MATA KULIAH :
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DOSEN :
NS. VERONIKA KALANGI S.kep M.Kep
DISUSUN OLEH:
1. RIVALDO KALANGI
2. GLORIA PATTINAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa atas segala limpahan
rahmat,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan yang
berjudul ini proses keperawatan komunitas dan standar praktik keperawatan
komunitas tepat waktu,tugas ini di ajukan untuk guna memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan anak satu.
Kami mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat waktuny. Makalah ini masih jauh dari
sempurna,oleh karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun sanagat kami
harapkan
Semoga tugas ini memberikan informasi bagi pembaca dan manfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Yogyakarta oktober
2018 Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan, melaksanankan pelayanan keperawatan dalam rangka
membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya Sepotimal mungkin.
Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus, saling
berkaitan, dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai
proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan, dan implementasi. Jadi, proses
keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah,
sistemis, dinamis, komtinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan dari klien, keluarga, serta kelompok atau masyarakat.
Saat ini perawat bekerja di berbagai tempat dengan berbagai peran dan
kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan yang ada. Praktik keperawatan di atur
oleh pihak administrasi rumah sakit, lembaga kesehatan dan institusi lainnya. Perawat
juga berperan dalam membuat kebijakan kesehatan di wilayah dan provinsi,
sertamenetapkan regulasi legal dan spesifik untuk praktik keperawatan. Selain itu,
organisasi profesi keperawatan juga menetapkan standar kerja sebagai criteria untuk
asuhan keperawatan professional.
B. Rumusan masalah
a. Bagaimana proses keperawatan dalam komunitas?
b. Apa saja standar keperawatan komunitas?
C. Tujuan
a. Agar mahasiswa mampu memahami proses keperawatan dalam komunitas
b. Agar mahasiswa mampu memahami standar praktik keperawatan komunitas
BAB II PENDAHULUAN
CATATAN :
Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1. Data Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok, dan komunitas yang diungkapkan secara langsung
melalui lisan
2. Data Obyektif
Yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran
Adapun Sumber Data yaitu :
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, Puskesmas, atau Medical Record.
c. Analisa faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah atau lazimnya disebut
dengan etiologi.
Faktor budaya masyarakat
Pengetahuan yang kurang
Sikap masyarakat yang kurang mendukung
Dukungan yang kurang dari pemimpin formal dan informal
Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
Kurangnya fasilitas pendukung masyarakat
Kurang efektifnya pengorganisasian
Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
Faktor finansial
Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan yang kurang efektif
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat yang nyata ( aktual ), resiko / resiko tinggi, dan potensial.
Aktual: dimana karakteristiknya adalah adanya data mayor ( (utama)
sehingga masalah cukup valid untuk diangkat.
Resiko dan Resiko tinggi: dimana karakteristiknya adalah adanya faktor – faktor
dikomunitas yang beresiko.
Potensial / Wellnes / Sejahtera: menggambarkan keadaan sehat dikomunitas.
Diagnosa ini perlu diangkat dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kondisi komunitas yang sudah sehat tersebut dengan kegiatan promotif dan preventif.
Komponen utama diagnosa keperawatan, Yaitu:
a. Problem ( masalah )
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya tidak terjadi, dengan mengacu pada klasifikasi masalah menurut
OMAHA, yaitu :
b. Etiologi ( penyebab )
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan
c. Sign / Siptom ( tanda / gejala )
a) Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
b) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
c) Data – data yang menunjang timbulnya masalah
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal–hal
sebagai berikut :
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun dengan melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok – kelompok yang ada
di masyarakat, Puskesmas / Dinas Kesehatan atau sektor terkait lainnya, yang meliputi
kegiatan :
1. Promotif
a) Pelatihan kader kesehatan
b) Penyuluhan kesehatan / pendidikan kesehatan
c) Standarisasi nutrisi yang baik
d) Penyediaan perumahan
e) Tempat – tempat rekreasi
f) Konseling perkawinan
g) Pendidikan seks dan masalah – masalah genetika
h) Pemeriksaan kesehatan secara periodik
2. Preventif
a) Keselamatan dan kesehatan kerja
b) Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
c) Pemberian nutrisi khusus
d) Pengamanan atau penyimpanan barang, bahan yang berbahaya
e) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
f) Imunisasi khusus pada kelompok khusus
g) Personal higiene dan kesehatan lingkungan
h) Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerja
i) Menghindari dari sumber energi
3. pelayanan langsung
a) Pelayanan kesehatan di Posyandu balita dan lansia
b) Home care
c) Rujukan
d) Pembinaan pada kelompok – kelompok masyarakat
e.evaluasi
Macam-macam evaluasi
Formatif dan sumatif
Input, proses, output
Fokus evaluasi :
1. Relevansi. Apakah program diperlukan? Program yang ada atau baru?
2. Perkembangan atau kemajuan. Apakah pelaksanaan sesuai dengan perencanaan?
Bagaimana staf, fasilitas, dan jumlah peserta?
3. Efisiensi biaya (cost efficiency). Bagaimana biayanya? Apa keuntungan dari program
tersebut?
4. Efektivitas. Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah fokus pada formatif
dan apa hasil jangka pendek yang diperoleh?
5. Impact. Bagaimanakah dampak jangka panjang? Apakah ada perubahan prilaku
dalam 6 minggu, 6 bulan, atau 1 tahun ke depan? Dan apakah status kesehatan
masyarakat meningkat?
Hasil evaluasI :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaiitu :
1. Tujuan tercapai :Apakah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagai :Apakah tujuan tidak tercapai secara maksimal sehingga
perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai :Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali, bahkan timbul masalah
baru. Diperlukan pengkajian secara mendalam apakah terdapat problem dalam
data, analisis, diagnosis, tindakan, dan faktor- faktor yang lain yang tidak sesuai
dan menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
DAFTAR PUSTAKA