vitamin A menyebabkan mata tak dapat

menyesuaikan diri terhadap perubahan cahaya yang masuk dalam retina. Sebagai
konsekuensi awal terjadilah rabun senja, yaitu mata sulit melihat kala senja atau

dapat juga terjadi saat memasuki ruangan gelap. Bila kekurangan vitamin A

berkelanjutan maka akan mengalami xerophtalmia yang mengakibatkan kebutaan.

Selain itu kekurangan vitamin A menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi

bakteri dan virus. Tanpa vitamin A, sistem pertahanan tubuh akan hilang sehingga

memicu tubuh rentan terserang penyakit (Zulkarnaen, 2012).

Naibaho (2011) berdasarkan dari hasil penelitian cakupan pemberian

kapsul vitamin A di Puskesmas Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah tahun

2009 adalah 67,14 %, sedangkan pedoman nasional yang ada saat ini

merekomendasikan bahwa 100 % ibu nifas mendapat dua kapsul vitamin A

200.000 SI yang diberikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan. Hasil

penelitian menunjukkan, di antara ke-9 penolong persalinan ada 4 penolong

persalinan ( 44,4 % ) yang mengetahui pemberian dan manfaat kapsul vitamin A

untuk ibu nifas yang diberikan dua kali. Hanya 1 dari 9 ibu nifas ( 11,1 % ) yang

mengetahui tentang pemberian dan manfaat pemberian kapsul vitamin A untuk

ibu nifas, ketersedian kapsul vitamin A pada penolong persalinan 987 kapsul

200.000 SI. Dari 9 penolong persalinan hanya ada 1 penolong persalinan ( 11,1

% ) yang memberikan kapsul vitamin A dua kali.

Kurniawati (2015)Berdasarkan dari hasil penelitian pengetahuan bidan di

desa terkait pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A sudah baik dan telah sampai

pada tahap aplikasi sedangkan untuk kader dan ibu nifas belum mengetahui

pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas. Sikap bidan di desa dan

kader mendukung pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas. Sikap
ibu nifas kurang mendukung dalam pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A pada

ibu nifas. Ketersediaan kapsul vitamin A di tingkat bidan di desa bergantung pada

ketersediaan kapsul vitamin A di Puskesmas Kalibawang dan Dinas Kesehatan.

Peran bidan di desa dalam pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A telah

dilakukan namun belum optimal. Sedangkan peran kader dalam pelaksanaan

pemberian kapsul vitamin A tidak dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Kalibawang.

Wulandari (2013) berdasarkan dari hasil penelitian tingkat pengetahuan

ibu nifas tentang vitamin A di Klinik Bersalin Utami Nugroho Puro

Karangmalang Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 7

responden (20,6%), pengetahuan cukup 21 responden (61,8%) yang dipengaruhi

oleh usia, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak.

Pembangunan Kesehatan di Kota Yogyakarta bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Di Kota

Yogyakarta setiap ibu dalam masa nifas seharusnya mendapatkan kapsul vitamin

A warna merah (200.000 IU) yang berguna untuk mendukung masa pemulihan

setelah melahirkan. Adapun cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kota

Yogyakarta pada tahun 2014 yaitu 94,47 %. Cakupan tertinggi yaitu 100 persen

yang terjadi di beberapa Puskesmas sedangkan cakupan terendah yaitu di wilayah

Puskesmas Tegalrejo yaitu 80,99 %. (Dinkes, 2014). Di Wilayah Yogyakarta

cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas menurut dinas kesehatan sebesar
94,53% data tahun 2015. Cakupan terendah pemberian vitamin A pada ibu nifas

berada pada wilayah Puskesmas Kraton Yogyakarta sebesar 71,78%.

Target pemberian Vitamin A pada ibu nifas yaitu 100 % sehingga masih

perluilakukan upaya peningkatan cakupan pemberian vitamin A untuk ibu nifas

terutama di wilayah Puskesmas yang belum mencapai 100 %. Berdasarkan uraian

tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Gambaran Pengetahuan dan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di

Wilayah Kerja Puskesmas Kraton Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan dan pemberian

kapsul vitamin A pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kraton Yogyakarta

Tahun 2017 ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan pemberian kapsul

vitamin A pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kraton Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas dalam pemberian kapsul vitamin

A pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kraton Yogyakarta.


b. Mengetahui pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di Wilayah Kerja

Puskesmas Kraton Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran secara nyata, memperkuat dan

mengembangkan teori yang ada serta menambah wawasan dan referensi tentang

pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Ibu Nifas di Puskesmas Kraton Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu nifas mengenai

manfaat pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas.

b. Bagi Puskesmas Kraton Yogyakarta

Hasil penelitian ini dirahapkan dapat digunakan sebagai informasi masukan bagi

petugas kesehatan dan membagi pengetahuan tentang pentingnya konsumsi kapsul

vitamin A pada masa nifas.

c. Bagi Stikes Jenderal Achmad YaniYogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan

bahan studi untuk mahasiswa kebidanan khususnya tentang gambaran

pengetahuan dan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas yang dapat diakses

melalui perpustakaan.

Anda mungkin juga menyukai