Anda di halaman 1dari 6

SERAPAN DAN PENGANGKUTAN AIR

A. Anatomi Akar
Air diserap tanaman atau pohon melalui akar bersama-sama dengan unsur hara
yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman, terutama daun,
melalui pembuluh xilem. Pembuluh xilem pada akar, batang, dan daun merupakan suatu
sistem yang kontinu, berhubungan satu sama lain.

Untuk dapat diserap oleh tanaman, molekul-molekul air harus berada pada
permukaan akar. Dari permukaan akar ini air (Bersama bahan-bahan yang terlarut)
diangkut menuju pembuluh xylem. Lintasan pergerakan air dari permukaan akar menuju
pembuluh xilem ini disebut lintasan radial pergerakan air. Posisi pembuluh xilem
umumnya berdampingan dengan pembuluh floem. Pada waktu jaringan akar
berkembang, sel-sel antara xylem dan floem membentuk cambium vascular yang
menghasilkan jaringan xylem kea rah dalam dan membentuk jaringan floem ke arah luar.

Xylem dan floem dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel yang hidup yang disebut
perisikel. Jaringan vascular dan perisikel membentuk suatu tabung yang disebut stele. Di
sebelah luar stele terdapat sel-sel endodermis. Sel-sel endodermis ini pantas untuk
mendapat perhatian khusus sehubuungan dengan pergerakan air pada lintasan radial,
karena pada bagian dinding radial dan transversalnya terdapat penebalan yang dipadati
oleh suberin yang dikenal sebagai Pita Casparian. Suberlin bersifat sulit ditembus air
sebagaimana halnya dengan lignin dan kutin pada kutila daun. Bagian dinding tangensial
(dinding bagian dalam dan luar yang sejajar dengan permukaan akar) dari sel-sel
endodermis umumnya tidak mengalami penebalan, sehingga masih bias dilewati air.

Pada sebelah luar dari sel-sel endodermis terdapat beberapa lapis sel-sel korteks
yang berukuran relative besar dan berdinding tipis. Dinding sel korteks ini bersifat sangat
permeable, sehingga besar kemungkinan air dari permukaan akar bergerak menuju
pembuluh xilem melalui dinding sel-sel korteks ini.

Lapisan sel yang berada paling luar pada akar adalah sel-sel epidermis. Sel-sel ini
umumnya berbentuk agak pipih. Beberapa sel epidermis membentuk suatu tonjolan yang
Panjang yang dikenal sebagai bulu akar. Bulu-bulu akar ini menyusup di antara partikel-
partikel tanah sehingga memperbesar luas permukaan kontak antara akar dengan tanah.
Hal ini akan lebih memacu penyerapan air oleh akar karena semakin banyak bagian
matrik tanah yang dijangkau oleh akar. Untuk lebih jelasnya penampang melintang akar
dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar Penampang Melintang Akar Tanaman Dikotil

Ujung akar akan tumbuh erus di dalam tanah, sehingga akan memperluas
permukaan kontak antara akar dan tanah, juga memperluas wilayah penjelajahan akar di
dalam tanah. Pada bagian ujung akar terdapat tudung akar yang berfungsi melindungi sel-
sel meristematik pada bagian ujung akar tersebut. Dalam proses pertumbuhan akar,
bagian tudung yang rusak akan diganti kembali oleh aktivitas pembelahan sel pada
bagian meristematik.

Pada bagian meristematik ini sel-sel endodermis dan pembuluh belum terbentuk,
sehingga jaringan pembuluh seolah terbuka pada bagian ujugnya. Ada dugaan bahwa air
masuk ke dalam pembuluh xilem melalui bagian meristematik ini. Tetapi hasil studi
dengan menggunakan zat pewarna dan air bermuatan radioaktif menunjukkan bahwa
masuknya air melalui lintasan ini sangat kecil porsinya. Hal ini disebabkan karena sel-sel
pada bagian meristematik berukuran kecil, tersusun padat, dan dinding selnya sangat
tipis sehingga tahanan terhadap pergerakan air menjadi sangat besar.

B. Konsep Apoplas dan Simplas


Konsep dan istilah apoplast (apoplast) dan simplas (symplast) pertama
diperkenalkan oleh E. Munch dari Jerman pada tahun 1930. Beliau mengemukakan
bahwa dinding sel dari keseluruhan bagian tanaman dan pembuluh xilem dapat dianggap
sebagai suatu sistem tunggal yang disebut sebagai apoplast. Pada dasarnya bagian
apoplast ini merupakan bagian yang “mati” dari tanaman. Kecuali pada bagian Pita
Casparian pada sel-sel endodermis, air (Bersama bahan yang terlarut di dalamnya) dapat
bergerak sepenuhnya pada bagian apoplas ini.
Bagian tanaman lainnya (selain dinding sel dan pembuluh) merupakan bagian
yang hidup dari tanaman. Munch menyebutnya sebagai bagian simplas. Bagian ini
meliputi sitoplasma sel Bersama organel-organel yang terdapat di dalamnya. Bagian
simplas dalam jaringan tanaman merupakan satu kesatuan, karena sitoplasma sel saling
berhubungan satu sama lain dengan adanya celah plasmodermata pada dinding-dinding
sel.
Uraian di atas mengisyaratkan bahwa air Bersama bahan-bahan yang terlarut di
dalamnya, termasuk unsur-unsur hara diangkut pada lintasan radial melalui dinding sel
atau bagian apoplas kecuali pada sel-sel endodermis dimana air bergerak melalui bagian
simplas (masuk ke dalam sitoplasma sel) karena adanya Pita Casparian yang tidak dapat
ditembus air. Berikut Gambar skema lintasan radial pergerakan air pada akar.
C. Pengangkutan Air di dalam Pembuluh Xilem
Jarak vertikal yang harus ditempuh oleh air dari perkaran tanaman atau pohon do
dalam tanah sampai ke daun tanaman pada posisi tertinggi, maka jarak tersebut dapat
mencapai 100 meter atau lebih. Data pada Guiness Book of World Records tahun 1983
mencatat pohon tertinggi adalah pohon Redwood (Sequoia sempervirens) dengan
ketinggian 111,6 meter. Bagaiaman air bias naik sampai ketinggian tersebut?
Teori Tekanan Akar. Pada awalnya, diperkirakan air naik ke bagian atas tanaman
karena adanya tekanan dari akar. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang
tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa,
maka air di dalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar.
Tetapi dari hasil pengukuran yang intensif pada berbagai jenis tanaman, maka besarnya
tekanan tersebut umumnya tidak lebih dari 0,1 MPa (mega pascal). Selain itu tekanan
akar hanya teramati pada kondisi tanah yang berkecukupan air dan kelembaban udara
relative tinggi, atau dengan kata lain pada saat laju transpirasi sangat rendah.
Pada kondisi tanah yang kering dan/atau kelembaban udara rendah, yakni pada
saat laju transpirasi tinggi. Fenomena tekanan akar tidak terlihat. Hal ini disebabkan
karena air di dalam air di dalam pembuluh xilemnya tidak dalam keadaan menerima
tekanan, tetapi sebaliknya sedang mengalami tarikan (tension). Selain itu pada beberapa
spesies tanaman, termasuk jenis-jenis tanaman pohon berdaun jarum (conifer), gejala
tekanan akar tidak terjadi pada kondisi tanah dan lingkungan yang bagaimanapun.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tekanan akar adalah relative rendah dan tidak
terjadi pada semua spesies tanaman dan juga hanya terjadi pada kondisi lingkungan yang
menghambat laju transpirasi. Dengan demikian tekanan akar bukan merupakan
mekanisme yang andal untuk menjelaskan pergerakan vertikal air di dalam pembuluh
xilem.
Teori Kapilaritas. Kapilaritas merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara
permukaan benda padat dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap
bentuk permukaan cairan yang semula datar. Di dalam pipa yang kecil, hal ini
menyebabkan naiknya permukaan cairan. Hal ini disebabkan karena cairan ditarik oleh
dinding bagian dalalm pipa oleh gaya adhesi. Secara visual hal ini terlihat dari bentuk
permukaan cairan (meniscus) di dalam pipa. Tinggi permukaan cairan yang di dalam pipa
kapiler sangat tergantung pada diameter pipa kapiler tersebut.
Teori Sel Pemompa. Pada abad ke-19 diyakini bahwa pergerakan vertikal air dari
akar ke daun adalah karena adanya peranan sel-sel khusus yang berfungsi memompakan
air ke atas. Sel-sel ini diperkirakan berada pada setiap interval jarak tertentu dan pada
posisi yang berurutan secara suksesif. Setiap sel pemompa bertugas memompakan air
sampai pada posisi sel pemompa yang berada di atasnya. Hal ini berlangsung secara
kontinu dari akar sampai ke daun. Tetapi hasil kajian anatomis yang teliti gagal
menemukan keberadaan sel-sel pemompa ini.
Selain itu sekarang telah diketahui bahwa pergerakan vertikal air sebagian besar
melalui bagian yang mati dari tanaman (pembuluh xilem dan dinding sel), bukan melalui
bagian sel-sel yang hidup.
Teori Kohesi. Ada 3 elemen dasar dari teori kohesi untuk menjelaskan pergerakan
vertikal air dalam tubuh tumbuhan, yakni tenaga pendorong (driving force), hidrasi pada
lintasan yang dilaui. Dan gaya kohesi antara molekul air.
Tanaga pendorong untuk pergerakan air adalah perbedaan potensi air antara satu
tempat dengan tempat lainnya, dimana air selalu bergerak dari tempat dengan potensi
air tinggi ke tempat dengan potensi air yang lebih rendah. Untuk kasus pergerakan
vertikal air di dalam tubuh tumbuhan, maka harus dilihat bahwa air bergerak dari dalam
tanah melalui tubuh tumbuhan, menuju atmosfir. Potensi air tanah harus harus lebih
tinggi dari potensi air udara (atmosfir) di sekitar tumbuhan.
Antara molekul air terdapat gaya Tarik-menarik yang disebut sebagai gaya kohesi.
Air di dalam pembuluh xilemsering berada dalam keadaan tertarik (tension). Tenaga
tarikan ini disebabkan oleh proses transpirasi yang berlangsung, serapan air secara
osmotic oleh sel-sel hidup di sekitar pembuluh xilem, dan tenaga hidrasi dari dinding sel.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori yang mampu untuk
menjelaskan pergerakan vertikal air di dalam pembuluh xilem adalah teori kohesi yang
didasarkan atas 3 konsep, yakni adanya perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfir
sebagai tenaga pendorong, adanta tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu
mempertahankan molekul air terhadap gaya gravitasi, dan adanya gaya kohesi antara
molekul air yang menjaga keutuhan kolom air di dalam pembuluh xilem.

Anda mungkin juga menyukai