Anda di halaman 1dari 9

makalah Good Governance dalam Pemerintahan Desa

(Studi tentang Akuntabilitas dan Transparansi) di Desa


Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas
 23rd October 2012
 Uncategorized

BAB I

PENDAHULUAN

1. A.    Latar Belakang

Krisis yang melanda Indonesia telah mengakibatkan berbagai macam keterpurukan, seperti :
pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan-ketimpangan sosial lainnya. Fenomena ini
mengindikasikan kelemahan dan keterbatasan penyelenggaraan pemerintahan. Pada
kenyataannya pemerintahan cenderung membela golongan-golongan elit, sehingga
pemerintah gagal mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Kegagalan tersebut disebabkan
oleh penyalahgunaan wewenang pemerintah, self oriented, kinerja pemerintah yang tidak
efektif dan efisien, serta suburnya praktek-praktek KKN.

Pada gerakan reformasi 1998 masyarakat menghendaki perubahan menuju tata pemerintahan
yang baik (good governance). Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah sebagai salah satu
agenda reformasi politik, good governance menjadi isu yang hangat diperbincangkan. Ada 3
hal yang melatarbelakangi munculnya good governance, yaitu : munculnya fenomena
“gelombang demokratisasi berskala global”, terjadinya kemunduran proses pengelolaan
distribusi sumber-sumber ekonomi, terakumulasinya kegagalan structural adjustment
program yang diprakarsai oleh IMF dan Bank Dunia.

Dalam good governance sebenarnya mensyaratkan untuk tumbuhnya civil society yaitu
masyarakat sipil baik secara individu maupun kelompok yang mampu berinteraksi dengan
negara secara independen. Syarat lainnya yaitu untuk tumbuhnya masyarakat swasta yang
kompetitif, yang mampu menciptakan peluang untuk meningkatkan produktivitas,
penyerapan tenaga kerja, sumber penerimaan investasi publik, pengembangan usaha dan
pertumbuhan ekonomi.

Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dapat terbentuk seiring dengan
tingginya tingkat akuntabilitas dan transparansi yang dimiliki oleh pemerintah.

Kecamatan Kedungbanteng sebagai bagian dari pemerintah daerah Kabupaten Banyumas


yang membawahi empat belas desa, tentunya juga harus mampu menanamkan nilai-nilai
akuntabilitas dan transparansi ke dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan agar tercipta
kepercayaan masyarakat pada pemerintah sehingga akan berdampak baik bagi pemerintah
desa itu sendiri. Secara keseluruhan pelaksanaan good governance pada setiap desa di
wilayah Kedungbanteng sudah baik, walaupun masih terdapat kelemahan, tetapi itu semua
masih dapat ditolerir oleh pihak kecamatan.

1. B.     Rumusan Masalah


Bagaimana pelaksanaan good governance dalam pemerintahan di Kecamatan Kedungbanteng
?

1. C.    Tujuan

Untuk mengetahui pelaksanaan good governance dalam pemerintahan di Kecamatan


Kedungbanteng.

BAB II

PEMBAHASAN

1. A.    Landasan Teoritis


2. 1.      Pengertian Good governance

Menurut Salam, arti Good dalam good governance mengandung 2 pengertian yaitu :

ü  Nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat dan nilai yang dapat
meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan nasional, kemandirian,
pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.

ü  Aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya
untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Taschereau dan Campos yang dikutip oleh Thoha (dalam Sulistiyani, 2004:21) :

“Tata pemerintahan yang baik merupakan suatu kondisi yang menjamin adanya proses
kesejajaran, kesamaan, kohesi dan keseimbangan peran, serta adanya saling mengontrol yang
dilakukan oleh komponen pemerintahan (government), rakyat (citizen), dan usahawan
(business) yang berada di sektor swasta. Komponen tersebut memiliki hubungan yang sama
dan sederajat.”

Good governance merupakan paradigma pemerintahan yang menempatkan masyarakat dan


swasta sebagai pemeran strategis dalam governance, sedangkan pemerintah sebagai fasilitator
dalam pengembangan dunia usaha/swasta yang kompetitif dan masyarakat sipil yang mandiri.

Untuk mempertahankan keseimbangan antara ketiga pilar pemerintahan (pemerintah, swata,


masyarakat), maka keseimbangan yang ditumbuhkan memiliki sejumlah aturan main yang
dibentuk secara kolektif.

Good governance mensyaratkan adanya hubungan yang harmonis antara negara (state),
masyarakat (civil society) dan pasar (market).

Jika mengacu pada World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan sektor publik (public
sector) adalah menciptakan good governance. Pengertian good governance menurut UNDP
(United Nation Development Program) dapat diartikan sebagai suatu penyelenggaraan
manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administratif, serta menjalankan disiplin anggaran.
Beberapa karekteristik pelaksanaan good governance menurut UNDP, meliputi:

 Participation à Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara


langsung maupun tidak langsung.
 Rule of law à kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
 Tranparancy à Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi
yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung.
 Responsiveness à Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani
stake holders.
 Concensus orientation à Berorientasi pada kepentingan masyarakat luas
 Equity à Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kesejahteraan dan keadilan.
 Efficiency dan effectiveness à Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).
 Accountability à Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang
dilakukan.
 Strategic vision à Penyelenggaraan pemerintahan dan masyarakat memiliki visi jauh
ke depan.

Dari apa yang telah diuraikan di atas, jelaslah posisi strategis birokrasi dalam mewujudkan
good governance yang merupakan suatu indikator keberhasilan pembangunan. Karena itu,
profesionalisme birokrasi merupakan persyaratan (prerequiste) mutlak untuk dapat
mewujudkan good governance tadi.

Pilar-Pilar Good Governance

Good Governance hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang
melibatkan kepentingan publik. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa domains utama
governance  yaitu, state (negara atau pemerintahan); private sector (sektor swasta, dunia
usaha); dan society (masyarakat) yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-
masing.  Jenis lembaga tersebut adalah sebagai berikut :

1. Negara

a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil

b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan

c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable

d. Menegakkan HAM

e. Melindungi lingkungan hidup

f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik

2. Sektor Swasta

a. Menjalankan industri
b. Menciptakan lapangan kerja

c. Menyediakan insentif bagi karyawan

d. Meningkatkan standar hidup masyarakat

e. Memelihara lingkungan hidup

f. Menaati peraturan

g. Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat

h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM

3. Masyarakat

a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi

b. Mempengaruhi kebijakan publik

c. Sebagai sarana cheks and balances pemerintah

d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah

e. Mengembangkan SDM

f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

Dalam pengertian lain, bahwa Negara sebagai unsur governance di dalamnya termasuk
lembaga-lembaga politik dan lembaga-lembaga sektor publik. Sektor swasta meliputi
perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di berbagai bidang dan sektor informal lain di
pasar. Sedangkan sektor masyarakat terdiri dari individu maupun kelompok (baik yang
terorganisir maupun tidak) yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi dengan aturan
formal maupun tidak formal. Society meliputi lembaga swadaya masyarakat, organisasi
profesi dan lain-lain.

1. 2.      Pemerintahan Desa

Pasal 200 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 yang berbunyi “Dalam pemerintahan daerah
kabupaten/kota dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa.” Pemerintah desa terdiri dari kepala desa beserta segenap perangkat
desanya dan BPD selaku Lembaga Perwakilan Desa.

Penyelenggaraan pemerintahan secara keseluruhan akan baik bila dari level pemerintahan
terendah mampu menyelenggarakan pemerintahannya dengan baik.

1. 3.      Akuntabilitas

Akuntabiltas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku karena akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Akuntabilitas juga merupakan kewajiban
untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab menerangkan kinerja atas tindakan
seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Untuk meningkatkan
akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang harus berkaitan dengan
kepentingan masyarakat luas.

Dalam penyelenggaraan pemerintahannya juga dituntut di semua tahap mulai dari


penyusunan program kegiatan dalam rangka pelayanan publik, pembiayaan, pelaksanaan, dan
evaluasi, maupun hasil dan dampaknya. Akuntabilitas juga dituntut dalam hubungannya
dengan masyarakat/publik, dengan instansi atau aparat di atas.

Penyelenggaraan pemerintahan harus berdasarkan pada sistem dan prosedur tertentu,


memenuhi ketentuan perundangan, dapat diterima secara politis, berdasarkan pada metode
dan teknik tertentu maupun nilai-nilai etika tertentu, serta dapat menerima konsekuensi bila
keputusan yang diambil tidak tepat.

Tipe-tipe akuntabilitas antara lain :

 Akuntabilitas Tradisional,
 Akuntabilitas Fiskal (keuangan),
 Akuntabilitas Manajerial,
 Akuntabilitas Legal,
 Akuntabilitas Program,
 Akuntabilitas Outcomes,
 Akuntabilitas Manfaat,
 Akuntabilitas Proses,
 Akuntabilitas Profesional,
 Akuntabilitas Politik,
 Akuntabilitas Moral.

Prinsip-prinsip yang terdapat dalam pelaksanaan akuntabilitas antara lain :

 Komitmen pimpinan,
 Sistem yang menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten,
 Tingkat pencapaian tujuan, dan sasaran yang ditetapkan secara konsekuen,
 Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, jujur, objektif, transparan, dan inovatif
sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah.

1. 4.      Transparansi

Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah (Notodisoerjo, 2002 : 129). Transparansi adalah asas yang membuka diri terhadap
hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat
melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi
yang akurat dan memadai. Tranparansi ini  dibangun atas dasar arus informasi yang bebas.
Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh
pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat
dimengerti dan dipantau.

Bagan Kerangka Berpikir :

1. B.     Gambaran Umum Kecamatan Kedungbanteng

Kecamatan Kedungbanteng merupakan salah satu  wilayah yang berada dalam wilayah
hukum Kabupaten Banyumas.

Pada tahun 2006 jumlah penduduknya sebanyak 53.820 jiwa, dan mempunyai luas wilayah
6.024 km2.

Sebagai sebuah daerah pemerintahan yang membawahi 14 desa, maka perihal administrasi
pemerintahan menjadi hal yang perlu dilakukan. Keadaan penduduk dari tingkat
pendidikannya mayoritas masih rendah, akan tetapi ada sebagian penduduk yang sudah
menempuh bangku pendidikan tingkat tinggi.

Jumlah pengangguran terselubung di daerah Kedungbanteng tergolong cukup tinggi,


sedangkan tingkat kemiskinannya tergolong menengah/sedang.

Dilihat dari mata pencaharian pokok warga adalah mayoritas petani dan pedagang. Keadaan
perekonomian masyarakat sebagian besar ditopang oleh aktivitas mata pencaharian. Karena
mayoritas mata pencahariannya sebagai petani, maka masyarakat masih mengandalkan dari
hasil panen tanam padi.

1. C.    Pelaksanaan akuntabilitas di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng


1. 1.      Pengaduan masyarakat

Pengaduan masyarakat seringkali muncul akibat masyarakat merasa kebutuhannya tidak lagi
terpenuhi. Berbagai sarana digunakan untuk menampung dan menerima pengaduan dari
masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah desa Beji.

Sarana atau media yang seringkali digunakan oleh pemerintah Desa Beji adaptasi untuk
menerima pengaduan dari masyarakat adalah dengan menggunakan sarana pertemuan RT dan
RW. Selain forum tersebut, digunakan juga forum komunikasi desa.

Media atau sarana yang selama ini pemerintah desa Beji lakukan untuk mengetahui keluhan-
keluhan dari masyarakat untuk selanjutnya akan mendapatkan penanganan lebih lanjut. Akan
tetapi sebelum dapat ditangani lebih lanjut, pengaduan ditulis terlebih dahulu dalam buku
pengaduan masyarakat yang berisi laporan pengaduan dari masyarakat, tanda tangan pelapor
dan mengetahui Kepala Desa.

Sebelum pengaduan ditindaklanjuti oleh pemerintah desa, sebelumnya dilakukan klarifikasi


kembali terhadap pengaduan tersebut. Setelah itu jika pengaduan tersebut benar, maka
pemerintah desa akan segera turun ke lapangan untuk menyikapinya dengan cara melakukan
rapat terlebih dahulu antara BPD, kepala desa dan perangkat desa untuk menentukan
pemecahan atau solusi atas pengaduan tersebut.

1. 2.      Pengawasan pemerintahan

BPD merupakan suatu badan di tingkat desa yang mempunyai tugas pokok sebagai pengawas
jalannya pemerintahan di desa. Dalam rangka pelaksanaan tugas pokoknya itu memiliki
materi yang mendasar yaitu apa saja yang menjadi aspirasi masyarakat, artinya fungsi
pengawasan dijalankan oleh BPD harus selaras dengan aspirasi masyarakat.

Peran BPD selama ini sebagai pengawas jalannya pemerintahan desa masih sebatas
menyoroti pelaksanaan APBDes maupun program kerja dalam forum rapat saja, jadi untuk
turun ke lapangan itu belum. Sehingga masyarakat beranggapan kalau BPD itu kadang
memilki pemahaman antara anggaran dan realisasi harus sama. Akan tetapi, lepas dari semua
itu pihak desa tetap melakukan koreksi atas hasil pengawasan yang dilakukan BPD..

Terlepas dari BPD sebagai pengawas jalannya pemerintahan di desa, selama ini kritikan yang
datang dari BPD selalu ditindaklanjuti oleh pemerintah desa.

1. 3.      Pertanggung jawaban

Pertanggung jawaban merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan oleh setiap tingkatan
pemerintah. Dengan pertanggungjawaban inilah, bukti bahwa pemerintahan masih memiliki
komitmen yang kuat untuk tetap berpihak kepada masyarakat.

Selama ini pertanggung jawaban yang dilakukan oleh pemerintah Desa Beji disampaikan
kepada Bupati lewat Camat, BPD dan juga RT, RW. Untuk RT, RW dipandang perlu karena
setiap ada kegiatan pasti melaluinya, sehingga untuk pelaporannya mereka pasti dapat.

Keterbatasan waktu menjadi sebuah kendala dalam pelaporan pertanggungjawaban ke


masyarakat, karena pada waktu yang bersamaan pihak pemerintah desa juga masih
disibukkan oleh bentuk-bentuk pelayanan kepada masyarakat yang harus segera diselesaikan.

1. 4.      Pembuatan kebijakan desa

Maksud dibuatnya suatu kebijakan yaitu ingin menata kehidupan kemasyarakatan dalam
berbagai bidang. Sebuah kebijakan harus mampu mengakomodir aspirasi masyarakat, karena
pada akhirnya masyarakatlah yang nantinya harus merasakan hasil dari kebijakan itu.

Peraturan desa, keputusan kepala desa sebagai sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah desa, tentu harus melibatkan masyarakat di dalamnya.

Selama ini dalam proses pembuatan keputusan desa, hal yang pertama kali dilakukan oleh
pihak desa sebelum keputusan itu diajukan ke BPD adalah menyusun rancangan peraturannya
terlebih dahulu bersama dengan perangkat desa yang lainnya. Kemudian setelah itu, hasil
rancangannya disampaikan kepada masyarakat melalui RT maupun RW. Dalam penyampaian
rancangan itu pun pihak Kepala Desa sengaja mengundang masyarakat terutama yang kritis-
kritis agar dapat lebih menghidupkan suasana dengan masukan, saran ataupun kritik yang
membangun.
1. D.    Pelaksanaan transparansi di desa Beji kecamatan Kedungbanteng
1. 1.      Keterbukaan informasi

Informasi merupakan sesuatu hal yang mempunyai arti tersendiri bagi masyarakat, karena
informasi tersebut mencakup kepentingan masyarakat. Keterbukaan informasi harus
dilakukan oleh aparat pemerintahan, informasi tersebut berdasarkan atas segala infomasi
yang mereka dapatkan, karena dalam sebuah negeri adanya infomasi ditujukan untuk
memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Jadi, bagi pemerintah desa sekalipun tidak
boleh mengabaikan keterbukaan informasi.

Selama ini keterbukaan yang diberikan oleh pemerintah Desa Beji dalam hal proses
pembuatan kebijakan desa oleh masyarakat dapat ditangkap informasi yang diberikannya.
Informasi yang diberikan pemerintah Desa Beji dalam pembuatan kebijakan penataan RT,
RW. Sehingga maksud dan tujuan dari pemerintah Desa Beji untuk membuat kebijakan yang
seperti itu, termasuk dampak positif dan negatifnya dapat dipahami oleh masyarakat.

Keterbukaan informasi yang Desa Beji berikan selama ini terkait dengan pembuatan
keputusan desa, kecenderungan keterbukaan dari pemerintah desa Beji itu selalu ada.

1. 2.      Penyampaian informasi

Informasi adalah suatu hal yang sangat penting untuk disampaikan, apabila menyangkut
kepentingan masyarakat umum. Oleh karena itu, informasi harus dapat disampaikan dengan
sebaik-baiknya, menggunakan berbagai media yang cukup efektif untuk memberikan
informasi dengan tepat sasaran. Inilah salah satu tanggungjawab yang harus diperankan oleh
segenap aparat pemerintahan, tak terkecuali pemerintahan di desa.

Selama ini penyampaian informasi dari pemerintah desa ke masyarakat adalah melalui surat
pemberitahuan ke RT, RW, maupun melalui rapat RT di masing-masing Kadus (Kepala
Dusun). Atau dapat juga pemerintah desa menyampaikan informasi melalui sarana SMS
(Short Message Service) selain pertemuan RT dan RW tadi.

Dalam hal ini, pemerintah desa Beji cukup terbuka untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat melalui pemanggilan RT, RW, atau apapun yang telah dijelaskan tadi. Dari RT
maupun RW inilah informasi yang telah mereka dapat akan diberikan kepada masyarakat.

BAB III

PENUTUP

1. A.    Kesimpulan

Krisis yang melanda Indonesia telah mengakibatkan berbagai macam keterpurukan, seperti :
pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan-ketimpangan sosial lainnya. Pada gerakan
reformasi 1998 masyarakat menghendaki perubahan menuju tata pemerintahan yang baik
(good governance).

Salah satu syarat terciptanya Good Governance yaitu adanya akuntabilitas dan transparansi
dalam pemerintahan. Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dapat
terbentuk seiring dengan tingginya tingkat akuntabilitas dan transparansi yang dimiliki oleh
pemerintah.

Kecamatan Kedungbanteng sebagai bagian dari pemerintah daerah Kabupaten Banyumas


yang membawahi empat belas desa (salah satunya yaitu Desa Beji), tentunya juga harus
mampu menanamkan nilai-nilai akuntabilitas dan transparansi ke dalam setiap
penyelenggaraan pemerintahan agar tercipta kepercayaan masyarakat pada pemerintah
sehingga akan berdampak baik bagi pemerintah desa itu sendiri. Secara keseluruhan
pelaksanaan good governance pada setiap desa di wilayah Kedungbanteng sudah baik,
walaupun masih terdapat kelemahan, tetapi itu semua masih dapat ditolerir oleh pihak
kecamatan.

1. B.     Saran

Mengingat arti pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan, maka sudah
selayaknya masyarakat mengetahui apa saja yang telah dan ingin dilakukan pemerintah.
Akuntabilitas dan transparansi harus dimulai dari tingkat yang paling sederhana seperti Desa
agar masyarakat dapat memahami kinerja pemerintahan dimana dia berada serta agar good
governance dapat segera terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

Widiarto, Octo. 2006. ”Good Governance dalam Pemerintahan Desa (Studi tentang
Akuntabilitas dan Transparansi) di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Banyumas”, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto.

http://silahudin66.blogspot.com

http://arinugrohosusanto.wordpress.com

http://birokrasi.kompasiana.com

http://putracenter.net

Anda mungkin juga menyukai