Anda di halaman 1dari 21

BUPATI TANAH LAUT

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


PERATURAN BUPATI TANAH LAUT
NOMOR 188.45/. .....-KUM/2017

TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI TANAH LAUT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi pemerintahan


khususnya di lingkungan Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Tanah Laut, perlu dilakukan penyusunan dan
penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut;
b. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a perlu menetapkan Paraturan Bupati Tanah Laut
tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan
Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2756) dengan mengubah
Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) yang telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-undang Nomor 9 tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang jenis
Pajak Daerah Yang Dipungut berdasarkan Penetapan Kepala
Daerah atau dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5179);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
8. Peraturan Mentari Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2012 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 649);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 6 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Tanah Laut (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah
Laut Tahun 2016 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 Nomor 25);
10. Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 88 Tahun 2016 tentang
Kedudukan Susunan Organisasi Tugas, dan Fungsi Serta Tata
Kerja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut
(Berita Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 Nomor 88).

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TANAH LAUT TENTANG STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA BADAN
PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Bupati adalah Bupati Tanah Laut;
2. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah
Laut;
3. Sekretaris adalah Sekretaris pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Tanah Laut;
4. Kabid adalah Kepala Bidang pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Tanah Laut;
5. Kasubbag adalah Kepala Sub Bagian pada Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Tanah Laut;
6. Kasubbid adalah Kepala Sub Bidang pada Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Tanah Laut;
7. Standar Operasional Prosedur atau SOP adalah serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, di mana dan
oleh siapa dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
8. Penyesuian dan perubahan adalah tindakan melakukan perbaikan
terhadap SOP yang ditetapkan atau membuat SOP baru.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
Standar Operasional Prosedur pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah
Laut sebagimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Bupati ini.

Pasal 3
Maksud ditetapkan Standar Operasional Prosedur pada Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.

Pasal 4
Tujuan ditetapkannya Standar Operasional Prosedur pada Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah agar tugas dan fungsi Badan Pendapatan
Daerah dapat diselenggarakan secara terukur, akuntabel, efektif dan efisien.

BAB III

PENYESUAIAN DAN PERUBAHAN

Pasal 5
Standar Operasional Prosedur pada Peraturan ini dapat dilakukan perubahan
sesuai dengan dinamika pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pendapatan
Daerah.

Pasal 6
Standar Operasional Prosedur yang telah dilakukan penyesuian dan perubahan
dapat diberlakukan setelah mendapat pengesahan Bupati Tanah Laut.

BAB IV

PENUTUP

Pasal 7
Dengan diberlakukannya Peraturan Bupati ini, maka seluruh prosedur tetap
(protap) atau dengan sebutan lain, secara bertahap agar disusun menyesuaikan
dengan ketentuan mengenai SOP administrasi pemerintahan yang berlaku.

Pasal 8
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tanah Laut.

Ditetapkan di Pelaihari
pada tanggal

BUPATI TANAH LAUT,

H. BAMBANG ALAMSYAH

Diundangkan di Pelaihari
Pada tanggal
Plt.Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Laut

H. SYAHRIAN NURDIN

Berita Daerah Kabupaten Tanah Laut


Tahun 2017
Nomor
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT
NOMOR : 188.45/ -KUM/2017
TANGGAL : 16 PEBRUARI 2012.

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Tanah Laut


merupakan salah satu Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut, yang terdiri dari 1 (satu)
Sekretariat dan 3 (tiga) Bidang yaitu Bidang Pajak Daerah, Bidang PBB dan
BPHTB dan Bidang Pendapatan Lain-Lain, Retribusi Daerah dan Pelaporan.

Tugas pokok Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut


adalah mengelola Pendapatan Daerah baik Pendapatan Asli Daerah (Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
dan Lain-Lain PAD yang sah, Dana Peimbangan dan Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah, dengan cara-cara tertentu sesuai dengan peraturan dan
norma yang berlaku. Agar tugas pengelolaan pendapatan daerah tersebut
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dan dalam rangka
mewujudkan birokrasi profesional, maka disusunlah Standar Operasional
Prosedur yang akan menjadi pedoman pelaksanaan teknis semua pekerjaan.

A. Standar Operasional Prosedur Pada Bidang Pajak Daerah

 Pajak Daerah yang dikelola oleh Bidang Pajak Daerah Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah :
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Parkir;
g. Pajak Sarang Burung Walet;
h. Pajak Reklame;
i. Pajak Air Tanah.

 Dimana jenis pajak pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,


huruf f dan huruf g dipungut dengan menggunakan Self Assesment
System, sedangkan Jenis pajak pada huruf h dan huruf i dipungut
dengan menggunakan Official Assesment System.

 Dasar Hukum
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
 Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak
Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau
dibayar oleh Wajib Pajak;
 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan;
 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Tanah Laut;
 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 2 Tahun 2011
tentang Pajak Sarang Burung Walet;
 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 13 Tahun 2011
tentang Pajak Daerah.

 Standar Operasional Prosedur pada Bidang Pajak Daerah Badan


Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah:
1. SOP Pendaftaran dan Pendataan NPWPD;
2. SOP Pembayaran dan Pelaporan dan Penetapan (menggunakan Self
Assesment System);
3. SOP Pembayaran dan Pelaporan dan Penetapan (menggunakan
Official Assesment System);
4. SOP Penagihan Pajak Daerah;
5. SOP Penetapan, Denda dan Bunga.

1. SOP Pendaftaran dan Pendataan NPWPD

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Kepala Bidang Pajak Daerah.
c. Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak
Daerah.

2. Formulir-formulir yang Digunakan


a. Permohonan NPWPD.
b. Tanda Terima.
c. Kartu NPWPD.
d. SK Penunjukan.
e. SK Pengukuhan.
3. Persyaratan Administrasi
a. Wajib Pajak Pribadi
1) Fotocopy KTP Wajib Pajak
2) Fotocopy Kartu Keluarga
3) Nomor Telepon/Nomor Handphone
4) Fotocopy Keterangan Domisili Usaha dari kecamatan setempat
5) Fotocopy SIUP
6) Fotocopy Izin Tetap/Prinsip Usaha
7) Fotocopy Akta Pendirian Usaha
b. Wajib Pajak Badan
1) Fotocopy KTP Wajib Pajak/Penanggung Jawab (Badan Usaha)
2) Nomor Telepon Perusahaan
3) Fotocopy Keterangan Domisili Usaha dari kecamatan setempat
4) Fotocopy SIUP
5) Fotocopy Izin Tetap/Prinsip Usaha
6) Fotocopy Akta Pendirian Usaha
4. Deskripsi SOP Pendaftaran dan Pendataan NPWPD
a. Format NPWPD
NPWPD adalah nomor pokok wajib pajak daerah yang merupakan
gabungan kode identifikasi wajib pajak.
Format NPWPD: NPWPD terdiri dari 13 (tiga belas) digit yang
dipisahkan oleh 4 (empat) digit titik sebagai berikut:
1) Satu digit huruf P untuk identifikasi jenis pungutan Pajak.
2) Satu digit angka kode 1 untuk Wajib Pajak Pribadi dan kode 2
untuk Wajib Pajak Badan
3) Tujuh digit angka nomor register Wajib Pajak, diurut
berdasarkan sistem aplikasi SIMDA dan berkelanjutan
walaupun terdapat pergantian tahun
4) Dua digit angka kode kecamatan yang ada di wilayah
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut
5) Dua digit angka kode kelurahan yang ada dalam wilayah tiap-
tiap kecamatan
Contoh NPWPD: P.1.0000001.01.02

b. Prosedur Pemberian NPWPD


Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak Daerah
melakukan pendataan terhadap orang atau badan yang
melakukan usaha dan memiliki objek pajak yang telah maupun
yang belum terdaftar sebagai WP, terhadap hasil pendataan
tersebut:
1) Untuk Wajib Pajak yang Teridentifikasi oleh Petugas
Pendataan
a) Petugas Pendataan memberikan informasi mengenai
kewajiban pajak daerah;
b) Wajib Pajak diminta mengisi dan menandatangani formulir
permohonan NPWPD;
c) Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak
Daerah membuat SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan
Kartu NPWPD wajib pajak kemudian mencatat dalam
Buku Induk;
d) SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD wajib
pajak diajukan kepada Kepala Badan Pendapatan daerah
untuk ditandatangani;
e) Mendistribusikan SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan
Kartu NPWPD kepada wajib pajak dengan mengisi formulir
Tanda Terima.
2) Terhadap Wajib Pajak yang mendaftarkan diri langsung ke
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut:
a) Wajib pajak diminta mengisi dan menandatangani formulir
permohonan NPWPD;
b) Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak
Daerah membuat SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan
Kartu NPWPD wajib pajak kemudian mencatat dalam
Buku Induk;
c) SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD wajib
pajak diajukan kepada Kepala Badan Badan Pendapatan
untuk ditandatangani;
d) Mendistribusikan SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan
Kartu NPWPD kepada wajib pajak dengan mengisi formulir
Tanda Terima.

5. Ketentuan lain
a. Jangka waktu penyelesaian 3 hari kerja sejak permohonan
pendaftaran NPWPD diterima, sepanjang permohonan
pendaftaran diisi secara lengkap.
b. Tidak dipungut biaya atas jasa pelayanan.
c. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, harus
dilengkapi dengan Surat Kuasa Khusus.
d. Dalam hal formulir dan persyaratannya dinyatakan belum
lengkap, akan dikembalikan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi
disertai catatan jenis dokumen persyaratan yang belum lengkap.
6. Flow Chart SOP Pendaftaran dan Pendataan NPWPD

Wajib Pajak Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan


Keberatan Pajak Daerah
2. SOP Pembayaran dan Pelaporan dan Penetapan (menggunakan Self
Assesment System).

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Kepala Bidang Pajak Daerah.
c. Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak
Daerah.
d. Kepala Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan Pajak Daerah
e. Kasir/tempat pembayaran yang ditunjuk.

2. Formulir-formulir yang Digunakan


a. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD);
b. Nota Perhitungan;
c. Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD);
d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPD) KB/N/LB;
e. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD);
f. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
g. Surat Permohonan Keberatan Pajak;
h. Surat Penolakan Keberatan Pajak;
i. Surat Keputusan Keberatan Pajak;
j. Surat Perjanjian Angsuran;
k. Surat Teguran.

3. Persyaratan Administrasi
 Pajak Hotel, Restoran, Hiburan, Mineral Bukan Logam dan
Batuan, Penerangan Jalan, Parkir dan Sarang Burung Walet
1. Kartu NPWPD
2. Bukti Transfer ke Bank/Tanda Bukti Penerimaan ke
Bendahara Penerimaan
3. Bukti Penerimaan/Dokumen yang Dipersamakan
4. Deskripsi SOP Pembayaran dan Pelaporan dan Penetapan
(menggunakan Self Assesment System)
1) Setiap akhir masa pajak, Wajib Pajak menghitung dan
menetapkan pajak sendiri dan melaporkannya dengan mengisi
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang sudah
disediakan petugas pelayanan Bidang Pajak Daerah dan
dilampiri dengan persyaratan administrasi yang dipersyaratkan.
2) Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak
Daerah dan Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan melakukan
verifikasi terhadap dokumen, data objek pajak yang dilaporkan
untuk diregistrasi.
3) Fungsi registrasi adalah untuk penetapan NPWPD bagi Wajib
Pajak yang belum terdaftar.
4) Pajak yang terhutang berdasarkan perhitungan sendiri oleh
Wajib Pajak dibayar dengan menggunakan formulir SSPD ke
bendahara penerimaan/kas daerah melalui tempat pembayaran
yang ditunjuk.
5) SPTPD dan salinan SSPD disetor/dilaporkan ke Badan
Pendapatan Daerah. Loket penerimaan SPTPD dan SSPD
membuat Tanda Terima rangkap 2, lembar 1 diserahkan kepada
Penyetor/Wajib Pajak dan lembar 2 di arsip urut nomor paling
lambat 10 hari setelah masa pajak.
6) Atas berkas SPTPD, SSPD dan Surat Tanda Setoran (STS)
petugas pelayanan melakukan verifikasi kembali tentang
kebenaran, serta keabsahan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak
dalam bentuk Nota Perhitungan. Kebenaran dan kesesuaian
penetapan pajak divalidasi oleh Kepala Sub Bidang dengan
menandatangani nota perhitungan paling lambat 2 hari kerja
setelah berkas diterima.
7) Berdasarkan nota perhitungan paling lambat 2 hari kerja Sub
Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak Daerah
dan penetapan membuat SKPD dalam rangkap 4. Kepala Badan
Pendapatan Daerah/Kepala Bidang Pendapatan Pajak Daerah
menandatangani SKPD sebagai bukti bahwa Wajib Pajak telah
menyelesaikan kewajibannya dalam hal pembayaran objek
pajak.
8) SKPD berdasarkan hasil dari nota perhitungan dapat berupa:
(a) SKPDKB, jika berdasarkan hasil pemeriksaan pajak terutang
tidak atau kurang dibayar.
(b) SKPDKBT, jika ditemukan data baru/atau data yang semula
belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah
pajak yang terutang.
(c) SKPDN, jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya
dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan
tidak ada kredit pajak.
(d) SKPDLB, jika berdasarkan hasil pemeriksaan pajak terutang
tidak atau lebih dibayar.
9) SKPDKB/SKPDKBT/SKPDN/SKPDLB kemudian dikirim ke wajib
pajak paling lambat 3 hari kerja setelah ditandatangani oleh
Kepala Badan Pendapatan Daerah/Kepala Bidang Pendapatan
Pajak Daerah.
10) Wajib pajak yang menerima SKPDKB/SKPDLB bisa mengajukan
keberatan apabila tidak setuju terhadap SKPDKB/SKPDLB
tersebut dengan mengajukan surat keberatan. Keberatan dapat
diajukan secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia ke
Kepala Badan Pendapatan Daerah maksimal 3 bulan sejak
tanggal SKPDKB/SKPDLB.
11) Berdasarkan hasil verifikasi Sub Sub Bidang Pendataan,
Pendaftaran dan Keberatan Pajak Daerah akan mengeluarkan
surat penolakan atau surat keputusan baru paling lambat 14
hari setelah diterima surat keberatan.
12) Wajib pajak yang menerima SKPDKB melunasi tagihan tersebut
dengan mengisi formulit Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dan
membayar melalui Bendahara Penerimaan paling lambat 10 hari
sejak keputusan diterima.

5. Flow Chart SOP Pembayaran dan Pelaporan dan Penetapan


(menggunakan Self Assesment System)

3. SOP Pembayaran dan Pelaporan dan Penetapan (menggunakan


Official Assesment System).

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Kepala Bidang Pajak Daerah.
c. Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak
Daerah.
d. Kepala Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan Pajak Daerah
e. Kasir/tempat pembayaran yang ditunjuk.
2. Formulir-formulir yang Digunakan
a. Lembar Penetapan Pajak Air Tanah / Reklame
b. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD);
c. Nota Perhitungan;
d. Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD);
e. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPD) KB/N/LB;
f. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD);
g. Kartu Pencatatan Stand Meter Air Tanah (Untuk Pajak Air Tanah)
h. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD);
i. Surat Permohonan Keberatan Pajak;
j. Surat Penolakan Keberatan Pajak;
k. Surat Keputusan Keberatan Pajak;
l. Surat Teguran.

3. Persyaratan Administrasi
a. Pajak Reklame
1) Kartu NPWPD
2) Formulir Isian Data Reklame
3) Denah Gambar (untuk reklame bilboard, melekat/mural)
4) Bukti Jaminan Bongkar (untuk reklame billboard)
5) Surat Jaminan Asuransi (untuk reklame billboard)
6) Surat Kuasa dan Fotocopy bagi pengurusan yang diwakilkan
b. Pajak Air Tanah
1) Kartu NPWPD
2) Formulir Isian Data Air Tanah
3) Surat izin pengambilan dan pemanfaatan air yang diterbitkan
oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Tanah Laut.

4. Deskripsi SOP Pembayaran dan Pelaporan dan Penetapan


(menggunakan Official Assesment System).
1) Setiap akhir masa pajak Wajib pajak melaporkan objek pajak
reklame dan air tanah dengan mengisi Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD) yang sudah disediakan petugas pelayanan
Bidang Pajak Daerah atau dengan membawa sendiri dan
dilampiri dengan persyaratan administrasi yang dipersyaratkan.
2) Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak
Daerah dan Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan melakukan
verifikasi terhadap dokumen, data objek pajak yang dilaporkan
untuk diregistrasi.
3) Fungsi registrasi adalah untuk penetapan NPWPD bagi Wajib
Pajak yang belum terdaftar.
4) Dalam melakukan perhitungan pajak, petugas menggunakan
nota perhitungan dengan cara menyesuaikan data pada SPTPD
dengan dasar dan jenis penetapan pajak yang terdapat dalam
peraturan daerah paling lambat 1 hari kerja.
5) Kepala Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan melakukan
verifikasi terhadap kebenaran, kesesuaian penetapan pajak yang
terdapat dalam nota perhitungan. Kebenaran dan kesesuaian
penetapan pajak divalidasi oleh Kepala Sub Bidang Perhitungan
dan Penetapan dengan menandatangani nota perhitungan paling
lambat 1 hari kerja.
6) Berdasarkan nota perhitungan paling lambat 2 hari kerja Sub
Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak Daerah
dan penetapan membuat SKPD dalam rangkap 4.
- Lembar 1 untuk Wajib Pajak
- Lembar 2 untuk Petugas
- Lembar 3 untuk Bendahara Penerimaan
- Lembar 4 untuk Bidang Pendapatan
7) Kabid Pajak Daerah/Kepala Badan Pendapatan Daerah
menandatangani SKPD sebagai bukti bahwa SKPD yang
dikeluarkan oleh petugas sah dan benar.
8) Apabila Wajib Pajak tidak keberatan, paling lambat 10 hari kerja
maka dilakukan pembayaran ke Bendahara Penerimaan atau
langsung ke Kas Daerah. Kas Daerah/Bendaharaan Penerima
menerbitkan SSPD.
9) Wajib pajak yang merasa keberatan dapat mengajukan
permohonan keberatan kepada Bupati melalui Kepala Badan
Pendapatan Daerah, kemudian dokumen diturunkan kepada
Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak
Daerah, untuk selanjutnya diadakan verifikasi atas
keberatan pajak. Apabila keberatan diterima akan diterbitkan
SKPD baru atas jumlah pajak yang harus disetorkan, apabila
ditolak maka diterbitkan surat penolakan dan wajib pajak harus
tetap membayar pajak.
10) SSPD yang disetor langsung ke Kas Daerah dilakukan validasi
antara SSPD dengan Rekening Koran Kas Daerah Bank Kalsel
oleh Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan Pajak Daerah
paling lambat 2 hari kerja setelah SSPD diterima.
11) Kemudian Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan Pajak Daerah
melakukan pencatatan dan pembukuan verifikasi terhadap
jumlah setoran yang menjadi kewajiban wajib pajak. apabila
terdapat Lebih Bayar/Kurang Bayar maka diterbitkan SKPD oleh
Kepala Bidang Pajak Daerah.
12) Hasil verifikasi terhadap SSPD wajib pajak, dapat diterbitkan :
(a) SKPDLB, jika berdasarkan hasil pemeriksaan menentukan
jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit
pajak lebih besar dari pada pajak terhutang.
(b) SKPDKB, jika ditemukan data baru/atau data yang semula
belum terungkap yang menyebabkan jumlah pajak yang
terutang.
(c) SKPDKBT, jika ditemukan data baru/atau data yang
semula belum terungkap yang menyebabkan jumlah pajak
yang terutang.
13) SKPDLB/SKPDKB/SKPDKBT kemudian diberikan ke wajib pajak
paling lambat 3 hari kerja setelah ditandatangani SKPD.
14) Wajib pajak mengisi formulir SSPD berdasarkan
SKPDLB/SKPDKB/SKPDKBT dan menyetorkannya ke kas
daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk.

5. Flow Chart SOP Pembayaran dan Pelaporan dan Penetapan


(menggunakan Official Assesment System)
…………………

4. SOP Penagihan Pajak Daerah

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut
b. Kepala Bidang Pajak Daerah
c. Sub Bidang Penagihan Pajak Daerah

2. Formulir-formulir yang Digunakan


a. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD);
b. Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD);
c. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD);
d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPD) KB/N/LB;
e. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

3. Deskripsi SOP Penagihan Pajak Daerah


Terhadap Wajib Pajak yang tidak melakukan pembayaran pajak
terutang maka dilakukan prosedur penagihan sebagai berikut :
1) Setiap pagi Sub Bidang Penagihan dan Keberatan
mengumpulkan sejumlah Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)
untuk didistribusikan kepada petugas yang akan melakukan
pemungutan.
2) Petugas pungut diberi Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dalam
jumlah sesuai dengan jumlah WP yang akan ditagih hari itu.
Pengambilan tersebut dicatat dalam Buku Ekspedisi Petugas
Pungut. Sore harinya, petugas pungut menyerahkan uang hasil
pungutan beserta tembusan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)
kepada Bidang Pajak Daerah (melalui kepala Sub Bidang terkait
atau “koordinator petugas pungut”) serta mengembalikan Surat
Setoran Pajak Daerah (SSPD) yang batal dipakai.
3) Kepala Sub Bidang Penagihan Pajak Daerah
(a) Merekap hasil tagihan pajak dan mecocokannya dengan
jumlah yang tertera pada Surat Setoran Pajak Daerah
(SSPD);
(b) Mengarsip tembusan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)
dalam arsip masing-masing secara urut-tanggal;
(c) Menyerahkan lembar 2 beserta hasil penagihan kepada
Bendahara Penerimaan;
(d) Mengembalikan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) yang
tidak atau belum terpakai kepada Bendahara Penerimaan.
(e) Menyetorkan hasil penagihan ke bank pada saathar
tersebut, namun bila terlewat jam pelayanan bank, mak
hasil uang pungutan diserahkan ke Bendahara Penerimaan.
(f) Menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) yang
merupakan Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD.
4) Bendahara Penerimaan
(a) Mencocokkan jumlah uang yang diserahkan oleh Kepala
Sub Bidang Penagihan Pajak Daerah dengan jumlah yang
tertera pada Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD);
(b) Mencatat Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) secara urut
nomor pada Buku Register;
(c) Menyimpan uang hasil penagihan di brankas atas hasil
penagihan yang tidak dapat disetorkan ke Bank pada hari
itu;
(d) Menyetorkan hasil penagihan ke bank persepsi;
(e) Melengkapi isian Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) pada
tempat yang disediakan untuk Bendahara Penerima;
(f) Menginput Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) ke dalam
SIMDA.

5) Flow Chart SOP Penagihan Pajak Daerah

………………
5. SOP Penetapan, Denda dan Bunga

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Kepala Bidang Pajak Daerah.
c. Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan Pajak
Daerah.
d. Kepala Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan Pajak Daerah
e. Kepala Sub Bidang Penagihan Pajak Daerah
f. Kasir/tempat pembayaran yang ditunjuk.

2. Deskripsi SOP Penetapan, Denda dan Bunga


1) Tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang
terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah membayar
pajak.
2) Apabila wajib pajak tidak membayar sesuai SKPDKB/SKPDKBT
maka akan diterbitkan STPD dan harus dilunasi dalam jangka
waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
3) Jumlah kekurangan pajak terutang dalam STPD dikenakan
sanksi administratif berupa bunga 2% (dua perseratus) setiap
bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat
terutangnya pajak.
4) Jumlah kekurangan pajak yang terutang SKPDKB dikenakan
sanksi administratif berupa bunga 2% (dua perseratus) setiap
bulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar
untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat
terutangnya pajak.
5) Jumlah kekurangan pajak terutang SKPDKBT dikenakan sanksi
administratif berupa kenaikan sebesar 100 % (seratus perseratus)
dari jumlah kekurangan pajak tersebut. kenaikan ini tidak
dikenakan jika Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum
dilakukan tindakan pemeriksaan.
6) Jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, selain pajak
terutang dihitung secara jabatan, juga dikenakan sanksi
administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima
perseratus) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif
berupa bunga 2% (dua perseratus) setiap bulan dihitung dari
pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu
paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
7) Setiap Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan
SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau
melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan
keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.
B. Standar Operasional Prosedur Pada Bidang PBB dan BPHTB

 Pajak Daerah yang dikelola oleh Bidang PBB dan BPHTB Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah PBB dan BPHTB,
dimana untuk PBB dipungut dengan menggunakan Self Assesment
System, sedangkan BPHTB dipungut dengan menggunakan Official
Assesment System.

 Dasar Hukum
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
 Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak
Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau
dibayar oleh Wajib Pajak;
 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan;
 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Tanah Laut;
 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 1 Tahun 2011
tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB);
 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 4 Tahun 2013
tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

 Standar Operasional Prosedur pada Bidang PBB dan BPHTB Badan


Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah :
1. SOP Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan;
2. SOP Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan;
3. SOP Penilaian Objek Pajak Bumi dan Bangunan;
4. SOP Penilaian Massal Bangunan dengan DBKB Objek Standar;
5. SOP Penilaian Massal Bangunan dengan DBKB Objek Non Stand;
6. SOP Penilaian dengan Pendekatan Data Pasar (untuk Pasar);
7. SOP Penilaian dengan Pendekatan Biaya (untuk Tanah dan
Bangunan);
8. SOP Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan;
9. SOP Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan;
10. SOP Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan;
11. SOP Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan;
12. SOP Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

1. SOP Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan;

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Kepala Bidang PBB dan BPHTB.
c. Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan PBB
dan BPHTB.
d. Petugas Pelayanan dan Pendataan Sub Bidang Pendataan,
Pendaftaran dan Keberatan PBB dan BPHTB.
e. Wajib pajak.

2. Deskripsi SOP Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan


Dalam Prosedur pendataan objek pajak, fungsi pendataan pada
Badan Pendapatan Daerah secara aktif melakukan berbagai hal
sebagai berikut :
1) Fungsi pendataan melakukan penelitian pendahuluan sebelum
turun kelapangan dan mengumpulkan data mengenai objek pajak
secara langsung. Data informasi yang diperoleh dari penelitian
pendahuluan terdiri dari luas wilayah, perkiraan luas tanah yang
dapat dikenakan PBB, luas tanah dan bangunan yang sudah
dikenakan PBB, jumlah penduduk, serta jumlah wajib pajak yang
sudah terdaftar.
2) Fungsi pendataan menyusun rencana kerja berdasarkan data dan
informasi tersebut. Rencana kerja ini digunakan untuk menyusun
organisasi pelaksana pengumpulan data objek pajak dilapangan.
Setelah itu, fungsi pendataan akan menyediakan sket peta
Desa/Kelurahan dan sarana pendukungnya.
3) Melakukan pekerjaan lapangan untuk memperoleh data objek
pajak dilakukan 4 (empat) alternatif untuk memperoleh data
objek pajak, yaitu :
a) Menyampaikan dan Memantau Pengembalian SPOP;
 Fungsi pendataan membuat sket/peta blok, berdasarkan
sket/peta blok ini kemudian diperoleh letak bidang objek
pajak dan kelengkapan administrasinya, dan disimpan
dalam arsif daftar sementara.
 Fungsi pendataan memberi nomor objek pajak (NOP)
terhadap objek pajak yang didata.
b) Mengukur Bidang Objek Pajak;
 Berdasarkan sket/peta blok, fungsi pendataan mengukur
batas-batas objek pajak
 Fungsi pendataan mengisi SPOP berdasarkan data objek
pajak yang telah diukur dan meyerahkannya ke wajib pajak
 Wajib Pajak mengecek dan menandatangani SPOP tersebut,
dan mengembalikan SPOP ke fungsi pendataan.
c) Mengidentifikasi Objek Pajak;
• Berdasarkan sket/peta blok, fungsi pendataan
mengidentifikasi data objek pajak dan memberi NOP
berdasarkan data tersebut.
• Fungsi pendataan mengisi SPOP berdasarkan data objek
pajak yang telah diukur dan meyerahkannya ke wajib pajak
untuk dikonfirmasi.
• Wajib Pajak mengecek dan menandatangani SPOP tersebut,
dan mengembalikan SPOP ke fungsi pendataan.
d) Memferifikasi Data Objek Pajak.
 Berdasarkan sket/peta blok, fungsi pendataan meneliti ada
atau tidaknya perubahan data objek pajak tersebut, baik
berubah atau tidak data objek pajaknya akan diisi SPOP
diserahkan ke wajib pajak.
 Wajib Pajak mengecek dan menandatangani SPOP tersebut,
dan mengembalikan SPOP ke fungsi pendataan.
4) Fungsi pendataan memberi kode ZNT berdasarkan SPOP yang
telah diisi, kemudian diteliti kelengkapannya dan dicocokan
dengan SPOP yang sudah lengkap kemudian diarsipkan.
5) Berdasarkan data pasar, daftar biaya komponen bangunan
(DBKB), peta blok, SPOP, serta net konsep sket/peta ZNT, fungsi
pendataan meneliti data-data tersebut dan menyerahkan ke
fungsi pengolahan data.
6) Fungsi Pengolahan data menyimpan data-data tersebut kedalam
basis data.
3. Flow Chart SOP Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan
2. SOP Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan;

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Kepala Bidang PBB dan BPHTB.
c. Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan PBB
dan BPHTB.
d. Petugas Pelayanan dan Pendataan Sub Bidang Pendataan,
Pendaftaran dan Keberatan PBB dan BPHTB.
e. Wajib pajak.

2. Deskripsi SOP Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan


Dalam Prosedur pendaftaran objek pajak, wajib pajak merupakan
pihak yang aktif meregistrasikan objek pajaknya sendiri. Proses
fungsi pelayanan pada Badan Pendapatan Daerah yang meneruskan
data dari wajib pajak ke fungsi yang lain, adapun tugas fungsi
pelayanan adalah sebagai berikut :
1) Fungsi pelayanan mempersiapkan SPOP, tanda terima
penyampaian SPOP (dua lembar), tanda terima pengembalian
SPOP (dua lembar), dan menyediakan dokumen-dokumen
ditempat pengambilan yang telah ditentukan.
2) Wajib pajak mengambil SPOP dan harus menandatangani kedua
lembar tanda terima penyampaian SPOP, 1 (satu) lembar untuk
wajib pajak dan 1 (satu) lembar untuk arsip fungsi pelayanan.
3) Wajib pajak mengisi dan mengembalikan SPOP, fungsi pelayanan
memberikan tanda terima pengembalian SPOP yang sudah
ditandatangani wajib pajak, 1 (satu) lembar untuk wajib pajak
dan 1 (satu) lembar untuk arsip fungsi pelayanan.
4) Fungsi pelayanan membuat daftar penyampaian dan
pengembalian SPOP.
5) Fungsi pelayanan meyerahkan SPOP yang telah diisi fungsi
pendataan untuk diteliti, jika bermasalah akan dilakukan
penelitian lapangan untuk direvisi, baik data yang bermasalah
yang sudah direvisi ataupun yang tidak akan disimpan dan
diarsipkan.

4. Flow Chart SOP SOP Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan

3. SOP Penilaian Objek Pajak Bumi dan Bangunan.

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Kepala Bidang PBB dan BPHTB.
c. Kepala Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan PBB dan BPHTB.
d. Petugas Penilaian pada Sub Perhitungan dan Penetapan PBB dan
BPHTB.

2. Deskripsi SOP Penilaian Objek Pajak Bumi dan Bangunan.


Dalam Prosedur penilaian objek pajak. Fungsi penilaian Objek Pajak
PBB pada Badan Pendapatan Daerah menilai objek pajak tanah
maupun bangunan secara massal maupun individual baik yang
didaftarkan wajib pajak sendiri maupun yang didata fungsi
pendataan, adapun tugas fungsi penilaian adalah sebagai berikut :
1) Fungsi penilaian mempersiapkan dokumen-dokumen seperti peta
wilayah, peta desa/lurah, peta blok, peta ZNT, nilai indikasi rata-
rata (NIR), data dari laporan notaris/PPAT, data potensi
pengembangan wilayah serta data jenis pembangunan tanah.
2) Fungsi penilaian mengumpulkan data harga jual tanah untuk
menentukan nilai pasar wajar. Nilai pasar wajar ini digunakan
untuk menentukan nilai pasar tanah permeter persegi.
3) Fungsi penilaian membuat batas imajiner zona nilai tanah (ZNT)
untuk membuat konsep imajiner peta ZNT dengan batas imajiner.
Konsep peta digunakan untuk menganalisis data penentuan NIR.
4) Fungsi penilaian membuat peta ZNT yang digunakan untuk
menyiapkan nilai jual objek pajak (NJOP). NJOP digunakan
sebagai salah satu komponen dalam menghitung PBB terhutang.

3. Flow Chart SOP Penilaian Objek Pajak Bumi dan Bangunan

4. SOP Penilaian Massal Bangunan dengan DBKB Objek Standar;

5. SOP Penilaian Massal Bangunan dengan DBKB Objek Non Stand;

6. SOP Penilaian dengan Pendekatan Data Pasar (untuk Pasar);

7. SOP Penilaian dengan Pendekatan Biaya (untuk Tanah dan


Bangunan);

8. SOP Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.

Prosedur pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ada bebrapa


alternative yang dapat dipilih oleh wajib pajak yaitu melalui petugas
pemungut dan tempat pembayaran yang ditunjuk.

1. Deskripsi SOP Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.


a. Pembayaran PBB ke Petugas Pemungut
1) Petugas pemungut melakukan verifikasi atas SPPT yang telah
diserahkan oleh wajib pajak, mencocokan dengan data DHKP.
Petugas pemungut menyiapkan tanda terima sementara.
2) Petugas pemungut membuat daftar pembayaran PB atas
setiap pembayaran PBB dari dari wajib pajak dan meyerahkab
(TTS) kepada wajib pajak sebagai bukti sementara atas
pembayaran PBB.
3) Tempat pembayaran PBB melakukan pencatatan PBB yang
telah diterima bedasarkan daftar yang diterima dari petugas
pemungut ke buku penerimaan dan penyetoran PBB.
4) Tempat pembayaran PBB menerbitkan SSPD dan menukarkan
TTS dengan SSPD satu lembar untuk wajib pajak dan satu
lembar untuk arsip.
5) Tempat pembayaran PBB menyetorkan PBB yang telah
disetorkan wajib pajak ke kas daerah di Bank Kal-Sel, tempat
pembayaran PBB akan menerima surat tanda setoran (STS)
sebanyak dua lembar.
6) Tempat pembayaran PBB akan mencatat penyetoran pada
buku penerimaan dan menyerahkan lembar pertama STS
yang bendahara penerimaan, lembar kedua untuk arsip.
b. Pembayaran PBB ke Tempat Pembayaran Yang Ditunjuk
1) Tempat pembayaran yang ditunjuk melakukan verifikasi atas
SPPT yang telah diserahkan oleh wajib pajak.
2) Tempat pembayaran PBB menerbitkan SSPD, dan diserahkan
kewajib pajak sebagai bukti pembayaran PBB.
3) Tempat pembayaran PBB melakukan pencatatan PBB ke buku
penerimaan dan penyetoran PBB.
4) Tempat pembayaran PBB menyetorkan PBB yang telah
disetorkan wajib pajak ke kas daerah di Bank Kal-Sel, tempat
pembayaran PBB akan menerima surat tanda setoran (STS)
sebanyak 3 lembar.
5) Tempat pembayaran PBB akan mencatat penyetoran pada
buku penerimaan dan menyerahkan lembar pertama STS
yang bendahara penerimaan, lembar kedua untuk arsip.

2. Flow Chart SOP Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

9. SOP Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan;

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Kepala Bidang PBB dan BPHTB.
c. Kepala Sub Bidang Penagihan PBB dan BPHTB.
d. Petugas Penagihan PBB dan BPHTB.
e. Wajib pajak.

2. Deskripsi SOP Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan


Dalam Prosedur penagihan PBB, dijalankan ketiga wajib pajak
terlambat atau kurang membayar PBBnya. Fungsi penagihan pada
Badan Pendapatan Daerah melakukan panagihan kepada wajib
pajak, adapun tugas fungsi penagihan adalah sebagai berikut :
1) Fungsi penagihan meminta daftar tunggakan PBB kepada fungsi
pengolahan data, data tersebut digunakan sebagai acuan
penerbitan surat tagihan pajak (STP).
2) Fungsi penagihan menyampaikan lembar pertama kepada wajib
pajak dan lembar keduanya sebagai arsip.
3) Wajib pajak penerima STP melakukan penyetoran PBB sesuai
cara pembayaran yang dipilihnya, namun jika wajib pajak tidak
membayar fungsi penagihan akan menerbitkan surat teguran.

3. Flow Chart SOP Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan

10. SOP Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Kepala Bidang PBB dan BPHTB.
c. Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan PBB
dan BPHTB.
d. Petugas Pelayanan dan Pendataan Sub Bidang Pendataan,
Pendaftaran dan Keberatan PBB dan BPHTB.
e. Wajib pajak.

2. Deskripsi SOP Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan


Prosedur keberatan PBB merupakan pedoman pelaksanaan
penelitian keberatan PBB pada Badan Pendapatan Daerah terhadap
pengajuan keberatan yang kewenangan penyelesaiannya ada pada
Kepala Badan, adapun prosedur pengajuan sebagai berikut :
1) Wajib pajak mengajukan berkas keberatan PBB, Petugas
pelayanan memeriksa dan meneliti kelengkapan persyaratan
pengajuan keberatan PBB.
2) Petugas pelayanan meyerahkan berkas pengajuan keberatan yang
sudah lengkap dengan lembar penelitian persyaratan pengajuan
keberatan PBB kepada Kepala Sub Bidang Pendataan,
Pendaftaran dan Keberatan PBB dan BPHTB.
3) Setelah menerima berkas keberatan dari petugas pelayanan
Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan PBB
dan BPHTB memerintahkan pelaksana Sub Bidang Pendataan,
Pendaftaran dan Keberatan PBB dan BPHTB untuk membuat
Surat Tugas Penelitian.
4) Berdasarkan Surat Tugas yang telah diparaf oleh Kepala Bidang,
Kasubid dan ditandatangani oleh Kepala Badan petugas peneliti
(pelaksana sub bidang, penilai PBB, atau petugas lain yang
ditunjuk Kepala Badan) melaksanakan penelitian.
5) Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan PBB
dan BPHTB memerintahkan pelaksana Sub Bidang Pendataan,
Pendaftaran dan Keberatan PBB dan BPHTB untuk membuat
Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan atas Pengajuan
Keberatan PBB.
6) Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan atas Pengajuan
Keberatan PBB yang telah difaraf oleh Kasubbid dan
ditandatangani oleh Kepala Bidang disampaikan ke wajib pajak,
dan menugasakan petugas penilai melakukan penilaian dan
penelitian di lapangan.
7) Petugas peneliti membuat konsep SK Keberatan berdasarkan
laporan hasil penelitian (LHP) keberatan PBB, menandatangani
LHP, dan menyerahkan kepada Kepala Sub Bidang Pendataan,
Pendaftaran dan Keberatan PBB dan BPHTB. Fungsi
penagihan menyampaikan lembar pertama kepada wajib pajak
dan lembar keduanya sebagai arsip.
8) Kepala Sub Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Keberatan PBB
dan BPHTB meneliti dan menyetujui Konsep SK Kebaratan dan
LHP dan meyerahkan kepada Kepala Bidang.
9) Kepala Bidang meneliti dan menyetujui Konsep SK Kebaratan
dan LHP dan meneruskan kepada Kepala Badan.
10) Kepala Badan meneliti, menyetujui dan menandatangani SK
keberatan PBB.
11) Salinan SK disampaikan ke wajib pajak dan Kepala Bidang PBB
dan BPHTB sebagai dasar untuk memperbaiki data objek pajak
pada basis data SISMIOP.

3. Flow Chart SOP Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan

11. SOP Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

1. Pihak Terkait
a. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Laut.
b. Bidang PBB dan BPHTB.
c. Notaris/PPAT
d. Wajib pajak.
2. Deskripsi SOP Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB)
Prosedur BPHTB, adalah sebagai berikut :
1) Wajib pajak melakukan perhitungan sendiri BPHTB yang
terhutang berdasarkan SSPD untuk satu masa pajak.
2) Bagi wajib pajak yang penerima waris/hibah wasiat yang
keberatan atas pajak terhutang/STPD BPHTB terlebih dahulu
mengajukan permohonan keringanan dan pengurangan BPHTB.
3) Wajib Pajak mempersiapkan berkas-berkas diperlukan bersama
notaris yang dipilih, dengan membawa berkas SSPD-BPHTB dan
dokumen pendukung lainnya ke Badan Pendapatan Daerah.
4) Fungsi pelayanan meneliti kelengkapan dokumen BPHTB, apabila
telah lengkap petugas peneliti melakukan pemeriksaan SSPD-
BPHTB dan dokumen pendukungnya, jika nilai BPHTB pajak
telah sesuai dengan objek pajaknya wajib pajak dapat membayar
BPHTBnya.
5) Wajib pajak melakukan pembayaran dengan menggunakan
formulir SSPD-BPHTB ke kas daerah melalui Bank Kal-Sel
Cabang Pelaihari atau wajib pajak dapat membayar ke Bendahara
penerimaan dengan melampiri SSPD-BPHTB.

3. Flow Chart Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

C. Standar Operasional Prosedur Pada Bidang Pendapatan Lain-Lain,


Retribusi Daerah dan Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai