Anda di halaman 1dari 34

BATU ALAM SEBAGAI BAHAN

BANGUNAN

DISUSUN OLEH : FADLUL HAIKAL


GHINA KHALISA
KELAS : 1C
SEMESTER : 1(SATU)
PRODI : D-IV (TRKJJ)
DOSEN PEMBIMBING : Ir.H.MUNARDY,MT

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


TAHUN AJARAN
2021/2022
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................

1.2 Ruang Lingkup...............................................................................

1.3 Tujuan.............................................................................................

1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BATU ALAM

2.1. Sejarah dan Perkembangan Batu Alam sebagai Bahan Bangunan

2.2. Jenis jenis Batuan dan Penjelasannya..................................................

2.3. Proses terbentuknya Batu Alam.....................................................

2.4 Faktor Pendorong Proses Terbentuknya Batuan.................................

BAB III BATU ALAM SEBAGAI BAHAN BANGUNA DAN PENGUNAANYA

3.1 Batu Alam Sebagai Bahan Bangunan.............................................

3.2 Jenis-jenis batu alam dan pengunaan pada bahan bangunan..........

3.4

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.....................................................................................

4.2 Saran...............................................................................................

4.3 Daftar Pustaka.................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat
sebagai bahan bangunan, terutama untuk proses penyelesaian akhir
(finishing). Kesan alami serta tampilannya yang dekoratif menjadi salah satu
alasan batu alam menjadi begitu populer. Keragaman jenis serta cara
pemasangannya yang mampu menghasilkan berbagai macam pola dan tampilan
membuat batu alam seolah menjadi elemen wajib dalam pembangunan.

Sudah sejak dahulu ketika pertama kalinya batu digunakan sebagai alat tulis,senjata
hingga digunakan sebagai bahan pembuatan bangunan, dan sudah umum didalam
masyarakat dimana Batu yang kita dapat jumpai sehari-hari dapat digunakan sebagai
material untuk bangunan seperti dipakai sebagai fondasi rumah, bagian dari interior,
atau bagian dari eksterior. Kombinasi dari Bahan Batu, seringkali menjadikan sebuah
bangunan memiliki nilai estetika tersendiri. Baik dari bentuk dan ragam batu
yang bervariatif, maupun dari warna alami yang dimilikinya.

1.1 RUANG LINGKUP

Penulisan laporan Batu Alam sebagai Bahan Bangun ini dibatasi pada hal hal
sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan batu alam sebagai bahan bangunan


2. Apa sajakah jenis jenis serta karakteristik Batu Alam yang baik sebagai bahan
bangunan
3. Penggunaan Batu Alam sebagai Bahan Banguan
4. Kelebihan dan Kekurangan Batu alam Bahan Bangunan
1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan yang dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Memahami makna Batu Alam sebagai Bahan Bangunan


2. Mengetahui sejarah dan perkembangan Batu Alam sebagai bahan bangunan
3. Mengetahui jenis jenis Batu Alam yang dapat digunakan sebagai Material
Bahan Bangunan

1.3 MANFAAT PENULISAN

Setelah selesainya makalah ini,penulis berharap semoga pembaca dapat memahami


dan menambah wawasan baru yang lebih baik lagi tentang Batu Alam sebagai Bahan
Bangunan
BAB II

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BATU ALAM

2.1 Sejarah dan Perkembangan Batu Alam sebagai Bahan Bangunan

Zaman dahulu (zaman batu sekalipun), ternyata orang-orang zaman dulu lebih
“jeli” dari pada orang modern (saat ini). Mereka sudah menyadari jika batu alam
memiliki “sejuta” manfaat. Dari bukti sejarah tercatat batu merupakan benda alam
yang manfaatnya sangat penting sehingga tidak mengherankan jika ada zaman batu.
Pada zamantersebut, sebuah rumah dari elemen eksterior dan interior rumah
berasal dari batu alam.Selain itu, alat berburu dan patung yang biasa mereka
sembah pun terbuat dari batu.Di pusat peradaban manusia pertama (Mesir), batu
berperan penting dalam kehidupan saat itu.

Dengan kondisi iklim yang panas dan berasa di padang pasir menyebabkan
bangunan dan rumah-rumah banyak terbuat dari batu, bukan benda lain seperti
kayu. Ini disebabkan batu mempunyai sifat tidak menyerap panas dan menyejukkan
sekaligus mendinginkan udara didalamnya.

Bangunan banguan megah seperti yang ada dipenjuru dunia seperti: Piramid,Gaza,dan
Spinx (Mesir), Colosseum(itali). Tembok Besar Cina (RRC), serta tempat pemujaan Suku
Maya Amerika Selatan pun terbuat dari batu. Selain untuk bahan bangunan, batu alam
banyak digunakan untuk perhiasan dan benda berharga, seperti batu mulia. Di Indonesia, batu
alam sudah dimanfaatkan sejakzaman nenek moyang kita. Banyak arca atau patung, candi,
dan lain-lainnya terbuat dari batu.Candi Prambanan, Borobudur, Mendut, Sewu, Plaosan,
dan lain-lain berbahan batualam.Batu yang digunakan sama pada setiap candi sehingga
dinamakan batu candi.

Saat ini batu candi merupakan batu yang tetap populer dimanfaatkan hingga
saat ini.Sebelum zaman kemerdekaan, batu belah dari jenis batu andesit sudah
banyak diaplikasikan dalam pembuatan dinding, jembatan, dan saluran irigasi.Batu-
batu tersebut disuplai masyarakat setempat dari tepian sungai.
2.2 Jenis jenis Batuan dan Penjelasannya
Dalam isi bumi setidaknya terdapat tiga jenis jenis batuan yang berbeda dimana
ketiga jenis jenis batuan tersebut terbentuk dari adanya proses yang sangat panjang.
tiga jenis jenis batuan yang ada di lapisan atmosfer bumi diantaranya adalah :

1. Batuan Beku
Batuan beku atau yang disebut sebagai batuan igneus merupakan jenis batuan
dimana proses pembentukannya terjadi dari magma yang telah mengalami
pembekuan atau pendinginan.

Batuan ini biasanya ada di dalam mantel atau kerak bumi. Saat ini setidaknya sudah
terdapat 700 jenis batuan beku yang dapat diindentifikasi dan sebagian besar terdapat
di bawah kerak bumi.

Morfologi Batuan Beku

Morfologi atau cara terbentuknya batuan beku sertidaknya dibagi menjadi tiga


macam yaitu intrusive, ekstrusif dan hipabissal. Selengkapnya mengenai ketiga
batuan tersebut simak berikut ini:

 Intrusive

Batuan beku jenis intrusive merupakan batuan beku dimana proses pembentukannya
terjadi di dalam kerak bumi atau di bawah permukaan bumi. Batuan ini merupakan
bentuk dari pendinginan magma yang ada di dalam kerak bumi sehingga tekstur
batuan beku biasanya bersifat kasar. Pada batuan beku bahkan bisa dilihat butiran
mineral yang sangat jelas dan dapat dilihat oleh mata telangjang. Pada batuan beku
terdapat formasi yang cukup unik yaitu batolit, stok, lakolit, sill, dan dike. Nah saat
batuan sudah semakin mendingin dan membeku maka akan memunculkan batuan
yang memiliki tekstur kasar seperti batu granit, diorite ataua grabo.
Batuan beku yang memiliki tekstur butir kasar yang terletak pada kedalaman cukup
di dalam kerak disebut sebagai abyssal sedangkan batuan beku intrusive yang proses
terbentuknya sudah hampir berada di permukaan disebut sebagai hypabyssal.

Batuan beku ekstrusif berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang


diterobosnya memiliki tubuh batuan yang terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan
diskordan.

Konkordan 

Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis
dari tubuh batuan ini yaitu :

a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat
penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan
meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith,
yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki
diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan
kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang
telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan
sampai ribuan kilometer

Diskordan

Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-
jenis tubuh batuan ini yaitu:

a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan


memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu >
100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih
kecil
 Ekstrusif

Berbeda dengan batuan beku intrusive, batuan beku ekstrusif ini terjadi di atas
permukaan kerak bumi karena adanya pencairan magma di dalam mantel atau kerak
bumi. Proses pembekuan dari batuan beku ini lebih cepat dibandingkan dengan
proses pencairan batuan beku intrusive karena proses pembekuannya terjadi di atas
permukaan bumi. Magma yang keluar dari dalam mantel atau kerak bumi ini melalui
gunung berapi yang terdapat lubang dipuncaknya sehingg magma bisa keluar dan
membentuk batuan yang lebih cepat membeku.

Oleh karena itu tekstur dari batuan ini bersifat halus berpasir. Jenis batuan beku
esktrusif yang paling sering ditemukan adalah batu basalt. Beberapa batuan basalt
bahkan membentuk sebuah pola yang unik seperti di Antrim, Irlandia utara.

Batuan beku ekstrusif memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai
proses yang terjadi pada saat pembekuan. Struktur ini diantaranya:

a. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
b. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
c. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
d. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
e. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
f. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran

 Hipabissal

Untuk jenis batuan beku hipabissal merupakan jenis batuan yang terbentuk diantara
batuan plutonik dan vulkanik. Batuan ini terbentuk karena adanya proses naik
turunnya magma di dalam mantel dan kerak bumi. Batuan hipabissal seringkali
membentuk sebuah batuan pakolit, dike, sill, lakolit, dan lopolit.
Struktur Batuan Beku

Struktur batuan merupakan penampakan dari batuan yang bisa dilihat dari
kedudukan lapisannya. Pada batuan beku seringkali hanya dapat dilihat langsung dari
lapangannya langsung. Diantaranya adalah sebagai berikut:

 Pillow lava atau lava bantal dimana terjadi karena adanya pembekuan magma
pada gunung di bawah laut yang membentuk menyerupai bantal.
 Joint struktur merupakan aliran lava yang berbentuk kekar-kekar dan tegak
lurus sesuai dengan arah alirannya sehingga menghasilkan penampakan yang
sangat memukau.
 Massif, merupakan jejak aliran lava yang keluar dari perut bumi namun tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda lubang atau aliran gas di dalamnya.
 Vesikuler, merupakan aliran lava yang mengalir dan dibersamai dengan
adanya aliran gas sehingga arah dan teksturnya tidak teratur.
 Xenolitis, merupakan aliran lava yang dibersamai dengan masuknya batuan
lain di dalamnya sehingga menunjukkan sebuah fragmen yang membentuk
pecahan-pecahan.

Tektur Batuan Beku

tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :

1.      Tingkat kristalisasi

a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh


Kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas

2.      Ukuran butir

a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh


mineral-mineral yang berukuran kasar.
b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral
berukuran halus.
3.      Bentuk Kristal

Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya


berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang
ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat melalui
pengamatan mikroskop yaitu:

a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna


b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.

4.   Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya

a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh


bidang kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna)
b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk
euhedral dan subhedral.
c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan
kristal yang berbentuk anhedral.

5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya

a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama

b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuk, warna,kimia,tekstur,dan


mineraloginya.
a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :

 Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
 Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari
permukaan bumi
 Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi

Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic
(gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang)
seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:

 Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%


 Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% – 60%
 Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% – 90%
 Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%

c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku


diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

 Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.
 Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% – 52%.
Contohnya Diorit, Andesit
 Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% – 45%, contohnya Gabbro,
Basalt
 Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%

1. Batuan Sedimen

Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan bumi dan
dibekukan pada suhu dan tekanan udara yang rendah. Batuan sedimen sebenarnya
merupakan bentukan dari batuan yang pernah ada sebelumnya yang sudah terkena
berbagai jenis pelapukan dan erosi tanah.

Material hasil dari pelapukan dan erosi ini kemudian mengendap di dalam sebuah
cekungan dan berkumpul menjadi satu sehingga lambat laun karena adanya tekanan
udara dan suhu yang rendah menjadikan kumpulan tersebut sebuah batu baru.
Material tersebut kemudian mengeras atau membentuk dan mengelami litifikasi
sehingga menjadikan sebuah batuan sedimen.

Di dalam permukaan bumi sendiri jumlah batuan sedimen ini diperkirakan mencapai
75% sedangkan di dalam kerak bumi diperkirakan ada 8%. Dengan mempelajari
batuan sedimen ini sebenarnya juga sangat bermanfaat bagi berbagai jenis cabang
ilmu pengetahuan seperti geokimia, paleografi, klimatologi serta dari cabang ilmu
sejarah kehidupan dan pembentukan muka bumi. Hal ini disebabkan karena setiap
lapisan batuan sedimen dapat memperkirakan berapa lama waktu tersebut dan berapa
lama usia bumi sebenarnya.

Klasifikasi Batuan Sedimen

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibedakan menjadi empat


jenis yaitu batuan sedimen klasik, batuan sedimen biokimia, batuan sedimen kimia
dan batuan sedimen vulkanik. Selengkapnya mengenai ke empat jenis batuan sedimen
ini simak berikut ini:

1. Batuan Sedimen Klasik

Batuan sedimen klasik merupakan jenis batuan yang terdiri dari silikat dan beberapa
fragmen batuan yang diangkut menggunakan sebuah fluida nah kemudian material
yang diangkut oleh fluida ini akan terhenti dimana fluida ini juga terhenti.

Bentuk dan ukuran dari batuan sedimen klasik kemudian dibedakan lagi sesuai
dengan skala ukuran partikel yang mendominasi dan menggunakan ukuran skala butir
Udden-Wentworth. Kemudian para ahli membagi ukurannya menjadi tiga jenis yaitu
kerikil (batuan yang memiliki diameter lebih dari 2 mm), pasir (batuan yang memiliki
diameter antara 1/16 hingga 2 mm) dan lumpur (lumpur terbagi menjadi dua yaitu
lempung yang memiliki diameter kurang dari 1/256 mm dan lanau yang memiliki
diameter antara 1/16 hingga 1/256 mm).

2. Batuan Sedimen Biokimia

Pada batuan sedimen biokimia menggunakan jasa dari berbagai organisme biasanya
merupakan organism mikro yang ikut mengangkut material sehingga berkumpul pada
tempat tertentu dan membentuk sebuah batuan. Pada batuan sedimen biokimia ini
diantaranya adalah:

 Batu gamping yang terbuat dari berbagai kerangka biota laut yang berkapur
seperti diantaranya karang, foraminifera dan moluska.
 Batubara yang terbuat dari tumbuhan dimana sudah dihilangkan karbonnya
dari atmosfer dan proses ini dibantu oleh beberapa unsure lainnya. ini
membuat batu bara memiliki bentuk yang unik dan proses dari tumbuhan
menjadi batu bara ini membutuhkan waktu yang sangat lama.

 Endapan rijang, yang terbentuk dari akumulasi kerangka yang mengandung


zat silika dimana zat ini didapatkan dari berbagai biota laut yang memiliki
ukuran mikroskopis contohnya adalah ladiolaria dan diatom.

3. Batuan Sedimen Kimia

Batuan sedimen kimia merupakan batuan yang terbentuk dari sebuha kejadian ketika
kumpulan material terperangkap di dalam sebuah tempat dan kandungan mineral di
dalam larutannya menjadi jenuh dan membeku dengan proses anorganik atau secara
kimiawi. Contoh dari batuan sedimen kimia yang paling banyak ditemukan antara
lain adalah batu gamping oolitik, dan batuan lain yang mengandung evaporit seperti
silvit, halit, barit dan juga gypsum.

4. Batuan Sedimen Vulkanis

Untuk pengelompokkan jenis batuan sedimen selain di dalam ketiga kelompok yang
sudah dijelaskan di atas maka akan masuk ke dalam jenis batuan vulkanis. Batuan ini
terbentuk karena beberapa hal diantaranya adalah adanya arus piroklastik, breksi
vulkanik, breksi impact dan proses lainnya yang jarang sekali ditemukan dan hanya
ada pada beberapa kasus saja.

Terdapat lima jenis batuan sedimen menurut tempat pengendapannya, yaitu batuan
sedimen glasial, batuan sedimen fluvial, batuan sedimen limnis, batuan sedimen
marine dan batuan sedimen teristris.

1. Batuan Sedimen Glasial adalah pengendapan pada batuan pada daerah-


daerah yang terdapat es atau Gletser.
2. Batuan Sedimen Fluvial adalah pengendapan batuan didaerah sungai.
3. Batuan Sedimen Limnis adalah batuan sedimen yang diendapkan di danau.
4. Batuan Sedimen Marine adalah batuan sedimen yang diendapkan dilaut.
5. Batuan Sedimen Teristris adalah batuan sedimen yang diendapkan didarat.

2. Batuan Metamorf
Jenis batuan ketiga adalah batuan metamorf atau yang juga sering disebut sebagai
batuan malihan. Batuan metamorf merupakan sebuah batuan yang mengalami
perubahan atau transformasi dari batuan lainnya yang sudah ada sebelumnya dan
dibersamai dengan adanya proses metamorfosa sehingga membentuk bentuk baru
yang berbeda dengan jenis batuan sebelumnya. jumlah dari batuan metamorf di dalam
bumi ini cukup banyak dan pembentukannya sangat mudah karena adanya kedalaman
tempat yang sangat dalam, adanya tekanan udara yang sangat rendah atau tinggi dan
tekanan dari batuan yang sudah ada di atasnya.

Proses pembentukan batuan metamorf juga bisa terjadi karena adanya tabrakan
lempeng benua yang bisa menyebabkan adanya tekanan horizontal, distorsi dan
gesekan pada lempeng tersebut. Batuan metamorf juga bisa terbentuk karena adanya
pemanasan dari magma yang ada di dalam perut bumi.

Jenis-jenis Batuan Metamorf

Ada beberapa jenis batuan metamorf dan bisa dibedakan menjadi berikut ini:

1. Batuan Metamorfosis Kontak

Proses terjadinya batuan metamorf kontak adalah adanya suntikan magma yang
mengenai pada batuan disekitarnya. Perubahan ini adalah perubahan besar dimana
hampir batuan yang terkena suhu yang sangat tinggi akan melakukan proses
metamorphosis. Karena adanya proses ini juga bisa merubah biji mineral yang ada di
dalam batuan. Semakin dekat letak batu dengan magma akan semakin besar pula
proses perubahannya dibandingkan dengan batuan yang letaknya jauh dari magma.
Ketika batuan mengalami kontak dengan magma juga mengakibatkan permukaan
mineralnya menjadi lebih keras. Istilah untuk menyebut batuan yang telah mengalami
proses metamorphosis ini biasanya disebut dengan batu tanduk (hornfless).

2. Batuan Metamorf Regional

Batuan metamorf regional merupakan sebuah kumpulan batuan metamorf dalam


ukuran yang cukup besar dan luas. Sebagian besar batuan di bawah kerak bumi
merupakan batuan metamorf yang mengalami proses metamorphosis ketika
terjadinya tabrakan lempeng benua ini. biasanya batuan metamorf ini akan ada
disepanjang sabuk karena adanya tekanan suhu udara yang tinggi sehingga
mengakibatkan batuannya mengalami perubahan struktur di dalamnya. untuk batuan
metamorf regional ini contohnya adalah singkapan marmer yang sangat luas di
Amerika Serikat.

3. Batuan Metamorf Katalakstik

Batuan ini terjadi karena adanya proses mekanisme deformasi mekanis. Jadi, ketika
ada dua lempeng yang saling bergesekan maka akan menghasilkan panas yang sangat
tinggi, nah bagian yang masih mengalami gesekan tersebutlah yang akan mengalami
perubahan struktur di dalamnya. batuan tersebut juga biasanya akan hancur terlebih
dahulu karena adanya tumbukan atau gesekan tertentu yang sangat lama dan kuat.
Pada proses ini tidak biasanya terjadi pada zona sempit dimana terjadi pergerakan
sesar secara mendatar.

4. Batuan Metamorf Hidrotermal

Batuan ini terjadi karena adanya perbuhana suhu dan tekanan udara yang sangat
drastis Karena adanya cairan hidrotermal. Contoh dari batuan ini adalah batuan
basaltic dimana didalam batuan tersebut memang sangat kekurangan cairan hidrat.
Hasil endapan dari batuan ini akan bercampur dengan unsure-unsur lainnya seperti
talk, klorit, tremolit, aktinolit dan lainnya. biasanya jika endapan terdapat bijihnya
berarti merupakan batuan metamorf hidrotermal.

5. Batuan Metamorf Tindihan

Seperti dengan namanya batuan metamorf tindihan ini merupakan hasil dari batuan
yang tertimbun dalam kedalaman yang sangat dalam hingga mencapai perubahan
suhu yang sangat drastis. Pada fase ini biasanya di dalam batu akan muncul sebuah
mineral baru dan biasanya yang paling banyak dihasilkan adalah mineral zeolit.
Batuan ini bisa berubah menjadi batuan metamorf regional jika terjadi perubahan
suhu dan tekanan yang terjadi secara terus menerus.
6. Batuan Metamorf Dampak

Untuk batuan metamorf jenis ini terjadi karena adanya suatu kejadian seperti ketika
meteor atau komet yang jatuh ke bumi hingga menyebabkan ledakan. Hal ini juga
bisa terjadi karena adanya gempa bumi atau karena adanya letusan gunung api yang
sangat besar. Karena adanya kejadian tersebut maka mengakibatkan tekanan yang
sangat tinggi pada batuan-batuan yang terkena dampak dari kejadian tersebut.
Tekanan ini mengakibatkan adanya perubahan mineral di batuan yang sangat tinggi
seperti koesit dan stishofit. Selain itu batuan juga bisa berubah bentuk menjadi
kerucut yang terpercah-pecah.

2.3 Peroses terbentuknya Batu Alam

Proses pembentukan batuan menjadi enam bagian yang dimulai dari magma
sampai akhirnya akan menjadi batuan.

1. Kristalisasi Magma

Siklus batuan dimulai dari terbentuknya sebuah batuan beku karena adanya
pendinginan dan pembekuan magma dalam wujud lelehan silikat. Lelehan silikat
tersebut kemudian mengalami proses penghamburan yang berlangsung pada erupsi
gunung berapi.
Penyebab Kristalisasi Magma

1. Magma Mengalami Kehilangan Panas

Terjadi perpindahan panas pada magma menjadi batuan yang relatif dingin
adalah kejadian biasa dan terjadi pada intrusi dangkal dan semakin dingin jika
berada di kerak bumi. Proses pendinginan mengakibatkan magma kehilangan
energi kinetiknya hingga mencapai titik nukleasi dan kristalisasi atau pembekuan
cepat yang menghasilkan gelas atau lingkungan volkanik.

2. Magma Mengalami Kehilangan Fase Cair

Magma yang mengalami fase pemisahan dengan air dapat mengakibatkan


terbentuknya kristal meskipun tidak mengalami penurunan suhu sekalipun atau
kehilangan kalor. Saat air terlepas dari tubuh magma, ada kemungkinan polimer
silikat terbentuk sehingga menjadi sebuah langkah awal dalam pembentukan
struktur kristal silikat. Ada sebuah tahapan bernama fractional
crystallization yaitu ketika urutan kristalisasi  unsur mineral sebagai variabel
(suhu) jatuh pada kristalisasi total pada suhu normal.

Namun apabila fase mineral pembentuk terjadi lebih cepat dan memiliki suhu
lebih tinggi dalam keadaan terpisah dari magma induk sebagai akibat
penenggelaman, pengapungan, peletakan permukaan ruang magma atau aliran
yang beda dari kristal dan lelehan, maka magma yang tersisa tersebut akan
memiliki sifat yang berbeda dari magma induknya atau lebih dikenal dengan
istilah differentiated magma.

2. Pelapukan dan Pengangkatan Magma

Batuan beku yang keluar dari gunung berapi tersingkap pada permukaan bumi dan
bersentuhan dengan atmosfer atau hidrosfer. Hal ini membuat batuan beku
mengalami pelapukan ampai batuan tersebut menjadi hancur.
3. Erosi

Batuan beku yang sudah hancur tersebut kemudian akan berpindah atau bergerak
bisa disebabkan aliran air (baik itu di atas ataupun di bawah permukaan) atau juga
angin. Pergerakan ini bisa saja terjadi secara terus menerus.

Menurut istilah ilmu geologi, erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah
atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan
organisme hidup.

Proses Terjadinya Erosi

Erosi merupakan proses alam, yang juga banyak terjadi karena perbuatan manusia.
Faktor curah hujan, tekstur tanah, kemiringannya dan tutupan tanah mempengaruhi
tingkat erosi. Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya
adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan
tingkat erosi yang tinggi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput
akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.

Jenis Jenis Erosi

Erosi ada beberapa macam menurut proses terjadinya yaitu:

6.  Erosi Akibat Gaya Berat.

Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi
yang disebabkan oleh gaya berat massa. Ketika massa bergerak dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah maka terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan
massa. Dalam proses terjadinya erosi, pembuangan massa memiliki peranan penting
karena arus air dapat memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh lebih
rendah.
 Erosi oleh Angin.

Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah yang tandus dapat
memindahkan partikel-partikel halus sehingga di daerah tersebut sehingga
membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.

 Erosi oleh Air.

Pada dasarnya air merupakan faktor utama penyebab erosi seperti aliran sungai yang
deras. Makin cepat air yang mengalir makin cepat benda yang dapat terkikis. Air
sungai dapat mengikis tepi sungai dengan tiga cara: pertama gaya hidrolik yang dapat
memindahkan lapisan sedimen, kedua air dapat mengikis sedimen dengan
menghilangkan dan melarutkan ion dan yang ketiga pertikel dalam air membentur
batuan dasar dan mengikisnya. Air juga dapat mengikis pada tiga tempat yaitu sisi
sungai, dasar sungai dan lereng atas sungai.

Erosi juga dapat terjadi akibat air laut. Arus dan gelombang laut termasuk pasang
surut laut merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di pinggiran laut atau pantai.
Karena tenaga arus dan gelombang merupakan kekuatan yang dapat memindahkan
batuan atau sedimen pantai

 Erosi oleh Es.

Erosi ini terjadi akibat perpindahan partikel-partikel batuan karena aliran es yang
terjadi di pinggiran sungai. Sebenarnya es yang bergerak lebih besar tenaganya
dibandingkan dengan air. Misalnya gleiser yang terjadi di daerah dingin dimana air
masuk ke pori-pori batuan dan kemudian air membeku menjadi es pada malam hari
sehingga batuan menjadi retak dan pecah, karena sifat es yang mengembang dalam
pori-pori.

4. Pengendapan dan Pembentukan Batuan Sedimen

Hasil pergerakan batuan beku yang sudah hancur itu kemudian mengendap di tempat-
tempat tertentu hingga menumpuk lalu mengeras kembali. Proses ini dinamakan
sedimentasi dan menghasilkan batuan sedimen.

Hal ini disebabkan adanya perekatan senyawa mineral di dalam larutan batuan
tersebut (pergerakan batuan dengan air).
5. Batuan Sedimen Menjadi Batuan Metamorf

Jika batuan sedimen mengalami peningkatan pada tekanan dan suhu karena
pengendapan, maka akan terjadi perubahan pada bentukan batuan tersebut.

Penyesuaian dengan lingkungan akan menyebabkan batuan sedimen tersebut berubah


wujud menjadi batuan malihan atau batuan metamorf.

6. Batuan Metamorf Kembali Menjadi Magma

Batuan metamorf yang telah terbentuk seiring berjalannya waktu akan mengalami
suatu peningkatan tekanan dan suhu, sehingga batuan tadi akan kembali meleleh dan
berubah menjadi magma. Lalu siklus batuan diatas terulang kembali.

2.4 Faktor Pendorong Proses Terbentuknya Batuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus batuan.Secara umum, ada dua faktor yang
mempunyai peran besar dalam proses batuan, yaitu tektonik lempeng dan air Tektonik
lempeng Seperti yang sudah di lihat diatas, tektonik lempeng menjadi penyebab
utama terjadinya suatu pembentukan batuan beku di permukaan bumi dan juga
menjadi penyebab melelehnya batuan menjadi magma. Tektonik lempeng menjadi
penyebab utama terbentuknya dua batuan yaitu batuan sedimen dan batuan metamorf.
Tanpa melalui proses ini, kedua batuan tersebut tidak akan bisa terbentuk di muka
bumi,batu yang disebabkan karena fenomena tektonik lempeng ini pada umumnya
berada pada zona vulkanis, terutama pada gunung berapi, atau juga pada perbatasan
lempeng seperti pada zona subduksi dan zona divergen

1. Air

Air juga mempunyai peran yang cukup besar dalam mempengaruhi siklus
batuan.Air dalam kasus ini ialah siklus air, yaitu pergerakan secara kontinyu air
melewati berbagai bentuk dan lokasi di permukaan bumi.Tanpa adanya air, batu beku
dan batu metamorf sangat sulit mengalami pelapukan, erosi, dan juga sedimentasi
sehingga membentuk batuan sedimen.Jika tektonik lempeng menyebabkan
terbentuknya sebuah batuan beku dan batuan metamorf, maka air ini menyebabkan
terbentuknya batuan sedimen.
BAB III

BATU ALAM SEBAGAI BAHAN BANGUNAN DAN PENGGUNAANNYA


PADA BANGUNAN

2.1 Batu Alam Sebagai Bahan Bangunan

Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat
sebagai bahan bangunan, terutama untuk proses penyelesaian akhir
(finishing). Kesan alami serta tampilannya yang dekoratif menjadi salah satu
alasan batu alam menjadi begitu populer. Keragaman jenis serta cara
pemasangannya yang mampu menghasilkan berbagai macam pola dan tampilan
membuat batu alam seolah menjadi elemen wajib dalam pembangunan sebuah
rumah, mulai dari taman, pagar, bahkan kamar mandi.

Namun, tidak semua bagian rumah dapat mempergunakan material batu alam
ini. Ruangan yang mudah terkena kotoran seperti dapur atau garasi sebaiknya
menghindari pemakaian batu alam karena karakter batu alam yang akan sulit
dibersihkan apabila terkena kotoran seperti cipratan oli atau minyak .

Kelebihan Batu Alam

 Terkesan natural, elegan, dan mewah


 Tidak cepat rusak jika dipasang pada lantai
 Jika ada yang rusak, lantai batu alam tidak akan terlihat jelek
 Ukurannya fleksibel, dapat disesuaikan dengan kebutuhan
 Rumah dapat menjadi lebih berwarna
 Harga jual rumah akan jauh lebih mahal

Kekurangan Batu Alam

 Warnanya tidak bisa seragam, namun justru di situlah keunikannya


 Memiliki pori-pori yang besar sehingga harus ditutupi dengan bahan khusus
lagi
 Penggunaan batu alam pada lantai dua harus memperhatikan struktur
bangunan
 Materialnya cenderung berat sehingga saat distribusi dan pemasangan cukup
repot
2.2 Jenis-jenis batu alam dan pengunaan pada bahan bangunan

Jenis-jenis batu alam yang digunakan untuk bahan bangunan merupakan material
yang banyak dipilih masyarakat sebagai unsur bahan bangunan, terutama untuk
proses penyelesaian akhir  atau finishing. Kepopuleran dari batu alam ini disebabkan
karena sifatnya yang dapat memberikan kesan alami dan menyejukan serta memiliki
karakteristik unik sebagai elemen dekoratif  ruangan yang sangat indah.

1.Batu Marmer

Marmer mempunyai corak atau pola tertentu dengan banyaknya ragam warna yang
mengkombinasikannya. Hal tersebutlah yang membuat marmer sangat cocok
digunakan sebagai bahan untuk dekorasi bangunan.

Kelebihan:

 Memiliki karakter sebagai batu yang dingin dan bersifat sebagai penghantar
panas yang buruk, sehingga dapat mendinginkan ruangan apabila di
aplikasikan pada interior dinding ataupun lantai.
 Memiliki tekstur yang unik sehingga memberikan kesan mewah
 Memiliki variasi tekstur dan warna yang beragam.
 Daya tahan terhadap beban sangat tinggi, sehingga lebih tahan lama.
 Tidak mudah tergores.
 Mudah dibentuk.

Kekurangan:

 Memiliki sifat sensitif terhadap cuaca, tidak disarankan untuk diterapkan pada
bagian bangunan yang langsung terkena hujan dan panas.
 Sifatnya yang berpori, sehingga sangat mudah terkena atau menyerap noda
apabila tidak memiliki lapisan pelindung
 Membutuhkan perawatan khusus untuk mempertahankan kilaunya.
 Proses pemasangannya memiliki teknik yang khusus dan cukup sulit.
Harga Umum Batu Marmer:

10cm x 20cm x1.8mm = Rp.155.000/m2

20cm x 40cm x1.8mm = Rp.175.000/m2

15cm x 30cm x1.8mm = Rp.185.000/m2

30cm x 30cm x1.8mm = Rp.195.000/m2

2. Batu Andesit

Batu jenis ini berasal dari gunung berapi dan memiliki beberapa ciri yang mudah
dikenali, yaitu berwarna abu-abu atau hitam. Jenis batu ini sudah sejak lama dipakai
sebagai material bangunan

Kelebihan:

 Mempunyai sifat yang keras diantara batuan lainnya, sehingga lebih tahan
lama.
 Mempunyai tingkat porositas atau pori yang rapat, sehingga tidak mudah
menyerap atau terkena noda
 Sifat batu tahan terhadap cuaca dan lumut
 Perawatannya sangat mudah, untuk cara membersihkan batu alam ini hanya
perlu menggunakan air.
 Mempunyai motif yang indah dengan tekstur seperti kayu, cukup unik untuk
elemen interior ataupun eksterior ruangan.
 Karakter batu yang cukup lunak sehingga mudah untuk dibentuk
 Mempunyai banyak ragam pada jenis batunya seperti palimanan serat kuning,
serat coklat, serat putih, bobos, dll
 Mudah untuk pemasangannya.
Kekurangan:

 Mudah berlumut dan berjamur


 Mempunyai pori, sehingga mudah menyerap noda.

Harga Umum Batu Andesit:

 Batu Andesit Poles = Rp. 320.000


 Batu Andesit Bakar = Rp. 12.000
 Batu Andesit Getok = Rp. 120.000

3. Batu Sabak (Batu Kali)

Pengaplikasian batu jenis  ini banyak  digunakan untuk bagian luar atau eksterior
dinding, pagar, kolam, pilar  atau kolom serta taman kering.

Kelebihan:

 Merupakan jenis batu yang sangat kuat, biasa dipakai sebagai pondasi.
 Dapat dibelah sebagai lempengan tipis untuk pelapis dinding maupun lantai.
 Harganya relatih murah
 Perawatanya cukup mudah hanya perlu dibersihkan dengan air

Kekurangan:

 Ukuran sulit untuk disesuaikan dengan desain tertentu

Harga Umum Batu Kali:

Umumnya harga batu kali berkisar Rp 165.000,-/m3


4. Batu Granit

Warna batu granit yang terang dapat memperindah interior bangunan. Setelah diasah
dan dihaluskan, batuan granit lembaran dapat dipotong- potong dan dijadikan ubin
dengan warna- warna yang alami. Pada umumnya ubin tersebut digunakan
untuk jenis batu alam untuk lantai, anak tangga maupun dinding berbagai ruangan
seperti kamar mandi dan dapur.

Sebagai elemen eksterior, jenis batuan ini  juga dapat dijadikan paving dan bahan
dasar konstruksi bangunan seperti monumen, jembatan dan gedung- gedung
perkantoran. Berikut ulasan mengenai kelebihan dan kekurangan batu granit.

Kelebihan:

 Sifat batu yang memberikan suasana natural sebagai wall veneer (pelapis
dinding)
 Tahan terhadap panas dan tidak mudah retak, sehingga dapat dibuat toptable
pada meja dapur.
 Tahan Lama
 Tahan terhadap cuaca, tidak mudah lapuk atau jamuran
 Tahan terhadap goresan
 Mempunyai pori yang lebih kecil dibandingkan marmer, sehingga tidak
mudah menyerap air ataupun noda. Hanya perlu dikeringkan dengan lap
bersih.
 Perawatan nya cukup mudah tidak memerlukan perawatan khusus.

Kekurangan:

 Harganya relatif mahal


 Coraknya cukup terbatas
 Sulit dalam pemasanganya karena berat
Harga Umum Batu Granit:

30cm x 30cm x 1.8mm = Rp.185.000/

30cm x 60cm x 1.8mm = Rp.190.000/

40cm x 40cm x 1.8mm = Rp.200.000/


 
5. Batu Candi

Di pasaran luas batu candi banyak dijual dalam bentuk lempengan. Jenis batu candi
yang populer adalah Jenis Borobudur lava. Batu candi sangat cocok untuk
diaplikasikan pada dinding rumah minimalis, dinding pagar, atau dapat juga
diaplikasikan untuk  pembuatan kolam ikan koi atau untuk aplikasi pada tiang atau
pilar rumah baik rumah minimalis dan rumah modern.

Kelebihan:

 Mempunyai karakter yang alami dan dingin yang menyejukan.


 Mempunyai karakter yang kuat dengan warna hitam berasal dari lava
 Perawatan yang mudah, hanya perlu menggunakan air dengan disikat untuk
membersihkannya.
 Harganya cukup murah

Kekurangan:

 Mempunyai pori sehingga mudah menyerap air


 Mudah berlumut

6. Batu Templek
Tekstur acak yang dimiliki oleh batu templek memberikan kesan unik alami yang
tidak dapat dikalahkan oleh karakter jenis batu alam lainnya. Tekstur sambungan atau
nat pada batu templek seperti tidak beraturan  bentuknya, akan tetapi sebenarnya
tersambung antara batu yang satu dengan yang lain nya.

Kelebihan:

 Batu ini tergolong batuan keras yang kuat meski berbentuk lempengan.
 Harganya cukup murah
 Perawatan yang mudah dan tidak memerlukan perawatan khusus.
 Kualitasnya cukup baik sehingga tidak mudah berlumut.
 Pemasangannya cukup mudah, dengan cara dipasang secara acak.

Kekurangan:

 Sulit untuk membuat ukuran-ukuran dengan batu templek, kebanyakan batu


ini berukuran acak di pasaran.

7. Batu Paras Jogja


Batu Paras jogja merupakan salah satu jenis batu alam yang diproduksi di daerah
jogja atau di daerah sekitar jawa tengah yang merupakan salah satu jenis batu alam
untuk dapat dipasang atau diaplikasikan di material penutup dinding rumah seperti
jenis batu alam lainnya.

Kelebihan:

 Mempunyai bermacam warna seperti putih, krem yang indah


 Sifat batu yang empuk sangat mudah untuk dibentuk ataupun dipasang

Kekurangan:

 Mudah ditumbuhi lumut.


 Memerlukan perawatan khusus.
 Mudah dibersihkan.

Harga Umum Batu Paras Jogja:

20cm x 40cm x 1.8mm = Rp.100.000/

30cm x 30cm x 1.8mm = Rp.110.000/

30cm x 60cm x 1.8mm = Rp.115.000/

40cm x 40cm x 1.8mm = Rp.125.000/


 
8. Batu Hijau Sukabumi

Batu Sukabumi adalah salah satu jenis batu yang paling terkenal dan langka karena
hanya bisa didapatkan di Indonesia. Selain dapat digunakan untuk dinding kolam,
batu ini pun dapat digunakan sebagai dinding bangunan atau pagar, lantai, dan lain
sebagainya.
Kelebihan:

 Memiliki corak berwarna hijau alami yang segar dan cukup elegan
 Harganya cukup mahal sejak diadakan ekspor ke luar negeri
 Kemampuan Anti slip sehingga aman digunakan untuk Kolam
 Kemampuan menstabilkan Suhu (sehingga akan terasa sejuk)
 Memiliki kekerasan yang baik sehingga tidak mudah retak atau Pecah
 Tingkat penyerapan air yang kecil
 Sangat langka
 Water Resistance
 Tahan terhadap tekanan yang tinggi dan cuaca
 Mempunyai senyawa alami bernama zeolit yang berfungsi dapat
menjernihkan air kolam

Kekurangannya:

 Bentuknya yang tidak beraturan sangat sulit untuk menentukan ketebalan


yang diinginkan.

Harga Umum Hijau Batu Sukabumi:

10cm x 20cm x 1.8mm = Rp.75.000/

20cm x 20cm x 1.8mm = Rp.80.000/

15cm x 30cm x 1.8mm = Rp.85.000/

30cm x 30cm x 1.8mm = Rp.95.000/


 
9. Batu Koral

Fungsi atau kegunaan dari Batu Koral tersebut selain untuk taburan atau tebar di
taman juga untuk dipasang di lantai terutama area garasi dan halaman rumah, bisa di
bentuk dengan berbagai motif yang indah dan memukau menjadikan rumah anda
indah dan alami.

Kelebihan:

 Harganya terjangkau.
 Memiliki banyak pilihan warna dan corak.
 Merupakan jenis batuan kerikil yang mempunyai bentuk bervariasi terlihat
sangat menarik.
 Dapat digunakan sebagai filter air bila digunakan pada bermacam kolam air.
 Cocok digunakan sebagai ornamen hiasan

Kekurangan:

 Mudah kotor.
 Tidak mampu menahan beban.

Harga Umum Batu Koral:

 Koral Flores = Rp. 35.000


 Irian = Rp. 30.000
 Putih Kuping = Rp. 30.000
10. Batu Palimanan

Batu palimanan sesuai namanya berasal dari kecamatan Palimanan Cirebon, dan
merupakan salah satu batu  yang menjadi favorit untuk dipakai sebagai bahan
bangunan. Daerah ini terletak di sekitar Gunung Ciremai, yang merupakan daerah
perbukitan dari hasil aktivitas vulkanik dan geologi dan juga terbentuk dari adanya
proses sedimentasi butiran-butiran pasir.

Oleh karena itu batu alam ini disebut juga batuan sandstone. Batu Palimanan biasa
dimanfaatkan sebagai penghias dinding rumah, baik dinding pagar, dinding interior,
dinding eksterior ataupun dinding taman hias, dan lain sebagainya. Berikut
ulasan kelebihan dan kekurangan batu paliman.

Kelebihan:

 Keistimewaan Batu Palimanan ini memiliki 3 jenis yang dapat di bedakan


berdasarkan warna batu tersebut yaitu:
o Batu Palimanan Kuning (Cream Palimo)
o Batu Palimanan Emas (Golden palimo)
o Batu Palimanan Putih (White Palimo)

Kekurangannya:

 Batu palimanan memiliki sifat tekstur yang cukup keras, namun tingkat
kekerasannya masih di bawah batuan lava stone atau batu yang berasal dari
pecahan gunung berapi, sehingga daya serap air lebih besar dari batu andesit.
Hal tersebut menjadikan batu jenis ini lebih mudah berlumut
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN:

Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat
sebagai bahan bangunan, terutama untuk proses penyelesaian akhir
(finishing). Kesan alami serta tampilannya yang dekoratif menjadi salah satu
alasan batu alam menjadi begitu populer. Keragaman jenis serta cara
pemasangannya yang mampu menghasilkan berbagai macam pola dan tampilan
membuat batu alam seolah menjadi elemen wajib dalam pembangunan.

Dalam isi bumi setidaknya terdapat tiga jenis jenis batuan yang berbeda dimana
ketiga jenis jenis batuan tersebut terbentuk dari adanya proses yang sangat panjang.
tiga jenis jenis batuan yang ada di lapisan atmosfer bumi diantaranya adalah :Batuan
Beku,Batuan Sendimen dan Batuan Metamorf

Kelebihan Batu Alam

 Terkesan natural, elegan, dan mewah


 Tidak cepat rusak jika dipasang pada lantai
 Jika ada yang rusak, lantai batu alam tidak akan terlihat jelek
 Ukurannya fleksibel, dapat disesuaikan dengan kebutuhan
 Rumah dapat menjadi lebih berwarna
 Harga jual rumah akan jauh lebih mahal

Kekurangan Batu Alam

 Warnanya tidak bisa seragam, namun justru di situlah keunikannya


 Memiliki pori-pori yang besar sehingga harus ditutupi dengan bahan khusus
lagi
 Penggunaan batu alam pada lantai dua harus memperhatikan struktur
bangunan
 Materialnya cenderung berat sehingga saat distribusi dan pemasangan cukup
repot
Secara garis besar proses siklus batuan diuraikan sebagai berikut.

a. Magma Mengalami Kristalisasi

b. Magma Mengalami Pengangkatan


c. Magma Mengalami Erosi
d. Pembentukan Batuan Sedimen
e. Batuan Sedimen menjadi Batuan Metamorf
f. Batuan Metamorf Menjadi Magma, dan Siklus Berulang
Saran:

Apa bila ada sudah mempelajari dan mengetahui materi tentang Batu Alam sebagai
Bahan Bangunan disarankan untuk mengoleksi makalh ini apabila masih terdapat
banyak kesalahan dan disarankan apabila kalian sudah mengenal batu batu alam yang
dapat dijadikan sebagai bahan banguan dihapkan pembaca dapat menaplikasikan pada
kehidupan sehari hari mauapun ketika pekerjaan berlangsung

Daftar Pustaka:

 https://naturalstonesurfaces.com
 https://www.granitegold.com/natural-stone-used-in-history/
 https://indahtraso.com/artikel-3-pengertian-dan-sejarah-batu-alam.html
 https://id.scribd.com/doc/244481028/Bahan-Bangunan-1-Sejarah-Batu-Alam
 https://dokumen.tips/documents/bahan-bangunan-1sejarah-batu-alam.html
 https://failfaire.org/siklus-batuan/
 https://rumahlia.com/tips-trik/info-dasar/jenis-jenis-batu-alam-yang-
digunakan-untuk-bahan-bangunan
 http://engginer012.blogspot.com/2014/05/sirklus-pembentukan-batuan-
petrologi_5.html
 https://jagad.id/siklus-batuan/
 https://rumahlia.com/tips-trik/info-dasar/jenis-jenis-batu-alam-yang-
digunakan-untuk-bahan-bangunan
 https://dokumen.tips/documents/makalah-batu-alam-561d7b2c75341.html

Anda mungkin juga menyukai