Anda di halaman 1dari 2

Siklus Hidup Cestoda

Siklus hidup cestoda adalah secara tidak langsung atau memerlukan satu atau lebih inang
definitif. Cestoda dewasa secara umum ditemukan dalam usus halus inang definitif dan
telurnya akan dikeluarkan bersama tinja. Telur cestoda sangat khas yaitu terdapat embrio
heksakan yang diselimuti dengan dua lapis membran Telur yang termakan oleh inang antara
akan menetas karena bereaksi dengan sekresi saluran pencernaan. Telur yang menetas
disebut oncosphere, akan melakukan penetrasi di mukosa usus untuk dapat mencapai
pembuluh darah, pembuluh limfe maupun di rongga tubuh pada invertebrata. Oncosphere
yang telah tumbuh disebut metacestoda dan jika termakan oleh inang definitif, skoleks akan
menempel pada mukosa usus dan berkembang hingga dewasa untuk menghasilkan telur

Cestoda adalah salah satu klass dari Phyllum Plathehelminthes, yang merupakan salah satu
kelompok parasit pada ikan dan juga pada manusia. Parasit ini menyebabkan kerugian
secara ekonomi terutama pada penurunan kualitas hasil perikanan, dan dapat merugikan
kesehatan manusia. Studi tentang parasit cestoda pada ikan yang berhubungan dengan
siklus hidupnya dan kesehatan manusia telah banyak dilakukan dinegara maju yang berada
didaerah sub tropis.

Siklus hidup pada Cestoda yang menginfeksi ikan, membutuhkan lebih dari satu inang
perantara untuk mencapai “final host” yaitu mamalia atau vertebrata. Parasit ini pada final
host hidup di dalam intestin dan lambung inangnya. Cestoda adalah hewan yang
hemaprodit. Tubuh terdiri dari bagian kepala yang disebut Scolex dan bagian badan yang
disebut strobila. Strobila merupakan deretan segmen yang disebut proglottid-proglottid.
Setiap proglottid mempunyai sepasang sel kelamin jantan dan betina dan dapat
melepaskan/menghasilkan telur. Telur-telur ini dibuahi dengan cara pembuahan sendiri
(self fertilisation) yaitu sel telur dibuahi oleh sel sperma dalam proglottid yang sama,
perkawinan antara proglottid yang satu dengan yang lain pada strobila yang sama atau
perkawinan antara proglottid dari strobila yang berbeda. Jumlah telur yang dapat dihasilkan
oleh satu ekor cacing seperti pada D. latum dapat mencapai 1.000.000 butir perhari dengan
jumlah proglottid yang dapat mencapai 3.000 buah, dengan panjang strobila lebih dari 10 m.
Telur yang terbawah oleh kotoran yang masuk keperairan akan menetas dan membentuk
Coracidium yang diperlengkapi silia untuk berenang bebas. Copepoda yang ada diperairan
kemudian diinfeksi oleh Coracidium yang berubah menjadi procercoid. Procercoid
termakan oleh ikan bersama Copepoda dan berubah menjadi Plerocercoid. Apabila ikan ini
termakan oleh manusia atau hewan yang memungkinkan Cestoda tersebut dapat hidup,
seperti ikan yang tidak dimasak atau setengah matang sehingga larva cestoda masih tetap
hidup, maka Cestoda akan menjadi dewasa dan siklus akan berlanjut. Jika ikan tersebut
dimakan oleh ikan lain maka parasit tersebut pindah dan dapat hidup pada ikan tersebut
tetapi tidak mengalami perkembangan. Sehingga ikan tersebut berfungsi sebagai paratenic
host
Tahap larva (metacestoda) cestoda yang sebelumnya ditempatkan di Dilepididae
(Cyclophyllidea) adalah parasit ikan air tawar dan payau. mengusulkan subfamili
Gryporhynchinae untuk mengakomodasi spesies-spesies dilepidid yang matang pada burung
pemakan ikan dan memiliki larva (metacestoda) yang terdapat pada ikan. Studi filogenetik
terbaru telah mengkonfirmasi validitas dan perbedaannya dari Dilepididae sensu stricto
sebagian besar makalah hanya melaporkan keberadaan larva dan data tentang taksonomi,
siklus hidup, ekologi, dan pengaruh patogenik larva pada inang ikannya masih langka

Anda mungkin juga menyukai