Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mucosa
pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb), Hematokrit(Hm), dan
eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu mempengaruhi kemampuan
darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh yang optimal.

Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi,


yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan
sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah
merah yang berlebihan (Elizabeth Corwin,2002).Dimana insidennya 30 % pada setiap
individu di seluruh dunia. Prevalensi terutama tinggi di negara berkembang karena faktor
defisiensi diet dan atau kehilangan darah akibat infeksi parasit gastrointestinal.

            Umumnya anemia asemtomatid pada kadar hemoglobin diatas 10 gr/dl, tetapi sudah
dapat menyebabkan gangguan penampilan fisik dan mental. Bahaya Anemia yang sangat
parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain, bahkan dapat
menyebabkan kematian.

 Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen
dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.  Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah,
sehinggadarah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .

Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik yang
mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan
konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).

                Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh
dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara
berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi,
serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).

1
            Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi,
karena itu prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi, terutama anemia
defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin B12. Setelah menentukan diagnosis
terjadinya anemia, maka selanjutnya perlu disimpulkan tipe anemia itu sendiri.
Penatalaksanaan anemia yang tepat sesuai dengan etiologi dan klasifikasinya dapat
mempercepat pemulihan kondisi pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Definisi Anemia ?
2. Bagaimana Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan?
3. Bagaimana Epidemiologi Anemia?
4. Bagaimana Anemia Hemolitik?
5. Bagaimana Gejala Anemia Dalam Kehamilan?
6. Bagaimana Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Janin?
7. Bagaimana Makanan untuk mencegah Anemia?
8. Bagaimana Pengobatan Anemia Kehamilan?
9. Bagaimana Peran Bidan Dalam Pencegahan Anemia?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Anemia.
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan.
3. Untuk Mengetahui Epidemiologi Anemia.
4. Untuk Mengetahui Anemia Hemolitik.
5. Untuk Mengetahui Gejala Anemia Dalam Kehamilan.
6. Untuk Mengetahui Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Janin.
7. Untuk Mengetahui Makanan untuk mencegah Anemia.
8. Untuk Mengetahui Pengobatan Anemia Kehamilan.
9. Untuk Mengetahui Peran Bidan Dalam Pencegahan Anemia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anemia

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah


merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cell(hematokrit) per 100 ml darah.

         Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan
karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb.Anemia terjadi karena
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah merah sangat kurang. Di Indonesia sebagian besar
anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan
Zat Besi atau Anemia Gizi Besi.

Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki
penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah
merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. penyebab anemia yang paling sering
adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara
berlebihan hemolisis atau kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang
tidak efektif).

Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari


13,5 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang
dari 11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.

2.2 Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

2.2.1 Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu,
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.

3
1. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb
sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
2. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral,
dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum
dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan


anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb
dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan
yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut:

1) Hb 11 gr% : Tidak anemia


2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4) Hb < 7 gr% : Anemia berat

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan
ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih
akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).

4
2.2.2 Anemia Megaloblastik

Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.

Pengobatannya:

1) Asam folik 15 – 30 mg per hari


2) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
3) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
4) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.

2.2.3 Anemia Hipoplastik

Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah
merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah
tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

2.2.4 Anemia Hemolitik

Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ
vital.
         Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah.
Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi
darah berulang dapat membantu penderita ini.

2.3 Epidemiologi Anemia

Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan 2001, anemia pada ibu hamil sempat
mengalami penurunan dari 50,9% menjadi 40,1% (Amiruddin, 2007). Angka kejadian anemia

5
di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil
bukan dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data
bahwa cakupan pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun
2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun
2007) menjadi 48,14% (Depkes, 2008).

Frekuensi timbulnya anemia dalam  kehamilan tergantung pada suplementasi besi.


Taylor dkk melaporkan rata-rata kadar hemoglobin sebesar 12,7 g/dl pada wanita yang
mengkonsumsi suplemen besi sementara rata-rata hemoglobin sebesar 11,2 g/dl pada wanita
yang tidak mengkonsumsi suplemen.

Karakter Trias Epidemiologi :

1. Host

Faktor host (pejamu) dalam kasus anemia pada ibu hamil adalah ibu hamil yang
terdiri dari:

a. Umur

Semakin muda umur ibu hamil, semakin berisiko untuk terjadinya anemia. Hal
ini didukung oleh penelitian Adebisi dan Strayhorn (2005) di USA bahwa ibu
remaja memiliki prevalensi anemia kehamilan lebih tinggi dibanding ibu berusia
20 sampai 35 tahun. Hal ini dapat dikarenakan pada remaja, Fe dibutuhkan lebih
banyak karena pada masa tersebut remaja membutuhkannya untuk pertumbuhan,
ditambah lagi jika hamil maka kebutuhan akan Fe lebih besar seperti yang sudah
dijelaskan pada riwayat alamiah. Selain itu, faktor usia yang lebih muda
dihubungkan dengan pekerjaan, status sosial ekonomi dan pendidikan yang
kurang.

b. Keadaan Fisiologis

Keadaan fisiologis ibu hamil, peningkatan Hb tidak sebanding dengan


penambahan volume plasma yang lebih besar, selain itu didukung dengan
kebutuhan intake Fe yang lebih banyak untuk eritropoesis.

6
c. Keadaan imunologis

Keadaan imunologis dari ibu hamil yang dapat menyebabkan anemia


dihubungkan dengan proses hemolitik sel darah merah yang nantinya disebut
anemia hemolitik. Hal ini juga berhubungan dengan ada maupun tidak adanya
penyakit yang mendasari seperti SLE(Systemic Lupus Erythematosus) yang dapat
menyebabkan hancurnya sel darah merah.

d. Kebiasaan

Kebiasaan ini meliputi kebiasaan makan pada ibu hamil, apakah intake
nutrisinya adekuat atau tidak atau mengandung Fe, asam folat, vitamin B12
ataukah tidak. Selain itu, kebiasaan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya
di tempat pelayanan kesehatan juga mempengaruhi besar kecilnya kejadian
anemia pada ibu hamil. Menurut penelitian Adebisi dan Strayhorn (2005) di USA,
bahwa ibu hamil yang merokok dan minum alkohol juga mempengaruhi
terjadinya anemia.

e. Sosial ekonomis

Faktor sosial ekonomi diantaranya adalah kondisi ekonomi, pekerjaan dan


pendidikan. Ibu hamil dengan keluarga yang memiliki pendapatan yang rendah
akan mempengaruhi kemampuan untuk menyediakan makanan yang adekuat dan
pelayanan kesehatan untuk mencegah dan mengatasi kejadian anemia. Ibu hamil
yang memiliki pendidikan yang kurang juga akan mempengaruhi kemampuan ibu
dalam mendapatkan informasi mengenai anemia pada kehamilan.

f. Faktor kandungan dan kondisi/ riwayat kesehatan

Faktor kandungan diantaranya paritas, riwayat prematur sebelumnya, dan usia


kandungan. Ibu dengan riwayat prematur sebelumnya lebih berisiko dibanding
dengan ibu yang tidak memiliki riwayat tersebut. Ibu dengan primipara berisiko
lebih rendah untuk terjadi anemia daripada ibu dengan multipara (Omoniyi,
Stayhorn, 2005). Kondisi atau riwayat kesehatan diantaranya adalah apakah ibu
hamil menderita penyakit diabetes, ginjal, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya.
Ibu hamil mempunyai riwayat penyakit kronis tersebut, semakin berisiko
terjadinya anemia pada ibu hamil (Omoniyi, Stayhorn, 2005).

7
2. Agen
Agens atau sumber penyakit pada anemia ibu hamil diantaranya yaitu:

a. Unsur gizi

Terjadinya anemia pada ibu hamil juga dapat disebabkan karena defisiensi Fe,
asam folat dan vitamin B dalam makanan. Defisiensi ini dapat terjadi karena
kebutuhan Fe yang meningkat, kurangnya cadangan dan berkurangnya Fe dalam
tubuh ibu hamil.

b. Kimia dari dalam dan luar

Anemia pada ibu hamil juga dapat terjadi karena berhubungan dengan kimia
dan obat. Anemia tersebut dinamakan anemia aplastik. Kehamilan mengakibatkan
peningkatan sintesa laktogen plasenta, eritropoetin dan estrogen. Laktogen
plasenta dan eritropoetin menstimulasi hematopoesis dimana estrogen menekan
sumsum tulang. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan hipoplasia (Choudry
et al, 2002 dalam Yilmaz et al, 2007).

c. Faktor faali/ fisiologis

Faktor fisiologis ini meliputi peningkatan eritrosit dan Hb tidak sebanyak


dengan peningkatan volume plasma pada kehamilan sehingga terjadi hipervolemi.
Hal tersebut berisiko terjadinya anemia pada kehamilan.

3. Lingkungan

Dari ketiga faktor lingkungan (fisik, biologis dan sosial ekonomi) yang dapat
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil yaitu faktor sosial ekonomi. Kondisi
sosial berupa dukungan dari keluarga dan komunitas akan mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil. Jika keluarga mendukung terhadap intake nutrisi yang adekuat
pada ibu hamil dan memotivasi dalam memeriksakan kehamilannya secara rutin,
maka kemungkinan kecil terjadi anemia.

Jika lingkungan komunitas menyediakan sarana pelayanan kesehatan, tenaga


kesehatan dan kader maka pelayanan kesehatan akan meningkat sehingga kejadian

8
anemia kemungkinan kecil terjadi. Selain itu, pendidikan ibu hamil yang semakin
tinggi akan mempengaruhi kemampuan dalam mendapatkan informasi. Kondisi
ekonomi akan mempengaruhi kemampuan ibu hamil dan keluarga dalam
menyediakan nutrisi yang adekuat dan memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai.

2.4 Etiologi Anemia

Menurut Tarwoto,dkk, (2007:13) penyebab anemia secara umum adalah:

a. Kekurangan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi, misalnya faktor


kemiskinan.
b. Penyerapan zat besi yang tidak optimal, misalnya karena diare.
c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak,
perdarahan akibat luka.

Sebagian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekuangan zat besi. Zat besi
adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb. Oleh karena itu
disebut “Anemia Gizi Besi”.

Anemia gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:

a. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.
b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh

2.5 Gejala Anemia Dalam Kehamilan

1. Ibu mengeluh cepat lelah, Sering pusing, Mata berkunang-kunang,


2. Nafsu makan turun (anoreksia), mual, muntah
3. Konsentrasi hilang,
4. Nafas pendek (pada anemia parah)
5. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
6. Keletihan,  malaise, atau mudah megantuk
7. Pusing atau kelemahan
8. Sakit kepala

9
9.  Lesi pada mulut dan lidah
10. Kulit pucat
11. Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat
12. Dasar kuku pucat
13. Takikardi
14. Perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular
15. disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.

Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa  dan Ibu Hamil Menurut WHO

Adapun kadar Hb menurut WHO pada perempuan dewasa dan ibu hamil adalah
sebagai berikut:

Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa  dan Ibu Hamil Menurut WHO

Hb Anemia Kurang Dari


Jenis Kelamin Hb Normal
(gr/dl)

Lahir (aterm) 13.5-18.5 13.5

Perempuan dewasa tidak


12.0-15.0 12.0
hamil

Perempuan dewasa hamil:

Trimester Pertama : 0-12


11.0-14.0 11.0
minggu

Trimester Kedua : 13-28


10.5-14.5 10.5
minggu

Trimester ketiga : 29 aterm 11.0-14.0 11.0

10
2.6 Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Janin

1. Bahaya selama kehamilan


a. Persalinan Prematur
b. Mudah terjadinya Infeksi
c. Ancaman Dekompensasi Cordis (jika HB < 6 gr)
d. Hiperemesis Gravidarum
e. Perdarahan Antepartum
f. KPD ( Ketuban Pecah Dini )

2. Bahaya saat persalinan


a. Gangguan his kekuatan mengejan
b. Pada kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar
c. Pada kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan
dan sering memerlukan tindakan dan operasi kebidanan.
d. Pada kala III (Uri) dapat diikuti Retencio Placenta, PPH
karena Atonnia Uteri
e. Pada kala IV dapat terjadi pendarahan Post Partum Sekunder
dan Atonia Uteri

3. Bahaya pada saat Nifas


a. Terjadi Subinvolusi Uteri yang dapat menimbulkan perdarahan
b. Memudahkan infeksi Puerpurium
c. Berkurangnya pengeluaran ASI
d. Dapat terjadi DC mendadak setelah bersalin
e. Memudahkan terjadi Infeksi mamae

4. Pengaruh Anemia Terhadap Janin

Meskipun janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari Ibunya tetapi jika
anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Pengaruh – pengaruhnya
terhadap janin diantaranya :

a. Abortus

11
b. Kematian Interauterin
c. Persalinan Prematuritas tinggi
d. BBLR
e. Kelahiran dengan anemia
f. Terjadi cacat kongenital
g. Bayi mudah terjadi Infeksi sampai pada kematian
h. Intelegensi yang rendah
i. Kekuranganenergi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan
tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 -
14kg.

2.7 Makanan untuk mencegah Anemia

Ibu hamil atau wanita hamil sangat beresiko terkena anemia atau kurang darah. Oleh
karena itu, ibu hamil harus menjaga asupan gizi untuk menghindari kekurangan zat gizi, folat,
dan vitamin B12 yang menjadi penyebab utama terjadinya anemia selama kehamilan.

Berikut ini beberapa jenis makanan yang sangat baik dikonsumsi oleh ibu hamil untuk
mencegah terjadinya anemia.

a. Pisang
Pisang merupakan sumber zat besi dan mineral yang baik. Makan pisang saat sarapan
mungkin menjadi pilihan yang tepat untuk mengobati atau mencegah anemia selama
kehamilan.
b. Kurma
Kurma dikenal karena kemampuannya meningkatkan produksi hemoglobin. Anda
bisa makan kurma sebagai camilan manis yang dapat meningkatkan produksi darah
merah.
c. Havermut
Havermut bisa melawan anemia selama kehamilan. Selain mudah dicerna, havermut
dapat memberikan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, bersama dengan zat besi.

d. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan adalah sumber zat besi untuk mencegah anemia. Ini juga bisa jadi
camilan sehat untuk menemani kegiatan Anda di tempat kerja atau di rumah.

12
e. Brokoli
Brokoli adalah sayuran berdaun hijau yang baik dikonsumsi selama kehamilan.
Brokoli adalah sumber vitamin, zat besi, dan asam folat.
f. Daging merah
Daging merah dapat membantu ibu hamil mendapatkan cukup zat besi untuk
memerangi anemia selama kehamilan. Zat besi dari sumber hewani lebih mudah
diserap dibandingkan dari sumber nabati.
g. Bayam
Bayam merupakan makanan super bagi ibu hamil. Bayam adalah pemasok zat besi
dan asam folat untuk memerangi anemia selama kehamilan.
h. Kuningtelur
Kuning telur mengandung banyak zat besi. Makan telur dapat membantu
mempertahankan jumlah normal hemoglobin.
i. Madu
Jika ibu hamil mengalami anemia selama kehamilan, coba masukkan madu dalam
menu harian Anda. Madu merupakan sumber zat besi yang baik untuk melawan
anemia.
j. Jus jeruk
Jus jeruk merupakan sumber vitamin C, yang dapat membantu penyerapan zat besi.
Mengasup vitamin C dapat membantu melawan anemia selama kehamilan.

2.8 Pengobatan Anemia Kehamilan

Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg
ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat. Wanita yang sedang hamil dan menyusui, kebutuhan zat
besinya sangat tinggi sehingga perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja.
Minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 (satu) tablet
setiap hari selama haid. Untuk ibu hamil, minumlah 1 (satu) tablet tambah darah paling
sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.

Perawatan diarahkan untuk mengatasi anemia. Transfusi darah biasanya dilakukan


untuk setiap anemia jika gejala yang dialami cukup parah

13
2.9 Peran Bidan Dalam Pencegahan Anemia

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbangdengan


asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Peran bidan dapat masuk dalam tahap pencegahan. Dimana tahap pencegahan tediri
dari tiga(3) yaitu :

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dilakukan pada fase prepathogenesis yaitu pada tahap


suseptibel dan induksi penyakit sebelum dimulainya perubahan patologis. Tujuan
pencegahan ini untuk mencegah atau menunda terjadinya kasus baru penyakit dan
memodifikasi faktor risiko atau mencegah berkembangnya faktor risiko.

Pada pencegahan dalam anemia ibu hamil ini, bidan komunitas dapat berperan
sebagai edukator seperti memberikan nutrition education berupa asupan bahan
makanan yang tinggi Fe dan konsumsi tablet besi atau tablet tambah darah selama 90
hari. Edukasi tidak hanya diberikan pada saat ibu hamil, tetapi ketika belum hamil.
Penanggulangannya, dimulai jauh sebelum peristiwa melahirkan. Selain itu, bidan
juga dapat berperan sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu
hamil mengenai cara mencegah anemia pada kehamilan.

Selain itu,.bidan juga dapat menjadi motivator bagi ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat dan
memotivasi keluarga ibu hamil untuk selalu mendukung perawatan yang dilakukan
pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada tahap


pathogenesis yaitu mulai pada fase asimtomatis sampai fase klinis atau timbulnya gejala
penyakit atau gangguan kesehatan. Pada pencegahan sekunder, yang dapat dilakukan oleh
bidan komunitas diantaranya adalah sebagai care giver diantaranya melakukan skirinning
(early detection) seperti pemeriksaan hemoglobin (Hb) untuk mendeteksi apakah ibu
hamil anemia atau tidak, jika anemia, apakah ibu hamil masuk dalam anemia ringan,
sedang, atau berat. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan terhadap tanda dan gejala yang

14
mendukung seperti tekanan darah, nadi dan melakukan anamnesa berkaitan dengan hal
tersebut. Sehingga, bidan dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan hasil tersebut.

Selain itu, Jika ibu hamil terkena anemia, maka bidan sebagai care giver dan
kolaborator dapat memberikan terapi oral berupa Fe dan memberikan rujukan kepada ibu
hamil ke rumah sakit untuk diberikan transfusi (jika anemia berat).

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit ke arah


yang lebih buruk untuk memperbaiki kualitas hidup klien seperti untuk mengurangi atau
mencegah terjadinya kerusakan jaringan, keparahan dan komplikasi penyakit, mencegah
serangan ulang dan memperpanjang hidup.

Contoh pencegahan tersier pada anemia ibu hamil diantaranya yaitu


mempertahankan kadar hemoglobin tetap dalam batas normal, memeriksa ulang secara
teratur kadar hemoglobin, mengeliminasi faktor risiko seperti intake nutrisi yang tidak
adekuat pada ibu hamil, tetap mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan dan tetap
mengkonsumsi makanan yang adekuat setelah persalinan.

15
BAB III

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE

PADA NY “S” G3P2A0 DENGAN ANEMIA RINGAN DI RUANGAN KIA / KB

PUSKESMAS KOTA TERNATE

1. Laporan Kasus

Tanggal Masuk : 05-03-2018 Jam Masuk : 09.10 WIT

Tanggal Pengkajian : 05-03-2018 Jam Pengkajian : 10.00 WIT

STEP I. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA DASAR

A. Identitas Istri / Suami

1. Nama : Ny. S / Tn. M

2. Umur : 29 Thn/ 30 Thn

3. Suku : Ternate /Ternate

4. Agama : Islam/Islam

5. Pendidikan : SMA /S1

6. Pekerjaan : IRT/ TNI

7. Alamat : Kel. Muhajirin / Kel. Muhajirin

8. Lamanya menikah : 10 Tahun

16
B. Data Biologis / Fisiologis

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan sering merasa pusing

2. Riwayat Keluhan Utama

a. Mulainya timbul sejak 2 hari yang lalu

b. Keluhan yang menyertai

1) Ibu mengatakan cepat merasa lelah dan lemas

2) Ibu mengatakan terasa sakit pada bagian belakang

c. Sifat keluhan : Tidak menetap / hilang timbul

d. Pengaruh keluhan terhadap fungsi tubuh : Terganggu

e. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan istirahat

3. Riwayat kesehatan yang lalu

a. Imunisasi yang diperoleh : TT 2 kali

b. Penyakit yang diderita : Tidak ada

c. Riwayat opname : Tidak ada

d. Riwayat operasi : Tidak ada

e. Riwayat transfusi darah : Tidak ada

4. Riwayat keluarga

a. Riwayat penyakit menular tidak ada

b. Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga tidak ada

5. Riwayat reproduksi

Riwayat haid

a. Menarche : 15 tahun

17
b. Siklus haid : ±28 hari

c. Durasi haid : 4-7 hari

d. Perlangsungan : Normal

e. Warna darah : Merah

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan yang Lalu :

N Tgl/Bln/ UK Jenis Penolon Penyuli Anak Nifas Keadaan


O Thn Partus g t anak
J BB T
Partus sekaran
K B
g
1 24/02/2009 40 Norma Dokter Tidak P 3200 - Norma Hidup
mg l ada Gra l
g m
2 29/01/2010 39 Norma Dokter Tidak L 4200 - Norma Hidup
mg l ada Gra l
g m
3 Hamil Ini
sekarang
Riwayat kehamilan sekarang :
a. G: 3, P: 2, A: 0
b. HPHT : 23 – 10 – 2017
c. TP : 30 - 07 - 2018
d. UK : 17 Minggu
e. Keluhan
1) Pusing : Ada
2) Mual / Muntah : Kadang – kadang

7. Riwayat Ginekologi
a. Riwayat infeksi menular tidak ada
b. Infeksi alat reproduksi tidak ada

18
8. Riwayat ANC
a. Trimester I
1) Keluhan : Mual Muntah
2) ANC : 2x imunisasi TT
3) Penyuluhan yang pernah di dapat : Makan
makanan yang tidak merangsang mual muntah dan
makanan yang tidak asam
4) Therapy : Fe, becom c

C. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1. Kebutuhan Nutrisi

Kebiasaan

a. Jenis makanan dan minuman : Nasi, ikan, sayur, air

putih

b. Frekuensi makan : 2x sehari

c. Jumlah air yang diminum : 6 gelas / hari

d. Makanan pantangan : Tidak ada

e. Perubahan saat hamil : Tidak ada perubahan

2. Kebutuhan Eliminasi

Kebiasaan

a. Frekuensi BAK : 3-4 x sehari

b. Warna/bau : Kuning muda/pesing

c. Frekuensi BAB : 2x sehari

d. Warna/konsistensi : Kuning/lunak

e. Gangguan eliminasi BAB/BAK : Tidak ada

Perubahan saat hamil : Ada perubahan

19
a. Frekuensi BAK : 5-6 x sehari

b. Frekuensi BAB : 1x sehari

3. Kebutuhan Istirahat / Tidur

Kebiasaan

a. Tidur siang pukul : 14.00-16.00 WIT

b. Tidur malam pukul : 00.00-05.00 WIT

c. Perubahan saat hamil : Ibu kurang tidur

4. Kebutuhan kebersihan diri atau personal hygine

Kebiasaan

a. Mencuci rambut : 2x seminggu

b. Mengosok gigi : 2x sehari

c. Menganti pakaian : 2x sehari

d. Kebiasaan mandi : 2x sehari

e. Perubahan saat hamil : Tidak ada perubahan

5. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan Umum

1) Penampilan umum : Lemas

2) Kesadaran : Composmentis

3) BB sebelum hamil : 54 kg

4) BB saat hamil : 58 kg

5) Tinggi Badan : 158 cm

6) LILA : 24,5 cm

20
7) Pemeriksaan TTV

a) Tekanan darah :90/70 mmHg

b) Pernapasan : 22x/menit

c) Suhu : 36℃

d) Nadi : 86x/menit

b. Pemeriksaan obstetric
Inspeksi
1) Kepala
a) Keadaan rambut : Lurus, hitam, dan tidak
    Mudah rontok
b) Tampak bersih

2) Muka
a) Wajah tampak sedikit pucat
b) Tidak ada oedema

3) Mata
a) Konjungtiva : Pucat
b) Sklera : Tidak kuning

4) Mulut / Gigi
a) Keadaan bibir : Lembab
b) Keadaan gigi : Tidak ada caries

5) Inspeksi telinga
a) Kebersihan telinga : Bersih
b) Keadaan telinga luar : Normal

6) Leher
a) Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
b) Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
c) Pembesaran kelenjar karotis : Tidak ada

21
7) Payudara
a) Kesemetrisan : Simetris
kanan/kiri
b) Keadaan putting : Menonjol
c) Keadaan areola : Hiperpigmentasi
d) Kolostrum : Tidak ada
e) Suhu payudara : Normal

8) Abdomen
a) Tinggi fundus uteri : Pertengahan
pusat                                                   dan
simpisis
b) Umur kehamilan : 17 minggu
c) Posisi janin :-
d) Presentasi janin :-

9) Vulva / anus
a) Kebersihan : Bersih
b) Varises : Tidak ada
c) Flour albus : Tidak ada
d) Kondilomata : Tidak ada
e) Pembesaran kelenjar lipat paha : Tidak ada

10) Tungkai bawah


a) Kesimetrisan : Simetris kiri dan
  kanan
b) Oedema : Tidak ada
c) Varises : Tidak ada

Palpasi
a) Leopold I : Pertengahan
                                        Pusat dan simpisis
b) Leopold II : Letak janin

22
Ballottement
c) Leopold III : Tidak dilakukan
d) Leopold IV : Tidak dilakukan
a. Auskultasi DJJ : (+) 128 x/menit
6. Pemeriksaan laboraturium
Tanggal 0-02-2018, jam 10.23 Wit, hasil :
a) Kadar Hb : 10 gr%
b) HIV : NR
c) Golda :O
d) Sipilis : NR
e) HBSAg : NR

D. Data Psikologis / Sosiologi


1. Ibu dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya
2. Pola interaksi baik
3. Pengetahuan ibu tentang masalah gizi masih kurang
4. Ibu selalu menanyakan tentang kehamilannya

E. Data Spritual
1. Selama hamil ibu kadang-kadang melaksanakan kegiatan ibadah
2. Usaha ibu terhadap kesehatan kehamilannya dengan berdoa
3. Tidak ada pantangan menurut keyakinan ibu selama hamil

23
KLASIFIKASI DATA

A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan haid terakhirnya tanggal 23 oktober 2017
2. Ibu mengatakan hamil yang ketiga
3. Ibu mengatakan sering merasa pusing
4. Ibu mengatkan mudah lelah dan lemas
5. Ibu mengatakan punggungnya terasa nyeri
6. Ibu mengatakan kurang tidur

B. Data Objektif
1. HPHT : 23 oktober 2017, TP : 30 juli 2018
2. G: III, P: II, A: 0
3. Tampak pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan
4. Palpasi
a. Leopold I : Pertengahan pusat dan simpisis
b. Leopold II : Ballottement (+)
c. Leopold III : Tidak dilakukan
d. Leopold IV : Tidak dilakukan

5. Auskultasi DJJ : (+) 128 x/menit


6. BB sebelum hamil : 54 kg

7. BB saat hamil : 58 kg

8. Wajah ibu tampak pucat

9. Konjungtiva : Pucat

10. Ekspresi wajah : Meringis

11. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 90/70 mmHg

24
b. Pernapasan : 22x/menit

c. Suhu : 36℃

d. Nadi : 86x/menit

12. Pemeriksaan penunjang laboraturium

Tanggal 05-03-2018

a. Hb : 10 gr%

b. HIV : NR
c. Golda :O
d. Sipilis : NR
e. HBSAg : NR

25
STEP II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

NO ANALISA DAN DIAGNOSA


DATA DASAR INTERPRETASI DATA MASALAH
AKTUAL
1. Data Subjektif : Pada masa kehamilan kebutuhan akan Diagnosa: Ny
1. Ibu mengatakan haid zat-zat makanan bertambah dan terjadi “S” G3P2A0
terakhirnya 23-10- pula perubahan – perubahan dalam Massa gestasi
2017 darah dan sumsum tulang. Jumlah darah 17 minggu
2. Ibu mengatakan hamil akan bertambah banyak seiring dengan dengan anemia
yang ketiga tuanya umur kehamilan, akan tetapi sel- ringan
3. Ibu mengatakan sel darah berkurang dibandingkan
sering merasa pusing dengan bertambahnya plasma sehingga
4. Ibu mengatakan cepat menyebabkan terjadinya pengenceran
lelah darah yang diangap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologi dalam
kehamilan yang bermanfaat untuk
Data Objektif : meringankan beban jantung yang harus
1. HPHT : 23-10-2017 bekerja dalam massa kehamilan, sebagai
TP : 30-07-2018 akibat dari kardial autput yang
2. G2P1A0 meningkat.
3. Tampak pembesaran
uterus sesuai dengan
umur kehamilan
4. Palpasi
- TFU : Pertengahan
pusat dan simpisis
( 25 cm )
- Ballottement (+)
- Auskultasi Djj
positif 128 x/menit
- Konjungtiva :
pucat
- Wajah klien

26
tampak pucat
- Hb : 10 gram
- TTV
TD : 90/70mmHg
P : 22x/menit
S : 360c
N : 86x/menit

2. Masalah aktual
Data subjektif :
Dengan semakin bertambahnya usia : Gangguan
- Ibu mengatakan
kehamilan postur tubuh akan rasa nyaman
punggungnya terasa
mengalami lordosis akibat pembesaran
nyeri
perut ibu yang diikiuti dengan
perubahan tulang belakang setiap
Data Objektif :
wanita hamil, perubahan menyebabkan
- Perut tampak
gravitasi tubuh ibu bergerak kedepan
membesar sesuai
dan akan menimbulka rasa tidak aman
dengan umur
pada ibu untuk mengkompensasikan
kehamilan
perubahan berat badan, bahu lebih
- BB sebelum hamil :
tertarik kebelakang melengkung sendi
54 kg
tulang belakang lebih lentur dapat
- BB sesudah hamil :
menyebabkan nyeri pada punggung.
58kg

STEP III. INTERPRETASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

27
NO ANALISA DAN DIAGNOSA
DATA DASAR INTERPRETASI DATA MASALAH
POTENSIAL
1 Data Subjektif : Pada usia kehamilan 32-36 Masalah
- Ibu mengatakan ini hamil minggu merupakan puncak potensial :
anak ketiga bertambahnya jumlah darah untuk Anemia sedang
- Ibu mengatakan sering kebutuhan hasil konsepsi, namun
merasa pusing demikian darah membutuhkan
- Ibu mengatakan cepat lelah zatbesi dalam jumlah besar untuk
pembentukan butir – butir darah
Data Objektif : merah dan pertumbuhannya.
- G3P2A0 Jumlah yang diperlukan 1/10 dari
- UK 17 minggu seluruh zatbesi yang terdapat di
TP : 30-07-2018 dalam tubuh. Namun jika
- Wajah ibu tampak pucat peningkatan atau pertambahan
- Konjungtiva pucat persedian besi dalam hati, linfa
- TTV dan sumsum tidak seimbang maka
TD : 90/70 mmHg akan terjadi pengenceran karna
P : 22x/menit tidak sebanding dengan
S : 36 c
0
bertambahnya plasma darah,
N : 86x/menit apabila sel darah tersebut tidak
mengalami peningkatan maka
kadar Hb dalam darah berkurang
hingga mencapai 10 gram% dan
akan terjadi anemia ringan.
STEP IV. TINDAKAN SEGERA

1. Tindakan Mandiri : Tidak dilakukan


2. Tindakan Kolaborasi : Tidak dilakukan
3. Tindakan Rujukan : Tidak dilakukan

STEP V. RENCANA TINDAKAN MANAJEMEN KEBIDANAN

28
NO DIAGNOSA/ RENCANA TINDAKAN
MASALAH RASIONAL
AKTUAL DAN TUJUAN INTERVENSI
POTENSIAL
1. Diagnosa Anemia ringan 1. Observasi 1. Dengan
G: III, P: II, A:0 teratasi dengan keadaan umum mengobservasi
masa gestasi 17 kriteria: klien dan tanda- tanda-tanda vital
minggu dengan - Konjungtiva tidak tanda vital dapat mengetahui
anemia ringan pucat TD : 90/70 mmhg keadaan umum
- Wajah tidak pucat P : 22x/menit klien sehingga
- Hb normal (11 gr S : 36˚C dapat
%) N : 86x/menit mengantisipasi
- Tanda-tanda vital sedini mungkin
normal faktor-faktor resiko
yang akan terjadi

2. Pemberian terapi 2. Tablet Fe


dari bidan tablet merupakan zat besi
Fe 1x1 dan vitron yang di lengkapi
1x1 asam folat yang
berfungsi untuk
meningkatkan
kadar zat besi
Dalam tubuh dan
membantu
mengatasi anemia

3. Anjurkan klien
untuk kontrol Hb 3. Dengan
pada saat mengobrol Hb

kunjungan ulang dapat mengetahui

4. Anjurkan klien kadar Hb klien

untuk kunjungan 4. Dengan


kunjungan ulang

29
ulang minggu dapat dievaluasi
berikutnya kondisi klien
sedini mungkin

5. HE tentang 5. Agar klien dapat


tanda-tanda mengenali dan
bahaya dalam mengetahui tanda-
kehamilan tanda bahaya
dalam kehamilan

6. Anjurkan pada 6. Bersalin dirumah


klien agar sakit atau ditolong
persalinannya nanti oleh bidan dapat
dirumah sakit atau mengurangi resiko
ditolong oleh bidan yang akan pada
klien maupun
janinnya

2.
Masalah aktual: Gangguan rasa
- Gangguan rasa nyaman teratasi
nyaman dengan kriteria: 1. Jelaskan
1. Pengetahuan yang
- Nyeri berkurang perubahan
cukup tentang
- Ekspresi wajah fisiologi yang
kehamilan dan
ceria terjadi pada ibu
perubahan-
hamil
perubahan yang
terjadi pada ibu
hamil,sehingga
klien dapat
menerima
perubahan yang
di alaminya
2. Anjurkan klien
untuk istirahat 2. Dengan istirahat

30
yang cukup yang cukup dapat
membantu
memulihkan
kekuatan fisik
klien

3.Ajarkan klien
untuk Melakukan 3. Menarik nafas
teknik relaksasi dapat terjadi
Relaksasi pada
otot,karena suplai
oksigen ke
jaringan akan
3. lancar sehingga
Masalah potensial Tidak terjadi anemia dapat mengurangi
: Anemia sedang sedang dengan rasa nyeri
kriteria : 1. Kaji tanda -
- Wajah tidak pucat tanda anemia
- Konjungtiva tidak sedang 1. Dengan mengkaji
pucat tanda-tanda
- Hb normal anemia,mengetahui
- Tanda-tanda vital keadaan klien
normal sehingga dapat
mengantisipasi
sedini mungkin
kompliksi yang
akan terjadi

2. Anjurkan
pemeriksaan
kehamilan 2. Dengan
secara teratur melakukan
pemeriksaan
teratur kita dapat

31
memantau
perkembangan
kehamilan dan
penyakit klien
sehingga dapat
diberikan
3. Anjurkan klien
pengobatan
untuk
mengkonsumsi
3. Dengan mengkons
makanan/sayuran
umsi makanan yan
yang
g mengandung zat
mengandung zat-
gizi kebutuhan nutr
zat besi
isi klien akan
terpenuhi terutama
makanan yang
mangandung zat
4. Anjurkan
gizi
melakukan
pemeriksaan Hb
4. Dengan
melakukan
7.
pemeriksaan kadar
Hb makan akan
dapat diketahui
perubahan kadar
Hb apa ada
peningkatan atau
tidak

32
8.

STEP VI. IMPLEMENTASI MANEJEMEN KEBIDANAN

STEP VII. EVALUASI MANEJEMEN KEBIDANAN

NO TUJUAN IMPLEMENTASI EVALUASI

33
1. Anemia ringan teratasi Tanggal 05-03-2018 Tanggal 07-03-2018
dengan kriteria : JAM : 09.00 WIT Jam: 15:40 WIT
1.Konjungtiva tidak 1. Mengobservasi keadaan umum klien 1. Tanda-tanda
pucat dan TTV vital dalam batas
2.Wajah tidak pucat TD : 90/70 mmHg normal
3.Hb normal, Hb P : 22x/m
normal ( 11 gr% ) S : 360c
4. TTV normal N : 86x/m
2. Penatalaksanaan terapi dari bidan 2. Klien

Hasil : mengkonsumsi

Tablet Fe 1x1 dan Vitron 1x1 tablet Fe dan fitron


sesuai anjuran

3. Menganjurkan klien untuk kujungan 3. Klien akan

ulang minggu berikutnya, datang kembali

Hasil : kunjungan ulang

Ibu mau melaksanankan anjuran yang


diberikan

4. Klien
4. Memberikan HE tentang tanda-tanda
memahami
bahaya dalam kehamilan seperti,
penjalasan yang
perdarahan antepartum hambatan
diterima
tumbuhan kembang janin dalam rahim
dan penyebab lainnya, pusing, nyeri
ulu hati
Hasil :
Ibu mau mengikuti anjuran yang di
berikan
5. Klien
5. Menganjurkan pada klien agar bersedia bersalin
persalinan nanti dirumah sakit atau di dirumah sakit
tolong oleh bidan
Hasil :
Klien menganjurkan anjuran yang di

34
berikan
6. Klien
6. Menganjurkan pada klien untuk memahami anjuran
mengkonsumsi makanan yang yang diberikan
mengandung gizi seimbang terutama
yang mengandung zat besi seperti
ikan, daging, telur dan sayur
Hasil :
Klien mengerti anjuran yang
2. Ganguan rasa nyaman
diberikan
ter teratasi dengan
kriteria :
- Nyeri berkurang 1. Klien akan
Tanggal 26-04-2015
- Ekspresi wajah ceria melaksanakan
Jam 20.20 wit
anjuran
1. Menjelaskan perubahan yang terjadi
pada ibu hamil,seperti pembesaran
pada perutnya
Hasil : 2. Klien memahami
Ibu memahami tentang keadaannya anjuran yang
diberikan
2. Menganjurkan klien untuk istirahat
yang cukup,seperti tidur tepat pada 3. Klien
waktunya memahami dan
akan
3. Menganjurkan klien untuk
melakukan
melakukan teknik relaksasi untuk
anjuran yang
mengurangi rasa nyeri
Tidak terjadi anemia diberikan
sedang dengan
kriteria : Tanggal 07-03-2018

- Wajah tidak Jam 21.30 wit

pucat 1. Anemia ringan


Tanggal 05-03-2018
- Kunjungtiva masih terjadi
Jam 11.00 wit
tidak pucat

35
- Hb normal ( 11 gr 1. Mengkaji tanda-tanda anemia 2. Klien memahami
% Hasil : anjuran yang
Kunjungtiva masih pucat,wajah klien diberikan
tampak pucat
2. Menganjurkan pemeriksaan 3. Klien memahami
kehamilan secara teratur anjuran yang
Hasil : diberikan
Klien akan datang kembali pada
minggu berikutnya
3. Menganjurkan klien untuk
mengkonsumsi makanan atau sayuran
4. Klien mengerti
yang mengandung zat-zat besi
anjuran yang
misalnya sayuran yang berwarna hijau
diberikan
Hasil :
Klien mengerti anjuran yang
diberikan
4. Menganjurkan melakukan periksaan
HB
Hasil :
Klien menerima anjuran yang
diberikan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

36
1. Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah
berada di bawah normal
2. Penyebab Umum dari Anemia Yaitu: Kehilangan darah atau Perdarahan
hebat,Berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan Gangguan produksi sel darah
merah .
3. Tanda – tanda dari penyakit anemia yakni: Lesu, lemah , letih, lelah, lalai (5L),
Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat, Gejala
lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan  menjadi pucat,
serta  Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan tachikardi, dan
pingsan.
4. Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau
hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi
oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut.
5. Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit,atau praktik klinik pada umumnya
dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut:      Hb <10gr/dl, Hematokrit
<30% , dan  Eritrosit <2,8juta

DAFTAR PUSTAKA

37
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Penerbit Buku kedokteran EGC
Asuhan Persalinan Normal. 2002. Jaringan Nasional Pelatihan KLinik Kesehatan Reproduksi.
Jakarta

Depkes RI. 2002. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Hyre, Anne. 2001. Asuhan Kebidanan Care. Jakarta: Pusdiknakes

Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC

Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC

Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka

38

Anda mungkin juga menyukai