1 PB

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No.

2, Desember 2016: 95-204


ISSN: 2528-4576

PERAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN


SWADAYA (P4S) DALAM PENGEMBANGAN PEMUDA PEDESAAN
(Studi Kasus di P4S Tani Mandiri Desa Cibodas Kec. Lembang Kab.
Bandung Barat)
Iwan Setiawan*, M. Gunardi Djudawinata, Adi Nugraha
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Prodi Agribisnis Unpad
*
iones73@yahoo.com

ABSTRAK
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan sebuah lembaga yang dibangun,
dimiliki dan dikelola secara langsung oleh komunitas petani. Salah satu misi P4S adalah
mengembangkan pemuda pedesaan. P4S Tani Mandiri yang berlokasi di Desa Cibodas merupakan
satu dari 400 P4S yang menjadi pionir di Indonesia. Hingga tahun 2015, P4S Tani Mandiri telah
menghasilkan 1950 lulusan dari seluruh Indonesia. Pertanyaannya, sejauh mana P4S Tani Mandiri
berperan dalam mengembangkan (memberdayakan) pemuda di lingkungannya? Tulisan ini
bertujuan untuk menganalisis peran P4S dalam pengembangan pemuda dan sejauh mana prinsip-
prinsip pengembangan masyarakat diterapkan dalam proses tersebut. Data dalam tulisan ini
diperolah dari hasil observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Hasil analisis
mengungkap bahwa selama 20 tahun, P4S Tani Mandiri berperan dalam memberdayakan pemuda
pengangguran, memberdayakan anak-anak petani, mengembangkan agribisnis dan menginisiasi
usaha-usaha alternatif. Secara umum, prinsip-prinsip pengembangan masyarakat sudah
diimplementasikan, namun masih lemah dalam hal menghargai budaya dan sumberdaya lokal, dalam
hal ekologis dan belum bersih dari unsur-unsur kolonisasi immateril. Oleh karena itu, perlu
dibangun kerjasama dengan komunitas-komunitas hijau dan pelaku-pelaku kreatif yang bergerak
dalam perwujudan ramah lingkungan serta peningkatan siklus nilai (value cyclic) dan siklus
sumberdaya lokal (resource cyclic).

Kata kunci: peran, P4S, pengembangan, pemuda pedesaan

ABSTRACT
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) is an institution that is built, owned and
managed directly by the farmer community. One of P4S mission is to develop rural youth. P4S Tani
Mandiri which located in Cibodas Village is one of P4S pioneers in Indonesia, which has been in
succession for 20 years. Until the year of 2015, P4S Tani Mandiri has produced 1950 graduates
from all over Indonesia. The question is, how far P4S Tani Mandiri role in developing (empowering)
youth in the community? This paper aims to analyze P4S role in the development of youth and the
extent to which the principles of community development applied in the process. The data in this
paper obtained from observations and interviews with informants in Cibodas. The results of the
analysis revealed that for 20 years, P4S Tani Mandiri has contributed to empowering youth
unemployment, empowering the children of farmers, developing agribusiness and youth alternative
businesses. In general, the principles of community development have been implemented, but still
weak in terms of the culture and local resources, in terms of ecological and not yet free from
colonization immaterial elements. Therefore, a cooperation with green communities and creative
actors engaged in the realization of environmental friendly as well as an increase in the value cycle
and the cycle of local resources need to be introduced.

Keywords: role, P4S, development, rural youth

138
Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204 AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
ISSN: 2528-4576

PENDAHULUAN jiwa angka pengangguran terbuka di Indonesia,


Pemuda yang digantungi sejuta harapan, sekitar 4 juta jiwa (40%) merupakan kelompok
baik secara sosial-budaya, tekno-ekonomi, usia muda (antara 15-34 tahun). Sebagai
institusi maupun hukum-politik, merupakan catatan, jika di Jabar terdapat sekitar 2,26 juta
sumberdaya pembangunan yang besar, jiwa (12,28%), maka 36 persen dari total
potensial dan strategis. Persoalannya, penduduk Jabar dan 60 persen dari total
potensialitas pemuda belum terkelola dan pemuda Jabar, adalah pemuda pedesaan
termanfaatkan dengan efektif, terutama di berstatus penganggur terbuka, termasuk
pedesaan. Sebagai catatan, secara statistik, kelompok penganggur terdidik. Ironis, hingga
eksistensi pemuda Jabar tahun 2015 mencapai tahun 2015, terdapat sekitar 750 ribu sampai 1
15 juta atau 36,7 persen dari sekitaar 46 juta juta sarjana yang menganggur di Indonesia.
jiwa total penduduk. Secara spasial, sekitar 47 Sebagian besar dari mereka tinggal di Pulau
persen pemuda Jabar tinggal di pedesaan. Jika Jawa dan kota-kota besar di luar pulau Jawa.
porsi pemuda Jabar menurut proyeksi BPS Angka tersebut jelas belum seberapa jika
(2010-2020) dirata-ratakan, maka sekitar 36,97 ditambah pengangguran tidak kentara.
persen (sekitar 13 juta jiwa) penduduk Menurut Organisasi Buruh Dunia (ILO)
pedesaan adalah kelompok usia 15-34 tahun. “ledakan penganggur berusia muda kini
Idealnya, pertanian (termasuk perikanan, menjadi ancaman di seluruh dunia, termasuk di
peternakan) sebagai sektor basis pedesaan Indonesia, karena dari 190,2 juta penganggur
dapat menjadi tempat berlabuhnya jutaan di dunia, sebanyak 75,9 juta (39,9%)
pemuda pedesaan. Namun fakta berbicara lain, diantaranya berusia 15-24 tahun (kelompok
sebagian dari mereka justru terpental ke pemuda).
perkotaan, sebagian terjun ke sektor informal Secara statistik, terjadi penurunan
pedesaan yang jenuh (seperti menjadi tukan tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat
ojek, buruh tani), dan sebagian besar pada Februari 2015 sebesar 0,27 persen
“terperosok kedalam kubangan” dibandingkan dengan periode yang sama tahun
pengangguran. 2014 (BPS Jawa Barat, 2015) cukup
Sebagai pendatang baru di kelompok menggembirakan ditengah ”tsunami” krisis
angkatan kerja, pemuda pedesaan dihadapkan ekonomi global. Pertanyaan, apakah
pada beragam persoalan. Beberapa faktor penurunan tersebut bersifat permanen atau
penyebabnya adalah lemahnya akses mereka semu? Secara spasial, apakah penurunan
terhadap berbagai sumber daya produktif, terjadi pula pada kelompok pemuda
seperti lahan, permodalan, pendidikan formal pengangguran di pedesaan? Jika mencermati
[dan non formal], informasi, teknologi dan lebih dalam pernyataan Kepala BPS Jabar
lainnya. Selain itu, sebagian besar pemuda terkait penurunan itu, bahwa peningkatan
pedesaan juga bernaung dalam rumah tangga volume tenaga kerja terbesar terutama terjadi
miskin. BPS (2015) mencatat, dari sekitar 37 di sektor perdagangan dan jasa, maka sudah
juta penduduk miskin di Indonesia, 63,4 % dapat diduga bahwa penurunan itu bersifat
berada di pedesaan. Sebagai catatan, secara temporer, bias dan tidak banyak menyentuh
riil, dari total rumah tangga miskin di Jabar, kelompok pemuda pengangguran di pedesaan.
lebih dari 60 % berada di pedesaan. Secara Penurunan terjadi karena digulirkannya
sosio-budaya, sebagai implikasi dari program stimulator (baca: program-program
keterbukaan desa terhadap dunia luar, ada bantuan untuk pemuda) yang instan dan
kecenderungan pada pemuda pedesaan juga temporer. Itu tidak salah, tetapi patut berhati-
tumbuh kembang perilaku hedonis, manja, hati, karena selain tidak berkelanjutan, model
apatis, konsumtif dan terjangkiti ragam pendekatan seperti itu juga menyimpan banyak
patologi sosial (Rajab, 2010). Sebagai catatan, risiko.
dari sekian banyak kasus korban minuman Model pemberdayaan yang dilakukan
keras dan obat-obatan terlarang yang secara dramatis dengan menjejalkan dan
diberitakan media massa, sebagian besar mendesakan mereka, baik melalui pemerataan
terjadi di pedesaan dan sebagian besar maupun pembagian kerja dan usaha pada
korbannya adalah pemuda. sektor jenuh, baik di perkotaan maupun di
Selain itu, sebagian besar pemuda pedesaan, memang telah dilakukan. Namun
pedesaan juga berstatus penganggur. BPS jika meminjam istilah Clifford Geertz,
(2015) menegaskan bahwa dari sekitar 9 juta tindakan itu identik dengan berbagi

139
AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204
ISSN: 2528-4576

kemiskinan (shared poverty) yang sejatinya P4S Tani Mandiri yang berlokasi di
akan mempercepat laju involusi pada lapangan Desa Cibodas Kec. Lembang Kab. Bandung
kerja yang bersangkutan. Itu jelas-jelas tidak Barat merupakan salah satu P4S yang pertama
kita kehendaki, karena tidak kondusif dan berdiri di Jawa Barat. Secara keseluruhan, di
tidak menawarkan jaminan kesejahteraan dan Jawa Barat terdapat 9 P4S dengan spesifikasi
keberlanjutan. Oleh karena itu, agar komoditas tertentu dan spesifikasi P4S Tani
pemberdayaan positif bagi gerak perubahan Mandiri sendiri adalah sayuran eksklusif
sosial dan lingkungan, maka polanya perlu dataran tinggi. Diukur dari tahun awal
digeser dari pemerataan dan pemadatan berdirinya (1993) hingga sekarang (2013),
lapangan kerja ke diversifikasi dan penciptaan maka P4S Tani Mandiri sudah berumur 20
(inovation) lapangan kerja dan wirausaha tahun. Secara kuantitas, sudah ratusan alumni
produktif yang berbasis kerakyatan pelatihan dan magang yang dihasilkannya,
(plebiscitary). Pertanyaann selanjutnya, baik yang berasal dari lingkungan setempat,
bagaimana mewujudkannya? lingkungan Jawa Barat dan dari luar Provinsi
Memberdayakan pemuda pedesaan jelas Jawa Barat. Pertanyaannya, sejauhmana peran
membutuhkan kecerdasan, apalagi menghadapi P4S Tani Mandiri dalam mengembangkan
gerak sosial-budaya yang sulit diprediksi dan [baca: memberdayakan] pemuda di lingkungan
perilaku politik yang kurang mendidik. setempat? Secara umum, tulisan ini bertujuan
Hippocrates mengatakan, sebagai mahluk untuk menganalisis peran dari P4S Tani
berakal, pemuda pedesaan tidak hanya Mandiri dalam memberdayakan pemuda
mengenali kekuatannya [termasuk potensi pedesaan yang berada di lingkungannya.
sumberdaya lingkungannya], tetapi juga Secara khusus, tulisan ini bertujuan untuk: (1)
kelemahan dan resep-resep penyembuhnya mendeskripsikan dan memetakan proses atau
yang inheren di dalam dirinya. Namun karena mekanisme dan dampak pengembangan
pemuda pedesaan ”juga manusia” dan mahluk pemuda pedesaan; dan (2) menganalisis
sosial, maka seringkali mengabaikannya. Oleh penerapan prinsip pengembangan masyarakat
karena itu, menjadi tugas pemberdaya dalam dalam pengembangan pemuda pedesaan.
menginisiasi dan menstimulasi agar pemuda
mampu menggunakan kecerdasannya untuk METODE PENELITIAN
mengeksplorasi potensi dan resep-resep yang Tulisan ini disusun dari penelitian yang
inheren dalam dirinya. Memberdayakan didesain secara kualitatif dengan pendekatan
pemuda jelas menjadi tanggungjawab semua studi kasus (case study) dan teknik wawancara
pihak. Jika mengacu pada UU No. 16 Tahun mendalam dengan informan pengelola P4S
2006, maka pihak yang dimaksud adalah Tani Mandiri dan kroscek dengan informan
penyuluh pemerintah, swasta dan swadaya pemuda tani yang berada di Desa Cibodas.
masyarakat. Wawancara dilaksanakan pada bulan
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Desember 2014. Selain melalui wawancara
Swadaya (P4S) merupakan sebuah lembaga mendalam, data primer juga dikumpulkan
pendidikan dan pelatihan pertanian dan melalui teknik observasi lapangan yang
pedesaan yang dibangun, dimiliki dan dikelola dilakukan secara partisipatif. Data-data yang
secara langsung oleh komunitas petani. dikumpulkan dengan menggunakan kerangka
Sebelum dilembagakan, P4S bermula dari 5W (what, why, when, where, who) + 1H
kesuksesan komunitas petani-nelayan dalam (how), kemudian dianalisis secara deskriptif.
mengelola usahataninya hingga terdorong
untuk membagi pengalaman dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengetahuannya kepada sesama petani, baik Profil P4S Tani Mandiri. P4S Tani
melalui diskusi, pelatihan sampai magang di Mandiri didirikan sejak tanggal 13 Februari
lokasi. P4S bertujuan menyelenggarakan 1993 oleh Ishak (tokoh masyarakat, petani
program-program pelatihan bagi para petani- sukses dan KTNA di Cibodas) yang waktu itu
nelayan di bidang pertanian, perindustrian dan baru pulang dari kegiatan magang di Jepang.
usaha pedesaan secara berkelanjutan. Selanjutnya Ishak dibantu oleh Tatan Tarjuna
Meskipun P4S terbuka untuk semua petani- (sekretaris), Nina Sutrina (Bendahara) dan para
nelayan, namun sasaran utamanya adalah anggota lainnya (Apit Apandi, Amas Juhana,
pemuda tani dan pemuda pedesaan Aca, M.Dimiyati, Tateng dan Robi) yang
(Departemen Pertanian, 1997). merangkap sebagai instruktur pelatihan.

140
Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204 AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
ISSN: 2528-4576

Tujuan pendirin P4S ada lima, yaitu: (1) persen lulusan SMA/Sederajat. Para peserta
mengembangkan swadaya petani-nelayan berlatar belakang petani dan peternak, dengan
didalam meningkatkan pengetahuan, lama pengalaman 3-10 tahun (65%). Secara
keterampilan dan wawasan usaha sesama riil, P4S hanya memiliki 6 orang pelatih yang
petani-nelayan; (2) meningkatkan berpengalaman dalam agribisnis sayuran
keterampilan, kecakapan dan keyakinan dataran tinggi. Namun, dalam pelaksanaan
petani-nelayan [peserta magang atau pelatihan] kegiatan P4S bekerja sama dengan Dinas
terhadap usahatani sebagai pekerjaan atau Pertanian, BBDAH, BPTP, Balitsa, dan
sumber mata pencaharian; (3) menumbuhkan lainnya sesuai kebutuhan.
kreativitas, sikap kritis, rasa percaya diri dan P4S memiliki beberapa sarana prasarana
jiwa kewirausahaan petani nelayan peserta pendukung kegiatan yang memenuhi syarat
magang; (4) meningkatkan keterampilan, minimal sebuah P4S, yaitu: (1) memiliki lahan
kecakapan dan rasa percaya diri petani nelayan usahatani untuk praktik seluas 3 ha; (2)
peserta magang maupun pengajar; dan (5) memiliki tempat menginap bagi peserta berupa
menumbuhkan dan mengembangkan hubungan 8 buah kamar berukuran 3x4 m2, rumah
sosial dan interaksi positif antara sesama berukuran 5x7 m2, rumah petani pengelola di
petani-nelayan. sekitar lokasi dan 40 buah alas tidur peserta;
Kegiatan yang dilakukan P4S adalah: (1) (3) memiliki ruangan untuk berkumpul, baik
menerima petani-nelayan untuk saling berbagi aula untuk pelatihan berukuran 12m2, maupun
pengalaman dan meningkatkan pengetahuan gazebo dengan luas 6x8 m2 yang merangkap
dalam semua aspek usahatani; (2) menjadi sekretariat Ikatan Alumni Magang Jepang
fasilitator untuk akademisi dalam proses (Ikamaja); dan (4) memiliki rencana kegiatan
pembelajaran atau pendalaman lapangan; dan belajar tertulis yang disesuaikan dengan materi
(3) melakukan trading, juga sebagai penyangga yang diinginkan oleh peserta pelatihan maupun
dalam menjaga keseimbangan harga. Oleh magang.
karena itu, P4S yang dikelola secara swadaya Selain itu P4S juga melakukan
terletak dalam lingkungan usahatani milik kombinasi tempat, materi, metode dan sistem
pengelola dan dilaksanakan dengan beberapa penilaian [akreditasi] belajar (di dalam dan di
pendekatan (diskusi, pelatihan, percontohan luar ruangan, teori dan praktik, materi
dan magang), baik secara mandiri maupun terencana dan permintaan peserta, metode
bekerja sama dengan pihak terkait. Azas yang ceramah dan partisipatif), Pada umumnya,
dianut P4S adalah pengembangan usaha, komposisi materi pelatihan 80% praktik
demokrasi, swadaya dan keterpaduan. [peserta turun langsung ke proses produksi
Pada awal berdirinya, peserta pelatihan sambil belajar sosial dan praktik] dan 20%
dan magang di P4S Tani Mandiri lebih teori. Beberapa fasilitas pendukung proses
didominasi oleh petani-petani Cibodas, namun belajar mengajar yang dimiiki P4S Tani
terus berkembang ke lingkup kecamatan, Mandiri adalah papan tulis, papan informasi,
kabupaten, provinsi dan sekarang sudah sekretariat, kamar tidur, lahan praktik, toilet,
lingkup nasional. Pada umumnya, peserta ruang makan, dapur umum, komputer yang
pelatihan dan magang di P4S adalah pemuda, koneks dengan internet, infocus, aula, kursi,
baik pemuda tani [praktisi] maupun pelajar lemari dan akses jaringan listrik.
(SPMA) dan mahasiswa. Lama mengikuti Secara umum, materi pelatihan dan
kegiatan di P4S disesuaikan dengan tujuan dan magang yang banyak diterapkan di P4S Tani
alokasi waktu yang disepakati, untuk pelatihan Mandiri berkaitan dengan tomat hidroponik,
rata-rata berkisar antara tiga hari sampai dua kembang kol, brokoli, buncis, kentang, tomat,
minggu, sedangkan lama magang berkisar jamur tiram, stroberi, penanganan pasca panen
antara dua minggu sampai tiga bulan. Hingga [shortasi, sterelisasi, pengemasan, grading)
tahun 2005 alumni P4S Tani Mandiri hingga pemasaran dan manajemen usaha.
berjumlah 500 orang, dan tahun 2012 Moto pelatihan dan magang adalah ”menjadi
mencapai 1000 orang. pengusaha pertanian” dan tema yang diangkat
Hasil penelitian Devi (2005) adalah ”berbudidaya tanaman sayuran dataran
menunjukan bahwa sebagian besar (83%) tinggi yang sehat”. Sesuai dengan moto dan
peserta pelatihan dan magang di P4S Tani tema tersebut, materi yang diberikan pada
Mandiri adalah pemuda. Mereka adalah 60 umumnya adalah: budidaya tanaman sayuran
persen lulusan SD/Sederajat dan hanya 35 dataran tinggi, teknik penggunaan mulsa,

141
AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204
ISSN: 2528-4576

pengendalian hama terpadu, penggunaan diri dan sebagai suatu proses. Menurut
pupuk dan pestisida buatan dan alami, cara Soekanto (1995), peranan menckup tiga
menembus pasar modern dan pembelajaran aspek: Pertama, meliputi norma-norma yang
tanah. dihubungkan dengan posisi atau tempat
P4S Tani Mandiri juga menjalin kerja seseorang dalam masyarakat; Kedua,
sama dengan banyak pihak, seperti Ikamaja, merupakan suatu konsep tentang apa yang
BPTP Jawa Barat, Dinas Pertanian Tanaman dapat dilakukan individu dalam masyarakat
Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bandung sebagai organisasi; dan Ketiga, merupakan
Barat dan Provinsi Jawa Barat, perguruan perilaku individu yang penting bagi struktur
tinggi, supplier dan pasar modern, perusahaan sosial masyarakat. Pada lingkup yang lebih
dan lembaga swadaya masyarakat. Mengingat luas, seperti dalam organisasi sebagai
P4S Tani Mandiri menjadi sekretariat bersama kumpulan orang-orang, peran organisasi ketika
Ikamaja, maka banyak jenis dan nama sayuran bersentuhan dengan lingkungan eksternal tidak
asal Jepang yang diperkenalkan, lagi menjadi peran individu per individu
dibudidayakan dan dijadikan ikon, seperti organisasi, tetapi sudah menjadi fungsi
mizuna (daun lobak), syungiku (kenikir), cisito kolektivitas, yakni peran institusi atau lembaga
(cabai), piman (paprika Jepang), kyuri (Yustika, 2001).
(mentimun), edamame (kedelai), satsumaimo Pemuda pedesaan, merujuk pada definisi
(ubi jalar), ingen (buncis), nasubi (terung), pemuda dari Perserikatan Bangsa-Bangsa
gobo (semacam ginseng), kaboca (labu), (2002), adalah pemuda yang eksis dalam ruang
sironegi (bawang daun), horenso (bayam) dan pedesaan yang terjun pada aktivitas pertanian
asparagus. Hasil produksi P4S dikelola oleh maupun non pertanian yang masuk dalam
unit bisnisnya yang berbendera PD Grace, kelompok umur 15-24 tahun. Pada kenyataan
untuk kemudian dipasarkan ke supermarket di sosial, batasan usia muda sangat bervariasi,
Bandung, Jabodetabek, Surabaya dan ada yang mengelompokan usia 15-30 tahun,
Denpasar. Bahkan, beberapa diekspor ke usia 15-35 tahun, dan bahkan 15-40 tahun.
Singapura, Taiwan dan Korea Selatan. Batasan yang bervariasi tersebut dipengaruhi
Persoalannya, manajemen, organisasi oleh variasi kriteria yang digunakan, seperti
dan kepemimpinan P4S Tani Mandiri yang faktor fisik dan psikolgois. Hal itu menegaskan
pada awal berdirinya merupakan kesatuan kepada kita semua bahwa penggunaan batasan
dengan Asosiasi Prima Segar, Gapoktan Mekar pemuda bersifat fleksibel, apalagi dalam
Tani Jaya, PD Grace dan CV Yan’s Fruit and organisasi sosial dan politik. Pemuda pedesaan
Vegetable, tidak regeneratif [bahkan hingga identik dengan pemuda tani, namun konsep ini
sekarang]. Akibatnya, terjadi kecemburuan berdimensi ganda, karena tidak saja dikenakan
sosial, perpecahan dan terbentuk beberapa kepada mereka-mereka yang melakukan
kelompok. Pertama, P4S Tani Mandiri dan PD kegiatan pertanian (on-farm), tetapi mencakup
Grace [satu keluarga]; Kedua, Gapoktan pula mereka-mereka yang muda yang bergerak
Mekar Tani Jaya (MTJ) dan membentuk P4S pada subsistem pertanian hulu, hilir dan
MTJ. Ketiga, kelompok-kelompok usaha termasuk kelembagaannya. Area pemuda
mandiri [pecahan dari Yan’s Fruit and pertanian pun bukan hanya dalam ruang
Vegetable], terutama yang bergerak dalam pedesaan, tetapi juga dalam ruang pinggiran
packing house [supplier sayuran]. Perpecahan kota dan perkotaan.
tersebut telah mengakibatkan tidak Pengembangan pemuda pedesaan,
harmonisnya hubungan antara kelompok- khususnya yang berada disekitar P4S,
kelompok yang ada. Meskipun negatif, namun merupakan salah satu program prioritas atau
pengurus P4S Tani Mandiri tetap memandang unggulan P4S Tani Mandiri. Pengembangan
perpecahan tersebut sebagai dinamika pemuda yang dimaksud berupa kegiatan-
kelompok dan merupakan bentuk keberhasilan kegiatan sebagai berikut: (1) memberdayakan
dari proses pemberdayaan generasi. pemuda pengangguran, termasuk pemuda-
Peran P4S dalam Pengembangan pemuda sekitar yang pekerjaannya nongkrong
Pemuda. Peranan (role) merupakan aspek dan mabuk-mabukan; (2) memberikan
dinamis kedudukan (status) apabila seseorang kesempatan kepada anak-anak petani di sekitar
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai untuk magang dan latihan di P4S; dan (3)
dengan kedudukannya. Peran atau peranan menciptakan lapangan kerja bagi para pemuda
lebih merujuk pada suatu fungsi, penyesuaian Cibodas yang lemah aksesnya terhadap lahan.

142
Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204 AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
ISSN: 2528-4576

Pemberdayaan Pemuda Menganggur. terganggu dan diganggu oleh teman-temannya


Kegiatan memberdayakan pemuda yang masih keluyuran. Memberdayakan
pengangguran dan brandalan dilakukan oleh pemuda brandalan memang memakan waktu
Bobon [tokoh pemuda, ketua karang taruna yang cukup lama, bahkan sampai tahunan.
dan panggung jawab unit bisnis P4S) melalui Tetapi ketika salah satu tokoh preman sudah
pendekatan yang bervariasi, mulai dari ajakan berhasil diberdayakan dan menjadi pengusaha
biasa (persuasif) sampai paksaan (represif). sayuran (bahkan ada yang sukses menjadi
Memang tidak mudah memberdayakan supplier) di Cibodas, maka upaya selanjutnya
kelompok ini, prosesnya harus bertahap. Mula- relatif lebih ringan. Si preman yang eling jauh
mula yang harus diberdayakan adalah yang lebih sukses dalam membujuk para preman
paling preman, yang banyak pengikutnya. Pola lainnya untuk berusahatani dan berusaha pada
seperti ini dipandang paling efisien dan efektif, subsistem agribisnis lainnya. Bahkan, ada
karena jika sukses akan berdampak banyak beberapa preman yang saking berterima kasih
kepada anggota-anggota atau pengikutnya. kepada kita (pengurus P4S, terutama Bobon
Secara teknis, prosesnya mirip dengan dan Ishak), sampai sekarang pun masih bekerja
penyuluhan, diawali dengan proses di P4S, meskipun mereka memiliki usaha.
penyadaran, tentu harus dilakukan pada saat Sejak memulai memberdayakan para
mereka sedang tidak dalam keadaan mabuk, preman tahun 1999 hingga tahun 2005 Bobon
Para preman diajak diskusi [biasanya di Pos bersama karang taruna Desa Cibodas dan
Kamling tempat mereka nongkrong], diberikan pengurus P4S Tani Mandiri lainnya telah
penerangan, kemudian diajak jalan-jalan ke berhasil memberdayakan hampir 95 persen
ladang atau ke tempat pengemasan hasil panen pemuda brandalan. Pada kenyataannya, para
untuk diyakinkan dan dimotivasi. Jika sudah pemuda yang berhasil diberdayakan tidak
punya keinginan baru diajak praktik. semuanya bekerja dan berwirausaha pada
Persoalannya, pendekatan yang usahatani sayuran dataran tinggi, selain akses
melelahkan tersebut sebagian besar gagal, lahan sebagian besar dari mereka lemah, juga
tidak mampu membangun kemauan para disesuaikan dengan minat dan bakatnya.
pemuda brandalan untuk memulai bekerja atau Beberapa dari mereka ada yang bertani, ada
belajar bertani. Ada yang mau, tetapi yang bekerja di pemasok (supplier), ada yang
proporsinya sangat sedikit, dan tidak berlanjut bekerja di P4S, ada yang sopir, ada yang
karena terganggu lagi oleh teman-temannya. menjadi pedagang pengumpul, ada yang
Namun upaya Bobon dan pengurus P4S tidak menjadi supplier, ada yang menjadi penyedia
turut berhenti. Berbagai metode digunakan, sarana produksi pertanian dan ada juga yang
termasuk menurunkan level pendekatan dari sukses sampai ikut magang ke Jepang dan
cara persuasif ke pendekatan paksaan [bekerja kemudian menjadi instruktur dan supplier.
sama dengan pihak Koramil/Babinsa]. Keberhasilan Bobon dan pihak terkait lainnya
Para pemuda dipaksa untuk mulai dalam memberdayakan dan menyelesaikan
berusahatani. Mereka ditongkrongi setiap hari, persoalan sosial tersebut kemudian mendapat
diberi makan dan rokok gratis, dilatih secara penghargaan dari pemerintah, dan dalam
partisipatif. Pokoknya mereka dipaksa untuk perjalanannya kemudian, kisah sukses tersebut
mencangkul. Mencangkul merupakan strategi difilmkan oleh salah satu station televisi
mencuci ketergantungan pada minuman dan nasional (Trans TV).
obat-obatan. Mencangkul dapat menggerakan Pemberdayaan Generasi Petani.
seluruh anggota badan, mengencangkan otot Pendekatan pemberdayaan yang kedua adalah
dan menguras keringat, sehingga perlahan program pelatihan dan magang bagi anak-anak
kecanduannya terhadap minuman keras atau petani [petani muda] di P4S Tani Mandiri.
obat terlarang akan hilang dengan sendirinya. Program ini dapat dikatakan sebagai upaya
Lebih dari itu, para preman juga menjadi nyata para petani Desa Cibodas (khususnya)
terampil dalam memulai budidaya sayuran. dan Lembang (umumnya) dalam melakukan
Kunci keberhasilan pendekatan ini regenerasi. Implementasinya dilakukan melalui
adalah kesabaran dan konsistensi dari kita (dari kerjasama dengan para pengurus kelompok
fasilitator) untuk terus mengawal dan tani, pemerintah desa, pemerintah kecamatan
meyakinkan mereka. Pertama, agar mereka (terutama dengan penyuluh) dan Ikamaja
yakin dan percaya kepada apa yang kita (Gambar 2). Proses pendidikan, pelatihan dan
upayakan; dan Kedua, agar mereka tidak magang yang diterapkan kepada petani muda

143
AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204
ISSN: 2528-4576

pada prinsipnya tetap sama dengan apa yang segelintir elit. Oleh karena itu, dan sesuai
telah diprogramkan di P4S. Jumlahnya dengan peran dan fungsi P4S, maka materi
berkisar antara 3-5 orang dalam setiap pelatihan untuk pemuda tidak hanya usahatani
angkatan. Kenapa tidak banyak? Karena komoditas tertentu, tetapi juga materi
menurut Ishak, kalau banyak tidak efektif. agribisnis lainnya, baik dalam penyediaan
Pengalaman tahun 2008 merekrut 35 orang input produksi, penanganan pasca panen,
petani Cibodas dan Suntenjaya, ternyata lebih pemasaran hasil dan pengelolaan
dari separuhnya mengudurkan diri. kelembagaan. Harapannya, kelak ketika telah
Berangkat dari pengalaman, maka selesai pelatihan, keterlibatan mereka dalam
tanggungjawab seleksi diserahkan kepada dunia pertanian tidak membuat pertanian
pengurus kelompok tani dan pemerintah desa. semakin tertekan (istilah Geertz, tidak
Sebenarnya, P4S terbuka bagi siapapun petani mempertajam involusi pertanian), tidak
Lembang yang mau magang, namun khusus mempersempit skala usahatani. Artinya, para
untuk regenerasi, peserta dibatasi usia antara pemuda tani lebih didorong pada wirausaha
15-24 tahun. Pendidikan juga tidak dibatasi, agribisnis non usahatani, terutama peningkatan
dari mulai SD sampai Sarjana. Khusus untuk rantai nilai (value chain), distribusi dan rantai
pelatihan petani muda Lembang, tempat pasokan (supply chain).
praktik tidak hanya di P4S, tetapi juga di lahan Penerapan pendekatan agribisnis bukan
pertanian tempat mereka (kerja sama dengan hanya diprogramkan secara latah oleh P4S,
kelompok tani). Latar belakang peserta juga tetapi juga didasarkan atas pengalaman,
tidak dibatasi, terpenting memiliki kemauan Menurut Doni, pernah pada suatu waktu ada
untuk menjadi petani. Ishak mengatakan, tahun beberapa peserta magang setempat yang ketika
2005 P4S pernah bekerja sama dengan pulang langsung meminta lahan garapan
UNINUS untuk memberdayakan buruh tani, kepada orang tuanya untuk memulai usaha,
tukan ngarit dan tukan ojek, namun ditengah orang tua tentu senang dan menyambut baik
jalan mereka kabur semua, karena sibuk semangat anaknya, tetapi persoalannya, orang
dengan pekerjaannya masing-masing. Belajar tua menjadi kehilangan mata pencaharian,
dari pengalaman itu, selanjutnya kami apalagi si anak sudah berumah tangga”. Hal
melakukan seleksi dan kontrak, baik langsung seperti itu jelas tidak kami inginkan, itulah
maupun tidak langsung. sebabnya kami lebih mendorong pemuda tani
Kecenderungannya, tingkat pendidikan pada subsistem yang berada di luar usahatani,
lebih dominan dijadikan dasar untuk seleksi yang selama ini lebih banyak dikendalikan
pelatihan. Hal ini dilakukan karena oleh pelaku bisnis dari luar desa atau luar
berdasarkan pengalaman menunjukan, semakin kecamatan Lembang. Selain itu, khusus untuk
rendah tingkat pendidikan, semakin rendah peserta yang berprestasi dan potensial, kami
motivasi untuk berlatih secara sungguh- memberikan kesempatan kepada mereka untuk
sungguh. Ishak dan Bobon mengatakan magang ke Jepang. Hampir dipastikan, dalam
”peserta yang berpendidikan STM/SMU/SMK setiap tiga tahun sekali, ada petani muda
dan perguruan tinggi itu lebih menunjukkan Lembang terseleksi (alumni pelatihan P4S)
keingintahuan yang tinggi, kecenderungannya yang mengikuti program magang ke Jepang.
mereka semakin lama mengikuti pelatihan dan Pada umumnya, berdasarkan
magang, semakin ingin memperbanyak pemantauan pengurus P4S, para alumni
pengetahuan yang didapat, dan tidak jarang pelatihan mampu berbisnis lebih serius, lebih
mereka mencari informasi ke luar kelas beragam dan lebih berkualitas, baik dalam
pelatihan, misalnya mendatangi petani-petani bidang usahatani, pemasaran, pengelolaan
sekitar P4S”. Sayangnya, proporsi petani muda kelompok, pengemasan [packing hous]
Lembang yang berpendidikan tinggi kurang maupun agroindustri, Ishak menyadari bahwa
dari 10%. Selain itu, peserta yang serius pengurus P4S sangat terbatas dalam
biasanya sudah memiliki pengalaman menciptakan kreasi usaha baru bagi para
usahatani, sehingga niatnya benar-benar ingin peserta, oleh karena itu menjalin kerja sama
meningkatkan pengalamanannya. dengan berbagai pihak untuk mendapatkan
Para pengelola P4S menyadari bahwa inovasi wirausaha yang lebih prospektif. Ada
akses pemuda terhadap lahan semakin sulit, kekhawatiran, dan bahkan sudah terjadi,
apalagi dengan tingkat alih fungsi lahan yang persaingan yang ketat dalam bisnis sayuran
tinggi dan pemusatan penguasaan lahan pada tidak hanya terjadi dalam usahatani [involusi],

144
Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204 AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
ISSN: 2528-4576

tetapi juga dalam pemasaran hasil dan cakupan kegiatan pelatihan dan magangnya
penyediaan input produksi. Menurut Ishak, pada pendekatan yang lebih luas, yakni
supplier saja sudah berlebih, Apalagi dengan diversifikasi vertikal dan horizontal untuk
banyaknya pemain dari luar Lembang, ragam komoditas dan pendekatan sistem
semakin memperketat persaingan. Buktinya, agroforestri. Para pemuda tani tidak lagi dilatih
beberapa packing house dan supplier sudah dalam aspek agribisnis sayuran saja, tetapi
gulung tikar. juga keterampilan bidang wirausaha
Inovasi Lapangan Kerja Alternatif. peternakan dan agroindustrinya, penguatan
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa kepemimpinan dan kapasitas pengelolaan
beban lahan pertanian di Cibodas sudah sangat institusi, agrowisata, pengembagan tanaman
berat, selain karena jumlah penduduk semakin rempah/obat-obatan, dan sistem agroforestri.
tinggi, juga alih fungsi lahan yang tidak Implementasinya dilakukan melalui kerja sama
terhindarkan, baik ke pemukiman maupun dengan sesama P4S, kelompok tani, dinas
peruntukan lain yang lebih besar. terkait, balai penelitian terkait dan perguruan
Implikasinya, akses terhadap lahan semakin tinggi. Bahkan, untuk pengembangan
sulit, harga lahan semakin mahal, penguasaan peternakan, P4S Tani Mandiri bekerja sama
oleh orang luar semakin meningkat dan dengan P4S yang khusus menangani
dominasi lahan oleh segelintir petani elit peternakan. Praktinya dilakukan melalui
semakin tajam. Akibatnya, pada tingkat rumah pertukaran peserta magang antar P4S. Materi
tangga, involusi pertanian tidak terhindarkan. dan praktik peternakan tidak hanya sebatas
Bahkan, sejak tahun 2000, di Desa Cibodas budidaya, tetapi sampai pada pengolahan hasil
sudah jarang terdengar relasi penyakapan atau dan pengolahan kotorannya. Misalnya, untuk
maro, yang ada adalah sewa (land-rent). sapi perah, materi pelatihan sampai pada
Sejatinya, involusi pertanian tidak hanya pengolahan susu menjadi beragam produk dan
terjadi pada lahan, tetapi juga pada aktivitas pengolahan kotorannya menjadi pupuk
non lahan, termasuk lapangan kerja dan usaha organik.
(Gambar 3). Inovasi yang diterapkan oleh P4S Tani
Para pengurus P4S menyadari bahwa Mandiri memang baru dimulai tahun 2008,
usahatani sayuran di Desa Cibodas dapat tetapi beberapa alumninya [pemuda sekitar,
dikatakan sudah jenuh. Sudah tidak dapat lagi maupun dari luar] sudah banyak yang berhasil
menampung angkatan kerja baru, sudah tidak mengembangkan peternakan kelinci, sapi
mampu menampung pelaku usaha baru, perah dan domba. Beberapa alumni perempuan
termasuk pelaku pemasarannya. Boleh jadi, ada yang mengembangkan keripik sayuran,
jumlah pedagang pengumpul, bandar, packing dan pengolahan susu sapi. Beberapa yang lain
house dan supplier yang berbisnis di Desa sudah sukses menjadi peternak dan produsen
Cibodas mencapai sepertiga dari jumlah pupuk organik. Beberapa alumninya juga
petaninya. Implikasinya, terjadi persaingan bergabung membangun unit bisnis bersama,
tidak sehat, dan saling menjatuhkan antar mulai dari usaha stroberi dan aneka bunga,
pelaku pasar. Faktanya, tidak sedikit bandar, sampai bisnis rumput [pakan] dan
pengumpul dan supplier yang bangkrut. Tentu penggemukan sapi. Bisnis rumput merupakan
bukan karena itu saja, tetapi hal itu cukup salah satu produk pelatihan agroforestri,
menggambarkan bahwa persaingan dalam disamping peternakan terpadu (sylvopastoral).
bisnis sayuran sudah jenuh. Kejenuhan Beberapa alumni P4S juga bergerak dalam
kelembagaan sejatinya hanya melanjutkan pengembangan sayuran, buah-buahan dan
kejenuhan pada lahan, pada kelompok tani, peternakan organik.
dan pada komoditas. Benar bahwa inovasi Persoalannya, pemberdayaan pemuda
usaha, terutama dengan hadirnya komoditas pengangguran pedesaan oleh P4S Tani
sayuran ekslusif yang berharga tinggi, mampu Mandiri tidak berjalan secara berkelanjutan.
menjadi solusi atas sempitnya skala usaha, Prosesnya hanya efektif dan intensif pada
namun faktanya tidak seluruh petani memiliki beberapa tahun program, terutama ketika
peluang untuk mengusahakannya, disamping belum terjadi perpecahan antar anggota dan
pasarnya yang terbatas. pengurus. Selain itu, pada perkembangan
Berangkat dari keadaan tersebut, para selanjutnya, P4S lebih sibuk dengan mengelola
pengurus P4S melalui pendekatan sistem peserta magang [para pemuda] dari luar desa,
agribisnis, mulai mengembangkan materi dan bahkan dari provinsi lain. Isu tentang semakin

145
AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204
ISSN: 2528-4576

komersialnya P4S dibantah oleh pengurus, Berdasarkan hasil wawancara mendalam


menurut mereka ada dua faktor yang dan observasi di lapangan terungkap bahwa
menyebabkan melemahnya upaya tidak semua prinsip pengembangan masyarakat
pemberdayaan pemuda pedesaan. Pertama, diimplementasikan dalam pengembangan
sudah banyak pemuda yang berdaya [sukses] pemuda. Sebagai P4S yang diberi mandat
sehingga mampu secara mandiri untuk mengembangkan agribisnis sayuran,
memberdayakan pemuda pedesaan; dan P4S Tani Mandiri masih dihadapkan pada
Kedua, pemberdayaan pemuda sudah ditangani kondisi yang dilematis antara tuntutan
oleh kelompok-kelompok mandiri, termasuk usahatani sayuran yang responsif terhadap
oleh P4S baru. input-input kimia dan intensif, dengan tuntutan
Aplikasi Prinsip CD dalam ramah lingkungan. Ishak mengakui bahwa
Pengembangan Pemuda. Barker (1995), upaya-upaya menerapkan prinsip ekologis
menjelaskan bahwa konsep pemberdayaan sedang diupayakan, tetapi dalam usahatani
dalam diskursus pembangunan masyarakat sayuran implementasinya masih minim. Apa
selalu dihubungkan dengan konsep mandiri yang diberikan kepada para pemuda dalam
(self-help), partisipasi, jaringan kerja, dan proses pelatihan maupun magang masih
keadilan. Pada dasarnya, pemberdayaan didominasi oleh pendekatan usahatani yang
diletakan pada kekuatan tingkat individu, tidak ramah lingkungan. Efek input kimia
kelompok (group), komunitas dan institusi memang disampaikan, tetapi praktiknya masih
(termasuk organisasi sosial ekonomi). padat input kimia, terutama dalam sistem
Sedangkan Putnam (2001), mendudukan hidroponik. Pendekatan berwawasan
pemberdayaan berdasarkan perspektif lingkungan baru dirintis pada peserta pelatihan
sosiologi ekonomi, yakni menampilkan peran- dua angkatan terakhir, seperti pertanian
peran aktif (partisipatif), saling percaya (trust), organik, usaha pupuk organik, pendekatan
jejaring (network) dan kerja sama diversifikasi komoditas, pengembangan
(collaboration) antara masyarakat dan peternakan terpadu, penggunaan pupuk
relasinya. Merujuk pada definisi power, Craig berimbang dan pendekatan agroforestri. Salah
dan Mayo (1995) menyatakan, jika satu komoditas yang dikembangkan secara
keadaannya seperti itu, istilah pemberdayaan organik adalah jagung Jepang.
yang disamakan dengan power harus Sebagai lembaga yang berakar dari
dinegosiasikan sebagai strategi untuk swadaya masyarakat, terutama petani-petani
mengadakan reformasi sosial. maju, upaya-upaya untuk memberdayakan
Secara umum, proses pengembangan pemuda Desa Cibodas dan sekitarnya
pemuda pedesaan dapat dilakukan dengan merupakan salah satu bentuk tangung jawab
mengacu kepada prinsip pengembangan sosial kepada lingkungan sekitar. Secara
masyarakat (Community Development/CD), umum, prinsip-prinsip keadilansosial dan hak
yakni: (1) ekologis, yang mencakup holisme, asasi manusia sudah diimplementasikan oleh
berkelanjutan, keanekaragaman, P4S, terutama dalam pengembangan pemuda
perkembangan organic, perkembangan yang desa. Sebagai catatan, memberdayakan para
seimbang, prinsip-prinsip, keadilan sosial dan pemuda pengangguran yang sering
HAM, mengatasi struktur yang merugikan, meresahkan warga merupakan salah satu
mengatasi wacana-wacana yang merugikan, bentuk konkrit dari upaya mengatasi struktur
pemberdayaan, hak asazi manusia dan definisi yang merugikan. Bahkan, secara tegas, P4S
kebutuhan; (2) menghargai pengetahuan local, sendiri berperan sebagai penyangga (buffer)
meliputi menghargai budaya local, menghargai terhadap tekanan pasar. Upaya-upaya P4S
sumber daya local, menghargai keterampilan dalam memecahkan masalah ketimpangan
masyarakat local, menghargai proses lokal dan generasi (aging agriculture) dan masalah
partisipasi; (3) proses, meliputi proses, hasil kejenuhan sektor usahatani sayuran merupakan
dan visi, integritas proses, penumbuhan salah satu bentuk mengatasi struktur dan
kesadaran, partisipasi, kerjasama, consensus, wacana-wacana yang merugikan.
langkah pembangunan, perdamian dan anti Pemberdayaan merupakan peran dan fungsi
kekerasan, inklusivitas, dan membangun utama P4S, dan melibatkan masyarakat sekitar
masyarakat; dan (4) global dan lokal, meliputi merupakan bentuk penghargaan terhadap hak
keterkaitan global dan local, dan anti praktek asasi manusia. Penyesuaian materi pelatihan
kolonialisme (Jim Ife, 2002). dengan kebutuhan peserta pelatihan juga

146
Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204 AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
ISSN: 2528-4576

merupakan bentuk akomodatif P4S dalam secara bersama, baik pada saat proses, maupun
mendefinisikan kebutuhan. Mungkin yang pasca proses [ada ikatan alumni magang P4S
masih belum diimplementasikan dalam aspek Tani Mandiri]. P4S terbuka untuk umum, tidak
hak asasi manusia dan definisi kebutuhan dibatasi usia, umur, jenis kelamin, latar
adalah penggunaan input-input kimia yang belakang, suku, ras dan agama. Peserta dari
dapat membahayakan kesehatan konsumen. manapun diberi pelayanan yang sama, tetapi
Hal yang belum terlihat adalah tetap menjunjung norma dan etika.
menghargai budaya lokal terkait dengan Keberadaan P4S Tani Mandiri tidak
budaya tani. Dalam proses pelatihan dan dapat dilepaskan dari komunitas IKAMAJA.
magang, para pemuda lebih banyak diberikan Tentu bukan karena sekretariat P4S berada
gambaran tentang kesuksesan pertanian dan dalam satu payung dengan IKAMAJA, tetapi
petani di Jepang. Bukan hanya itu, para lebih karena P4S menjadi mediator yang
pemuda juga diperkenalkan dengan berbagai banyak mengirimkan dan menghasilkan
jenis sayuran yang berasal dari Jepang, dengan peserta magang ke Jepang. Pada umumnya,
nama-nama yang juga menggunakan bahasa para pengurus P4S Tani Mandiri merupakan
Jepang. Sepertinya budaya bertani Jepang alumni-alumni magang Jepang. Oleh karena
diadopsi dan diperkenalkan sebagai superior, itu, terkait dengan prinsip global dan lokal,
sementarara budaya pertanian lokal P4S sudah menerapkannya secara
ditempatkan sebagai yang imferior. Memang kelembagaan, tetapi belum secara ekologis.
didalam proses pelatihan dan magang Meskipun tidak sering, P4S Tani Mandiri juga
kebutuhan peserta diakomodir, tetapi ketika memiliki relasi dengan pelaku-pelaku
masuk dalam proses dan lingkungan praktik kebijakan dan pelaku agribisnis global,
yang serba didesain dengan aksesoris yang terutama dari Jepang dan FAO. Secara
serba Jepang, nilai dan proses lokal menjadi kelembagaan, P4S Tani Mandiri pernah sukses
tereduksi kembali. Memang tidak salah peserta mengekspor beberapa komoditas andalannya
diperkenalkan dengan bahasa Jepang, apalagi ke Korea Selatan, Taiwan dan Singapura.
dengan tujuan untuk merangsang peserta agar Sebagai institusi ekonomi-politik, P4S anti
berusaha untuk dapat lolos magang ke Jepang, kolonial, tetapi secara simbolik P4S Tani
tetapi istilah-istilah lokalnya juga jangan Mandiri belum bebas dari kolonisasi
dihilangkan. Mungkin hanya partisipasi yang immateril. Bahkan, tidak juga steril dari
dapat diberi poin positif dalam proses intervensi negara dan entitas politik.
pelatihan dan magang di P4S Tani Mandiri.
Secara normatif maupun praktik, P4S KESIMPULAN
Tani Mandiri telah menerapkan prinsip-prinsip P4S Tani Mandiri berperan dalam
proses dalam pengembangan pemuda mengembangkan pemuda tani, baik pemuda
pedesaan. Bahkan, hampir seluruh prinsip Desa Cibodas dan desa-desa sekitar Lembang,
teridentifikasi positif di wujudkan oleh P4S. maupun lingkup yang lebih luas. Wujud
Proses merupakan hal yang paling konkritnya adalah pemberdayaan pemuda
dikedepankan dalam mewujudkan peserta pengangguran, pengembangan pemuda tani
pelatihan dan magang, semuanya harus melalui sebagai upaya regenerasi dan pengembangan
proses, tidak memberikan sesuatu yang instan, usaha-usaha alternatif yang lebih berwawasan
terutama dalam mengembangkan pemuda lingkungan. Secara umum, prinsip-prinsip
brandalan. P4S memiliki prinsip, yang penting pengembangan masyarakat teridentifikasi telah
jalani saja dulu, hasil nanati akan mengikuti. diimplementasikan di P4S Tani Mandiri, tentu
Tetapi dalam proses, para peserta dibangun dengan derajat yang bervariasi. Prinsip yang
mental dan pandangannya untuk menjadi tergolong masih lemah implementasinya
pengusaha agribisnis, bukan petani kelas teri. adalah prinsip menghargai budaya dan
Penumbuhan kesadaran merupakan tindakan sumberdaya lokal, serta prinsip ekologis
pertama yang dilakukan P4S dalam [pertanian ramah lingkungan]. Keadaan
mengembangan pemuda pedesaan, karena tersebut berimplikasi pada lemahnya upaya
tanpa kesadaran apa yang akan dijalankan P4S dalam penegakan prinsip bersih dari unsur
tidak akan efektif. Adapaun penggunaan kolonisasi, terutama kolonisasi immateril.
pendekatan represif pada kelompok pemuda Bagi pengembangan usaha alternatif
brandalan, itu sebuah pengecualian. [non sayuran], P4S Tani Mandiri hendaknya
Partisipasi, kerjasama dan konsensus dibangun menjalin kerja sama dengan komunitas kreatif

147
AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204
ISSN: 2528-4576

di Jawa Barat. Secara sosiologis, mengubah Swadaya (P4S). Badang Pendidikan dan
perilaku masyarakat yang berbudaya sayuran Pelatihan Pertanian Departemen
ke usaha non sayuran juga tidak gampang, oleh Pertanian, Jakarta.
karena itu, pemerintah hendaknya mendorong FAO, ILO and UNESCO.2009. Training and
tenaga terdidik terampil dan berkeahlian untuk Employment Opportunities to Address
menginisiasi dan memfasilitasnya. P4S dapat Poverty Among Rural Youth: A
memanfaatkan jaringan sosial dan jaringan Syntesis Report. FAO, ILO and
internet untuk mengembangkan inovasi UNESCO, Bangkok Thailand.
wirausaha pedesaan, atau memberdayakan Jim Ife. 2002. Community Development:
wirausaha muda alternatif yang sudah berjalan Community-Based Alternatives in an Age
yang ada di desa. Pendekatan internalisasi of Globalisation. Second Edition. Pearson
memungkinkan lebih menjamin keberlanjutan Education Australia Pty Limited.
daripada institusionalisasi, termasuk dalam Pemerintahan Desa Cibodas. 2011. Monografi
membudayakan nilai lokal dan menghargai Desa Cibodas. Pemerintahan Desa
sumberdaya lokal sebagai prasyarat untuk Cibodas, Lembang Kabupaten Bandung
dapat lepas dari kolonisasi immateril. Barat.
Pranaka dan Vidhyandika. 1996.
DAFTAR PUSTAKA Pemberdayaan dalam Onny S.P dan
Badan Pusat Statistik. 2007. Indonesia dalam A.M.W. Pranaka (ed). 1996.
Angka: Data Angkatan Kerja. Badan Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan
Pusat Statistik Indonesia, Jakarta Implementasi. CSIS, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2008. Jawa Barat dalam Rajab, B. 1995. Koraban-Korban
Angka: Data Angkatan Kerja Daerah Pembangunan. Prakarsa Edisi
Jawa Barat. Badan Pusat Statistik Jawa November 1996 – Bandung: Pusat
Barat, Bandung Dinamika Pembangunan Unpad.
CCMA. 2005. Youth Development. Ritzer, George. 1988. Sosiologi, Ilmu
http:///ccmacanada.org Pengetahuan Berparadigma Ganda.
Craig, G. dan M. Mayo. 1995. Community Terjemaahan. Rajawali Press, Jakarta.
Empowerment. A Reader in Soekanto. S. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar.
Participation and Development. Zed Edisi Revisi. Radjawali Press, Jakarta
Books, London and New Jersey. Stewart, A.M. 1998. Empowering People:
Departemen Pertanian. 1997. Profil Pusat Pemberdayaan Sumberdaya Manusia.
Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

148

Anda mungkin juga menyukai