Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara beriklim tropis dan terletak di garis khatulistiwa, Indonesia banyak di
tumbuhi pohon kelapa. Pohon bernama ilmiah Cocos nucifera ini tumbuh paling baik di
antara garis lintang 15 o
Lintang Utara dan 15 o
Lintang Selatan. Pada daerah yang dekat
dengan garis khatulistiwa itu, sinar Matahari didapatkan sepanjang tahun. Sinar Matahari
yang berlimpah sangat baik untuk pertumbuhan pohon kelapa.

Berdasarkan data “10 Negara dengan Produksi Kelapa Terbesar di Dunia” yang dikutip
dari World Atlas 2016, Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar dari 10 negara
tersebut disusul dengan Filipina dan India yang tepat berada di bawah Indonesia. Produksi
kelapa di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 18,3 juta ton.

Besar produksi kelapa tentu sebanding dengan besar limbah sabut dan tempurung kelapa.
Masalahnya, sebagian besar limbah sabut dan tempurung kelapa tersebut hanya dibiarkan
menjadi sampah tanpa ada pemanfaatan. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian terkait
penambahan serat sabut kelapa dan abu tempurung kelapa ke dalam bahan campuran dalam
pembuatan beton. Penambahan serat sabut kelapa dan abu tempurung kelapa diharapkan bias
meningkatkan kualitas beton baik dari segi kekuatan, keekonomisan, dan ketahanannya.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penambahan variasi serat sabut kelapa dan abu tempurung kelapa dapat
meningkatkan kualitas beton?
2. Bagaimana pengaruh penambahan variasi serat sabut kelapa dan abu tempurung
kelapa terhadap nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton dengan kadar penambahan
variasi 5% dan 10%?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengurangi limbah sabut kelapa dan tempurung kelapa.


2. Untuk meningkatkan kualitas beton dengan bahan yang mudah didapat.
3. Mengetahui besar nilai kuat tarik beton dan kuat tekan beton dengan tambahan variasi
serat sabut kelapa dan abu tempurung kelapa.
1.4 Batasan Masalah
1. Panjang serat sabut kelapa 5 cm.
2. Komposisi campuran serat sabut kelapa yang digunakan 5% dan 10% dari total berat
agregat kasar.
3. Komposisi campuran abu tempurung kelapa yang digunakan 5% dan 10% total berat
agregat halus.
4. Jumlah benda uji dengan penambahan variasi 5% adalah 5 benda uji dan penambahan
variasi 10% adalah 5 benda uji.
BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Beton
Beton merupakan barang primer bagi pembangunan konstruksi di kota-kota besar,
terutama di negara-negara maju. Beton dibuat dengan cara mencampurkan semen, agregat
kasar (kerikil atau split), agregat halus (pasir), dan air. Beton yang berkualitas baik pada
proses pembuatannya harus memerhatikan kekuatan, keekonomisan, dan ketahanannya.

Seiring dengan berjalannya waktu, muncul berbagai macam inovasi-inovasi untuk


meningkatkan kualitas beton seperti beton bertulang (reinforced concrete), beton pratekan
(prestressed concrete), dan beton serat (fiber concrete).

Beton serat ialah material komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang
berupa serat (Tjokrodimuljo, 1996). Penambahan serat pada beton dilakukan atas dasar
lemahnya gaya tarik antar campuran beton sehingga dengan penambahan serat diharapkan
beton dapat tahan terhadap gaya tarik yang disebabkan berbagai faktor. Material serat yang
biasa digunakan pada beton serat antara lain baja, plastik, gelas, karbon, dan serat tumbuhan.

2.2 Sabut Kelapa

Sabut kelapa merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah
kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-
rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar
1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian
besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan
nilai tambahnya.

Serat sabut kelapa, atau dalam perdagangan dunia dikenal sebagai Coco Fiber, Coir
fiber, coir yarn, coir mats, dan rugs, merupakan produk hasil pengolahan sabut kelapa. Secara
tradisionil serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali dan
alat-alat rumah tangga lain. Perkembangan teknologi, sifat fisika-kimia serat, dan kesadaran
konsumen untuk kembali ke bahan alami, membuat serat sabut kelapa dimanfaatkan menjadi
bahan baku industri karpet, jok dan dashboard kendaraan, kasur, bantal, dan hardboard. Serat
sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk pengendalian erosi. Serat sabut kelapa diproses untuk
dijadikan Coir Fiber Sheet yang digunakan untuk lapisan kursi mobil, Spring Bed dan lain-
lain.

2.3 Abu Tempurung Kelapa

Arang tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari pembakaran tidak
sempurna terhadap tempurung kelapa. Pembakaran tidak sempurna terhadap tempurung
kelapa akan menyebabkan senyawa karbon kompleks tidak teroksidasi menjadi karbon
dioksida. Peristiwa tersebut disebut sebagai pirolisis. Pada saat pirolisis, energi panas
mendorong terjadinya oksidasi sehingga sebagian besar molekul karbon yang kompleks
terurai menjadi karbon atau arang. Pirolisis untuk pembentukan arang terjadi pada temperatur
150–3000ºC. Pembentukan arang tersebut disebut sebagai pirolisis primer. Arang dapat
mengalami perubahan lebih lanjut menjadi karbon monoksida, gas hidrogen dan gas-gas
hidrokarbon. Peristiwa ini disebut sabagai pirolisis sekunder. Makin rendah kadar abu, air,
dan zat yang menguap maka makin tinggi pula kadar fixed carbon-nya. Mutu arang
tersebutpun akan semakin tinggi pula.
2.4 Bahan Penyusun Beton
Beton normal dengan kualitas yang baik yaitu beton yang mampu menahan kuat
desak/hancur yang diberi beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh bahan-bahan
pembentuk, kemudahan pengerjaan (workability), faktor air semen (F.a.s) dan zat tambahan
(admixture) bila diperlukan (Alam, dkk).

Portland Cement
Portland Cement (PC) atau semen adalah bahan yang bertindak sebagai bahan pengikat
agregat, jika dicampur dengan air semen menjadi pasta. Dengan proses waktu dan panas,
reaksi kimia akibat campuran air dan semen menghasilkan sifat perkerasan pasta semen.
Penemu semen (Portland Cement) adalah Joseph Aspdin di tahun 1824, seorang tukang
batu kebangsaan Inggris. Dinamakan semen Portland, karena awalnya semen dihasilkan
mempunyai warna serupa dengan tanah liat alam di Pulau Portland.

Akan tetapi penggunaan semen pada beton tergantung kegunaan dan fungsi bangunan yang
akan kita buat nanti, Contohnya pada bangunan air diperlukan jenis semen khusus agar
tercipta bangunan yang kokoh dan tahan terhadap air. Baca Jenis-jenis Semen dan
Fungsinya

Agregat
Agregat adalam meterial granular seperti pasir, krikil, batu pecah yang dipakai secara
bersamaan dengan suatu media perekat yaitu semen hidraulik agar membentuk beton.Dari
pengalaman menunjukkan bahwa kandungan agregat dalam campuran beton sangat tinggi
sekitar 60-70% dari berat campuran beton. Walaupun agregat hanya berfungsi sebagai
pengisi tetapi karena komposisinya cukup tinggi, maka karaktiristik agregat perlu dipelajari.
Agregat yang dipergunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam dan agregat
buatan (artificial aggregates). Secara umum agregat dapat dibedakan menurut ukuran
butirnya, yaitu agregat kasar dan agregat halus. Di dalam (SK SNI T-15-1990-03:1)
disebutkan bahwa,

- agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegarsi secara alami dari batu atau
pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0
mm.

-agregat kasar, adalah kerikil sebagai hasil disintergarasi secara alami dari batu atau batu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 540
mm.

Air
Air yang dipakai untuk membuat campuran beton dan perawatan beton setelah mengeras
harus memenuhi syarat sebagai berikut: 4. Air tawar yang dapat diminum, 5. Air yang bersih
dan tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat organis atau bahan yang lain yang
dapat merusak beton atau tulangan.

Bahan Tambah
Bahan Tambah merupakan bahan selain bahan-bahan yang telah disebutkan diatas untuk
menghasilkan kualias beton yang diinginkan. Bahan tambah yang digunakan dalam beton
menjadi 2 yaitu :

Bahan Tambah Kimia


semua bahan yang ditambahkan pada saat pembuatan spesi beton, dengan tujuan
memperbaiki sifat-sifat tertentu campuran beton seperti mengendalikan waktu pengerasan,
mempercepat atau memperlambat, mereduksi kebutuhan air dan menambah kemudahan
pengerjaan beton.

Bahan Tambah Mineral


Merupakan bahan tambahan padat yang dihaluskan yang ditambahkan untuk memperbaiki
sifat beton agar beton mudah dikerjakan dan kekuatannya serta keawetannya meningkat.
Bahan tambahan mineral ini misalnya puzzolan, slag, fly as dari batu bara, abu sekam, silica
fume bahan produksi sampingan silica, ferro silicon.

Anda mungkin juga menyukai