Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

“Asuhan Keperawatan Keluarga (Pengkajian)”

Disusun oleh:

SINTIA DESTA RAMADANI

203110153

3A

Dosen Pembimbing :

Ns.Verra Widhi Astuti,M.kep

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2022/2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki pengaruh
yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status kesehatan dan
perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi individu adalah
keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi, fungsi pendidikan, fungsi
psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.

Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan


kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam
perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah kesehatannya,
mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatannya, mampu
melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang memerlukan
bantuan keperawatan, mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya
peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang
ada.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara melakukan pengkajian dalam keperawatan keluarga?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada keluarga khususnya


pada tahap pengkajian

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga
didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu
ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga
merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal  balik dalam
menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan oleh
kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014)
Keluarga merupakan unit terkecil pada masyarakat yang merupakan
sekumpulan orang yang tinggal pada satu rumah serta memiliki hubungan
perkawinan, hubungan darah, kelahiran, ataupun adopsi, yang dimana setiap
anggotanya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Dimana didalam
keluarga setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
yang harus dilakukan dan dijalankan dengan baik, sesuai dengan prinsip, nilai
yang terdapat di lingkungan masyarakat, hingga akhirnya menghasilkan warna
atau ciri yang jelas, yaitu mengakui adanya segala keberagaman dalam fungsi
kehidupan sosial.
Keragaman dalam fungsi tersebut merupakan sumber utama dari adanya
struktur masyarakat, sehingga keragaman dalam fungsi sesuai dengan struktur
masyarakat, seperti adanya anggota yang menjadi ketua dan ada yang hanya
menjadi anggota biasa, dan kedudukan tersebut menentukan fungsi masing-
masing yang berbeda dengan anggota lainnya. Namun perbedaan fungsi
tersebut tidak hanya untuk memenuhi kepentingan salah satu anggota yang
bersangkutan saja, akan tetapi untuk mencapai tujuan bersama sebagai
kesatuan. Dan tentunya, struktur dan fungsi yang ada di masyarakat tidak akan
pernah lepas dari pengaruh budaya, norma, dan nilai-nilai yang ada
dimasyarakat dan dipegang teguh oleh masyarakat setempat.

3
2. Fungsi keluarga
Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini.
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan
psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka
keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk
sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga stabilisasi kepribadian dan
tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian.
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup,
karena individu secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon
terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi
merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh
seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran
peran-peran sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan
kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan
anggota keluarga secara individual) merupakan bagian yang paling relevan
dari fungsi perawatan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan.

4
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat.
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga
dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina
hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak
atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care
(pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6
minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan
kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang,proses
belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual,
dan menyediakan aktifitas anak.

5
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka,
mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan
sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai
lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan
waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.
f. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti
penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup,
menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta
melakukan life review masa lalu.

4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :


a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat

6
B. Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada
standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
(WHO, 2014).
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada
anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga
adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

7
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalamanpengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan
norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan
kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai

8
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi
atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga
belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh
mana kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil
keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jaangka pendek dan panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5
bulan.
(2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah

9
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang
dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis
ke sistem keluarga dan subsistemnya serta merupakan hasil pengkajian
keperawatan. Diagnosa keperawatan keluarga termasuk masalah
kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki
kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan
pendidikan dan pengalaman (Friedman & Marylin, 2010).
a. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada
sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan
meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda
(sign). Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
1) Persepsi terhadap keparahan penyakit.
2) Pengertian.
3) Tanda dan gejala.
4) Faktor penyebab.
5) Persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah.
2) Masalah dirasakan keluarga/Keluarga menyerah terhadap
masalah yang dialami.
3) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
4) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan informasi yang salah.

10
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit.
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3) Sumber – sumber yang ada dalam keluarga.
4) Sikap keluarga terhadap yang sakit.

d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan


1) Keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan.
2) Pentingnya higyene sanitasi.
3) Upaya pencegahan penyakit.

Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan


1) Keberadaan fasilitas kesehatan.
2) Keuntungan yang didapat.
3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.
4) Pengalaman keluarga yang kurang baik.
5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.

1. Prioritas Masalah
Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga,
selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama
keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki
keluarga.

3. Intervensi Keperawatan Keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah
keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga. Perencanaan keperawatan
juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi
masalah-masalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam

11
membuat suatu proses keperawatan.
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan. Sedangkan tindakan keperawatan adalah perilaku
atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan pada intervensi
keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi (PPNI,
2018).

4. Implementasi Keperawatan Keluarga


Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk membantu kepentingan klien,
keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik,
emosional, psikososial, serta budaya dan lingkungan, tempat mereka mencari
bantuan. Tindakan keperawatan adalah implementasi/pelaksanaan dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Kholifah & Widagdo, 2016).
Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu atau
keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas
dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial keluarga (Friedman, 2013).

5. Evaluasi Keperawatan Keluarga.


Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Evaluasi dapat dilaksanakan dengan SOAP, dengan pengertian "S" adalah
ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan, "O" adalah keadaan obyektif yang
dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan penglihatan. "A" adalah
merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon keluarga secara subjektif
dan objektif, "P" adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
tindakan. Dalam mengevaluasi harus melihat tujuan yang sudah dibuat
sebelumnya. Bila tujuan tersebut belum tercapai, maka dibuat rencana tindak
lanjut yang masih searah dengan tujuan (Suprajitno, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

12
Andarmoyo ,2013 tentang konsep keperawatan keluarga

Bakri. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Mahardika

(Friedman,2014) tentang peran keperawatan keluarga

Friedman. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga. Gosyen Publishing.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator (III).
DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

Yohanes, D., & Betan, Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik.
Nuha Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai