Anda di halaman 1dari 98

BAB III

MUATAN KURIKULUM
A. Muatan Kurikulum Tingkat Nasional
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peseta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok
yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan
dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga
dan kesehatan.
Pada tahun Pelajaran 2022/2023 ini Struktur kurikulum SD Negeri 42
Baringin yang memakai Kurikulum 2013 hanya untuk kelas II, III, V, VI.
1. Daftar mata pelajaran dan muatan lokal
Daftar mata pelajaran di SDN 42 Baringin untuk seluruh kelas selalu
berubah-ubah setiap minggunya, karena sekolah menggunakan
Kurikulum 2013 dengan pendekatan tematik integrative. Pada kurikulum
2013 tidak ada istilah mata pelajaran, melainkan muatan pembelajaran.
Adapun daftar muatan pembelajaran di SDN 42 Baringin adalah sebagai
berikut:

MATA PELAJARAN

Kelompok A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran

3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

5. Ilmu Pengetahuan Alam

6. Ilmu Pengetahuan Sosial

50
51

Kelompok B

1. Seni Budaya dan Prakarya

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, danKesehatan

3. Muatan Lokal

Struktur Kurikulum
ALOKASI WAKTU PER
MATAPELAJARAN MINGGU
II III V VI

Kelompok A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 5 5 5

3. Bahasa Indonesia 9 10 7 7

4. Matematika 6 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam - - 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - 3 3

Kelompok B

1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 5 5

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4

3. Muatan Lokal - 2 2 2

JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 32 36 38 38

Pelaksanaan pendidikan pada Sekolah Dasar dilakukan dengan


pendekatan tematik terpadu untuk kelas rendah/bawah. Sedangkan untuk
kelas tinggi/atas tidak semua mata pelajaran yang menggunakan
52

pendekatan tematik terpadu, seperti Matematika, Pendidikan Jasmani


Olah Raga dan kesehatan.
2. Pengaturan Alokasi Waktu per Mata Pelajaran
Berdasarkan Kompetensi Inti disusun mata pelajaran dan alokasi
waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan
mata pelajaran dan alokasi waktu untuk SD Negeri 42 Baringin
khususnya Kelas I dan IV sebagaimana diatur dalam Permendikbud RI
No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
2013 dapat dijabarkan pada tabel berikut :
ALOKASI WAKTU PER
MATAPELAJARAN MINGGU
II III V VI

Mata Pelajaran Wajib

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 5 5 5

3. Bahasa Indonesia 9 10 7 7

4. Matematika 6 6 6 6

4 Ilmu Pengetahuan Alam - - 3 3


5.
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 3 3
6.
7 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 5 5

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 4 4 4 4


Kesehatan
Muatan Lokal

1.Budaya Alam Minangkabau - - 2 2

2. Baca Tulis Al – Qur’an 2 2 - -

JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 32 34 36 38


53

3. SKL setiap mata pelajaran pertingkat kelas.


a. Pendidikan Agama Islam
1) Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan
umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya
mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi
kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama
dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan,
yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi
spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama.
Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta
pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual
tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai
potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti
tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi
untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT
dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan
manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis,saling
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal
maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya
54

standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang


secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
a) lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secata utuh
selain penguasaaan materi
b) mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia
c) memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di
lapangan untuk mengembangkan strategi dan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersedian
sumber daya pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia
yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan
akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan
kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa
yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh
dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang
muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal,
nasional, regional maupun global.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode
pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji
dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah,
orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam
mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama
Islam.
2) Tujuan
Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk:
a) menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
55

yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya


kepada Allah SWT
b) mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,
bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama
dalam komunitas sekolah.
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
a) Al-Qur’an dan Hadits
b) Aqidah
c) Akhlak
d) Fiqih
e) Tarikh dan Kebudayaan Islam
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan
Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia,
hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya.
4) Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI
Terlampir (jilid terpisah)
b. Pendidikan Kewarganegaraan
1) Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan
peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen
kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik
Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara
kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya
56

didasarkan pada semangat kebangsaan --atau nasionalisme--


yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa
depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun
warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik,
atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat
Negara Republik Indonesia, 1998].
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus
menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam
tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis,
negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan
dengan bentuk Republik.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. [Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945.
Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus
1945 sampai dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia
telah mengalami berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan
negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan
komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila
57

danUndang-Undang Dasar 1945.Konstitusi Negara Republik


Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa
Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter
yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan
prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-
pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan
diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip
demokrasi. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela
negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan
perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
2) Tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan
b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
58

c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk


membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa
lainnya
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan
dunia secara langsung atau tidak langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun
dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan
negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
b) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam
kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang
berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim
hukum dan peradilannasional, Hukum dan peradilan
internasional
c) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak
dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM
d) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong,
Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan
berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan
kedudukan warga negara
59

e) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan


konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
konstitusi
f) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah
pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik,
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem
pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
g) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka
h) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik
luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi,
Hubunganinternasional dan organisasi internasional, dan
Mengevaluasi globalisasi.
4) Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PKN
Terlampir (jilid terpisah)
c. Bahasa Indonesia
1) Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan
imaginatif yang ada dalam dirinya.
60

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk


meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia
merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta
didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional,
nasional, dan global.
Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa
Indonesia ini diharapkan:
a) peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai
dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat
menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan
dan hasil intelektual bangsa sendiri;
b) guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan
kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan
berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
c) guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan
ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi
lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;
d) orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam
pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di
sekolah;
e) sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang
kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta
didik dan sumber belajar yang tersedia;
f) daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar
61

kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan


kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional.
2) Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara
c) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
d) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
social
e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
f) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra
yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Mendengarkan
b. Berbicara
c. Membaca
d. Menulis.
4. Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa
Indonesia
Terlampir (jilid terpisah)
62

d. Matematika
1) Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika
dalam dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran
untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu
dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan
simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup
dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu
63

dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat


model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan
solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika
hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai
dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan
masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing
untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan
keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat
peraga, atau media lainnya.
2) Tujuan
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh
d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
64

minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan


percaya diri dalam pemecahan masalah.
3) Ruang Lingkup
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI
meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a) Bilangan
b) Geometri dan Pengukuran
c) Pengolahan Data
4)Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika
Terlampir (jilid terpisah)
65

e. Ilmu Pengetahuan Alam


1) Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Pendidikan IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan
masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA
perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada
penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman
belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara
bijaksana.
66

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri


ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA
di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional
harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta
didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
2) Tujuan
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-
konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
67

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam


memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke
SMP/MTs.
3) Ruang Lingkup
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi
aspek-aspek berikut.
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan,
serta kesehatan
b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair,
padat dan gas
c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas,
magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana
d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,
dan benda-benda langit lainnya.
4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPA
Terlampir (jilid terpisah)
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
1) Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yangdiberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,
Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
68

Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga


dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi
tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata
pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif,
dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan
pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu
yang berkaitan.
2) Tujuan
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional, dan global.
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
69

a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan


b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPS
Terlampir (jilid terpisah)
g. Seni Budaya dan Prakarya
1) Latar Belakang
Muatan seni budaya dan Prakarya sebagaimana yang
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya
itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, aspek budaya tidak dibahas
secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu,
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya pada dasarnya
merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.
Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya diberikan di sekolah
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap
kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada
pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan
berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan:
“belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar
tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata
pelajaran lain.
Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya memiliki sifat
multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual
bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri
secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa
rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam
70

kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman,


analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara
memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika,
dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan
seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan
apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara.
Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang
memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran
dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya memiliki peranan
dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan
memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai
multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik
matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan
kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan
emosional.
Bidang seni rupa, musik, tari, dan Prakarya memiliki
kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-
masing. Dalam pendidikan seni dan keterampilan, aktivitas
berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang
dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi,
apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya
eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam
konteks budaya masyarakat yang beragam.
2) Tujuan
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya bertujuan agar
peserta didik memi liki kemampuan sebagai berikut.
a) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan
Prakarya
71

b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan


Prakarya
c) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan Prakarya
d) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan
Prakaryadalam tingkat lokal, regional, maupun global.
3) Ruang Lingkup
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya meliputi aspek-
aspek sebagai berikut :
a) Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai
dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung,
ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya
b) Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah
vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik
c) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah
tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi
terhadap gerak tari
d) Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan
memadukan seni musik, seni tari dan peran
e) Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup
( life skills ) yang meliputi keterampilan personal,
keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan
keterampilan akademik.
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal
diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan
sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah
yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu
bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih
bidang seni yang akan diikutinya.
72

4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SBdP


Terlampir (jilid terlampir)
h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
1) Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola
hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat
penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih
yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman
belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk
pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu
pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani
adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya
sendiri yang secara alami berkembang searah dengan
perkembangan zaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan
dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya
dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini
73

telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral,


akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, sertalife skill. Dengan
diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan
memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang
komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan
media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-
spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang
bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
2) Tujuan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam
upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
dan olahraga yang terpilih
b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis
yang lebih baik.
c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
e) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis
f) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan
74

diri sendiri, orang lain dan lingkungan


g) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional,
permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-
lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers,
sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis
lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya
b) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh,
komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh
serta aktivitas lainnya
c) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana,
ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam
lantai, serta aktivitas lainnya
d) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ,
dan senam aerobic serta aktivitas lainnya
e) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air,
keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas
lainnya
f) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata,
pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan
mendaki gunung
g) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam
kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan
perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang
sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat,
75

mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat


yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan
UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan
secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PJOK
Terlampir (jilid terlampir)
B. Muatan Kurikulum Tingkat Daerah/Lokal
1. Latar belakang, tujuan, ruang lingkup, SKL BAM (Budaya Alam
Minangkabau)
a. Latar Belakang
SD Negeri 42 Baringin merupakan sebuah sekolah yang terletak
di kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Sumatera Barat memiliki
adat istiadat, tata cara, tata karma pergaulan, bahasa dan kesenian
tradisional serta keragaman pekerjaan dan kehidupan yang sudah
diwariskan secara turun temurun. Semua itu merupakan ciri khas
yang memperindah dan memperkaya nilai kehidupan yang perlu
dilestarikan, dikembangkan serta dipertahankan melalui pendidikan.
Pengenalan keadaan lingkungan alam, sosial, dan budaya
Minangkabau kepada peserta didik di sekolah memberikan
kemungkinan besar kepada mereka supaya akrab dengan lingkungan
serta terhindar dari rasa keterasingan terhadap lingkungannya
sendiri.
Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah
memberikan kebebasan kepada setiap daerah dalam menentukan
jenis mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran Muatan lokal
secara tegas dituangkan pada pasal 37 Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Badan Standar
Nasional Pendidikan tahun 2006 menyatakan Muatan Lokal
merupakan pengembangan kompetensi yang di sesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang spesifik.
76

Maka sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan


Kompetensi Dasar.
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat telah menetapkan
Pelaksanaan Adat Budaya Alam Minangkabau, dengan filosofi ”
Adat Bersandi Syarak, Syarak Bersandi Kitabullah ”. Sehingga
dalam mata pelajaran Muatan Lokal ditetapkan pembelajaran
Budaya Alam Minangkabau (BAM) dan Baca Tulis Alquran (BTA).
Menyikapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
maka SD Negeri 42 Baringin juga melaksanakan pembelajaran
kesenian (drum band, qasidah dan tahfiz quran), mulai dari kelas IV
s/d kelas VI, sebagai mata pelajaran kelompok pengembangan diri.
Penetapan tiga mata pelajaran muatan lokal, didasari keputusan
bersama Dinas Pendidikan Kota Padang, Tim Pengembang
Kurikulum dengan memperhatikan karakteristik dan perkembangan
Peserta Didik.
Ketiga mata pelajaran ini dilaksanakan langsung oleh guru-
guru SD Negeri 42 Baringin Mata pelajaran Baca Tulis Alquran
dilaksanakan langsung oleh guru Agama Islam, mata pelajaran
Pengembangan diri kesenian oleh guru yang memiliki latar belakang
Pendidikan Kesenian. Masing-masing mata pelajaran Muatan Lokal
dilaksanakan 2 jam pembelajaran dalam seminggu (2 x 35 menit /
perminggu)
b. Tujuan Muatan Lokal
a. Memperkenalkan peserta didik kepada lingkungannya sendiri,
ikut melestarikan budaya daerahnya termasuk kerajinan,
keterampilan yang menghasilkan nilai ekonomi di daerahnya
b. Memberikan bekal kemampuan dan keterampilan untuk hidup di
masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, serta dapat menolong diri sendiri dan orang tuanya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
77

c. Mengembangkan kemampuan beradat, berbudaya daerah


Minangkabau
d. Meningkatkan kepekaan dan kepenghayatan terhadap karya
sastra daerahnya
e. Mengembangkan dan melestarikan hasil kreasi budaya daerah
sebagai dalah satu hasil kebudayaan nasional.
c. Ruang Lingkup Muatan Lokal
a) Adat Minangkabau
b) Keterampilan Minangkabau
e. Standar Kelulusan Budaya Alam Minangkabau
Standar Kompetensi lulusan muatan lokal mata pelajaran
Budaya Alam Minangkabau meliputi:
a. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam
lingkungannya.
b. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras dan golongan
sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.
c. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan
budaya local
d. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
Muatan lokal Budaya Alam Minangkabau dilaksanakan untuk
menanamkan nilai-nilai adat yang sudah mulai luntur dalam
kehidupan masyarakat.
f. SK dan KD
Terlampir ( jilid terpisah)
C. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan
1. Penerapan Pendidikan Kecakapan Hidup yang menggambarkan
kewirausahaan dan ekonomi kreatif
Pendidikan kecakapan hidup di SD Negeri 42 Baringin adalah
pelaksanaan kewirausahaan dan ekonomi kreatif. Karena di SD Negeri
42 Baringin mempunyai lahan kebun singkong, maka dapat
dikembangkan menjadi kewirausaahan dengan menyediakan jajanan
78

keripik singkong dan olahan jajanan tradisional, seperti lapek singkong,


paruik ayam, kue talam dan jenis jajanan makanan tradisonal lainnya
yang berbahan dasar singkong. Kegiatan ini dilakukan secara bersama
antara guru dan murid terutama siswa kelas VI. Kegiatan ini akan
memberikan bekal kepada siswa tentang cara membuat suatu produk
makanan yang bisa dijual dan keterampilan cara berjualan.

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN SD NEGERI 42 BARINGIN


USAHA MAKANAN TRADISIONAL
Kelas Materi
II Mengenal cara membersihkan buah singkong
III Mengolah membersihkan buah singkong.
V-VI Mengolah buah singkong, menggoreng dan memasukan dalam
kemasan. Siap untuk dipasarkan menggunakan IPTEK.

2. Penyelenggaraan pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global


a. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal di SD Negeri 42
Baringin Adalah Membuat Kerajinan Dari Bahan-Bahan Bekas
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di SDN 42
Baringin adalah membuat kerajinan dari bahan-bahan bekas, dengan
materi sebagai berikut:
Kelas Materi
Memperkenalkan berbagai macam bahan-bahan bekas yang dapat
diolah menjadi barang kerajinan, seperti :Aqua gelas bekas, pipet,
bungkus rokok, tempurung, kardus, pecahan kaca, minuman kaleng
II
bekas, sabut kelapa, daun kelapa, jerami padi, ranting pohon, kain
perca, bungkusan deterjen, tripleks, bambu, keramik pecahan, kulit
telur, kulit salak, serbuk gergaji, pasir, koran.
III Membuat prakarya ringan seperti mempergunakan pipet untuk
membuat bunga dan tirai, kulit telur dan kulit salak untuk puzzle,
aqua gelas untuk pot bunga dan tempat peralatan mandi, daun kelapa
79

buat kelapa, dll.


Membuat bingkai dari bambu, hiasan dinding dan pot bunga dari
V bambu, kain perca buat serbet / keset kaki. Buat kaligrafi dengan kaca
noko bekas, dll
Buat hiasan dinding dll dari triplek, buat bingkai dan furnitur lainnya
VI dari ranting, buat furnitur atau pernak-pernik dari tempurung dll, buat
hiasan dinding atau hiasan kamar dari serbuk gergaji dan pasir

b. Upaya Sekolah dalam Menuju Pendidikan Berwawasan Global


Dalam Pembibitan Bunga dan Buah
Upaya yang bisa dilakukan sekolah untuk menuju pendidikan
berwawasan global adalah:
1. Mengunjungi tempat pembibitan terdekat untuk mengamati
tanaman hias yang diminati dan mudah cara pembibitannya
2. Mencari reverensi tentang pembibitan tanaman hias dari buku,
majalah dan internet
3. Mendatangkan nara sumber dari masyarakat terdekat
4. Mengajukan proposal pada dinas pertaman untuk bantuan
pelatihan
5. Menyusun program yang terintegrasi dengan mata pelajaran
IPA dan SBDP
6. Melakukan/mengadakan pameran sederhana
7. Publikasi hasil melalui media sosial
3. Branding Sekolah
Ciri khas SD Negeri 42 Baringin tahun ini memiliki ciri khas tertentu
diantaranya memiliki karakter yang baik dan bagus, yang menjadi ciri
khas sekolah ini adalah selalu bersalaman dengan guru pada pagi akan
masuk kelas dan pulang sekolah. Selalu bertegur sapa guru dengan guru,
guru dengan siswa dan siswa dengan sisiwa. Dalam pembelajaran
karakter pada kurikulum ini target yang dicapai sekolah harus terwujud
80

untuk mendidik siswa menjadi orang yang berkarakter tinggi sesuia yang
ada dalam tuntutan kurikulum.
D. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan pendidikan karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah
gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah fikir dan olah raga dengan pelibatan dan kerjasama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional
Revolusi Mental ( GRMN).
Tujuan dari PPK
1) Membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas
Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter
yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan.
2) Mengembangkan platform pendidkan nasional yang meletakan
pendidkan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan pelibatan publik yang
dilakukan melalui pendidikan jalur formal, non formal, dan informal
dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia.
3) Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam
mengimplementasikan PPK.
PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai relijius, jujur, toleran,
disiplin, pekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebanggsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif,
dan cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggung jawab.
1. Berbasis Kelas
Adapun Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis
kelas dilakukan dengan cara:
81

a. Integrasi proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum


dalam mata pelajaran, baik secara tematik maupun terintegrasi.
b. Memperkuat manajemen kelas dan pilihan metodologi dan evaluasi
pengajaran yang tepat.
c. Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas
dilakukan melalaui tahapan sebagai berikut:
a. Menganalisis telaah nilai-nilai karakter dalam Komptensi Dasar
(KD) mata pelajaran.
b. Mengintegrasikan nilai karakter ke dalam rencana pembelajaran.
c. Melaksanakan pembelajaran.
d. Melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran.
2. Berbasis Kultur Sekolah
Sedangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Budaya
Sekolah dilakukan dengan cara:
a. Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah
b. Keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan
c. Melibatkan ekosistem sekolah
d. Ruang yang luas pada segenap potensi siswa melalui kegiatan ko-
kurikuler & ekstra-kurikuler
e. Memberdayakan manajemen sekolah
f. Mempertimbangkan norma, peraturan & tradisi sekolah
3. Berbasis Komunitas
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Masyarakat
dilakukan dengan cara:
a. Potensi lingkungan sebagai sumber pembelajaran seperti keberadaan
serta dukungan pegiat seni & budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha
dan dunia industry.
b. Sinergi PPK dengan berbagai program yang ada dalam lingkup
akademisi, pegiat pendidikan dan LSM.
82

c. Sinkronisasi program dan kegiatan melalui kerja sama dengan


pemerintah daerah dan juga masyarakat serta orangtua siswa.
4. Profil Pelajar Pancasila
Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila tertuang dalam
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024.
Profil pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama: beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan
global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti
dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi.
6 (Enam ) profil pelajar Pancasila yaitu sebagai berikut:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak
Mulia
Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang
berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Pelajar Pancasila memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta
menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia adalah akhlak beragama, akhlak pribadi,
akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas,
dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi
dengan budaya lain. Perilaku pelajar Pancasila ini menumbuhkan
rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya
baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur
bangsa.
83

Elemen kunci berkebinekaan global adalah mengenal dan


menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab
terhadap pengamalan kebhinekaan.
3. Gotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu
kemampuan pelajar Pancasila untuk melakukan kegiatan secara
bersama-sama dengan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat
berjalan lancar, mudah dan ringan.
Elemen kunci gotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan
berbagi.
4. Mandiri
Pelajar Indonesia adalah pelajar mandiri, yaitu pelajar Pancasila
yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
Elemen kunci mandiri adalah kesadaran akan diri dan situasi
yang dihadapi dan regulasi diri.
5. Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang
mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
Elemen kunci bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu
memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci kreatif adalah menghasilkan gagasan yang orisinal
dan menghasilkan karya serta tindakan yang original.
84

E. Strategi Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah


1. Penumbuhan Minat Baca
Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi. Lingkungan fisik a
dalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga sekolah. Oleh karena
itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk pembelajara
n sehingga menumbuhkan minat baca siswa di sekolah. Sekolah yang me
ndukung pengembangan budaya literasi dengan memajang karya peserta
didik. Dipajang diseluruh area sekolah, termasuk koridor, kantor kepala s
ekolah dan guru. Selain itu karya-karya peserta didik diganti secara rutin
untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik.
2. Penciptaan Lingkungan Sekolah yang Literat
Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komuni
kasi dan interaksi yang literat Lingkungan sosial dan afektif dibangun me
lalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah. Hal itu
dapat dikembangkan dengan pengakuan atas capaian peserta didik sepanj
ang tahun. Pemberian penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera
setiap minggu untuk menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek.
Prestasi yang dihargai bukan hanya akademik, tetapi juga sikap dan upay
a peserta didik. Dengan demikian, setiap peserta didik mempunyai kesem
patan untuk memperoleh penghargaan sekolah. Pelaksanaan literasi sekol
ah dilingkungan sosial dan afektif sekolah antara lain :
a. Penghargaan terhadap prestasi peserta didik diberikan secara rutin, p
ada pelaksanaan upacara bendera merupakan kesempatan untuk mem
berikan penghargaan kepada peserta didik
b. Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi sekolah
c. Merayakan hari – hari besar dan nasional dengan nuansa literasi
d. Tenaga kependidikan disekolah dilibatkan dalam proses pengambila
n keputusan terutama dalam pelaksanaan literasi
e. Terdapat budaya kolaborasi antar guru dan tenaga kependidikan den
gan mengakui kepakaran masing – masing
85

Selain itu, peserta didik dapat mengakses buku dan bahan bacaan lai
n di Sudut Baca di semua kelas, kantor, dan area lain di sekolah. Ruang p
impinan dengan pajangan karya peserta didik akan memberikan kesan po
sitif tentang komitmen sekolah terhadap pengembangan budaya literasi. P
elaksanaan literasi sekolah dilingkungan fisik sekolah antara lain :
a. Karya peserta didik dipajang disepanjang lingkungan sekolah
b. Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempat
an yang seimbang kepada semua peserta didik
c. Buku dan bacaan lain tersedia dipojok baca ruang kelas
d. Kepal sekolah bersedia berdialog dengan warga sekolah
e. Buku juga tersedia diperpustakaan sekolah dengan memberikan kepa
da siswa secara cuma – cuma
3. Penunjang Kegiatan Literasi Melalui Ekstrakurikuler
Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.
Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan
akademik. Tak hanya pada lingkungan akademik saja, sekolah juga
menunjang kegiatan literasi melalui ekstrakurikuler. Ini dapat dilihat dari
perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah. Sekolah
sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk
pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan
membaca dalam hati dan guru membacakan buku dengan nyaring selama
15 menit sebelum pelajaran berlangsung. Untuk menunjang kemampuan
guru dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti
program pelatihan tenaga kependidikan untuk peningkatan pemahaman
tentang program literasi, pelaksanaan, dan
keterlaksanaannya.Pelaksanaan literasi sekolah dilingkungan Akademik
sekolah antara lain :
a. Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan
pembiasaan literasi membaca dalam hati, membaca nyaring dan
membaca secara bersama
86

b. Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk


kepentingan lain
c. Disepakati waktu berkala membahas pelaksanaan gerakan literasi
sekolah
d. Buku fiksi dan non fiksi tersedia dalam jumlah yang cukup banyak
F. Strategi Pelaksanaan Penumbuhan Budi Pekerti di Sekolah
Penerapan PBP pada jenjang SD, metode pelaksanaan berupa mengamati
dan meniru perilaku positif guru dan kepala sekolah sebagai contoh langsung
dalam membiasakan keteraturan dan pengulangan (konsisten). Alur penerapan
PBP akan diterapkan pada tahap diajarkan, dibiasakan, dilatih secara
konsisten, kemudian akan menjadi kebiasaan, sehingga akan terbentuk
karakter, dan akhirnya menjadi budaya dalam setiap perilaku anak-anak.
Nilai-nilai Mendasar dan Lingkup kegiatan PBP dibagi menjadi tujuh, yaitu:
1. Menumbuhkan nilai-nilai moral dan spiritual
Menghayati hubungan spiritual dengan Sang Pencipta dan diwujudkan
dengan sikap moral keseharian untuk menghormati sesama makhluk
hidup dan alam sekitar.
Kegiatan wajib :
Guru dan peserta didik berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing,
sebelum dan sesudah hari pembelajaran, dipimpin oleh seorang peserta
didik secara bergantian di bawah bimbingan guru.
Contoh-contoh pembiasaan baik :
 Membiasakan untuk menunaikan ibadah bersama sesuai agama dan
kepercayaannya baik dilakukan di sekolah maupun bersama
masyarakat.
 Membiasakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan
yang sederhana dan hikmat.
 Membiasakan siswa menginisiasi dan melakukan kegiatan sosial.
2. Menumbuhkan nilai kebangsaan dan kebhinnekaan
Keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinnekaan untuk
menjalin dan merekat tenun kebangsaan. Mampu terbuka terhadap
87

perbedaan bahasa, suku bangsa, agama dan golongan, dipersatukan oleh


keterhubungan untuk mewujudkan tindakan bersama sebagai satu bangsa
dan satu tanah air.
Kegiatan wajib :
 Melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin dengan
mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan ketetapan
sekolah.
 Melaksanakan upacara bendera pada pembukaan MOPDB
 Sesudah berdoa setiap memulai hari pembelajaran, guru dan peserta
didik menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
 Sebelum berdoa saat mengakhiri hari pembelajaran, guru dan peserta
didik menyanyikan lagu daerah, lagu wajib nasional maupun lagu
terkini yang bernuansa patriotik atau cinta tanah air.
Contoh-contoh pembiasaan baik :
 Mengenalkan beragam keunikan potensi daerah asal siswa melalui
berbagai media dan kegiatan.
 Membiasakan perayaan Hari Besar Nasional dengan mengkaji atau
mengenalkan pemikiran dan semangat yang melandasinya melalui
berbagai media dan kegiatan.
3. Mengembangkan Interaksi positif antar peserta didik dengan guru dan
orang tua
Kepedulian terhadap kondisi fisik dan psikologis antar teman sebaya,
adik dan kakak kelas.
Kegiatan wajib :
 Membiasakan pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah
untuk belajar kelompok yang diketahui oleh guru dan/atau orangtua.
88

Contoh-contoh pembiasaan baik :


Gerakan kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk
warga sekolah yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian,
dan lainnya.
 Gerakan kakak kelas asuh, di mana seorang kakak kelas
membimbing seorang adik kelas yang baru masuk ke sekolah.
4. Mengembangkan Interaksi positif antar peserta didik
Interaksi sosial positif antara peserta didik dengan figur orang dewasa di
lingkungan sekolah dan rumah, yaitu mampu dan mau menghormati
guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, warga masyarakat di
linglkungan sekolah dan orang tua, yang sebaliknya menghargai dan
menyayangi para siswa.
Kegiatan wajib
 Sekolah mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa pada setiap
tahun ajaran baru untuk mensosialisasikan: a) visi; b) aturan; (c)
materi; dan (d) rencana capaian belajar siswa agar orangtua turut
mendukung keempat poin tersebut.
Contoh-contoh pembiasaan baik
 Memberi salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di komunitas
sekolah.
 Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut
kedatangan peserta didik sesuai dengan tata nilai yang berlaku.
 Membiasakan peserta didik untuk berpamitan dengan orang
tua/wali/penghuni rumah saat pergi dan lapor saat pulang, sesuai
kebiasaan/ adat yang dibangun masing-masing keluarga.
 Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru
sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik
secara bergantian.
89

5. Merawat diri dan lingkungan sekolah


Ikut bertanggung jawab memelihara lingkungan sekolah secara
bergotong-royong untuk menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan
kenyamanan lingkungan sekolah.
Kegiatan wajib
 Membiasakan penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik, telepon,
dsb) secara efisien melalui berbagai kampanye kreatif dari dan oleh
siswa.
 Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar
kesehatan.Membangun budaya peserta didik untuk selalu menjaga
kebersihan di bangkunya masing-masing sebagai bentuk tanggung
jawab individu maupun kebersihan kelas dan lingkungan sekolah
sebagai bentuk tanggung jawab bersama.
Contoh-contoh pembiasaan baik
 Mengajarkan simulasi antri melalui baris sebelum masuk kelas, dan
pada saat bergantian memakai fasilitas sekolah.
 Peserta didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan
bergantian regu.
 Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah, bergilir antar
kelas.
 Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas
kebersihan setempat
6. Mengembangkan potensi diri pesrta didik secara utuh
Penghargaan terhadap keunikan dan keutuhan potensi peserta didik untuk
dikembangkan. Mendorong siswa mengembangkan kecakapan dasar
serta minat-bakatnya.
Kegiatan wajib
 Menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca
buku selain buku mata pelajaran.
90

Contoh-contoh pembiasaan baik


 Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam
berbagai bentuk (rekening bank, celengan, dan lainnya).
 Membangun budaya bertanya dan melatih peserta didik mengajukan
pertanyaan kritis dan membiasakan siswa mengangkat tangan sebagai
isyarat akan mengajukan pertanyaan.
 Membiasakan setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi
pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap siswa
tanpa kecuali, untuk memimpin secara bergilir dalam kegiatan-
kegiatan bersama/berkelompok.
 Warga sekolah memanfaatkan waktu sebelum memulai hari pelajaran
pada hari-hari tertentu (dilaksanakan secara berkala dan rutin) untuk
kegiatan olah fisik seperti senam kesegaran jasmani.
 Siswa melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan potensi
dirinya.
7. Pelibatan orangtua dan masyarakat
Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat di sekitar sekolah
dengan melibatkan secara aktif dalam kegiatan pembiasaan sikap dan
perilaku positif di sekolah.
Kegiatan wajib
 Mengadakan pameran karya siswa pada setiap akhir tahun ajaran
dengan mengundang orangtua dan masyarakat untuk memberi
apresiasi pada siswa.
Contoh-contoh pembiasaan baik
 Orangtua membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap
malam untuk bercengkerama dengan anak mengenai kegiatan di
sekolah.
 Sekolah bekerja sama dengan instansi swasta dan organisasi profesi
untuk mengenalkan profesi dan kegiatan kemasyarakatan kepada para
siswa.
91

G. Pembiasaan Perilaku Hidup Sehat


1. Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal)
Dalam masa pandemi covid 19 ini kita sebagai pendidik maupun
siswa harus menjaga kesehatan jasmani, kesehatan jasmani dapat
dilakukan dengan cara berolahraga dengan cara teratur supaya daya
imunitas dapat meningkat sehingga virus tidak dapat masuk ketubuh kita
bahkan bisa mati dalam tubuh kita. Cara menjaga supaya tubuh kita tidak
terserang virus covid 19 yang sesuai anjuran bapak Walikota Padang
adalah
a. Sering cuci tangan pakai sabun
b. Gunakan masker bila batuk, pilek atau sedang berada diluar rumah
c. Konsunsi gizi seimbang dan perbanyak makan sayur dan buah
d. Hati – hati kontak dengan hewan
e. Istirahat cukup dan rajin berolah raga
f. Bila batuk, pilek dan sesak napas segera kefasilitas kesehatan
Pada masa pandemi ini semua kalangan masyarakat merasa cemas
dan was – was, ini muncul karena rasa khawatir akan sesuatu yang belum
mewujud dan menunggu sesuatu yang terjadi. Virus corona ini
menimbulkan kecemasan bagi semua orang. Cara menjaga kesehatan
rohani selama masa pandemi ini adalah
a. Selalu bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Batasi konsumsi berita dan selektif terhadap bacaan
c. Istirahat dari media sosial yang membuat munculnya kecemasan
d. Jaga hubungan dengan orang lain
e. Selalu berfikir positif dengan apa berita yang disampaikan orang lain
2. Strategi pelaksanaan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat
Pada masa pandemi ini semua kalangan masyarakat merasa cemas
dan was – was, ini muncul karena rasa khawatir akan sesuatu yang belum
mewujud dan menunggu sesuatu yang terjadi. Virus corona ini
menimbulkan kecemasan bagi semua orang.
92

a. Kelengkapan sarana dan prasarana protokol kesehatan.


Sekolah menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan
seperti menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, masker dan
pelindung pada setiap kelas. Sekolah melakukan penyemprotan
disenfektan secara berkala guna pencegahan penyebaran virus
corona.
b. Impementasi kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat.
Meningkatkan kebiasaan hidup bersih dan sehat dengan menjaga
jasmani dan rohani. Dengan meningkatkan kepedulian akan
kebersihan sekitar dan menjaga kesehatan tubuh dengan bnyak
makan makanan yang bergizi. Sehingga tubuh kita menjadi lebih
sehat dan bugar walaupun dalam kondisi darurat virus corona.
H. Bimbingan Konseling
1. Layanan BK
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menunjukkan menunjukkan
bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara
optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai
dengan kapasitas intelektual, minat, dan bakat yang dimiliki, melainkan
sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik
mampu menunjukkan perilaku yang sehat dan bertanggung jawab serta
memiliki kemampuan adaptasi dan sosialisasi yang baik.
Situasi kehidupan pada abad ke-21 ini sangat penuh tantangan,
persaingan, dan berdampak pada tingkat depresi yang tinggi di samping
tersedianya peluang bagi yang memiliki kompetensi hidup, memiliki
multiliterasi yang menguatkan kapasitas fisik, mental, serta intelektual
peserta didik. Tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah di SD
kelas rendah (kelas 1) perlu dicarikan jalan keluar yang baik.
Menurut David Elkind kehidupan anak-anak setiap hari dipenuhi
akan stres (tekanan, ketegangan) yang harus diketahui oleh guru dan
93

orang tua. Mulai dari stres ringan hingga stres berat yang
mengkhawatirkan. Rentang stres digambarkan Elkind lewat “Stress Test
for Children Key” yang memuat 44 jenis stres dengan skoring nilai dalam
angka yang harus dipahami oleh guru dan orang tua agar dapat diberikan
pelayanan pendampingan atau pemulihan.
Tingkat stres tersebut antara lain:
1. Meninggalnya orang tua – angkanya 100
2. Orangtua bercerai - angkanya 73
2. Orangtua berpisah – angkanya 65
3. Orang tua bepergian untuk bagian dari dinas – angkanya 63
4. Meninggalnya salah seorang famili terdekat– angkanya 63
5. Menekan anak untuk berprestasi secara tak patut – angkanya 63
6. Menderita sakit – angkanya 53
7. Orang tua kawin lagi – angkanya 50
8. Orang tua di PHK – angkanya 47
9. Orang tua rujuk – angkanya 45
10. Ibu pergi bekerja – angkanya 47
11. Keluarga sakit – angkanya 44
12. Ibu hamil – angkanya 40
13. Mengalami kesulitan saat di sekolah – angkanya 39
14. Menerima kelahiran adik baru – angkanya 39
15. Sekolah baru atau guru baru –angkanya 39
16. Kondisi keuangan keluarga bermasalah – angkanya 38
17. Sahabat dekat menderita sakit – angkanya 37
18. Memulai suatu kegiatan baru atau kegiatan diubah – angkanya 36
19. Perubahan peringkat prestasi antarsaudara – angkanya 35
20. Ancaman dan kekerasan di sekolah – angkanya 31
21. Kemalingan barang pribadi --- angkanya 30
22. Bergantinya tanggung jawab di rumah --- angka 29
23. Perginya Abang dan Kakak Perempuan dari rumah – angkanya 29
24. Bermasalah dengan Kakek Nenek – angkanya 29
94

25. Menjadi anak yang berprestasi – angkanya 28


26. Pindah dari suatu kota ke kota lain --- angkanya 26
27. Pindah dari suatu tempat ke tempat lain – angkanya 26
28. Menerima atau kehilangan hewan peliharaan – angkanya 25
29. Kebiasaan yang diubah – angkanya 24
30. Bermasalah dengan guru – angkanya 24
31. Diubahnya waktu di penitipan/bersama pengasuh – angkanya 20
32. Pindah ke rumah baru – angkanya 20
33. Pindah ke sekolah baru –angkanya 20
34. Diubahnya kebiasaan bermain – angkanya 19
35. Liburan bersama keluarga – angkanya 19
36. Teman baru – angkanya 19
37. Liburan/ berkemah --- angkanya 17
38. Berubahnya Jam tidur – angkanya 16
39. Berubahnya anggota keluarga --- angkanya 15
40. Berubahnya waktu makan – angkanya 15
41. Berubahnya siaran teve yang biasa ditonton – angkanya 13
42. Saat merayakan hari ulang tahun – angkanya 13
43. Dihukum karena berdusta --- angkanya 11
Secara umum kondisi di atas sama dengan kondisi anak-anak usia
SD yang harus diketahui oleh guru dan secepatnya diberikan pelayanan
yang sesuai dengan kondisi anak. Jika skor angkanya di bawah 150,
maka itu bentuk stres yang masih mampu dihadapi anak sendiri. Jika skor
antara 150 hingga 300 anak mulai memperlihatkan gejala-gejala stres.
Namun apabila skor di atas angka 300 maka anak akan lelah yang
memicu timbulnya masalah perilaku dan kesehatan ( This stress test for
children is adapted from “The Hurried Child: Growing Up too Fast too
Soon”, by David Elkind, Adapted by Stanley Wonderly).
Pengembangan kompetensi hidup anak secara utuh memerlukan
sistem layanan pendidikan pada satuan pendidikan di SD yang tidak
hanya mengandalkan layanan akademik melalui pembelajaran dan
95

manajemen saja, tetapi juga menyediakan layanan khusus yang bersifat


psiko-edukatif.
Pada tingkat sekolah dasar, peserta didik memerlukan kesiapan
untuk mengikuti proses pembelajaran. Karena rentang usia yang panjang
yang dijalani peserta didik kelas satu sampai dengan kelas enam di SD,
sehingga dimungkinkan muncul berbagai masalah berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan, perbedaan individu dalam aspek
kecerdasan, kepribadian, bakat, minat, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi, adat, dan budaya.
Perbedaan kondisi tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan
pengembangan secara utuh dan optimal yang harus difasilitasi oleh guru
melalui layanan bimbingan yang bersifat psiko-edukatif. Layanan
bimbingan psiko-edukatif mencakup kegiatan yang bersifat pencegahan,
perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan.
1.1. Tujuan Bimbingan Psiko Edukatif
Tujuan umum layanan bimbingan psiko-edukatif adalah
membantu peserta didik agar dapat mencapai kematangan dan
kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas
perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar,
secara utuh dan optimal. Tujuan khusus layanan bimbingan dan
psiko-edukatif adalah:
a. Membantu dan melayani peserta didik yang datang beragam
latar sosial, budaya mampu mengenali dan memahami diri
sendiri dalam bersosialisasi di sekolah.
b. Mengenali lingkungan fisik dan sosial dalam beradaptasi serta
penyesuaian pribadi.
c. Membantu peserta didik agar berhasil menjalani masa peralihan
dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah.
d. Mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki
keunggulan di berbagai bidang.
96

e. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses


pembelajaran.
f. Membantu peserta didik mengatasi permasalahan pembelajaran
baik di sekolah maupun di rumah pada tingkat yang belum
membutuhkan layanan konselor atau profesi lain.
1.2. Bidang Layanan Bimbingan Psiko- Edukatif
a. Bimbingan pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru kepada peserta didik
untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung
jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat
mencapai perkembangan pribadinya secara optimal.
b. Bimbingan sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari guru kepada peserta didik
untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi
sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu
mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri, dan memiliki keserasian hubungan dengan
lingkungan sosialnya.
c. Bimbingan belajar
Proses pemberian dari guru kelas kepada peserta didik dalam
mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan
keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan,
memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan
belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal.
1.3. Komponen Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif
a. Layanan dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan
kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan
pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang
dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka
97

mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif


sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).
b. Layanan bakat dan minat khusus
Layanan bakat dan minat khusus adalah program kurikuler yang
disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau
kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan,
perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran.
c. Layanan responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta
didik yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan
dengan segera, agar peserta didik tidak mengalami hambatan
dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya.
Strategi layanan responsif diantaranya bimbingan individual,
bimbingan kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah,
dan alih tangan kasus (referral).
d. Layanan dukungan sistem
Layanan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan
kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya
Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan
kemampuan guru kelas secara berkelanjutan, yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik dan
mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan
bimbingan psiko-edukatif.
1.4. Kegiatan Layanan Bimbingan Psiko-Edikatif
Layanan bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan oleh guru
kelas. Layanan bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan di dalam
kelas (bimbingan klasikal) dan di luar kelas.
Layanan bimbingan psiko-edukatif di dalam kelas
98

1. Merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas,


diberikan kepada semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka
yang terintegrasi dalam pembelajaran.
2. Materi layanan bimbingan klasikal meliputi tiga bidang layanan
bimbingan psiko-edukatif diberikan secara proporsional sesuai
kebutuhan peserta didik yang meliputi aspek perkembangan
pribadi, sosial, dan belajar.
3. Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencana
pelaksanaan layanan bimbingan klasikal.
Layanan bimbingan psiko-edukatif di luar kelas
1. Bimbingan individual
Dilakukan secara perseorangan untuk membantu peserta didik
yang sedang mengalami masalah. Pelaksanaannya dengan
mengidentifikasi masalah,penyebab masalah, menemukan
alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
terbaik.
2. Bimbingan kelompok
Merupakan kegiatan pemberian bantuan kepada peserta didik
melalui kelompok-kelompok kecil terdiri atas dua sampai sepuluh
orang untuk maksud pencegahan masalah, pemeliharaan nilai-
nilai, atau pengembangan keterampilan-keterampilan hidup yang
dibutuhkan.
3. Bimbingan kelas besar atau lintas kelas
Merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan
yang bertujuan memberikan pengalaman, wawasan, serta
pemahaman yang menjadi kebutuhan peserta didik, baik dalam
bidang pribadi, sosial, dan belajar.
4. Konsultasi
Merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian antara
guru guru kelas, orang tua, pimpinan satuan pendidikan, atau
pihak lain yang relevan dalam upaya membangun kesamaan
99

persepsi dan memperoleh dukungan yang diharapkan dalam


memperlancar pelaksanaan program layanan bimbingan psiko-
edukatif.
5. Konferensi kasus
Merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh guru kelas untuk
membahas permasalahan peserta didik dengan melibatkan pihak-
pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi penyelesaian masalah peserta didik.
6. Kunjungan rumah
Merupakan kegiatan mengunjungi tempat tinggal orangtua/wali
peserta didik/ dalam rangka klarifikasi, pengumpulan data,
konsultasi dan kolaborasi untuk penyelesaian masalah peserta
didik.
7. Alih tangan kasus
Merupakan pelimpahan penanganan masalah peserta didik yang
membutuhkan keahlian di luar kewenangan guru kelas. Alih
tangan kasus dilakukan dengan menuliskan masalah peserta didik
dan intervensi yang telah dilakukan, serta dugaan masalah yang
relevan dengan keahlian profesional yang melakukan alih tangan
kasus.
8. Advokasi
Adalah layanan bimbingan psiko-edukatif yang dimaksudkan
untuk memberi pendampingan peserta didik yang mengalami
perlakuan tidak mendidik, diskriminatif, malpraktik, kekerasan,
pelecehan, dan tindak kriminal.
9. Kolaborasi
Adalah kegiatan dimana guru kelas bekerja sama dengan berbagai
pihak atas dasar prinsip kesetaraan, saling pengertian, saling
menghargai dan saling mendukung.
100

10. Pengelolaan media informasi


Merupakan kegiatan penyampaian informasi yang ditujukan untuk
membuka dan memperluas wawasan peserta didik yang diberikan
secara tidak langsung melalui media cetak atau elektronik (seperti
website, buku, brosur, leaflet, papan bimbingan).\
11. Pengelolaan kotak masalah
Merupakan kegiatan penjaringan masalah dan pemberian umpan
balik terhadap peserta didik yang memasukan surat masalah ke
dalam sebuah kotak.
2. Mekanisme Pelaksanaan Layanan BK
Bimbingan psiko-edukatif dilaksanakan oleh guru kelas dengan
pengarahan oleh kepala sekolah dan dipantau oleh pengawas sekolah
sesuai dengan mekanisme pengelolaan layanan bimbingan psiko-
edukatif. Mekanisme pengelolaan bimbingan tersebut meliputi:
a. Analisis kebutuhan
Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orangtua
diidentifikasi dengan berbagai instrumen tes dan non tes atau dengan
pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan wawancara, yang
diselenggarakan oleh guru kelas atau pihak lain yang lebih
berkewenangan.
b. Perencanaan
Adalah alat yang berguna untuk merespon kebutuhan yang telah
teridentifikasi, selanjutnya diimplementasikan dalam tahap-tahap
untuk memenuhi kebutuhan, dan mengidentifikasi pihak yang
bertanggungjawab terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal
dalam program tahunan dan semesteran serta
pengimplementasiannya. Program bimbingan psiko-edukatif
direncanakan sebagai program tahunan dan program semesteran
dengan memperhitungkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas.
101

c. Pelaksanaan Layanan
Pelaksanaan bimbingan psiko-edukatif harus memperhatikan aspek
penggunaan data dan waktu yang tersebar dalam kalender akademik.
Data digunakan sebagaiinformasi penting dalam pelaksanaan
program dan akan dipergunakan untuk mengevaluasi program dalam
kaitan dengan kemajuan peserta didik. Data yang terkumpul dipilah
menjadi tiga:
1. Data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas.
2. Data jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode
waktu tertentu, misalnya program semesteran .
3. Data jangka panjang merupakan data akhir serangkaian program
yang merupakan data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya
pada perkembangan pribadi, sosial, dan belajar peserta didik.
Aspek penggunaan waktu merupakan proporsi waktu
perencanaan dan pelaksanaan setiap komponen dan bidang
bimbingan psiko-edukatif harus memperhatikan tingkat satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah guru kelas, jumlah
peserta didik yang dilayani. Distribusi waktu guru kelas dalam setiap
komponen program juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam
satuan pendidikan. Sebagian besar waktu guru kelas (80%-85%)
untuk pelayanan langsung kepada peserta didik, sisanya (15%-20%)
untuk aktivitas manajemen dan administrasi. Kalender aktivitas
bimbingan psiko-edukatif sebagai perencanaan program semua
komponen dan bidang bimbingan psiko-eduaktif diatur sejalan
dengan kalender akademik satuan pendidikan.
d. Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan psiko-edukatif merupakan proses
pembuatan pertimbangan secara sistematis mengenai keefektifan
dalam mencapai tujuan program bimbingan psiko-edukatif
berdasarkan pada ukuran (standar) tertentu. Dengan demikian,
evaluasi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan
102

menganalisis informasi informasi tentang efisiensi, keefektifan, dan


dampak dari program dan layanan bimbingan psiko-edukatif
terhadap perkembangan pribadi, sosial, dan belajar, peserta didik.
Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu sebagai ukuran
seberapa besar tujuan bimbingan psiko-edukatif telah dicapai.
e. Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program
dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik
berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan psiko-edukatif.
Laporan digunakan sebagai pendukung program lanjutan untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan
jangka pendek akan memfasilitasi evaluasi aktivitas program
jangka pendek. Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan
merefleksikan kemajuan ke arah perubahan dalam diri semua
peserta didik.
f. Tindak Lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan
bimbingan psiko-edukatif akan menjadi alat penting dalam tindak
lanjut untuk mendukung program sejalan dengan yang
direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani,
mendukung digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi
proses, persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi
dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas analisis
keefektifan program digunakan untuk mengambil keputusan
apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan,
meningkatkan program, serta digunakan untuk mendukung
perubahan-perubahan dalam sistem sekolah.
- Tugas Guru Kelas dalam Bimbingan Psiko-Edukatif
Pelaksanaan bimbingan psiko-edukatif memerlukan
keterampilan guru kelas dalam berkomunikasi efektif baik verbal
maupun non-verbal, peduli, empati, dan respek terhadap pihak-
103

pihak yang terlibat. Keterampilan tersebut akan melandasi tugas


guru kelas dalam bimbingan psiko-edukatif yang meliputi:
a. Mengarahkan
Guru bertugas mengarahkan peserta didik dalam menjalankan
proses pembelajaran agar dapat mencapai cita-cita yang
diinginkan.
b. Mengendalikan
Guru mengendalikan/mengontrol sikap dan perilaku peserta
didik secara rutin dan kontinu agar tidak menyimpang dari
norma dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
c. Mendampingi
Peserta didik yang rentan atau potensial mengalami masalah,
perlu dilakukan pendampingan supaya potensi masalah tidak
berkembang.
d. Memotivasi
Semangat belajar peserta didik ada kemungkinan menurun
karena berbagai sebab. Guru perlu melakukan upaya untuk
mengendalikan semangat peserta didik.
e. Menampilkan diri sebagai model
Peserta didik memerlukan model perilaku yang positif untuk
ditiru atau dijadikan panutan.
f. Menghubungkan
Guru menjadi penghubung antara peserta didik dan pihak lain
seperti orang tua maupun teman sebaya yang bermasalah
karena interaksi dan komunikasi yang kurang efektif.
g. Fasilitasi
Peserta didik yang memiliki potensi, bakat, dan minat perlu
difasilitasi untuk berkembang melalui pembelajaran maupun
kegiatan lain.
104

- Kompetensi Komunikasi Guru-Peserta Didik


Kompetensi komunikasi guru–peserta didik bertujuan untuk
membangun interaksi/hubungan antara guru dan peserta didik yang
jujur, terbuka, tulus, saling menghargai, saling percaya, dan saling
memahami anak sebagai pribadi yang berharga. Kompetensi
komunikasi tersebut meliputi:
a. Pendengar aktif
 Bersungguh-sungguh mendengarkan ungkapan
pikiran/perasaan peserta didik (“Coba ceritakan pada
Ibu/Bapak .....”) dan hindari pertanyaan menuduh (“Kamu
memukul Ani ya .....”).
 Jangan menyela atau menilai/mengkritik anak yang tidak
lancar berbicara, cobalah pahami keterbatasan kemampuan
bicara anak, dan membantu anak menyatakan
pikiran/perasaannya.
b. Sapa, senyum, dan sentuh
Tunjukkan sikap simpatik dengan duduk berdampingan, beri
dukungan dengan mengusap kepala, menepuk, dan memeluk
sehingga peserta didik merasa rileks, nyaman, percaya, dan
yakin bahwa guru kelas menerima, memahami, melindungi.
c. Sabar, tidak memaksa/menekan
(“Baiklah, kalau kamu belum mau bercerita, Ibu/Bapak tunggu
besok ya” atau “Nanti kalau kamu sudah mau bercerita, datang
saja ke Ibu/Bapak”).
d. Tidak menakut-nakuti, mengancam
(“Kalau nilaimu jelek begini, maka kamu harus lebih
bersemangat lagi belajar dan suka membaca buku ya?”).
e. Menjaga rahasia dan menghargai hak anak
(“Apakah Ibu/Boleh menyampaikan masalah ini kepada orang
tua kamu atau akan kamu sampaikan sendiri”).
105

f. Sikap proaktif yang simpatik


Segera temui peserta didik yang bermasalah karena mereka
tidak akan datang untuk menyampaikan masalahnya.
g. Berkomunikasi dengan diselingi humor yang ringan dan sehat
I. Ektrakulikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program pendidikan yang alokasi
waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra kurikuler
merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum,
yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender
pendidikan satuan pendidikan. Secara konstitusional, pendidikan nasional:
pendidikan ekstrakurikuler “ …. Berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
SD Negeri 42 Baringin telah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler .
Ekstra Kurikuler yang dilaksanakan tersebut terbagi atas atas ekstrakurikuler
wajib dan pilihan .
Ekstra kururikuler wajib yang dilaksanakan di SD 42 Baringin seperti
pramuka sedangkan ekstra kurikuler pilihan seperti Tahfis Al-Qur’an,
kesenian dan pencak silat.
1. Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka
Kegiatan Pramuka merupakan kegiatan ekstra kurikuler wajib
yang dilaksanakan di SD Negeri 42 Baringin. Kegiatan ini dilaksanakan
pada setiap hari Sabtu setiap minggunya . Kegiatan pramuka ini
dilksanakan oleh siswa dari kelas IV sampai kelas VI dan dibimbing oleh
seorang pelatih dari luar dan disertai oleh seorang gurun pendamping .
Kegiatan pramuka ini dibiayai oleh dana yang berasal dari BOS
a. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler Pramuka
Fungsi Ektrakulikuler pramuka adalah :
1) Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta
didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan
106

pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan


pelatihan kepemimpinan.
2) Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab
sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan
internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
3) Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan
menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan
kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih
menarik bagi peserta didik.
Tujuan Ektrakulikuler pramuka sebgai berikut :
 Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
 Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan
minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya.
 peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya.
b. Prinsip Pelaksanaan
Kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, didasarkan pada
dua alasan dalam menjadikan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ektrakurikuler Wajib.
Dasar legalitasnya jelas yaitu Undang-undang (UU) Nomor 12
Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Pendidikan kepramukaan
mengajarkan banyak nilai-nilai, mulai dari nilai-nilai Ketuhanan,
kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaaan alam,
hingga kemandirian. Dari sisi legalitas pendidikan kepramukaan
107

merupakan imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang dalam


Undang-undang Republik Indonesoa Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka.
Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan
dengan prinsip :
1. Partisipasi aktif yakni bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat
dan pilihan masing-masing.
2. Menyenangkan yakni bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler
dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta
didik.
c. Jenis Kegiatan
Pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti
oleh semua siswa SD Negeri 42 Baringin mulai dari kelas IV sampai
kelas VI . Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga)
model meliputi, model blok, model aktualisasi, dan model reguler.
Model blok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan setahun
sekali dan diberikan penilaian umum.
Model aktualisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan
keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam
kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan
penilaian formal.
Model reguler sebagimana dimaksud pada ayat (1) merupaka
kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di
Gugus Depan.
d. Teknik Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler
Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan mencakup :
1. Praktik langsung
2. Permainan
108

3. Perjalanan
4. Diskusi
5. Produktif
6. Lagu
7. Gerak
8. Widya Wisata
9. Simulasi
10. Napak tilas
e. Tata Cara Penilaian dan Pelaporan Kegiatan Ekstra kurikuler
Penilaian pendidikan kepramukaan mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1) Penilaian dilakukan secara kualitatif
2) Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik
3) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik
pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
4) Nilai yang diperoleh pada kegiatan pendidikan kepramukaan
sebagai ekstrakurikuler wajib berpengaruh terhadap kenaikan
kelas peserta didik.
5) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapai niai baik.
Teknik penilaian
1) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian
diri, dan penilaian antar peserta didik.
2) Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi
keterampilannya.
Media penilaian
a. Jurnal / buku harian
b. Portofolio
109

Proses penilaian
1) Proses penilaian dilakukan setiap kali latihan dan setiap hari di
dalam proses pembelajaran.
2) Proses penilaian pendidikan kepramukaan sebagai
ekstrakurikuler wajib menitikberatkan pada ranah nilai sikap.
Keterampilan kepramukaan merupakan pendukung terhadap
penilaian pendidikan kepramukaan itu sendiri.
3) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.
a. Proses penilaian keterampilan kepramukaan disesuaikan
dengan kompetensi dasar dari masing-masing tema dan
mata pelajaran sebagai penguatan yang bermuatan nilai
sikap dan keterampilan
b. Proses penilaian dilakukan oleh teman, guru kelas/guru
mata pelajaran, pemangku kepentingan dan/atau pembina
pramuka.
c. Rekapitulasi penilaian dilakukan oleh guru kelas/guru mata
pelajaran selaku pembina pramuka
2. Ekstra Kurikuler Pilihan
a) Kesenian/ Drum Band
- Fungsi dan Tujuan Ektrakulikuler Kesenian/Drumband
Kegiatan ekstrakurikuler Kesenian pada satuan pendidikan dasar
memiliki fungsi :
 Fungsi Pengembangan yaitu mendukung berkembangnya
kecerdasan personal peserta didik melalui pengembangan
minat, bakat/potensi, kreativitas, pembentukan karakter, dan
kepemimpinan.
 Fungsi Sosial yaitu mengembangkan
kemampuan/kompetensi dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik, dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktik
110

keterampilan sosial, kemampuan berkomunikasi, dan


internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
 Fungsi Rekreatifdari kegiatan ekstrakurikuler dilakukan
dalam suasana rileks dan menyenangkan. Suasana ini
menunjang proses perkembanganpotensi/kemampuan
personal peserta didik. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler
harus dapat menjadikan suasana sekolah lebih menantang
dan lebih menarik bagi peserta didik.
 Fungsi Persiapan kariruntuk memfasilitasi kesiapan karir
peserta didik melalui pengembangan bakat dan minat siswa
dalam bidang seni.
- Tujuan :
1. Peserta didik dapat mempraktikkan seni musik
2. Peserta didik dapat berprestasi dalam bidang seni Islami
3. Peserta didik menghargai dan mengapresiasi seni Islami
- Prinsip Pelaksanaan
Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian pada satuan pendidikan
Sekolah Dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan sesuai dengan potensi/bakat peserta didik
masing-masing.
b. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta
didik secara sukarela.
c. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai
dengan minat dan pilihan masing-masing.
d. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi
peserta didik.
111

e. Membangun motivasi, yakni bahwa kegiatan


ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan
prinsip membangun semangat peserta didik untuk berlatih
dengan baik dan giat.
f. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan
kepentingan masyarakat.
- Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan ekstrakulikuler kesenian berupa drumband
- Teknis pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler
Teknis pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler kesenian
adalah bermain alat musik. Bermain alat musik dapat dilakukan
dengan menerapkan sistem nada diatonis (Barat) dan sistem
nada pentatonis(tradisi). Seperti halnya bernyanyi, kegiatan
bermain musik juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu ansambel
sejenis dan ansambel gabungan. Ansambel sejenis adalah
sekelompok orang yang memainkan alat musik yang sama atau
sejenis, misalnya ansambel gitar, recorder, angklung, kolintang,
dan patrol Banyuwangi. Ansambel gabungan adalah sekelompok
orang yang memainkan dua atau lebih alat musik atau instrumen
yang berbeda, misalnya drumband, gamelan, gondang, dan
degung.
- Sistem Penilaian : penilaian dilakuan dengan teknik
a. praktik
b. meraih prestasi dalam setiap perlombaan
b) Tahfis Al-Quran
- Fungsi dan tujuan Tahfis Al-Qur’an
Fungsi ekstrakulikuler tahfis al-qur’an adalah melestarikan
al-Qur’an sejak dini, membekali siswa dengan jiwa qur’ani,
sehingga perilakunya sesuai dengan tuntunan dan tuntutan al-
Qur’an.
112

- Tujuan :
1. Peserta didik memiliki kemampuan membaca dan menulis
Al-Qur’an
2. Peserta didik menguasai ilmu tajwid
3. Peserta didik dapat memainkan alat musik marawis
- Prinsip Pelaksanaan :
Pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler ini dilakukan diluar
jam pelajaran atau diluar kelas. Kegiatan ini juga sebaiknya
dilakukan lintas kelas. Namun, untuk hal-hal tertentu yang
berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas,
maka kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan dan diikuti secara
tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat.
- Jenis Kegiatan : Menghafal dan Membaca Al-Qur’an
- Teknik Pelaksanaan yang digunakan dalam tahfidz Al-Qur’an
adalah menggunakan metode klasikal bagi siswa juz 30 & tasmi`
bagi siswa yang sudah mempunyai hafalan lebih dari 1 juz
dengan menerapkan 5 langkah pembelajaran
1. Pembukaan
2. Murojaah
3. Menghafal
4. Setoran
5. Evaluasi
6. Penutup
- Sistem Penilaian : 1. Bentuk Tagihan
a. membaca dan menulis Al Qur’an
b. menjawab pertanyaan tentang ilmu tajwid
J. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ( Sesuaikan dengan
permendikbud No. 23 Tahun 2016 dan panduan penilaian)
1. Uraian tentang Model KKM
Uraian tentang model yang digunakan dalam belajar tuntas adalah
peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan
113

peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai
dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi
waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik
pada umumnya.
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-
3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
a. Autentik
Penilaian dikatakan autentik apabila peserta didik diminta untuk
menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang
mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan
esensial yang bermakna (Mueller, 2006). Proses penilaian dan
pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan atau
terpadu, sehingga penilaian berjalan bersama-sama dengan proses
pembelajaran. Sebagai contoh, ketika peserta didik belajar membaca
puisi, guru mengamati dan memberi penilaian, misalnya cara
pengucapan, intonasi, tekanan kata, dan penghayatan.
Apabila peserta didik belum menguasai unsur tertentu, guru
membuat catatan untuk perbaikan selanjutnya. Penilaian autentik
harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah
dengan menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi
utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Penilaian autentik mengukur apa yang diketahui dan yang dapat
dilakukan oleh peserta didik.
b. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan
selama pembelajaran berlangsung dan setelah usai, melalui berbagai
jenis ulangan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).Tujuannya adalah
untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan
114

hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan


perbaikan hasil.
Ulangan harian dilakukan setelah menyelesaikan satu
kompetensi dasar (KD) atau lebih, terintegrasi dalam proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan. Ulangan
tengah semester dilakukan setelah menyelesaikan 8-9 minggu
kegiatan pembelajaran, mencakupi seluruh KD pada periode
tersebut. Ulangan tengah semester tidak harus serentak dilaksanakan
untuk seluruh kelas pada suatu satuan pendidikan, karena kondisi
pencapaian kompetensi peserta didik pada masing-masing kelas bisa
berbeda satu kelas dengah kelas yang lain. Ulangan akhir semester
mencakupi semua KD pada semester yang bersangkutan.
2. Daftar Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) untuk Semua Mata
Pelajaran pada Setiap Tingkatan Kelas
Ketuntasan belajar yang ditetapkan di SD Negeri 42 Baringin
berdasarkan rapat kerja antara stekholder sekolah bersama komite, serta
melibatkan perwakilan orang tua peserta didik. Rapat kerja membahas
kriteria ketuntasan minimal yang dipakai pada tahun pelajaran 2022-
2023, berdasarkan analisis konteks SD Negeri 42 Baringin dari
pelakasanaan program pada tahun pelajaran 2022-2023 yang di sesuaikan
dengan Kurikulum 2013.
Adapun KKM yang ditatepkan di SD Negeri 42 Baringin untuk
Tahun Pelajaran 2022 – 2023 telah menggunakan KKM berdasarkan
kurikulum 2013 untuk kelas II, III,V dan VI . Kriteria Ketuntasan
Minimal tersebut berdasarkan Kompetensi Dasar dan Indikator.
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%,
Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal menurut Kurikulum 2013
untuk kelas II, III, V dan VI adalah :
115

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)


SD NEGERI 42 BARINGIN KOTA PADANG
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
KKM Kelas
No Mata Pelajaran
II III V VI
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75 80
2. PKN 75 75 75 80
3. B. Indonesia 70 75 75 80

4. Matematika 70 70 75 75
5. IPA - - 75 80
6. IPS - - 75 80

7. SBDp 75 75 80 80
8. Penjaskes 80 80 80 80
Esktrakurikuler
1. Ekstrakurikuler Wajib Pramuka B B B B
2. Ekstrakurikuler Pilihan Tahfiz Qur’an B B B B

3. Penentuan KKM dan prediketnya


KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran, oleh seluruh pendidik
dan tenaga kependidikan SD Negeri 42 Baringin. Nilai KKM dinyatakan
dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 40 – 100. Nilai ketuntasan
belajar maksimal adalah 100.
Nilai KKM harus dicantumkan guru dalam Lembaran Hasil Belajar
Siswa (LHBS). Adapun mekanisme atau langkah-langkah penyusunan
KKM adalah :
KKM Indikator → KKM KD → KKM SK → KKM MP
Penetapan KKM ditentukan oleh 3 aspek yaitu :
a. Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan).
b. Daya dukung.
c. Intake siswa.
116

Ketiga aspek dapat ditafsir dengan menggunakan kriteria :


Kompleksitas : Tinggi = 1
: Sedang = 2
: Rendah = 3
Daya Dukung : Tinggi = 3
: Sedang = 2
: Rendah = 1
Intake : Tinggi = 3
: Sedang = 2
: Rendah = 1
Tingkat kompleksitas tinggi bila dalam pelaksanaannya menuntut :
 Memahami kompetensi yang harus dicapai siswa.
 Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran.
 Cukup lama karena perlu pengulangan siswa yang tinggi.
Daya dukung mencakup ketersediaan tenaga, sarana, dan prasarana
pendidikan yang sangat dibutuhkan, BOP, manajemen sekolah dan
kepedulian stakeholder sekolah.
Sejak SD Negeri 42 Baringin menggunakan kurikulum KTSP,
maka penentuan KKM juga sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
proses pembelajaran.Kurangnya keberanian guru dalam menetapkan KKM
dengan nilai ketuntasan 70 % keatas merupakan bukti bahwa dari segi
profesionalitas guru masih perlu belajar.
4. Upaya Sekolah dalam Meningkatkan KKM untuk Mencapai KKM
Ideal ( 100 % )
Namun hal ini dapat berangsur-angsur ditingkatkan sejalan
peningkatan pengetahuan dan kemampuan guru sebagai agen
pembelajaran. Guru berupaya melaksanakan pembelajaran tuntas dalam
usaha mencapai KKM yang sudah ditetapkan, dengan upaya sebagai
berikut :
 Mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.
 Menggunakan berbagai sumber belajar yang relevan.
117

 Melakukan pengelolaan kelas dengan baik.


 Melaksanakan kegiatan pembelajaran aktif dan kreatif.
 Melakukan perbaikan dan pengayaan.
 Meningkatkan kemampuan profesional guru.
 Meningkatkan kemampuan profesioanal guru dalam melaksanakan
tugas masing-masing.
K. Penilaian
1. Jenis teknik dan prosedur penilaian untuk ranah sikap.
Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua
kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan .
a. Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain:
 Ketaatan beribadah
 Berperilaku syukur
 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
 Toleransi dalam beribadah
a. Contoh muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain:
 Jujur
 Disiplin
 Tanggung jawab
 Santun
 Peduli
 Percaya diri
Bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi
dalam pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll.
Penilaian apek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
penilaian antarteman, dan jurnal.
a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
118

langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format


observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar
pembelajaran
a. Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian diri.
a. Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku
keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian antarpeserta didik.
b. Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang
berkesinambungan dari hasil observasi.
1. Jenis teknik dan prosedur penilaian untuk ranah pengetahuan.
Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Tes tulis
Tes tulis adalah tes dimana soal dan jawabannya berbentuk tertulis.
Dan jawabannya berupa pilihan ganda, isian, benar-salah,
menjodohkan dan uraian.
a. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara
ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut
secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat
berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.
119

a. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang
dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun
kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
1. Jenis teknik dan prosedur penilaian untuk ranah keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Kinerja atau Performance adalah suatu penilaian yang meminta
siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya
yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan
mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari. Contoh penilaian tes
performance atau kinerja akan diberikan pada bab Implementasi
pada bab selanjutnya.
a. Projek
Penilaian Projek merupakan penilaian terhadap tugas yang
mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi tentang
pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu,
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan
kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi. Penilaian
projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan
ketrampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah,
berpikir kreatif) peserta didik . misalnya membuat laporan
pemanfaatan energi di dalam kehidupan, membuat laporan hasil
pengamatan pertumbuhan tanaman.
a. Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan Portofolio merupakan penilaian
melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara
sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu
tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk
120

memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan


keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian
penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.
Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran
sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan
peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.
Misalnya kompetensi pada tema “selalu berhemat energi”. Contoh
kompetensi membuat laporan hasil percobaan. Kemampuan
membuat laporan hasil percobaan tentu tidak seketika dikuasai
peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang, dimulai dari
penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan akhir yang siap
disajikan. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui
catatan-catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan
perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai
laporan akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah,
yang menjadi potofolio.
Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru,
terkait kompetensi membuat laporan hasil percobaan tersebut di atas,
portofolio juga bisa memuat catatan hasil penilaian diri dan teman
sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku
sehari hari peserta didik yang bersangkutan.
Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta
didik perlu menentuan hal-hal yang harus dilakukan dalam
menggunakan portofolio.
L. Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan
bagi peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu.
Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik diketahui
belum mencapai KKM.
121

a. Jenis pelaksanaan kegiaataan remedial :


 pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik
mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan.
 Pemberian bimbingan secara individual. Hal ini dilakukan apabila
ada beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda,
sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan
yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami
oleh peserta didik.
 pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila
dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan sama.
 Pemanfaatan tutor teman sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh
teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik secara individu
maupun kelompok.
b. Remedial wajib diikuti oleh siswa yang belum mencapai kkm dalam
setiap kompetensi dasar.
Program remedial ini dilakukan pada siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar dengan kata lain belum mencapai KKM.
c. Remedial dilakukan dengan kegiatan pembelajaran dan diakhiri
dengan penilaian pada indikator yang belum tuntas pada setiap
kompetensi Dasar (KD).
d. Remedial dapat dilakukan pada kegiatan baik di dalam maupun diluar
jam pelajaran.
Kegiatan di dalam jam pelajaran misalnya mengulang materi
pembelajaran yang belum terkuasai oleh sebagian besar siswa.
e. Remedial dilakuakan dalam satu semester yang sama. Artinya siswa
yang belum tuntas pelajaran pada semester I melaksanakan remedial
di semester tersebut. Jika telah dilaksanakan remedial maka hasil yang
122

yang diambil adalah hasil remedial dan nilainya tidak melebihi KKM
yang telah ditetapkan
f. Alternatif penilaian remedial yang dipilih
Menyesuaikan dengan KKM yang sudah ditetapkan disekolah apabila
siswa tidak tuntas lagi maka dilakukan kembali evaluasi sebanyak 2-3
kali mencapai KKM.
Alternatif penilaian remedial yang dipilih yaitu :
1. Alternatif 1
Peserta didik diberi nilai capaian yang diperoleh setelah mengikuti
remedial. Keuntungannya: meningkatkan motivasi peserta didik
selama mengikuti remedial karena peserta didik mimiliki
kesempatan nilai maksimal. Kelemahan: peserta didik yang telah
tuntas terlebih dahulu dan nilainya dilampaui peserta didik yang
mengikuti remedial kemungkinan mempunyai perasaan
diberlakukan tidak adil oleh pendidikan.
2. Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara merata-rata antara niai
capaian awal dan akhir.
3. Alternatif 3
Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh
sekolah untuk satu pelajaran, berapapun nilai dicapai peserta didik.
Diantara tiga alternatif ini, SD Negeri 42 Baringin memilih
alternatif 3 karena alternatif 3 dianggap tidak akan merugikan
peserta didik lainnya.
b. Pengayaan
a. Jenis pelaksanaan kegiatan pengayaan
- Pemberian tugas soal yang lebih sulit
- Meringkas materi tertentu
- Mencari materi dari sumber lain.
b. Pengayaan wajib atau boleh dilakukan pada siswa yang telah
mencapai KKM pada setiap kompetensi Dasar .
123

c. Kegiatan pengayaan dapat dilakukan di luar jam pelajaran misalnya


memberikan tugas pada siswa .
M. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria
kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.
a. Syarat Kenaikan kelas minimal sesuai dengan model laporan
hasil pencapaian kompetensi peserta didik
1) Nilai akhir tidak kurang dari (KKM) yang telah ditetapkan. Nilai
akhir setiap mata pelajaran diproleh dari nilai ulangan harian
(UH), nilai tugas/PR, nilai tengah semester, dan nilai akhir
semester.
Untuk mendapatkan nilai akhir menggunakan rasio sebagai berikut :
2PH + UTS + PAS = Nilai Akhir
4
PH = Rata-rata nilai ulangan harian ( tulis/ pengamatan)
UTS = Nilai tengah semester
PAS = Nilai akhir semester
2) Memiliki rapor di kelasnya masing-masing
b. Kriteria kenaikan kelas sesuai dengan kebutuhan sekolah
1) Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai
tugas/pr, nilai tes tengah semester dan nilai tes akhir semester
dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa dalam
satu mata pelajaran yang sesuai dengan Standar Ketuntasan
Belajar (SKB) atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD
Negeri 42 Baringin
2) Memiliki rapor di kelasnya masing-masing.
3) Penentuan kenaikan kelas
 Kehadiran peserta didik di sekolah minimal 80 %.
124

 Tidak ada nilai di bawah KKM pada kelompok mata


pelajarana agama dan akhlak mulia (Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia).
 Menuntaskan KD dan SK lebih dari 70 % atau sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan oleh masing-masing kelas.
 Tidak memiliki nilai kurang pada 3 mata pelajaran atau
lebih atau kurang dari KKM.
 Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah
dalam suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan
SKB/KKM, sikap/penilaian budi pekerti. Nilai Budi pekerti
yang naik kelas tidak boleh Cukup (C).
 Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik
kelas.
 Siswa yang tidak naik kelas mengulangi di kelasnya.
Penilaian kenaikan kelas merupakan bagian dari penilaian
internal, untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
terhadap pencapaian sejumlah SK dan KD yang dirumuskan
dalam kurikulum sekolah.
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila :
a. Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
b. Jika peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD
dan SK lebih adari tiga mata pelajaran untuk semua
kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun
ajaran.
c. Jika karena alasan yang kuat, misal gangguan kesehatan,
fisik, mental atau emosional, sehingga tidak mungkin
berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.
d. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk
semua indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar
125

minimumnya sudah tercapai, minimal sama dengan yang


dicapai pada tahun sebelumnya.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila yang
bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal
pada semua indikator, hasil belajar, kompetensi dasar,standar
kompetensi pada semua mata pelajaran.
Apabila setiap anak bisa dibantu secara optimal sesuai
dengan keperluannya mencapai kompetensi tertentu, maka
tidak ada anak yang tidak naik kelas.
c. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa ( Ulangan Harian,
Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan
Ulangan Kenaikan Kelas ), Sesuai dengan Ketentuan yang
Diatur dalam Standar Penilaian
Pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa, melalui kegiatan
pembelajaran, ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan
kenaikan kelas / ulangan akhir semester dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Menetapkan indikator pencapaian hasil belajar.
b. Menyusun pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator dan teknik penilaian.
c. Menyusun teknik penilaian.
Setelah menyusun langkah penilaian, kegiatan selanjutnya
melakukan pengolahan hasil penilaian. Pengolahan hasil penilaian
meliputi semua aspek kegiatan penilaian yaitu :
a. Penilaian unjuk kerja.
b. Penilaian sikap.
c. Penilaian tertulis.
d. Penilaian tugas / proyek.
e. Penilaian produk.
f. Penilaian portofolio.
126

Langkah selanjutnya adalah melakukan interprestasi hasil


penilaian dalam menetapkan ketuntasan belajar. Apabila nilai peserta
didik untuk indikator pencapaian sama atau lebih besar daripada
kriteria ketuntasan, dapat dikatakan bahwa peserta didik itu telah
menuntaskan indikator itu. Apabila semua indikator telah tuntas,
dapat dikatakan peserta didik telah menguasai KD bersangkutan.
Dengan demikian peserta didik dapat diinterprestasikan telah
menguasai SK dan mata pelajaran. Apabila jumlah indikator dari
suatu KD yang telah tuntas lebih dari 50 %, peserta didik dapat
mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk
indikator yang belum tuntas.
Setelah kegiatan penilaian dilakukan, bagi siswa yang belum
mencapai KKM, maka dilakukan remedial, dan siswa yang sudah
tuntas diberi tugas atau kegiatan pengayaan. Untuk pelaksanaan
remedial dan pengayaan, guru dapat mengambil jam tersendiri, dan
melakukan kegiatan sesuai jadwal.
d. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
- Penentuan siswa yang naik kelas ditentukan oleh sekolah dalam
suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan KKM,
sikap, perilaku, Budi pekerti, dan kehadiran siswa yang
bersangkutan dan tiga mata pelajaran Agama, Pkn, dan Bahasa
Indonesia tidak ada nilai yang kurang.
- Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya naik ke kelas
selanjutnya.
Prosedur pelaporan hasil belajar
- Hasil belajar siswa dilaporkan kepada Kepala Sekolah sebagai
bukti penilaian selama satu semester.
- Hasil belajar siswa dilaporkan kepada siswa dan orangtua siswa
sebagai hasil proses belajar selama satu semester.
- Hasil belajar siswa dilaporkan kepada Pengawas binaan untuk
bahan tindak lanjut dari proses pembelajaran berikutnya.
127

2. Kriteria Kelulusan
a. Kriteria kelulusan
Sesuai dengan ketentuan SE Mendikbud No 1 tahun 2021,
tentang ujian nasional (UN) dan ujian kesetaraan ditiadakan dan
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan
menengah setelah :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan
Akhlak mulia, kelompok Kewarganegaraan, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani,olahraga dan kesehatan.
3) Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4) Kriteria kelulusan ujian sekolah untuk ditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan perolehan nilai sekolah untuk mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
5) Nilai sekolah adalah gabungan 0,30 nilai sekolah dan 0,70 nilai
rata-rata rapor semester VII sampai semester XI untuk SD.
6) Kelulusan dari satuan pendidikan dirapatkan dewan guru dengan
memperhatikan nilai akhlak mulia.
Hasil ujian dituangkan dalam blangko daftar nilai hasil ujian
dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan
kelulusan dengan kriteria sebagai berikut :
1) Nilai rata-rata rapor semester 7, 8, 9, 10, 11 x 90%
2) Hasil Usek x 10%
3) Telah mengikuti ujian sekolah dan telah memiliki nilai untuk
seluruh mata pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-
masing mata pelajaran 80.
128

Penentuan kelulusan
a. Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu
rapat dan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai
ujian sekolah, sikap / prilaku / budi pekerti siswa dengan
memenuhi kriteria kelulusan.
b. Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah,dan rapor sampai
dengan semester 2 kelas VI Sekolah Dasar.
c. Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulangi
di kelas VI.
a. Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah
1) Sekolah/Madrasah yang dapat menyelenggarakan US
adalah sekolah/ madrasah yang memiliki fasilitas ruang
yang layak dan persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh
Penyelenggara US.
2) Penyelenggara US Tingkat Sekolah/Madrasah ditetapkan
oleh Kepala Sekolah/Madrasah :
1) Kepala Sekolah/Madrasah dan guru dari sekolah/madrasah
penyelenggara US yang bersangkutan;
2) Kepala Sekolah/Madrasah dan guru dari Sekolah/Madrasah
3) Sekolah/Madrasah penyelenggara US mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a) Merencanakan pelaksanaan US di sekolah/madrasah
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan US/M;
b) Melaksanakan sosialisasi pelaksanaan US kepada guru,
peserta US atau US, orang tua, dan komite sekolah;
c) Melakukan pendaftaran calon peserta US dan
mengirimkannya ke Penyelenggara US Tingkat
Kabupaten/Kota;
d) Melakukan latihan pengisian LJU kepada calon peserta
US;
129

e) Mengambil bahan US di tempat yang sudah ditetapkan


oleh Penyelenggara US Tingkat Kabupaten/Kota;
f) Memeriksa dan memastikan amplop naskah US dalam
keadaan tertutup;
g) Menjaga kerahasiaan dan keamanan bahan US dengan
melibatkan Kantor Cabang Dinas Pendidikan/Unit
Pelaksana Teknis Dasar Tingkat Kecamatan;
h) Melaksanakan US sesuai dengan POS;
i) Menyiapkan ruang khusus untuk pelaksanaan US bagi
siswa yang berkebutuhan khusus;
j) Menjaga keamanan pelaksanaan US dengan melibatkan
Kantor Cabang Dinas Pendidikan/Unit Pelaksana
Teknis Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan;
k) Memeriksa dan memastikan amplop LJUS/M dalam
keadaan tertutup dengan dilem/dilak dan telah
ditandatangani oleh Pengawas Ruang US, serta
dibubuhi stempel sekolah/madrasah penyelenggara
US/M;
l) Mengumpulkan bahan US serta mengirimkannya ke
Penyelenggara US Tingkat Kabupaten/Kota;
m) Menerima DKHUS dari Penyelenggara US Tingkat
Kabupaten/Kota;
n) Menerbitkan, menandatangani, dan membagikan
SKHUS/M kepada peserta US.
b. Asesmen Nasional.
Asesmen Nasional 2020 merupakan pemetaan mutu
pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program
keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Perubahan
mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi
mengevaluasi capaian murid secara individu, tetapi
130

mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input,


proses, dan hasil.
Asesmen Nasional dirancang tidak hanya sebagai pengganti
ujian nasional dan ujian sekolah berstandar nasional, namun
sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi
pendidikan. AKM juga merupakan langkah dari memerdekakan
siswa dengan bebasnya peserta didik dari diskriminasi sistemik
yang berdampak pada pembelajaran atau pemerolehan materi.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan,
perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi
mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, tetapi
mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input,
proses, dan hasil.
Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yakni:
1) Asesmen Kompetensi Minimum
Mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil
belajar kognitif.
2) Survei Karakter
Mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai
hasil belajar nonkognitif.
3) Survei Lingkungan Belajar
Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang
menunjang pembelajaran.
c. Target Kelulusan
Target lulusan yang dicapai oleh sekolah yaitu lulus 100%
dengan nilai rata–rata setiap bidang studi yaitu 80.
131

Target Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2022-2023 Kriteria Kelulusan UN SD


Negeri 42 Baringin
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
KRITERIA KELULUSAN
NO MATA PELAJARAN
ANGKA HURUF
1 Bahasa Indonesia 80,00 Delapan Puluh koma nol nol
2 Matematika 80,00 Delapan Puluh koma nol nol
3 IPA 80,00 Delapan Puluh koma nol nol
Rata – rata 80.00 Delapan Puluh koma nol nol

d. Srategi Pencapaian Target


1. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan
a. Sosialisasi guru bersama komite pada masyarakat untuk
memberikan prioritas kepedulian terhadap pendidikan
b. Meningkatkan kerjasama dengan komite sekolah
c. Menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif
terhadap pendidikan, antara lain:
a) Pada saat siswa belajar di rumah, TV harap
dimatikan
b) Orang tua mendampingi anaknya pada saat belajar
c) Memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar
2. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
a. Peningkatan kualitas kinerja tenaga kependidikan
a) Pemerataan kesempatan pada guru untuk
mengikuti penataran guru
b) Memberi kesempatan pada guru untuk peningkatan
kualifikasi guru dari DII ke S1.
c) Meningkatkan kinerja guru melalui supervisi kelas
d) Mengganggarkan transport untuk kegiatan di luar
jam efektif
132

e) Meningkatkan kemampuan guru dalam


pengelolaan kelas
b. Pemenuhan sarana prasarana sesuai kebutuhan secara
bertahap
a) Pengadaan buku pelajaran tiap mata pelajaran 1
siswa 1 buku
b) Penambahan alat-alat media pembelajaran
c) Pengadaan lab. Multimedia (bergantung dana yang
ada)
c. Efisiensi jam efektif KBM
a) Memberikan tambahan jam pelajaran di luar jam
efektif mengajar di kelas VI (jadwal terlampir)
b) Mengevaluasi jam efektif dengan tidak
menggunakan jam efektif untuk rapat atau kegiatan
lain
3. Daya dukung dan hambatan
a. Daya dukung
a) Potensi sumber daya alam yang mendukung
keterlaksanaan program pendidikan
b) Adanya partisipasi sebagian masyarakat dalam
bidang pendidikan
c) Tersedianya sumber dana untuk peningkatan mutu
pendidikan
d) Tersedianya tenaga pendidik yang berpotensi untuk
dikembangkan, yaitu : tenaga S1 12 orang, dan
SMA 2 orang.
e) Adanya program pendidikan dan pelatihan bagi
tenaga kependidikan
f) Ketersediaan biaya bagi seluruh siswa sehingga
siswa dibebaskan dari segala bentuk pembayaran
atau pungutan di sekolah.
133

b. Hambatan
Dari unsur tenaga Kependidikan
a) Belum meratanya kualitas pendidikan sebagian
tenaga kependidikan
b) Kurangnya komitmen sebagian tenaga
kependidikan dalam melaksanakan hasil diklat
c) Pemanfaatan sebagian media pembelajaran
Dari unsur murid
a) Banyak anak di kelas 6 belum memahai konsep
dasar dari materi pelajaran.
Dari unsur orang tua murid
a) Belum meratanya kualitas pendidikan orang tua
yang diharapkan
b) Belum optimalnya komitmen wali murid (orang
tua) dalam bidang pendidikan.
c) Lemahnya pengawasan belajar anak di rumah
(banyak ditemukan murid yang tidak tidur di
rumah orang tuanya)
d) Pihak sekolah sudah melakukan upaya untuk
memanggil orang tua murid, namun hasilnya tidak
teraplikasi sesuai dengan yang diharapkan, terbukti
setelah diadakan pertemuan sebanyak 5 kali
dengan orang tua murid masih banyak anak yang
tidak membuat PR.
c. Alternatif pemecahannya
a) Mengikutsertakan guru dalam program diklat bagi
guru untuk peningkatan kualifikasi maupun potensi
b) Masing-masing guru penanggung jawab mata
pelajaran membuat analisis SKL dan membuat
ringkasan materi UN berdasarkan SKL 2021/2022.
c) Mengoptimalkan kegiatan KKG di gugus
134

d) Meningkatkan program pelatihan tenaga


kependidikan lainnya
e) Pemanfaatan narasumber dan tenaga ahli lainnya
untuk alternatif layanan pendidikan guna
peningkatan mutu tenaga pendidik
f) Mengembangkan sarapan pagi dalam PAIKEM
g) Pengadaan buku pelajaran 1 buku 1 siswa tiap
mapelnya
h) Penambahan alat-alat media pembelajaran
i) Pengadaan lab. Multimedia
j) Pada semester II siswa akan dibagi dalam dua
kelompok belajar sore
e. Program Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Lulusan
Program yang dilaksanakan oleh SD Negeri 42 Baringin
dalam upaya meningkatkan kualitas kelulusan dari tahun ke
tahun adalah:
a. Melaksanakan belajar tambahan dengan memberdayakan
seluruh mejelis guru.
Program ini dilaksanakan setelah PBM, di mana
programnya disusun oleh guru kelas VI dan dilaksanakan
oleh guru kelas IV, V dan VI. Pada belajar tambahan ini,
guru menggali materi lebih dalam lagi untuk menunjang
pembelajaran di pagi hari.
b. Bedah SKL dan merancang soal sesuai dengan kisi-kisi
US/USEK oleh guru Kelas VI
Bedah SKL ini dilakukan dalam kegiatan KKG guru kelas
VI, selain itu dalam kegiatan KKG juga dilakukan
penyusunan soal TO yang sesuai dengan kisi-kisi US/USEK
c. Melaksanakan Try-Out Sekolah, Gugus, Kecamatan, Kota
dan Provinsi
135

TO sekolah yang dilakukan, soalnya dibuat oleh guru kelas


VI, sedangkan TO gugus dibuat oleh guru kelas VI yang
berada di gugus III. Untuk soal TO kecamatan dibuat oleh
seluruh gutu kelas VI kecamatan Pauh, sedangkan soal yang
berasal dari kota dan provinsi disusun oleh tim penulis soal
kota dan provinsi.
d. Telaah Soal US/USEK sebelumnya oleh guru kelas VI
Telaah soal ini dilakukan dalam KKG guru kelas VI. Pada
kegiatan ini, guru menelaah soal-soal pada tahun lalu.
e. Membahas Soal-Soal US/USEK lima tahun sebelumnya
Kegiatan ini dilakukan pada saat belajar tambahan. Soal-
soal 5 tahun yang lalu diuji-cobakan kepada siswa.
kemudian guru menganalisis kesulitan belajar siswa dari
hasil yang diperoleh.
f. Menugaskan siswa membuat soal sesuai SKL secara
kelompok
Sebelumnya guru mengelompokkan siswa secara heterogen,
di mana dalam setiap kelompok ditempatkan siswa yang
pintar, agar siswa tersebut dapat menjadi tutor sebaya bagi
temannya. Guru memberikan tugas untuk membuat soal-
soal secara berkelompok, kemudian soal-soal itu akan
digunakan di dalam kelas dan dibahas secara bersama.
g. Mengadakan workshop dan KKG untu meningkatkan
potensi guru.
Kegiatan workshop adan KKG ini hanya khusus guru kelas
VI . Hal ini bertujuan untuk menyamakan visi guru-guru
kelas VI di kecamatan Koto Tangah.
136

N. Pengaturan Beban Belajar


a. Sistem Paket
 Deskripsi tentang sistem yang digunakan
Beban belajar pada SD Negeri 42 Baringin menggunakan sistem
paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum. Beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan
dalam satuan jam pelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran
melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur semua ini dimaksudkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan memperhatikan tingkat perkembangan peserta
didik.
 Tata cara pelaksanaan sistem
Tata cara pelaksanaan sistem sesuai dengan daftar pelajaran yang
sudah diatur oleh sekolah. Dalam 1 jam pelajaran waktu yang
digunakan adalah 35 menit. Pada Kurikulum 2006 sistem
pembelajaran dilaksanakan secara tematik integratif.
b. Beban Belajar TM, PT, KMTT
- Beban belajar sistem paket merupakan pengaturan alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan
genap dalan satu pelajaran.
137

Daftar Beban Pelajaran Kegiatan Tatap Muka ( TM )


Tahun Palajaran 2022/2023
Satuan Kelas Satuan jam Jumlah jam Minggu Waktu
pendidikan pembelajaran pembelajaran efektif pembelajaran
tatap muka per minggu pertahun pertahun
(menit) pelajaran
SD II 35 menit II 32 35 II 39,200
III 35 menit III 36 35 III 44.100
V 35 menit V 38 35
VI 35 menit VI 38 35 V,VI 46.550

- Pengaturan Beban Belajar Tatap Muka (TM), Penugasan


Terstruktur (PT)
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, 40 % dari alokasi tiap
mata pelajaran diberikan penugasan terstruktur dan tugas mandiri
tidak terstruktur.
Kegiatan pembelajaran Penugasan terstruktur   adalah Kegiatan
pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik,
dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan ditentukan oleh guru, misalnya pemberian tugas dari guru
kepada siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa, mengerjakan
soal-soal buatan guru dan sebagainya yang harus ditandatangani orang
tua dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Kegiatan mandiri
tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru
untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian diatur
sendiri oleh siswa.
Contoh daftar waktu mksimal untuk penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur setiap mata pelajaran pada kelas I
dan IV SDN 42 Barigin :
138

Jam Jam
Jam Jam
Penugasa Penugasan
NO Mata pelajaran Penugasan Penugasan
n Kelas Kelas VI
Kelas II Kelas V
III
1 Agama 56 menit 56 menit 56 menit 56 menit
2 PKN 70 menit 70 menit 70 menit 70 menit
3 B. Indonesia 112 menit 126 menit 98 menit 98 menit
4 Matematika 70 menit 84 menit 84 menit 84 menit
5 IPA - - 42 menit 42 menit
6 IPS - - 42 menit 42 menit
7 SBdP 56 menit 56 menit 70 menit 70 menit
8 PJOK 56 menit 56 menit 56 menit 56 menit

c. Beban Belajar Tambahan.


1. Rasional pemanfaatan tambahan jam pelajaran/minggu
berdasarkan hasil analisis standar isi dan kebutuhan sekolah,
serta aturan yang berlaku
Jumlah jam pelajaran untuk kurikulum 2013 pada SD Negeri 42
Baringin adalah kelas I (26 jam) , kelas IV (32 jam), pemanfaatan 4
jam pelajaran per minggu digunakan sehingga jumlah jam pelajaran
menjadi kelas I (30 jam) kelas IV (36 jam). Dan Penambahan jam
Kelas I sebanyak 2 jam untuk BTQ perminggu sehingga jam belajar
kelas I sebnayak 32 jam per minggu dan kelas IV menjadi 38 jam
perminggu untuk bidang studi BAM.
2. Tabel Penambahan Jam
Kelas/Alokasi Waktu
No Mata Pelajaran ( Jumlah Jam Pembelajaran )
II III V VI
1 Pendidikan Agama 0 0 0 0
2 Pendidikan Kewarganegaraan 0 0 0 0
3 Bahasa Indonesia 0 0 0 0
139

4 Matematika 0 0 0 0
5 Ilmu Pengetahuan Alam 0 0 0 0
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 0 0 0 0
7 Seni Budaya dan Keterampilan 0 0 0 0
8 Pendidikan Jasmani Olahraga
0 0 0 0
dan Kesehatan
9 BAM 2 2
10 BTQ 2 2
*Pembelajaran muatan lokal Terimplinsif ke dalam mata pelajaran Pendidikan
lainnya.

O. KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah
menyusun kalender pendidikan untuk mengatur kegiatan pembelajaran
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu
belajar di sekolah/madrasah mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta
didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun
kalender pendidikan sebagai berikut:
- Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulai kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan
tahun pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap
tahun dan berakhir bulan Juni berikutnya.
- Minggu efektif balajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan
140

lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan


kebutuhannya.
- Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk pemgembangan diri.
- Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan
berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/ atau Menteri
Agama yang terkait dengan Hari Raya Keagamaan, Kepala Daerah
Tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.
- Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akhir tahun pembelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
- Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pembelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun.
Sekolah/madrasah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat mengatur libur keagamaan sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
- Bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat
mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
- Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap
jenjang dam jenis pendidikan disesuaikan dengan peraturan Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.
1. Pengaturan permulaan tahun pelajaran
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan
141

Juli setiap tahun dan berakhir bulan Juni berikutnya. Permulaan tahun
pelajaran 2022/2023 tanggal 12 Juli 2022.
2. Pengaturan waktu belajar efektif
a. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan
pendidikan;
b. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh
mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam
untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan
kondisi daerah.

RINCIAN MINGGU EFEKTIF


SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Jumlah Jumlah Minggu Jumlah Minggu
NO Bulan
Minggu Efektif Tidak Efektif
1 Juli 3 17 17
2 Agustus 4 24 24
3 September 3 26 20
4 Oktober 4 25 25
5 November 4 26 26
6 Desember 1 26 4
Jumlah 19 144 116
142

RINCIAN MINGGU EFEKTIF


SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Jumlah Minggu Jumlah Minggu
NO Bulan Jumlah Minggu
Efektif Tidak Efektif
1 Januari 4 25 25
2 Februar
4 23 17
i
3 Maret 4 25 19
4 April 0 25 1
5 Mei 2 22 13
6 Juni 1 25 3
JUMLAH 15 145 78

3. Pengaturan waktu libur


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu
libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur
akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-
hari besar nasional, dan hari libur khusus.
143

Rincian Jadwal Waktu Libur


Tahun Pelajaran 2022/2023
Hari Libur Umum Pada Kalender Pendidikan Tahun 2022/2023
Semester I :
No Bulan Tanggal Kegiatan
1. Juli 1 – 10 Libur Semester I
09 Hari raya Idul Adha 1443 H
30 Tahun Baru Islam 1443 H
2 Agustus 17 Hari Kemerdekaan
3. September - -
4 Oktober 08 Maulid Nabi Muhammad SAW
5. November - -
6. Desember 25 Hari Raya Natal
19 – 30 Libur Semester Ganjil I
Semester II :
No Bulan Tanggal Kegiatan
1 Libur Semester I
1. Januari
22 Tahun Baru Imlek 2574
2. Februari 18 Isra' Mi'raj NabiMuhammad SAW
3. Maret 22 Hari Raya Nyepi
7 Jumat Agung
4. April 22 Hari Raya Idul fitri 1444 H
23 Cuti bersama lebaran
1 Hari Buruh
6 Hari Waisak
5. Mei
18 Kenaikan Isa Al Masih
26 Libur Hari Lahir Pancasila
6 Juni 1 Hari Lahir Pancasila
144

26-30 Libur Semester 2

4. Matrik Kalender Pendidikan Kota Padang


145

o Semester I

No Tanggal dan Bulan Keterangan


1 11 Juli 2022 Awal Sekolah Semester Ganjil TP.2022/2023
2 11- 13 Juli 2022 Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS)
3 09 Juli 2022 Hari Raya Idul Adha 1443 H
4 30Juli 2022 Tahun Baru Islam 1443 H
5 17 Agustus 2022 Hari Kemerdekaan RI
6 12 s.d 17 September 2022 Pelaksanaan PTS
7 26 s.d 30 September 2022 Pelaksanaan Asesmen Nasional SMP
8 08 Oktober 2022 Maulid Nabi Muhammad SAW
9 24 - 29 Oktober 2022 Pelaksanaan Asesmen Nasional SD
10 05 - 10 Desember 2022 Penilaian Akhir Semester Ganjil
11 15 Desember 2022 Rapat Pembagian Rapor
12 17 Desember 2022 Pembagian Rapor Semester Ganjil
19 Desember 2022 s.d 01
13 Libur Semester Ganjil
Januari 2023

o Semester II

No Tanggal dan Bulan Keterangan


1 01Januari 2023 Tahun Baru Masehi 2023
2 02 Januari 2023 Awal Sekolah Semester Genap TP.2022/2023
3 22 Januari 2023 Tahun Baru Imlek 2574
4 06-11 Februari 2023 Ujian Praktik SMP
5 13-17 Februari 2023 Try Out SD / SMP
6 18 Februari 2023 Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW
7 06-11 Maret 2023 Penilaian Tengah Semester Genap SD/SMP
8 22 Maret 2023 Hari Raya Nyepi
146

9 21 Maret s.d 21 April 2023 Puasa Ramadhan 1444 H


10 18 Mai 2022 Wafat Isa Almasih
11 21 s.d 25 April 2023 Libur Awal Ramadhan 1444H
12 27 Maret s.d 15 April 2023 Pesantren Ramadhan 1444H
13 17 s.d 21 April 2023 Libur Akhir Ramadhan1444H
14 01 Mei 2023 Hari Buruh Internasional
15 22-23 April 2023 Hari Raya Idul Fitri 1444H
16 24-26 April 2023 Libur Bersama Idul Fitri 1444H
17 27 April 2023 Awal Sekolah Setelah Hari Raya Idul Fitri
18 06 Mei 2023 Hari Raya Waisak
19 15-20 Mei 2023 Ujian Akhir Sekolah SD / SMP
20 18 Mei 2023 Kenaikan Isa Almasih
21 01 Juni 2023 Hari Lahir Pancasila
22 12-17 Juni 2023 Penilaian Akhir Semester Genap
23 22 Juni 2023 Rapat Kenaikan Kelas
24 24 Juni 2023 Pembagian Rapor Semester Genap
25 26 Juni -01 Juli 2023 Libur Semester Genap
5. Matrik Kalender Pendidikan SD Negeri 42 Baringin

50

Anda mungkin juga menyukai