Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PENGAMAN LISTRIK

“SISTEM PENGAMAN LISTRIK”

Disusun Oleh:

PUTU DITA SURYADI


(1915061012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
FAKUTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 2
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Sistem Pengaman Listrik ............................................................................... 3
2.2 Macam-macam Pengaman Listrik ................................................................. 4
2.3 Gangguan Listrik ........................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik adalah suatu muatan yang terdiri dari muatan positif dan muatan
negatif. Arus listrik merupakan muatan listrik yang bergerak dari tempat yang
berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah, melewati suatu penghatar
listrik. Kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat dari hari kehari,
menuntut ketersediaan listrik yang semakin baik pula, dalam arti dari segi kualitas
maupun kuantitasnya. Kualitas menyangkut mutu dan keandalan, sedangkan
kuantitas adalah menyangkut kontinuitas sistem penyalurannya. Untuk lebih
meningkatkan keandalan mutu penyaluran dan pelayanan energi listrik kepada
konsumen, maka dibutuhkan sistem proteksi yang handal, sehingga
keberlangsungan sistem penyaluran energi listrik ke konsumen dapat dijaga
semaksimal mungkin, sesuai dengan kebutuhan konsumen.(Setiono & Prasetyo,
2016)
Gangguan pada sistem tenaga listrik sifatnya beragam dan memiliki beberapa
besaran. Gangguan pada sistem tenaga listrik merupakan sebuah keadaan dimana
jaringan listrik tidak normal dan dapat menganggu kontinuitas dari pelayanan
tenaga listrik, untuk mengatasi permasalahan pada gangguan listrik maka
dibutuhkan suatu pengaman listrik atau dikenal dengan sitem proteksi, sistem
proteksi digunakan untuk mengamankan rangkaian listrik dari kondisi abnormal
itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain- lain. Sistem pengaman tenaga listrik
merupakan sistem pengaman pada peralatan-peralatan yang terpasang pada sistem
tenaga listrik, seperti generator, bus bar, transformator, saluran udara tegangan
tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal
operasi sistem tenaga listrik tersebut

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang definisi sistem pengaman listrik
2. Untuk mengetahui tentang macam-macam pengaman listrik
3. Untuk mengetahui tentang Gangguan listrik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pengaman Listrik


Sistem pengaman listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan-
peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, bus bar,
transformator, saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain
sebagainya terhadap kondisiabnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut.
Tujuan dibuatnya pengaman listrik dan elektronika yaitu untuk mencegah maupun
untuk menghindari kerusakan peralatan listrik karena gangguan kondisi yang tidak
normal dari operasi sistem. Kegunaan sistem pengaman tenaga listrik, antara lain
untuk
1. Mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
2. Mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik
akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
3. mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak melebar
pada sistem yang lebih luas.
4. Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi
kepada konsumen.
5. Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik
Fungsi alat pengaman adalah :
1. Melindungi sistem terhadap kondisi beban lebih (over load) dan hubung
singkat (chort circuit).
2. Melindungi sistem terhadap gangguan fisik dari luar terutama untuk
saluran udara (overhead line). Misalnya karena sambaran petir, sambaran
induksi awan bermuatan listrik dan sebagainya.
3. Mengisolir bagian sistem yang terkena gangguan.
4. Melindungi public/personal terhadap adanya jaringan tegangan tinggi,
terutama pada tempat-tempat yang padat penduduknya atau tempattempat
dimana jaringan listrik melintasi jalan lalu lintas umum.

3
Proteksi adalah susunan peralatan yang direncanakan untuk dapat merasakan
atau mengukur adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak normalan
pada pearalatan atau bagian sistem tenaga listrik dan segara secara otomatis
memberi perintah untuk membuka pemutus tenaga untuk memisahkan peralatan
atau bagian dari sistem yang tergantung dan memberi isyarat berupa lampu dan
bel.

2.2 Macam-macam Pengaman Listrik


Alat pengaman arus listrik merupakan sebuah alat yang dipakai untuk
memutus secara otomatis bila dalam suatu Instalasi listrik mengalami gangguan
seperti beban berlebih, konsleting, percikan api, dan lain – lain.

1. MINIATURE CIRCUIT BREAKER (MCB)


Miniature Circuit Breaker atau biasa disebut MCB merupakan alat
pengaman arus listrik dari beban lebih dan hubung singkat. Terdapat dua
komponen penting pada MCB yakni Thermis sebagai bahan pengaman
dari beban lebih, dan Relay elektromagnetik sebagai pengaman dari arus
pendek.
2. SEKRING
Umumnya, sekring biasa dipakai untuk pengaman instalasi listrik
rumahan, biasanya rangkaiannya secara seri pada suatu PHB maupun
Panel Hubung Bagi. Namun saat ini, pemakaian sekring telah jarang
karena sekring dianggap tidak efektif.
3. MCCB ( MOULDED CASE CIRCUIT BREAKER)
Moulded Case Circuit Breaker atau biasa dikenal dengan MCCB
mempunyai fungsi yang sama dengan MCB, kenapa memiliki yang sama?
karena bisa mengamankan arus listrik dari beban lebih maupun dari arus
pendek. Nah letak perbedaannya ialah MCCB dan MCB memiliki
kemampuan pemutusan arus bisa diatur sesuai dengan batas beban yang
diinginkan.

4
4. ELCB (EARTH LEAKAGE CIRCUIT BREAKER)
Earth Leakage Circuit Breaker atau ELCB merupakan alat pengaman
yang dipakai untuk mengamankan terjadinya kebocoran arus listrik
maupun tegangan listrik pada suatu rangkaian instalasi listrik. ELCB
dipakai sebagai pengaman manusia dari tegangan sentuh dan arus listrik
yang bocor atau sengatan listrik di suatu rangkaian instalasi listrik.
5. OCB (OIL CIRCUIT BEARKER)
Oil Circuit Bearker atau OCB ialah alat pengaman suatu rangkaian listrik
yang bekerja memakai bahan utama berupa minyak guna memadamkan
busur api yang timbul. Apabila terjadi busur api dalam minyak, maka
minyak akan berubah menjadi uap minyak dan memadamkan busur api
akan dikelilingi oleh busur api sehingga busur api akan padam.
6. ACB (AIR CIRCUIT BREAKER)
Air Circuit Breaker atau ACB ialah alat pengaman instalasi listrik yang
bertegangan rendah maupun tinggi yang memiliki tugas meredam busur
api dari hubungan singkat dengan memanfaatkan tekanan udara yang ada
di atmosfer bumi.
7. VCB (VACUM CIRCUIT BREAKER)
Vacum Circuit Breaker atau VCB merupakan pengaman listrik yang
memiliki fungsi sebagai pengaman busur api. Letak Perbedan dari OCB
dan ACB ialah pada VCB terdapat ruang hampa udara untuk
mengamankan busur api, pada saat terbuka, sehingga bisa mengisolir
hubungan setelah bunga api terjadi.
8. SF6 CB (SULFUR HEXAFLUORIDE CIRCUIT BREAKER)
Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker atau SF6 CB ialah pemutus
rangkaian yang memakai gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas
SF6 merupakan gas berat yang memiliki sifat dielektrik yang bisa
memadamkan busur api yang baik sekali.

5
9. THERMAL OVERLOAD RELAY
Thermal Overload Relay ialah suatu alat pengaman instalasi listrik yang
memiliki tugas memutus arus listrik yang sedang mengalir saat suhu suatu
rangkaian naik atau meningkat. Sebelum suatu rangkaian mengeluarkan
percikan api, maka alat ini akan terlebih dulu memutus arus yang
mengalir.
10. Alat Pengaman Celah Batang (rod gap)

Alat pengaman celah batang (rod gap) merupakan alat pengaman paling
sederhana, yang terdiri dari dua batang logam dengan penampang
tertentu. Batang logam bagian atas diletakkan di puncak isolator jenis pos
(post type insulator) dihubungkan dengan kawat penghantar jaringan
distribusi, sedangkan batang logam bagian bawah diletakkan pada bagian
dasar isolator jenis pos yang langsung berhubungan dengan ground.
11. Alat Pengaman Lightning Arrester
Lightning arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
dan peralatannya terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi karena
sambaran petir (flash over) dan karena surja hubung (switching surge) di
suatu jaringan. Lightning arrester ini memberi kesempatan yang lebih
besar terhadap tegangan lebih abnormal untuk dilewatkan ke tanah
sebelum alat pengaman ini merusak peralatan jaringan seperti
tansformator dan isolator. Oleh karena itu lightning arrester merupakan
alat yang peka terhadap tegangan, maka pemakaiannya harus disesuaikan
dengan tegangan sistem.

6
12. Fuse Cut Out
Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi
jaringan terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir
melebihi dari batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat
(short circuit) atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out
ini jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit
breaker) yang terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut
out ini mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi.
Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di
dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka
dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah.

2.3 Gangguan Listrik


Gangguan Pada Jaringan Distribusi Jaringan distribusi merupakan bagian dari
sistem tenaga lsitrik yang paling dekat dengan pelanggan/ konsumen. Ditinjau
dari volume fisiknya jaringan dis-tribusi pada umumnya lebih panjang
dibandingkan dengan jaringan transmisi dan jumlah gangguannya (sekian kali per
100 km pertahun) juga paling tinggi dibandingkan jumlah gangguan pada saluran-
saluran transmisi. Jaringan distribusi seperti diketahui terdiri dari jaringan
distribusi tegangan menengah (JTM) dan jaringan distribusi tegangan rendah
(JTR). Jaringan distribusi tegangan menengah mempunyai tegangan antara 3 kV
sampai 20 kV. Pada saat ini PLN hanya mengembangkan jaringan distribusi
tegangan menengah 20 kV. Jaringan distribusi tegangan menengah sebagian besar
berupa saluran udara tegangan menengah dan kabel tanah. Pada saat ini gangguan
pada saluran udara tegangan menengah ada yang mencapai angka 100 kali per 100
km per tahun. Sebagian besar gangguan pada saluran udara tegangan menengah
tidak disebabkan oleh petir melainkan oleh sentuhan pohon, apalagi saluran udara
tegangan menengah banyak berada di dalam kota yang memiliki bangunan-
bangunan tinggi dan pohon-pohon yang lebih tinggi dari tiang saluran udara
tegangan menengah. Hal ini menyebabkan saluran udara tegangan menengah yang
ada di dalam kota banyak terlindung terhadap sambaran petir tetapi banyak
diganggu oleh sentuhan pohon. Hanya untuk daerah di luar kota selain gangguan
sentuhan pohon juga sering terjadi gangguan karena petir. Gangguan karena petir

7
maupun karena sentuhan pohon ini sifatnya temporer (sementara), oleh karena itu
penggunaan penutup balik otomatis (recloser) akan mengurangi waktu pemutusan
penyediaan daya (supply interupting time). Perlindungan sistem distribusi
meliputi :
1. Gangguan hubung singkat
a. Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase)
atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.
b. Gangguan permanen : Hubung singkat pada kabel, belitan trafo,
generator, (tembusnya isolasi).
c. Gangguan temporer : Flashover karena sambaran petir, flashover
dengan pohon, tertiup angin.
2. Gangguan beban lebih
Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang
melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan
gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat
merusak peralatan.
3. Gangguan tegangan lebih
Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada
saluran distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih
ini dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu :
a. Tegangan lebih power frekwensi.
Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada
AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi.
b. Tegangan lebih surja
Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surja petir.
Dari ketiga jenis gangguan tersebut, gangguan yang lebih sering terjadi dan
berdampak sangat besar bagi sistem distribusi adalah gangguan hubung singkat.
Sehingga istilah gangguan pada sistem distribusi lazim mengacu kepada gangguan
hubung singkat dan peralatan proteksi yang dipasang cenderung mengatasi
gangguan hubung singkat ini.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan :
a) Sistem pengaman listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan-
peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator,
bus bar, transformator, saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel
bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisiabnormal operasi
sistem tenaga listrik tersebut.
b) Macam-macam pengaman listrik yaitu miniature circuit breaker
(mcb), sekring, mccb ( moulded case circuit breaker), elcb (earth
leakage circuit breaker), ocb (oil circuit bearker), acb (air circuit
breaker), vcb (vacum circuit breaker), sf6 cb (sulfur hexafluoride
circuit breaker), thermal overload relay, alat pengaman celah batang
(rod gap), alat pengaman lightning arrester, fuse cut out
c) Gangguan Pada Jaringan Distribusi Jaringan distribusi merupakan
bagian dari sistem tenaga lsitrik yang paling dekat dengan pelanggan/
konsumen. Ditinjau dari volume fisiknya jaringan dis-tribusi pada
umumnya lebih panjang dibandingkan dengan jaringan transmisi dan
jumlah gangguannya (sekian kali per 100 km pertahun) juga paling
tinggi dibandingkan jumlah gangguan pada saluran-saluran transmisi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Setiono, I., & Prasetyo, D. (2016). Sistem Pengamanan Penyaluran Energi Listrik
Satu Fasa Tegangan Rendah Dengan Menggunakan Fuse Cut Out.
Daman Suswanto. (2010). Alat Pengaman Jaringan Distribusi, diakses melalui
https://www.kompasiana.com/kikik/550123a9a33311ac0a511854/pengaman-
listrik.
Pdadmin. (2018). Pengertian Dari Gangguan Sistem Tenaga Listrik, Beserta
Pembagiannya, diakses mealui
https://pdsahabat.com/2018/10/05/pengertian-dari-gangguan-sistem-tenaga-
listrik-beserta-pembagiannya/
Alkonusa. (2016). Mengenal Berbagai Jenis Pengaman Rangkaian Listrik,
diakses mealui http://www.alkonusa.com/news/mengenal-berbagai-jenis-
pengaman-rangkaian-listrik/

10

Anda mungkin juga menyukai