Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TURBIN UAP
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PEMELIHARAAN TURBIN.
Turbin uap merupakan komponen utama di dalam suatu Pusat Listrik Tenaga Uap
yang perlu dipelihara dengan baik, karena pemeliharaan merupakan salah satu
faktor yang menentukan keandalan, safety, efisiensi dan life time. Karena itu
masalah pemeliharaan harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh baik segi
pengorganisasiannya, perencanaanya maupun pelaksanaannya.
Akan lebih baik apabila telah dimiliki buku pedoman standard untuk pemeliharaan
turbin uap, sehingga didalam merencanakan, pemeliharaan dapat digunakan untuk
mempersiapkan tenaga kerja, peralatan, spare parts/material serta waktu yang
diperlukan.
Karena sifat turbin uap yang sangat utama, maka pada umumnya turin uap
dipelihara secara periodik atau Time Based Maintenance ( Pemeliharaan
berdasarkan jam operasi ) sehingga setelah turbin uap yang bersangkutan menjalani
jangka waktu operas] tertentu harus dilakukan pemeriksaan, perbaikan atau
penggantian pada komponen-komponennya.
Untuk lebih meningkatkan keandalan dan safety, Time Based Maintenance tersebut
diatas akan di tunjang oleh Condition Based Maintenance (Pemeliharaan
berdasarkan kondisi) dengan cara memonitor kondisi turbin uap secara terus
menerus dan melakukan koreksi/perbaikan apabila diperlukan.
Simple Inspection (Si) atau Simplified Scale Periodik Check dilakukan setiap
satu tahun operasi ( ± 8000 jam operasi)
3
Mean Inspection (Me) atau Medium Scale Periodik Check dilakukan setiap
dua tahun operasi
( t 16.000 jam operasi )
Serious Inspection (Se) atau Full Scale Periodic Check atau Overhoul
dilakukan setiap empat tahun aperasi (± 32.000 jam operasi)
Start Se Si Me Si Se
First year Inspection ini sangat penting untuk dilakukan karena sangat
diperlukan untuk mengamati kemungkinaan kerusakan yang terjadi dan
dapat digunakan untuk meng claim kontraktor/pabrik pembuat turbin uap
yang bersangkutan.
Pada umunmya First Year Inspection dilakukan oleh kontraktor/pabrik
pembuat.
Setiap turbin uap akan memiliki karakter yang berbeda-beda dan peralatan
yang berbeda-beda pula, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang harus di
lakukan serta periode pemeliharaannya dan saat pelaksanaannya akan
berlainan juga, akan tetapi pada garis besarnya perneliharaan jenis Si, Me
dan Se turbin uap adalah seperti pada tabel berikut ini.
4
BAB II
Pemeliharaan Dalam Keadaan Beroperasi (In Service Maintenance)
Karena pengujian saat beroperasi ini amat riskan yang dapat menyebabkan
tripnya turbin apabila tidak dilakukan dengan benar, maka pelaksanaanya
harus sangat hati-hati dan dengan melihat buku petunjuk/manual pabrik
turbin yang bersangkutan.
5
2.4. Turbin Supervisory
Eccentricity
Vibration
Bearing Temperature .
Speed
Rotor Position
Thrust Bearing Wearing
Amati juga :
2.5. Kebersihan
Bocoran minyak pelumas yang belum bisa dihentikan selarna turbin uap
beroparasi, apabila tidak terlalu besar (misalnya hanya berapa tetesan pada
tempat yang tidak berbahaya) dapat ditanggulangi sementara dengan
secara rutin membersihkan bagian yang terkena tumpahan minyak tersebut.
Tidak dibenarkan untuk membuang bekas lap dan kotoran lain disembarang
tempat, juga sama sekali tidak diijinkan untuk menyimpan kaleng-
kaleng/wadah lainnya yang berisi minyak/benda mudah terbakar
disembarang tempat.
6
BAB III
Pemeliharaan Dalam Keadaan Tidak Beroperasi (Outage Maintenance).
Pada kondisi tertentu, misalnya pada waktu terjadi suatu kerusakan baik pada
komponen boiler maupun pada komponen turbin, dapat dilakukan pemeliharaan
tak terjadual. Pemeliharaan tak terjadual ini tentu saja tidak boleh melampaui
lama waktu yang diperlukan oleh kegiatan utama dan hanya dilakukan pada
peralatan yang pada pengamatan sebelumnya menunjukkan adanya kelainan
atau indikasi tertentu yang diragukan.
7
Tabel 1a : Skedul Pemeliharaan
8
3.2. Pemeliharaan Rotor Turbin
Keretakan kecil pada daun sudu, dapat diatasi dengan menggerinda bagian
yang retak tersebut dengan sedemikian rupa agar keretakannya tidak
bertambah besar (Lihat gambar 1)
9
Gambar 1 : Mengatasi Keretakan Sudu Turbin
10
hasil pemeriksaan baik yang brupa kerusakan maupun hasil pengukuran
harus dicatat dengan teliti dan dibuat gambar/fato apabila diperlukan.
Apabila ditemukan keausan yang merata diujung sudu, keausan ini pada
umumnya masih dapat ditolerir akan tetapi harus dibuat catatan untuk
kemungkinan dilakukan penggantian sudu (reblading) pada pemeliharaan
yang akan datang}.
Mengangkat upper casing harus selalu dalam posisi datar dan selalu
diawasi agar tidak terjadi persinggungan atau benturan antara stator
dengan rotor. Untuk itu dapat digunakan guide bar dan guide column lihat
Gambar 3.
11
• Periksa akibat korosi dan erosi pada labyrinth dan sudu-sudu.
• Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu tetap (seperti pada sudu
putar)
• Keretakan-keretakan disetiap bagian stator, termasuk pada baut-baut,
diperiksa dengan cara NDT menggunakan dye penetrant atau ultrasonic
test.
Sama halnya seperti pada saat mengangkat upper casing, pada waktu
memasang kembalinya pun harus dilakukan dengan teliti sehingga tidak
terjadi benturan antara rotor dengan stator. Agar dikemudian hari tidak
terlalu sulit sewaktu melepas baut-baut, sebelum dipasang ulir baut harus
dilumasi dengan anti seize compound yang tahan temperatur tinggi.
Kekuatan ikatan baut baik baut casing, baut diapragma (blade ring) dan
lain-lain harus dilakukan dengan tepat.
12
Gambar 2 : Mengangkat dan Menurunkan Upper Casing Dengan Bantuan
Guide Column
13
Melalui lubang ini dimasukkan batang pemanas ( Heating Rod) ataupun
udara panas hasil pemanasan dengan Oxy Acetylene Torch sehingga baut
memuai sampai ukuran tertentu lalu mur-nya dikencangkan sampai
kekuatan momen sesuai tabel yang diberikan oleh pabrik (lihat Gambar 4
dan contoh Tabel 2). Untuk baut berukuran kecil, tidak dilakukan
pemanasan akan tetapi mur langsung dikencangkan sampai mulur
(rnemanjang) sesuai ukuran yang ditentukan.
14
pondasi dengan diikat baut. Ujung ini adalah ujung titik tetap (fixed point).
Periksa baut-bautnya dari kemungkinan longgar atau rusak. Ujung lain dari
casing tersebut harus dapat bergerak bebas. Ujung inil didudukkan diatas
bedplate yang memiliki alur. Sliding shoe yang berada pada casing harus
dapat bergerak bebas didalam alur tersebut sejajar dengan sumbu rotor.
Lakukan pemeriksaan pada alur dan sliding shoe dan bagian lain jangan
sampai ada benda yang menghalangi gerakan pemuaian casing pada saat
turbin beroperasi.
Turbin uap memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal aksial (Journal
Bearing Gambar 4). Dan bantalan aksial (Thrust Bearing Gambar 5).
Alat ini diperlukan agar tidak terjadi benturan antara rotor dengan casing.
Bearing housing dan bearing sebelah atas dibuka terlebth dahulu, kemudian
rotor diangkat (setelah upper casing dibuka) atau rotor ditopang oleh shaft
raising gear, disusul dengan membuka bearing sebelah bawah.
• Pengukuran clearance
• Bekas kontak/gesekan antara journal dengan bearing
• Goresan-goresan pada permukaan babbit (White Metal).
• Babbit yang terkelupas
• Keretakan (gunakan dye penetrant)
• Cacat cathodic.
15
Apabila pemeriksaan dan perbaikan sudah dilakukan maka bantalan journal
siap untuk dipasang kembali. Apabila dalam pemasangan diperlukan martil,
gunakanlah martil karet atau batang bronze lunak yang ujungnya
dibulatkan.
16
Gambar 5 : Thrust Bearing
17
Gambar 6 : Shaft Raising Gear
Jarak celah atau clearance antara rotor turbin dengan stator, terutama pada
sisi tekanan tinggi sangat sempit dan kemungkinan akan terjadi gesekan
antara rotor dengan stator apabila celah ini tidak disetel dengan baik. Jarak
clearance baik arah aksial maupun arah radial disetiap tingkat sudu telah
ditetapkan oleh pabrik pembuatnya. Penyetelan yang dilakukan harus
dalam batas-batas yang ditetapkan oleh pabrik tersebut.
Tentu saja bagian paling kritis dalam penyetelan clearance adalah dibagian
turbin sisi tekanan tinggi, sedangkan di sisi tekanan rendah clearancenya
18
cukup besar sehingga tidak kritis, akan tetapi tetap harus mengikuti batas-
batas yang ditentukan oleh pabrik pembuat turbin yang bersangkutan.
Dengan demikian satu poros dengan poros lainnya sengaja tidak dibuat
sebaris, akan tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga ada ketidak sebarisan
yang besarnya sudah ditentukan oleh pabrik pembuat. Diharapkan pada
saat turbin berputar dan panas, posisi poros akan menjadi sebaris baik arah
aksial maupun radial.
19
Dalam pelaksanaan penyebarisan pada turbin generator tertentu harus
selalu di ikuti ketentuan yang ditetapkan oleh pabrik pembuat.
20