PEMBAHASAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan istilah sehat dalam
kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara
normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi
secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam
kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan
nyaman.
Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian sehat
menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang
meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan
bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut
yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
Sehat menurut DEPKES RI Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak
dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya
terutama faktor sosial budaya. Setiap pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang
satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi,
2
antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba
memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin
ilmu.
Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis
maupun sosio budaya. UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara
bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Sementara
menurut White (1977) sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa
tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
a. Kesehatan fisik, terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua
organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
b. Kesehatan mental (jiwa), mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual:
3
dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia
lanjut.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan mempunyai arti penting bagi manusia, dengan lingkungan fisik manusia dapat
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan materilnya, dengan lingkungan biologi
manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya, dan dengan lingkungan sosial manusia
dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya
manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya.
Faktor keturunan sangat mempengaruhi kesehatan seseorang, Khususnya ibu. Ibu adalah
faktor utama dalam mewariskan kesehatan bagi anak–anaknya. Jika orang tuanya tidak
memiliki penyakit, maka anaknya akan mewariskan kesehatan yang baik dan apabila orang
tuanya memiliki penyakit, maka anaknya juga akan mewariskan kesehatan yang rendah.
Setiap orang diharapkan agar peduli akan lingkungan hidup, namun kenyataannya masih
banyak anggota masyarakat dalam hal ini oknum-oknum tertentu yang belum sadar akan
makna lingkungan hidup itu sendiri, sehingga mereka melakukan hal yang memberikan
dampak buruk pada lingkungan hidup. Hal ini terbukti dari banyaknya kelompok-kelompok
tertentu yang melakukan aktivitas dengan tujuan tertentu dan meraih keuntungan sebesar-
besarnya tanpa memikirkan dampaknya pada lingkungan hidup, misalnya penebangan
pohon, illegal logging, limbah industri pabrik yangtidak bertanggung jawab, pencemaran
dan lain sebagainya.
Pada saat ini, kecintaan dan kepedulian akan lingkungan hidup perlu untuk ditingkatkan,
dengan adanya partisipasi dari kelompok-kelompok masyarakat sangatlah penting misalnya
tokoh agama, wanita, organisasi, perkumpulan, komunitas, ataupun kelompok sosial, dan
peranan para pemuda. Dalam hal ini tentunya karena peranan pemuda juga sangat penting
sebagai generasi penerus yang akan mewarisi lingkungan hidup yang baik, dalam hal ini
peranan partisipasi melalui organisasi pecinta alam.
4
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah
kesehatan masyarakat (Pirenaningtyas, 2007).
a. Vektor penyakit
b. Higiene dan sanitasi makanan
c. Penyediaan air minum
d. Penyediaan air minum
e. Pengolahan air limbah
f. Pembuangan tinja
g. Pencemaran udara
h. Pengelolaan sampah padat
i. Perumahan dan lingkungan permukim
Pada UU juga dijelaskan tentang hak dari warganegara mengenai kesehatan lingkungan,
diantaranya :
a. Pasal 65 UU No. 32 Tahun 2009: Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia
5
b. Pasal 6 UU No. 36 Tahun 2009 : Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan
yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan
a. Urbanisasi Penduduk
e. Pencemaran udara
a. Pasal 163 ayat (2) Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, tempat dan fasilitas umum
b. Pasal 163 ayat (3) Lingkungan sehat bebas dari unsur – unsur yang menimbulkan
lingkungan sehat bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan
meliputi : limbah cair, limbah padat, limbah gas, sampah yang tidak diproses
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Pemerintah, binatang pembawa
penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan melebihi ambang batas, radiasi sinar,
air yang tercemar, udara yang tercemar, makanan yang terkontaminasi.
6
2.3.6 Kasus Kesehatan Lingkungan
7
BAB III
PENUTUP
c.1 KESIMPULAN
c.1.2 Pendidikan kesehatan dapat didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
(perilakunya), untuk mencapai kesehatan secara optimal.
c.2 SARAN
Untuk seluruh umat manusia yang menghuni bumi ALLAH SWT ini, kami harapkan agar
dapat menyadari posisi kita diatas bumi ini. Karena kitalah makhluk yang diciptakan dengan
sempurna yang memiliki akal dan pikiran. Diharapkan kita bersama-sama menjaga bumi kita
ini, jauh dari tindakan yang bersifat kerusakan. Baik itu kerusakan fisik maupun kerusakan
non fisik.
8
DAFTAR PUSTAKA
Soekidjo, Notoatmodjo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Yogyakarta : AndiOffset
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2012. Naskah Akademik Pendidikan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : (Online)
http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/images/Hukum_Regulasi_2011/TA.2012-2013/
sesi_6_dep_kmpk.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31082/5/Chapter%20I.pdf