Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN NEUROLOGI PADA PASIEN TIDAK SADAR.

Pemeriksaan Neurologi
Fungsi Cerebral
Keadaan umum, tingkat kesadaran yang umumnya dikembangkan dengan Glasgow Coma
Scala (GCS) :

• Refleks membuka mata (E)


4 : Membuka secara spontan
3 : Membuka dengan rangsangan suara
2 : Membuka dengan rangsangan nyeri
1 : Tidak ada respon

• Refleks verbal (V)


5 : Orientasi baik
4 : Kata baik, kalimat baik, tapi isi percakapan membingungkan.
3 : Kata-kata baik tapi kalimat tidak baik
2 : Kata-kata tidak dapat dimengerti, hanya mengerang
1 : Tidak keluar suara

• Refleks motorik (M)


6 : Melakukan perintah dengan benar
5 : Mengenali nyeri lokal tapi tidak melakukaan perintah dengan benar
4 : Dapat menghindari rangsangan dengan tangan fleksi
3 : Hanya dapat melakukan fleksi
2 : Hanya dapat melakukan ekstensi
1 : Tidak ada gerakan

Cara penulisannya berurutan E-V-M sesuai nilai yang didapatkan. Penderita yang sadar =
Compos mentis pasti GCS-nya 15 (4-5-6), sedang penderita koma dalam, GCS-nya 3 (1-1-1)

   Brainstem reflek
Pittsburgh Brain Stem Score
Cara ini digunakan unuk menilai reflex brainstem pada pasien koma.
No          Rrainstem Reflex              Positive                Negative
1              Reflex bulu mata (kedua sisi)       2              1
2              Reflex kornea (kedua sisi)             2              1
3              Doll’s eyes movement (kedua sisi)            2              1
4              Reaksi pupil terhadap cahaya (kanan)      2              1
5              Reaksi pupil terhadap cahaya (kiri)            2              1
6              Reflex muntah atau batuk            2              1
Interpretasi :
Nilai minimum ( 6 )
Nilai Maximum ( 12; semakin tinggi semakin baik)

1              Reflex bulu mata (kedua sisi)  dipengaruhi Nervus VII


2              Reflex kornea (kedua sisi) )  dipengaruhi Nervus V
3              Doll’s eyes movement (kedua sisi)  dipengaruhi Nervus III, IV dan VI
4              Reaksi pupil terhadap cahaya (kanan)  dipengaruhi Nervus II
5              Reaksi pupil terhadap cahaya (kiri) dipengaruhi  Nervus II
6              Reflex muntah atau batuk )  dipengaruhi Nervus X

Selanjutnya diperiksa dua refleks lagi, yaitu refleks fisiologis dan refleks patologis
anggota gerak. Pemeriksaan refleks fisiologis meliputi tendon biseps, triseps, patella, dan
Achilles. Adanya hiperrefleks menandakan adanya lesi upper motor neuron (UMN).

Refleks tendon / periosteum


• Refleks Biceps (BPR):
Cara : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi
lengan setengah diketuk pada sendi siku.
Respon : fleksi lengan pada sendi siku
• Refleks Triceps (TPR)
Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit
pronasi
Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku

• Refleks Patela (KPR)


Cara : ketukan pada tendon patella
Respon : plantar fleksi kaki karena kontraksi m.quadrisep femoris
• Refleks Achilles (APR)
Cara : ketukan pada tendon achilles
Respon : plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius

Kemudian pemeriksaan refleks patologis meliputi Babinski, Chaddock, Oppenheim,


Gordon, Schaeffer, dan Hoff mann-Tromner. Adanya refleks patologis menandakan lesi
UMN.

Reflek babinski
Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral. Orang
normal akan memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan tungkai. Pada lesi UMN maka
akan timbul respon jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau
membuka. Normal pada bayi masih ada.

Reflek oppenheim
Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke bawah, dengan kedua
jari telunjuk dan tengah. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski
 Reflek gordon
Lakukan goresan/memencet otot gastrocnemius, jika positif maka akan timbul reflek seperti
babinski
 Reflek schaefer
Lakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif maka akan timbul refflek seperti
babinski
 Reflek caddock
Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki di luar telapak kaki, dari tumit ke
depan. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.

hoffmann tromer
Tangan pasein ditumpu oleh tangan pemeriksa. Kemudian ujung jari tangan pemeriksa yang
lain disentilkan ke ujung jari tengah tangan penderita. Reflek positif jika terjadi fleksi jari
yang lain dan adduksi ibu jari

Rangsangan Meningeal
Rangsangan selaput otak (meningen) ini dapat disebabkan oleh proses infeksi,
perdarahan, zat kimia ataupun neoplasma intra cranial. Selaput otak ini memiliki kepekaan
yang tinggi terhadap nyeri. Tanda rangsang otak yang positif menunjukan bukti kuat adanya
proses patologis di selaput otak, sebaliknya rangsang negatif belum bisa menyingkirkan tidak
adanya proses patologis.
1. Pemeriksaan kaku kuduk (Nuchal rigidity)
Klien tidur tanpa bantal. Sebelumnya dilakukan fleksi lateral untuk menyingkirkan
kekakuan leher akibat proses lokal seperti arthritis akut atau cedera/fraktur leher.
Pada proses lokal tentunya fleksi lateral leher akan tertahan karena nyeri.
Sebaliknya pada klien dengan peradangan meningen, fleksi lateral masih mudah
dilakukan dan fleksi ke arah sternum mengalami tahanan. Dekatkan dagu klien ke
arah sternum. Hasil positif jika terjadi tahanan karena nyeri.
2. Tanda Kernig
Paha diangkat menekuk 90 derajat dan kemudian lutut diluruskan (ektensi). Positif
jika klien mengeluh nyeri sepanjang Nervus Ischiadicus dan secara objektif terlihat
pada klien tidak sadar dari ekpresi wajahnya.
3. Tanda Laseque
Positif jika Fleksi pada sendi paha dan lutut yang lurus akan menimbulkan nyeri
sepanjang Nervus Ischiadicus.
4. Tanda Brudzinski
Brudzinski I : positif jika fleksi leher diikuti dengan fleksi spontan dari kedua lutut
klien
----------------------------

PEMERIKSAAN NERVUS PADA PASIEN SADAR

Anda mungkin juga menyukai