250
pENDEKATAN KLINIS Papa pasiEN IKTERUS
All Sulaiman
pNDAHULUAN
si alah perubahan warna kulit,sklera mata atau
pinganlainaya (membran mukosa) yang menjadt
jig tena pewarnaan oleh bilirubin yang meningeat
jesenvasinya dalam sirkulasi darah, Bilirubin dibentu
tapi tbat pemecohan cincin hem, biasanya sebagai
aiat metabolisme sel darah merah, Kata ikterus
jndice)berasal dari kata Perancis jaune yang berarti
ising Merus sebaiknya diperiksa di bawah cahaya terang
seghat, dengan melihatsklera mata, Iterus yang ringan
‘at dihat paling awal pada sklera mata, dan kalau ini
tej konsentrasi bilirubin sudah berkisar antara 2-2.5
gi (4sampai 43 umol/L) Jikaikterus sudab jelas dapat
diat dengan nyata maka bilirubin mungkin sebenarnya
sh mencapai angka 7 mg%,
PATOFISIOLOGI
fenbagian terdahulu mengenai tahapan metabolisme
biimbin yang berlangsung dalam 3 fase; prehepatik,
ittahepatik, dan pascahepatik masih relevan, walaupun
peiukan penjelasan akan adanya fase tambahan dalam
tapan metabolisme bilirubin, Pembagian yang baru
‘tranbahkan 2 fase lagi sehingga tahapan metabolisme
Uinnbin menjadi § fase. yaitu fase 1), Pembentukan
%inkin 2) Transpor plasma, 3) Liver uptake,4).Konjugasi,
5. Ekskes biler,
‘ePrahepatik
Penbentukan Bilirubin, Sekitar 250 sampai 350
a bilirubin atau sekitar 4 mg per kg berat badan
‘sbentuk setiap harinya; 70-80% berasal dari
Femecahan sel darah merah yang matang. Sedangkan
“Sinya 20-30% (early labelled bilirubin) datang dari
protein hem lainnya yang berada terutama di dalam
sumsum tulang dan hati. Sebagian dari protein hem
dipecah menjadi besi dan produk antara biliverdin
dengan perantaraan enzim hemeoksigenase, Enzim
lain, biliverdin reduktase, mengubah biliverdin
‘menjadi bilirubin, Tahapan ini terjadi terutama dalam
sel sistem retikuloendotelial (mononuklrfagositosis).
Peningkatan hemolsis sel darah merah merupakan
Penyebab utama peningkatan pembentukan bilirubin,
Pembentukan early labelled bilirubin meningkat pada
beberapa kelainan dengan eritropoiesis yang tidak
efektif namun secara klinis kurang penting
2, Transport plasma. Bilirubin tidak larut dalam air,
karenanya bilirubin tak terkonjugasi ini transportnya
dalam plasma terikat dengan albumin dan tidak dapat.
‘melalui membran glomerulus, karenanya tidak muncul
dalam air seni, tkatan melemah dalam beberapa
keadaan seperti asidosis, dan beberapa bahan seperti
antibiotika tertentu, salisilat berlomba pada tempat
ikatan dengan albumin,
Fase Intrahepatik.
1. Liver uptake. Proses pengambilan bilirubin tak tet-
konjugasileh hati secararinci dan pentingnya protein
pengikat seperti ligandin atau protein Y, belum jel.
Pengambilan bilirubin melalui transport yang aktifdan
beyjalan cepat, namun tidak termasuk pengambilan
albumin, ;
2. Konjugasi. Bilirubin bebas yang terkonsentrasi
dalam sel hati mengalami konjugasi dengan asam
dlukuronik membentuk bilirubin diglukuronida atau
bilirubin konjugasi atau bilirubin direk, Reaksi
yang dikatalisasi oleh enzim mikrosomal glukuronil-
transferase menghasilkan bilirubin yang larut
air, Dalam beberapa keadaan reaksi ini hanya
menghasilkan bilirubin monoglukuronids, dengan
1935—
Scanned with CamScanner1936
bagian asam glukuronik kedua ditambahkan dalam
saluran empedu melall sistem enzim yang berbeds,
‘namun reaks! in tidak dianggap fisiologlk. Bilirubin
‘ronjugasilainnyaselaindiglukuroni juga terbentuk
‘namun kegunaannya tidak jelas,
Fase Pascahepatik
Exskrei
lirubin. Bilirubin konjugasi dikeluarkan ke
‘organik
dapat mempengaruhi proses yang
Im usus flora bakteri men‘dekonjugasi
dalam kanalikulus bersama bahan lainnya, A
lainnya atau obat
Kompleks ini Di dalar
Ginjal dapat
ronida tetapi tidak bilirubin
*nerangkan warna air seni yang
angguan hepatoselular atau
ilrubin tak terkonjugasi bersifat
Wun larut dalam lemak, Karenanya
‘dapat melewati barier darah-otak
lasenta, Dalam sel hat, bilirubin
alami proses konjugasi dengan
‘uronltransferase dan larut dalam
unkonjugasi. Hal ini mer
Selap yang khas pada
kolestasis intrahepatk. Bi
tidak larut dalam air nam
bilirubin tak terkonjugasi
atau masuk ke dalam pl
tak terkonjugasi meng
ula melalui enaim glu
empedu cai,
PENYAKIT Gal
NGGUAN METABOLISME
BILIRUBIN
1. Hiperbitrubinemia tak terkonjugasi
2. Hiperbilrubinemia konjugasi
‘memetabolisme kelebihan bil
‘namun peningkatan
konsentrasi bilirubin pada keaday
"an hemolisis dapat
Sindrom Gilbert,
biperbilirubinemia indicek (tak ter
Gangguan
yang bermakna adalah
rkonjugasi
i, yang merjod
menetap,
3-5% pen
a,
da dengan keluhan tidak spesing
bentuk gnetta yong past be Lm cp en
Patogenesisnya belum dapat: pashan Adany, nt
(defek) yang kompleks dalam proses reget
biirvin dari plasma yang beriuktuas antag _
(34-86 umol/) yang cenderung naik dengan be
dan keadaan stres lainnya,
karenanya mungh =
dengan sindrom Crigler-Nafjartipe I, Banyal, ta
mempunyal masa hidup sl darah merah ang br” ‘
namun demikian tidak cukup untuk menjelaskan ie
hiperbilirbinemia,
Sindrom Gilbert dapat dengan muda dite,
dengan hepatitis dengen te el hat yng noma at
terdapatya empedu delim rin, dan frat bint
inde yang dominan. Hemoiis dibedakan dog
dak trdapatnye anemia atau retihuostos vgs
hati normal, namun biopsi hati tidak diperiskan oe
diagnosis. Pasien harus diyakinkan bahwa tidak nt
Penyakit hat.
Sindrom Crigler-Najfar. Penyakit yang diturunay
dan jerang ini sebabkan oleh karenaadanya teasoe
kekurangan glukuro-nitransferase, dan terdapat dan
n dengan penyakitautosom reses pe
{lengkap=komplt) mempunyai hiperbilirubinemia yar
bert dan basanya meninggal pada umur tahun Pee
dengan penyakitautosom rsesitipe I sebagia = pars)
mempunyai
Hiperbilirubinemia shunt primer,
yang bersfat nak dan familial
‘abeled birubin yang berlebihan,
Hiperbitirubiemia
1. Nonkolestais
2 Kolestass
Keadaan yang rang,
lengan produksi early
Konjugasi
Hiperbitirubinemi
Sindrom Dubin-Johnson. Penyal
Gitandai dengan iterus yan
19 ingan di
Kerusakan dasar te
ia Konjugasi Non-kolestasis
autosom ress
fan tanpa kelhan
" "iadinya gangguan ekskesi bertagsl
cmpegndetiksepertijugabinubin namun eaten ron
empedu tidak terganggu, Berbeda dengan sindrom Gilbet
qeetblnainemia yang ead adce bilrabinkorjugs
an ermped terdapat dalam urn
Mati mengandung pigmen sebagai akibat babe"
Penyannt atin. namun gambaran tetcbgs ner
POSEY dapostsl plgmanmnns diketahui. Nil
Scanned with CamScanneraqransterase dan fosfatase alkali n
sn bab yang belum diketahui ganggy
vot" erpoporirin urn dengan rasio
a yertai Keadaan ini.
v
‘ermal. Oleh
‘an yang khas
Feversal isomer
arom rotor. Penyakit yang jaran
si Dubin-Johnson, tetapi hati
srr dan perbedeon metabo
deka
siptiirubinemia Konjugast Kolestasis
iolestasis intrahepatik
1 jolstasisekstrahepatik (sumbatan
bilie, di mana terjadi hambatan masuh
te dalam usus).
9 ini menyerupa;
ai
tidak mengatami
lan yang nyats
ada duktus
knya bilirubin
{olstassintrahepatik. Isiah kolestasis lebih dicukal
untuk pengertian ikterus obstruktif sebab obstruksi
og besifat mekanis tidak perlu selalu ada, Aliran
empedu dapat terganggu pada tingkat mana saja dari
suai sel hati (kanalikulus), sampai ampula Vater. Untuk
tepentingan Klinis, membedakan penyebab sumbatan
invabepatikatau ekstrahepatik sangat penting,
Penyebab yang kurang
sefing adalah sirosis hati bilier primer, kolestasis pada
kehamilan, karsinoma metastatik dan penyakit-penyakit
bin yang jarang.
Virus hepatitis, alkohol, keracunan obat (drug induced
hepatitis), dan kelainan autoimun merupakan penyebab
yang tersering
Hepatitis A merupakan penyakit self limited
dan dimanifestasikan dengan adanya ikterus yang
timbul secara akut. Hepatitis B dan C akut sering tidak
‘esimibulkan ikterus pada tahap awal (akut), tet
bafjlan kronik dan menahun dan mengakibatkan gejala
hepatitis menahun atau bahkan sudah menjadi sirosis
hall Tidak jarang penyakit hati menahun juga disertai
Sala kuning, sehingga kadang-kadang didiagnosis salah
‘bagai penyakit hepatitis akut.
Femtaian alkohol secaraterus menerus bisa menimbulkan
Petlemakan (steatosis), hepatitis, dan sirosis dengan
Setbaga tingkat ikterus. Perlemakan hati merupakan
etuan yang sering, biasanya dengan manifestasiyang
1 tanpa ikterus,tetapi kadang-kadang bisa menjurus
ve Osis. Hepatitis karena alkohol biasanya member!
Seale ikterus sering timbul akut dan dengan keluhan dan
eteavangletin berat.Jka ada nekross sel hati ditandsi
389 Peningkatan transaminase yang tings:
bab yang lebih jarang adalah hepatitis autormun
'erupakan penemuan awal, sedangkan
Sejala yang timbul kemudian,
lerosis primer (Primary sclerosing
ferupakan penyakit kolestatk lain lebih
jumpai pada laki-tak, dan sekitar 70% menderita
igan usus. PSG bisa menjurus ke kolangio-
ak obat mempunyaiefek dalam kejadian
tik seperti asetaminofen, penisilin, obat
al, klorpromazin (Torazin) dan steroid
Kolangitis ski
cholangitis/PS6) m
sering di
Penyakit peradan
karsinoma, Banye
ikterus kolestat
kontrasepsi or
estrogenik a
I 5 tes cre
lle ah lta
s
¢ . Penyebab lainnya yang relatit lebih
Jarang adalah striturjnak (operasiterdshulu) pada duktus
koledokus karsinoma dultuskoledokus,pankreatitis atau
Pseudocyst pankreas dan kolangitissklerosing,Kolestasis
‘mencerminkan kegagalansekresiempedu. Mekanismenya
Sangat kompleks, bahkan juga pada obstruksi mekanis
empedu.
Efek patofisiologi mencerminkan efek backup
konstituen empedu (yang terpenting bilirubin, garam
empedu, dan lipid) ke dalam sirkulasisistemik dan
kegagalannya untuk masuk usus halus untuk ekskres
Retensi bilirubin menghasilkan campuran hiperbili-
tubiemia dengan kelebihan bilirubin konjugasi masuk
ke dalam uti. Tinjasering berwarna pucat karena lebih
sedikit yang bisa mencapai saluran cerna usus halus
Peningkatan garam empedu dalam sirkulasi selalu
dliperkirakan sebagai penyebab keluhan gata (pruritus),
walaupun sebenarnya hubungannya belum els ehingga
patogenesis gatal masih belum bisa diketahui dengan
past.
Garam empedu dibutuhkan untuk penyerapan leak,
dan vitamin k, gangguan ekskresi garam empedu dapat
berakibat steatorrhea dan hipoprotrombinemia. Pada
eadaan kolestasis yang berlangsung lama (primary biliary
cirthosis), gangguan penyerapan Ca dan vitamin D dan
vitamin isin yang larut leak dapat tejadi dan dapat
menyebabkan osteoporosis atau osteomalasa. Retensi
kolesterol dan fosflpid mengakibatkan hipetpidemia,
vwalaupun sintesiskolesterl di hati dan estrifikasi yang
perkurang dalam darah turut berperan; Konsentrash
trigliserida tidak terpengaruh. Lemak beredar dalam
Shnormal yang dsebut sebagai lipoprotein X.
Scanned with CamScanner“Pe,
ae satan amilase sePUM MenUnjukan
dan
Manifestasi Klinis Kolestasis Intrahepatik
Exstrahepat tik sukar dibedakan
one i paca memos
dengan Megat penting aan uigen. ceala awa teary
tein urin yang menjadi eit Kings ast,
fin pueat, dan gatal (rut) yer menyeluoh ae
tandakinisadanya Kolstsis,Kelestasis kronik BSS
‘Penimbulan pigmentaskltkehitaman,ekskoras
putts, perdarahan dates, soit tulang, dan endapan
femak kult xantelasma atau xantoma). Gambaran seperti
diatas tidaktergantung penyebabnya. Keluhan sakt perut,
geal sisterik seperti, anoreksia, muntah, demam atau
tambahan tanda gejala mencerminkan penyebab penyakit
dasatnya daripada kolestasisnya dan karenanya dapat
memberi petunjuk etiologinya.
DIAGNOSIS
Riwayat penyakit yang rinci dan pemeriksaan jasmani
sangat penting, karena kesalahan diagnosis terutama
dlkarenakan penilaian Knis yang kurang atau penilian
sgangguan laboratorium yang berlebinan, ‘talestasis)
[ae 1
arena keganasan pankreas (bagian kepala/kaput) sering
timbul kuning yang tidak disertai gejala keluhan sakit
perut (painless jaundice). Kadang-kadang bila bilirubin
telah mencapai konsentras yang lebih tinggi ering warna
kuning sklera mata memberi kesan berbeda di mana
iiterus lebih memberikesan kehijauan (greenish jaundice)
pada kolestasis ekstrahepatik dan kekuningan (yellowish
Jaundice) pada kolestasisintrahepatik.
TES LABORATORIUM.
Mempunyaiketerbatasan diagnosis Kelainan laboratorium
yang kas adalah peninggian ria fosfatase alkali, yang
terutama diakibatkan peningkatan sintesis daripada
‘gangguan ekskresi, namun tetap belum bisa menjelaskan.
penyebabrya, Nila ilrubin juga mencerminkan beratnya
{stop bulan penyebab kolstasisnya, jugs fksionas
lak menolong membedakan keadaan intrhepati
ekstrahepatik. ara
Nilai aminotransferase bergantun
1g terutama pada
Penyakit dasarnya, namun seringkali meningkat tidak
tinggi Jka peningkatan tinggi sangat mungkin karena
proses hepatoselular,namun kadang-adang tera juga
ada koestassektahepatktrvtama pada sumbatan
akut yang diakibatkan oleh adanya .
Ghat yang clakibatkan oleh adanya batu di dutus tole.
Per a
waktu protr ‘i
ekstrahepatik. Perbaikan Protrombin
yarah kepada adanya yh
ian vitamin K meng ida adanya ben,
oe eeatk, mun hepatoseularjuga dapatbe Se
Sxtemukannya antibod terhadap antimito,oy
aanedokung ker Kemungkinan siross ler png 8
PENCITRAAN
pemeriksaan saluran bilier sangat penting, Peer,
sonograf, CT, dan MRI memperinatkan adanya peeks,
saluran bilier, yang menunjukkan adanya sump,
mekanik, walaupun jika tidak ada tidak selalu ber
sumbatan intrahepatik, terutama dalam keagsa,
masih akut. Penyebab adanya sumbatan mungkn bi
diperlihatkan, umumnya batu kandung empedu dap
dipastikan dengan ultrasonografi, lesi pankreas dengan
CC Kebanyakan pusat menggunakan terutama USG unk
rmendiagnosis kolestasis karena biayanya yang rendah,
Endoscopic Retrograde Cholangio-Pancreatography
(ERCP) memberikan kemungkinan untuk melihat
secara langsung saluran bilier dan sangat bermanfast
untuk menetapkan sebab sumbatan ekstrahepati
Percutaneous Transhepatic Cholangiography (PTC) dapat
pula dipergunakan untuk maksud ini Kedua cara tersebut
diatas mempunyai potensi terapeutik. Pemeriksaann
MRCP dapat pula untuk melihat langsung saluran empedy
dan mendeteksi batu dan kelainan duktus lainnya dan
‘merupakan cara non-invasifalternatif terhadap ERCP
BIOPSI HATI
Biopsi hati akan menjelaskan diagnosis pada kolestas
intrahepatik; walaupun demikian, bisa timbul juga
kesalahan, terutama jika penilaian dilakukan oleh yang
kurang berpengalaman. Umumnya, biopsi aman pada
kasus dengan kolestasis, namun berbahaya pada keadaan
obstruksi ekstra-hepatik yang berkepanjangan, karenanya
hharus disingkirkan dahulu dengan pemeriksaan penciraan
sebelum biopsi dilakukan,
ecuali pasien dalam keadaan kolangitis kolestasis
‘supurativa, kan keadaan emergensi. Diagnosis sebaiky®
ditegakkan melalui penilaian klinis, dengan bantuan alét
penurfang khusus jika ada, Jika diagnosis tidak past
ne atau CT akan sangat membantu. Obstrulsi
salon eat ltegakkcan ja eitemukan tanda peta
ae bal ‘terutama pada pasien dengan kolestasisye"9
Tangeana gemeisaan lebih lanjut dengan kolangioat
miei ERCP, PTC, MRCP) dapat dipertimbangkan. Ji
Salone netks2an ultrsonograitidak citemukan peleba”
'n empedu, sangat mungkin lebih cenderung #2
Scanned with CamScannerve
pn Ru PADAPASEN ITERUS
es
1939
intrahepatik, dan biopsi sangat dianjurkan,
jang tersebut di atas tic
ya aat penunjang terse dak, ter
io japaroskopi diagnosis harus dipertimbanghen
ot Mimbangan Kins lebih’ menjurus ke sumbatan
.
Reok dan kolestasis memburuk progresit,
peNDEKATAN KLINIS
kekuningan pada kulit atau telapak 1
posite) tin cee
wk makanaan yang mengandung beta-caratin
tepert seash, melon, pepaya, dan wortel); berbeda
dengan ikterus yang sesungguhnya, keadaan di atas
rrenemi tidak mengakibatkan warna kuning di skera
ingkatan bilirubin.
ier disebabkan oleh gangguan pada salah satu
gastase metabolsme bilirubin kterus dapat disebabkan
senarenaberbagai sebab mulai dari yang bersfat nak
mpsi kepada Keadaan yang bisa membahayakan jva,
fap aval ketika akan mengadakan penilaian klnis
sgoangpasien dengan ikterus adalah tergantung kepada
‘gaah hiperilrubinemia bersifat terkonjugasi atau tak
tekonjugasi.
“es paling sederhana adalah melihat apakah terdapat
tinbin di dalam urin atau tidak, dan kemudian dipastikan
tleh pemeriksaan bilirubin dalam darah. Pemeriksaan
jiani aval harus memusatkan terhadap keluhan utama
dan perjalanan penyakitnya, kemudian dilihat adanya
tanda-tanda penyakit akut atau kronik, Jika ikterus
fngantanpa warna air seni yang gelap haus dipikrkan
lemungkinan adanya hiperbilirubinemia indirek yang
‘tungkn disebabkan oleh penyakit sindrom Gilbert dan
bukan oleh karena penyakit hepatobilir. Keadaan ikterus
yarglebih berat dengan disertal warna air seni yang gelap
jes menandakan penyakit hati atau biter
Pembagian diagnosis banding ke dalam penyebab
Fehepati, intrahepatik, dan posthepatik walaupun
rempuryai Kekurangan namun masih dapat membuat
Penataoksanaan menjadi lebih mudah, Misalnya peryebab
iiters yang tergolong prehepatik termasuk hemolisis dan
Peryerapan hematom, akan menyebabkan peningkatan
birubin tak terkonjugasi(indirek). Kelainan intrahepatik
‘pat berakibat hiperbilirubinemia tak terkonjugasi
{Pen konjugasi Peningkatan bilirubin konjugasi (direk)
ealtatian hepatitis infos alkohol reaks chat
mhinanautoimun.Kelainan posthepatik dopa pula
mentatattan bilirubin konjugas. Pembentuket bata
aatankeadaan yang paling sering yang bers/ oh
{Ramkelompok kelainan posthepatixyang menyebabian
ing
Diagnosis banding akan mengikutsertakan jug?
ti keadaan lan seperti infeks i sluran emped
Pankreatiti
iepritmee nee Jika terdapat penyakit
enyakitnys te cah kondisinya akut atau kronik. Apakah
iakibathan poe eea kan Penyakit hati primer atau
Apaiahi eee sistemik yang mengikutkan hati.
van aenkt penyebb ann in adh hepatitis
tpalah inte sau esther eee
i ts ekstrahepatik. Apakah dibutuhkan
tindakan operasi. Apakah
a obs. Apakah ada Komplitasiaramnesis.
eal Pema yang rn sang ebutuhan sebab
Tinea Games dapat ead ait keputusan
Te fn ag tepat dan ters mempercaya data
- sea tandetandaadonyahpetns portal
Teas pawn ult seyoqyanye mengra ke penyait
kon dupa proses kt Srngtalpasen mela
gels ware goa aise letih dahl dar ada vara
ing kulit, karenanya warna gelap urin lebih bisa
dipakai sebagai ukuran awal mulainya penyakit. Jka
terdapat keluhan mual dan muntah yang mendahului
terjadinya warna kuning pada kulit, Keadaan tersebut
lebih menandakan ke aah hepatitis akut atau sumbatan
duktus koledokus oleh karena batu. Jka ada sakt perut
atau menggigil lebih cenderung yang terak. Adanya
‘anoreksia dan malaise yang timbul pertahan dan tidak
begitu nyata lebih menjurus ke hepatitis kronis.
Penyakit sistemik patut dicurigai, misalnya,jika
terdapat peninggian tekanan venajugularis yang menjurus
ke adanya dekompensasi kords atau perikaritis konstriktif
pada pasien dengan hepatomegali dan asites. Status
gizi kurang yang menjurus kepada keadaan kakeksia
dengan hati yang membesar dan keras dan regular sering
disebabkan oleh keganasan daripada srosis.
Limfadenopati yang difus mengareh kepada adanya
mononukleosis infeksiosa pada kasus ikterus yang
‘akut dan leukemia pada penyakit kronis, Adanya
hepatosplenomegali tanpa tanda adanya penyakit hati
tronik bisa diakibatkan oleh penyakit ifltrati (seperti
timfoma, amiloidosis), walaupun biasanyaikterus bersfat
minimal atau bahkan tidak ada; dalam keadaan i
peri dipkirkan skistosomiasis dan malaria yang sering
Fremberikan gambaran seperti tu jk tejadi di daerah
endemik.
“ika ikterusberalan sangat progrsif peru aipkirkan
segera bahwakolstasis lebih bersfat ke ach sumbatan
skstrahepatik (batusaluran empedu atau Keganasan kaput
ppankreas).
PENEMUAN LABORATORIUM
‘emia dengan nilal aminotransferase dan
‘menunjukan kemungkinan
kit sindrom Gilbert; ini
Hiperbilirubin«
fosfatase alkali yang normal
proses hemolisis atau penya
Scanned with CamScanner1940
dipastikan dengan fraksionasi bilirubin. Sebaliknya
beratnya ikterus dan fraksionasi bilirut idak bisa
membantu untuk membedakan ikterus hepatoselular dari
keadaan ikterus kolestatik, Peninggian aminotransferase
>500 U lebih mengarah kepada hepatitis atau keadaan
hipoksia akut; peninggian fosfatase alkali yang tidak
proporsional mengarah kepada kolestatik atau kelainan
infiltratif, Pada keadaan yang disebut belakangan bilirubin
biasanya normal atau hanya naik sedikit saja. Bilirubin
di atas 25 sampai 30 mg/dL (428-513 umol/L) seringkali
disebabkan adanya hemolisis atau disfungsi ginjal yang
menyertai pada keadaan penyakit hepatobilier berat.
Penyakit yang disebut terakhir saja jarang mengakibatkan
keadaan ikterus yang berat.
Konsentrasi albumin yang rendah dan globulin yang
tinggi menunjukan adanya penyakit kronis. Peningkatan
waktu protrombin yang membaik setelah pemberian
vitamin K (5-10 mg IM selama 2-3 hati) lebih mengarah
kepada keadaan kolestatik daripada proses hepatoselular.
Namun hal ini tidak bisa terlalu dipastikan karena pada
pasien dengan penyakit hepatoselular pun pemberian
vitamin K bisa juga memberikan perbaikan.
PEMERIKSAAN PENCITRAAN
HEPATOLGg
+i PO dalam dosis terbagi dua yang akan men
di usus. Kecuali jika terjadi ie
hipoprotrombinemia biasanya ents
i
nfitonadion (vitamin K1) 5-10 maya
g/har
garam empedu
hati yang berat,
setelah pemberiat
Sk untuk 2-3 hari. :
Pemberian suplemen kalsium dan vitamin D doln
keadaan kolestasis yang ireversibel, namun pencegahsy
penyakit tulang metabolik mengecewakan. Suplemen
‘A dapat mencegah kekurangan vitamin yang lar emt
ini dan steatorrhea yang berat dapat dikurangi dengay
pemberian sebagian lemak dalam diet dengan mediun
chain trigliceride.
Sumbatan bilier ekstra-hepatik biasanya men-
butuhkan tindakan pembedahan, ekstraksi batu empedy
diduktus, atau insersi stent, dan drainase via kateter untue
striktur (sering keganasan) atau daerah penyempitan
sebagian, Untuk sumbatan maligna yang non-operabel,
drainase bilier paliatif dapat dilakukan melalui stent
yang ditempatkan melalui hati (transhepatik) atau secar
endoskopik. Papilotomi endoskopik dengan pengeluaran
batu telah menggantikan laparatomi pada pasien dengan
batu di duktus koledokus. Pemecahan batu di saluran
empedu mungkin diperlukan untuk membantu pengeluaran
batu di saluran empedu,
Scanned with CamScanner