Menyimak Presentasi Kelompok 2, 3, 4 dan 5 serta Diskusi Sipejar
A. Materi yang Sudah Dipahami
KTSP merupakan kurikulum operasional yang dirancang dan diterapkan
oleh seluruh lembaga pendidikan di tanah air. Aturan mengenai KTSP tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003. Undang-undang tersebut merinci KTSP sebagai standar nasional pendidikan. Undang-undang tersebut juga menjelaskan bagaimana mengembangkan dan menyusun KTSP di bawah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI). BNSP atau Badan Standar Nasional Pendidikan juga menerbitkan panduan rinci untuk mempersiapkan KTSP ini di tahun yang sama. KTSP terdesentralisasi. Artinya, keputusan yang dibuat dalam kurikulum dibuat oleh pemerintah daerah atau sekolah itu sendiri, bukan oleh pemerintah pusat. Tentunya aturan yang ditetapkan harus mengacu pada pedoman BSNP.
Enam tahun setelah standar pendidikan dalam negeri, KTSP digantikan
oleh K13 mulai 2013. Pada tahun 2013, tidak semua sekolah menggunakan kurikulum ini. Beberapa sekolah hanya bekerja sebagai contoh. Tidak semua kelas masuk dalam kurikulum 2013 di beberapa sekolah rintisan tersebut. Untuk sekolah dasar, pilot hanya mencakup kelas 1 dan 4. Sementara itu, SMP kelas 7 dan SMA yang termasuk dalam program percontohan terdaftar di kelas 10 dan 11. Selama periode percontohan, hanya sekitar 6.326 sekolah yang terdaftar di sekolah percontohan. Namun, fase percontohan ini sangat sukses. Terakhir, K13 akan diterapkan di seluruh negeri. K13 memiliki empat fitur evaluasi kelas yang memudahkan guru untuk menilai siswanya. Aspek evaluasi meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap siswa, dan akhirnya perilaku.
Perbedaan Kurikulum KTSP dan K13 adalah sebagai berikut:
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006, standar isi ditetapkan terlebih dahulu di KTSP, kemudian standar kompetensi lulusan atau SKL. Di K13, standar isi atau SI dibuat setelah standar kompetensi lulusan ditetapkan. Namun, masih berupa kerangka kurikulum dasar. Hal ini diatur dalam Permendikbud No. 54 Tahun 2013. Dalam KTSP, pengetahuan lebih diutamakan daripada keterampilan lainnya. Sedangkan di K13, kemampuan lulusan dilihat dari aspek soft skill dan hard skill. Kedua keterampilan tersebut meliputi keterampilan, sikap, dan pengetahuan. Dalam KTSP, proses pembelajaran dilakukan dengan sistem penyempurnaan, penelitian, dan verifikasi lanjutan. Pada K13, proses pembelajaran di suatu lembaga dilakukan melalui sistem atau pendekatan pendekatan saintifik yang memiliki aspek observasi, pengolahan, menanya, penyajian, menalar, dan kreasi. Di KTSP, penilaian hanya didasarkan pada pengetahuan. Sedangkan pada K13, penilaian dilakukan dengan mengukur semua kemampuan. Di KTSP, setiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang berbeda. Di K13, semua materi pembelajaran diajarkan dengan pendekatan saintifik: observasi, tanya jawab, eksperimentasi, penalaran.
6. Discovery learning merupakan model pembelajaran yang
melibatkan kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Pembelajaran discovery learning cenderung meminta siswa melakukan observasi, eksperimen atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut. Setelah melakukan persiapan, maka prosedurnya adalah stimulation , problem statement , data collection , data processing , verification , menarik kesimpulan . Terdapat kelebihan dari model pembelajaran discovery learning, diantaranya yaitu membantu siswa mengembangkan dan memperbanyak keterampilan dan proses kognitif siswa, discovery learning lebih realistik serta mempunyai makna dan discovery learning banyak memberikan kesempatan langsung kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Penerapan model discovery learning sangat membantu dalam upaya guru meningkatkan hasil belajar siswa. Model ini juga membantu dalam meningkatkan keaktifan guru dan siswa, kepercayaan diri siswa, dan kemampuan bekerja mandiri dalam pemecahan masalah. 7. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry), merupakan suatu model pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan penyelidikan dan menjelaskan hubungan antara objek dan peristiwa. Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) mempunyai karakteristik berupa mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik melalui observasi spesifik, mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran, peserta didik berusaha untuk membangun pola yang bermakna dari hasil observasi, kelas berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran, dan guru memotivasi semua peserta didik. Sehingga pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan membuat siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. 8. Pada pembelajaran dengan inkuiri terstruktur, guru harus mengemukakan masalah pada siswa untuk diselidiki dan juga prosedur dan alat-alat yang digunakan, tetapi guru tidak memberi tahu hasilnya. Memandu siswa dalam penemuan-penemuan yang spesifik dan menyediakan pengalaman sebagai basis pembelajaran bersama. Metode inkuiri terstruktur memberikan peluang murid untuk berinteraksi aktif. Dalam melakukan pengamatan murid bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut. Melalui penerapan metode inkuiri terstruktur murid dapat mengkonstruksi pemahaman dan keterkaitan antara materi yang dipelajarinya dengan dunia nyata yang dihadapinya. 9. Model Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media pembelajarannya. Tujuan utama dari model pembelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah proyek. Adapun prinsip-prinsip pembelajaran model Project Based Learning yaitu pembelajaran berfokus kepada siswa, pengerjaan proyek berdasarkan tema atau topik yang sudah sepakati, analisis atau percobaan dilakukan secara autentik, adanya kurikulum atau rancangan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa, responsibility yaitu memusatkan pada respon siswa, realisme yaitu aktivitas siswa dipusatkan kepada tugas yang sama seperti keadaan yang sebenarnya, active learning yaitu menimbulkan isu yang berujung pada pertanyaan dan kemauan siswa, terjadinya umpan balik, adanya keterampilan umum, driving questions yaitu memusatkan kepada pertanyaan, constructive investigation yaitu proyek harus relevan dengan pemahaman siswa, dan Autonomy yaitu proyek dapat membuat kegiatan siswa menjadi lebih berharga. Sedangkan langkah-langkah dalam penerapan Project Based Learning antara lain dimulai dari pertanyaan esensial, perencanaan poyek, penyusunan jadwal, monitor/pengawasan proyek, penilaian proyek, dan refleksi/evaluasi. Pembelajaran model Project Based Learning mempunyai beberapa manfaat bagi siswa maupun guru. Manfaat PjBL bagi siswa yaitu meningkatkan kemampuan dalam belajar, memahami isi konten lebih mendalam , dapat belajar mengatasi masalah yang ada pada kehidupan sehari- hari, membangun rasa percaya diri, dan memunculkan ide-ide dari dalam dirinya dan mengkomunikasikannya. Sedangkan bagi guru manfaat dari pembelajaran PjBL yaitu menjadikan suasana dalam mengajar lebih menyenangkan, lebih mudah berinteraksi dan dekat dengan siswa, meringankan kerja karena pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Pembelajaran model Project Based Learning memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya.
B. Materi yang Telah Dipelajari
Materi yang telah saya pelajari adalah mengenai kurikulum yang
digunakan di Indonesia. Kurikulum yang digunakan dan yang telah saya ketahui adalah kurikulum KTSP 2006, Kurikulum K13, Kurikulum K13 revisi. Untuk kurikulum baru yaitu Kurikulum Prototype saya masih baru mengetahui karena baru dilaksanakan di tahun 2021 kemarin. Kurikulum prototype merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum ini menut saya baik untuk digunakan agar peserta didik lebih memahami teori dengan baik serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui pembuatan proyek dan praktikum.
C. Materi yang Belum Dipahami
Materi yang belum saya pahami adalah mengenai perbandingan
antara K13 dengan Kurikulum Prototype jika dilihat dari penerapannya dalam pembelajaran hybrid seperti sekarang ini.
D. Solusi dan Strategi Belajar Selanjutnya
1. Mencermati penjelasan dan pengarahan yang disampaikan oleh
dosen dengan baik dan seksama. 2. Mengerjakan tagihan tugas dengan baik agar dapat maksimal. 3. Tidak segan bertanya kepada dosen pengampu ketika ada materi yang belum dipahami. 4. Mencari referensi lain jika dirasa referensi yang diberikan dosen kurang lengkap dan kurang mudah dipahami. 5. Berdiskusi dengan teman untuk mendapatkan pandangan atau pengetahuan baru yang masih belum dipahami.