Anda di halaman 1dari 7

Pertanyaan Askep Gadar

1. Mengapa pasien DM mulutnya bau aseton?


2. Mengapa tekanan darah pasien DM dibawah batas normal?
3. Mengapa frekuensi pernafasan pasien diatas batas normal?
4. Bagaimana upaya mengurangi resiko timbulnya komplikasi penyakit DM?
5. Apa saja factor resiko terjadinya DM ?
6. Apa gejala awal yang dialami oleh pasien penderita DM?
7. Bagaimana cara menjaga kadar glukosa darah pada pasien DM agar tetap dibatas normal?
8. Bagaimana cara pasien DM menjaga pola makannya sehari-hari?
9. Mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin?
10. Dampak apa yang ditimbulkan pasien DM jika jarang control?
11. Bagaimana pasien dengan diabetes tahu bahwa penyakit mereka terkontrol dengan baik?
12. Apakah penyakit menurun diabetes dapat dikendalikan atau dicegah?
13. Apa tujuan dari pengobatan diabetes dan pemberian obat kepada penderita diabetes
melalui apa saja?
14. Mengapa pasien DM tersebut mengalami penurunan kesadaran/tidak sadar ?
15. Apakah pemeriksaan yang paling spesifik untuk mengetahui pengontrolan kadar glukosa
darah pasien diabetes?
Jawaban dari pertanyaan

1. Penyakit DM menyebabkan pembakaran lemak lebih sering terjadi sehingga


meningkatkan kadar keton di dalam darah. Kadar keton yang tinggi akan menimbulkan
bau mulut pada penderita DM. pasalnya dalam kadar berlebih keton bisa menjadi racun
untuk tubuh sehingga beresiko mengarah pada komplikasi ketoasidosis diabetik

Referensi : alfiando,Aditya nur. 2015. Analisa penderita diabetes melitus melalui bau
mulut dengan menggunakan electronic nose. Yogyakarta : Perpustkaan universitas gadjah
mada
Link :
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/93745#
2. Pada pasien diabetes melitus, pasien mengalami gangguan neuropati yang dapat
menyebabkan gangguan pada saraf yang mengirim sinyal untuk pengaturan tekanan
darah.
Referensi : Mardiyantoro, Fredy dkk. 2021. Panduan Kegawatdaruratan Untuk Dokter
Gigi. Malang: UB Press.
Link: https://books.google.co.id/books?
id=zXtEEAAAQBAJ&pg=PA58&dq=diabetes+hipotensi&hl=id&newbks=1&newbks_r
edir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiIn4H7hcj5AhVj0
3MBHbs6BYsQ6AF6BAgDEAM#v=onepage&q=diabetes%20hipotensi&f=false)
3.
4. Untuk mengurangi resiko penyakit diabetes, baik itu tipe 1 atau tipe 2 ada beberapa cara
yang dapat dilakukan yaitu :
 Menerapkan pola makan sehat
 Menjalani olahraga secara rutin
 Menjaga berat badan ideal
 Mengelola stress dengan baik
 Melakukan pengecekan gula darah secara rutin

Link : Cho, et al. (2018). IDF Diabetes Atlas: Global Estimates of Diabetes
Prevalence for 2017 and Projections for 2045. Diabetes Research and Clinical
Practice. 138, pp. 271-281.

https://www.alodokter.com/ketahui-cara-mencegah-diabetes-yang-tepat-di-sini

Jacobsen, L.M., Haller, M.J., & Schatz, D.A. (2018). Understanding Pre-Type 1
Diabetes: The Key to Prevention. Frontiers in Endocrinology. 9, pp. 70.

Centers for Disease Control and Prevention (2021). Diabetes. Type 1 Diabetes.

5. Faktor resiko terjadinya DM :


a. Usia
Semakin tua usia seseorang maka prevalensi mengalami diabetes semakin tinggi juga
b. Riwayat keluarga
Seseorang dengan riwayat DM sksn lebih besar beresiko mengalami DM
dibandingkan dengan yang tidak memiiki riwayat keluarga DM. DM merupakan
salah satu tipe penyakit dengan garis keturunan. Jika salah satu orang tuanya
mempunya riwayat penyakit DM maka kemungkinan seorang anak keturunannya
akan memiliki riwayat yang sama sebesar 15% dan jika kedua orang tuannya
mengalami DM maka resiko anak memiliki keturunan riwayat penyakit DM sebesar
75% (trisnawati&setyorogo,2013)
c. Aktivitasi fisik
d. Seseorang yang tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup, lebih besar sebelas kali
kemungkinan dapat mengalami DM dibandingkan dengan seseorang yang melakukan
aktivitas fisik yang cukup dengan nilai signifikasi 0,009 ( Purnama & Sari, 2019 )

Referensi : Fitriani Nasution, dkk. 2021. Factor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus.
Vol.9 (2). Hal 98-100.
6. Gejala awal penderita DM :
1) Meningkatkan frekuensi buang air kecil
Karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba mengeluarkan
glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya, penderita jadi lebih sering kencing daripada
orang normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing sehari. Ini berlanjut
bahkan di malam hari. Penderita terbangun beberapa kali untuk buang air kecil. Itu
pertanda ginjal berusaha singkirkan semua glukosa ekstra dalam darah.
2) Rasa haus berlebihan
Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, penderita merasa haus
dan butuhkan banyak air. Rasa haus yang berlebihan berarti tubuh Anda mencoba
mengisi kembali cairan yang hilang itu
3) Penurunan berat badan
Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang
cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang digunakan
sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber alternatif bahan
bakar.
4) Kelaparan
Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya. Ketika kadar gula
darah merosot, tubuh mengira belum diberi makan dan lebih menginginkan glukosa
yang dibutuhkan sel.
5) Kulit jadi bermasalah
Kulit gatal, mungkin akibat kulit kering seringkali bisa menjadi tanda peringatan
diabetes, seperti juga kondisi kulit lainnya, misalnya kulit jadi gelap di sekitar daerah
leher atau ketiak.
6) Penyembuhan lambat
Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda diabetes
lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami kerusakan akibat
glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri.
Diabetes mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang melakukan
perjalanan ke lokasi cedera dan membantu pembuluh darah sembuhkan luka.
7) Infeksi jamur
Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi. Hal itu berarti meningkatkan
kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang paling umum adalah candida
dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri tumbuh subur di lingkungan yang kaya
akan gula.
8) Kesemutan atau mati rasa
Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersamaan dengan rasa sakit yang
membakar atau bengkak, adalah tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh diabetes.
Masih seperti penglihatan, jika kadar gula darah dibiarkan merajalela terlalu lama,
kerusakan saraf bisa menjadi permanen.

Referensi : P2PTM Kemenkes RI. http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/tanda-dan-


gejala-diabetes
7. Bagaimana cara mejaga kadar glukosa darah :
a. Dengan cara melakukan diet rendah karbohidrat
b. Mengurangi asupan gula
c. Jaga berat badan yang sehat serta lebih banyak mengkonsumsi makanan yang berserat
dan konsumsi air putih yang cukup

Link : https://health.kompas.com/read/2021/02/21/060400368/10-cara-mengontrol-gula-
darah-tetap-stabil-yang-baik-dilakukan?page=all

8.
9. Karena untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh penderita diabetes agar tetap
normal ataupun mendekati angka normal.
Pemeriksaan menjadi penting, karena dengan demikian, penyakit diabetes melitus
dapat segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Sehingga pasien penderita, dapat
meminimalisir risiko kematian atau berbagai macam kondisi yang tidak diinginkan.
Mengontrol diabetes berarti menjaga kadar gula darah sedekat mungkin dengan
normal. Obat diabetes anak Anda (seperti insulin), makanan, dan tingkat aktivitas harus
seimbang untuk menjaga kadar gula darah tetap terkendali. Jika salah satu dari ini tidak
aktif, kadar gula darah juga akan turun.
Terlalu banyak atau kekurangan gula dalam aliran darah dapat menyebabkan
masalah jangka pendek yang harus segera ditangani, seperti hipoglikemia, hiperglikemia,
atau ketoasidosis diabetik. Terlalu banyak gula dalam aliran darah juga dapat
menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jaringan tubuh. Misalnya, dapat
membahayakan organ vital, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke,
penyakit ginjal, masalah penglihatan, dan masalah saraf.
Kondisi tersebut biasanya tidak memengaruhi anak-anak atau remaja yang baru
menderita diabetes selama beberapa tahun. Tetapi kondisi tersebut dapat terjadi pada
orang dewasa dengan diabetes, terutama jika mereka tidak mengelola atau mengontrol
diabetes dengan benar. Anak-anak dengan diabetes yang tidak mengontrol kadar gula
darah mungkin juga berisiko memiliki masalah pertumbuhan dan perkembangan. Mereka
bahkan mungkin mengalami keterlambatan saat pubertas dimulai.

Referensi : UPK Kemenkes RI.


Link : Pentingnya Cek Gula Darah Sejak Dini (kemkes.go.id) dan LinkSehat - Teman
Hidup Sehat Anda
10.
11.
12. Meski penyakit turunan,bukan berarti diabetes tidak dapat dicegah.faktor lingkungan
ternyata lebih berpengaruh pada prevalensi diabetes dibandingkan faktor genetik.
Link : https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/07/182900823/diabetes-penyakit-
turunan-mungkinkah-bisa-dicegah-?page=all
13. Pengobatan pada penderita diabetes bertujuan untuk menjaga tingkat gula darah agar
sebaik mungkin mendekati normal. Obat – obatan untuk diabetes harus diresepkan hanya
oleh penyedia layanan Kesehatan. Sealin mengambil obat - obatan melalui mulut, obat
injeksi juga dapat digunakan yaitu berupa suntik insulin. Namun ada juga obat-obatan
non insulin yang disuntikan. Insulin adalah wajib bagi orang-orang dengan diabetes tipe
1. Diabetes tipe 2 biasanya diobati dengan obat-obatan oral tapi tuntikan insulin dapat
diberikan jika obat-obatan oral tidak memadai untuk mengontrol tingkat gula darah.
Pengobatan tergantung pada jenis diabetes, komplikasi, adanya factor risiko lain,dengan
masalah Kesehatan lainnya yang aktif, usia dan Kesehatan secara umum pada diagnosis.
Untuk pengobatan berhasil, pasien harus hati-hati dalam mengelola diet, aktifitas secara
fisik, minum obat oral atau insulin secara teratur.

Referensi : P2PTM Kemenkes RI.


Link : http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/11/Tanya-Jawab-Seputar-Diabetes-1.pdf
14.
15. Pemeriksaan HbA1C awalnya pemeriksaan ini dilakukan khusus untuk orang yang sudah
didiagnosa DM, namun menurut pedoman PERKENI terbaru, HbA1C dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis DM.
Link : https://www.sehatq.com/tindakan-medis/pemeriksaan-diabetes

Anda mungkin juga menyukai