Anda di halaman 1dari 8

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RSU KARYA BAKTI UJUNG BANDAR


No: 030/RSIA.PRAMALIESA/SK-DIR/VI/2022
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN ANASTESI DAN BEDAH (PAB)

MENIMBANG : 1. Bahwa pelayanan anestesi rumah sakit merupakan salah satu bagian d
kesehatan yang saat ini peranannya berkembang dengan cepat;
2. Bahwa pelayanan anestesi untuk memenuhi kebutuhan pasien harus mem
rumah sakit dan standar nasional;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit;

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor; 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Tindakan Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI.NO.1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang
Pelayanan Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 519/Menkes/Per/III/2011 Tenta
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Terapi Intensif Di Rumah Sak
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Penyelenggara
Perawat Anestesi;
7. Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) Depertemen
Diktorat Jenderal Pelayanan Medik;
8. Surat Keputusan kepala dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu p
kabupaten deliserdang .Nomor 503.570/0003/DPMPTSPDS/KIORS/VII/2021
Persetujuan Pemenuhan Komitmen Izin Operasional Rumah Sakit Izin Operas
Sakit Ibu Dan Anak Pramaliesa
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEBIJAKAN PELAYANAN ANASTESI DAN BEDAH (PAB)


DI RSIA PRAMALIESA

KESATU : Surat Keputusan Direktur Rsia Pramaliesa tentang Kebijakan Pelayanan Anastesi D
Rsia Pramaliesa .

KEDUA : Memberlakukan Kebijakan Pelayanan Anestesi Dan Bedah di sebagaimana


tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan dengan berlakunya Surat
Keputusan Direktur ini.

Ditetapkan di : Batang Kuis


Tanggal :
RSIA Pramaliesa

Dr. Suheri Parulian Gultom.,M.Kes


Direktur
Lampiran : Surat Keputusan Direktur di Rsia Pramaliesa
Nomor :
Tanggal :

PELAYANAN ANASTESI DAN BEDAH (PAB)

1. Pelayanan anestesi di RSIA Pramalies diperlakukan seragam di semua unitdimana


anestesidilakukan, memadai, teratur dan disesuaikan dengan kebutuhanpasien.
2. Pelayanan anestesi disediakan secara teratur dan rutin yaitu : 24 jam/ termasuk hari
minggu/libur.
3. Untuk kasus emergenci dokter anastesi harus tiba ditempat dalam waktu ± 30 menit.
4. Dokter anestesi yang bertanggung jawab melaksanakan pelayanan anestesi dan intensif
harus melalui proses kredensial serta memiliki SIP sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Dokter anestesi dari luar rumah sakit di seleksi berdasarkan rekomendasi dari direktur/
kepala pelayanan anestesi serta tetap mengikuti proses kredensieling.
6. Kunjungan ke ruang rawat inap untuk assesmen pra operasi, asesmen pre-anestesi,
asesmen pasca bedahwajib dilakukan oleh dokter spesialis anestesi yang bergunauntuk
menilai kondisi fisiologis pasien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan anestesi dan
pembedahan dalam hal perencanan pelayanan anestesi.
7. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan di Kamar bedah terlebih dahulu
harus dilakukan pengambilan Informed Consent pembedahan dan informed consent
anestesi sesuai dengan kebijakan tentang persetujuan dan penolakan tindakan medis.
8. Pasien, keluarga dan pembuat keputusan harus di edukasi tentang resiko, manfaat,
komplikasi yang potensial serta alternative yang berhubungan dengan prosedur bedah
yang dilaksanakan Pelaksanaan Informed Consent sesuai dengan SPO Informed Consent
terdokumentasi dalam rekam medis oleh DPJP atau petugas lain yang berkompeten
9. DPJP wajib mendokumentasikan diagnosa pra operatif dan rencana tindakan dan post
operasi di rekam medis pasien.
10. Penilaian pre-anestesi, pre-induksi, intra anestesi dan post operasi didokumentasikan
dalam rekam medis.
11. Status fisiologis dipantau selama pemberian anestesi dan pembedahan berlangsung.
12. Pemantauan minimal yang dilakukan adalah sama disemua unit dimana
anestesidilakukan, yaitu pemantauan :
 Tekanan darah
 Rekam jantung
 Laju nadi
 Pernafasan
 Saturasioksigenperifer
 Suhutubuh
13. Dokter anestesi wajib mendokumentasikan tehnik dan tindakan anestesi yang dilakukan
terhadap pasien.
14. Dokter bedah bertanggung jawab untuk mendokumentasikan dan memverifikasi asuhan
24 jam paska bedah.
15. Rencana asuhan keperawatan pasca bedah didokumentasikan oleh perawat kamar bedah
24 jam pasca bedah.
16. Rencana asuhan profesi lain wajib di dokumentasikan untuk asuhan 24 jam pasca bedah
sesuai dengan kebutuhan.
17. Bahwa pelaksanaan pelayanan anastesi, sedasi moderat dan dalam dikamar bedah Rumah
Sakit di supervise oleh katim yang dinas disetiap Ship/ hari kemudian di evaluasi oleh
kepala ruangan sebagai laporan ke unit mutu perbulan.
18. Penetapan program mutu dan keselamatan pasien dalam pemberian pelayanan anastesi.
19. Asesmen pra bedah berdasarkan IAR menjadi acuan untuk menentukan jenis tindakan
bedah yang tepat dan mencatat temuan yang penting.

20. Proses asesmen untuk gawat darurat dilakukan sesegera mungki, untuk pasien yang
langsung dilayani dokter bedah. Asesmen pra bedah menggunakan asesmen awal rawat
inap.
21. Didalam asesmen pra bedah tersebut dokter bedah harus mencatat diagnose pra operasi,
pasca operasi dan nama tindakan operasi.
22. Pelayanan instalasi kamar bedah berdasarkan pada kerjasama antar disiplin ilmu, secara
rinci diatur dalam buku Pedoman Pelayanan Kamar Bedah
23. Pelayanan kamar operasi dibedakan menjadi dua pelayanan yaitu elektif dan emergency.
24. Dokter bedah dan anestesi bekerja sesuai hak dan kewajibannya sesuai dengan kebijakan
direktur tentang hak dan kewajiban dokter bedah dan anestesi
25. Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi selalu dijalankan
26. Pasien sewaktu dikamar operasi dilakukan identifikasi meliputi :
 Identitas Pasien
 Prosedur operasi
 Lokasi yang akan dioperasi
 Informed consent
27. Bila terjadi kecelakaan / kegagalan dari tindak operasi yang dimaksud, hal tersebut
dilaporkan kepada manager pelayanan untuk tindak lanjut
28. Perhitungan kasa dilakukan sebelum penutupan lapisan peritorium bila terdapat ketidak
sesuaian penghitungsn kasa dan atau alat sebelum dan sesudah operasi maka dilakukan
penghitungan ulang sebelum sayatan operasi ditutup
29. Dokter bedah yang bekerja di kamar bedah harus melalui proses kredensieling dan
memiliki SIP sesuai aturan yang berlaku.
30. Bukti pemasangan implant dilakukan dengan penempelan stiker alat implant pada
laporan operasi.
31. Dokter bedah wajib melengkapi laporan tertulis operasi sebelum pasien meninggalkan
lokasi pemulihan pasca anestesi.
32. Pembersihan dan sterilisasi kamar operasi harus terjamin sesuai dengan standart mutu
kamar bedah.
33. Pemeliharaan peralatan dilakukan oleh staf kamar bedah sesuai dengan SPO yang ada.
34. Pelayanan instalasi kamar bedah dilegkapi dengan Depo Farmasi di kamar operasi untuk
memenuhi kebutuhan obat-obatan maupun bahan habis pakai yang diperlukan dalam
rangka pembedahan di kamar operasi.
35. Setiap petugas atau staf kamar bedah wajib mengikuti pelatihan yang sudah
diprogramkan oleh Diklat.

Ditetapkan di : batang kuis


Tanggal :
Rsia Pramaliesa

Dr. Suheri Parulian


Gultom.M.Kes
Direktur

Anda mungkin juga menyukai