Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM MEKANIK

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH:
PRAKTEK PENGUJIAN BAHAN DAN METROLOGI II

JOB PRAKTEK:
KALIBRASI ALAT UKUR

PRAKTIKAN
NAMA : AHMAD TAUFIQ UMAR
NIM : 44320044
KELAS : 2C TEKNIK MANUFAKTUR
KELOMPOK :1

PROGRAM STUDI TEKNIK MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022

1
2
A. SUB TOPIK: KALIBRASI ALAT UKUR

B. TUJUAN:
1. Mahasiswa dapat mengetahui kerusakan – kerusakan atau kelainan –
kelainan yang biasa terjadi pada alat ukur.
2. Mahasiswa dapat mengkalibrasi alat ukur.
3. Mahasiswa dapat mengetahui standar toleransi dari setiap ukur.

C. TEORI DASAR
1. Definisi Kalibrasi
Pengertian Kalibrasi (Calibration) menurut ISO/IEC Guide
17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau system pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai – nilai yang sudah diketahui, yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata
lain, Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
nilai penunjukan alat ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukurnya (yang telah diketahui nilainya) yang mampu tertelusur (traceable)
ke Standar Nasional untuk satuan ukuran dan atau internasional.
Sedangkan mamputertelusur (traceable) menurut Dewan Standarisasi
Nasional adalah kemampuan dari suatu hasil ukur secara individu untuk
dihubungkan ke Standar-standar Nasional / Internasional untuk satuan
ukuran atau sistem pengukuran yang disahkan secara Nasional maupun
Internasional melalui suatu mata rantai perbandingan yang tak terputus.
Konsep ketertelusuran pengukuran (traceability of measurement) dapat
diartikan secara sederhana bahwa alat ukur yang digunakan untuk
melakukan suatu pengukuran harus terkalibrasi terhadap alat ukur lain
yang sejenis dan dapat berfungsi sebagai acuan. Alat acuan tersebut harus
terkalibrasi terhadap acuan yang lebih akurat, demikian seterusnya
sehingga sampai pada acuan yang paling akurat yang biasanya adalah

1
Standar Nasional. Kalibrasi akan dikatakan tertelusur bila setiap mata
rantai pengukuran yang menuju kestandar nasional terdokumentasi serta
terdapat bukti mengenai siapa yang melakukan kalibrasi, alat ukur apa
yang digunakan dan bagaimana hasil kalibrasi (koreksi dan
ketidakpastian). Setiap pekerjaan kalibrasi dalam rantai pengukuran
tersebut harus dilakukan oleh organisasi yang terbukti memiliki
kompetensi teknis sebagaimana yang dipersyaratkan serta mempunyai
perlengkapan yang memadai dan menjalankan sistem mutu yang efektif.
A. Tujuan Kalibrasi
a. Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar
primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan
yang tak terputus.
b. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional
penunjukan suatu instrument ukur.
c. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional
maupun Internasional.
B. Manfaat Kalibrasi
a. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesifikasinya
b. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri
pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
c. Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar
dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
C. Prinsip Dasar Kalibrasi
a. Objek Ukur (Unit Under Test)
b. Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metode standar
(Mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yang
dikembangkan sendiri oleh laboratorium yang sudah teruji
(diverifikasi))

2
c. Operator / Teknisi (Dipersyaratkan operator/teknisi yang mempunyai
kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat)
d. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwa semua alat ukur setelah
melewati mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke tempat
lainnya, maka sebaiknya di lakukan kalibrasi menyeluruh untuk
mendapatkan keakuratan
e. Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol,
Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber
ketidakpastian pengukuran)
D. Persyaratan Kalibrasi
1. Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional /
Internasional
2. Metode kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
3. Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi
dari laboratorium yang terakreditasi
4. Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu,
kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap getaran
5. Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
E. Kondisis Ruangan Kalibrasi
1. Kondisi ruangan kalibrasi harus berada pada temperatur 20±1 oC.
2. Kelembaban ruangan kalibrasi berkisar diantara 55F60 %.
3. Ruangan kalibrasi harus bersih bebas dari partikel debu.
4. Ruangan kalibrasi harus dihindarkan dari mesin atau keadaan
yang menimbulkan getaran besar, yang diperbolehkan antara (1 - 30
Hz).
5. Pencahayaan dalam ruangan kalibrasi menggunakan lampu yang
mempunyai kekuatan cahaya 100 Lux.
2. Mistar Ingsut
Meskipun hubungan antara perubahan jarak yang terjadi pada
sensor dan pada perubahan harga yang ditunjukkan pada penunjuk dapat
dihitung dan direncanakan secara teoritis, akan tetapi pada akhirnya suatu

3
alat ukur yang selesai dibuat harus dilakukan suatu kalibrasi, yaitu
mencocokan harga yang tercantum pada skala alat ukur dengan harga
standar (harga sebenarnya). Kalibrasi bukan saja diharuskan bagi alat ukur
yang baru selesai dibuat, akan tetapi akan diwajibkan pula pada alat ukur
yang telah lama dipakai. Hal ini perlu untuk dihindari penipuan dari alat
ukur, karena satu dan lain hal, misalnya keausan dari komponen –
komponennya.
Setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu, maka sebuah alat
ukur, termasuk mistar ingsut harus dikalibrasi. Kalibrasi dapat
dilaksanakan secara priodik dalam selang waktu tertentu tergantung dari
frekwensi pemakaiannya. Untuk kalibasi mistar ingsut dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan sebagai berikut:
1) Pemeriksaan kelurusan sensor.
Pemerikasaan kelurusan sensor dilakukan dengan menggumakan
pisau lurus (Staight knife). Tempelkan pisau lurus pada sensor ukur
dan pandang dengan latar yang terang. Amati kelurusan dengan
melihat celah yang ada antara pisau lurus dan sensor ukur. Gambar
hasil pengamatan pada tabel 2.1.
F. Skala Pada Mistar Ingsut
Skala adalah alat pembanding yang pada umumnya terdapat pada
semua jenis alat ukur sehingga memungkinkan mendapat hasil
pengukuran yang tepat. Skala pada mistar geser terbagi menjadi 2
bagian, yaitu:
a. Skala utama
b. Skala nonius
Skala utama terdiri atas skala standar yang pembagiannya sama
seperti pada mistar baja. Skala nonius dibuat panjang tertentu
sehingga dapat dibagi ke dalam beberapa bagian. Tiap bagiannya
menunjukkan panjang yang proporsional terhadap skala pada bagian
skala utama.
G. Fungsi Mistar Ingsut

4
Mistar geser dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pengukuran, di
antaranya untuk mengukur:
a. Ketebalan, jarak luar, atau diameter luar
b. Kedalaman
c. Tingkat/step
d. Jarak celah atau diameter dalam
2) Memeriksa kebenaran skala utama.
Sebelum melakukan kalibrasi terlebih dahulu isi kolom toleransi
dari blok ukur. Blok ukur yang digunakan adalah dari klas DIN 1
dengan toleransi ε = 0,2+0,05L.
Periksa kebenaran skala utama dengan menggunakan blok ukur
dan catat penyimpangannya. Kalibrasi ini dilakukan untuk semua
sensor ukur yang ada pada mistar ingsut tersebut.
Hasil pengukuran yang ditunjukkan alat ukur harus sesuai dengan
ukuran yang dianggap benar (ukuran standar). Karena kesalahan dalam
proses pembuatan alat ukur atau keausan/kerusakan setelah alat ukur
tersebut digunakan, maka alat ukur tersebut kemungkinan tidak lagi
menunjukkan harga yang dianggap benar.
Untuk memeriksa kebenaran dari skala mistar ingsut digunakan
beberapa blok ukur kelas 1 atau kelas 2 sebagai ukuran standar.
Sebelum pemerikasaan dilakukan, periksa terlebih dahulu posisi nol
alat ukur.
Besar harga penyimpangan dapat dihitung sebagai berikut:
Penyimpangan = Kesalahan maksimum - kesalahan minimum
Adapun toleransi mistar ingsut yang dianjurkan oleh standar DIN
862 yaitu:
L
 Kecermatan 1/10 mm = 75 + (µm).
20
L
 Kecermatan 1/20 mm = 50 + (µm).
20
L
 Kecermatan 1/50 mm = 20 + (µm).
20

5
Dimana L = Kapasitas ukur mistar ingsut.
Untuk selengkapnya toleransi mistar ingsut yang dianjurkan oleh
standar DIN 862 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar toleransi mistar ingsut yang dianjurkan DIN 862

A more comprehensive version of his table (and much more) can be found in DIN 862
Measurement length Accuracy limits G1) in µm (0,001 mm)
(mm) Scale and values : Vernier and Dial Digital
0,1 an 0,05 0,02 0,01
50 20 20
100 50
200
300
400 60 30 30

500 70
600 80
700 90
800 100 40 40
900 110
1000 120
1200 140 50
1400 160
1600 180 …

1800 200 60

6
2000 220
1
G ) values should be increased by 20 µm when measuring inside and depth measurements,
The pararellelism of measuring faces shall be preserved after locking.

3. Blok Ukur (Gauge Blok)


Blok ukur yang dalam bahasa inggris dikenal dengan berbagai
nama, yaitu: Gauge Block, End Gauge, Slip Gauge, Jo Gauge atau
Johannsen Gauge, adalah merupakan alat ukur standar. Karena kehalusan
dan kerataan muka ukurnya, dua atau lebih blok ukur dapat disusun
sedemikian rupa sehingga dapat bersatu dengan kuat. Hal ini disebabkan
oleh tekanan udara luar pada ruang yang relatif hampa di antara ke dua
permukaan yang menyatu dan diperkuat oleh daya adhesi. Blok ukur
biasanya dibuat dari baja karbon tinggi, baja paduan atau karbida logam.
Jenis baja, yang setelah mengalami proses perlakuan panas (heat
treatment) akan mempunyai sifat-sifat penting yang harus dipunyai oleh
suatu alat ukur standar, yaitu:
a) Tahan aus
b) Tahan korosi
c) Koefisien muai
d) Kestabilan dimensi yang baik
Blok ukur biasanya dipakai secara kombinasi, oleh sebab itu blok
ukur tersedia dalam satu set dengan bermacam – macam ukuran. Sesuai
dengan fungsinya maka blok ukur mempunyai dua permukaan yang dibuat
halus, rata, sejajar dan mempunyai dua ukuran tertentu. Karena kehalusan
dan kerataan muka ukurnya, maka dua atau lebih blok ukur dapat disusun
sedemikian rupa sehingga dapat bersatu dengan kuat. Hal ini disebabkan
tekanan udara luar pada ruang yang relatif hampa serta daya adhesi. Sifat
saling lekat ini memungkinkan kita memperoleh dimensi/jarak tertentu
dengan Menyusun blok ukur dari berbagai ukuran. Selanjutnya ukuran

7
yang diperoleh tersebut dapat dipakai sebagai ukuran standar untuk proses
kalibrasi suatu alat ukur.
Blok ukur yang dipakai tidak diambil sembarangan dari kotak blok
ukur untuk mendapatkan ukuran standar yang dimaksud, melainkan harus
mengikuti prosedur yang tepat sehingga kita dapat menggunakan
kombinasi blok ukur yang minimum.
 Misalkan ukuran standar yang harus diperoleh adalah 58,975 mm.
 Mulailah dengan angka desimal yang terbelakang, dalam hal ini 0,005
mm, maka blok ukur yang harus diambil adalah yang berukuran 1,005
mm (atau 2,005 bila menggunakan tebal dasar 2 mm).
 Sisa ukuran yang tertinggal adalah 58,975-1,005 = 57,970 mm.
 Perhatikan dua angka desimal akhir, untuk itu ambillah blok berukuran
1,47 mm
(sebab blok ukuran 1,97 tidak tersedia, sedangkan bila diambil ukuran
maka blok ukuran 1 4mm harus digunakan). Tujuan pemilihan blok
ukuran 1,47 mm adalah untuk mendapatkan kombinasi blok ukur
dengan jumlah minimum jangan ambil blok ukur 1,07 + 1,4.
 Sisa ukuran adalah 57,97 - 1,47 = 56,5 mm
 Untuk itu dapat dipilih blok ukur dari 6,5 m dan 50 mm.
 Dengan demikian, kita peroleh susunan sebagai berikut:

1,005+1,47 +6,6+50=58,975

4. Mikrometer
Meskipun hubungan antara perubahan jarak yang terjadi pada
sensor dan perubahan harga yang ditunjukkan pada penunjuk dapat
dihitung dan direncanakan secara teoritis, akan tetapi pada akhimya suatu
alat ukur yang selesai dibuat harus dilakukan suatu kalibrasi, yaitu
mencocokan harga yang tercantum pada skala alat ukur dengan harga
standar (harga sebenarnya). Kalibrasi bukan saja diharuskan bagi alat ukur
yang baru selesai dibuat, akan tetapi akan diwajibkan pula pada alat ukur
yang telah lama dipakai. Hal ini perlu untuk dihindari penipuan dari alat

8
ukur, karena satu dan lain hal, misalnya keausan dari kompnen-
komponennya.
Setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu, maka sebuah alat
ukur, termasuk mikrometer harus dikalibrasi. Kalibrasi dapat dilaksanakan
secara priodik dalam selang waktu tertentu tergantung dari frekwensi
pemakaiannya. Untuk kalibasi mikrometer dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan sebagai berikut:
 Pemeriksaan fungsi komponen, misalnya gerakan silinder putar/poros
ukur, gigi gelincir (rachet) dan pengunci poros harus berfungsi baik.
 Pemeriksaan kerataan dari muka ukur, kerataan salah satu muka ukur
dapat diperiksa dengan menggunakan kaca datar.
 Pemeriksaan kesejajaran kedua muka ukur, dapat dilakukan dengan
meggunakan kaca datar yang mempunyai dua permukaan rata dan
sejajar.
 Pemeriksaan kebenaran skala mikrometer, dapat dilakukan dengan
menggunakan blok ukur.

Hasil pengukuran yang ditunjukkan alat ukur harus sesuai dengan


ukuran yang dianggap benar (ukuran standar). Karena kesalahan dalam
proses pembuataan alat ukur atau keausan/kerusakan setelah alat ukur
tersebut digunakan, maka alat ukur tersebut kemungkinan tidak lagi
menunjukkan harga yang dianggap benar.
Untuk memeriksa kebenaran dari skala mikrometer digunakan
beberapa blok ukur kelas 1 atau kelas 2 sebagai ukuran standar. Seluruh
daerah ukuran yaitu mulai dari nol sampai dengan kapasitas maksimum
(misalnya kapasitas maksimum 25 mm) harus diperiksa dengan cara
bertingkat. Dalam hal ini ukuran blok ukur yang dianjurkan untuk
digunakan adalah 2,5 mm, 5,1 mm, 7,7 mm, 103 mm, 129 mm, 15 mm,
17,6 mm, 20,2 mm, 22,8 mm, dan 24,8 mm. Hal ini dipilih secara acak
yang bertujuan agar silinder putar tidak selalu diputar penuh. Semenjak itu

9
sebelum pemerikasaan dilakukan, periksa terlebih dahulu posisi nol alat
ukur.
Dalam hal ini yang disebut sebagai kesalahan alat (instrumental error)
adalah :

Kesalahan alat (instrumental error) = pembacaan mikrometer -


ukurar blok ukur

Catat harga kesalahan ini dari pemeriksaan awal sampai kapasitas maks
mikrometer dan selanjutnya dapat dibuat grafik kesalahan komulatif
seperti gambar berikut ini:

Jarak antara titik teratas dan titik terbawah pada kurva kesalahan
kumulatif disebut deviasi pergerakan spindel (Deviation of Transverse of
Spindel) atau kesalah total (Total Error). Sedangkan batas penyimpangan
yang diizinkan menurut JIS B tercantum pada tabel berikut:

Tabel 2. Batas penyimpangan yang dizinkan menurut JIS B 7502 untuk obyek
pemeriksaan kebenaran skala mikrometer (instrumental error) pada Range 25 mm.

Measuring Range Instrumental Error Total Error

10
(µm) (µm)
0 – 15
0 – 25 ±2
25 – 50
50 – 75
±3
75 – 100
100 – 125 ±3
125 – 150
150 – 175
175 – 200 ±4
200 – 225

D. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Alat Utama: Beberapa jenis mistar ingsut dan micrometer

Gambar 2. Mistar Ingsut digital, mistar insut dial caliver dan mistar nonius
ketelitian 0,02 mm, 0,05 mm.

11
Gambar 3. Mikrometer luar nonius (0-25;25-50;50-75; dan 75-100),
Mikrometer luar digital (2" -3").

2. Alat Bantu:
a. Satu set blok ukur

Gambar 4. Blok Ukur kecermatan 0,005 mm (High Precision Gauge


Block Set)

b. Stand Mikrometer

12
Gambar 5. Stand Mikrometer

c. Pisau perata

Gambar 6. Pisau Perata.

E. LANGKAH KERJA
1. Kalibrasi Mistar Ingsut
Sebelum melakukan kalibrasi mistar ingsut perhatikan hal – hal berikut:
1) Periksa rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang
ukur dengan baik tanpa terjadi goyangan,
2) Periksa kedudukan nol
3) Periksa kesejajaran dari permukaan kedua rahang yaitu rahang tetap dan
rahang bergerak (sensor).
Adapun langkah-langkah kalibrasi alat ukur mistar ingsut sebagai berikut:
1) Pemeriksaan kelurusan sensor.
Pemerikasaan kelurusan sensor dilakukan dengan menggunakan
pisau lurus (Staight knife). Tempelkan pisau lurus pada sensor ukur dan
pandang dengan latar belakang yang terang. Amati kelurusan dengan
melihat celah yang ada antara pisau lurus dan sensor ukur. Gambarkan
hasi pengamatan pada tabel 3.

13
2) Memeriksa kebenaran skala utama. Sebelum melakukan kalibrasi
terlebih dahulu isi kolom toleransi dari blok ukur. Blok ukur yang
digunakan adalah dari klas DIN 1 dengan toleransi = 0,2 + 0,05L.
Periksa kebenaran skala utama dengan menggunakan blok ukur dan catat
penyimpangannya. Kalibrasi ini dilakukan untuk semua sensor ukur yang
ada pada mistar ingsut tersebut, yaitu (lihat pada gambar 8):
a. Sensor ukur luar (o), dikalibrasi dengan menggunakan blok ukur
standar
b. Sensor ukur dalam (i), dikalibrasi dengan blok ukur standar yang
dilengkapi dengan pemegang blok ukur.
c. Sensor kedalaman (d), dikalibrasi dengan blok ukur, dilakukan
diatas meja rata. Hasil kalibrasi diisikan pada tabel 4 dan plot
grafik1.
2. Kalibrasi Mikrometer
Sebelum melakukan kalibrasi alat ukur mikrometer perhatikan hal-hal
berikut:
1) Sebelum digunakan, kedudukan nol mikrometer harus diperiksa,
2) Kedudukan nol ini dapat distel dengan cara merapatkan mulut ukur dan
kemudian putar putar selinder tetap dengan menggunakan kunci
penyetel sampai garis refrensi dari skala tetap bertemu garis dengan
garis nol dari skala putar (lihat gambar 7)
Untuk memeriksa skala kebenaran skala mikrometer seharusnya kalibrasi
dilakukan sepanjang kapasitas ukur dari mikrometer. Dalam praktikum
hanya dilakukan antara skala 10,00 mm sampai skala 20,00 mm (atau
ditentukan oleh pembimbing, sepanjang 10 mm)
Adapun langkah – langkah kalibrasi alat ukur mikrometer sebagai berikut:
1) Pasangkan mikrometer pada mikrometer stand, set blok ukur sesuai
dengan ketinggian yang diminta (kenaikan I mm).
2) Stel jarak sensor ukur sehingga menunjukkan harga sama dengan tinggi
blok ukur yang akan dipakai.

14
3) Kemudian pasangkan blok ukur pada mulut ukur dengan cara menekan
sensor geser tetap.
4) Catat penyimpangan yang terbaca pada jam ukur pada tabel
pengamatan (tabel 5).
5) Untuk lebih teliti dalam menentukan kesalahan mikrometer dilakukan
kalibrasi kedua disekitar kesalahan maksimum dan minimum.
Blok ukur yang diset untuk ini adalah "dipilih simestris terhadap puncak
tertinggi dan terendah" seperti berikut:
a. Pada posisi kesalahan maksimum = mulai dari (x1-0,3) sampai
(x1+0.3), dengan kenaikan 0,1 mm.
b. Pada posisi kesalahan minimum = mulai dari (x2-0,3) sampai (x2+0.3),
dengan kenaikan 0, 1 mm.
Xi = Tinggi blok ukur pada kesalahan maksimum
X2 = Tinggi blok ukur pada kesalahan minimum
6) Catat data pengamatan pada tabel 6.
7) Plot hasil kalibrasi dalam bentuk kurva kesalahan kumulatif pada gratik 2.

Gambar 7. Cara penyetelan silinder skala

F. KESELAMATAN KERJA
1. Dalam penggunaan blok ukur, perhatian supaya blok ukur tidak tergores.
2. Setiap selesai menggunakan blok ukur, bersihkan dengan lap halus,
berikan lapisan vaselin/minyak lumas pada permukaannya, kemudian

15
masukkan kedalam kotak blok ukur sesuai tempatnya. Pastikan semua
ukuran blok ukur lengkap.

G. DATA PENGAMATAN
1. Mistar Ingsut

Gambar 8. Bagian – bagian mistar ingsut


Table 3. Hasil pengamatan kelurusan sisi ukur ( gambarkan )

Sisi Pengamat A dan B


Ukur

16
Sisi
L

Gambar 7.1 Cara


Sisi
memeriksa kelurusan sensor
R

Tabel 4. Hasil Kalibrasi dengan blok ukur.

Toleransi Hasil pengukuran


Tinggi
Mistar
blok
ingsut
ukur
0.02 Pengamatan A Pengamatan B
(mm)
( μm)
I O D I 0 D

0 0.02 - - - - - -

5 0.02 - 5.00 5.00 - 5.00 5.00

10 0.02 - 10.00 10.00 - 10.00 10.00

15 0.02 - 15.00 15.00 - 15.00 15.00

20 0.02 - 20.00 20.00 - 20.00 20.00

25 0.02 - 25.00 25.00 - 25.00 1725.00


Toleransi Hasil pengukuran
Tinggi
Mistar
blok
ingsut
ukur
0.05 Pengamatan A Pengamatan B
(mm)
( μm)
I O D I 0 D

0 0.02 - - - - - -

5 0.02 - 5.00 5.00 - 5.00 5.00

10 0.02 - 10.00 10.00 - 10.00 10.00

15 0.02 - 15.00 15.00 - 15.00 15.00

20 0.02 - 20.00 20.00 - 20.00 20.00

25 0.02 - 25.00 25.00 - 25.00 25.00

Toleransi Hasil pengukuran


Tinggi
Mistar
blok
ingsut
ukur
digital Pengamatan A Pengamatan B
(mm)
( μm)
I O D I 0 D

0 0.01 - - - - - -

5 0.01 - 5.00 5.02 - 5.00 5.00

10 0.01 - 10.00 9,97 - 10.00 10.00

15 0.01 - 15.02 15.03 - 15.00 15.00

20 0.01 - 20.02 20.00 - 20.00 19.98

25 0.01 - 25.00 25.04 - 24.99 24,98

18
Toleransi Hasil pengukuran
Tinggi
Mistar
blok
dial
ukur
caliver Pengamatan A Pengamatan B
(mm)
( μm)
I O D I 0 D

0 0.05 - - - - - -

5 0.05 - 5.00 5.00 - 5.00 5.00

10 0.05 - 10.00 10.00 - 10.00 10.00

15 0.05 - 15.00 15.00 - 15.00 15.00

20 0.05 - 20.00 20.00 - 20.00 20.00

25 0.05 - 25.00 25.05 - 25.00 25.00

Grafik 1. Kesalahan skala utama mistar ingsut

PENGAMATAN A
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
5 10 15 20 25
-0.01
-0.02
-0.03
-0.04

MISTAR INGSUT 0.02 MISTAR INGSUT 0.05


MISTAR INGSUT DIGITAL MISTAR DIAL CALIVER

19
PENGAMATAN B
0.00
5 10 15 20 25

-0.01

-0.02

-0.03

MISTAR INGSUT 0.02 MISTAR INGSUT 0.05


MISTAR INGSUT DIGITAL MISTAR DIAL CALIVER

Penyimpangan = Kesalahan Maksimum – Kesalahan Minimum


=………..
Toleransi Mistar Ingsut yang dikalibrasi tersebut diatas
berdasarkan
Standar DIN 862 = ………..

2. Mikrometer

Pembacaan
No Blok Ukur Kesalahan
Mikrometer( 0 – 25 )

1 1 1,00

2 2 2,01 Penyimpangan + 0,01

3 3 3,00

4 4 4,00

5 5 5,00

6 6 6,00

7 7 7,00

20
8 8 8,00

9 9 9,00

10 10 10,00

Pembacaan
No Blok Ukur Kesalahan
Mikrometer( 25 – 50)

1 30 30,00

2 31 31,00

3 32 32,00

4 33 33,00

5 34 34,00

6 35 35,00

7 36 36,00

8 37 37,00

9 38 38,00

10 39 39,00

Pembacaan
No Blok Ukur Kesalahan
Mikrometer( 50 – 75)

1 60 60,00

2 61 61,00

3 62 62,00

4 63 63,00

5 64 64,00

21
6 65 65,00

7 66 66,00

8 67 67,00

9 68 68,00

10 69 69,00

Pembacaan
No Blok Ukur Kesalahan
Mikrometer( 75 – 100)

1 80 80,00

2 81 81,00

3 82 82,00

4 83 83,00

5 84 84,00

6 85 85,00

7 86 86,00

8 87 87,00

9 88 88,00

10 89 89,00

Pembacaan
No Blok Ukur Kesalahan
Mikrometer Digital “ 2-3”

1 60 60,009 Penyimpanan +0,009

2 61 61,004 Penyimpanan +0,004

3 62 62,002 Penyimpanan +0,002

4 63 63,002 Penyimpanan +0,002

22
5 64 64,004 Penyimpanan +0,004

6 65 65,004 Penyimpanan +0,004

7 66 66,002 Penyimpanan +0,004

8 67 67,002 Penyimpanan +0,002

9 68 68,002 Penyimpanan +0,002

10 69 69,002 Penyimpanan +0,002

Table 6. kalibrasi disekitar penyimpangan maksimum dan minimum

Penyimpangan mak. Penyimpangan min.


NO NO
Blok ukur Kesalahan Blok ukur Blok ukur
1 1
2 2
3 3
4 X1 = 4 X2 =
5 5
6 6
7 7

Grafik 2. Kesalahan kumulatif micrometer

23
GRAFIK MIKROMETER
0.02

0.01

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

MIKROMETER ( 0 - 25 ) MIKROMETER ( 25 - 50 )
MIKROMETER ( 50 - 75 ) MIKROMETER ( 75 - 100 )
MIKROMETER DIGITAL

Kesalahan total dari mikrometer untuk range ………….-……….mm

Adala ( mak. – min. ) =

24
H. PEMBAHASAN
Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai – nilai yang ditunjukkan oleh
instrument ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang diabadikan pada
suatu bahan ukur dengan cara membandingkan dengan nilai konvensional
yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki kemampuantelusur ke standar
nasional atau internasional. Dengan kata lain: Kalibrasi adalah suatu kegiatan
untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat inspeksi,
alat pengukuran dan alat pengujian.
Kalibrasi yang dilakukan pada saat praktikum menggunakan alat ukur
mistar ingsut dan mikrometer. Mistar ingsut dan micrometer yang digunakan
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda, dimana ketelitian mistar ingsut yang
digunakan adalah 0.05 mm. sedangkan micrometer yang digunakan memiliki
tingkat ketelitian lebih tinggi dibanding mistar ingsut yaitu sebesar 0.01 mm.
kesalahan kalibrasi adalah kesalahan yang diakibatkan oleh tidak tepatnya
pemberian nilai skala ketika sedang membuat atau melakukan kalibrasi
(standarisasi). Pada dasarnya, kesalahan kalibrasi termasuk di dalam sebuah
jenis kesalahan tersendiri yaitu kesalahan sistematik.
Kesalahan sistematik sendiri adalah kesalahan yang muncul karena alat
yang digunakan tidaklah menunjang. Selain itu, lingkungan di sekitar alat
yang sedang digunakan juga bisa menghasilkan kesalahan sistematik. Ada
berbagai jenis kesalahan sistematik, seperti kesalahan komponen alat,
kesalahan titik nol, kerusakan alat, kesalahan paralaks, kelembaban,
perubahan suhu yang ekstrim, hingga kesalahan kalibrasi juga.

25
I. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
1) Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai – nilai yang ditunjukkan
oleh instrument ukur atau sistem pengukuran atau nilai – nilai yang
diabadikan pada suatu bahan ukur.
2) Kalibrasi dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran.
3) Faktor-faktor yang membuat proses pengukuran menjadi tidak teliti
dan tidak tepat dapat berasal dari berbagai sumber antara lain ; alat
ukur, benda ukur, posisi penyimpangan, lingkungan dan si pengukur.

2. Saran
1. Menggunakan alat ukur yang layak dan presisi.
2. Pada saat melakukan pengujian sebaiknya memperhatikan dengan teliti
pada saat melakukan pengukuran.
3. Memperhatikan faktor – faktor penyebab penyimpangan dalam
pengukuran.

26
DAFTAR PUSTAKA

______.1998. Alat Ukur Linier dan Pemakaiannya. Industrial Metrologi


Laboratory, Mechanical & Production Engineering, Mesin, FTI-ITB,
Bandung.

Antika, L., et al. "Pengukuran (Kalibrasi) Volume Dan Massa Jenis Alumunium."
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya 13.1 (2012): 24-28.

Arief, Dodi Sofyan. Kalibrasi Jangka Sorong Nonius (Vernier Calliper)


Berdasarkan Standar JIS B 7507 Di Laboratorium Pengukuran Teknik
Mesin Universitas Riau. Diss. Riau University, 2015.

Beckwith, Thomas G Dan Buck, N Kewis; Pengukuran Mekanis, Edisi II,


Penerbit Erlangga, Jakarta

Kalibrasi. Wikipedia. Ensiklopedia Gratis. Wikipedia. Ensiklopedia Gratis. 7 Juli


2021. Web. 13 Juli 2021. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi

Kurnia, Andry, and Dodi Sofyan Arief. Kalibrasi Mikrometer Sekrup Eksternal
dengan Mengacu pada Standar Jis B 7502-1994 Di Laboratorium
Pengukuran Teknik Mesin Universitas Riau. Diss. Riau University, 2015.

Mulyadi, Mulyadi, et al. "PELATIHAN PENGGUNAAN ALAT UKUR


DIMENSI JANGKA SORONG DAN MIKROMETER SKRUP DI SMK
SASMITA PAMULANG." PROSIDING SENANTIAS: Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 1. No. 1. 2021.

Rochim, Taufiq dan Sri Harjoko Wiryomartono. 1998. Spesifikasi, Metrologi dan
Kontrol Kualitas Geometrik. Industrial Metrologi Laboratory, Mechanical
& Production Engineering, Mesin, FTL-ITB, Bandung

Rochim, Taufiq, Sri Harjoko Wiryomartono & Afseri. Buku Petunjuk & Laporan
Praktikum Metrologi Industri, Laboratorium Metrologi Industri, Jurusan
Teknik Mesin, FTL-ITB, Bandung.

27

Anda mungkin juga menyukai