Dosen Pembimbing :
Dr. H. Aang Ridwan, M. Ag.
NIP. 19740905 200701 1019
Disusun Oleh :
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan dunia saat ini atau dikenal dengan istilah globalisasi mengakibatkan
adanya kontak-kontak baru yang terjadi sesama masyarakat yang ada di dunia. Tidak ada
batasan wilayah maupun waktu. Semuanya bisa berjalan dengan sendirinya dan terjadi
dalam waktu yang sangat singkat. Kejadiannya sulit dikontrol karena tidak terlihat secara
langsung. Semuanya terjadi secara cepat, dan banyak yang bersifat countinue. Merujuk
kepada pengertian interaksi sosial yang dikatakan oleh Bimo Walgino yang mengatakan
interaksi sebagai hubungan antara individu satu dengan individu lain, salah satu, atau
keduanya bisa saling mempengaruhi. Interaksi sosial sebagai hubungan timbal balik
antara dua orang atau lebih, setiap orang akan memainkan perannya secara aktif. Peran
yang melekat pada seseorang menjadikannya sebagai sebuah sosok yang mempunyai
pengaruh terhadap sesuatu dan mempengaruhi proses interaksi yang dilakukannya.
Dakwah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang telah ada,
atau menciptakan metode baru. Dakwah dapat dilakukan dengan melihat keadaan
masyarakat yang sebenar-benarnya dan mencari metode baru yang lebih menarik dan
tepat untuk dilakukan dalam kegiatan dakwah. Al-Qur’an juga mengajarkan da’i untuk
melakukan beberapa cara dalam berdakwah sesuai dengan yang ada dalam surat an-Nahl:
125, yaitu:
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku (QS: Adzaariyat: 56).
Interaksi yang terus menerus terjadi tentu memberikan dampak bagi semua
komponen yang terlibat. Keduanya, merupakan hukum alam yang tidak bisa dihindari.
Masalah yang terjadi sekarang, banyak manusia yang menganggap pergeseran nilai
sebagai sebuah kemajuan. Ini sangat mengkhawatirkan. Apalagi bagi umat Islam yang
merupakan sasaran empuk dalam proses perkembagan zaman. Menyikapi hal ini,
dakwah bisa menjadi jalan alternatif dalam mengawal umat. Dakwah mempunyai
peluang yang sangat besar dalam menjaga segala nilai-nilai yang ada agar tidak
menyalahi nilainilai kebenaran. Dakwah saat ini juga harus dilakukan secara aktual
atau nyata dalam bentuk aksi yang sesungguhnya. Tuntutan hidup yang begitu tinggi
menuntut da’i memberikan contoh nyata dalam setiap teori yang selama ini
disampaikan
Sebagai contoh pengamen jalanan latar belakang ekonomi keluarganya kurang
mampu menyebabkan mereka turun ke jalan untuk mencari tambahan penghasilan
keluarganya. Dengan kata lain mereka berusaha menafkahi diri mereka sendiri, bahwa
pengamen jalanan yang lepas dari bimbingan orang tua dan keluarganya pada
umumnya, mereka tinggal di luar lingkungan keluarganya dan tinggal bersama-sama
dengan teman sebayanya, kemudian membentuk suatu kelompok. Banyak orang tua
yang mempekerjakan anakanaknya menjadi pengamen anak jalanan.
Data UNICEF (2016) sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati
pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta
anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Begitupula data statistik yang
dikeluarkan oleh BPS, bahwa di tingkat provinsi dan kabupaten menunjukkan terdapat
kelompok anak-anak tertentu yang terkena dampak paling rentan yang sebagian besar
berasal dari keluarga miskin sehingga tidak mampu melanjutkan pendidikan ke
jenjang selanjutnya. dikarenakan dengan alasan faktor ekonomi keluarga yang tidak
mampu, sehngga mereka menjadi pengamen anak di jalanan. Kekhawatiran akan
perkembangan anak yang bekerja di jalanan dilontarkan oleh praktisi pemberdayaan
perempuan dan anak nasional Wardah Hafidz pada diskusi antara Jaringan Fenomena
Anak Jalanan yang diselenggarakan oleh Media Konsultan Almadina bersama Forum
Komunikasi. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (FKP3A), bahwa
Indonesia 15 tahun mendatang akan menjadi bangsa pengemis, karena banyak orang
tua yang mengeksploitasi anaknya dengan bekerja sebagai pengamen atau Pengemis.
Salah satu pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 2019 dan berkembang
menjadi Pondok pesantren di tengah masyrakat adalah Pondok Pesantren Darul Hamid
Cimahi. Pesantren Darul Hamid ini merupakan Pondok gratis bagi para pengamen dan
preaman jalanan yang memiliki kesadaran untuk mempelajari ajaran islam. Salah satu
program Pondok pesantren ini selain dengan membebaskan santri nya dari biaya juga
memberikan pembinaan keagamaan dengan mengadakan program tahfid quran juga
secara persuasive target sasaran nya adalah pengemis dan preman jalanan untuk
bersama mempelajari agama islam.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian yang menjadi latar belakang penelitian di atas, maka penulis
memfokuskan penelitian yang akan dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana metode pembinaan akhlak preman di Pondok Pesantren Gratis Darul
Hamid?
2. Bagaimana efektivitas program dakwah dalam membina akhlak preman di Pondok
Pesantren Gratis Darul Hamid?
3. Apa Factor penghambat dakwah dalam membina akhlak masyarakat di Pondok
Pesantren Gratis Darul Hamid?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengtahui metode pembinaan akhlak preman di Pondok Pesantren Gratis Darul
Hamid.
2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas program dakwah dalam membina akhlak
preman di Pondok Pesantren Gratis Darul Hamid.
3. Untuk mengetahui apa Factor penghambat dakwah dalam membina akhlak masyarakat
di Pondok Pesantren Gratis Darul Hamid.
D. Kegunaan Penilitiaan
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut :
Peneilitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pola metode dakwah dalam meningkatkan
keislaman preman jalanan.
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu sumbangan keilmuan
khususnya tentang efektivitas dakwah terhadap membina akhlak preman di masyarakat dan
menambah referensi bagi para mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi khususnya untuk
mahasiswa jurusan komunikasi dan penyiaran islam.
b. Secara Praktis
Penelitian ini menjadi dan djiadikan salah satu bahan kegiatan dakwah dalam
membina akhlak masyarakat.
E. Landasan Pemikiran
a. Landasan teoritis
Dalam penelitian ini penulis Toeri Laswell. Lasswell adalah salah sau tokoh ilmuan
sejarah di amerika, teori nya merupakan teori komunikasi awal (1948). Ia menyatakan
bahwa cara terbaik dalam berkomunikasi adalah dengan cara menajawab pertanyaan. Who,
Says What, InWhich Channel, To Whom, With What ( Siapa mengatakan apa melalui
saluran apa kepada siapa dengan efek apa ). Effect Jawaban dari pertanyaan paradigmatik,
Media : Dakwah
Dari bagan di atas dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah pesan yang di sampaikan
kepada komunikan (Preman) dari si pembicara (Mubaligh) melalui cara yang akan
mendapatkan dampak atau efek yang sesuai dengan keinginan pembiara (mubaligh).
b. Kerangka Konseptual
Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta
semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan
masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-
pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau
menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial baru.
Menurut Karl Marx perubahan sosial atau mekanisme sistem sosial sangat
bergantung pada proses produksi interelasi antara pelaku-pelaku dan penguasa. Sementara,
Berger, masyarakat adalah suatu fenomena dialektik dalam pengertian bahwa masyarakat
merupakan suatu produk manusia, lain tidak, yang akan selalu memberi tindak balik kepada
produsennya. Masyarakat adalah suatu produk dari manusia. Masyarakat tidak mempunyai
bentuk lain kecuali bentuk yang telah diberikan kepadanya oleh aktifitas dan kesadaran
manusia. Oleh karena itu, realitas sosial tak terpisah dari manusia, sehingga dapat dipastikan
bahwa manusia adalah suatu produk masyarakat.
Dakwah sebagai suatu proses perubahan sosial terencana yang dirancang untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, di mana pembangunan dilakukan saling melengkapi
proses pembangunan ekonomi. Pembangunan sosial sebagai pendekatan pembangunan yang
bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi
kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial, namun hal yang
paling terpenting adalah bagaimana menjaga tingkat kereligiusan sebagai modal utama dalam
setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu, perubahan sosial menuju ke arah tertentu, maka
dakwah Islam berfungsi memberikan arah dan corak ideal tatanan masyarakat baru yang akan
mendatang. Dengan demikian, aktualisasi dakwah berarti upaya penataan masyarakat
terusmenerus di tengah-tengah dinamika perubahan sosial sehingga tidak ada satu sudut
kehidupan pun lepas dari perhatian dan pengharapannya.
Menurut Asep Muhyidin, dakwah adalah upaya kegiatan mengajak atau menyeru umat
manusia agar berada di jalan Allah (sistem Islami) yang sesuai dengan fitrah dan
kehanifannya secara integral, baik melalui kegiatan lisan dan tulisan atau kegiatan nalar dan
perbuatan, sebagai upaya pengejawantahan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran spiritual yang
universal sesuai dengan dasar Islam. Dakwah adalah proses transformasi ajaran dan nilai-
nilai Islam dari seorang atau sekelompok da’i kepada seorang atau sekelompok mad’u
dengan tujuan agar seseorang atau sekelompok orang yang menerima transformasi ajaran dan
nilai-nilai Islam itu terjadi pencerahan iman dan juga perbaikan sikap serta perilaku yang
Islami.
Secara umum perubahan sosial yang terjadi erat kaitannya dengan penerimaan variasi
cara hidup manusia. Penerimaan variasi cara hidup initerkait dengan pengaruh yang ada di
sekitarnya. Perubahan yang terjadi ada yang berdampak positif sebagai langkah untuk lebih
maju dan ada yang bersifat negatif karena tidak sesuai dengan budaya setempat dan
menyalahi kebenaran nilai-nilai sosial yang ada, baik nilai agama, budaya, poitik, ekomomi,
dan lain sebagainya. Perubahan yang terjadi dan diterima oleh masyarakat akan melahirkan
budaya baru. Budaya baru tersebut akan menggeser atau malah mengganti budaya yang telah
lama. Keberadaannya akan dibuktikan melalui eksistensinya di tengah masyarakat. Jika
masyarakat masih percaya dan mengakui keberadaannya maka dianggap masih eksis. Tetapi
jika budaya lama tidak dipakai bahkan ditinggalkan masyarakat maka budaya yang baru akan
menggantikannya.
Berdasarkan gambar di atas, dapat dipahami dari zaman dahulu, sekarang, dan di masa
yang akan datang perubahan akan senantiasa terjadi. Proses perubahan sosial telah terjadi
semenjak manusia ada. Seiring perjalanan waktu proses perubahan sosial juga mengalami
perkembangan yang signifikan. Bahkan untuk mengantisipasi dampak perubahan yang
diinginkan dan tidak diinginkan maka kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa
yang akan datang juga menjadi kajian. Terlepas dari semua pengaruh yang mempengaruhi,
semuanya dikaji berdasarkan data dan pengalaman yang telah dilalui selama proses
perubahan sosial berlangsung. Semua kajian tentang perubahan harus terus dikaji sehingga
dampak negatif akibat dari perubahan bisa diantisipasi sebelum mendatangkan masalah di
masa yang akan datang.
Budaya dan masyarakat ibarat dua sisi mata uang yang tidak mungkin untuk dipisahkan.
Keduanya berada pada satu wadah, tetapi berletak pada sisi yang berbeda. Keduanya
merupakan kesatuan yang utuh dan tidak bisa untuk dipisahkan.
Perubahan sosial yang terjadi juga mengakibatkan perubahan budaya, sebagaimana yang
telah disebutkan oleh Jcobus Ranjabar (2015) di atas. Terkait dengan itu, lebih jelasnya Elly
M Setiadi dkk, mengatakatan ada lima faktor yang mengakibatkan terjadinya perubahan
kebudayaan yaitu:
Kebutuhan manusia saat ini terhadap dakwah sangat tinggi. Permasalahan sosial yang
terjadi semakin beragam dan meresahkan masyarakat. Manusia saat ini seperti baling-baling
yang berputar searah dengan arah angin. Patalogi sosial menjamur seperti cendawan di
musim hujan. Berbagai kebijakan telah dibuat dan dilaksanakan tetapi hasilnya tidak
memberikan dampak yang nyata. Oleh karena itu diperlukan dakwah sebagai salah satu
pendekatan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Pendekatan agama atau
dakwah bisa memasuki semua lini kehidupan masyarakat. Pendidikan agama dalam keluarga,
pendidikan agama di lembaga-lembaga pendidikan, pendekatan agama di lembagalembaga
pemerintah dan swadaya masyarakat
Memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang kepada yang mungkar adalah tugas
setiap individu. Individu muslim adalah bagian dari umat terbaik untuk manusia. Orang Islam
dibangun atas dasar yang sama yaitu kepercayaan kepada Allah. Semua umat Islam
diibaratkan sebagai saudara seperti bangunan yang kokoh. Saling menopang, saling
melindungi, membantu dalam kebaikan, dan mengingatkan agar tidak melakukan
kemungkaran. Setiap individu muslim bertanggung jawab terhadap muslim yang lain, begitu
juga terhadap diri sendiri. Islam mengakui ada hak-hak pribadi dan ada hak sesama muslim.
Semua hak yang ada harus diakui keberadaannya dan harus dijalankan sesuai dengan aturan
yang telah ada.
Perubahan merupakan sesuatu yang pasti ada, sesuatu yang pasti terjadi selama
kehidupan manusia masih ada. Seperti apa bentuknya? Bagaimana wujudnya?, Apa
penyebabnya? Apa dampaknya? Semuanya tergantung terhadap stimulus dan respon yang
diberikan. Perubahan merupakan keniscayaan yang pasti dialami manusia
Artinya: Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang Telah terdahulu
sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati peubahan pada sunnah Allah.
(QS. Al-Ahzab: 62)
Syarat perubahan yang pertama yaitu adanya nilai atau ide. Bagi umat Islam syarat
pertama telah diambil alih oleh Allah SWT melaui al-Qur’an dan penjelasan-penjelasan
Rasulullah meskipun masih bersifat umum dan memerlukan usaha untuk memahaminya
secara baik.53 Pemahaman yang baik tentu tidak lahir secara instan. Pemahaman yang baik
lahir dari usaha keras untuk bisa memahami sesuatu. Manusia percaya terhadap tuntunan
tuhannya tetapi tetapi berusaha untuk dirinya sendiri berdasarkan tuntunan yang telah
diberikan kepadanya.
F.Langkah-Langkah Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma kritis, paradigma kritis menekankan
pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna, individu
tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan
pikirannya. Karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada dalam
masyarakat. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif yang merupakan sebuah metode
penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Jenis penelitian
deskriptif kualitatif menampilkan hasil data apa adanya tanpa proses manipulasi atau
perlakuan lain. Jenis penelitian deskriptif kualitatif menampilkan hasil data apa adanya tanpa
proses manipulasi atau perlakuan lain. Teori dalam penelitian kualitatif sering disebut teori
lensa (lens theory) atau teori perspektif. Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat
berbagai pertanyaaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data dan analisis data.
Kalau dalam penelitian kuantitatif teori diuji berdasarkan data lapangan, tetapi dalam
penelitian kualitatif teori berfungsi untuk memandu peneliti dalam bertanya. mengumpulkan
data dan analisis data.
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakjukan di Pondok Pesantren Gratis Darul Hamid Komp. Melong
Green Garden Jl. Boeing II No.2 Cimahi Sel., Kota Cimahi 40215. Dengan pertimbangan
sebagai berikut :
- Tersedia data-data objek penelitian
- Lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis
- Efektif dan Strategis lokasi penelitian
b. Paradigma dan Pendekatan
sama seperti metode deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini, karena
paradigma tersebut sendiri memiliki upaya untuk mencari sebuah informasi terkait suatu
kejadian baik kejadian sosial maupun budaya yang berdasarkan orang yang di teliti.
c. Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode Analisis deskriptif , yaitu
metode yang digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan serta menganalisis hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang luas.
d. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan untuk pemecahan permasalahan dalam penelitian ini
adalah jenis data kualitatif, yaitu data berbentuk uraian atau pemaparan yang ditulis oleh para
ahli dalam bidangnya terkait dakwah perubahan sosial.
2. Sumber data
- Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pendi lapangan yaitu dari
tokoh tokoh
- Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi atau studi
kepustaakan yang terkait dalam permasalahan.
e. Informan
Dalam penelitian ini, yang menjadi Informan dari penelitian ini ialah yang setiap
sesuatunya berkaitan dengan akhlak . Adapun yang menjadi Infoeman utamanya pada
penelitian ini ialah : Masyarakat (Preman). Tidak hanya informan utama saja, pada
penelitian ini penulis juga membutuhkan informan kunci dan informan pendukung.
Adapun yang menjadi informan kunci pada penelitian ini ialah dewan pengurus dari
Pondok Pesantren gratis Darul Hamid. Dan yang menjadi informan pendukung
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses tanya jawab antara dua orang atau lebih yang
dilakukan secara langsung. Dalam pengumpulan data wawancara sangat berguna untuk
mendapatkan data dan dapat mengontrol terhadap hasil pengumpulan data dari alat
lainnya. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan bertanya langsung
kepada responden yang berhubungan langsung dengan objek penelitian. Karena tujuan
wawancara yaitu untuk mendapatkan informasi yang sah atau valid, maka harus
diperhatikan teknik wawancara yang baik, seperti : memperkenalkan diri terlebih dahulu
kemudian menyampaikan maksud wawancara, menciptakan suasana yang rileks, baik
nyaman, dan proses wawancara leih banyak mendengar dari pada berbicara (Dewi
Sadiah, 2015:88).
g. Teknik Penentuan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik penentuan ke absahan data
penentuan ke absahan data mempunyai arti sebagai pegecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan itu penulis menggunakan
teknik penentuan keabsahan data ini dengan teknik Triangulasi agar mendapatkan data
1. Pengumpulan Data
proposal penelitian
2. Penyusunan
proposal penelitian
3. Bimbingan
proposal penelitian
4. Revisi proposal
penelitian
5. Sidang usulan
penelitian
6. Revisi usulan
Penelitian
7. Pelaksanaan
Penelitian
8. Analisis dan
pengolahan data
9. Penulisan Laporan
10 Bimbingan Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Yazid, Yasril, Dakwah dan Perubahan Sosial, Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017.
Asep Muhyidin, et all, Metode Pengembangan Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 2002
Khusnul Khatimah, Islam Dan Globalisasi: Sebuah Pandangan Tentang Universalitas Islam,
Jurnal Komunika Vol.3 No.1 Januari-Juni 2009
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern dan
Poskolonian, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Pengumpulan Data
Observasi Pengolahan Data
Wawancara Teori yang Digunakan
Menganalisis bagaimana pembinaan akhlak preman di Pondok
Dokumentasi
Teori Laswel, cara terbaik dalam pesantren
berkomunikasi
daruladalah
Hamiddengan cara menajawab pertanyaan. Who, Says
What, InWhich Channel, To Whom, With What
Menganalisis ( Siapa mengatakan
bagaimana efektivitas apa
darimelalui
program saluran
dakwahapadalam
kepada siapa
dengan efek apa ). membina akhlak preman di Pondok Pesantren Gratis Darul Hamid
Metode
Menganalisis apa saja yang menjadi faktor penghambat dakwah dalam
Analisis Deskriptif
membina akhlak preman di Pondok Pesantren Gratis Darul Hamid