Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Tata Laksana Amdal Termasuk Penapisan Rencana Usaha Dan Kegiatan Wajib Amdal

(Tugas Ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan Oleh Ibu Dr. Lintje Boekoesoe
M.Kes)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3:

Reza Malik Inayath (811420072)

Adriawan Saidi ( )

Lisnawati otoluwa (811420077)

Citrawati Botutihe (811420087)

Dhea Oktaviany Daud (811418061)

Siti Faujia Kango (811420142)

ELSARIYANTI (811420083)

Nur'afni (811420055)

Rahmatia Mirshanda Mohamad (811420074)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Tata Laksana Amdal Termasuk Penapisan Rencana Usaha Dan
Kegiatan Wajib Amdal” dengan baik dan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Pengandalian Vektor”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Lintje Boekoesoe M.Kes selaku dosen
mata kuliah. “Pengendalian Vektor”. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang sudah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, September, 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian AMDAL  

Fungsi AMDAL Dan Manfaat AMDAL

Tahap-Tahap Penyusunan AMDAL


Penapisan Rencana Usaha Dan Kegiatan AMDAL
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang sering disingkat AMDAL, merupakan


reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat. Reaksi
ini mencapai keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap yang mendukung pembangunan dan
penggunaan teknologi tinggi.Dengan ini timbullah citra bahwa lingkungan gerakan adalah anti
pembangunan dan anti teknologi tinggi serta menempatkan aktivis lingkungan sebagai lawan
pelaksana dan perencana pembangunan.Karena itu banyak pula yang mencurigai AMDAL
sebagai suatu alat untuk dan menghambat pembangunan.

Dengan diundangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat,


yaitu National Environmental Policy Act (NEPA) pada tahun 1969.NEPA mulai berlaku pada
tanggal 1 Januari 1970.Dalam NEPA pasal 102 (2) (C) menyatakan, “Semua proposal legilasi
dan aktivitas pemerintah federal yang besar yang diperkirakan akan memiliki dampak penting
terhadap lingkungan yang disertai laporan Analisis Dampak Lingkungan tentang proyek
tersebut”.

AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan diterbitkannya Peraturan


Pemerintah No. 29 Tahun 1086. Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami
beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis, maka sejak tanggal 23 Oktober
1993, pemerintah menetapkan PP No. 29 Tahun 1986 dan dimulainya dengan PP No. 51 Tahun
1993 tentang AMDAL dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan AMDAL. Dengan
diterbitkannya Undang-undang No.23 Tahun 1997, maka PP No.51 Tahun 1993 perlu
disesuaikan.Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999, pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah No.27 Tahun 1999.Melalui PP No.27 Tahun 1999 ini diharapkan pengelolaan
lingkungan hidup dapat lebih optimal.
Pembangunan yang tidak mengorbankan lingkungan dan/atau kerusakan lingkungan
hidup adalah pembangunan yang memperhatikan dampak yang dapat ditimbulkan oleh
operasionalnya tersebut. Untuk menjamin bahwa suatu pembangunan dapat beroperasi atau layak
dari lingkungan, perlu dilakukan analisis atau studi kelayakan pembangunan tentang dampak dan
akibat yang akan muncul bila suatu rencana kegiatan/usaha akan dilakukan.
Masalah kerusakan lingkungan akibat industri dan rumah tangga, khususnya di Negara
berkembang seperti Indonesia sudah sangat kompleks dan sudah menghawatirkan. Karena itu
perlu kesadaran semua pihak untuk turut menangai pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui
kebijakan dan aturan harus mengatur industri dalam pengolahan limbah cair, kayu dan udara.
Pihak industripun harus menyadari pentingnya mengetahuinya yang sangat besar sehingga harus
membangun pengolahan limbah. Masyarakat pun harus memiliki peranan yang sangat besar
dalam pengolahan limbah rumah tangga dan lingkungan sehingga lingkungan baik, tanah
maupun udara dapat terjaga dengan baik.
B.     Rumusan  Masalah
1. Pengertian AMDAL  
2. Fungsi AMDAL Dan Manfaat AMDAL
3. Tahap-Tahap Penyusunan AMDAL
4. Penapisan Rencana Usaha Dan Kegiatan AMDAL
C.      Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian AMDAL
2. Untuk mengetahui Fungsi AMDAL Dan Manfaat AMDAL
3. Untuk mengetahui Tahap-Tahap Penyusunan AMDAL
4. Untuk mengetahui Penapisan Rencana Usaha Dan Kegiatan AMDAL

 
 

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dokumen ini dimaksudkan sebagai panduan
untuk memudahkan penyusunan AMDAL bagi berbagai kegiatan (proyek)
pengembangan suatu kegiatan. Secara khusus Panduan Penyusunan AMDAL Kegiatan
Pembangunan Sarana dan prasarana ini diharapkan dapat:
 Mengendalikan cara-cara pembukaan lahan di kawasan rencana kegiatan
sehingga terpelihara kelestarian fungsi ekologisnya; mengingat peruntukan lahan
yang tidak harmonis dan penerapan teknologi yang kurang bijaksana dapat
mengakibatkan gejala erosi genetik, pencemaran dan penurunan potensi lahan;
 Menopang upaya-upaya mempertahankan proses ekologis antar ekosistem di
kawasan permukiman terpadu sebagai sistem penyangga kehidupan yang
bermakna penting bagi kelangsungan pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan penduduk di kawasan rencana kegiatan khususnya, serta
masyarakat di sekitar kawasan;
 Memberikan panduan dan pemahaman kepada penyusun Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) kegiatan pengembangan kegiatan, yang
didasari dengan pendekatan terhadap pembinaan terhadap struktur dan fungsi
ekosistem
2. Fungsi AMDAL Dan Manfaat AMDAL
a) Fungsi AMDAL
1. Memberi masukan dalam pengambilan keputusan bagi pemerintah dan
pengelola kegiatan;
2. Memberi pedoman dalam upaya pencegahan, pengendalian dan pemantauan
dampak lingkungan hidup; dan
3. Memberikan informasi dan data bagi perencanaan pembangunan suatu wilayah
b) Manfaat AMDAL
 Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya,
sehingga dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupannya
apabila diperlukan;
 Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah
proyek dibangun sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat
menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian
yang dapat diderita akibat adanya proyek tersebut;
 Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di
daerahnya sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan informasi-
informasi ataupun ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan
proyek;
 Masyarakat dapat memahami hal-ihwal mengenai proyek secara jelas
sehingga kesalahfahaman dapat dihindarkai dan kerja sama yang
menguntungkan dapat digalang;
 Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam
hubungannya dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di
dalam ikut dan mengelola lingkungan.
Bagi pemilik proyek
 Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau
peraturan yang berlaku;
 Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau
perusakan lingkungan;
 Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang
akan dihadapi di masa yang akan datang;
 Pemilik proyek dapat mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah
di masa yang akan datang;
 Nalisis dampak lingkungan merupakan sumber informasi lingkungan
di sekitar lokasi proyeknya secara kuantitatif, termasuk informasi sosial
ekonomi dan sosial budaya;
 Analisis dampak lingkungan merupakan bahan penguji secara
komprehensif dari perencanaan proyeknya, sehingga dapat diketahui
kelemahan-kelemahannya untuk segera dapat dilakukan
penyempurnaannya;
 Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat
mengetahui keadaan lingkungan yang membahayakan (misalnya banjir,
tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain) sehingga dapat dicari keadaan
lingkungan yang aman bagi proyek.
Bagi pemerintah
 Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola
tersebur tidak rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui);
 Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di
luar lokasi proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat
atau yang belum diolah;
 Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya
pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya,
sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan
masyarakat;
 Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang
mungkin timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek
lainnya;
 Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana
pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak
mengganggu proyek lain;
 Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas
bagi negara dan masyarakat;
 Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat
pengambil keputusan.

3. Tahap-Tahap Penyusunan AMDAL


 Tata laksana menurut PP 29 Tahun 1986
Menurut Hardjasoemantri (1988), garis besar prosedur AMDAL sebagaimana tercantum
pada PP No. 29/1986 Mengenai Analisis  Mengenai Dampak Lingkungan adalah sebagai
berikut ini.
 Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi Lingkungan
(PIL) kepada  instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut dibuatkan
berdasarkan pedoman  yang ditetapkan oleh Menteri yang ditugaskan mengelola
lingkungan hidup. Dalam uraian dibawah ini, yang dimaksud degan menteri KLH
adalah “Menteri  yang di tugasi mengelola lingkungan hidup”  instansi yang
bertanggung jawab adalah yang berwenang memberi keputusan tentnag
pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian bahwa kewenangan berada pad
menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi
kegiatan yang bersangkutan dan pada Gubernur Daerah Tingkat I untuk kegiatan
yang berada di bawah wewenangnya
 Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL  dinilai tidak  tepat, maka
instansi yang bertanggung  jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan
petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa
untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat menimbulkan
perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang bertanggung jawab
mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.
 Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan  ANDAL,
berhubung dengan adanya dampak penting rencana kegiatan terhadap lingkungan,
baik lingkungan geobiofisik maupun sosial budaya, maka pemrakarsa bersama
instansi yang bertanggung jawab membuat Kerangka Acuan (KA) bagi
penyusunan ANDAL.
 Apibila ANDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung tidak
ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam RKL adalah “Kelola” dan huruf P dalam
RPL dari “Pantau”.
 Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting, maka
tidak perlu dibuat PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung menyusun KA bagi
pembuat ANDAL.
 ANDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan sehingga
dengan demikian terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan pembangunan,
yaitu: teknis, ekonomis dan lingkungan (TEL). biaya rencana kegiatan
sebagaimana tercantum dalam studi kelayakan rencana kegiatan tersebut meliputi
pula biaya penanggulangan dampak negatif dan pengembangan dampak
positifnya.
 Pedoman umum penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri KLH.
Pedoman teknis penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang
bersangkutan berdasarkan pedoman umum penyusunan ANDAL yang dibuat oleh
Menteri KLH.
 Apabila ANDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat
ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan
dampak positifnya, maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan menolak
rencana kegiatan yang bersangkutan. Terhadap penolakan ini, pemrakarsa dapat
mengajukan keberatan kepada pejabat yang lebih tinggi dari instansi yang
bertanggung jawab selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari. Sejak diterimanya
keputusan penolakan. Pejabat yang lebih tinggi tersebut memberi keputusan atas
keberatan tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya
pernyataan keberatan, setelah mendapat pertimbangan dari menteri KLH.
Keputusan tersebut merupakan keputusan terakhir
 Apabila ANDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL
dengan menggunakan pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh
Menteri KLH atau Departemen yang bertanggung jawab.
 Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan kadaluwarsa apabila rencana
kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
ditetapkannya keputusan tersebut. Pemrakarsa wajib mengajukan kembali
permohonan persetujuan atas ANDAL. Terhadap permohonan ini instansi yang
bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan kembali ANDAL, RKL dan
RPL yang telah dibuat atau wajib diperbaharuinya dokumen-dokumen tersebut.
 Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi perubahan
lingkungan yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena kegiatan lain,
sebelum rencana kegiatan dilaksanakan. Pemrakarsa perlu membuat ANDAL
baru berdasarkan rona lingkungan baru  
4. Penapisan Rencana Usaha Dan Kegiatan AMDAL
Penapisan ataupun screening terhadap jenis kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL didasarkan atas kriteria usaha/kegiatan yang berdampak penting terhadap
Lingkungan Hidup. Pasal 23 UU 32/2009 PPLH: kriteria usaha dan/atau kegiatan yang
berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan Amdal terdiri atas:

a.) Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;


b.) Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;
c.) Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya;
d.) Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
e.) Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
f.) Mengintroduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
g.) Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
h.) Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara;
dan/atau Penerapan teknologi yang di perkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup.

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, (AMDAL), adalah kajian mengenai


dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan. Usaha dan/atau kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan
perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan
hidup.Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang
diakibatkan oleh suau kegiatan/usaha.Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL), adalah pengelolaan danpemantauan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.Jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan:

 Potensi dampak penting Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha
dan/atau kegiatan tersebut ditetapkan berdasarkan: i) besarnya jumlah penduduk
yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan; ii) luas wilayah
penyebaran dampak; iii) intensitas dan lamanya dampak berlangsung; iv)
banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak; v) sifat
kumulatif dampak; vi) berbalik atau tidak berbaliknya dampak; vii) kriteria lain
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau; viii)
referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai landasan
kebijakan tentang Amdal.
 Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk dapat
menanggulangi dampak penting negatif yang akan timbul.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Saran

AMDAL sangat penting dan harus diperhatikan, karena mempengaruhi kenyamanan masyarakat
sekita.Siapapun yang ingin melakukan pembangunan, seyogyanya menerapkan prinsip AMDAL
agar tidak ada pihak yang merugikan.Memperhatikan dampak dari pembangunan bagi
lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Dessy, 2014. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)


http://kiskis.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/19/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-
amdal/ diakses pada tanggal 1 september 2022
Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset. Yogyakarta.

Redarizal, 2014. Analasisis mengenai dampak lingkungan. Veteran : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai