Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

" PENGELOLAAN PERSEDIAAN "

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
WAHYUNI (19042014002)
AMINAH (19042014011)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PRODI ILMU ADMINISTRASI BISNIS/NIAGA
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2019-2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengelolaan
Persediaan”.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.

Makassar,11 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengendaliaan Persediaan.


B. Tujuan Pengendaliaan Persediaan.
C. Manfaat Dan Teknik Pengendaliaan Persediaan.
D. Metode Pengendaliaan Persediaan.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persediaan umumnya mengacu pada bahan yang ada dan sumber idle dari sebuah
perusahaan. Persediaan mewakili barang-barang yang akan dijual atau sedang dalam
proses pembuatan atau berbentuk bahan baku yang belum digunakan. Interval antara
menerima bagian yang dibeli dan mengubahnya menjadi produk akhir bervariasi dari
industri ke industri tergantung pada waktu pembuatan siklus. Oleh karena itu, perlu
adanya persediaan berbagai jenis untuk bertindak sebagai penyangga antara penawaran
dan permintaan untuk pengoperasian sistem yang efisien. Dengan demikian,
pengendalian persediaan yang efektif adalah suatu keharusan untuk memperlancar dan
memperlambat siklus produksi dengan sedikit gangguan. Pelaporan kembali ke
perencanaan produksi.
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan
persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi
dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh
terhadap semua fungsi bisnis (operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan
persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance
menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi
menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan
produksi dapat dipenuhi.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah
persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi
maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari pengendalian
persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam jumlah yang
tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan
sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip ekonomi,
yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik persediaan yang
terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan membengkaknya biaya
persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan timbul biaya-biaya yang disebut
carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi karena perusahaan memiliki persediaan yang
banyak, seperti: biaya yang tertanam dalam persediaan, biaya modal (termasuk biaya
kesempatan pendapatan atas dana yang tertanam dalam persediaan), sewa gudang, biaya
administrasi pergudangan, gaji pegawai pergudangan, biaya asuransi, biaya pemeliharaan
persediaan, biaya kerusakan/kehilangan,
Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya akibat
kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti: mahalnya harga karena
membeli dalam partai kecil, terganggunya proses produksi, tidak tersedianya produk jadi
untuk pelanggan. Jika tidak memiliki persediaan produk jadi terdapat 3 kemungkinan,

2
yaitu: 1). Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal
ini akan mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan. 2). Konsumen
membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan mendesak dan masih
setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan
selama persediaan tidak ada. 3). Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan
terus pindah menjadi pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.
Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biaya-
biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan
pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut antara lain:
biaya telepon, biaya surat-menyurat, biaya administrasi dan penempatan pesanan, biaya
pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan
pemeriksaan bahan/barang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertiaan Pengendaliaan Persediaan ?
2. Bagaimana Tujuan Pengendaliaan Persediaan ?
3. Bagaimana Manfaat Dan Teknik Pengendaliaan Persediaan ?
4. Bagaiamana Metode Pengendaliaan Persediaan ?

C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Pengertiaan Pengendaliaan Persediaan.
b. Untuk Mengetahui Tujuan Pengendaliaan Persediaan.
c. Untuk Mengetahui Manfaat Dan Teknik Pengendaliaan Persediaan.
d. Untuk Mengetahui Metode Pengendaliaan Persediaan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertiaan Pengendaliaan Persediaan


Pengendalian persediaan atau Inventory Control, adalah fungsi managerial yang
sangat penting karena persediaan atau stok obat akan memakan biaya yang melibatkan
invenstasi besar dalam pos aktiva lancar. Untuk itu persediaan perlu dikendalikan dengan
efektif dan efisien (Siregar, 2014).
Menurut Siregar (2014), Pengendalian Persediaan merupakan fungsi yang
mengatur dan mengarahkan cara pelaksanaan dari suatu rencana baik dengan pengaturan
dalam bentuk tata laksana, yaitu: manual, standar, kriteria, ataupun prosedur melalui
tindakan untuk memungkinkan optimasi dan penyelenggaraan suatu program oleh unsur
dan unit terkait. Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian
kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan
pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanaan harus
diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dan
kuantitas waktu yang tepat.

B. Tujuan Pengendaliaan Persediaan


Tujuan Persediaan, adalah untuk:
1. Untuk menstabilkan produksi
Permintaan item berfluktuasi karena faktor jumlah, musiman, jadwal produksi dan
lainlain. Persediaan (bahan baku dan komponen) harus tersedia untuk produksi
menyesuaikan permintaan, stok habis dan penghentian akan mengakibatkan produksi
gagal berlangsung karena keterbatasan bahan sehingga fluktuasi persediaan harus
dijaga agar hasilnya lancar.
2. Untuk mengambil keuntungan dari potongan harga
Biasanya produsen menawarkan diskon untuk pembelian massal dan untuk
mendapatkan keuntungan harga dari bahan-bahan yang dibeli dalam jumlah besar
meskipun tidak segera dibutuhkan. Dengan demikian, persediaan dipertahankan untuk
mendapatkan penghematan dalam pembelian.
3. Untuk memenuhi permintaan selama masa pemesanan
Waktu tunggu untuk pengadaan bahan tergantung pada banyak faktor seperti
lokasi sumber, kondisi permintaan pasokan, dan lain-lain sehingga persediaan harus
mampu dipertahankan untuk memenuhi permintaan selama masa pengadaan
(pemesanan).
4. Untuk mencegah kehilangan pesanan (penjualan)

4
Dalam persaingan, seseorang harus memenuhi jadwal pengiriman pada tingkat
layanan 100 persen, sehingga tidak boleh melewatkan jadwal pengiriman yang dapat
mengakibatkan hilangnya penjualan. Oleh sebab itu, persediaan harus dijaga.
5. Mengikuti perubahan kondisi pasar
Organisasi harus mengantisipasi perubahan sentimen pasar dan harus
mengantisipasi stok bahan dalam non-ketersediaan bahan atau kenaikan harga secara
mendadak.
6. Alasan lain seperti pemasok kondisi kuantitas minimum, ketersediaan bahan
musiman atau kenaikan harga secara tiba-tiba.
 Tujuan Pengendalian Persediaan, adalah untuk:

Pengendalian persediaan adalah pendekatan yang direncanakan untuk


menentukan apa yang harus dipesan, kapan harus memesan dan berapa banyak pesanan
serta berapa tanpa mengganggu produksi dan penjualan. Jadi, pengendalian persediaan
bertujuan untuk menjaga tingkat persediaan barang yang dipersyaratkan oleh perusahaan
dengan biaya minimum bagi perusahaan.

 Tujuan pengendalian persediaan:


1. Memastikan pasokan produk yang memadai kepada pelanggan dan menghindari
kekurangan.
2. Memastikan bahwa investasi finansial dalam persediaan minimum (modal kerja
ditekan seminimal mungkin).
3. Pembelian, penyimpanan, konsumsi dan akuntansi bahan yang efisien.
4. Menjaga catatan persediaan persediaan barang dan menyimpan stok dalam batas
waktu yang diinginkan.
5. Memastikan tindakan tepat waktu untuk pemesanan ulang.
6. Menyediakan stok cadangan untuk variasi waktu pengiriman material.
7. Memberikan dasar ilmiah untuk perencanaan material jangka pendek dan jangka
panjang.

C. Manfaat Dan Teknik Pengendaliaan Persediaan


Manfaat Pengendalian Persediaan, yaitu:
1. Peningkatan hubungan pelanggan karena pengiriman barang tepat waktu dan layanan.
2. Produksi yang lancar dan tidak terganggu akibat kekurangan stok.
3. Efisiensi penggunaan modal kerja karena mmbantu meminimalkan kerugian akibat
kemerosotan, kerusakan usang dan pencurian.
4. Ekonomis dalam pembelian.
5. Menghilangkan kemungkinan duplikasi pemesanan.

5
 Teknik Pengendalian Persediaan
Teknik pengendalian persediaan dalam organisasi mana pun, tergantung pada
jenis usaha. Bila jumlah barang dalam persediaan sangat besar dan sejumlah besar
uang dibutuhkan untuk membuat persediaan semacam itu, maka manajemen berusaha
mengendalikan pemesanan secara tepat, pengadaan, pemeliharaan dan konsumsi.
Pengendalian bertujuan untuk menjaga kualitas pesanan dan frekuensi pesanan.
Teknik pengendalian persediaan mencakup: (1) analisis ABC; (2) analisis HML, (3)
Analisis VED; (4) analisis FSN; (5) analisis SDE; (6) analisis GOLF; dan (7) analisis
SOS. Namun, metode pengendalian persediaan yang paling banyak adalah analisis
ABC.
Teknik analisis ABC dilakukan dengan cara mengkategorikan total persediaan
menjadi tiga sub-bagian dan kemudian kegiatan yang tepat dilakukan untuk
masingmasing sub-bagian tersebut.
1. Analisis ABC
Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory
management) untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai
investasi yang tinggi. Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan
nama Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo
Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki
persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun
1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan konsep Pareto ini untuk
menciptakan konsep ABC dalam klassifkasi barang persediaan.
2. Analisis HML: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada didasarkan pada unit
harga barang. Tergolong harga tinggi, harga menengah dan biaya rendah.
3. Analisis VED: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada didasarkan pada
kekritisan barang. Diklasifikasikan sebagai barang penting, penting dan diinginkan
terutama dalam persediaan suku cadang.
4. Analisis FSN: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada berdasarkankonsumsi
barang. Tergolong bergerak cepat, bergerak lambat dan tidak bergerak.
5. Analisis SDE: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada didasarkan pada item.
6. Analisis GOLF: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada adalah sumber dari
item. Tergolong pasokan Pemerintah, biasa tersedia, ketersediaan lokal dan sumber
pasokan luar negeri.
7. Analisis SOS: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada didasarkan pada sifat
pasokan barang. Tergolong musiman dan barang musiman.

Pengendalian persediaan yang efektif menggunakan kombinasi teknik ABC


dengan VED atau ABC dengan HML atau VED dengan analisis HML praktis.

D. Metode Pengendaliaan Persediaan


6
1. Metode Kuantitas Order Ekonomi (Economic Order Quantity/EOQ)
Model inventaris digunakan untuk pengendalian sumber daya idle seperti tenaga
kerja, mesin, uang dan bahan. Model-model ini terkait dengan dua keputusan, yaitu:
berapa banyak pesanan (pembelian atau produksi) dan kapan harus memesan
sehingga meminimalkan biaya total.
2. Metode Kuantitas Order Priodik (Period Order Quantity/POQ)
Period Order Quantity (POQ): Pendekatan menggunakan konsep jumlah
pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit,
teknik ini dilandasi oleh metode EOQ. Dengan mengambil dasar perhitungan pada
metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus
dilakukan dan interval periode pemesanannya adalah setahun.
PenggunaanPOQ:
a. POQ digunakan sebagai pengganti EOQ, bila permintaan tidak uniform.
b. Formula EOQ digunakan untuk menghitung waktu antarpemesanan
(economic time between orders)
c. POQ = EOQ/Rata2 pemakaian per minggu
d. Dengan POQ ini kuantitas pemesanan ditentukan oleh permintaan aktual,
sehingga akan menurunkan biaya penyimpanan (carrying cost).
3. Metode Kuantitas Model Diskon (Quantity Discount Model/QDM)
Dalam rangka meningkatkan volume penjualan seringkali perusahaan (supplier)
memberikan harga yang lebih rendah kepada pelanggan yang membeli dalam jumlah
yang lebih besar. Jadi harga per unit ditentukan semakin murah dengan semakin
banyaknya jumlah yang dibeli.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanakan dan pengendalikan persediaan bahan baku, dilakukan agar barang tidak
menumpuk di gudang yang dapat menyebabkan biaya penyimpanan menjadi besar.
Adapun biaya persediaan yang digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan
persediaan bahan baku yaitu biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
Untuk menentukan kebutuhan bahan baku digunakan peramalan. Agar peramalan
mendekati dengan jumlah permintaan sesungguhnya maka metode yang digunakan
adalah double exponential smoothing with linear trend karena metode ini dianggap
optimal dengan tingkat kesalahan 638,06.
Untuk menentukan jumlah pemesanan dan biaya persediaan yang optimal untuk model
EOQ perlu dilihat biaya total persediaan, jumlah pemesanan dan frekuensi pemesanan per
tahun. Sedangkan untuk model JIT/EOQ diperoleh total biaya persediaan, jumlah
pemesanan dan number delivery. Dari hasil tersebut terlihat bahwa model JIT/EOQ lebih
optimal dapat menghemat nilai persediaan bahan baku, namun hal ini sangat terhantung
pada jenis barang yang di produksi dan sistem pembelian barang.

8
9

Anda mungkin juga menyukai