TERAPI LINGKUNGAN
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
AFIZZAL 201111001
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tujuan kami membuat makalah ini sebagai tambahan
refrensi bagi para mahasiswa/mahasiswi yang membutuhkan ilmu tambahan tentang “Terapi
Modalitas yaitu Terapi Lingkungan”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Jiwa yaitu ibu “Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep” yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
teman-teman yang telah memberikan banyak dukungan untuk kami juga.
Kami menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari Dosen pembimbing dan para mahasiswa-
mahasiswi serta para pembaca demi kesempurnaan Makalah ini kedepannya. Karena
kesalahan adalah milik semua orang dan kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa dan lingkungan
sosial yang mungkin orang hidup berkecukupan secara sosial dan ekonomi. Kesehatan
jiwa adalah kondisi mental makmur yang hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian dari tingkatan hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan
manusia dengan mengetahui semua keahlian yang dimilikinya, mampu menghadapi
stress kehidupan dengan wajar, mampu bekerja dengan produktif dan mencukupi
kebutuhan hidupnya sendiri, serta bertindak di dalam lingkungan sosial, menerima
dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasakan tentram bersama dengan teman
lainnya. Gangguan jiwa merupakan salah satu penyakit yang mempunyai
kecenderungan untuk menjadi kronis dan sering disertai dengan adanya penurunan
fungsi (disability) dibidang pekerjaan, hubungan sosial dan kemampuan merawat diri
sehingga cenderung menggantungkan berbagai aspek kehidupannya pada lingkungan
sekitar.
Terdapat berbagai macam terapi yang dapat dilakukan untuk kesembuhan
pasien skizofrenia seperti terapi modalitas. Terapi modalitas yaitu terapi untuk
mengubah pasien dari perilaku maladaptif ke perilaku adaptif. Perawatan klien pada
rumah sakit jiwa dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan klien mengalami
penurunan kemampuan berfikir dan bertindak secara mandiri dan kehilangan
hubungan dengan dunia luar, oleh karena itu diperlukan pengembangan layanan
keperawatan psikiatrik salah satunya dengan penerapan terapi lingkungan di rumah
sakit. Terapi Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi
dan modifikasi unsur-unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif
terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan (Farida
Kusumawati & Yudi Harto di Hartono, 2011). Menurut (Suliswati, 2005) Terapi
Lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang ditata untuk menunjang proses
terapi, baik fisik, mental maupun sosial agar dapat membantu pemulihan klien. Terapi
lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan
perilaku pada klien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif. Perawat
menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. Bentuknya adalah
1
memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan
pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan diatas, maka didapatkan
rumusan masalah yaitu “Konsep Terapi Modalitas dalam Keperawatan Jiwa salah
satunya Terapi Lingkungan”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui bagaimana Konsep Terapi Modalitas dalam Keperawatan
Jiwa yaitu Terapi Lingkungan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui Definisi dari Terapi Lingkungan
b. Untuk Mengetahui Tujuan dari Terapi Lingkungan
c. Untuk Mengetahui Karakteristik Terapi Lingkungan
d. Untuk Mengetahui Bentuk Lingkungan
e. Untuk Mengetahui Macam-Macam Terapi Lingkungan
f. Untuk Mengetahui Jenis Kegiatan Terapi Lingkungan
g. Untuk Mengetahui Kondisi Pasien Khusus pada Terapi Lingkungan
h. Untuk Mengetahui Komponen Fungsional Terapi Lingkungan
i. Untuk Mengetahui Peran-Peran Perawat dalam Terapi Lingkungan
D. Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan dapat mengaplikasikan salah satu
Terapi Modalitas dalam Keperawatan Jiwa yaitu Terapi Lingkungan.
2
BAB II
KONSEP TEORI
3
Menurut Stuart dan Sundeen tujuan terapi lingkungan antara lain :
a. Orientation
Pencapaian orientasi dan kesadaran terhadap realita yang lebih baik. Orientasi
tersebut berhubungan dengan pemahaman klien terhadap orang, waktu, tempat
dan situasi. Sedangkan kesadaran terhadap realita dapat dikuatkan melalui
interaksi hubungan dengan orang lain.
b. Asertation
Kemampuan mengekspresikan perasaan dengan tepat. Klien perlu dianjurkan
mengekspresikan diri secara efektif dengan tingkah laku yang dapat diterima
masyarakat.
c. Acupation
Kemampuan klien untuk dapat memupuk percaya diri dan berprestasi melalui
keterampilan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan aktivitas dalam bentuk
positif dan disukai klien, misalnya melukis, bermain musik, merangkai bunga dan
lain sebagainya.
d. Recreation
Kemampuan menggunakan dan membuat aktifitas yang menyenangkan,
contoh menebak kata, senam dan jalan- jalan.
4
untuk mendorong terjadinya proses penyembuhan maupun rehabilitasi yang
paripurna. Lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik, antara lain :
1. Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkan
2. Pasien merasa nyaman dan senang atau tidak merasa takut dengan lingkungan
3. Kebutuhan-Kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhi
4. Lingkungan rumah sakit yang bersih
5. Menciptakan lingkungan yang aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls
pasien
6. Personal dari lingkungan rumah sakit menghargai pasien sebagai individu yang
memiliki hak, dan kebutuhan serta menerima perilaku pasien sebagai respons
adanya stress
7. Lingkungan yang dapat mengurangi larangan dan memberikan kesempatan pada
pasien menentukan pilihan dan membentuk perilaku baru.
5
D. Bentuk Lingkungan
1. Lingkungan Fisik
Pada Lingkungan Fisik Aspek Terapi Lingkungan meliputi semua
gambaran yang konkrit yang merupakan bagian eksternal kehidupan rumah sakit.
Setting-nya meliputi :
a. Bentuk dan struktur bangunan
b. Pola interaksi antara masyarakat dengan rumah sakit
6
Lebih ditekankan pada jarak hubungan interpersonal individu serta
sangat dipengaruhi oleh sosial budaya.
2. Lingkungan Psikososial
Lingkungan Psikososial yaitu lingkungan yang fleksibel dan dinamis kondusif
yang memungkinkan pasien berhubungan dengan orang lain dan dapat
mengambil keputusan serta toleransi terhadap tekanan eksternal. Beberapa prinsip
yang perlu diyakini petugas kesehatan dalam berinteraksi dengan pasien yaitu :
a. Tingkah laku dikomunikasikan dengan jelas untuk mempertahankan,
mengubah tingkah laku pasien
b. Penerimaan dan pemeliharaan tingkah laku pasien tergantung dari tingkah
laku partisipasi petugas kesehatan dan keterlibatan pasien dalam kegiatan
belajar
c. Perubahan tingkah laku pasien tergantung pada perasaan pasien sebagai
anggota kelompok dan pasien dapat mengikuti atau mengisi kegiatan
d. Kegiatan sehari-hari mendorong interaksi antara pasien
e. Mempertahankan kontak dengan lingkungan misalnya adanya kalender harian
dan adanya papan nama dan tanda pengenal bagi petugas kesehatan
10
a. Komunikasi terapeutik dengan cara semua petugas menyapa pasien sesering
mungkin
b. Memberikan penjelasan setiap akan melakukan kegiatan keperawatan atau
kegiatan medis lainnya
c. Menerima pasien apa adanya jangan mengejek serta merendahkan
d. Meningkatkan harga diri pasien
e. Membantu menilai dan meningkatkan hubungan sosial secara bertahap
f. Membantu pasien dalam berinteraksi dengan keluarganya
g. Sertakan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan, jangan membiarkan
pasien sendiri terlalu lama di ruangannya.
2. Pasien dengan Amuk
Lingkungan Fisik :
a. Ruangan aman, nyaman, dan mendapat pencahayaan yang cukup
b. Pasien satu kamar satu orang, bila sekamar lebih dari satu jangan dicampur
antara yang kuat dengan yang lemah
c. Ada jendela berjeruji dengan pintu dari besi terkunci
d. Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis tentang protokol pengikatan
dan pengikatan dan pengasingan secara aman
Lingkungan Psikososial :
11
2. Support Fungsi : Membantu pasien merasa aman dan nyaman serta mengurangi
kecemasan
- Tujuan : Meningkatkan harga diri dan percaya diri pasien
- Bentuk Terapi : Penggunaan komunikasi terapeutik, pemberian perhatian
dengan sikap empati edukasi
- Aktivitas : Meningaktkan hubungan dan interaksi
3. Struktur Fungsi : Membantu mendorong perilaku yang maladaptif menjadi adaptif
- Tujuan : Meningkatkan tanggung jawab terhadap perilaku dan
konsekuensinya, serta meningkatkan keterlibatan pasien terhadap aktifitas
yang terstruktur
- Bentuk Terapi : Terapi Aktivitas, Terapi aktivitas Sosial, Terapi
Occupation.
- Aktivitas : Menentukan jenis kegiatan sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pasien
4. Involvement Fungsi : Mendorong pasien untuk dapat bekerjasama, melakukan
kompromi dan konfrontasi untuk meningkatkan keterlibatan sosial
- Tujuan : Menstimulasi pasien tuntuk berperan serta aktif dalam lingkungan
sosial dan interaksi serta mengembangkan keterampilan
- Bentuk Terapi : Terapi Kelompok
- Aktivitas : Melakukan Aktivitas Kelompok
5. Validation Fungsi : Membantu pasien mengambangakan kapasitas kedekatan yang
lebih besar dan menyatu identitasnya
- Tujuan : Membantu pasien memahami dan menerima keunikan dirinya
serta mendorong integrasi antara perasaan senang dan tidak senang
- Bentuk Terapi : Psikodrama, stimulasi persepsi dan validasi
- Aktivitas : Bermain drama, menerima pikiran perasaan pasien dan
memberi reinforcement
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Lingkungan berasal dari bahasa Prancis yang artinya perencanaan
ilmiah dari lingkungan dengan tujuan yang bersifat teraupetik atau kegiatan yang
mendukung kesembuhan. Terapi Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien
melalui manipulasi dan modifikasi unsur-unsur yang ada pada lingkungan
dan berpengaruh positif terhadap fisik dan psikis individu serta serta
mendukung proses penyembuhan. Menurut (Abroms dan Sundeen 1995) ada dua
tujuan dari terapi lingkungan yaitu Membatasi gangguan dan perilaku maladaptif dan
mengajarkan keterampilan psikososial. Jenis-jenis dari kegiatan terapi lingkungan
adalah terapi rekreasi, terapi kreasi seperti dance therapy, terapi musik, terapi
menggambar, literatur therapy, ada juga pet therapy dan plant therapy. Disini peran
perawat juga dibutuhkan untuk terapi lingkungan anatar lain sebagai teknis
perawatan, sebagai leader atau pengelola, sebagai pencipta lingkungan yang aman dan
nyaman, dan juga sebagi ga sebagi penyelenggara proses sosialisasi
B. Saran
Sebagai seorang perawat yang bertugas dalam terapi lingkungan harus dapat
menilai diri tentang kesadaran diri, kekuatan, dan kemampuan dalam hal pengetahuan
dan kebudayaan karena itu sangat membantu untuk bertoleransi terhadap perilaku-
perilaku yang ditujukan oleh pasien.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sirojudin, Sirojudin, and Ayu Pratiwi. "Efektivitas Terapi Lingkungan (Milieu Therapy)
Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia : A Literatur Review.” Alauddin Scientific
Journal of Nursing 1.1 (2020): 32-41.
Yunani, Yunani, et al. "Pelatihan Kader Kesehatan Untuk Inisiasi RuTen (Rumah Tensi)
Berbasis Terapi Milieu.” Jurnal KESPERA 1.1 (2021): 8-12.
Yusuf, Ah, Iqlima Dwi Kurnia, and Manis Aero Dwi Noerviana. "Pengaruh millieu therapy
metode kreasi seni membuat gelang terhadap penurunan kesepian (loneliness)
lansia." Media Karya Kesehatan 1.1 (2018).
Mardiyanti, Rochmani Eka, and Yoyok Bekti Praseyto. "Depresi pada usia lanjut:
Implementasi terapi lingkungan di panti werdha." Jurnal Keperawatan 3.2 (2012).
Basri, Muhammad, and Muhammad Nur. "Pengaruh Terapi Lingkungan Terhadap Tingkat
Ketergantungan Pada Lansia Depresi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting
Kabupaten Barru.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 7.1 (2015): 11-15.
Yunalia, Endang Mei, and Arif Nurma Etika. "Efektivitas Terapi Kelompok Assertiveness
Training terhadap kemampuan komunikasi asertif pada remaja dengan perilaku
agresif." Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia 7.3
(2019): 229-236.
Manurung, Idawati, Yuliati Amperaningsih, and Dedek Saiful Kohir. "Terapi Kelompok
Peningkatan Kemampun Interaksi Sosial Pada Warga Binaan Lembaga
Permasyarakatan Di Bandar Lampung." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai
Sambayan 4.3 (2020): 168-172.
Niawati, Desi, and Ratna Supradewi. "Pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Afirmasi Diri
untuk Menurunkan Tingkat Stres dan Afek Negatif pada Pasien Kanker." Proyeksi:
Jurnal Psikologi 12.1 (2018): 45-56.
Andaryati, Aulia. Terapi Kelompok Dukungan untuk Meningkatkan Resiliensi Pasien Gagal
Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa. Diss. Universitas Islam Indonesia, 2018.
16