Anda di halaman 1dari 5

MODUL 5

KEGAWATDARURATAN

Skenario 5

Bang Jo Gawat Darurat Bang Jo berusia 28 tahun datang ke RSGM Unand dengan keluhan nyeri pada
bagian wajah dan pipinya. Nyeri dirasakan tajam dan tidak tau sumbernya dari mana. Dokter gigi
melakukan pemeriksaan dan dinyatakan Bang Jo menderita orofacial pain. Pemeriksaan intraoral
ditemukan gigi 46 karies profunda. Dokter gigi melakukan tata laksana nyeri yang diderita Bang Jo dan
menyarankan untuk dilakukan ekstraksi gigi 46 setelah nyeri sembuh. Satu bulan kemudian Bang Jo
datang untuk melakukan pencabutan gigi dan menyampaikan bahwa ada riwayat perdarahan pasca
pencabutan gigi sebelumnya sehingga pada saat itu dilakukan penjahitan untuk menghentikan
perdarahannya. Berdasarkan hasil pemeriksaan subjektif dan objektif, gigi 46 dapat dilakukan ekstraksi.
Dokter gigi melakukan anestesi dengaan lidokain 2% dan sesaat setelah anestesi dilakukan Bang Jo
mengalami gejala syncope kemudian tidak sadarkan diri, nadi karotis tidak teraba. Kondisi tersebut
disadari oleh dokter sebagai cardiac arrest sehingga segera dilakukan basic life support dan
mengevaluasi kesadaran Bang Jo.

Bagaiman Saudara menjelaskan kasus diatas?

 Tatalaksana Basic Life Support : prinsip C-AB rekomendasi AHA (American Heart Association)
2015-2021
 Tatalaksana sinkop (posisi pasien trendelenburg) dan anaphilactic shock
 Tata laksana nyeri oromaksilofasial
 Tatalaksana kontrol perdarahan
 Klsifikasi tingkat kesadaran

1. Nyeri orofasial yang didefinisikan sebagai segala jenis nyeri yang terjadi pada area
rongga mulut, wajah maupun leher (de Leeuw & Klasser, 2013), merupakan salah satu
penyebab utama mengapa pasien datang ke dokter gigi untuk melakukan perawatan

2. Syncope adalah kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh yang tiba-tiba dan bersifat
sementara,konsekuensi terjadi pemulihan sepontan. Kehilangan kesadaran tersebut terjadi
akibat penurunan aliran darah ke otak dan akan membaik tanpa memmbutuhkan terapi kimiawi
maupun elektrik

3. Arteri karotis adalah sepasang pembuluh darah yang terletak di bagian dalam leher


yang mengantarkan darah ke otak dan kepala.
4. Henti jantung atau cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk
mempertahankan sirkulasi normal darah untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ
vital lainnya akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.

5. Bantuan Hidup Dasar adalah Serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan
dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung
(cardiacarrest).

Rm

1. Apa saja etiologi orofasial pain?


2. Bagaimana tatalaksana jika terjadi perdarahan pasca ekstraksi?
3. Apa penyebab seseorang kehilangan kesadaran?
4. Bagaimana tatalaksana pasien yang mengalami gejala syncope
5. Apa saja klasifikasi tingkat kesadaran ?

 Apa saja etiologi orofasial pain?


karena adanya kerusakan pada gigi, adanya trauma pada wajah, ataupun nyeri yang dihasilkan
karena adanya kanker rongga mulut. Sedangkan untuk durasi, keluhan nyeri orofasial dapat
diklasi fi kasikan menjadi nyeri orofasial akut atau nyeri orofasial kronis.

 Bagaimana tatalaksana jika terjadi perdarahan pasca ekstraksi?


Bila perdarahan pasca ekstraksi terjadi karena faktor lokal, sebagai seorang dokter gigi kita harus
mampu mengatasinya dengan baik. Prinsip-prinsip penatalaksanaan perdarahan pasca ekstraksi
karena faktorfaktor lokal adalah dengan melakukan penekanan atau penjahitan yang baik, dan
apabila diperlukan dengan pemberian obat-obatan hemostatic agent baik lokal maupun
sistemik.
Bila perdarahan belum juga berhenti, dapat kita lakukan penjahitan pada soket gigi yang
mengalami perdarahan tersebut. Teknik penjahitan yang kita gunakan adalah teknik matras
horizontal dimana jahitan ini bersifat kompresif pada tepi-tepi luka. Benang jahit yang
digunakan umumnya adalah silk 3.0, vicryl® 3.0, dan catgut 3.0. perdarahan yang sangat deras
misalnya pada terpotongnya arteri, maka kita lakukan klem dengan hemostat lalu lakukan ligasi,
yaitu mengikat pembuluh darah dengan benang atau dengan kauterisasi. Pada perdarahan yang
masif dan tidak berhenti, tetap bersikap tenang dan siapkan segera hemostatic agent seperti
asam traneksamat. Injeksikan asam traneksamat secara intravena atau intra muskuler.
 Apa penyebab seseorang mengalami syncope?
-faktor fisik antara lain rasa lapar yaitu sutatu keadaan dimana penderita kekeurangan asupan
makanan, biasa dikarenakan tidak sarapan saat pagi hari, keadaan fisik yang jelek yaitu dimana
penderita mengalami kecapekan atau mempunyai riwayat penyakit misalnya lemah jantung.
------Faktor lingkungan adalah suatu keadaan dimana penderita itu berada meliputi lingkungan
yang panas yaitu keadaan dimana penderita mengalami karena penderita terpapar matahari
secara langsung
 Bagaimana tatalaksana pasien yang mengalami gejala syncope
Seseorang yang mengalami syncope dapat diatasi dengan cara sederhana yang bisa dilakukan
oleh orang awam misalnya guru, siswa, dan remaja. Pasien dibaringkan dengan kaki ditinggikan
untuk memperlancar aliran darah ke otak, jaga aliran darah disekitar cukup baik, dan longgarkan
pakaianya. Pasien yang kemudian terlihat sadar langsung diberikan minuman manis untuk
meningkatkan kadar gula darahnya, jika seseorang mengalami kehilangan kesadaran dan belum
siuman, segera lakukan pertolongan pertama dan bawa kerumah sakit (Smith, 2006). Penderita
dibaringkan mendatar merupakan satu-satunya cara untuk mengembalikan kesadaran
penderita. Mengangkat kaki dapat mempercepat pemulihan karena bisa meningkatkan aliran
darah ke jantung dan otak. Jika penderita terlalu cepat untuk duduk atau berdiri dapat terjadi
epeisode pingsan lain. Pada orang yang tidak memiliki penyakit jantung, pingsan biasanya tidak
terlalu serius, dan jarang diperlukan pemeriksaan diagnostik maupun pengobatan yang lebih
lanjut
 Apa saja klasifikasi tingkat kesadaran ?

 Composmentis, yaitu kondisi seseorang yang sadar sepenuhnya, baik


terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya dan dapat menjawab
pertanyaan yang ditanyakan pemeriksa dengan baik.
 Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh tak acuh
terhadap lingkungannya.
 Delirium, yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan gerakan,
siklus tidur bangun yang terganggu dan tampak gaduh gelisah, kacau,
disorientasi serta meronta-ronta.
 Somnolen yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun masih
dapat sadar bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti akan tertidur
kembali.
 Sopor, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam, namun
masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya
rangsang nyeri, tetapi tidak terbangun sempurna dan tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan baik.
 Semi-coma yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons
terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali, respons
terhadap rangsang nyeri hanya sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil
masih baik.
 Coma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, memberikan
respons terhadap pertanyaan, tidak ada gerakan, dan tidak ada respons
terhadap rangsang nyeri.
skema

LAKI – KALI 28
TAHUN

CC: nyeri pada


bagian wajah dan
pipi

Anamnesis : Nyeri
dirasakan tajam dan Anamnesis + P. klinis
Karies profunda
tidak tau sumbernya : orofasial pain
dari mana

Ekstraksi

Anastesi Perdarahan

syncope Tatakalsana

Basic life support

Anda mungkin juga menyukai