Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja
yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal,
rektal, inhalasi.
Obat oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
Pemberian obat secara oral yaitu obat yang cara pemberiannya melalui
mulut. Untuk cara pemberian obat ini relatif aman, praktis dan ekonomis.
Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya
lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar,
tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit.

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
1.Untuk memberikan informasi tentang pemberian obat  melalui oral yang
meliputi deinisi, tujuan, indikasi, dan kontraindikasinya.
2. Untuk memberikan pengetahuan dan cara pengobatan via oral yang benar.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian dari pemberian obat melalui oral.
2. Mengatahua tujuan dari pemberian melalui oral.
3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemberian obat melalui oral.
4. Mengerti tentang hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pemberian
obat.

1
5. Mengertahui dan mampu mempraktikan bagaimana prosedur pemberian obat
melalui oral.

2.3  Manfaat
1. Menambah wawasan tentang pemberian obat melalui oral yang meliputi
definisi, tujuan, indikasi, dan kontraindikasinya.
2. Menambah pengetahuan tentang tata cara pemberian obat melalui oral.

2
BAB II
ISI

2.1 Definisi
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan
melalui mulut. Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu
proses penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai
dengan program pengobatan dari dokter.
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai
karena ini merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi
pasien. Berbagai bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk
tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat
per oral dapat di sertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.

2.2 Keuntungan
Keuntungan Pemberian Obat Rute Oral diantaranya  cocok dan
nyaman bagi klien, Ekonomis, Dapat menimbulkan efek local atau sistemik, dan
Jarang membuat klien cemas.

2.3 Kelemahan
Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang
lambat sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada keadaan gawat. Obat yang di
berikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai dengan 45 menit
sebelum di absorbsi dan efek puncaknya di capai setelah 1 sampai dengan 1 ½
jam. Rasa dan bau obat yang tida enak sering mengganggu pasien. Cara per oral
tidak dapat di pakai pada pasien yang mengalami mual-mual, muntah, semi koma,

3
pasien yang akan menjalani pangisapan cairan lambung serta pada pasien yang
mempunyai gangguan menelan.
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan
menyebabkan muntah (mislanya garam besi dan Salisilat). Untuk mencegah hal
ini, obat di persiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam
suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa di
usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh di buka, obat
tidak boleh dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak minum antasaid atau susu
sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.
Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus di
lakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau
rasanya tidak enak. Pasien dapat di beri minuman dingin (es) sebelum minum
sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat di beri minum, pencuci mulut
atau kembang gula.

2.4 Tujuan Pemberian


1. Untuk memudahkan dalam pemberian
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat   segera diatasi
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
5. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
6. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian
obat.

2.5 Indikasi
1. Pada pasien yang tidak membutuhkan absorbsi obat secara cepat.
2. Pada pasien yang tidak mengalami gangguan pencernaan.

4
2.6 Kontraindikasi
Pasien dengan gangguan pada system pecernaan, seperti kanker orall,
gangguan menelan, dsb.

2.7 Metode pemberian obat per oral


    1.)  Persiapan alat
a. Baki berisi obat
b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
c. Pemotong obat (bila diperlukan)

d. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)

5
e. Gelas pengukur (bila diperlukan)

f. Gelas dan air minum


g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet

j. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak

6
2.)  Prosedur kerja
   1.    Siapkan peralatan dan cuci tangan.
2.    Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual,
muntah, adanya  program tahan       makan atau minum, akan dilakukan
pengisapan lambung dll).
3.   Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat,
waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada
kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang
berwenang atau dokter yang meminta.
4.  Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil
obat yang diperlukan).
5.  Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat
(gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).

1) Tablet atau kapsul

7
a) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa
menyentuh obat.

b) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai
dengan dosis yang diperlukan.
c)      Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk
dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian
campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi
sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus
sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.

2) Obat dalam bentuk cair

a)     Kocok/putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum


dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih
keruh.

8
b)    Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari
kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
c)      Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan,
dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak
akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan
tepat.
d)     Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
e)      Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali
akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
f)      Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka
gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
g)      Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.

Yang perlu diperhatikan


1)   Identifikasi klien dengan tepat.
2)   Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh klien.
3)   Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini
membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
4)   Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien
meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini
membantu untuk menelan dan mencegah aspirasi.
5)   Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan
tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat
secara jelas alasannya.
6)   Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat
disposibel kemudian cuci tangan.
7)   Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.

9
 BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Pemberian obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses
penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai
dengan program pengobatan dari dokter.
Tujuan dari pengobatan via oral antara lain mencegah, mengobati dan
mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat, dan
menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
Sedangkan hal yang harus diperhatikan meliputi indikasi,
kontraindikasi, penggunaan prinsip 6 benar, jenis obat, serta memastikan bahwa
pasien benar-benar meminum obat tersebut.

3.2  Saran
1. Bagi mahasiswa diharapkan untuk menambah wawasan dengan banyak
membaca buku dan terus mencari informasi tetang pengobatan melalui
oral.
2. Bagi para tenaga kesehatan diharapkan untuk melakukan cara pemberian
obat via oral dengan baik dan benar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Potter,Perry. 2000. Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa
Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.
Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC
Uliyah, Musrfatul. 2009.Ktrampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : salemba medika.
http://nurlaelani.blogspot.co.id/2013/07/metode-pemberian-obat-melalui-oral.html

11
LAMPIRAN
Macam-macam Golongan Obat yang beredar di pasaran

Golongan Obat Bebas


1. Promag

Dosis:
Dewasa : sehari 3 - 4 kali 1-2 tablet
Anak-anak 6 - 12 tahun : sehari 3-4 kali, 1/2-1 tablet atau menurut
petunjuk dokter.
Dianjurkan untuk meminum obat ini segera pada saat timbul gejala dan
dilanjutkan 1-2 jam sebelum atau setelah makan dan sebelum tidur malam.
Dapat diminum dengan air atau dikunyah langsung.

Kegunaan:
Untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan seperti gastritis,
perut kembung, maag, dispepsia, hiatus hernia, tukak lambung dan tukak
usus duabelas jari.

Efek Samping:
 Simethicone tidak diserap oleh tubuh ke dalam aliran darah, oleh
karena itu dianggap relatif aman. Efek samping yang bisa terjadi
diantaranya berkurangnya kepadatan tinja.

12
 Magnesium hydroxide bisa menyebabkan diare, sedangkan
Aluminium hydroxide menyebabkan konstipasi. Kombinasi keduanya
bisa meminimalisir efek samping tersebut.
 Magnesium hydroxide bisa mengganggu penyerapan asam folat dan
zat besi.

Kontra Indikasi:
Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi
terhadap  salah satu komponen obat ini.

Peringatan:
1.  Pada penderita gangguan fungsi hati, pemberian antasida yang
mengadung magnesium dapat menimbulkan hipermagnesemia.
2.  Tidak dianjurkan untuk digunakan terus-menerus lebih dari 2 minggu,
kecuali atas petunjuk dokter, karena dapat menimbulkan ketergantungan
fungsi lambung.
3.  Pemberian dengan selang waktu 2 jam
4.  Tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah 6 tahun, karena biasanya
kurang jelas penyebabnya.
5.  Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian
lama, karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.

13
2. Konidin OBH

Dosis:
 Anak-anak 6-12th = 1 sachet 3-4x sehari
 Anak-anak >12th atau dewasa = 1-2 sachet 3-4x sehari

Kegunaan:
Untuk meredakan batuk berdahak.

Efek Samping:
Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan psikomotor, takhikardi,
aritmia, mulut kering, palpitasi, retensi urine. Penggunaan dosis besar dan
jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap komponen penyusun obat ini.

Peringatan:
 Hati – hati untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati,
hipertrofi prostat, glaucoma, retensi urin dan hipertiroid,.

14
 Obat ini tidak dianjurkan untuk anak yang berumur dibawah 6 tahun,
wanita hamil dan juga menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.

 Hati – hati untuk penggunaan bersamaan dengan obat – obat lain yang
dapat menekan susunan saraf pusat.

 Saat minum obat ini tak boleh mengendarai kendaraan yang bermotor
atau menjalankan mesin.

3. Panadol

Dosis:
o Parasetamol Dewasa untuk Demam dan Nyeri:
Pedoman umum: 325-650 mg diminum setiap 4 sampai 6 jam atau
1000 mg setiap 6 sampai 8 jam.
Paling sering adalah Paracetamol 500mg tablet: 500 mg tablet oral
setiap 4 sampai 6 jam
o Dosis Paracetamol Anak untuk Demam dan Nyeri:
Untuk mengukur dosis paracetamol anak dengan tepat maka kita
harus mengetahui berat badan dan umur anak, karena ini akan
menjadi pertimbangan

15
<= 1 bulan: 10-15 mg/kg BB/dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai
kebutuhan.
> 1 bulan – 12 tahun: 10 – 15 m /kg BB/dosis setiap 4 sampai 6
jam sesuai kebutuhan (maksimum: 5 dosis dalam 24 jam).

Kegunaan:
Indikasi utama paracetamol yaitu digunakan sebagai obat penurun panas
(analgesik) dan dapat digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari
segala jenis seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi, nyeri
sehubungan dengan pilek, nyeri otot pasca-trauma, dll. Sakit kepala
migrain, dismenore dan nyeri sendi juga dapat diringankan dengan obat
parasetamol ini. Pada pasien kanker, parasetamol digunakan untuk
mengatasi nyeri ringan atau dapat diberikan dalam kombinasi dengan
opioid (misalnya kodein).

Efek Samping:
o Ruam atau pembengkakan – ini bisa menjadi tanda dari reaksi
alergi
o Hipotensi (tekanan darah rendah) ketika diberikan di rumah sakit
dengan infus.
o Kerusakan hati dan ginjal, ketika diambil pada dosis lebih tinggi
dari yang direkomendasikan (overdosis).

Kontra Indikasi:
Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi
sebagai berikut:
o Alergi parasetamol atau acetaminophen
o Gangguan fungsi hati dan penyakit hati

16
o Gangguan Fungsi Ginjal Serius,
o Shock
o Overdosis Acetaminophen
o Gizi Buruk

Peringatan:
 Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.
 Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati,
malanutrisi, dehidrasi, dan orang yang sering mengonsumsi minuman
keras (alkohol).
 Untuk orang dewasa, jangan mengonsumsi lebih dari 4 gram per 24
jam.
 Untuk anak-anak, pastikan dosis diberikan sesuai dengan umur. Jika
ragu, hubungi dokter.
 Jika terjadi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.

4. Microlax

17
Dosis:
Dewasa dan Anak >= 3 bulan : 1 tube per rektal.
Anak < 3 bulan : 0.5 tube per rektal.

Kegunaan:
Untuk meredakan sulit buang air besar, gangguan pergerakan usus, dan
dapat juga digunakan dalam persiapan sebelum pemeriksaan usus besar.

Efek Samping:
Efek samping akibat terlalu banyak mengkonsumsi obat pencahar ini
adalah diare hingga kekurangan cairan tubuh.

Kontra Indikasi:
Dihindari ketika diketahui adanya reaksi alergi terhadap salah satu atau
beberapa bahan yang terkandung di dalam mircolax.

Peringatan:
Harus diingat bahwa jika dana kehidupan rak telah kedaluwarsa, atau
menjadi tidak layak digunakan dengan alasan lain, tidak membuangnya di
air limbah. Obat harus dimasukkan ke dalam tas dan membuangnya di
tempat sampah.
Penggunaan microlax tidak mempengaruhi kemampuan untuk mengemudi
kendaraan dan mengoprasikan mekanisme yang tepat.

18
5. Vitalong C

Dosis:
1 kali sehari 1 kapsul.

Kegunaan:
Untuk membantu memelihara daya tahan tubuh ,terutama saat tubuh
mengalami gejala flu, infeksi, luka, masa kehamilan, menysusi, sariawan,
dan membantu pembekuan darah.

Efek Samping:
-

Kontra Indikasi:
-

Peringatan:
Tidak mengiritasi lambung sehingga aman bagi penderita gangguan
lambung atau maag.

19
Golongan Obat Bebas Terbatas
1. Neozep

Dosis:
Aturan pakai 3-4 kali sehari
Dewasa 1 tablet
Anank 6 – 12 tahun ½ tablet

Kegunaan:
untuk mengobati sakit kepala, demam, bersin-bersin dan hidung
tersumbat.

Efek Samping:

 Cns depresi
 Sedasi
 Kantuk
 Keletihan
 Gangguan pencernaan
 Anorexia

Kontra Indikasi:
- Penderita dengan gangguan jantung dan diabetes mellitus.

20
- Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.

Peringatan:
 Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat
simpatomimetik lain (misal efedrin, pseudoefedrin, fenilefrin),
penderita tekanan darah tinggi berat, dan yang mendapat terapi obat
antidepresan tipe penghambat Monoamin Oksidase (MAO).
 Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
 Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang
mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke, seperti pada
penderita dengan berat badan berlebih (overweight) atau penderita usia
lanjut.
 Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang, segera hubungi dokter
atau unit pelayanan kesehatan.
 Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jantung berdebar
dan pusing.

2. Konidin

Dosis:
Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun : 3 x sehari 1-2 tablet
Anak-anak 6-12 tahun : 3 x sehari 1/2 – 1 tablet
Anak-anak 3-6 tahun : 3 x sehari 1/4 – 1/2 tablet

21
atau menurut petunjuk dokter

Kegunaan:
Batuk karena alergi, flu, pilek, atau sisa-sisa bronkitis.

Efek Samping:
Mual, gangguan pada saluran cerna, mengantuk.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini.

Peringatan:
 Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor
atau menjalankan mesin.
 Tidak dianjurkan untuk batuk produktif, pertusis, asma bronkial, batuk
kronis, dan anak-anak di bawah 2 tahun, kecuali atas petunjuk dokter.
 Jangan melampaui dosis yang disarankan.

3. CTM (Chlorpheniramini maleas)

Dosis:
-     Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.

22
-     Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
-     Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa

Kegunaan:
Konjungtivitas alergi, Radang hidung akibat alergi, Gatal-gatal.

Efek samping:
Mengantuk, Pusing, Sakit kepala, Sembelit, Sakit perut, Penglihatan kabur,
Penurunan koordinasi, Kering pada mulut, hidung, dan tenggorokan.

Kontraindikasi:
Pasien dengan riwayat hipersensitif (memiliki alergi) terhadap obat
antihistamin. Serangan asama akut, bayi prematur

Peringatan:
Jangan mengemudi kendaraan bermotor/mengoperasikan mesin.
Glaukoma sudut sempit, hamil, retensi urin, hipertrofi prostat, lesi
fokalpada krteks serebri. sensisitifas silang.

4. Konvermex

23
Dosis:

Umur Jumlah tablet sekali minum


2 – 6 tahun ½ - 1 takaran (5 – 10 ml)
6 – 12 tahun 1 - 1½ takaran (10 - 15 ml)
Lebih dari 12 tahun 1½ - 2 takaran (15 - 20 ml)
1 takaran = 10 m

Kegunaan:
Untuk pengobatan kecacingan yang disebabkan oleh parasite-parasit
saluran pencernaan.

Efeksamping:
Anoreksia (nafsu makan hilang), mual, muntah, diare, sakit kepala,
pusing, rasa mengantuk, rash.

Kontraindikasi:
Penderita hipersensitif.

Peringatan:
Hati-hati penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Tidak
dianjurkan untuk anak-anak di bawah 2 tahun dan wanita hamil karena
keamanan penggunaannya belum banyak diketahui.

24
5. Neo Napacin

Dosis:
Dosis pemakaian Neo Napacin dianjurkan: 
3 x sehari 1 tablet untuk orang dewasa
½ tablet untuk anak-anak atau menurut petunjuk dokter. 
Sebaiknya digunakan pada perut terisi untuk mengurangi efek samping
teofilin yang dapat mengiritasi lambung.

Kegunaan:
digunakan untuk mengatasi sesak nafas pada serangan asma dan
digunakan sebagai terapi lanjutan pada asma bronkhial.

Efek samping:
penggunaaan jangka panjang dapat berupa gangguan saluran cerna, dada
berdebar, gangguan irama jantung, sakit kepala, insomnia dan kejang.

Kontra Indikasi:
– Penderita hipertensi, jantung dan diabetes

25
– Jangan diberikan 12 jam setelah pemberian secara rektal preparat lain
yang mengandung Teophyllin dan Epedrine.
– Penderita Hipersensitif terhadap obat ini.

Peringatan:
1. Tidak di anjurkan untuk anak-anak di bawah 2 tahun.
2.  Obat ini sebaiknya di berikan sesudah makan.
3. Hati-hati pemberian pada penderita Hipoksemia.
4. Jangan melebihi dosis yang di anjurkan, jika gejala Asma tetap
berlanjut, atau bertambah buruk segera hubungi Dokter.
5. Hati-hati pemberian kepada wanita hamil dan Anak-anak.

Golongan Obat Keras


1. Pil Kb

Dosis:
Untuk aturan minum, ikutilah petunjuk yang tertera pada kemasannya.
Akan tetapi, yang terbaik memang dimulai pada saat anda sedang haid
(sesuaikan dengan harinya) karena saat itu anda pasti sedang tidak
hamil. padayang berisi 28 pil, pil digunakan terus menerus. Pada yang

26
21 pil, setelah pil ke 21, beri jeda 7 hari sebelum meminum pil KB
kembali.

Kegunaan:
Sebagai kontrasepsi oral untuk mencegah kehamilan.

Efek samping:
Kadang-kadang terjadi sakit kepala, gangguan lambung, rasa mual,
rasa kencang pada payudara, perubahan berat badan dan libido, atau
adanya rasa tertekan.

Kontra Indikasi:
Kehamilan, gangguan fungsi hati yang hebat, penyakit kuning atau
rasa gatal-gatal yang terus menerus selama kehamilan sebelumnya,
sindroma Dubin-Johnson, sindroma Rotor, pernah atau sedang
mengalami proses troboembolik di arteri-arteri atau vena-vena dan
keadaan dimana ada kecendrungan ke arah penyakit-penyakit tersebut
(misalnya gangguan sistem pembekuan darah dengan kecendrungan
menuju trobosis penyakit-penyakit jantng tertentu), anemia sickle cell,
adanya kanker payudara atau endometrium yang masih diderita atau
sedang diobati, diabetes berat disertai perubahan vaskular, gangguan
metabolisme lemak, riwayat adanya herpes pada waktu hamil,
otosklerosis yang memburuk selama kehamilan.

Peringatan:
 Bila metoda kontrasepsi oral ini digunakan untuk pertama kalinya,
harus memakai tambahan cara pencegahan kehamilan tanpa

27
hormone (kecuali pantang berkala dan pengukuran suhu badan)
selama 14 hari pertama.
 Sebelum memakai obat ini perlu dikonsultasikan dahulu dengan
dokter.
 Kontrasepsi oral dapat menimbulkan retensi cairan.

2. Amoxicillin

Dosis:

 Dewasa dan anak-anak dengan berat badan di atas 20 kg : sehari 250-


500 mg tiap 8 jam.
 Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat
badan sehari dalam dosis terbagi, diberikan tiap 8 jam.
 Untuk penderita dengan gangguan ginjal, perlu dilakukan pengurangan
dosis.
 Pada penderita yang menerima dialisa peritonial, dosis maksimum
yang dianjurkan 500 mg sehari.
 Gonokokus uretritis : Amoksisilin 3 g sebagai dosis tunggal.

Kegunaan:

28
Mengatasi infeksi akibat bakteri terutama pada:
o Sistem pernapasan
o THT (Telinga, hidung, dan tenggorokan)
o Sistem pencernaan
o Sistem saluran kemih
o Sistem reproduksi wanita
o Meninges
o Kulit dan jaringan lunak
Mengatasi infeksi gonore

Efek samping:

 Reaksi kepekaan seperti ruam eritem makulopapular, urtikaria, ruam


kulit, serum sickness.
 Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anafilaksis terutama
terjadi pada penderita yang hipersensitif terhadap penisilin.
 Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare.
 Reaksi-reaksi hematologi (biasanya bersifat reversibel)

Kontra indikasi:

Penderita hypersensitif atau mempunyai riwayat hipersensitif terhadap


antibiotik betalaktam (penisilin, sefalosporin).

Peringatan:

1. Hati-hati pemberian obat ini pada penderita leukimia limphatik, karena


kepekaan terhadap rash kulit yang disebabkan Amoksisilin.

29
2. Dapat menyebabkan terjadinya kolitis yang berat.
3. Sebelum pengobatan dengan Amoksisilin harus dilakukan
pemeriksaan reaksi kepekaan terhadap penisillin.
4. Amoksisilin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan
menyusui.
5. Pengobatan dengan Amoksisilin dalam jangka waktu lama harus
disertai dengan pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan darah.
6. Dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya penyebabnya
Enterobacterium, Pseudomonas, S.Aerus, Candida). Bila terjadi hal
tersebut, hentikan pengobatan dan diberikan alternatif lain.
7. Untuk penderita dengan gagal fungsi ginjal monitor tingkat plasma
dan urine harus dilakukan penyesuaian dosis.
8. Jangan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada tulang sendi
karena Amoksisilin oral tidak menembus kedalam cairan serebospinal
atau sinorial.

3. Omeprazole

Dosis:
Dosis yang dianjurkan 20 mg atau 40 mg, sekali sehari.

30
o Penderita dengan gejala tukak duodenal : lama pengobatan
memerlukan waktu 2 minggu, dan dapat diperpanjang sampai 2
minggu lagi.
o Penderita dengan gejala tukak lambung atau refluks esofagitis
erosif/ulseratif : lama pengobatan memerlukan waktu 4 mimggu,
dan dapat diperpanjang sampai 4 minggu lagi.
o Penderita yang sukar disembuhkan dengan pengobatan lain,
diperlukan 40 mg sekali sehari.
o Penderita sindroma Zollinger Ellison dosis awal 20-160 mg sekali
sehari, dosis ini harus disesuaikan untuk masing-masing penderita.
Untuk dosis lebih dari 80 mg sehari, dosis harus dibagi 2 kali
sehari.
o Kapsul harus ditelan utuh dengan air (kapsul tidak dibuka,
dikunyah, atau dihancurkan). Sebaiknya diminum sebelum makan.

Kegunaan:
obat yang mampu menurunkan kadar asam yang diproduksi di dalam
lambung.  Obat yang masuk ke dalam jenis penghambat pompa proton ini
mengobati beberapa kondisi, yaitu nyeri ulu hati, penyakit asam lambung
atau gastroesophageal reflux disease (GERD), dan infeksi H. Pylori yang
menyebabkan tukak lambung. Selain itu, omeprazole juga dapat
digunakan untuk mengobati sindrom Zollinger-Elision.

Efek samping:
 Diare, mual, sakit kepala, sembelit dan perut kembung pernah
dilaporkan tetapi jarang. Pada sejumlah pasien, ruam kulit mungkin
terjadi. Efek samping yang terjadi biasanya ringan. Omeprazole
umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

31
 Pada dosis besar dan penggunaan yang lama, kemungkinan dapat
menstimulasi pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-likecells).
 Pada penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan adanya
pertumbuhan bakteri yang berlebihan di saluran pencernaan.

Kontra Indikasi:
Omeprazole sebaiknya tidak diberikan pada penderita hipersensitif
terhadap omeprazole.

Perigatan:
 Kemungkinan malignansi sebaiknya dihindarkan sebelum penggunaan
Omeprazole pada pasien tukak lambung karena dapat menutupi gejala-
gejalanya dan menghambat diagnosis.
 Belum ada pengalaman penggunaan Omeprazol untuk anak-anak.
 Obat ini sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan dan menyusui
kecuali memang dianggap penting.

4. Ranitidin

Dosis:

32
Dosis maksimum adalah 300 mg setiap 24 jam. Jangan lama-lama
menggunakan obat ini, jika lebih dari 2 minggu gejala belum juga
membaik maka periksalah ke dokter.

Kegunaan:
o Mengobati ulkus lambung dan duodenum

o Melindungi lambung dan duodenum agar tidak sampai teradi ulkus

o Mengobati masalah yang disebabkan oleh asam pada


kerongkongan, contohnya pada GERD
o Mencegah tukak lambung agar tidak berdarah

o Digunakan sebelum operasi bedah, supaya asam datang tidak


tinggi selama pasien tidak sadar.
o Mengobati Sindrom Zollinger-Ellison (Tingginya kadar hormon
gastrin yang menyebabkan lambung memproduksi terlalu banyak
asam).
o Mengobati sakit maag beserta gejala-gejala yang ditimbulkannya.

Efek samping:
Ada beberapa efek samping yang harus dilaporkan ke dokter sesegera
mungkin ketika menggunakan ranitidine, diantaranya:

o Kegelisahan, depresi, halusinasi

o Reaksi alergi seperti kulit ruam, gatal atau gatal-gatal,


pembengkakan wajah, bibir, atau lidah

o Gangguan pernapasan

o Perdarahan yang tidak biasa atau memar

33
o Muntah

o Menguningnya kulit atau mata

Efek samping ranitidin yang biasanya tidak memerlukan perhatian medis


(tak perlu lapor ke dokter), karena sifatnya ringan antara lain:

o Sembelit atau diare

o Pusing

o Sakit kepala

o Mual

Kontra Indikasi:
o Lansia
o Ibu hamil
o Ibu menyusui
o Kanker lambung
o Penyakit ginjal
o Mengonsumsi obat non-steroid anti-inflamasi
o Sakit paru paru
o Diabetes
o Masalah dengan sistem kekebalan tubuh
o Porfiria akut (gangguan metabolisme langka)

Peringatan:
Obat ini tidak boleh digunakan pada orang yang alergi terhadap ranitidin
atau salah satu komponen lain dari obat.

34
5. Ambroxol

Dosis:
Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagi berikut:
Dewasa: dosis harian ambroxol 30 mg (satu tablet ambroxol) sampai 120
mg (4 tablet) diambil dalam 2 sampai 3 dosis terbagi
Anak-anak sampai 2 tahun: setengah sendok teh sirup ambroxol dua kali
sehari
Anak-anak 2-5 tahun: setengah sendok teh sirup 3 kali sehari
Anak-anak lebih dari 5 tahun: Satu sendok teh sirup 2-3 kali sehari.

Kegunaan:
Obat batuk berdahak (terapi sekretolitik) pada penyakit bronkopulmonal
akut dan kronis yang berhubungan dengan dahak atau lendir
berlebihan dan gangguan transportasi lendir.

Efek samping:
o Reaksi ringan gastro-intestinal, seperti nyeri ulu hati, dispepsia,
dan kadang-kadang mual, dan muntah.
o Reaksi alergi jarang terjadi, terutama ruam kulit.

o Ada laporan kasus yang sangat jarang, yaitu reaksi anafilaksis akut
tipe berat, tapi hubungannya dengan ambroxol tidak pasti.

35
Kontra indikasi:
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui
memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
o Ambroxol tidak boleh digunakan pada pasien yang diketahui
hipersensitif terhadap komponen kompenen obat.
o Hati hati penggunaan pada pasien dengan ulkus lambung atau
penyakit maag.

Peringatan:
 Bagi anda wanita yang sedang hamil atau menyusui sangat disarankan
untuk mengonsumsi obat ini dengan resep dokter.
 Bagi anda yang sedang hamil dengan usia janin kurang dari dua
minggu sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi obat ini karena
berbahaya bagi janin dan ibu sendiri.
 Obat ini juga bisa diberikan kepada anak-anak namun sebaiknya anda
menanyakan terlebih dahulu mengenai dosis yang tepat kepada dokter.
 Bagi anda yang menderita penyakit tukak lambung sebaiknya berhati-
hati saat mengonsumsi obat ini.
 Jika saat mengonsumsi obat ini terjadi reaksi alergi atau overdosis
maka disarankan untuk segera menemui dokter supaya mendapatkan
penanganan lebih tepat.
 Ambroxol tidak disarankan untuk para penderita hipersensitif terhadap
komponen yang ada di dalam obat ambroxol.
 Bagi anda yang memiliki gangguan pada lambung atau maag juga
disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

36

Anda mungkin juga menyukai