Anda di halaman 1dari 77

BAB III

DATA DAN ANALISIS

Kecamatan Parongpong adalah kecamatan yang berada di Kabupaten


Bandung Barat, Jawa Barat yang memiliki tujuh desa. Kecamatan Parongpong
adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung Barat yang
berbatasan langsung dengan Kota Bandung dan Kota Cimahi. Dikerenakan
semakin meningkatnya kebutuhan terhadap perumahan permukiman di Kota
Bandung dan Kota Cimahi sedangkan ketersediaan lahan semakin berkurang,
maka banyak orang mencari kebutuhan tersebut ke wilayah sekitar Kota
Bandung yaitu salah satunya adalah Kecamatan Parongpong di Kabupaten
Bandung Barat yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung, hal tersebut
menyebabkan lahan di wilayah Kecamatan Parongpong beralih fungsi menjadi
kawasan perumahan permukiman. Walaupun telah ada peraturan yang mengatur
mengenai pembatasan pembangunan di Kawasan Bandung Utara, tetap saja
pada faktanya sangat sulit untuk dilaksanakan contohnya seperti kebun-kebun
yang ada di desa tersebut telah berubah menjadi perumahan-perumahan yang
mayoritas pemiliknya adalah yang bekerja di Kota Bandungdan Kota Cimahi.
Dikarenakan fenomena yang terjadi saat ini adalah telah berkembangnya
permukiman yang berada di Kecamatan parongpong yang sebagai bagian dari
Kawasan Bandung Utara, maka ekonomi yang berada di kawasan tersebut akan
ikut berkembang. Dimulai dari munculnya warung-warung yang menyediakan
sebagian kebutuhan masyarakat begitu pula dengan sekolah dan klinik-klinik,
namun jika ini terus dibiarkan hal tersebut akan terus berkembang dan dapat
merusak daerah tersebut sebagai bagian dari Kawasan Bandung Utara yang
sebenarnya mempunyai fungsi sebagai dareah resapan air. Selain itu pada
Kawasan Bandung utara sangat rentan terhadap gerakan tanah dan adanya
sesar lembang, sehingga dapat sangat membahayakan jika pembangunan di
Kawasan Bandung Utara terus berkembang.
Mengamati perkembangan Kawasan Bandung Utara dengan kendala
seperti yang telah diuraikan di atas maka harus ada suatu pola pelayanan dalam
hal pemenuhan kebutuhan fasilitas sosial-ekonomi pada Kawasan Bandung
Utara di wilayah Kecamatan Parongpong. Dengan adanya suatu pola pelayanan
terhadap fasilitas sosial-ekonomi maka diharapkan bahwa kebutuhan
masyarakat Kecamatan Parongpong di Kawasan Bandung utara dapat terpenuhi

44

Unisba.Repository.ac.id
45

oleh daerahnya sendiri tanpa mengubah fungsinya sebagai bagian dari Kawasan
Bandung Utara dengan kendala yang terdapat di dalamnya. Saat ini beberapa
desa yang ada di Kecamatan Parongpong yang jauh dari Desa
Cihanjuangrahayu sebagai pusat pelayanannya, lebih memilih untuk memenuhi
kebutuhannya mayoritas pergi ke Kota Bandung dan Kota Cimahi yaitu ke
Kecamatan Sukasari dan Cibabat karena di sana terdapat fasilitas sosial-
ekonomi yang jaraknya lebih dekat dan lengkap jika dibandingkan ke Desa
Cihanjuangrahayu sebagai pusat pelayanan. Selain itu moda transportasi yang
tersedia lebih banyak dan barang yang dijual lebih beragam jenisnya, sehingga
mayoritas di Kecamatan Parongpong masyarakatnya berbelanja ke Kota
Bandung dan Kota Cimahi. Kemudian permasalahan tersebut akan dikaji lebih
dalam untuk mencari pola pelayanan yang cocok untuk wilayah yang termasuk
ke dalam Kawasan Bandung Utara, melalui judul utama “Pola Pelayanan
Fasilitas Sosial-Ekonomi Di Kecamatan Parongpong Sebagai Kawasan
Lindung Bandung Utara”

3.1 Batas Administrasi Wilayah Studi


Secara umum kegiatan kajian mengenai “Pola Pelayanan Fasilitas Sosial-
Ekonomi Di Kecamatan Parongpong Sebagai Kawasan Lindung Bandung Utara”
ini meliputi lingkup wilayah Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Adapun batas administasi Kecamatan Parongpong adalah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kabupaten Subang
 Sebelah Timur : Kecamatan Lembang
 Sebelah Selatan : Kota Cimahi dan Kota Bandung
 Sebelah Barat : Kecamatan Cisarua

3.2 Deliniasi Wilayah Studi


Kawasan Bandung Utara adalah kawasan yang meliputi sebagian wilayah
Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat
dengan di sebelah utara dan timur dibatasi oleh punggung topografi yang
menghubungkan puncak Gunung Burangrang, Masigit, Gedongan, Sunda,
Tangkubanparahu dan Manglayang, sedangkan di sebelah barat dan selatan
dibatasi oleh garis (kontur) 750 m di atas permukaan laut (dpl) yang secara
geografis terletak antara 107º 27’ - 107º Bujur Timur, 6º 44’ - 6º56’ Lintang
Selatan. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Bandung Barat meliputi 6
Kecamatan dan 49 Desa, yaitu:

Unisba.Repository.ac.id
46

1. Kecamatan Ngamprah, meliputi : j) Desa Mekarwangi;


a) Sebagian Desa Ngamprah; k) Desa Pagerwangi;
b) Sebagian Desa Cilame; l) Desa Sukajaya;
c) Sebagian Desa Tanimulya; m) Desa Suntenjaya;
d) Sebagian Desa Cimanggu; n) Desa Wangunsari;
e) Sebagian Desa Bojongkoneng; o) Desa Wangunharja;
f) Sebagian Desa Mekarsari; p) Desa Cibogo.
g) Sebagian Desa Pakuhaji; 4. Kecamatan Cisarua, meliputi :
h) Sebagian Desa Sukatani. a) Desa Jambudipa;
2. Kecamatan Cikalong Wetan, b) Desa Cipada;
meliputi : c) Desa Kertawangi;
a) Sebagian Desa Cipada; d) Desa Pasirhalang;
b) Sebagian Desa Ganjarsari; e) Desa Pasirlangu;
c) Sebagian Desa Wangunjaya; f) Desa Padaasih;
d) Sebagian Desa Mandalasari; g) Desa Tugumukti;
e) Sebagian Desa Mekarjaya; h) Sebagian Desa Sadangmekar.
f) Sebagian Desa Mandalamukti; 5. Kecamatan Parongpong, meliputi :
g) Sebagian Desa Ciptagumanti; a) Desa Karyawangi;
h) Sebagian Desa Cisomang b) Desa Cihanjuang;
3. Kecamatan Lembang, meliputi : c) Desa Cihanjuang Rahayu;
a) Desa Kayuambon; d) Desa Cihideung;
b) Desa Lembang; e) Desa Ciwaruga;
c) Desa Cikidang; f) Desa Cigugurgirang;
d) Desa Cikahuripan; g) Desa Sariwangi.
e) Desa Cikole; 6. Kecamatan Padalarang, meliputi :
f) Desa Gudangkahuripan; a) Desa Tagog Apu;
g) Desa Jayagiri; b) Desa Campaka Mekar.
h) Desa Cibodas;
i) Desa Langensari;

Dari 49 Desa yang termasuk ke dalam Kawasan Bandung Utara ada 7


desa yang menjadi wilayah studi mengenai Pola Pelayanan Fasilitas Sosial-
Ekonomi Di Kecamatan Parongpong Sebagai Kawasan Lindung Bandung Utara.
Desa yang temasuk kedalam Kawasan Bandung Utara mempunyai peraturan
khusus dalam melaksanakan pembangunan, peraturan tersebut tertuang dalam
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2008 Tentang Pengendalian
Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara. Salah satu yang diatur adalah
mengenai mengendalikan dan membatasi pembangunan guna mempertahankan
fungsi hidrologis pada lahan dengan kondisi normal dan baik, serta memiliki
keterbatasan luas.

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
48

3.3 Aspek Fisik Dasar


Pada aspek fisik dasar ini akan membahas mengenai kondisi topografi
Kecamatan Parongpong yang mencakup ketinggian, kemiringan, dan rawan
bencana alam selain itu juga membahas mengenai kondisi curah hujan, kondisi
jenis tanah yang ada di Kecamatan ParongpongTopografi adalah bentuk
permukaan suatu satuan lahan yang dikelompokkan atau ditentukan
berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitudo) dari permukaan bumi (bidang
datar) suatu bentuk bentang lahan (landform).

Menurut kamus Bahasa Indonesia, topografi adalah :


a. Kajian atau penguraian yang terperinci tentang keadaan muka bumi pada
suatu daerah ;
b. Pemetaan yang terperinci tentang muka bumi pada daerah tertentu ;
c. Keadaan muka bumi pada suatu kawasan atau daerah ;
d. Uraian tentang suatu bagian tubuh sampai kesegala hal ihwal anatominya.
Kondisi topografi yang ada di Kecamatan Parongpong mayoritas berupa
daerah yang berada di perbukitan pada ketinggian yang berkisar antara 500-
2000 m diatas permukaan laut. Pada Kecamatan Parongpong daerahnya
didominasi pada kemiringan 0-8% dan 15-25%, sedangkan untuk kemiringan
>40% hanya sebagian kecil terdapat di Kecamatan Parongpong. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada pembahasan di bawah ini.

3.3.1 Ketinggian Kecamatan Parongpong


Kondisi topografi yang ada di Kecamatan parongpong jika dilihat dari
ketinggian yaitu mulai dari ketinggian 500-1.000 mdpl, 1.000-1.500 mdpl, dan
1.500-2.000 mdpl. Di Kecamatan Parongpong ketinggian yang mendominasi
adalah 1.000-1.500 mdpl, dan 1.500-2.000 mdpl. Ketinggian yang bervariasi
tersebut Hal dikarenakan bentuk Kecamatan Parongpong secara administrasi
memanjang dimulai dari ketinggian 500-2000 mdpl. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
49

Tabel 3.1 Ketinggian Per Desa Di Kecamatan Parongpong


No Desa Ketinggian (mdpl) Luas (Ha)
500 – 1.000 9
1 Karyawangi 1.000 – 1.500 327
1.500 – 2.000 1.869
2 Cihanjuang Rahayu 1.000 – 1.500 176
500 – 1.000 1
3 Cigugur Girang
1.000 – 1.500 393
500 – 1.000 257
4 Cihanjuang
1.000 – 1.500 305
500 – 1.000 4
5 Cihideung 1.000 – 1.500 544
1.500 – 2.000 83
500 – 1.000 293
6 Ciwaruga
1.000 – 1.500 34
7 Sariwangi 500 – 1.000 221
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Dapat dilihat pada tebel di atas bahwa ketinggian yang mendominasi di


Kecamatan Parongpong adalah 1000-1500 mdpl, dan 1500-2000 mdpl. Desa
yang paling beragam ketinggiannya adalah Desa karyawangi dan Desa yang
mempunyai satu jenis ketinggian adalah Desa Sariwangi. Sedangkan untuk lima
desa lainnya memiliki komposisi ketinggian yang beragam antara 500-1000
mdpl, 1000-1500 mdpl, dan 1500-2000 mdpl. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Peta Ketinggian Kecamatan Parongpong dan gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Ketinggian Kecamatan Parongpong


Contoh Kecamatan Parongpong yang kondisi topografinya berbukit
dan berada di ketinggian di atas 800 mdpl.
Sumber: Hasil Observasi, 2014

Unisba.Repository.ac.id
50

3.3.2 Kemiringan Kecamatan Parongpong


Kemiringan yang ada di Kecamatan Parongpong terdapat tiga golongan
ketinggian, yaitu 0-8%, 15-25%, dan >40%. Kemiringan yang mendominasi di
Kecamatan Parongpong menurut luasnya adalah kemiringan 0-8%, dengan
artian walaupun Kecamatan Parongpong Berada di kawasan perbukitan
daerahnya cukup landai. Daerah landai yang berada di Kecamatan Parongpong
mayoritas merupakan kawasan permukiman dan perkebunan.

Tabel 3.2 Kemiringan Per Desa Di Kecamatan Parongpong


No Desa Kemiringan Luas (Ha)
0-8 % 1.026
1 Karyawangi 15-25 % 209
>40 % 969
0-8 % 157
2 Cihanjuang Rahayu
>40 % 19
0-8 % 204
3 Cigugur Girang 15-25 % 284
>40 % 50
0-8 % 227
4 Cihanjuang 15-25 % 169
>40 % 19
0-8 % 366
5 Cihideung
15-25 % 265
0-8 % 321
6 Ciwaruga
15-25 % 6
7 Sariwangi 0-8 % 221
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Dapat dilihat pada tabel di atas ada empat desa yang memiliki kemiringan
>40% yang berarti di empat desa tersebut memiliki kawasan yang mutlak
merupakan kawasan lindung yang sama sekali tidak boleh menjadi kawasan
terbangun. Empat desa tersebut adalah Desa Karyawangi, Desa Cihanjuang
Rahayu, Desa Cigugurgirang, dan Desa Cihanjuang. Lebih jelasnya mengenai
kemiringan Kecamatan Parongpong dapat dilihat pada Peta Kemiringan
Kecamatan Parongpong dibawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
51

Gambar 3.3 Kemiringan Kecamatan Parongpong


Dikarenakan Kecamatan Parongpong yang kondisi topografinya berbukit
sehingga kemiringan yang ada di Kecamatan parongpong relatif beragam
dimulai dari kemirinan 0-8% sampai dengan kemiringan >40%
Sumber: Hasil Observasi, 2014

3.3.3 Curah Hujan Kecamatan Parongpong


Kecamatan Parongpong berada didataran tinggi yang memiliki iklim tropis
dengan rata-rata curah hujan 7-9 bulan berturut-turut dan bulan kering < 2-3
bulan. Suhu minimum di Kecamatan Parongpong adalah 15°C dan suhu
maksimum 27°C. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Cekungan Bandung
dan sekitarnya berkisar antara 2000-2500 mm sedangkan di sekeliling daerah
pegunungan mencapai 3000-4000 mm. Variasi temperatur bulanan sekitar 19o –
22oC di pagi hari dan 25o – 30oC di siang hari. Kelembaban udara bervariasi
antara 78% pada musim hujan dan 70% pada musim kemarau. Curah hujan rata-
rata tahunan di wilayah Kabupaten Bandung Barat yaitu < 1500 mm/tahun
sampai dengan 3500 mm/tahun.
Sedangkan curah hujan di Kecamatan Parongpong pada umumnya
tergolong pada tiga intensitas yaitu 1.500-2.000 mm/th, 2.000-2.500 mm/th, dan
2.500-3.000 mm/th. Desa yang memiliki intensitas 2.500-3.000 mm/th yaitu
sebagian dari Desa Karyawangi, karena intensitas curah hujan tinggi akan terjadi
pada daerah yang lebih tinggi. Sedangkan jika dilihat pada tebel di bawah
Kecamatan Parongpong didominasi dengan intensitas curah hujan sebesar
1.500-2.000 mm/th dan 2.000-2.500 mm/th.

Unisba.Repository.ac.id
52

Tabel 3.3 Curah Hujan Per Desa Di Kecamatan Parongpong


No Desa Curah Hujan (mm/th) Luas (Ha)
1.500 – 2.000 150
1 Karyawangi 2.000 – 2.500 268
2.500 – 3.000 1.787
2 Cihanjuang Rahayu 2.000 – 2.500 176
1.500 – 2.000 334
3 Cigugur Girang
2.000 – 2.500 59
1.500 – 2.000 522
4 Cihanjuang
2.000 – 2.500 39
1.000 – 1.500 297
5 Cihideung
1.500 – 2.000 334
6 Ciwaruga 1.500 – 2.000 327
7 Sariwangi 1.500 – 2.000 221
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

3.3.4 Jenis Tanah Kecamatan Parongpong


Secara garis besar jenis tanah yang ada di Kecamatan Parongpong ada
empat jenis, yaitu regosol, litosol, latosol, dan andosol. Jenis tanah tersebut
tersebar di seluruh Kecamatan Parongpong. Berdasarkan jenis tanahnya,
Kecamatan Parongpong secara umum memiliki kedalaman tanah > 150 cm.
Kedalaman tersebut sangat baik bagi peruntukkan kawasan pertanian.
Sedangakan sifat-sifat tanah yang ada di Kecamatan Parongpong dapat dilihat
pada penjelasan di bawah ini.
a. Regosol adalah jenis tanah yang masih muda belum mengalami diferensiasi
horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH
umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material
vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng
vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai.
b. Litosol adalah tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan
induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal
(< 30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk.
Tekstur tanah beranekaragam, dan pada umumnya berpasir, kerikil dan
kesuburannya bervariasi.Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim,
umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
c. Latosol adalah jenis tanah yang telah berkembang atau terjadi diferensiasi
horizon, kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal,
konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning.
Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000
meter, batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi batuan beku intrusi.

Unisba.Repository.ac.id
53

d. Andosol adalah jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan


profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam,
kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi
gembur dan bersifat licin berminyak, kelembaban tinggi, permeabilitas
sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu
atau tuf vulkanik.
Namun jenis tanah yang dominan di Kecamatan Parongpong adalah
andosol dan latosol. Lebih jelasnya untuk mengenai jenis tanah yang ada di
Kecamatan Parongpong dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini.

Tabel 3.4 Jenis Tanah Per Desa Di Kecamatan Parongpong


No Desa Jenis tanah Luas (Ha)
Kompleks Regosol Kelabu Dan Litosol 1.818
Andosol Coklat 318
1 Karyawangi
Asosiasi Andosol Coklat Dan Regosol Coklat 56
Latosol Coklat 13
2 Cihanjuang Rahayu Andosol Coklat 176
Andosol Coklat 353
3 Cigugur Girang
Latosol Coklat 40
Andosol Coklat 305
4 Cihanjuang
Latosol Coklat 256
Kompleks Regosol Kelabu Dan Litosol 55
5 Cihideung Andosol Coklat 564
Latosol Coklat 12
Andosol Coklat 4
6 Ciwaruga
Latosol Coklat 322
7 Sariwangi Latosol Coklat 221
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Gambar 3.4 Jenis Tanah Di Kecamatan Parongpong


Pada gambar di atas menunjukan susunan jenis tanah yang ada di Kecamatan
Parongpong cocok dijadikan lahan pertanian. Hal tersebut dapat dilihat dari lahan yang
ada di Kecamatan Parongpong mayoritas di gunakan menjadi lahan perkebunan.
Sumber: Hasil Observasi, 2014

Unisba.Repository.ac.id
54

3.3.5 Rawan Bencana Alam Kecamatan Parongpong


Rawan bencana alam yang mungkin terjadi di Kecamatan Parongpong
adalah banjir, gempa bumi, dan tanah longsor. Banjir yang terjadi di Kecamatan
Parongpong karena meluapnya sungai dan terhambatnya aliran air pada saluran
drainase disebabkan oleh tumpukan sampah. Selain itu banjir terjadi disebabkan
oleh rusaknya daya dukung lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
pembangunan perumahan dan permukiman di daerah resapan air yang
mengakibatkan cepatnya aliran air menuju hilir.
Selain Banjir Kecamatan Parongpong juga kerap terjadi gempa bumi.
Gempa bumi yang mungkin terjadi di Kecamatan Parongpong adalah gempa
bumi tektonik dan gempa bumi vulkanik (gunung berapi), mengingat di
Kabupaten Bandung barat terdapat sesar lembang dan adanya gunung api aktif
yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Longsor yang terjadi di Kecamatan
Parongpong mayoritas disebabkan disebabkan oleh tingginya curah hujan,
kemiringan yang curam serta kurangnya tanaman keras di lokasi tersebut
sehingga tanah tidak lagi memiliki pengikat sebagai penahan laju aliran air (run-
off). Lebih jelasnya mengenai intensitas pergerakan tanah di Kecamatan
Parongpong dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 3.5 Rawan Bencana Alam Per Desa Di Kecamatan Parongpong


No Desa RBA Luas (Ha)
Sangat Rendah 123
Rendah 165
1 Karyawangi
Menengah 56
Tinggi 104
Rendah 63
2 Cihanjuang Rahayu
Tinggi 121
Rendah 432
3 Cigugur Girang Menengah 1
Tinggi 34
Rendah 427
4 Cihanjuang Menengah 61
Tinggi 65
Rendah 161
5 Cihideung
Menengah 83
Rendah 499
6 Ciwaruga
Menengah 142
Rendah 165
7 Sariwangi
Menengah 56
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
60

3.4 Pemanfaatan Lahan Eksisting


Pemanfaatan lahan adalah sebuah penataan lahan yang dilakukan
sesuai dengan kondisi eksisting alam. Pemanfaatan lahan yang dimaksud secara
makro adalah kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun yang berupa
kawasan permukiman, perumahan, perkebunan, pertanian, ruang terbuka hijau,
perdagangan, industri dan perairan. Lebih jelasnya mengenai persentase
kawasan terbangun dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6 Perbandingan Luas Terbangun dan Tidak Terbangun


Luas
Luas
Luas Kawasan Persentase
Kawasan
No Desa Wilayah Tidak Kawasan
Terbangun
(Ha) Terbangun Terbangun
(Ha)
(Ha)
1 Karyawangi 2.205 112,5 2.092,5 5,1%
2 Cihanjuang Rahayu 176 61,8 114,2 35,1%
3 Cigugur Girang 393 93,7 299,3 23,8%
4 Cihanjuang 561 124,7 436,3 22,1%
5 Cihideung 630 195,1 434.9 31%
6 Ciwaruga 327 148,4 178,6 45,4%
7 Sariwangi 220 108,3 112,7 49%
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Namun jika dilihat dari luas keseluruhan Kecamatan Parongpong,


kawasan terbangun yang terbesar tetap pada Desa Sariwangi namun dengan
persentase 23% dari luas lahan yang ada Di Kecamatan Parongpong. Hal
tersebut dikarenakan seluruh Desa Sariwangi dari segi kemiringan layak untuk
dijadikan kawasan terbangun. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
Persentase Kawasan Terbangun Kecamatan Parongpong di bawah ini.

Karyawangi Cihanjuang
2% Rahayu
17%
Sariwangi
23% Cigugur
Girang
11%

Ciwaruga
22%
Cihideung
15% Cihanjuang
10%

Gambar 3.10 Grafik Persentase Kawasan Terbangun Kecamatan Parongpong


Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Unisba.Repository.ac.id
61

Penggunaan lahan Kecamatan Parongpong pada tahun 2012 mayoritas


yang paling luas pemanfaatannya adalah kawasan permukiman. Pemanfaatan
lahan yang menjadi kawasan permukiman jika di bandingkan dengan
penggunaan lahan yang lainnya kawasan permukiman menguasai lebih dari 20%
lahan yang ada di desa tersebut di Kecamatan Parongpong yang sebenarnya
telah menyalahi peraturan yang ada tentang ketentuan kawasan terbangun di
KBU. Seharusnya kawasan terbangun maksimal yang ada di KBU adalah 20%
pada kemiringan 0-8% dan maksimal 7% pada kemiringan 15-30%. Lebih
jelasnya mengenai luasan pemanfaatan lahan di Kecamatan Parongpong dapat
dilihat pada tebel di bawah ini.

Tabel 3.7 Luas Pemanfaatan Lahan Di Kecamatan Parongpong


No Desa Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Belukar 59,8
Danau 31,0
Hutan 1620,7
Industri 1,5
1 Karyawangi Institusi 15,3
Jalan 32,7
Kebun 249,0
Perumahan 63,0
Sawah 131,9
Belukar 30,0
Hutan 2,0
Industri 3,4
Cihanjuang Institusi 2,9
2 Jalan 4,8
Rahayu
Perumahan 46,8
Sawah 38,1
Stadion 3,9
Kebun 44,1
Belukar 20,0
Industri 1,2
Institusi 2,7
Cigugur
3 Jalan 9,8
Girang Kebun 97,9
Pertokoan 0,6
Perumahan 79,4
Sawah 181,5
Belukar 76,7
Hutan 60,9
Industri 1,6
Jalan 14,9
4 Cihanjuang Perumahan 108,2
Rawa 0,6
Sawah 168,7
Sungai 0,1
Kebun 128,9

Unisba.Repository.ac.id
62

No Desa Penggunaan Lahan Luas (Ha)


Belukar 65,1
Hutan 51,1
Industri 1,6
Institusi 34,4
5 Cihideung Jalan 22,7
Kebun 91,5
Pertokoan 0,1
Perumahan 136,3
Sawah 227,0
Belukar 18,8
Industri 1,5
Institusi 15,7
6 Ciwaruga Jalan 14,6
Kebun campur 77,5
Perumahan 116,6
Rawa 0,2
Sawah 78,7
Belukar 12,9
Industri 2,5
Institusi 0,9
7 Sariwangi Jalan 10,4
Kebun 47,6
Perumahan 94,5
Sawah 51,6
Sumber : Hasil Perhitungan , 2014

Dapat dilihat pada tabel luas pemafaatan lahan di Kecamatan


parongpong di atas bahwa pemanfaatan lahan yang mendominasi luasannya
adalah kawasan perkebunan dan kawasan permukiman. Hal tersebut
menunjukan bahwa Kecamatan parongpong kegiatan masyarakatnya mayoritas
pada bidang perkebunan. Selain itu kawasan permukiman yang ada di
Kecamatan Parongpong pada desa-desa yang relatif lebih dekat dengan Kota
Bandung dan Kota Cimahi luasan kawasan permukimannya lebih besar
dibanding dengan kawasan lainya. Lebih jelsanya mengenai pemanfaatan lahan
di Kecamatan Parongpong dapat dilihat pada peta pemafaatan lahan Kecamatan
parongpong di bawah ini dan sebagai contoh pemanfaatan lahan di Kecamatan
Parongpong dapat dilihat pada gambar di bawah.

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
64

Gambar 3.12 Pemanfaatan Lahan Di Kecamatan Parongpong


Contoh pemanfaatan lahan di Kecamatan Parongpong, pemanfaatan lahan menjadi kawasan
perkebunan di Desa Karyawangi (kiri) dan pemanfaatan lahan menjadi kawasan permukiman di
Desa Sariwangi (kanan)
Sumber: Hasil Observasi, 2014

3.5 Aspek Kependudukan


Salah satu modal dasar pembangunan nasional selain sumber daya alam
dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah jumlah penduduk atau
sumber daya manusia (SDM). Dalam pembangunan yang dibutuhkan adalah
SDM yang secara kuantitas mencukupi dan secara kualitas dapat diandalkan
atau dengan kata lain SDM yang telah siap pakai. Jika dalam suatu wilayah
tersedia SDM yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitas, maka dengan
dukungan modal pembangunan yang lain serta seluruh program pembangunan
di berbagai sektor di wilayah Kecamatan Parongpong akan dapat terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu aspek
kependudukan sangat penting dalam menentukan kebutuhan terhadap jumlah
fasilitas sosial-ekonomi yang harus tersedia. Pada aspek kependudukan ini
dibahas mengenai jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan menurut bidang
mata pencaharian yang berada di Kecamatan Parongpong. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tebel di bawah ini.

Tabel 3.8 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga
Jenis Kelamin Jumlah Jumlah
No Desa Penduduk Kepala
Laki-Laki Perempuan
(Jiwa) Keluarga
1 Karyawangi 4.150 3.936 8.086 2.511
2 Cihanjuang Rahayu 5.696 5.587 11.283 3.326
3 Cigugur Girang 7.301 6.690 13.991 4.134
4 Cihanjuang 8.437 8.214 16.651 4.918
5 Cihideung 6.259 6.667 12.926 4.041
6 Ciwaruga 6.208 6.191 12.399 3.384

Unisba.Repository.ac.id
65

Jenis Kelamin Jumlah Jumlah


No Desa Penduduk Kepala
Laki-Laki Perempuan
(Jiwa) Keluarga
7 Sariwangi 8.126 7.962 16.088 4.022
Jumlah 46.177 45.247 91.424 26.336
Sumber: Monografi Kecamatan, 2013

Dapat dilihat pada tebel di atas bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan. Secara gender (jenis
kelamin), perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh
berbeda, yaitu sekitar 49,5% perempuan dan 50,5 % laki-laki. Kondisi ini akan
berpengaruh terhadap pertimbangan-pertimbangan kebutuhan pengembangan
pelayanan, pemberdayaan masyarakat, serta model aksesibilitas kawasan terkait
potensi pergerakan penduduk, baik laki-laki maupun perempuan, terkait
kecenderungan kegiatan sehari-hari sesuai karakteristik gender yang ada.
Sedangakan desa yang mempunyai paling banyak penduduk adalah Desa
Cihanjuang. Hal tersebut berpengaruh pula terhadap jumlah kepala keluarga
yang ada di desa tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik jumlah kepala
keluarga di Kecamatan Parongpong di bawah ini.

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0
Karyawangi Cihanjuang Cigugur Cihanjuang Cihideung Ciwaruga Sariwangi
Rahayu Girang

Gambar 3.13 Grafik Jumlah Kepala Keluarga Di Kecamatan Parongpong


Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Pada subbab ini dibahas pula jumlah penduduk menurut bidang mata
pencaharian. Jika dilihat dari bidang mata pencaharian, penduduk Kecamatan
Parongpong mayoritas bekerja di bidang pertanian. Penduduk yang bekerja di
bidang pertanian ini tidak semua mempunyai lahan sendiri namun ada juga yang
menjadi buruh tani yang menggarap lahan orang lain. Kondisi ini akan
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan masyarakat di Kecamatan
Parongpong. Jika penduduk Kecamatan Parongpong mayoritas hanya menjadi

Unisba.Repository.ac.id
66

buruh tani maka dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan penduduk di


Kecamatan Parongpong rendah. Lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk
menurut bidang mata pencaharian dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Menurut Bidang Mata Pencaharian


Bidang Mata Pencaharian (Jiwa)

Pengusaha

wiraswasta
Wirausaha
Kesehatan

Jumlah
Pertanian

TNI dan
Bidang

Bidang

Buruh

Polri

PNS
Desa

Karyawangi 820 7 1.113 310 0 695 356 102 3.403


Cihanjuang
2.595 19 734 712 0 397 364 261
Rahayu 5.082
Cigugur Girang 3.111 9 1.535 2.238 8 1.506 47 143 8.597
Cihanjuang 344 14 209 362 30 1.053 954 1.077 4.043
Cihideung 1.124 60 635 1.516 6 610 153 60 4.164
Ciwaruga 58 9 186 384 7 33 33 144 854
Sariwangi 2 5 313 198 8 206 368 340 1.440
Jumlah 8.054 123 4.725 5.720 59 4.500 2.275 2.127 27.583
Persentase (%) 29,2 0,4 17,1 20,7 0,2 16,3 8,2 7,7 100
Sumber: Monografi Kecamatan, 2013

Dapat dilihat pada tabel di atas selain bidang pertanian dan wirausaha
yang menjadi mayoritas mata pencaharian, ada pula bidang buruh. Desa yang
masyarakatnya bekerja di bidang pertanian yaitu Desa Cihanjuang Rahayu,
Desa Cigugur Girang dan Desa Cihideung. Hal tersebut berbanding lurus dengan
jumlah masyarakat yang bekerja di bidang pertanian jika dilihat secara
keseluruhan Kecamatan Parongpong.

9.000

7.500

6.000

4.500

3.000

1.500

Gambar 3.14 Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Parongpong Berdasar


Bidang Mata Pencaharian
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Unisba.Repository.ac.id
67

Selain jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan bidang mata


pencaharian, dibahas pula usia penduduk berdasarkan tingkat pendidikan. Usia
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ini diperlukan dalam menganalisis
kebutuhan penduduk Kecamatan Parongpong terhadap sarana pendidikan.
Sehingga proyeksi yang dilakukan memang sesuai dengan kebutuhan penduduk
menurut usia tingkat pendidikannya. Lebih jelasnya mengenai jumlah usia
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tebel di bawah ini.

Tabel 3.10 Jumlah Usia Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Kelompok Jumlah
Tingkat
No Kecamatan Usia Penduduk
Pendidikan
(tahun) (Jiwa)
TK 3-6 602
SD 7-12 988
1 Karyawangi
SMP 13-15 393
SMA 16-18 436
TK 3-6 792
Cihanjuang SD 7-12 1.024
2
Rahayu SMP 13-15 498
SMA 16-18 752
TK 3-6 865
Cigugur SD 7-12 1.301
3
Girang SMP 13-15 615
SMA 16-18 623
TK 3-6 1.263
SD 7-12 2.223
4 Cihanjuang
SMP 13-15 1.124
SMA 16-18 1.548
TK 3-6 832
SD 7-12 1.410
5 Cihideung
SMP 13-15 686
SMA 16-18 604
TK 3-6 856
SD 7-12 1.380
6 Ciwaruga
SMP 13-15 717
SMA 16-18 727
TK 3-6 1.119
SD 7-12 2.001
7 Sariwangi
SMP 13-15 1.011
SMA 16-18 1.082
Sumber: Monografi Kecamatan, 2013

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa desa yang paling banyak jumlah
usia penduduk berdasarkan tingkat pendidikanadalah Desa Cihanjuang dan
Desa Sariwangi. Hal tersebut disebabkan karena Desa Cihanjuang dan Desa
Sariwangi tergolong pada desa yang jumlah penduduknya lebih banyak di
bandingkan dengan desa yang lainnya.

Unisba.Repository.ac.id
68

3.6 Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap
suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan. Kemudahan akses tersebut
diimplementasikan pada bangunan gedung, lingkungan dan fasilitas umum
lainnya. Aksesibilitas merupakan salah satu pertimbangan masyarakat dalam
melakukan kegiatan karena dengan semakin bagus aksesibilitas maka semakin
mudah masyarakat dalam melakukan kegiatan. Seperti yang terjadi di
Kecamatan Parongpong, jika dilihat dari struktur ruang desa-desa yang berada di
Kecamatan Parongpong dilayani oleh Desa Cihanjuang Rahayu yang
merupakan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang mempunyai fungsi untuk
melayani kegiatan skala antar desa.
Namun masyarakat Kecamatan Parongpong dalam hal ini untuk
memenuhi kebutuhannya terhadap fasilitas sosial-ekonomi khususnya sarana
perekonomian lebih memilih ke Kota Bandung, karena dalam segi aksesibilitas
lebih baik jika dibandingkan dengan memenuhi kebutuhannya ke Desa
Cihanjuang Rahayu sebagai PPL. Aksesibilitas yang dimaksud adalah dari segi
kelengkapan fasilitas yang diperlukan oleh masyarakat, kualitas jalan, dan
kendaraan umum yang tersedia untuk menjangkau tempat tujuan, sehingga
walaupun jarak yang lebih jauh jika aksesibilitas yang ada lebih bagus
kualitasnya maka masyarakat akan tetap memilihnya. hal tersebut dapat dilihat
dari segi orbitasi dari Desa Karyawangi, Desa Cihanjuang Rahayu, Desa Cigugur
Girang, Desa Cihanjuang, Desa Cihideung, Desa Ciwaruga, dan Desa
Sariwangi.

Tabel 3.11 Orbitasi Per Desa Di Kecamatan Parongpong


Satuan Jarak
Desa Orbitasi
dan Waktu
Jarak ke Ibukota Kecamatan 2 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan
15 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kabupaten 18 Kilometer
Desa
Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten
Karyawangi 90 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Provinsi 15 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi
60 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kecamatan 1 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan
Desa 10 Menit
dengan kendaraan bermotor
Cihanjuang
Jarak ke Ibukota Kabupaten 14 Kilometer
Rahayu
Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten
60 Menit
dengan kendaraan bermotor

Unisba.Repository.ac.id
69

Satuan Jarak
Desa Orbitasi
dan Waktu
Jarak ke Ibukota Provinsi 15 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi
60 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kecamatan 2 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan
15 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kabupaten 18 Kilometer
Desa Cigugur
Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten
Girang 90 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Provinsi 15 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi
60 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kecamatan 3 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan
20 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kabupaten 20 Kilometer
Desa
Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten
Cihanjuang 90 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Provinsi 13 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi
60 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kecamatan 4 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan
20 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kabupaten 16 Kilometer
Desa Cihideung Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten
60 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Provinsi 15 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi
60 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kecamatan 8 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan 30 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kabupaten 18 Kilometer
Desa Ciwaruga Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten 60 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Provinsi 10 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi 45 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kecamatan 8 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan 30 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Kabupaten 15 Kilometer
Desa Sariwangi Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten 60 Menit
dengan kendaraan bermotor
Jarak ke Ibukota Provinsi 10 Kilometer
Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi 45 Menit
dengan kendaraan bermotor
Sumber: Profil Desa, 2013

Dapat dilihat dari tabel diatas dari ketujuh desa diatas jarak dari desa ke
ibukota provinsi atau dalam hal ini adalah Kota bandung relatif lebih dekat

Unisba.Repository.ac.id
70

dibandingkan dengan jarak ke ibukota kabupaten. Hal tersebut salah satu alasan
mudah berkembangnya perumahan-permumahan yang berada di desa-desa
yang lebih dekat dengan Kota Bandung. Selain dari segi jarak yang dekat
kemudahan untuk mencapai Kota Bandung lebih mudah, karena transportasi
umum yang tersedia lebih banyak dan lebih beragam. Hal tersebut
mempengaruhi terhadap waktu tempuh untuk mencapai tujuan, dengan estimasi
menggunakan kendaraan pribadi.

Gambar 3.15 Aksesibilitas Kecamatan Parongpong


Aksesibibilitas di Kecamatan Parongpong masih kurang bagus, dimulai dari moda transportasi yang
tersedia yang kurang layak dan jalan yang masih memerlukan perbaikan.
Sumber: Hasil Observasi, 2014

3.7 Pola Sebaran Permukiman Di Kecamatan Parongpong


Menurut SNI 03-173-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan Di Perkotaan, permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di
luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaaan
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Sehingga
sarana permukiman memiliki arti suatu fasilitas penunjang sebagai tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan
dan penghidupan. Jenis rumah dibagi menjadi tiga, yaitu:
A. Permanen : rumah yang terbangun di dominasi dari dinding berupa tembok
dan lantai yang berupa keramik.
B. Semi permanen: rumah yang terbangun dari dinding berupa kayu dan lantai
kayu, dinding berupa tembok dan lantai kayu, atau dinding berupa kayu dan
lantai berupa keramik.

Unisba.Repository.ac.id
71

C. Temporer : rumah yang terbangun di dominasi dari dinding berupa bambu


dan tanah.
Rumah yang ada di Kecamatan Parongpong mayoritas adalah rumah
permanen, hal tersebut dipengaruhi oleh letak Kecamatan Parongpong yang
berbatasan langsung dengan Kota Bandung. Sehingga dalam
pembanggunannya Kecamatan Parongpong lebih cepat dari kecamatan lain
yang ada di Kabupaten Bandung Barat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel di
bawah.

Tabel 3.12 Sarana Pemukiman Di Kecamatan Parongpong


Jenis Rumah
No Desa Jumlah
Parmanen Semi Permanen Temporer
1 Karyawangi 1.698 249 901 2.848
2 Cihanjuang Rahayu 252 1.903 21 2.176
3 Cigugur Girang 1.898 792 852 3.542
4 Cihanjuang 4.090 47 142 4.279
5 Cihideung 3.302 323 140 3.765
6 Ciwaruga 4.789 178 22 4.989
7 Sariwangi 4.113 46 0 4.159
Jumlah 20.142 3.538 2.078 25.758
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2013

Rumah yang berkriteria permanen dan semi permanen sebagian besar


berada pada pinggir jalan, sedangkan untuk kriteria jenis rumah temporer dapat
ditemui pada sekitar permukiman yang berada di gang-gang kecil. Rumah
permanen dan semi permanen yang ada di Kecamatan Parongpong jumlahnya
terbilang cukup banyak di setiap desa. Sedangkan untuk rumah temporer di
Kecamatan Parongpong keberadaannya masih cukup banyak, kecuali di desa-
desa yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung seperti Desa Ciwaruga
dan Desa Sariwangi. Lebih Jelasnya dapat dilihat pada Peta Sebaran Kawasan
Permukiman Kecamatan Parongpong di bawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
73

3.8 Ketersediaan Fasilitas Sosial-Ekonomi


Pada sub bab ini dibahas mengenai keadaan eksisting ketersediaan
fasilitas sosial-ekonomi yang ada di Kecamatan Parongpong. Ketersediaan
eksisting fasilitas sosial-ekonomi yang dibahas adalah ketersediaan sarana
perekonomian, ketersediaan sarana pendidikan, dan ketersesiaan sarana
kesehatan. Lebih jelasnya dapa dilihata pada pembahasan di bawah ini.
3.8.1 Ketersediaan Sarana Perekonomian
Dalam menjalankan kegiatan pribadi maupun kegiatan sosial masyarakat
membutuhkan sejumlah fasilitas yang mendukung aktifitas mereka sebagai salah
satu pelayanan lokal bagi masyarakat. Berbagai fungsi pelayanan yang
diharapkan agar dapat terpenuhi dengan baik sesuai dengan banyaknya
penduduk yang ada dibutuhkan penganalisisan terhadap data sarana dan
prasarana yang tersedia. Salah satu fasilitas sosial-ekonomi yang harus tersedia
adalah sarana perekonomian. Sarana perekonomian yang terdapat di
Kecamatan Parongpong cukup beragam dimulai dari minimarket, warung, kios
dan pasar. Mayoritas sarana perekonomian yang berada di Kecamatan
Parongpong adalah warung dan minimarket. Sarana perekonomian yang berada
di Kecamatan Parongpong tesebut pada awalnya hanya sekedar warung-warung
saja, namun dikarenakan fenomena yang terjadi saat ini adalah telah
berkembangnya permukiman yang berada di Kecamatan Parongpong yang
sebagai bagian dari Kawasan Bandung Utara, maka kebutuhan ekonomi yang
berada di kawasan tersebut akan ikut berkembang.
Dimulai dari munculnya minimarket yang menyediakan sebagian
kebutuhan masyarakat yang lebih lengkap dibandingkan dengan warung, namun
dalam ketersediaannya belum secara merata dan terbatas pada berapa titik saja
sedangkan fenomena berkembangnya permukiman di Kecamatan Parongpong
memiliki kecenderungan akan terus berlanjut dan hal tersebut akan terus
mempengaruhi berkembangnya kebutuhan terhadap fasilitas perekonomian.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel dibawah ini mengenai jumlah fasilitas
perekonomian yang berada di Kecamatan Parongpong.

Unisba.Repository.ac.id
74

Tabel 3.13 Sarana Perekonomian Di Kecamatan Parongpong


Sarana Perekonomian
No Desa Jumlah
Pasar Minimarket Warung
1 Karyawangi 1 2 450 453
2 Cihanjuang Rahayu 0 0 38 38
3 Cigugur Girang 0 1 154 155
4 Cihanjuang 0 2 604 606
5 Cihideung 0 3 59 62
6 Ciwaruga 0 2 130 132
7 Sariwangi 0 1 91 92
Jumlah 1 11 1.526 1.538
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2013

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa sarana perekonomian yang


mendominasi adalah warung, hal tersebut di karenakan dalam membuka warung
masyarakat relatif lebih mudah dibandingkan dengan membuka sarana
perekonomian yang lain. Jika ini terus dibiarkan hal tersebut akan terus
berkembang dan dapat merusak daerah tersebut sebagai bagian dari Kawasan
Bandung Utara yang sebenarnya mempunyai fungsi sebagai daerah resapan air.
Pada saat ini ketersedian sarana perekonomian di Kecamatan Parongpong
hanya terpusat pada wilayah yang memang menjadi pusat kegiatan
masyarakatnya. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.17 Sarana Perekonomian Di Kecamatan Parongpong


Contoh sarana perekonomian yang berada di Kecamatan Parongpong, sarana perekonomian
ini berada tepat di pusat Desa Ciwaruga (kiri) dan pedagang yang menjajakan
dagangannya di pinggir jalan di Desa Cihideung (kanan).
Sumber: Hasil Observasi, 2014

3.8.2 Ketersediaan Sarana Pendidikan


Ketersediaan sarana pendidikan pada dasarnya sangat di perlukan
karena pada zaman sekarang pendidikan adalah salah satu aspek penting, oleh

Unisba.Repository.ac.id
75

karena itu setiap masyarakat berhak untuk mendapatkan pelayanan dari sarana
pendidikan dimanapun berada dimulai dari tingkat TK sampai dengan perguruan
tinggi. Dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan masyarakat terhadap sarana
pendidikan maka harus ada dasar penyediaan sarana pendidikan untuk melayani
setiap unit administrasi pemerintahan baik yang informal (RT, RW) maupun yang
formal (Kelurahan, Kecamatan), dan bukan didasarkan semata-mata pada
jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan
sarana pendidikan ini juga mempertimbangkan pendekatan keruangan atau
kelompok lingkungan yang ada. Lebih jelasnya mengenai jumlah sarana
pendidikan yang ada di Kecamatan Parongpong dapat dilihat pada tebel di
bawah ini.

Tabel 3.14 Sarana Pendidikan Di Kecamatan Parongpong


Sarana Pendidikan
No Desa Jumlah
TK SD SMP SMA
1 Karyawangi 8 5 1 1 15
2 Cihanjuang Rahayu 8 5 3 3 19
3 Cigugur Girang 4 6 1 0 11
4 Cihanjuang 15 7 2 1 25
5 Cihideung 9 8 1 1 19
6 Ciwaruga 4 3 1 0 8
7 Sariwangi 8 5 1 1 15
Jumlah 56 39 10 7 112
Sumber: Profil Desa, 2013

Dapat dilihat pada tabel di atas sarana pendidikan yang ada di


Kecamatan Parongpong pada dasarnya sudah tersedia di setiap desa, namun
dalam segi kualitas dan kemudahan dalam menjangkau sarana pendidikan
masih sangat minim. Contohnya dalam hal kualitas jalan dan kendaraan umum
untuk menanjangkau sarana pendidikan tersebut. Mengenai contoh sarana
pendidikan yang ada di Kecamatan Parongpong dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
76

Gambar 3.18 Sarana Pendidikan Di Kecamatan Parongpong


Contoh sarana pendidikan yang berada di Kecamatan Parongpong, sarana pendidikan
ini berada di Desa Karyawangi (kiri) dan Desa Cigugur Girang (kanan), dalam menjangkau sarana
pendidikan tersebut setidaknya harus menggunakan kendaraan pribadi atau berjalan kaki karena
tidak ada kendaraan umum yang menjangkau sarana pendidikan tersebut.
Sumber: Hasil Observasi, 2013

3.8.3 Ketersediaan Sarana Kesehatan


Ketersediaan sarana kesehatan pada saat ini dirasa sangat penting
karena sarana kesehatan adalah penunjang terhadap hak asasi manusia yaitu
hak untuk hidup, oleh karena itu setiap masyarakat berhak untuk mendapatkan
pelayanan dari sarana kesehatan dimanapun berada, dimulai dari bayi sampai
dengan lansia. Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat penting dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah
didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Dasar
penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan keruangan atau
kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan
kawasan permukiman yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya.
Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu. Lebih jelasnya mengenai
jumlah sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Parongpong dapat dilihat pada
tebel di bawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
77

Tabel 3.15 Sarana Kesehatan Di Kecamatan Parongpong


Sarana Kesehatan
No Desa Jumlah
Puskesmas Pustu Klinik
1 Karyawangi 1 0 1 3
2 Cihanjuang Rahayu 0 1 4 5
3 Cigugur Girang 0 1 2 3
4 Cihanjuang 0 1 7 8
5 Cihideung 0 1 1 2
6 Ciwaruga 1 0 1 2
7 Sariwangi 0 1 3 4
Jumlah 2 5 19 27
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2013

Dapat dilihat pada tebel diatas bahwa mayoritas desa di Kecamatan


Parongpong sudah memiliki puskesmas pembantu yang biasanya menyatu
dengan gedung kantor desa kecuali Desa Ciwaruga, hal tersebut dikarenakan
Desa Ciwaruga memiliki puskesmas. Puskesmas yang ada di Desa Ciwaruga
melayani tiga desa yaitu Desa Ciwaruga, Desa Cigugur Girang, dan Desa
Sariwangi. Sedangkan puskesmas yang ada di Desa Karyawangi melayani
empat desa yaitu Desa Karyawangi, Desa Cihanjuang, Desa Cihanjuangrahayu,
dan Desa Cihideung. Sebagai contoh sarana kesehatan yang ada di Kecamatan
Parongpong dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.19 Sarana Kesehatan Di Kecamatan Parongpong


Contoh sarana kesehatan yang berada di Kecamatan Parongpong, sarana kesehatan
ini berada di Desa Karyawangi (kiri) dan Desa Ciwaruga (kanan), kekurangan pada puskesmas
Kecamatan Parongpong (kiri) adalah dalam segi penempatannya karena dalam mengaksesnya
tidak ada kendaraan umum yang melewatinya, sedangkan klinik dokter (kanan) berada jalan utama
Desa Ciwaruga sehingga dalam mengakssnya tidak terlalu sulit.
Sumber: Hasil Observasi, 2013

Unisba.Repository.ac.id
78

3.9 Analisis Kesesuaian Lahan


Analisis kesesuaian lahan ini merupakan analisis yang dilakukan untuk
menentukan kawasan-kawasan yang termasuk kedalam kawasan lindung dan
kawasan budidaya berdasar pada kriteria Keppres No. 32 Tahun 1990. Namun
dikarenakan Kecamatan Parongpong termasuk ke dalam KBU maka ada juga
peraturan yang harus menjadi kriteria dalam penentuan kesesuaian lahan ini
yaitu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2008 dan Peraturan
Dearah Provinsi Jawa Barat No. 58 Tahun 2011 mengenai Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2008
tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara.
Analisis kesesuaian lahan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
batasan-batasan yang jelas mengenai kawasan lindung dan budidaya di
Kecamatan Parongpong. Selain itu untuk mengetahui batasan-batasan kawasan
yang mutlak tidak boleh menjadi kawasan terbangun dan kawasan-kawasan
yang masih bisa menjadi kawasan terbangun dengan beberapa ketentuan yang
harus dipenuhi. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Bandung Barat khususnya
Kecamatan parongpong belum memiliki RDTR atau suatu kebijakan yang
membahas mengenai batasan-batasan mengenai hal tersebut. Dalam analisis
kesesuaian lahan dibagi menjadi beberapa pembahasan yaitu analisis kawasan
lindung, dan analisis kawasan budidaya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
pembahasan di bawah ini.

3.9.1 Analisis Kawasan Lindung


Proses analisis kawasan lindung di Kecamatan Parongpong
menggunakan metode analisis superimpose (overlay) dengan menggunakan
peta kemiringan, ketinggian, jenis tanah, curah hujan, rawan bencana. Kawasan
lindung yang dimaksud pada penelitian ini adalah kawasan lindung yang mutlak
tidak boleh terbangun, untuk mengetahui batasan-batasan yang jelas mengenai
kawasan lindung maka dilakukan skoring yang merujuk pada Keppres No. 32
tahun 1990 desa yang memiliki kawasan lindung di Kecamatan Parongpong ada
empat desa yaitu Desa Karyawangi, Desa Cihanjuang rahayu, Desa Cigugur
Girang, dan Desa Cihanjuang dengan luasan yang berbeda. Mayoritas kawasan
lindung yang ada adalah kawasan yang kemiringan lerengnya adalah >40%,
selain itu ada pula kawasan lindung berupa danau yang berada di Desa
Karyawangi.

Unisba.Repository.ac.id
79

Selain skoring yang merujuk pada Keppres No. 32 tahun 1990, dilakukan
juga pengelompokan ketentuan kawasan lindung yang merujuk pada kriteria
Peraturan Dearah Provinsi Jawa Barat No. 58 Tahun 2011. Mengingat karena
Kecamatan Parongpong termasuk pada KBU dan mempunyai peraturah khusus
yang mengatur mengenai pembangunan yang bisa di lakukan di KBU. Setelah
dilakukan pengelompokan ketentuan kawasan lindung yang merujuk pada
kriteria Peraturan Dearah Provinsi Jawa Barat No. 58 Tahun 2011 ternyata
hasilnya sama dengan dan skoring yang merujuk pada Keppres No. 32 tahun
1990.
Setelah dilakukan analisis ternyata desa yang mempunyai kawasan
lindung paling luas adalah Desa Karyawangi dengan luas kawasan lindung 1.020
Ha yaitu sebesar 46,3% dari luas wilayah Desa karyawangi. Sedangkan desa
yang tidak mempunyai kawasan lindung adalah Desa Cihideung, Desa
Ciwaruga, dan Desa Sariwangi. Namun Jika dilihat dari luas keseluruhan
Kecamatan Parongpong persentase kawasan lindung yang ada di Kecamatan
Parongpong tetap Desa Karyawangi namun dengan persentase sebesar 60%
dari luas keseluruhan Kecamatan Parongpong. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik persentase kawasan lindung di Kecamatan Parongpong di bawah ini.

Ciwaruga
Cihideung Sariwangi
0%
0% 0%

Cihanjuang
11%

Cigugur Girang
15%
Karyawangi
Cihanjuang 60%
Rahayu
14%

Gambar 3.20 Grafik Persentase Kawasan Lindung Di Kecamatan Parongpong


Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

3.9.2 Analisis Kawasan Budidaya


Seperti yang dilakukan pada analisis kawasan lindung, pada analisis
kawasan budidaya ini dilakukan juga analisis superimpose (overlay). Kriteria
skoring yang dilakukan merujuk pada Keppres No. 32 tahun 1990 dan karena

Unisba.Repository.ac.id
80

Kecamatan Parongpong termasuk pada KBU sehingga merujuk juga pada


Peraturan Dearah Provinsi Jawa Barat No. 58 Tahun 2011. Kawasan budidaya
yang dimaksud pada penelitian ini adalah kawasan yang boleh terbangun namun
dengan ketentuan-ketentuan yang harus di penuhi dari segi koefisien dasar
bangunan, koefisien dasar hijau, dan pelandaian lahan maksimum. Karena pada
dasarnya Kawasan Bandung Utara merupakan kawasan lindung yang masih bisa
di manfaatkan menjadi kawasan budidaya.
Setelah dikakukan analisis, bahwa ada tiga desa yang seluruh luas
wilayahnya dapat dimanfaatkan menjadi kawasan budidaya adalah Desa
Cihideung, Desa Ciwaruga, dan Desa Sariwangi. Sedangkan desa yang
wilayahnya paling sedikit dapat dimanfaatkan menjadi kawasan budidaya di
bandingkan dengan desa yang lainnya adalah Desa Karyawangi dengan luasan
kawasan budidaya 1.185 Ha yaitu 53,7% dari luas wilayahnya. Sedangkan jika
dilihat dari keseluruhan luas lahan Kecamatan Parongpong jumlah persentase
yang paling besar adalah 16% yaitu Desa Sariwangi, Desa Ciwaruga, dan Desa
Cihideung. Lebih Jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Karyawangi
9%

Sariwangi
16% Cihanjuang
Rahayu
14%

Ciwaruga
16%
Cigugur Girang
14%

Cihideung
16%

Cihanjuang
15%

Gambar 3.21 Grafik Persentase Kawasan Budidaya Di Kecamatan Parongpong


Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

Namun dikarenakan Kecamatan parongpong termasuk ke dalam KBU


maka pada dasarnya seluruh wilayah Kecamatan Parongpong adalah kawasan
lindung. Kawasan lindung yang dimaksud adalah kawasan yang masih bisa di

Unisba.Repository.ac.id
81

manfaatkan sebagai kawasan budidaya. Setelah dilakukan skoring dengan


merujuk pada kebijakan KBU yang ada maka dihasilkan beberapa ketentuan
yang harus dipenuhi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada peta di bawah ini.

3.9.3 Analisis Daya Dukung Lahan


Daya dukung lahan dinilai menurut ambang batas kesanggupan lahan
sebagai suatu ekosistem menahan keruntuhan akibat penggunaan. Perhitungan
daya dukung lahan dilihat dari luas Kecamatan Parongpong dan luas kawasan
budidaya yang ada di Kecamatan Parongpong. Data yang digunakan untuk
memperoleh daya dukung lahan yaitu data luas Kecamatan Parongpong dan
luas kawasan budidaya yang ada di Kecamatan Parongpong. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.16 Luas Daya Dukung Lahan Di Kecamatan Parongpong


Luas Daya Dukung Lahan (Ha)
Luas Kecamatan Parongpong 4.513
Luas Kawasan Budidaya 2.533
Luas Kawasan Lindung 1.136
Hasil Pengurangan 846
Asumsi KDB 20% 169
Sumber : Hasil Analisis, 2014

Luas wilayah Kecamatan Parongpong yaitu 2.4.513 Ha yang terdiri dari


luas kawasan budidaya Kecamatan Parongpong yaitu 2.533 Ha dan luas
kawasan lindung 1.136 Ha, jika luas Kecamatan Parongpong dikurangi dengan
luas kawasan budidaya dan kawasan lindung maka diperoleh jumlah luas daya
dukung yaitu seluas 864 Ha. Dengan luas lahan yang sedemikian, di Kecamatan
Parongpong masih bisa dibangun kawasan budidaya dan fasilitas-fasilias lainnya
yang mendukung untuk pembangunan. Namun mengingat Kecamatan
Parongong termasuk kedalam KBU maka ada ketentuan khusus jika akan
membangun suatu fasilitas. Maka menurut peraturan yang berkaitan dengan
KBU diasumsikan luas daya dukung yang ada mempunyai kemiringan 0-8%
maka KDB yang diperbolehkan adalah 20% dari luas lahan, maka dihasilkan
daya dukung Kecamatan Parongpong seluas 169 Ha yang benar-benar boleh
dimanfaatkan menjadi kawasan terbangun.

3.9.4 Analisis Daya Tampung Lahan


Daya tampung lahan merupakan berapa jumlah penduduk yang bisa
ditampung disuatu lahan. Daya tampung lahan bisa diperoleh dari hasil perkalian

Unisba.Repository.ac.id
82

antara kepadatan penduduk dan luas daya dukung lahan yang telah didapat dari
hasil pengurangan antara luas Kecamatan Parongpong dan luas kawasan yang
dapat difungsingan oleh kegiatan budidaya.

Tabel 3.17 Daya Tampung Lahan Di Kecamatan Parongpong


Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Daya Dukung (Ha) Daya Tampung (Jiwa)
Rendah 4 676
Sedang 12 169 2.028
Tinggi 23 3.887
Jumlah 6.591
Sumber : Hasil Analisis, 2014
Daya tampung yang ada pada Kecamatan Parongpong jika dilihat dari
tingkat kepadatan penduduk rendah, sedang, dan tinggi masing-masing berbeda.
Daya tampung yang ada jika kepadatan penduduk tingkat rendah yaitu 4 jiwa/ha
dikalikan dengan daya dukung seluas 169 Ha maka hasilnya 676 jiwa.
Sedangkan untuk tingkat sedang yaitu 12 jiwa/ha dikalikan dengan luas yang ada
pada daya dukung maka daya tampungnya sebesar 2.028 jiwa. Untuk tingkat
kepadatan penduduk tinggi yaitu 23 jiwa/ha maka akan didapat daya tampung
sebesar 3.887 jiwa. Jika dari ketiga tingkatan tersebut dijumlahkan maka daya
tampung untuk Kecamatan Parongpong sebesar 6.591 jiwa. Dengan luas daya
dukung sebesar 169 Ha masih bisa melayani 6.591 jiwa dengan berbagai
kegiatan di dalamnya.

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
85

3.10 Analisis Kebutuhan Fasilitas Sosial-Ekonomi


Pada analisis fasilitas sosial-ekonomi ini akan dibahas mengenai kondisi
eksisting, jenis fasilitas sosial-ekonomi, dan kebutuhan sarana di Kecamatan
Parongpong. Analisis fasilitas sosial-ekonomi dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan sarana di Kecamatan Parongpong agar dapat memenuhi kebutuhan
penduduk terhadap sarana penunjang kegiatan penduduk Kecamatan
Parongpong. Selain itu dilakukannya analisis kebutuhan fasilitas sosial-ekonomi
untuk mendukung pemerataan kesejahteraan rakyat, karena jika kebutuhan
fasilitas dapat terpenuhi secara memerata maka kesejahteraan masyarakat pun
akan ikut meningkat. Dalam rangka mencapai pemerataan kesejahteraan
tersebut ada beberapa hal yang dipertimbangkan, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada bagan dibawah ini.

Gambar 3.24 Bagan Tujuan Pelayanan Fasilitas Sosial-Ekonomi


Sumber: Modul Perencanaan Wilayah dan Kota , 2014

Fasilitas sosial-ekonomi yang dianalisis antara lain sarana perekonomian,


sarana pendidikan, dan sarana kesehatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
pembahasan di bawah ini.

3.10.1 Analisis Kebutuhan Sarana Perekonomian


Analisis sarana perekonomian ini bertujuan untuk melihat keadaan dan
jumlah sarana perekonomian yang ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sekitarnya. Karena semakin hari kebutuhan manusia semakin bertambah.
Keperluan yang harus dipenuhinya pun bermacam-macam oleh karena itu
dilakukanlah analisis ini untuk mengetehui berapa banyak sarana perekonomian
yang harus disediakan agar dapat memenuhi keperluan masyarakat di
Kecamatan Parongpong. Dalam melakukan analisis terhadap sarana
perekonomian yang ada di Kecamatan parongpong ada beberapa tahap yang
harus dilakukan, diantaranya adalah (1). Melakukan proyeksi kebutuhan sarana
perekonomian, (2) Melakukan validasi kebutuhan sarana perekonomian, lebih
jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
86

Gambar 3.25 Bagan Alur Analisis Sarana Perekonomian


Sumber: Hasil Diskusi, 2014

Dapat dilihat pada bagan di atas bahwa kedua tahapan yang dilakukan
adalah gabungan dari beberapa aspek yang harus di pertimbangkan untuk
menghasilkan berapa unit sebenarnya kebutuhan sarana perekonomian yang
dibutuhkan oleh masyarakat di Kecamatan Parongpong. Pada tahap pertama
untuk menghasilkan jumlah proyeksi kebutuhan sarana perekonomian,
dibutuhkan jumlah penduduk dan kriteria yang akan menjadi patokan terhadap
jumlah penduduk pendukung untuk setiap jenis sarana perekonomian, seteleh itu
hasil proyeksi sarana perekonomian yang dihasilkan akan divalidasi dengan
mempertimbangkan beberapa hal yaitu, jumlah eksisting sarana perekonomian,
aksesibilitas, dan sebaran eksisting sarana perekonomian. Maka akan dihasilkan
jumlah kebutuhan sarana perekonomian yang dibutuhkan oleh penduduk
Kecamatan Parongpong, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel di bawah
ini.

Tabel 3.18 Jumlah Kebutuhan Dasar Sarana Perekonomian Kecamatan


Parongpong
Jumlah
Eksisting
No Desa Jenis Sarana
(unit)
Kebutuhan
Dasar (unit)
Warung 450 32
1 Karyawangi
Toko 2 1
2 Cihanjuang Rahayu Warung 38 45

Unisba.Repository.ac.id
87

Jumlah
Eksisting
No Desa Jenis Sarana
(unit)
Kebutuhan
Dasar (unit)
Toko 0 2
Warung 154 56
3 Cigugur Girang
Toko 1 2
Warung 604 67
4 Cihanjuang
Toko 2 3
Warung 59 52
5 Cihideung
Toko 3 2
Warung 130 50
6 Ciwaruga Toko 2 2
Warung 91 64
7 Sariwangi
Toko 1 3
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Hasil validasi dari kebutuhan sarana perekonomian menunjukan bahwa


warung yang ada di Kecamatan Parongpong jumlahnya sudah dapat memenuhi
dari kebutuhan masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena warung biasanya
dibangun secara pribadi tanda ada izin khusus yang harus dipenuhi, sehingga
warung yang ada di Kecamatan Parongpong dalam segi kuantitas sudah sangat
banyak dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat Kecamatan Parongpong.
Sedangkan untuk minimarket jumlah yang ada di Kecamatan Parongpong pada
dasarnya sudah dapat mencukupi, namun dalam segi kuantitas ada beberapa
desa yang masih memerlukan penambahan minimarket seperti Dasa Sariwangi,
Desa Cigugur Girang dan Desa Cihanjuang Rahayu. Namun dalam segi kualitas
dan skala pelayanan sarana perekonomian yang ada akan dikaji menurut skala
pelayanannya. Standar skala pelayanan yang digunakan dari SNI 03-1733-2004,
standar tersebut dapat dilihat dari gambar dan peta di bawah ini.

Gambar 3.26 Standar Skala Pelayanan Sarana Perekonomian


Sumber: Laporan Penelitian LPPM Unisba, 2014

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
89

3.10.2 Analisis Kebutuhan Sarana Pendidikan


Analisis sarana pendidikan ini bertujuan untuk melihat keadaan dan
jumlah sarana pendidikan yang ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sekitarnya. Mengingat pendidikan adalah hal dasar yang wajib untuk di penuhi
oleh masyarakat. Karena tanpa adanya sarana pendidikan kebutuhan
masyarakat terhadap pemenuhan pendidikan akan sulit untuk dipenuhi. Jenis
sarana pendidikannya pun bermacam-macam oleh karena itu dilakukanlah
analisis ini untuk mengetehui berapa banyak sarana pendidikan yang harus
disediakan agar dapat memenuhi keperluan masyarakat di Kecamatan
Parongpong. Pada dasarnya dalam melakukan analisis terhadap sarana
pendidikan yang ada di Kecamatan parongpong ada dua tahap yang harus
dilakukan sama seperti pada saat melakukan analisis terhadap sarana
perekonomian, diantaranya adalah (1). Melakukan proyeksi kebutuhan sarana
perekonomian, (2) Melakukan validasi kebutuhan sarana perekonomian, lebih
jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Gambar 3.28 Bagan Alur Analisis Sarana Pendidikan


Sumber: Hasil Diskusi, 2014

Sama halnya seperti analisis sarana perekonomian bahwa kedua


tahapan yang dilakukan adalah gabungan dari beberapa aspek yang harus di
pertimbangkan untuk menghasilkan berapa unit sebenarnya kebutuhan sarana
pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Kecamatan Parongpong. Pada
tahap pertama untuk menghasilkan jumlah proyeksi kebutuhan sarana
pendidikan, dibutuhkan jumlah penduduk dan kriteria yang akan menjadi patokan
terhadap jumlah penduduk pendukung untuk setiap jenis sarana pendidikan,
seteleh itu hasil proyeksi sarana pendidikan yang dihasilkan akan divalidasi
dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu, jumlah eksisting sarana
pendidikan, aksesibilitas, dan daya tampung sarana pendidikan. Maka akan

Unisba.Repository.ac.id
90

dihasilkan jumlah kebutuhan sarana pendidikan yang dibutuhkan oleh penduduk


Kecamatan Parongpong, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel di bawah
ini.

Tabel 3.19 Jumlah Kebutuhan Dasar Sarana Pendidikan Kecamatan


Parongpong
Jumlah
Tingkat Eksisting
No Kecamatan Kebutuhan
Pendidikan (unit)
Dasar (unit)
TK 8 1
SD 5 1
1 Karyawangi
SMP 1 0
SMA 1 0
TK 8 1
Cihanjuang SD 5 1
2
Rahayu SMP 3 1
SMA 3 1
TK 4 1
Cigugur SD 6 1
3
Girang SMP 1 0
SMA 0 0
TK 15 1
SD 7 1
4 Cihanjuang
SMP 2 0
SMA 1 0
TK 9 1
SD 8 1
5 Cihideung
SMP 1 0
SMA 1 0
TK 4 1
SD 3 1
6 Ciwaruga
SMP 1 1
SMA 0 1
TK 8 1
SD 5 1
7 Sariwangi
SMP 1 0
SMA 1 0
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dapat dilihat pada tebel di atas bahwa sarana-sarana pendidikan yang


ada di Kecamatan Parongpong dalam segi kuantitas sudah melebihi dari jumlah
sarana yang dibutuhkan di Kecamatan Parongpong. Namun jika diilihat dari segi
jarak jangkau sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Parongpong masih
belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Kecamatan Parongpong.
Sebagai contoh dari dari segi aksesibilitas dalam menjangkau sarana pendidikan
tersebut, jalan dan moda transportasi yang ada di Kecamatan Parongpong masih
kurang. Moda trasportasi seperti angkot yang ada di Kecamatan Parongpong
jumlahnya masih terbatas sehingga pada saat jam sibuk masyarakat yang

Unisba.Repository.ac.id
91

menggunakan angkot tidak dapat terlayani sepenuhnya. Sedangkan jika


menggunakan kendaraan umum lainnya seperti ojeg tidak semua kalangan
dapat menjangkaunya karena dari segi biaya lebih mahal. Lebih jelasnya
mengenai skala pelayanan sarana pendidikan Kecamatan Parongpong dapat
dilihat pada Peta Skala Pelayanan Sarana Pendidikan Kecamatan Parongpong
di bawah ini. Namun dalam segi skala pelayanan sarana pendidikan yang ada
akan dikaji menurut SNI 03-1733-2004, standar tersebut dapat dilihat dari
gambar dan peta di bawah ini.

Gambar 3.29 Standar Skala Pelayanan Sarana Pendidikan


Sumber: Laporan Penelitian LPPM Unisba, 2014

3.10.3 Analisis Kebutuhan Sarana Kesehatan


Analisis sarana kesehatan ini bertujuan untuk melihat keadaan dan
jumlah sarana kesehatan yang ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sekitarnya. Mengingat ketersediaan sarana kesehatan adalah hal dasar yang
wajib tersedia di suatu daerah. Karena sarana kesehatan adalah penunjang
terhadap hak asasi manusia yaitu hak untuk hidup, oleh karena itu setiap
masyarakat berhak untuk mendapatkan pelayanan dari sarana kesehatan
dimanapun berada, dimulai dari bayi sampai dengan lansia. Sarana kesehatan
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada masyarakat,
memiliki peran yang sangat penting dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Karena hal tersebut dilakukanlah analisis ini untuk mengetehui berapa
banyak sarana kesehatan yang harus disediakan agar dapat memenuhi

Unisba.Repository.ac.id
92

keperluan masyarakat di Kecamatan Parongpong. Sama halnya seperti


melakukan analisis terhadap sarana perekonomian dan sarana pendidikan yang
ada di Kecamatan Parongpong ada dua tahap yang harus dilakukan sama
seperti pada saat melakukan analisis terhadap sarana perekonomian,
diantaranya adalah (1). Melakukan proyeksi kebutuhan sarana perekonomian,
(2) Melakukan validasi kebutuhan sarana perekonomian, lebih jelasnya dapat
dilihat pada bagan di bawah ini.

Gambar 3.30 Bagan Alur Analisis Sarana Kesehatan


Sumber: Hasil Diskusi, 2014

Sama halnya seperti analisis sarana perekonomian dan sarana


pendidikan bahwa kedua tahapan yang dilakukan adalah gabungan dari
beberapa aspek yang harus di pertimbangkan untuk menghasilkan berapa unit
sebenarnya kebutuhan sarana pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat di
Kecamatan Parongpong. Pada tahap pertama untuk menghasilkan jumlah
proyeksi kebutuhan sarana kesehatan, dibutuhkan jumlah penduduk dan kriteria
yang akan menjadi patokan terhadap jumlah penduduk pendukung untuk setiap
jenis sarana kesehatan, seteleh itu hasil proyeksi sarana kesehatan yang
dihasilkan akan divalidasi dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu, jumlah
eksisting sarana kesehatan, aksesibilitas, dan skala pelayanan sarana
pendidikan. Maka akan dihasilkan jumlah kebutuhan sarana kesehatan yang
dibutuhkan oleh penduduk Kecamatan Parongpong, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tebel di bawah ini.

Tabel 3.20 Jumlah Kebutuhan Dasar Sarana Kesehatan Kecamatan


Parongpong
Jumlah
Tingkat Eksisting
No Kecamatan Kebutuhan
Pendidikan (unit)
Dasar (unit)
Puskesmas 1 1
1 Karyawangi Pustu 0 0
Klinik 1 2

Unisba.Repository.ac.id
93

Jumlah
Tingkat Eksisting
No Kecamatan Kebutuhan
Pendidikan (unit)
Dasar (unit)
Puskesmas 0 0
Cihanjuang
2 Pustu 1 1
Rahayu
Klinik 4 2
Puskesmas 0 0
Cigugur
3 Pustu 1 1
Girang
Klinik 2 3
Puskesmas 0 0
4 Cihanjuang Pustu 1 1
Klinik 7 3
Puskesmas 0 0
5 Cihideung Pustu 1 1
Klinik 1 3
Puskesmas 1 1
6 Ciwaruga Pustu 0 0
Klinik 1 2
Puskesmas 0 0
7 Sariwangi Pustu 1 1
Klinik 3 3
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa secara kuantitas sarana kesehatan
yang ada di Kecamatan Parongpong sudah terpenuhi. Namun sama halnya
dengan sarana pendidikan, jika diilihat dari segi jarak jangkau sarana kesehatan
yang ada di Kecamatan Parongpong masih belum dapat terjangkau oleh seluruh
masyarakat Kecamatan Parongpong. Karena dari segi aksesibilitas seperti jalan
dan moda transportasi yang ada di Kecamatan Parongpong masih kurang. Moda
trasportasi seperti angkot yang ada di Kecamatan Parongpong jumlahnya masih
terbatas dan jam operasionalnya rata-rata hanya pada jam sibuk, sehingga
masyarakat harus menunggu lama. Sedangkan jika menggunakan kendaraan
umum lainnya seperti ojeg tidak semua kalangan dapat menjangkaunya karena
dari segi biaya lebih mahal. Namun dalam segi skala pelayanan sarana
kesehatan yang ada akan dikaji menurut SNI 03-1733-2004, standar tersebut
dapat dilihat dari gambar dan peta di bawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
94

Gambar 3.31 Standar Skala Pelayanan Sarana Pendidikan


Sumber: Laporan Penelitian LPPM Unisba, 2014

3.11 Analisis Pola Pergerakan Penduduk


Analisis pola pergerakan penduduk memiliki peran penting dalam
mengetahui kemana penduduk Kecamatan Parongpong dalam memenuhi
kebutuhan terhadap fasilitas sosial-ekonomi. Aspek yang berpengaruh dalam
pola pergerakan penduduk adalah kelengkapan fasilitas sebagai pemenuh
kebutuhan masyarakat. Selain itu yang tidak kalah penting adalah aksesibilitas
dalam menjangkau fasilitas yang dituju. Pada saat ini aksesibilitas yang ada di
Kecamatan Parongpong masih kurang untuk menunjang kebutuhan penduduk
Kecamatan Parongpong dalam menjangkau fasilitas sosial-ekonomi yang ada di
Kabupaten Bandung Barat khususnya yang berada di Kecamatan Parongpong.
Dari seratus responden yang berada di Kecamatan Parongpong, mayoritas
penduduk dalam memenuhi kebutuhan terhadap sarana perekonomian masih
dapat dipenuhi di Kabupaten Bandung Barat khususnya untuk kebutuhan primer.
Sedangkan untuk kebutuhan sekunder dan tersier terbagi menjadi tiga bagian,
ada yang memenuhi kebutuhannya di Kabupaten Bandung Barat, di Kota
Bandung, dan Kota cimahi, hal tersebut tergantung pada tingkat ekonomi
masyarakat tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan di bawah
ini.

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
97

3.11.1 Analisis Pola Pergerakan Pemenuhan Sarana Perekonomian


Pada dasarnya kebutuhan penduduk dibagi menjadi tiga kebutuhan yaitu,
kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Dengan
bermacam-macamnya kebutuhan tentunya jenis sarana perekonomiannya pun
berbeda-beda, dan letaknya pun tidak akan berada di satu tempat tetapi akan
berpencar bahkan akan berada di luar wilayah yang penduduknya memerlukan
keperluan tersebut. Sehingga sangat memungkinkan penduduk akan tersebar
dalam memenuhi kebutuhan terhadap sarana perekonomian, oleh karena itu
dilakukanlah analisis pola pergerakan pemenuhan sarana perekonomian untuk
mengetahui sebaran pergerakan penduduk dalam memenuhi kebutuhan sarana
perekonomian. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.21 Sebaran Pergerakan Penduduk Dalam Memenuhi Kebutuhan Sarana


Perekonomian
Persentase (%)
Jenis
Desa Pergerakan Gol. Gol. Gol.
Kebutuhan
Atas Menengah Bawah
Kab. Bandung Barat 100 100 100
Kota Bandung - - -
Kebutuhan Kota Cimahi - - -
Primer Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Desa Karyawangi

Kota Bandung & Kota Cimahi - - -


Kab. Bandung Barat 31 43 100
Kota Bandung 31 28 -
Kebutuhan Kota Cimahi 12 - -
Sekunder Kab. Bandung Barat & Kota Bandung 13 29 -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi 13 - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 40 40 75
Kota Bandung 40 40 25
Kebutuhan Kota Cimahi - - -
Tersier Kab. Bandung Barat & Kota Bandung 20 20 -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 100 100
Kota Bandung - - -
Desa Cihanjuang Rahayu

Kebutuhan Kota Cimahi - - -


Primer Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 45 60
Kota Bandung - 18 10
Kota Cimahi - 9 10
Kebutuhan
Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - 14 10
Sekunder
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat, Kota Bandung, - 14 10

Unisba.Repository.ac.id
98

Persentase (%)
Jenis
Desa Pergerakan Gol. Gol. Gol.
Kebutuhan
Atas Menengah Bawah
& Kota Cimahi
Kab. Bandung Barat - 13 13
Kota Bandung 100 34 31
Kota Cimahi - 20 25
Kebutuhan Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - 22 0
Tersier Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - 8
Kota Bandung & Kota Cimahi - - 23
Kab. Bandung Barat, Kota Bandung,
- 11 -
& Kota Cimahi
Kab. Bandung Barat 75 75 100
Kota Bandung 25 25 -
Kebutuhan Kota Cimahi - - -
Primer Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Desa Cigugur Girang

Kota Bandung & Kota Cimahi - - -


Kab. Bandung Barat 25 25 40
Kota Bandung 75 75 60
Kebutuhan Kota Cimahi - - -
Sekunder Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 17 - 20
Kota Bandung 50 100 80
Kebutuhan Kota Cimahi 16 - -
Tersier Kab. Bandung Barat & Kota Bandung 17 - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 100 57
Kota Bandung - - -
Kebutuhan Kota Cimahi - - 36
Primer Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - 7
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Desa Cihanjuang

Kab. Bandung Barat 0 0 0


Kota Bandung 25 13 19
Kebutuhan Kota Cimahi 50 75 69
Sekunder Kab. Bandung Barat & Kota Bandung 0 0 0
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi 0 0 0
Kota Bandung & Kota Cimahi 25 12 12
Kab. Bandung Barat - - -
Kota Bandung 50 31 31
Kebutuhan Kota Cimahi 25 38 38
Tersier Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi 25 31 31
Kab. Bandung Barat 100 40 100
Cihideung

Kota Bandung - 40 -
Desa

Kebutuhan
Kota Cimahi - - -
Primer
Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - 20 -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -

Unisba.Repository.ac.id
99

Persentase (%)
Jenis
Desa Pergerakan Gol. Gol. Gol.
Kebutuhan
Atas Menengah Bawah
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 25 0 50
Kota Bandung 50 100 50
Kebutuhan Kota Cimahi - - -
Sekunder Kab. Bandung Barat & Kota Bandung 25 - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 50 - 40
Kota Bandung 100 100 50
Kebutuhan Kota Cimahi - - -
Tersier Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - 10
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 33 16 80
Kota Bandung 50 50 20
Kebutuhan Kota Cimahi - 17 -
Primer Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi 17 - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - 17 -
Desa Ciwaruga

Kab. Bandung Barat - 16 20


Kota Bandung 100 50 80
Kebutuhan Kota Cimahi - 17 -
Sekunder Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - 17 -
Kab. Bandung Barat - - -
Kota Bandung 100 75 100
Kebutuhan Kota Cimahi - 25 -
Tersier Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 25 50 57
Kota Bandung 50 50 43
Kebutuhan Kota Cimahi - - -
Primer Kab. Bandung Barat & Kota Bandung 25 - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - -
Desa Sariwangi

Kab. Bandung Barat 25 25 22


Kota Bandung 75 50 56
Kebutuhan Kota Cimahi - 25 11
Sekunder Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - - 11
Kab. Bandung Barat - 16 43
Kota Bandung 100 50 57
Kebutuhan Kota Cimahi - 17 -
Tersier Kab. Bandung Barat & Kota Bandung - - -
Kab. Bandung Barat & Kota Cimahi - - -
Kota Bandung & Kota Cimahi - 17 -
Sumber: Hasil Penyebaran Koesioner, 2014

Unisba.Repository.ac.id
100

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa pergerakan penduduk yang ada di
Kecamatan Parongpong tersebar ke beberapa daerah di sekitar Kecamatan
Parongpong, seperti Kota Bandung dan Kota Cimahi. Jika dilihat dari jenis
kebutuhannya, penduduk Kecamatan Parongpong mayoritas memenuhi
kebutuhan primernya di Kabupaten Bandung Barat dikarenakan kebutuhan
primer seperti kebutuhan pokok sehari-hari dapat dibeli di warung-warung sekitar
rumah. Sedangkan untuk kebutuhan sekunder dan tersier penduduk Kecamatan
Parongpong dalam memenuhi kebutuhannya tidak hanya di Kabupaten Bandung
Barat melainkan tersebar ke daerah sekitar seperti Kota Bandung dan Kota
Cimahi. Namun jika dilihat secara keseluruhan penduduk golongan ekonomi atas
di Kecamatan Parongpong dalam pemenuhan kebutuhan primer yang paling
sedikit memenuhi kebutuhannya di wilayah Kabupaten Bandung Barat adalah
Sariwangi dan Desa Cihanjuang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.

Sariwangi
Ciwaruga
4%
6%

Karyawangi
19%
Cihideung
19%
Cihanjuang
Rahayu
19%
Cihanjuang
Cigugur
19%
Girang
14%

Gambar 3.34 Grafik Pergerakan Penduduk Golongan Ekonomi Atas Yang


Memenuhi Kebutuhan Primernya Di Wil. KBB
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa desa yang penduduk golongan
ekonomi atasnya yang mayoritas memenuhi kebutuhan primernya di wilayah
Kabupaten Bandung Barat adalah Desa Cihideung, Desa Cihanjuang Rahayu,
Desa Karyawangi dan Desa Cihanjuang. Hal tersebut jika dilihat dari skala per
desa, penduduk golongan ekonomi atas Desa Cihideung, Desa Cihanjuang
Rahayu, Desa Karyawangi dan Desa Cihanjuang 100% memenuhi kebutuhan

Unisba.Repository.ac.id
101

primernya di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan dalam pemenuhan


kebutuhan sekunder untuk penduduk golongan ekonomi menengah lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Sariwangi
16%
Karyawangi
Ciwaruga 28%
11%
Cihanjuang
0% Cigugur
Girang Cihanjuang
Cihideung 16% Rahayu
0%
29%

Gambar 3.35 Grafik Pergerakan Penduduk Golongan Ekonomi Menengah Yang


Memenuhi Kebutuhan Sekunder Di Wil. KBB
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa penduduk golongan ekonomi


menengah Kecamatan Parongpong yang memenuhi kebutuhan sekundernya di
kawasan Kabupaten Bandung Barat paling banyak adalah Desa Cihanjuang
Rahayu dan Desa Karyawangi. Penduduk desa tersebut mayoritas ke
Kecamatan Lembang dalam memenuhi kebutuhan sekundernya, karena di
Kecamatan Lembang terdapat pasar lembang yang tidak hanya menjual untuk
kebutuhan primer tetapi menjual juga kebutuhan sekunder. Jika dilihat per desa,
penduduk Desa Cihanjuang Rahayu sebesar 43% dan Desa Karyawangi
sebesar 45% yang penduduknya memenuhi kebutuhan sekunder di wilayah
Kabupaten Bandung Barat. Selain pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder,
masih ada kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan terseir atau
kebutuhan terhadap barang mewah. Lebih jelasnya mengenai penduduk
golongan ekonomi bawah yang memenuhi kebutuhan tersiernya di wilayah
Kabupaten Bandung Barat dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
102

Sariwangi
Ciwaruga 23%
0% Karyawangi
39%

Cihideung
21%

Cihanjuang
0% Cihanjuang
Rahayu
Cigugur Girang 7%
10%

Gambar 3.36 Grafik Pergerakan Penduduk Golongan Ekonomi Bawah Yang


Memenuhi Kebutuhan Tersiernya Di Wil. KBB
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa desa yang mayoritas penduduk
golongan ekonomi bawahnya memenuhi kebutuhan tersier di wilayah Kabupaten
Bandung Barat adalah Desa Karyawangi, karena jika dilihat dari segi
aksesibilitas memang Desa Karyawangi lebih mundah penjangkau Kecamatan
Lembang yang terdapat pasar lembang yang tidak hanya menjual kebutuhan
primer dan sekunder tetapi dapat memenuhi kebutuhan tersier juga. Oleh sebab
itu dalam memenuhi kebutuhan tersier penduduk golongan ekonomi bawah di
Kecamatan Parongpong masih tersebar ke bebarapa wilayah disekitar
Kabupaten Bandung Barat dikarenakan aksesibilitas setiap desa dalam
menjangkau sarana perekonomian tersebut berbeda-beda, begitu pula yang
terjadi dengan pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder.

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
105

3.11.2 Analisis Pola Pergerakan Pemenuhan Sarana Pendidikan


Sarana pendidikan adalah salah satu sarana yang sangat penting, karena
sarana pendidikan berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Selain itu yang paling mendasar adalah setiap masyarakat berhak untuk
mendapatkan pelayanan dari sarana pendidikan dimanapun berada dimulai dari
tingkat TK sampai dengan perguruan tinggi. Sehingga masyarakat akan
berusaha agar kebutuhan terhadap sarana pendidikan dapat terpenuhi, bahkan
bisa sampai keluar wilayah sekitar tinggalnya. Sama halnya dengan penduduk
Kecamatan Parongpong yang dalam pemenuhannya tesebar ke beberapa
wilayah sekitar Kabupaten Bandung Barat seperti Kota bandung dan Kota
Cimahi. Lebih jelasnya mengenai sebaran pergerakan penduduk Kecamatan
Parongpong dalam memenuhi kebutuhan sarana pendidikan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Tabel 3.22 Sebaran Pergerakan Penduduk Dalam Memenuhi Kebutuhan Sarana


Pendidikan
Persentase
Jenis Sarana
Desa Pergerakan Gol. Gol. Gol.
Pendidikan
Atas Menengah Bawah
Kab. Bandung Barat 100 100 100
TK Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 100 100
Desa Karyawangi

SD Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 33 100
SMP Kota Bandung - 67 -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 33 100
SMA Kota Bandung - 67 -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 100 100
TK Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Desa Cihanjuang Rahayu

Kab. Bandung Barat 100 100 100


SD Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 40 33
SMP Kota Bandung - - 17
Kota Cimahi 100 60 50
Kab. Bandung Barat - - 17
SMA Kota Bandung - - 16
Kota Cimahi 100 100 67
Kab. Bandung Barat 75 100 100
Cigug

Giran
Desa

TK Kota Bandung 25 - -
ur

Kota Cimahi - - -

Unisba.Repository.ac.id
106

Persentase
Jenis Sarana
Desa Pergerakan Gol. Gol. Gol.
Pendidikan
Atas Menengah Bawah
Kab. Bandung Barat 75 100 100
SD Kota Bandung 25 - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 25 100
SMP Kota Bandung 100 75 -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 50 80
SMA Kota Bandung 100 50 20
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 67 100
TK Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - 33 -
Kab. Bandung Barat - 67 75
Desa Cihanjuang

SD Kota Bandung 50 - 25
Kota Cimahi 50 33 -
Kab. Bandung Barat - 33 17
SMP Kota Bandung 100 17 33
Kota Cimahi - 50 50
Kab. Bandung Barat - 16 25
SMA Kota Bandung 50 17 25
Kota Cimahi 50 67 50
Kab. Bandung Barat 50 67 100
TK Kota Bandung 50 33 -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 50 67 75
Desa Cihideung

SD Kota Bandung 50 33 25
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - - 50
SMP Kota Bandung 100 100 50
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - - 63
SMA Kota Bandung 50 100 38
Kota Cimahi 50 - -
Kab. Bandung Barat 25 100 80
TK Kota Bandung 75 - 20
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 100 100
Desa Ciwaruga

SD Kota Bandung 100 - -


Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 75 60
SMP Kota Bandung 100 25 40
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - - -
SMA Kota Bandung 100 100 100
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 25 75 100
Sariwangi

TK Kota Bandung 75 25 -
Desa

Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 25 75 71
SD
Kota Bandung 50 25 29

Unisba.Repository.ac.id
107

Persentase
Jenis Sarana
Desa Pergerakan Gol. Gol. Gol.
Pendidikan
Atas Menengah Bawah
Kota Cimahi 25 - -
Kab. Bandung Barat - 25 14
SMP Kota Bandung 100 75 86
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - - -
SMA Kota Bandung 100 100 100
Kota Cimahi - - -
Sumber: Hasil Penyebaran Koesioner, 2014

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa pergerakan penduduk yang ada di
Kecamatan Parongpong tersebar ke beberapa daerah di sekitar Kecamatan
Parongpong, seperti Kota Bandung dan Kota Cimahi. Jika dilihat dari jenis
kebutuhannya, penduduk Kecamatan Parongpong mayoritas memenuhi
kebutuhan terhadap TK dan SD cukup di Kabupaten Bandung Barat dikarenakan
mayoritas orang tua tidak ingin anak nya bersekolah jauh dari tempat tinggalnya.
Sedangkan untuk kebutuhan kebutuhan terhadap SMP dan SMA penduduk
Kecamatan Parongpong dalam memenuhi kebutuhannya tidak hanya di
Kabupaten Bandung Barat melainkan tersebar ke daerah sekitar seperti Kota
Bandung dan Kota Cimahi. Hal tersebut dikarenakan pada anak usia SMP dan
SMA sudah cukup mandiri sehingga dapat keluar dari wilayah tempat tinggalnya,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

120
100
75 80 75
80 67 67
60 50
40 25 25
20
0
Karyawangi Cihanjuang Cigugur Cihanjuang Cihideung Ciwaruga Sariwangi
Rahayu Girang

Gol. Atas Gol. Menengah Gol. Bawah

Gambar 3.39 Grafik Pergerakan Penduduk Kecamatan Parongpong Yang


Memenuhi Kebutuhan TK Di Wil. KBB

Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa hampir seluruh desa dan seluruh
golongan ekonomi menyakolahkan anaknya pada tingkat taman kanak-kanak di

Unisba.Repository.ac.id
108

wilayah Kabupaten Bandung Barat, dengan artian mereka menyekolahkan


anaknya masih di Kecamatan Parongpong. Kecuali pada desa yang berpatasan
langsung dengan Kota Bandung seperti Desa Cihideung, Desa Ciwaruga, dan
Desa Sariwangi yang masyarakat golongan ekonomi atas dan menengahnya
tersebar ke Kota Bandung dalam memenuhi kebutuhan terhadap sarana
pendidikan tingkat taman kanak-kanak.
Begitu pula dengan tingkatan sekolah dasar, mayoritas penduduk di
Kecamatan Parongpong pada semua tingkatan ekonomi menyekolahkan
anaknya masih di wilayah Kecamatan Parongpong. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik di bawah ini.

120
100
75 75 75 75 71
80 67 67
60 50
40 25
20
0 0
0
Karyawangi Cihanjuang Cigugur Cihanjuang Cihideung Ciwaruga Sariwangi
Rahayu Girang

Gol. Atas Gol. Menengah Gol. Bawah

Gambar 3.40 Grafik Pergerakan Penduduk Kecamatan Parongpong Yang


Memenuhi Kebutuhan Sekolah Dasar Di Wil. KBB
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dapat dilihat pada tebel di atas, sama halnya dengan tingkatan taman
kanak-kanak mayoritas desa di Kecamtan Parongpong anak usia sekolah dasar
bersekolah di masih di wilayah Kecamatan Parongpong. Kecuali dengan desa-
desa yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung dan Kota Cimahi seperti
desa Cihanjuang, Desa Cihideung, Desa Ciwaruga dan Desa Sariwangi. Hal
tersebut disebabkan oleh aksesibilitas dalam menjangkau sarana yang ada lebih
mudah dan kualitas yang lebih bagus di bandingkan dengan sarana yang ada di
wilayah Kecamatan Parongpong. Namun hal tersebut berbeda pada tingkat SMP
dan SMA, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
109

120
100
75
80
60
60 50
40
40 33 33 33
25 25
17 14
20
0 0 0 0 0 0 0
0
Karyawangi Cihanjuang Cigugur Cihanjuang Cihideung Ciwaruga Sariwangi
Rahayu Girang

Gol. Atas Gol. Menengah Gol. Bawah

Gambar 3.41 Grafik Pergerakan Penduduk Kecamatan Parongpong Yang


Memenuhi Kebutuhan SMP Di Wil. KBB
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Berbeda dengan taman kanak-kanak dan sekolah dasar, pergerakan


penduduk untuk memenui kebutuhan terhadap sekolah menengah pertama
dan sekolah menengah atas lebih cenderung tersebar keluar dari Kabupaten
Bandung Barat, terutama untuk desa-desa yang yang berbatasan langsung
dengan Kota Bandung dan Kota Cimahi. Dapat dilihat pada grafik di atas, untuk
tingkat SMP penduduk yang berada di Desa Cihanjuang, Desa Cihideung,
Desa Ciwaruga, dan Desa Sariwangi. Begitu pula dengan tingkat SMA yang
penduduknya mayoritas memenuhi kebutuhannya tersebar ke beberapa
daerah. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

120
100
80 75
80
63 60
60 50
40
40 33 33 33
25 25 25
17 17 14
20
0 0 0
0
Karyawangi Cihanjuang Cigugur Cihanjuang Cihideung Ciwaruga Sariwangi
Rahayu Girang

Gol. Atas Gol. Menengah Gol. Bawah

Gambar 3.42 Grafik Pergerakan Penduduk Kecamatan Parongpong Dalam


Memenuhi Kebutuhan SMA Di Wil. KBB
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
111

3.11.3 Analisis Pola Pergerakan Pemenuhan Sarana Kesehatan


Mengingat ketersediaan sarana kesehatan adalah hal dasar yang wajib
tersedia di suatu daerah. Karena sarana kesehatan adalah penunjang terhadap
hak asasi manusia yaitu hak untuk hidup, oleh karena itu setiap masyarakat
berhak untuk mendapatkan pelayanan dari sarana kesehatan dimanapun
berada, dimulai dari bayi sampai dengan lansia. Sarana kesehatan berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada masyarakat, memiliki
peran yang sangat penting dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Oleh
karena itu maka penduduk akan berusaha agar kebutuhan terhadap sarana
kesehatan dapat terpenuhi. Begitu pula dengan penduduk Kecamatan
Parongpong yang berusaha memenuhi kebutuhan terhadap sarana kesehatan
tidak hanya di wilayah Kabupaten Bandung Barat, tetapi sampai ke wilayah
sekitar seperti Kota Bandung dan Kota Cimahi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Tabel 3.23 Sebaran Pergerakan Penduduk Dalam Memenuhi Kebutuhan Sarana


Kesehatan
Persentase
Jenis
Desa Pergerakan Gol. Gol. Gol.
Sarana
Atas Menengah Bawah
Kab. Bandung Barat - - -
Desa Karyawangi

Pustu Kota Bandung - - -


Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 67 100
Puskesmas Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 33 -
Klinik Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 40 67
Pustu Kota Bandung - - -
Desa Cihanjuang

Kota Cimahi - - -
Rahayu

Kab. Bandung Barat - 40 17


Puskesmas Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 100 20 16
Klinik Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - - -
Desa Cigugur

Pustu Kota Bandung - - -


Kota Cimahi - - -
Girang

Kab. Bandung Barat 25 75 100


Puskesmas Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Klinik Kab. Bandung Barat 75 25 -

Unisba.Repository.ac.id
112

Persentase
Jenis
Desa Pergerakan Gol. Gol. Gol.
Sarana
Atas Menengah Bawah
Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 14 16
Pustu Kota Bandung - - -

Desa Cihanjuang
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 28 67
Puskesmas Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 50 29 17
Klinik Kota Bandung - - -
Kota Cimahi 50 29 -
Kab. Bandung Barat - - -
Pustu Kota Bandung - - -
Desa Cihideung

Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 50 - 13
Puskesmas Kota Bandung 50 50 63
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - - -
Klinik Kota Bandung - 50 25
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - - -
Pustu Kota Bandung - - -
Desa Ciwaruga

Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat 25 75 100
Puskesmas Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 25 -
Klinik Kota Bandung 75 - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - - -
Pustu Kota Bandung - - -
Desa Sariwangi

Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - 75 71
Puskesmas Kota Bandung - - -
Kota Cimahi - - -
Kab. Bandung Barat - - 17
Klinik Kota Bandung 100 25 17
Kota Cimahi - - -
Sumber: Hasil Penyebaran Koesioner, 2014

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa penduduk di Kecamatan


Parongpong dalam memenuhi kebutuhan terhadap sarana kesehatan mayoritas
menggunakan puskesmas dan klinik. Hal tersebut dikarenakan puskesmas
pembantu yang ada di beberapa desa di Kecamatan parongpong kurang optimal
dalam pelayanannya sehigga penduduk lebih memilih untuk berobat ke
puskesmas atau klinik dokter.

Unisba.Repository.ac.id
113

Seperti yang telah dilakukan pada analisis kebutuhan sarana kesehatan


bahwa ada dua puskesmas yang ada di Kecamatan Parongpong yaitu di Desa
Ciwaruga dan Desa Karyawangi. Puskesmas yang ada di Desa Karyawangi
melayani empat desa yaitu Desa Karyawangi, Desa Cihanjuang Rahayu, Desa
Cihanjuang dan Desa Cihideung sedangakan puskesmas yang berada di Desa
ciaruga melayani Desa Sariwangi, Desa Ciugur Girang dan Desa Ciwaruga.
Namun pada kenyataannya di lapangan ada desa yang kurang terlayani
sehingga penduduknya tersebar ke wilayah sekitar Kabupaten Bandung Barat
untuk memenuhi kebutuhannya terhadap sarana kesehatan. Hal tersebut terjadi
pada Desa Cihideung dan Desa Cihanjuang yang mayoritas penduduknya
berobat ke Kota Bandung dan Kota Cimahi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik di bawah ini.

80 63
60 50 50 50
40
20 13
0 0 0 0
0
Gol. Atas Gol. Menengah Gol. Bawah
Puskesmas Kab. Bandung Barat Puskesmas Kota Bandung Puskesmas Kota Cimahi

Gambar 3.44 Grafik Pergerakan Penduduk Desa Cihideung Dalam Memenuhi


Kebutuhan Terhadap Puskesmas
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa penduduk Desa Cihideung


mayoritas berobat ke Kota Bandung. Bahkan penduduk golongan ekonomi
bawah mayoritas berobat ke puskesmas yang berada di Kota Bandung yaitu
puskesmas ledeng. Hal tersebut di sebabkan oleh beberapa hal terutama adalah
dari segi aksesibilitas. Aksesibilitas untuk mengakses sarana kesehatan yang
ada di Kecamatan Parongpong cukup sulit dari jumlah moda transportasi dan
kualitas jalan yang ada.

Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
115

3.12 Tingkat Kepuasan Terhadap Fasilitas Sosial-Ekonomi


Jika dikaitkan dengan kebutuhan fasilitas sosial-ekonomi penduduk
Kecamatan Parongpong, dilihat dari analisis yang telah dilakukan sebenarnya
kebutuhan masyarakat Kecamatan Parongpong terhadap fasilitas sosial-
ekonomi dalam segi kuantitas telah terpenuhi. Namun tentunya kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan fasilitas yang ada belum tentu terpenuhi, oleh
karena itu untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penyebaran kuesioner
kepada penduduk Kecamatan Parongpong dengan responden sebanyak 100
orang.

3.12.1 Tingkat Kepuasan Terhadap Sarana Perekonomian


Tingkat Kepuasan penduduk Kecamatan Parongpong terhadap sarana
perekonomian ini dilihat dari beberapa hal seperti kelengkapan barang yang di
jual ditempat tersebut, moda trasportasi yang dipakai untuk menjangkau sarana
perekonomian yang ada, dan dari segi jumlah dari sarana perekonomian yang
ada pada saat ini. Aspek-aspek tersebut menentukan tingkat kepuasan
penduduk Kecamatan Parongpong terhadap sarana perekonomian yang ada di
desa mereka. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.24 Tingkat Kepuasan Penduduk Kecamatan Parongpong Terhadap


Sarana Perekonomian
Persentase
Jenis
Desa Tingkat Kepuasan Gol. Gol. Gol.
Kebutuhan
Atas Menengah Bawah
Sudah Memenuhi - 67 50
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 67 33 50
Primer
Desa Karyawangi

Belum Memenuhi 33 - -
Sudah Memenuhi - 34 25
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 67 33 50
Sekunder
Belum Memenuhi 33 33 25
Sudah Memenuhi - - 50
Kebuthan
Cukup Memenuhi 33 33 50
Tersier
Belum Memenuhi 67 67 -
Sudah Memenuhi - 60 83
Desa Cihanjuang Rahayu

Kebutuhan
Cukup Memenuhi - 40 17
Primer
Belum Memenuhi 100 - -
Sudah Memenuhi - - -
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 100 80 83
Sekunder
Belum Memenuhi - 20 17
Sudah Memenuhi - 20 -
Kebuthan
Cukup Memenuhi - 60 83
Tersier
Belum Memenuhi 100 20 17
Sudah Memenuhi 25 50 -
Cigug

Giran

Kebutuhan
Desa

Cukup Memenuhi 50 25 60
ur

Primer
Belum Memenuhi 25 25 40

Unisba.Repository.ac.id
116

Persentase
Jenis
Desa Tingkat Kepuasan Gol. Gol. Gol.
Kebutuhan
Atas Menengah Bawah
Sudah Memenuhi - - -
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 75 50 60
Sekunder
Belum Memenuhi 25 50 40
Sudah Memenuhi - - -
Kebuthan
Cukup Memenuhi 75 - 60
Tersier
Belum Memenuhi 25 100 40
Sudah Memenuhi - 33 42
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 50 50 50
Primer
Desa Cihanjuang

Belum Memenuhi 50 17 8
Sudah Memenuhi - 17 8
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 100 50 92
Sekunder
Belum Memenuhi - 33 -
Sudah Memenuhi - 17 -
Kebuthan
Cukup Memenuhi 50 50 67
Tersier
Belum Memenuhi 50 33 33
Sudah Memenuhi - 17 13
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 50 66 63
Primer
Desa Cihideung

Belum Memenuhi 50 17 25
Sudah Memenuhi 50 33 -
Kebutuhan
Cukup Memenuhi - 50 75
Sekunder
Belum Memenuhi 50 17 25
Sudah Memenuhi - - 25
Kebuthan
Cukup Memenuhi 100 33 66
Tersier
Belum Memenuhi - 67 13
Sudah Memenuhi - 25 60
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 100 50 40
Primer
Belum Memenuhi - 25 -
Desa Ciwaruga

Sudah Memenuhi - 25 20
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 75 - 60
Sekunder
Belum Memenuhi 25 75 20
Sudah Memenuhi - - -
Kebuthan
Cukup Memenuhi 75 25 60
Tersier
Belum Memenuhi 25 75 40
Sudah Memenuhi 25 50 57
Kebutuhan
Cukup Memenuhi 50 25 43
Primer
Desa Sariwangi

Belum Memenuhi 25 25 -
Sudah Memenuhi - - 29
Kebutuhan
Cukup Memenuhi - 100 14
Sekunder
Belum Memenuhi 100 - 57
Sudah Memenuhi - 25 14
Kebuthan
Cukup Memenuhi 25 - 43
Tersier
Belum Memenuhi 75 75 43
Sumber: Hasil Penyebaran Koesioner, 2014

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan


Parongpong merasa cukup puas dengan keadaan sarana perekonomian yang
ada di desa mereka, terutama untuk jenis sarana perekonomian yang memenuhi
kebutuhan terhadap kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Namun

Unisba.Repository.ac.id
117

penduduk Kecamatan Parongpong masih belum puas terhadap jenis sarana


perekonomian untuk memenuhi kebutuhan tersier, terutama untuk penduduk
golongan ekonomi atas. Hal tersebut di karenakan oleh kawasan-kawasan
perdagangan jasa untuk pemenuhan kebutuhan tersier di Kabupaten Bandung
Barat khususnya Kecamatan Parongpong masih terbatas. Selain itu dari segi
kelengkapan barang dan harga barangnya pun masih kalah dengan Kota
Bandung dan Kota Cimahi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Ciwaruga Sariwangi Karyawang


7% 22% i
20%
Cihideung
0% Cihanjuang
Cihanjuang Rahayu
15% 29%
Cigugur
Girang
7%

Gambar 3.46 Grafik Tingkat Ketidakpuasan Penduduk Golongan Ekonomi Atas


Terhadap Sarana Kebutuhan Tersier
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa penduduk Kecamatan


Parongpong golongan ekonomi atas masih merasa belum puas atas sarana
perekonomian untuk memenuhi kebutuhan tersier. Desa yang mayoritas
penduduknya belum puas adalah Desa Cihanjuang Rahayu, Desa Karyawangi,
dan Desa Sariwangi.

3.12.2 Tingkat Kepuasan Terhadap Sarana Pendidikan


Tingkat Kepuasan penduduk Kecamatan Parongpong terhadap sarana
pendidikan ini dilihat dari beberapa hal seperti kualitas sarana pendidikan yang
ada, moda trasportasi yang dipakai untuk menjangkau sarana pendidikan yang
ada, dan dari biaya untuk bersekolah di tempat tersebut. Aspek-aspek tersebut
menentukan tingkat kepuasan penduduk Kecamatan Parongpong terhadap
sarana pendidikan yang ada di desa mereka. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Unisba.Repository.ac.id
118

Tabel 3.25 Tingkat Kepuasan Penduduk Kecamatan Parongpong Terhadap


Sarana Pendidikan
Persentase
Jenis Sarana
Desa Tingkat Kepuasan Gol. Gol. Gol.
Pendidikan
Atas Menengah Bawah
Sudah Memenuhi - 67 75
TK Cukup Memenuhi 100 33 25
Belum Memenuhi - - -
Desa Karyawangi
Sudah Memenuhi 33 67 75
SD Cukup Memenuhi 67 33 25
Belum Memenuhi - - -
Sudah Memenuhi - - 100
SMP Cukup Memenuhi 100 100 -
Belum Memenuhi - - -
Sudah Memenuhi - 33 100
SMA Cukup Memenuhi 100 67 -
Belum Memenuhi - - -
Sudah Memenuhi - 20 -
TK Cukup Memenuhi 100 80 200
Desa Cihanjuang Rahayu

Belum Memenuhi - - -
Sudah Memenuhi - - -
SD Cukup Memenuhi 100 100 67
Belum Memenuhi - - 33
Sudah Memenuhi - - -
SMP Cukup Memenuhi 100 60 67
Belum Memenuhi - 40 33
Sudah Memenuhi - 20 17
SMA Cukup Memenuhi 100 40 83
Belum Memenuhi - 40 -
Sudah Memenuhi 25 - -
TK Cukup Memenuhi 75 75 40
Desa Cigugur Girang

Belum Memenuhi - 25 60
Sudah Memenuhi - 25 40
SD Cukup Memenuhi 100 75 60
Belum Memenuhi - - -
Sudah Memenuhi - 25 40
SMP Cukup Memenuhi 100 75 60
Belum Memenuhi - - -
Sudah Memenuhi - 25 -
SMA Cukup Memenuhi 75 75 60
Belum Memenuhi 25 - 40
Sudah Memenuhi - - 25
TK Cukup Memenuhi 100 83 75
Belum Memenuhi - 17 -
Desa Cihanjuang

Sudah Memenuhi - 33 -
SD Cukup Memenuhi 100 67 100
Belum Memenuhi - - -
Sudah Memenuhi 50 - -
SMP Cukup Memenuhi 50 83 92
Belum Memenuhi - 17 8
Sudah Memenuhi - - -
SMA Cukup Memenuhi 100 67 92
Belum Memenuhi - 33 8

Unisba.Repository.ac.id
119

Persentase
Jenis Sarana
Desa Tingkat Kepuasan Gol. Gol. Gol.
Pendidikan
Atas Menengah Bawah
Sudah Memenuhi 50 - 13
TK Cukup Memenuhi 50 100 63
Belum Memenuhi - - 24
Desa Cihideung Sudah Memenuhi - 33 -
SD Cukup Memenuhi 50 50 63
Belum Memenuhi 50 17 37
Sudah Memenuhi - - -
SMP Cukup Memenuhi 100 67 75
Belum Memenuhi - 33 25
Sudah Memenuhi - 50 25
SMA Cukup Memenuhi 100 50 75
Belum Memenuhi - - -
Sudah Memenuhi 50 100 60
TK Cukup Memenuhi 50 - 40
Belum Memenuhi - - -
Desa Ciwaruga

Sudah Memenuhi - 75 20
SD Cukup Memenuhi 100 25 80
Belum Memenuhi - - -
Sudah Memenuhi - 25 60
SMP Cukup Memenuhi 100 50 40
Belum Memenuhi - 50 -
Sudah Memenuhi - 25 20
SMA Cukup Memenuhi 100 50 80
Belum Memenuhi - 25 -
Sudah Memenuhi - 25 57
TK Cukup Memenuhi 25 50 43
Belum Memenuhi 75 25 -
Sudah Memenuhi - - 29
Desa Sariwangi

SD Cukup Memenuhi 100 100 57


Belum Memenuhi - - 14
Sudah Memenuhi - - 15
SMP Cukup Memenuhi 25 75 71
Belum Memenuhi 75 25 14
Sudah Memenuhi 25 25 -
SMA Cukup Memenuhi 25 50 86
Belum Memenuhi 50 25 14
Sumber: Hasil Penyebaran Koesioner, 2014

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan


Parongpong merasa cukup puas dengan keadaan sarana pendidikan yang ada
di desa mereka, terutama untuk jenis sarana pendidikan seperti tingkat taman
kanak-kanak dan sekolah dasar. Namun masih ada masyarakat yang belum
puas untuk sarana pendidikan tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah
menengah atas terutama untuk desa yang belum tersedia SMP dan SMA.

Unisba.Repository.ac.id
120

3.12.3 Tingkat Kepuasan Terhadap Sarana Kesehatan


Tingkat Kepuasan penduduk Kecamatan Parongpong terhadap sarana
kesehatan ini dilihat dari beberapa hal seperti kelengkapan fasilitas yang ada
pada sarana kesehatan tersebut, moda trasportasi yang dipakai untuk
menjangkau sarana pendidikan yang ada, dan dari biaya untuk bersekolah di
tempat tersebut. Aspek-aspek tersebut menentukan tingkat kepuasan penduduk
Kecamatan Parongpong terhadap sarana kesehatan yang ada di desa mereka.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.26 Tingkat Kepuasan Penduduk Kecamatan Parongpong Terhadap


Sarana Kesehatan
Desa Persentase
Tingkat
Gol. Gol. Gol.
Kepuasan
Atas Menengah Bawah
Sudah Memenuhi 33 33 50
Karyawangi Cukup Memenuhi 67 67 50
Belum Memenuhi - -
Sudah Memenuhi - 20
Cihanjuang
Cukup Memenuhi 100 80 100
Rahayu
Belum Memenuhi - -
Sudah Memenuhi 25 25
Cigugur
Cukup Memenuhi 75 25 100
Girang
Belum Memenuhi - 50
Sudah Memenuhi - 17 9
Cihanjuang Cukup Memenuhi 100 66 83
Belum Memenuhi - 17 8
Sudah Memenuhi - 33 -
Cihideung Cukup Memenuhi 100 67 75
Belum Memenuhi - - 25
Sudah Memenuhi - - 20
Ciwaruga Cukup Memenuhi 100 75 80
Belum Memenuhi - 25 -
Sudah Memenuhi - - 15
Sariwangi Cukup Memenuhi 50 100 71
Belum Memenuhi 50 - 14
Sumber: Hasil Penyebaran Koesioner, 2014

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan


Parongpong merasa cukup puas dengan keadaan sarana kesehatan yang ada di
desa mereka, baik untuk penduduk golongan ekonomi atas, menengah atau
bawah. Hal tersebut dikarenakan sarana keshatan yang ada di Kecamatan
Parongpong sudah cukup banyak dalam segi kuantitas terutama untuk klinik
dokter yang jumlahnya cukup banyak tersebar di Kecamatan Parongpong.

Unisba.Repository.ac.id

Anda mungkin juga menyukai