PENDAHULUAN
RASIONAL
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan
dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP
dikembangkan oleh SDN 42 Baringin dengan melibatkan komite sekolah, dan
kemudian disahkan oleh kepala dinas pendidikan atau kantor kementerian agama
provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
Keberadaan kurikulum 2013 pada tingkat SDN 42 Baringin merupakan suatu
keharusan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Untuk Kurikulum 2013 dimana Pemerintah menetapkan standar sebagai
acuan, selebihnya dapat dikembangkan oleh tingkat SDN 42 Baringin masing-
masing.
Pelaksanaan kurikulum 2013 pada tingkat SDN 42 Baringin diharapkan dapat
memberdayakan sumber daya masyarakat melalui peran serta komite sekolah serta
tokoh-tokoh masyarakat. Melalui kerja sama ini, sangat dimungkinkan untuk
melaksanakan kurikulum 2013 yang sesuai dengan tatanan budaya, kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah. Dengan demikian diharapkan dapat mengatasi
masalah pendidikan yang berkaitan dengan pemerataan, peningkatan mutu,
relevansi, dan efisiensi manajemen.
Berdasarkan uraian di atas serta memperhatikan kebijakan-kebijakan
pemerintah dibidang pendidikan, maka Sekolah Dasar Negeri 42 Baringin dengan
segenap komponennya, pada Tahun Pelajaran 2022/2023 ini berupaya
melaksanakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka sesuai dengan yang
diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
1
2
A. Latar Belakang
Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan seseorang menjadi manusia
seutuhnya, sebagai sumber daya dan sebagai anggota masyarakat. Selain itu
pendidikan juga mempunyai konotasi sebagai barang konsumsi sekaligus
barang investasi. Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan strategis dan
lingkungan global baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.Perguliran
reformasi dalam tatanan baru sistem perpolitikan di Indonesia, melahirkan
Undang-undang No.22/1999 tentang otonomi daerah, Undang- undang ini
kemudian di ikuti oleh Undang-undang No. 25/1995 tentang pertimbangan
keuangan pusat dan daerah. Dalam dunia pendidikan melahirkan Undang-
undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
Terkait digulirkan konsep otonomi daerah, maka dalam dunia
digelindingkan dengan konsep Management Berbasis Sekolah (MBS) dan
kemudian diikuti oleh Management Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS). Konsep ini bertujuan untuk memandirikan dan memberdayakan
sekolah melalui pemberian kewenang-an yang lebih luas (otonomi), kepada
sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan keputusan secara
partisipatif. Karena hetoregenitas dan keseragaman dalam semua dimensi,
wilayah Indonesia yang sangat luas dengan ribuan pulau dan suku, bangsa,
bahasa, dan kultur apalagi kehidupan, tidak mungkin dilakukan
penyeragaman.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri
atas isi, proses, standar kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari
kedelapan Standar Nasional Pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI), dan
Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
3
efektif; (d) belajar untuk hidup bersama berguna untuk orang lain; dan (e)
belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan
sekolah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah,
dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah dan/atau sekolah memiliki
cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang diajarkan,
pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan
belajar mengajar.
Sebelum diuraikan tentang tujuan pengembangan kurikulum, terlebih
dahulu akan dipaparkan tentang kerangka dasar kurikulum. Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. Kelompok mata pelajaran estetika;
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Berdasarkan cakupan kelompok mata pelajaran, dapat dipaparkan tujuan
pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak,
dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia
3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah
yang kritis, kreatif, dan mandiri
5
Dimensi Keterampilan
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. Komunikatif
Dimensi Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan:
ilmu pengetahuan,
teknologi,
seni, dan
budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks
diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, dan negara.
c. Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan proses pembelajaran diharapkan guru dapat
mengkaitkannya dengan akhlak mulia serta contoh teladan yang
baik. Sehingga penerapan akhlak mulia yang diharapkan dapat
ditingkatkan. Meningkatkan sumber daya manusia yang ada
melalui workshop, penataran dan pelatihan, serta memberi
peluang untuk dapat melan jutkan jenjang pendidikan yang lebih
tinggi
1.2 Standar Isi
a. Kondisi nyata di SDN 42 Baringin
SD Negeri 42 Baringin telah merepresentasikan sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang
selanjutnya disebut Kompetensi Inti (KI). Yang dituangkan
7
c. Tindak Lanjut
Pada Tahun Pelajaran 2022/2023 Standar Isi Kurikulum
SD Negeri 42 Baringin disesuaikan dengan Permendikbud
Nomor 21 tahun 2016 dari kelas I sampai kelas VI. Dalam
upaya mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan
standar isi atau pengembangan kurikulum sekolah akan
memberikan berbagai macam pelatihan untuk guru, berupa
KKG, pelatihan, workshop dan supervisi pembinaan, sehingga
guru dapat mengembangkan kurikulum sebagai mana mestinya.
Untuk kegiatan ekstrakurikuler sekolah akan menyediakan
layanan ekstrakurikuler wajib ( Pramuka ) dan berbagai
kegiatan ekstrakurikuler pilihan serta mengupayakan secara
beransur agar semua siswa dapat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakatnya.
1.3 Standar Proses.
a. Kondidi nyata di SDN 42 Baringin
Dalam penyusunan silabus masih banyak guru yang belum
melakukan analisis KI dan KD dengan benar. Silabus masih
melalui proses mengadopsi dan adaptasi silabus yang telah
10
secara daring dan masih ada guru yang belum maksimal dalam
proses belajar mengajar.
d. Standar Pengelolaan
Berkaitan dengan standar pengelolaan SD Negeri 42 Baringin
belum maksimal akan tetapi SD Negeri 42 Baringin telah berupaya
melakukan pengelolaan kegiatan pendidikan secara efektif dan
efesien.
e. Standar Penilaian
Dalam proses pembelajaran, guru SD Negeri 42 Baringin telah
melaksanakan penilaian yang baik. Penilaian yang dilakukan dapat
berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester,
dan ulangan kenaikan kelas.
3. Tuntutan Perubahan Kurikulum
Tuntutan perubahan kurikulum adalah KTSP dirubah menjadi
kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat
diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal ini untuk menyikapi
tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad
21 mencerminkan empat hal.
1) Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan
penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan
yang rumit, memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga
menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri,
peserta didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah
2) Creativity and Innovation
Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif
terhadap perspektif baru dan berbeda. Guru perlu membuka ruang
19
IDENTITAS SEKOLAH
NPSN : 10304655
Nama Sekolah : SD NEGERI 42 BARINGIN
Alamat : JL. BANDES BARINGIN
Kelurahan/Desa : BALAI GADANG
Kecamatan : KOTO TANGAH
Kabupaten/Kota : PADANG
Provinsi : SUMATERA BARAT
Telepon / HP : 082284575899
Jenjang : SD
Status (Negeri/Swasta): NEGERI
Tahun Berdiri : 1982
Hasil Akreditasi :B
Visi Cerdas, Trampil, Unggul, Sehat serta
Berwawasan Lingkungan Yang dilandasi
IPTEK dan IMTAQ
Misi a.Meningkatkan kecerdasan dari segi kognitif,
afektif dan Psikomotor peserta didik
b.Menata lingkungan sekolah yang dapat
berperan sebagai sumber belajar yang nyaman
dan asri
c.Menciptakan peserta didik yang peduli
kebersihan, kesehatan, dan lingkungan hidup
d.Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan
terhadap ajaran agama
e.Melaksanakan pola pembelajaran PAIKEM
untuk mencapai sekolah yang berbudaya
lingkungan
f. Menumbuh kembangkan sikap yang peduli
lingkungan kepada semua warga sekolah
Nama Kepala Sekolah : HARLENA,S.Pd
Nama Pengawas Pembina : Asli, S.Pd, MM
22
A.1 Proporsi peserta 11.11% Perlu Intervensi Peserta didik belum mampu
didik dengan Khusus menemukan dan mengambil
kemampuan informasi eksplisit yang ada
literasi Perlu dalam teks ataupun
Intervensi Khusus membuat interpretasi
sederhana.
23
A.2 Proporsi peserta 18.52% Perlu Intervensi Peserta didik hanya memiliki
didik dengan Khusus pengetahuan matematika
kemampuan yang terbatas (penguasaan
numerasi Perlu konsep yang parsial dan
Intervensi Khusus keterampilan komputasi
yang terbatas).
A.2.1 Kompetensi pada 28.91 Belum Tersedia Nilai indikator ini belum
domain Bilangan memiliki capaian
pengukuran.
A.2.2 Kompetensi pada 26.25 Belum Tersedia Nilai indikator ini belum
domain Aljabar memiliki capaian
pengukuran.
A.2.3 Kompetensi pada 30.74 Belum Tersedia Nilai indikator ini belum
domain Geometri memiliki capaian
pengukuran.
A.2.4 Kompetensi pada 35.12 Belum Tersedia Nilai indikator ini belum
domain Data dan memiliki capaian
Ketidakpastian pengukuran.
dibuat.
C.6 Kehadiran guru di Data Data Terbaru Nilai indikator ini belum
kelas Terbaru Belum Tersedia tersedia.
Belum
Tersedia
C.6.1 Kehadiran guru Data Data Terbaru Nilai indikator ini belum
menurut laporan Terbaru Belum Tersedia tersedia.
murid Belum
Tersedia
C.6.2 Kehadiran guru Data Data Terbaru Nilai indikator ini belum
menurut laporan Terbaru Belum Tersedia tersedia.
kepala sekolah Belum
Tersedia
peserta didik.
pencegahan dan
penanganan kasus
pelecehan seksual.
D.6.1 Dukungan atas Data Data Terbaru Nilai indikator ini belum
kesetaraan gender Terbaru Belum Tersedia tersedia.
Belum
Tersedia
D.10.4 Fasilitas dan Data Data Terbaru Nilai indikator ini belum
Layanan Sekolah Terbaru Belum Tersedia tersedia.
untuk Siswa Belum
Disabilitas dan Tersedia
Cerdas Berbakat
Istimewa
akademik.
E.3.2 Indeks penggunaan Data Data Terbaru Nilai indikator ini belum
platform SDS Terbaru Belum Tersedia tersedia.
sumber daya Belum
sekolah - ketepatan Tersedia
waktu dan
kelengkapan
pelaporan
i. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
j. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
k. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
l. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
m. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
n. Bersahabat/ Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
o. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
p. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
52
q. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
r. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
s. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya
setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan,
kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. Sekolah dan satuan pendidikan
dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan,
sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan serta sistem
penilaian. Terdapat empat karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan sebagai berikut:
(a) Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.
(b) Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi.
(c) Kepemimpinan yang demokratis dan professional.
53