DISUSUN OLEH :
1.1.Latar belakang
Eritropoiesis merupakan proses yang diregulasi ketat melalui kendali umpan balik.
Pembentukan eritrosit dihambat oleh kadar hemoglobin diatas normal dan dirangsang
oleh keadaan anemia dan hipoksia. Eritropoiesis pada masa awal janin terjadi
dalam yolk sac, pada bulan kedua kehamilan eritropoiesis berpindah ke liver dan saat
bayi lahir eritropoiesis di liver berhenti dan pusat pembentukan eritrosit berpindah ke
sumsum tulang (Williams, 2007).
Oleh karena itu dalam makalah ini kami sebagai penulis akan membahas bagaimana
proses pembentukan eritrosit, organ apa saja yang teribat didalamnya, apa saja bahan
yang diperlukan untuk membentuk eritrosit, bagaimana struktur eritrosit dan
bagaimana proses daur hidup eritrosit.
1.2.Tujuan
Kegiatan pembuatan makalah ini dilakukan untuk menunjang dan menambah
pengetahuan tentang bagaimana proses pembentukan eritrosit, organ apa saja yang
teribat didalamnya, apa saja bahan yang diperlukan untuk membentuk eritrosit,
bagaimana struktur eritrosit dan bagaimana proses daur hidup eritrosit. Setelah
pembuatan dan pembahasan makalah ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui
gambaran dan bagaimana proses pembentukan eritrosit, Menambah ilmu pengetahuan
pada materi Hematologi dan khususnya tentang Eritropoiesis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Eritropoiesis
Proses pembentukan eritrosit yang disebut sebagai eritropoiesis merupakan
proses yang diregulasi ketat melalui kendali umpan balik. Pembentukan eritrosit
dihambat oleh kadar hemoglobin diatas normal dan dirangsang oleh keadaan anemia
dan hipoksia. Eritropoiesis pada masa awal janin terjadi dalam yolk sac, pada bulan
kedua kehamilan eritropoiesis berpindah ke liver dan saat bayi lahir eritropoiesis
di liver berhenti dan pusat pembentukan eritrosit berpindah ke sumsum tulang
(Williams, 2007).
Pada masa anak-anak dan remaja semua sumsum tulang terlibat dalam
hematopoiesis, namun pada usia dewasa hanya tulang-tulang tertentu seperti tulang
panggul, sternum, vertebra, costa, ujung proksimal femur dan beberapa tulang lain
yang terlibat eritropoiesis. Bahkan pada tulang-tulang seperti disebut diatas beberapa
bagiannya terdiri dari jaringan adiposit. Pada periode stress hematopoietik tubuh
dapat melakukan reaktivasi pada limpa, hepar dan sumsum berisi lemak untuk
memproduksi sel darah, keadaan ini disebut sebagai hematopoiesis ekstramedular
(Munker, 2006).
Dari gambar di atas kita dapat mengetahui berapa lama proses yang
diperlukan untuk membuat sel eritrosit matang. Dari Stem Cell menjadi sel Rubrisit
terjadi selama 10-13 hari, dan dari Rubrisit ke retikulosit selama 8-11 hari, kemudian
dari retikulosit berubah menjadi sel eritrosit membutuhkan waktu selama 1-2 hari.
Berikut adalah penjabaran lebih lengkap mengenai ciri-ciri sel yang ada dalam proses
eritropoiesis :
2.4.1 Rubiblast / Pronormoblast / Proeritroblast
Memiliki ciri-ciri sel sebagai berikut :
a. Bentuknya Ireguler
b. Ukurannya 2-3 x eritrosit (12 - 21 u)
c. Sel termuda dalam sel eritrosit
d. Berinti bulat atau oval, menempati 85 – 90 % bagian sel.
e. Warnanya tidak teratur, tampak agregasi kromatin, dikelilingi oleh “halo”
yang tipis yang kadang sulit dilihat.
f. Anak inti dan kromatin yang halus. sitoplasma biru tua, dengan inti di
tengah dan nukleoli, serta kromatin yang sedikit menggumpal.
2.4.2 Prorubrisit / Normoblast Basophilik / Eritoblas Basophilik
Memiliki ciri-ciri sel sebagai berikut :
a. Bentuknya Irreguler
b. Ukurannya sedikit lebih kecil dari rubliblast ( 12 – 18 u)
c. Berinti besar dengan benang kromatin tampak jelas dengan warna gelap,
sering tersusun seperti terali sepeda.
d. Sitoplasmanya menempati 60 – 70 % bagian sel, lebih banyak tetapi lebih
kurang basophilik daripada rubriblast.