Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru merupakan tenaga profesional yang mempunyai
fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025
yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Profesionalitas guru sering
dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup penting, yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru,
dan tunjangan profesi guru. Ketiga faktor tersebut merupakan latar yang disinyalir
berkaitan erat dengan kualitas pendidikan. Guru profesional yang dibuktikan dengan
kompetensi yang dimilikinya akan mendorong terwujudnya proses dan produk kinerja
yang dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Guru kompeten dapat dibuktikan
dengan perolehan sertifikasi guru berikut tunjangan profesi yang memadai menurut ukuran
Indonesia. Sekarang ini, terdapat sejumlah guru yang telah tersertifikasi, akan
tersertifikasi, telah memperoleh tunjangan profesi, dan akan memperoleh tunjangan
profesi. Fakta bahwa guru telah tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang kuat, bahwa
guru telah memiliki kompetensi. Kompetensi guru tersebut mencakup empat jenis, yaitu
(1) kompetensi pedagogi (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi sosial, dan (4)
kompetensi kepribadian.
Persoalan yang muncul kemudian, bahwa guru yang diasumsikan telah memiliki
kompetensi yang hanya berlandaskan pada asumsi bahwa mereka telah tersertifikasi,
tampaknya dalam jangka panjang sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik. Bukti tersertifikasinya para guru adalah kondisi sekarang, yang secara umum
merupakan kualitas sumber daya guru sesaat setelah sertifikasi. Oleh karena sertifikasi erat
kaitannya dengan proses belajar, maka sertifikasi tidak bisa diasumsikan mencerminkan
kompetensi yang unggul sepanjang hayat. Pasca sertifikasi seyogyanya merupakan
tonggak awal bagi guru untuk selalu meningkatkan kompetensi dengan cara belajar
sepanjang hayat. Untuk memfasilitasi peningkatan kompetensi guru, diperlukan
manajemen pengembangan kompetensi guru. Hal ini perlu dipikirkan oleh berbagai pihak
yang berkepentingan, karena peningkatan kompetensi guru merupakan indikator
peningkatan profesionalitas guru itu sendiri.
Salah satu bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional adalah
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Undang Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Undang-undang
dan peraturan pemerintah ini diharapkan dapat memfasilitasi guru untuk selalu
mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan. Pelaksanaan program
pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
masa depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai guru.
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya, pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan salah satu unsur
utama yang diberikan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan diharapkan dapat
menciptakan guru profesional, bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang luas,
tetapi juga memiliki kepribadian yang matang. Dengan demikian, guru mampu
menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta didik sesuai dengan bidangnya dalam
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sehingga guru sebagai pembelajar abad
21 mampu mengikuti perkembangan ilmu dalam bidangnya dan dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan standar kompetensi yang harus
dimiliki peserta didik. Guru tidak selayaknya bekerja seperti era sebelumnya, melainkan
harus menunjukkan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi. Setiap kinerjanya harus
dapat dipertanggung jawabkan baik secara publik maupun akademik. Untuk itu ia harus
memiliki landasan teoretik atau keilmuan yang mapan dalam melaksanakan tugas
mengajar maupun membimbing peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru sudah pasti akan berhadapan dengan
berbagai persoalan baik menyangkut peserta didik, sarana prasarana sekolah, maupun
metode pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu
membuat keputusan profesional yang didasarkan pada data sekaligus teori yang akurat.
Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara terus
menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut guru
harus dibekali dengan kemampuan meneliti, khususnya Penelitian Tindakan Kelas.
B. Rumusan masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah di atas, dapat di uraikan permasalahan
sebagai berikut :
1) Apa bentuk pengembangan keprofesian berkelanjutan yang diharapkan dapat
meningkatkan profesionalisme guru ?
2) Bagaimana prosedur Penelitian Tindakan kelas ?
C. Tujuan
Berbagai hal bisa dilakukan oleh seorang guru untuk dapat meningkatkan
profesionalismenya. Menurut Permeneg PAN dan RB no 16 tahun 2009, seorang guru
dapat melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui tiga
komponen yaitu: 1) melaksanakan pengembangan diri, 2) malakukan publikasi ilmiah dan
3) menemukan dan menciptakan karya-karya innovatif.
Kegiatan pengembangan diri bisa dilakukan melalui dua kegiatan yaitu diklat fungsional
dan kegiatan kolektif guru. Seorang guru yang melaksanakan pengembangan diri atau
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan lainnya disamping akan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang guru, juga mendapat
penghargaan angka kredit yang dapat diperhitungkan untuk perkembangan kariernya untuk
naik pangkat. Berdasarkan paparan di atas, pengembangan diri dilakukan oleh penulis
dengan tujuan:
1. Penulis dapat menguasai konsep serta prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
sehingga mampu dalam merencanakan, melaksanakan, dan menyusun laporan
PTK.
2. Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan
setingkat lebih tinggi.
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pengembangan diri ini antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Didik, akan memperoleh jaminan pelayanan dan pengalaman belajar
yang lebih efektif.
2. Bagi Guru, dapat memenuhi standar dan mengembangkan kompetensinya sehingga
mampu melaksanakan tugas-tugas utamanya secara efektif sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik untuk menghadapi kehidupan di masa datang.
3. Bagi Sekolah/Madrasah, akan mampu memberikan layanan pendidikan yang
berkualitaskepada peserta didik.
4. Bagi Orang Tua/Masyarakat, akan memperoleh jaminan bahwa anak mereka
mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan pengalaman belajar yang
efektif.
5. Bagi Pemerintah, akan memberikan jaminan kepada masyarakat tentang layanan
pendidikan yang berkualitas dan profesional
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat Profesionalitas Guru
1. Siswa, antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa,
keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.
2. Guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model pembelajaran.
3. Materi pelajaran, misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi,
integrasi materi, dan lain sebagainya.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan
media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.
5. Penilaian proses dan hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif,
psikomotorik).
6. Lingkungan, mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui
penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.
7. Pengelolaan kelas, antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran,
pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.
Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang
belajar bersama dalam waktu yang bersamaan, serta guru yang sedang memfasilitasi
kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan pembelajaran di
kelas, kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain
sebagainya.
2. Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan,
pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran.
3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifi- kasi perilaku,
teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri.
4. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnya
penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di
dalam kelas (misalnya penggunaan stretegi pengajaran yang didasarkan pada
pendekatan tertentu).
5. Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola
berpikir ilmiah dalam diri siswa.
6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan, dan
sumber belajar di dalam/luar kelas.
7. Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya
masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian
berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu
8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian meteri pokok,
interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau
interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar.
1. Perencanaan tindakan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Pengumpulan data (pengamatan/observasi)
4. Refleksi (analisis, dan interpretasi)
I. Pengertian workshop
Jika ditinjau dari asal katanya, workshop merupakan frasa kata yang berasal dari
bahasa Inggris yaitu work (yang memiliki arti kerja ataupun pekerjaan) dan shop (yang
memiliki arti toko ataupun tempat menjual sesuatu). Jadi jika diartikan dari frasa kata nya,
workshop dapat diartikan sebagai tempat berkumpulnya para pelaku aktivitas (berkaitan
dengan bidang dunia kerja) tertentu yang mana dalam tempat ini, para pelaku melakukan
interaksi saling menjual gagasan yang ditujukan untuk memecahkan suatu permasalahan
tertentu. Jika diartikan secara lengkap, maka workshop merupakan sebuah kegiatan yang
sengaja diadakan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang yang berasal dari latar
belakang serumpun untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu dengan jalan
berdiskusi ataupun saling memberikan pendapat antar satu anggota dengan anggota
lainnya.
BAB III
LAPORAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
1. Jenis Kegiatan
Workshop Penulisan Karya Ilmiah
2. Penyelenggara
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang.
3. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan Agustus s.d. Nopember 2015 bertempat di SMK Negeri 1
Tengaran, Kab.Semarang.
4. Nara Sumber :
1. Dra.Dewi Pamularsih,M.Pd ( Ka Dinas Kab. Semarang)
2. Harti,S.Pd.M.Kom.( Juara 1 Mahkamah Konstitusi )
3. Indrattuti,S.Pd( Kepala SMK Negeri 1 Tengaran )
4. Farida Fatmalatif,M.Pd ( Guru Berprestasi Tk.Jateng / Guru SMKN 1
Jambu)
5. Tujuan Kegiatan :
Tujuan Kegiatan Workshop :
Mengajak atau memotivasi guru yang masih enggan mengadakan penelitian karena
berbagai alasan untuk dapat mengembangkan potensi siswa yang ada di kelasnya. Dengan
mengetahui potensi siswa, guru menjadi semakin dekat dengan para siswanya, dan
terjadilah proses interaktif di antara guru dan siswa. Guru-guru di sekolah harus dapat
meneliti di kelasnya sendiri dengan tujuan memperbaiki kualitas pembelajarannya melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sesungguhnya merupakan implementasi dari
kreativitas dan kekritisan seorang guru terhadap apa yang sehari-hari diamati dan
dialaminya sehubungan dengan profesinya untuk menghasilkan kualitas pembelajaran
yang lebih baik sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.
6. Materi Workhsop
6.1. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ( PKB)
Pengembangan terhadap profesi guru tersebut hendaklah dilaksanakan secar aterprogram
dan berkelanjutan, melalui kegiatan Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang
memang merupakan salah satu kegiatan yang dirancang untuk mewujudkan terbentuknya
guru yang profesional. Salah satu jenis kegiatan PKB adalah Pengembangan Diri.
Kegiatan Pengembangan Diri tersebut dapat dilakukan melalui dua jenis kegiatan, yaitu: (1) Mengikuti
kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional dan/atau (2 )Mengikuti kegiatan kolektif
guru. Menyadari akan berbagai kekurangan yang ada penulis, maka penulis mengikuti workshop
penulisan Penelitian Tidakan Kelas untuk meningkatkan profesionalisme.
7. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Penulis sudah melakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya peningkatan
kualitas pembelajaran.
2. Penulis sudah membuat laporan tentang Penelitian Tindakan kelas yang sudah di
lakukan sebagai upaya untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang sudah di
lakukan oleh penulis sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Pengembangan diri ini sangat baik dan perlu dilaksanakan secara terus menerus
karena manfaatnya banyak sekali bagi guru. Hal ini terbukti pada diri penulis, setelah
mengikuti workshop penulisan Penelitian Tindakan Kelas , penulis memperoleh tambahan
ilmu untuk peningkatan diri dan untuk peningkatan kualitas dalam pembelajaran.
Saran :
Kami berharap semoga Pemerintah/ LPMP / Dinas Pendidikan / MGMP
memfasilitasi penyelenggaraan workshop, sehingga guru dapat mengembangkan dirinya
secara maksimal karena tanpa adanya kerja sama guru tidak akan bisa mengembangkan
dirinya sendiri.
Daftar Pustaka
https://suaidinmath.wordpress.com/2012/06/17/workshop-penelitian-tindakan-kelas-tema-
melalui-ptk-mewujudkan-terbentuknya-guru-yang-profesional-menghasilkan-
kualitas-pembelajaran-yang-lebih-baik-sehingga-mencapai-hasil-belajar-yang/
https://www.academia.edu/10401827/LAPORAN_PENGEMBANGAN_DIRI_GURU
Permeneg PAN dan RB no 16 tahun 2009.
Sagala Syaiful( 2011) , Kemampuan Professional Guru dan Tenaga Kependidikan
:ALFABETA -Bandung
http://pengertiandefinisi.com/definisi-dan-pengertian-workshop/ di unduh Jum at, 29 Juli
2016.
www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-workshop-menurut-para...diunduh hari
Jum at, 29 Juli 2016.