Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR OTAK

2022

A. Definisi
Rongga Tumor otak atau tumor intracranial adalah neoplasma atau proses
desak ruang (space occupying lesion atau space taking lision) yang timbul didalam
tengkorak baik didalam kompartemen supratentotrial maupun infratentorial.
(Satyanegara)

Klasifikasi tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikuT:

1. Berdasarkan jenis tumor


- Jinak : acoustic neuroma, meningioma, pituitary adenoma, astrocytoma
(grade I)
- Malignant: astrocytoma (grade 2,3,4), oligodendroglioma, apendymoma
2. Berdasarkan lokasi
Tumor intradural
- Ektramedular : cleurofibroma,meningioma
- Intramedular :
oligodendroglioma,hemangioblastoma,apendymoma,astrocytoma.

Tumor ekstradural

- Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,
paru-paru, ginjal dan lambung.

B. Etiologi
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,
yaitu:
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-
anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial
yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat
untuk memikirkan adanya faktor faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa sel embrional (Embrionic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetap ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi
pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.

3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti
methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan
pada hewan.

C. Manifestasi Klinis
Menurut lokasi tumor :
1. Lobus frontalis: Gangguan mental/ gangguan kepribadian ringan: depresi,
bingung, tingkah laku aneh, sulit memberi argumentasi / menilai benar atau tidak,
hemiparesis, ataksia dan gangguan bicara.
2. Kortek presentalis posterior: Kelemahan/kelumpuhan pada otot-otot wajah,lidah
dan jari.
3. Lobus parasentralis: Kelemahan pada ekstremitas bawah
4. Lobus oksipital: Kejang, gangguan penglihatan
5. Lobus temporalis
Tinitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan otot wajah
6. Lobus parietalis: Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik,
gangguan penglihatan
7. Cerebulum: Papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hiperekstremitas
sendi, hipotonia.

Tanda dan gejala umum:

1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk, dan membungkuk
2. Kejang
3. Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial: pandangan kabur, mual,
4. muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital afasia
5. Perubahan kepribadian
6. Gangguan memori dan alam perasa

Trias klasik:

1. Nyeri kepala
2. Papil oedema
3. Muntah
4.

D. Pemeriksaan penunjang
1. Arterigrafi atau Ventricolugram; untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem
ventrikel dan cisterna.
2. CT-SCAN; Dasar dalam menentukan diagnose
3. Radiogram; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur,
penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi
selatursika
4. Sidik otak radioaktif; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat
radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang
menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif
5. (EEG); Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron
6. Ekoensefalogram; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra
serebral.

Penatalaksanaan

Penanganan yang dilakukan tergantung dari keadaan tumor tersebut, apakah


masih bisa dioperasi (operable) ataupun in operable. Sebelum dilakukan pembedahan,
persiapan pre operasi harus dilakukan seperti pemeriksaan laboratorium lengkap, tes
fungsi hati, ginjal, EKG, dan lain-lain.

1. Tindakan operatif dilakukan pada keadaan berikut, antara lain:


a. Emergensi, misalnya pasien dengan penurunan kesadaran.
b. Elektif (direncanakan), misalnya pada penderita tumor otak stadium dini
2. Tindakan operatif dengan radioterapi dan kemoterapi Temozolomide dilakukan
pada kasus Anaplastic Oligodendroglioma (grade III). Untuk kasus Malignant
glioma dilanjutkan dengan interstitial radioterapi/brachytherapy dengan radioaktif
Irridium192 atau lodine-125 langsung ke tumor Stereotactic radiotherapy dan
radiosurgery (Linac dan Gamma knife dilakukan hanya terbatas pada lesi-lesi
dengan diameter tidak lebih dari 3-4 cm dan sangat potensial untuk malignant
glioma yang berada jauh di dalam otak. Pada tumor dengan metastase tunggal di
otak, dilakukan tindakan operatif terhadap tumornya tetapi disertai dengan Whole
Brain Radiotherapy (WBRT) ataupun dengan Stereotactic Radio Surgery (SRS)
Selain itu, dilanjutkan lagi dengan kemoterapi, seperti pada tumor small cell lung
carcinoma, germ cell tumor ataupun pada breast cancer.
3. Paliatif, dilakukan pada kasus-kasus yang tidak mungkin lagi operasi.
E. Patofisiologi
Menurut Price (2006) tumor otak menyebabkan gangguan
neurologik yang disebabkan oleh gangguan neurologis. Gejalagejala terjadi berurutan.
Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-
gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik
pada tumor otak biasanya disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh
tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada
jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan
jaringan neuron.Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang
tumbuh paling cepat. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor
yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskulerprimer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan
dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor
membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat
gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh
beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar
tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang
tengkorak yang kaku.
Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaringan otak.Mekanisme belum
seluruhnya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan
perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawardarah otak,
semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial.Observasi sirkulasi cairan
serebrospinal dari ventrikel laseral keruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa,bila terjadi secara cepat
akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan
oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah
intra kranial, volume cairan serebrospinal,kandungan cairan intrasel dan mengurangi
sel-sel parenkim.Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus
atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke
inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
menensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf ketiga. Pada
herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh
suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan
cepat. Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik
(pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan)

F. Pengkajian Fokus
a. Pengkajian
- Bidata pasien mulai dari nama, umur, jenis kelamin, diagnose medis
- Bidata keluarga mulai dari biodata orang tua dari nama ayah, umur,
pekerjaan, agama, Pendidikan, alamat dan nama ibu, umur, pekerjaan,
agama, Pendidikan, alamat.
b. Keluhan utama
Pada saat masuk rumah sakit dan pada saat dikaji
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat Kesehatan yang lalu
e. Riwayar kehamilan dan persalinan mulai dari prenatal, natal dan post natal
f. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
g. Riwayat imunisasi
h. Riwayat pemberian nutrisi
i. Riwayat Kesehatan keluarga dan genogram
j. Riwayat psikososial
k. Riwayat social budaya
l. Riwayat spiritual
m. Pola kebiasaan sehari : mulai dari nutrisi, eliminasi, istirahat tidur, aktivitas
dan personal hygiene
n. Pemeriksaan fisik mulai dari keadaan umum, tanda-tanda vital, status gizi,
kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher
o. Pemeriksaan dada : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
p. Pemeriksaan jantung : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
q. Pemeriksaan perut : inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi
r. Pemeriksaan genetalia dan anus
s. Ekstremitas dan integument
t. Pemeriksaan neurologis
u. Pemeriksaan penunjang
G. Masalah Keperawatan
- Pola nafas tidak efektif
- Nyeri
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
H. Masalah kolaboratif
- Kolaborasi dengan dokter DPJP sebagai penentu diagnose medis pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi sebagai pemberian diit pasien
- Kolaborasi dengan dokter fisioterapi sebagai pemberian terapi pada pasien
- Kolaborasi dengan farmasi sebagai pelayanan obat untuk pasien
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis D.0078 b.d infiltrasi tumor
2. Pola napas tidak efektif D.0005 b.d gangguan neurologis
3. Resiko perfusi serebral tidak efektik D0017 b.d tumor otak
4. Resiko cedera D.0136 b.d vertigo sekunder terhadap hipotensi ortostatik
5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh D0019 b.d efek kemoterapi dan
radioterapi.
J. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Keperawatan dan Rencana Tindakan
. Keperawatan Kriteria Hasil (NIC)
Dx (NANDA) (NOC)

1. Nyeri kronis D.0078 Setelah dilakukan tindakan Paint Management :


b.d infiltrasi tumor keperawatan selama 1x24 jam 1. Mengurangi/
diharapkan nyeri yang dirasakan menghilangkan
berkurang 1 atau dapat diadaptasi faktor-faktor yang
oleh klien dengan kriteria hasil : menimbulkan
1. Nyeri yang dirasakan /meningkatkan
berkurang atau dapat pengalaman nyeri.
diadaptasi ditunjukan 2. Memilih dan
penurunan skala nyeri mengimplementasikan
Skala :2 satu jenis tindakan
2. Klien tidak merasa (farmakologi,non-
kesakitan farmakologi,interpers
3. Klien tidak gelisah onal) untuk
memfasilitasi
pertolongan nyeri.
3. Mempertimbangkan
jenis dan sumber nyeri
ketika memilih
strategi pertolongan
nyeri
4. Mendorong klien
untuk menggunakan
pengobatan nyeri
yang adekuat.
5. Instruksikan
klien/keluarga untuk
melaporkan nyeri
dengan segera jika
nyeri timbul.
6. Mengajarkan teknik
distraksi relaksasi
7. Observasi adanya
tanda-tanda nyeri
seperti ekspresi
wajah,gelisah,menang
is/meringis,perubahan
tanda vital.

2. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Respiratory management :


efektif D.0005 b.d keperawatan selama 1x24 jam 1. Monitor kecepatan
gangguan neurologis diharapkan pola pernafasan irama,kedalaman dan
kembali normal dengan kriteria upaya pernafasan.
hasil : 2. Monitor pola
1. Pola nafas efektif pernapasan.
2. GDA normal 3. Monitor tingkat
3. Tidak terjadi sianosis saturasi oksigen
dalam klien yang
tenang
4. Auskultasi suara
napas,mencatat area
penurunan ketiadaan
ventilasi dan
keberadaan suara
tambahan.
3. Resiko perfusi Setelah dilakukan tindakan Intracranial pressure (ICP)
serebral tidak efektik keperawatan selama 1x24 jam Monitoring
D0017 b.d tumor otak diharapkan perfusi jaringan klien 1. Monitor kualitas dan
membaik ditandai dengan tanda- karakteristik dari
tanda vital stabil dengan kriteria bentuk gelombang
hasil : TIK
1. Tekanan perfusi serebral 2. Monitor tekanan
>60 mmHg,intrakranial perfusi cerebral.
<15 mmHg tekanan arteri 3. Monitor status
rata-rata 80-100 mmHg. neurologis.
2. Menunjukan tingkat 4. Monitor TIK klien
kesadaran normal. dan respon neurologis
3. Orientasi pasien baik untuk merawat
4. RR 10-20 x/menit aktivitas dan stimuli
5. Nyeri kepala berkurang lingkungan.
atau tidak terjadi. 5. Monitor
jumlah,kecepatan dan
karakteristik dari
aliran cairan
sersrospinal (CSF)
6. Memberikan agen
farmakologi untuk
menjaga TIK pada
batas tertentu.
7. Memberi jarak waktu
intervensi
keperawatan untuk
meminimalkan PTIK
8. Monitor secara
berkala tanda dan
gejala peningkatan
TIK.
4. Resiko cedera D.0136 Setelah dilakukan tindakan Fall prevention
b.d vertigo sekunder keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi tingkah
terhadap hipotensi diharapkan diagnosa tidak laku dan faktor yang
ortostatik menjadi masalah actual dengan berpengaruh pada
kriteria hasil : resiko jatuh.
1. Pasien dapat 2. Memberikan tanda
mengidentifikasikan untuk mengingatkan
kondisi-kondisi yang klien untuk meminta
menyebabkan vertigo. tolong ketika pergi
2. Pasien dapat menjelaskan dari tempat tidur,yang
metode pencegahan tepat
penurunan aliran darah di 3. Menggunakan teknik
otak tiba-tiba yang yang sesuai untuk
berhubungan dengan mengantar klien dari
ortostatik. kursi roda,tempat
3. Pasien dapat tidur,tolilet dan
melaksanakan gerakan lainnya.
mengubah posisi dan 4. Kaji tekanan darah
mencegah drop tekanan di pasien saat pasien
otak yang tiba-tiba. mengadakan
4. Menjelaskan beberapa perubahan posisi
episode vertigo atau tubuh.
5. pusing. 5. Diskusikan dengan
klien tentang fisiologi
hipotensi ortostaik
6. Ajarkan teknik-teknik
untuk mengurangi
hipotensi ortostastik
5. Gangguan nutrisi Setelah dilakukan tindakan Nutrition Monitoring
kurang dari keperawatan selama 1x24 jam 1. Kaji tanda dan gejala
kebutuhan tubuh diharapkan kebutuhan nutrisi kekurangan nutrisi :
D0019 b.d efek klien dapat terpenuhi dengan penurunan berat
kemoterapi dan adekuat dengan kriteria hasil : badan,tanda-tanda
radioterapi. 1. Antropometri : berat badan anemia ,tanda-tanda
tidak turun (stabil) vital
2. Biokimia : albumin 2. Monitor intake nutrisi
normal dewasa (3,5,5,0) pasien
g/Dl 3. Berikan makalan
3. HB normal (laki-laki 13,5- dalam porsi kecil tapi
18 g/dl,perempuan 12-16 sering
g/dl) 4. Timbang berat badan
a. Clinis 3 hari sekali
Tidak tampak 5. Monitor hasil
kurus,terdapat lipatan laboratorium
lemak,rambut tidak jarang Hb,albumin.
dan merah. 6. Kolaborasi dalam
b. Diet pemberian obat
Klien menghabiskan porsi antiemetic.
makannya dan nafsu
makan bertambah.

Anda mungkin juga menyukai