Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Teknologi Pembelajaran


(Volume 3 Tahun 2013)

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA
PELAJARAN SERVER JARINGAN DI SMK TI BALI GLOBAL
SINGARAJA

Astawan, K.W.1, Santyasa, I. W.2, Tegeh. I. M.3


1,2,3
Program StudiTeknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

widi.astawan@pasca.undiksha.ac.id
wayan.santyasa@pasca.undiksha.ac.id
made.tegeh@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh
suatu perubahan pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai kearah yang
positif dari yang dipelajarinya. Pembelajaran yang dilaksanakan secara kolosal
ataupun secara mandiri tentunya membutuhkan sumber belajar. Sumber belajar
berfungsi sebagai sumber informasi bagi pebelajar untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya. Sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum
dan karakteristik pebelajar sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Selain sumber
belajar, strategi pembelajaran juga menjadi penentu efektif atau tidaknya
pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran yang tepat dan inovatif diharapkan
mampu memberikan gairah dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil
belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sumber belajar berupa modul
teks yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dan dapat meningkatkan hasil
belajar. Modul yang dikembangkan berbasis model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation. Penelitian pengembangan ini dilakukan pada mata pelajaran
server jaringan di kelas XI program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan pada
SMK TI Bali Global Singaraja. Model pengembangan yang digunakan adalah Model
Dick & Carey. Untuk mengetahui manfaat modul dalam proses pembelajaran,
dilakukan pre-eksperimen yang hanya melibatkan satu kelompok peserta didik.
Kelompok tersebut diberikan pretest dan posttest. Desain penelitian yang digunakan
adalah one group pre-post test design. Pretest diberikan sebelum pembelajaran
dengan modul dan posttest diberikan kepada peserta didik setelah pembelajaran
dengan modul selesai diberikan. Berdasarkan hasil tes tersebut, hipotesis penelitian
diuji dengan uji-t dan dibantu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil
pengujian menunjukkan signifikansi yang diperoleh adalah 0,001.Nilai tersebut lebih
rendah dari signifikansi yang ditetapkanyaitu 0,05. Ini berarti bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar setelah modul berbasis group investigation diterapkan dalam
pembelajaran.Nilai rata-rata posttest yang dicapai 8,68 berada pada kategori sangat
baik. Tingginya efektifitas yang dicapai karenamodul ajar yang dikembangkan sesuai
dengan kurikulum, karakteristik siswa danlingkungan belajar. Hal tersebut juga
didukung oleh penerapan modul ajar yang diintegrasikan dengan pembelajaran
kooperatif tipe group investigation.

Kata kunci: modul ajar, kooperatif, group investigation

Abstract
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

Learning is a process that construct by individual to obtain improvement in behaviour


in form of knowledge, skills, attitude, and positive influence from what has been
learned. An independent learning is absolutely required a learning source, this source
then functioning as information source to develop knowledge and skills by the
learners. Learning resourcesthat accordancewith thecurriculumand
thelearnercharacteristicsis needed inlearning. In addition to learning resources, the
learning strategies is also involved to determine the effectiveness of the learning.
Application of appropriate and innovative learning methods are expected to provide
passionate in teaching and to improve learning outcomes. The aim of this study was to
develop learning resources in the form of text modules that can be used as a source
of learning and improve learning outcomes. Modules is developed based on group
cooperative learning investigation model . The research development was conducted
on the subjects in Kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan at SMK
TI Bali Global Singaraja, by adopting Dick & Carey research design. To find outthe
benefits ofthe modulein the learning process, it was conductedpre-experiments
involving onlyone groupof learners. The group is given a pre-test and post-test. The
study design used was a group pre post-test design. Pre-test was given before the
learning with modules and post-test was given to the students after learning with
modules completed. Based on these test results, the research hypotheses were tested
by t-test and assisted by using SPSS software. T-test results indicate significances
which means that increased in results after the learning module based network
servers implemented in the learning group investigation.

Keywords : modules, cooperative, group investigation

PENDAHULUAN bidang sesuai dengan kompetensi


Pendidikan pada hakikatnya keahliannya.
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh SMK TI Bali Global Singaraja
anak didik yang berakibat terjadinya adalah salah satu SMK swasta di
perubahan pada diri pribadinya. Prinsip ini kabupaten Buleleng yang memiliki dua
mengandung arti bahwa yang harus program keahlian yaitu Teknik Komputer
diutamakan adalah “kegiatan belajar anak dan Jaringan (TKJ) dan Multimedia.
didik” dan bukannya “sesuatu yang TKJ adalah program keahlian yang
diberikan kepada anak didik” (Miarso, mempelajari tentang komputer dan
2004). Pelatihan adalah peningkatan jaringan komputer, dari proses
kemampuan secara khusus dalam suatu perancangan, perakitan, perawatan
lingkungan kerja. Informasi yang perlu sampai keamanan sistem komputer dan
dikuasai tidak terbatas pada lingkungan jaringan komputer, sehingga semua mata
pendidikan dan pelatihan, melainkan pelajaran kejuruan yang disajikan dalam
berlangsung sepanjang hayat, kapan saja, kurikulum diarahkan pada hal tersebut di
dimana saja, dari apa dan siapa saja, atas.
serta mengenai apa saja. Dalam Mata pelajaran Server Jaringan
lingkungan kerja, penggabungan ketiga adalah salah satu mata pelajaran yang
hal itu (pendidikan, pelatihan dan disajikan dalam kurikulum TKJ. Mata
informasi), merupakan usaha pelajaran ini menyediakan teori dan
pemberdayaan yang berlangsung terus- praktik tentang server dalam jaringan
menerus (Miarso, 2004). barbasis lokal atau Local Area Nerwork
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (LAN) maupun jaringan berbasis luas atau
adalah lembaga pendidikan formal yang Wide Area Network (WAN) dan juga
berada pada jenjang pendidikan jaringan global (internet). Materi yang
menengah. SMK memiliki tujuan utama disajikan dalam pelajaran ini antara lain:
untuk menyiapkan peserta didiknya (1) sistem server, (2) merancang sistem
memiliki keahlian dan keterampilan server, (3) menginstalasi server, (4)
kompetensi tertentu dan siap bekerja pada mengkonfigurasi server dan, (5)
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

testingserver. Secara umum output yang sulit, karena banyak konsep yang harus
diharapkan dari mata pelajaran ini adalah dipelajari dan dikuasai. Berdasarkan
siswa memiliki pengetahuan tentang wawancara dengan guru mata pelajaran,
konsep server dan mampu merancang diketahui bahwa rendahnya penguasaan
serta membuat server. konsep dan rendahnya pemahaman siswa
Mata pelajaran server jaringan dalam membuat server disebabkan
merupakan palajaran pokok yang menjadi minimnya sumber belajar yang sesuai
momok bagi peserta didik. Mata pelajaran dengan tuntutan kurikulum dan
ini membutuhkan pemahaman tingkat karakteristik siswa. Selain itu metode yang
tinggi serta penguasaan dasar-dasar biasa digunakan juga kurang mampu
jaringan dan sistem operasi. Mata mengajak siswa untuk mengkonstruksi
pelajaran ini mulai diberikan di tingkat XI. pengetahuannya sendiri. Sebagian besar
Observasi yang dilakukan pada hasil tes dari siswa membuat server hanya dengan
Praktik yang dilakukan di akhir semester mengikuti langkah-langkah yang diberikan
genap tahun pelajaran 2011/2012. Tingkat oleh guru.
kelulusan pada tes ini adalah 100%, Berdasarkan permasalahan yang
sehingga data yang diobservasi adalah telah dijelaskan sebelumnya, dapat diduga
persentase kelulusan langsung dan bahwa timbulnya kesulitan siswa dalam
persentase kelulusan tidak langsung memahami konsep disebabkan oleh: 1)
(melalui remidial). Data persentase tidak tersedianya bahan ajar yang sesuai;
kelulusan pada tes tersebut disajikan pada 2) kurang tepatnya metode pembelajaran
Tabel 1. yang biasa digunakan.
Bahan ajar merupakan bagian
Tabel 1. Data persentase kelulusan tes penting dalam pelaksanaan pendidikan di
praktik T.A. 2011/2012. sekolah. Melalui bahan ajar guru akan
Lulus Tanpa Lulus Dengan lebih mudah dalam melaksanakan
Jumlah Remidial Remidial pembelajaran dan siswa akan lebih
Siswa terbantu dan mudah dalam belajar
Jumlah % Jumlah %
(Warpala, 2011). Tidak tersedianya bahan
22 13 59,1% 9 40,9% ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dan karakteristik siswa tentunya
Berdasarkan data di atas, akan menjadi hambatan dalam proses
persentase kelulusan langsung tanpa pembelajaran. Beberapa sumber belajar
remidial hanya mencapai 59,1%, ini masih yang digunakan selama ini hanya
sangat jauh dari harapan yang menyediakan penggalan-penggalan materi
mengharapkan kelulusan langsung diatas sehingga mempersulit siswa untuk dapat
90%. Adapun beberapa penyebab mempelajari suatu kompetensi atau
gagalnya siswa dapat lulus secara Kompetensi Dasar (KD) secara runtut dan
langsung antara lain: 1) siswa tidak sistematis sehingga menyulitkan
berhasil membuat server; 2) siswa mampu penguasaan semua kompetensi secara
membuat server namun tidak mampu utuh dan terpadu. Ketidaktersediaan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sumber belajar tersebut juga akan
diajukan oleh penguji. menyulitkan siswa untuk belajar secara
Setelah dilakukan wawancara mandiri.
informal dengan penguji, diketahui bahwa Model pembelajaran yang
rata-rata penyebab kegagalan siswa diterapkan kurang mampu melatih
dalam membuat server adalah kurangnya berbagai kemampuan siswa termasuk
pemahaman siswa akan konsep layanan pemahaman dan penguasaan konsep
server yang dibuat. Berdasarkan server yang dipelajarinya dengan
wawancara dengan siswa, diperoleh mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
informasi bahwa sebagian besar siswa Oleh karena itu, perlu diterapkan model
menganggap pelajaran membuat server pembelajaran tertentu yang melibatkan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

keaktifan siswa agar memberikan dan (6) bagaimanakah efektifitas produk


kebebasan berpikir pada siswa termasuk penelitian, yang dapat diukur dengan
penguasaan konsep server lebih tertanam melihat perbedaan antara skor-skor
kuat dalam ingatan siswa serta siswa pretest dan posttest yang dicapai peserta
dapat menggali lebih lanjut informasi yang didik dalam pembelajaran dengan
ditemukan ataupun diterimanya. Dengan menggunakan modul server jaringan?.
model pembelajaran yang menuntut peran Pengembangan modul pembelajaran
aktif, maka siswa akan mendapat banyak diharapkan mampu mengatasi tidak
pengalaman dari belajarnya. Pengalaman tersedianya sumber belajar yang sesuai.
akan banyak mengajarkan siswa tentang Pengembangan ini sejalan dengan definisi
belajar, cara berpikir, konsep-konsep dan teknologi pendidikan tahun 1977 dan yang
ide dalam memahami suatu materi, dan dikembangkan lagi tahun 1994 dan 2004,
pengalaman akan meningkatkan proses yang mana pusat perhatian teknologi
pembelajaran (Libman, 2010). pendidikan pada hakekatnya mencari
Berdasarkan uraian penyebab solusi dalam memecahkan masalah-
permasalahan diatas, dapat ditawarkan masalah berkenaan dengan belajar dan
beberapa solusi sebagai berikut: 1) membelajarkan dengan menerapkan
Pengembangan modul pembelajaran proses dan komponen-komponen
untuk mata pelajaran Server Jaringan; 2) teknologi yang secara lebih luas disebut
Penggunaan Model Pembelajaran sumber belajar (Seel & Richey, 1994).
Kooperatif tipe group investigation dalam Dalam proses belajar dan membelajarkan,
pembelajaran. sumber belajar dapat berfungsi untuk (1)
Bahan ajar merupakan komponen mempercepat laju belajar dan membantu
penting dalam pembelajaran. Saat ini pendidik menggunakan waktu secara lebih
modul tentang server jaringan sulit efisien sehingga dapat meningkatkan
ditemukan. Jika pun ada yang tersedia, kualitas proses dan hasil belajar; (2)
modul belum sesuai dengan kurikulum mengurangi beban guru dalam menyajikan
dan karakteristik peserta didik. Bahan ajar informasi sehingga dapat lebih banyak
yang ada juga belum dibuat secara membina dan mengembangkan gairah
inovatif sehingga sulit dipahami oleh peserta didik; (3) memberikan
peserta didik. Kelangkaan sumber belajar kemungkinan belajar bersifat lebih
di SMK TI Bali Global Singaraja diduga individual dengan jalan mengurangi
sebagai salah satu faktor penyebab kontrol guru yang kaku dan tradisional
rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh serta memberikan kesempatan kepada
sebab itu, pengembangan modul ajar peserta didik untuk belajar sesuai dengan
dipandang perlu segera dilakukan. Secara kemampuannya; (4) memberikan dasar
operasional masalah yang dapat diajukan yang lebih ilmiah dengan jalan
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai merencanakan program pembelajaran
berikut. (1) bagaimanakah proses yang lebih sistematis; dan (5)
pengembangan modulserver jaringan mengembangkan bahan pembelajaran
yang dilakukan?; (2) bagaimanakah yang dilandasi penelitian (Sitepu, 2008).
tanggapan ahli terhadap draft Modul praktik diharapkan mampu
pengembangan modul server jaringan?; memberikan pengetahuan dan menuntun
(3) bagaimanakah tanggapan peserta siswa dalam membuat server dan
didik dalam uji perorangan terhadap draft menuntun siswa untuk memahami secara
pengembangan modulserver jaringan?; (4) mendalam (deep understanding) tentang
bagaimanakah tanggapan peserta didik materi yang dipelajari dengan cara
dalam uji kelompok kecil terhadap draft menginvestigasi langkah-langkah kerja
pengembangan modulserver jaringan?; (5) dan mengamati karakteristik server,
bagaimanakah tanggapan pendidikdalam sehingga siswa dapat mengenali
uji lapangan terhadap draft karakteristik dan tingkah laku server yang
pengembangan modulserver jaringan?; dibuat. Modul yang diintegrasikan dengan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

tipe pembelajaran group Pembelajaran dengan model group


investigationdiharapkanmemberikan investigation diarahkan pada langkah-
kontribusi positif dalam pembelajaran, langkah penyelidikan ilmiah dengan
sesuai dengan pendapat Horsley, et al. tahapan: Pengelompokkan, Perencanaan,
(2010) bahwa buku teks kualitas tinggi dan Penyelidikan, Pengorganisasian,
bahan ajar terintegrasi dapat berkontribusi Presentasi, dan Evaluasi, sehingga dapat
secara substansial terhadap kualitas memfasilitasi siswa untuk lebih aktif dalam
pengalaman belajar siswa dan outcome proses pembelajaran dan membantu
siswa. siswa untuk mengkonstruksi konsep yang
Pada proses pembelajaran, perlu diperolehnya (Sharan, 2009).
diterapkan model pembelajaran yang
dinamis, pembelajaran yang mengajak METODE
siswa belajar secara aktif, pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian
yang menyediakan fasilitas kepada siswa pengembangan yang dilanjutkan dengan
tentang bagaimana belajar. Pembelajaran pre-eksperimen dengan desain one group
tersebut adalah pembelajaran yang pre-post test design. Penelitian
mengajak siswa untuk mengkonstruksi pengembangan ini dilakukan untuk
pengetahuannya sendiri baik secara mengembangkan modul pembelajaran
individu ataupun secara berkelompok. mata pelajaran server jaringan pada
Pembelajaran yang dapat memfasilitasi Tingkat XI program keahlian Teknik
hal tersebut adalah model pembelajaran Komputer dan Jaringan di SMK TI Bali
dengan pendekatan konstruktivistik. Salah Global Singaraja.
satu model pembelajaran dengan Sebelum diberi perlakuan, kelas
pendekatan tersebut adalah model diberikanpretest. Pembelajaran dilakukan
pembelajaran kooperatif tipe group dengan penerapan modul server jaringan.
investigation. Pembelajaran menggunakan modul
Pembelajaran kooperatif tipe group diterapkan dengan model pembelajaran
investigation didasarkan oleh gagasan kooperatif tipe group investigation. Setelah
Dewey tentang pendidikan, bahwa siswa diberi perlakuan kelas diberikan posttest.
akan memiliki pengalaman belajar yang Model pengembangan yang
berarti jika siswa diarahkan pada langkah- digunakan dalam pengembangan modul
langkah penyelidikan ilmiah (scientific adalah Model Dick & Carey (1990) yang
inquiri). Menurut Sharan, pembelajaran merupakan salah satu model desain
tipe group investigation ini pada dasarnya pembelajaran sistemik. Pemilihan model
mengandung empat ciri yang penting ini didasari atas pertimbangan bahwa
yaitu: penyelidikan, hubungan timbal balik, model ini dikembangkan secara sistematis
menginterpretasi, dan motivasi intrinsik dan berpijak pada landasan teoretis
(Sharan, 2009). Selain itu model desain pembelajaran. Model ini disusun
pembelajaran ini dapat membantu siswa secara terprogram dengan urutan-urutan
untuk belajar bagaimana belajar (‘Learn kegiatan yang sistematis dalam upaya
how to learn’).Paradigma Konstruktivistik pemecahan masalah belajar yang
yang menjadi salah satu pilar tipe berkaitan dengan sumber belajar yang
pembelajaran ini akan menghadirkan sesuai dengan kebutuhan dan
sikap belajar yang positif pada para karakteristik pebelajar. Model ini terdiri
pebelajar (Etuk et al., 2011). atas sembilan langkah, yaitu: (1)
Pembelajaran aktif yang dihadirkan oleh mengidentifikasi tujuan pembelajaran; (2)
paradigma ini memberikan pembelajaran melakukan analisis pembelajaran; (3)
yang lebih dalam, karena meningkatkan mengidentifikasi prilaku awal dan
long-term-memory, serta lingkungan karakteristik pebelajar; (4) menulis tujuan
belajar konstruktivis juga benar-benar pembelajaran khusus, (5)
efektif pada retensi pengetahuan yang mengembangkan butir-butir tes acuan
telah dimiliki siswa (Narli, 2011). patokan; (6) mengembangkan strategi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

pembelajaran; (7) mengembangkan dan media, ahli desain pembelajaran, peserta


memilih materi pembelajaran; (8) didik dan pendidik.
mendesain dan melakukan evaluasi Teknis analisis statistik kuantitatif
formatif; dan (9) merevisi pembelajaran. digunakan untuk mengolah data yang
Dalam pengembangan modul ini, diperoleh dari angket dalam bentuk
prosedur pengembangan yang dilakukan deskriptif persentase. Rumus yang
terdiri atas lima tahap.(1) Menentukan digunakan untuk menghitung persentase
Mata Pelajaran yang akan Dikembangkan; dari masing-masing subjek adalah sebagai
(2) Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran, berikut.
Melakukan Analisis Pembelajaran,
Mengidentifikasi Perilaku Awal dan P
  jawaban  bobot   100% (1)
Karakteristik Pebelajar, Menulis Tujuan n  bobot tertinggi
Pembelajaran Khusus, dan Keterangan:
Mengembangkan Butir-butir Tes Acuan P: persentase
Patokan; (3) Mengembangkan Strategi : jumlah
Pembelajaran dan Mengembangkan n: jumlah seluruh item angket
dan/atau Memilih Materi Pembelajaran; (4) Selanjutnya untuk menghitung persentase
Penyusunan dan Penulisan Bahan Ajar; keseluruhan subjek digunakan rumus
dan (5) Mendesain dan Melakukan sebagai berikut.
Evaluasi Formatif dan Merevisi Produk F
Pengembangan. Persentase (2)
N
Metode pengumpulan data yang
Keterangan:
digunakan adalah metode kuesioner
F : jumlah persentase keseluruhan
(angket) dan tes hasil belajar. Instrumen
subjek
angket digunakan untuk mengumpulkan
N : banyak subjek
jenis data kualitatif dan kuantitatif,
Untuk dapat memberikan makna dalam
sedangkan instrumen tes hasil belajar
pengambilan keputusan digunakan
digunakan untuk mengumpulkan jenis
ketetapan seperti tersaji pada Tabel 2.
data kuantitatif. Data kualitatif pada
penelitian ini adalah data dari ahli isi, ahli
Tabel 2. Konversi tingkat pencapaian
media, ahli desain, uji coba perorangan,
dengan skala 5
uji coba kelompok kecil, pendidik, dan uji
Tingkat
lapangan. Data kuantitatif adalah data tes Kualifikasi Keterangan
Pencapaian
hasil belajar. 90% - 100% Sangat Baik Tidak perlu
Pada tes hasil belajar, Bentuk tes direvisi
yang digunakan adalah tes essay. 75% - 89% Baik Tidak perlu
Instrumen tes yang telah disusun direvisi
kemudian diujicobakan dan dianalisis, 65% - 74% Cukup Direvisi
tingkat kesukaran, dan daya beda, 55% - 64% Kurang Direvisi
reliabilitas, dan konsistensiinternal 0 – 54% Sangat Direvisi
butir.Reliabilitas instrumen diestimasi Kurang
berdasarkan koefisien alfa cronbach. (Oka, 2011)
Teknik analisis deskriptif kualitatif
digunakan untuk mengolah data hasil uji Untuk mengetahui manfaat modul
coba dari ahli isi, ahli desain, ahli media, dalam proses pembelajaran, dilakukan
peserta didik perseorangan, peserta didik pre-eksperimen yang hanya melibatkan
kelompok kecil dan pendidik. Interpretasi satu kelompok peserta didik. Kelompok
terhadap olah data digunakan untuk tersebut diberikan pretest dan posttest.
merevisi modul pembelajaran yang Desain penelitian yang digunakan adalah
sedang dikembangkan. Dasar revisi ini one group pre-post test design. Pretest
adalah masukan, saran dari ahli isi, ahli diberikan sebelum pembelajaran dengan
modul dan posttest diberikan kepada
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

peserta didik setelah pembelajaran Tabel 3. Konversi kualifikasi hasil belajar


dengan modul selesai diberikan.Desain dengan skala 5
eksperimen yang digunakan digambarkan Tingkat Kualifikasi
oleh Gambar 1. Pencapaian
85 – 100 Sangat Baik
Variabel 70 – 84 Baik
Pretest Posttest
Bebas 55 – 69 Cukup
T1 X T2 40 – 54 Kurang
Gambar 1. Desain eksperimen 0 – 39 Sangat Kurang

Keterangan: Peningkatan hasil belajar akan bermakna


X :perlakuan pembelajaran apabila nilai rata-rata posttest minimal
menggunakan modul pembelajaran berada pada kualifikasi baik.
berbasis group investigation
T1 : hasil belajar sebelum diberi HASIL DAN PEMBAHASAN
perlakuan Modul server jaringan yang
T2 : hasil belajar setelah diberi dikembangkan mengalami beberapa
perlakuan proses uji coba dan perbaikan. Perbaikan
Hipotesis yang akan diuji: yang dilakukan yaitu dari para ahli,
“Tidak terdapat perbedaan hasil belajar pendidik, siswa perorangan, siswa
peserta didik setelah menggunakan kelompok kecil, dan uji coba lapangan.
modul pembelajaran dengan peserta Semua ini dilakukan untuk
didik sebelum menggunakan modul menyempurnakan modul server jaringan
pembelajaran” sehingga benar-benar mampu dan layak
Hipotesis tersebut secara statistik dapat digunakan dalam pembelajaran.
dirumuskan sebagai berikut. Hasil review dari ahli isi dan media
H0 : 1   2 pembelajaran menyatakan bahwa modul
H1 : 1   2 server jaringan yang dikembangkan sudah
sesuai. Ahli isi dan media pembelajaran
Dengan: memberikan beberapa saran
µ2 : Nilai rata-rata hasil belajar peserta penyempurnaan modul antara lain: 1)
didik sebelum menggunakan modul perlu ditambahkan gambar untuk
pembelajaran. membantu pemahaman materi modul; 2)
µ2 : Nilai rata-rata hasil belajar peserta berikan penjelasan pada setiap gambar
didik setelah menggunakan modul topologi; 3) buatkan glosary modul.
pembelajaran. Glosary membantu menerjemahkan
istilah-istilah yang digunakan dalam server
Hipotesis penelitian diuji dengan uji-t atau dalam dunia teknologi informasi; dan
(paired samples t-test) dan dibantu 4) tambahkan gambar peta konsep pada
dengan menggunakan perangkat lunak bagian awal modul seperti yang ada pada
SPSS Statistic 17.0. Ketentuannya adalah
buku panduan guru dan buku panduan
sebagai berikut: 1) jika probabilitasnya > siswa.
0,05 maka H0 diterima, dan 2) jika Hasil review dari ahli isi dan media
probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. ini menyatakan bahwa buku panduan guru
Untuk memaknai keefektifan yang dikembangkan sudah sesuai. Ahli isi
peningkatan hasil belajar, maka skor rata- dan media pembelajaran memberikan
rata posttest akan dicocokkan dengan beberapa saran penyempurnaan buku
konversi kualifikasi hasil belajar SMK TI panduan antara lain: 1) jenis huruf yang
Bali Global Singaraja seperti pada Tabel digunakan dan ukuran huruf; 2)
3. perumusan tujuan pembelajaran
disesuaikan dengan indikator; dan 3) peta
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

konsep yang ada pada panduan guru juga bahwa 66,67% responden (6 orang)
ditambahkan pada modul. memberikan tanggapan baik, 33,33%
Hasil review dari ahli isi dan media responden (3 orang) memberikan
ini menyatakan bahwa buku panduan tanggapan sangat baik. Persentase
siswa yang dikembangkan sudah sesuai. keseluruhan subjek sebesar 87,6% berada
Ahli isi dan media pembelajaran pada kategori baik.
memberikan beberapa saran Hasil review dari pendidik yang
penyempurnaan buku panduan antara dilakukan sebelum uji lapangan untuk
lain: 1) jenis huruf yang digunakan dan siswa, secara umum pendidik memberikan
ukuran huruf; 2) perumusan tujuan komentar bahwa modul server jaringan ini
pembelajaran disesuaikan dengan sudah baik. Berdasarkan data angket uji
indikator; 3) peta konsep yang ada pada lapangan untuk pendidik yang diolah
panduan guru juga ditambahkan pada didapatkan persentase sebesar 92,4%
modul; dan 4) tabel KKM yang belum dengan kualifikasi sangat baik.
disertakan agar segera disertakan. Data angket dalam uji lapangan
Hasil review dari ahli desain (untuk siswa) yang melibatkan 18 orang
pembelajaran secara umum memberikan siswa kelas XI, diperoleh data bahwa
komentar bahwa modul server jaringan ini 33,3% responden (6 orang) memberikan
sudah baik. Ahli desain pembelajaran tanggapan sangat baik, 66,67%
memberikan beberapa saran dan responden (12 orang) memberikan
komentar terhadap penyempurnaan modul tanggapan baik. Persentase keseluruhan
server jaringan ini, diantaranya 1) kata subjek sebesar 87,7% berada pada
kerja pada beberapa indikator perlu kategori baik.
dicermati; 2) jarak penulisan kalimat Berdasarkan data angket dalam uji
dengan gambar perlu diperhatikan; 3) siswa perorangan, kelompok kecil, dan uji
penggunaan jenis huruf diharapkan lapangan yang dipaparkan diatas dapat
menggunakna huruf yang standar seperti disimpulkan bahwa modul server jaringan
time news roman atau arial, dan ukuran berbasis investigasi kelompok yang
huruf adalah 12 point; dan 4) jenis tulisan dikembangkan ini rata-rata mendapat
dan susunan tulisan pada cover agar respon baik dari responden.
diperbaiki. Untuk menjadikan pembelajaran
Pada buku panduan guru dan buku server jaringan lebih diminati oleh peserta
panduan siswa, ahli desain pembelajaran didik maka pembelajaran dalam kelas
memberikan beberapa saran dan tidak bisa dipisahkan dari pengalaman dan
komentar terhadap penyempurnaan buku lingkungan sehari-hari peserta didik.
panduan guru ini, diantaranya 1) kata Selanjutnya untuk mengetahui
kerja pada beberapa indikator perlu keefektifan dari pengembangan dalam
dicermati; dan 2) jenis tulisan dan susunan penelitian ini, maka dilaksanakan juga pre-
tulisan pada cover agar diperbaiki. eksperimen dengan menggunakan pretest
Pada uji perorangan yang dan posttest terhadap 18 orang peserta
melibatkan 3 orang siswa, diperoleh data didik kelas XI TKJ SMK TI Bali Global
bahwa 33,3% responden (1 orang) Singaraja. Berdasarkan nilai pretest dan
memberikan tanggapan sangat baik, posttest 18 orang siswa tersebut, maka
66,7% responden (2 orang) memberikan dilakukan uji-t dua sampel berpasangan
tanggapan baik. Persentase keseluruhan (Paired Sample t-Test) dengan bantuan
subjek sebesar 88,5% berada pada SPSS Statistic 17.0.Output yang didapat
kategori baik. dari Uji-t yang dilakukan dengan bantuan
Pada uji kelompok kecil yang program SPSS adalah sebagai berikut.
melibatkan 9 orang siswa, diperoleh data

Tabel 4. Hasil uji-t, Paired Samples Statistics


e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
PRETEST 652,806 18 1,286,763 303,293
Pair 1
POSTTEST 862,522 18 888,042 209,313

Tabel 5. Hasil uji-t, Paired Samples Correlations


Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.

PRETEST &
Pair 1 18 0,441 0,067
POSTTEST

Tabel 6. Hasil uji-t, Paired Samples Test


Paired Samples Test
Paired Differences

Sig.
Std. 95% Confidence Interval
Std. T df (2-
Mean Error of the Difference
Deviation tailed)
Mean
Lower Upper

PRETEST -
Pair 1 -2,097,167 1,198,130 282,402 -2,692,982 -1,501,351 -7,426 17 0,001
POSTTEST

Luaran uji-t dengan menggunakan bahan ajar disesuaikan dengan kurikulum,


bantuan SPSS Statistic 17.0 menunjukkan karakteristik siswa, dan lingkungan
bahwa nilai rata-rata pretest adalah 65,28 pembelajaran.
dan nilai rata-rata posttest adalah 86,25. Modul ajar dikembangkan
Nilai probabilitasnya sebesar 0,001 < 0,05, berdasarkan kurikulum. Hal ini berarti
maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa nilai semua materi dalam modul ajar disusun
rata-rata hasil belajar sebelum dan berdasarkan kurikulum yang ada.
sesudah menggunakan modul server Tersedianya modul ajar yang sesuai
jaringan adalah berbeda secara signifikan. dengan kurikulum akan menghadirkan
Dilihat dari konversi hasil belajar di SMK gairah dalam pembelajaran baik di
TI Bali Global Singaraja, nilai rata-rata kalangan pendidik ataupun peserta didik.
posttest peserta didik 86,25 berada pada Modul ajar dikembangkan sesuai
kualifikasi Sangat Baik, dan berada di atas dengan karakteristik siswa. Karakteristik
nilai KKM mata pelajaran server jaringan siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan
sebesar 70. Melihat nilai rerata atau mean belajar siswa antara lain: latar belakang
posttest yang lebih besar dari nilai rerata pengetahuan dan taraf pengetahuan, gaya
atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa belajar, usia kronologi, tingkat
modul server jaringan dapat meningkatkan kematangan, spektrum dan ruang lingkup
hasil belajar siswa. minat, lingkungan sosial ekonomi,
Terdapat beberapa faktor yang hambatan-hambatan lingkungan dan
menyebabkan terjadinya perbedaan nilai kebudayaan, intelegensia, keselarasan
rata-rata sebelum dan sesudah modul ajar dan attitude, prestasi belajar, motivasi dan
diterapkan. Pertama, pengembangan lain-lain (Sardiman, 2011).Modul ajar yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

sesuai dengan latar belakang dan taraf memberikan pembelajaran yang lebih
pengetahuan peserta didik tentunya akan dalam, karena meningkatkan long-term-
memudahkan peserta didik untuk belajar. memory, serta lingkungan belajar
Hal tersebut secara otomatis akan konstruktivis juga benar-benar efektif pada
membangkitkan motivasi belajar dan retensi pengetahuan yang telah dimiliki
meningkatkan prestasil belajar. siswa (Narli, 2011).
Modul ajar yang dikembangkan Modul ajar berfungsi sebagai
sesuai dengan lingkungan pembelajaran. sumber informasi bagi pebelajar untuk
Pada saat praktik, setiap siswa disediakan mengembangkan pengetahuan dan
dua unit komputer yaitu satu komputer keterampilannya, sedangkan model
berfungsi sebagai server dan satu pembelajaran adalahprosedur sistematis
komputer berfungsi sebagai client. Kondisi dalam mengorganisasikan pengalaman
tersebut akan menyulitkan jika bahan ajar belajar untuk mencapai tujuan belajar.
dikembangkan secara online karena Modul ajar berkualitas tinggi yang
komputer tidak sepenuhnya siap untuk diintegrasikan dengan model
terhubung ke jaringan internet. Hal lain pembelajaran yang tepat akan
adalah semua komputer yang disediakan meningkatkan hasil belajar siswa.
di laboratorium TKJ merupakan komputer
yang digunakan sebagai sarana latihan, PENUTUP
dari instalasi sistem operasi hingga Model pengembangan yang
instalasi aplikasi pendukung. Hal tersebut digunakan untuk mengembangkan produk
akan menjadi hambatan jika modul ajar adalah model Dick & Carey (1990). Pada
dikembangkan berbasis multimedia proses pengembangan, sembilan langkah
karena ketidaksiapan perangkat komputer yang ada pada model tersebut dilebur ke
aplikasi pendukungnya. Dalam kondisi dalamlima tahap. Adapun tahap-tahap
tersebut, pengembangan modul ajar tersebut adalah: 1)menentukan mata
berbasis teks menjadi solusi yang terbaik pelajaran yang akan dikembangkan;
karena tidak terpengaruh oleh siap atau 2)mengidentifikasi tujuan pembelajaran,
tidaknya perangkat komputer yang melakukan analisis pembelajaran,
tersedia. mengidentifikasi perilaku awal dan
Kedua, modul yang diintegrasikan karakteristik pebelajar, menulis tujuan
dengan tipe pembelajaran group pembelajaran khusus, dan
investigation diharapkan memberikan mengembangkan butir-butir tes acuan
kontribusi positif dalam pembelajaran, patokan; 3) mengembangkan strategi
sesuai dengan pendapat Horsley, et al. pembelajaran dan mengembangkan
(2010) bahwa buku teks kualitas tinggi dan dan/atau memilih materi pembelajaran; 4)
bahan ajar terintegrasi dapat berkontribusi penyusunan dan penulisan bahan ajar;
secara substansial terhadap kualitas dan 5) mendesain dan melakukan
pengalaman belajar siswa dan outcome evaluasi formatif dan merevisi produk
siswa. pengembangan.
Pemilihan model pembelajaran Ahli isi dan media pembelajaran
kooperatif tipe group investigation didasari memberikan tanggapan bahwa modul
beberapa hal antara lain: 1) Pembelajaran server jaringan ini sudah sesuai dan layak
kooperatif tipe group investigation untuk digunakan dalam pembelajaran. Ahli
didasarkan oleh gagasan Dewey tentang desain pembelajaran memberikan
pendidikan, bahwa siswa akan memiliki tanggapan bahwa modul server jaringan
pengalaman belajar yang berarti jika siswa ini layak untuk digunakan dalam
diarahkan pada langkah-langkah pembelajaran.
penyelidikan ilmiah (scientific inquiri); 2) Peserta didik dalam uji perorangan
Pilar dari model pembelajaran ini adalah memberikan tanggapan bahwa modul
paradigma konstruktivistik. Pembelajaran server jaringan ini baik.Peserta didik
aktif yang dihadirkan oleh paradigma ini dalam uji kelompok kecil memberikan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

tanggapan bahwa modul server jaringan Horsley, M., Knight, B., & Huntly, H. 2010.
ini baik. The role of textbooks and other
User (pendidik) dalam uji lapangan teaching and learning resources in
memberikan tanggapan bahwa modul higher education in Australia:
server jaringan ini sangat baik dan layak Change and continuity in supporting
untuk digunakan dalam pembelajaran. learning. IARTEM e-Journal. 3(2).
Hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai 43-61.
rata-rata pretest adalah 65,28 dan nilai
rata-rata posttest adalah 86,25. Hasil uji Libman, Z. 2010. Integrating real-life data
juga menunjukkan nilai analysis in teaching descriptive
probabilitassebesar 0,001, dimana 0,001 < statistics: A constructivist approach.
0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti Journal of Statistics Educations.
bahwa hasil belajar peserta didik setelah 18(1). 1-23.
menggunakan modulberbeda secara
signifikan dengan sebelum menggunakan Miarso, Y. 2004. Menyemai benih
modul. teknologi pendidikan. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian, Kencana.
pembahasan dan simpulan, maka dapat
diajukan beberapa saran antara lain: 1) Narli, S. 2011. Is constructivist learning
produk yang dihasilkan penelitian ini environment realy effective on
berupa bahan ajar cetak, sehingga untuk learning and long-term knowledge
membantu peserta didik memahami retention in mathematics? Example
konsep teori disetiap modul, perlu of the infinity concept. Eduational
dibuatkan multimedia interaktif untuk Research and Review. 6(1). 36-49.
membantu mengilustrasikan teori; dan 2)
berdasarkan data yang didapatkan, Oka, G. P. A. 2011. Pengembangan
penelitian ini hanya sampai pada tahap bahan ajar interaktif berbasis
pre-eksperimen dengan hasil uji-t yang component display theory (CDT)
signifikan, maka penelitian ini dapat pada mata kuliah multimedia jurusan
dilanjutkan dengan tahap quasi teknologi pendidikan FIP Undiksha.
eksperimen yang melibatkan kelompok Tesis (Tidak dipublikasikan).
kontrol. Kelompok eksperimen diberi Singaraja: Program Pasca Sarjana
perlakuan pembelajaran dengan Universitas Pendidikan Ganesha.
menggunakan modul server jaringan
sedangkan kelompok kontrol diberi Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994.
perlakuan pembelajaran dengan Teknologi pembelajaran: Definisi
menggunakan bahan ajar konvensional. dan kawasannya. Washington:
Association for Educational and
Technology.

Sharan, S. 2009. Handbook of cooprative


learning: Inovasi pengajaran dan
DAFTAR RUJUKAN pembelajaran untuk memacu
keberhasilan siswa di kelas.
Etuk, E.N., Etuk, G. K., Eyo, E. U. E., & Yogyakarta: Imperium.
Samuel, J. 2011. Constructivist
instructional strategy pupils’ Sardiman, A. M. 2001. Interaksi & Motivasi
achievement and attitude toward Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
primary science. Bulgarian Journal RajaGrafindo Persada.
of Science and Education Policy.
5(1). 30-46.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

Sitepu, B. 2008. Pengembangan sumber


belajar. Jurnal Pendidikan Penabur.
11(7). 81-92.

Warpala, I W. S. 2011. Pedoman dasar


pengembangan bahan ajar cetak
dan pemilihan media pembelajaran.
Makalah disampaikan dalam
Pelatihan pengembangan bahan ajar
bagi pendidik-pendidik SD, SMP,
SMA dan SMK se Propinsi Bali,
pada tanggal 9 – 13 Mei 2011, di
Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Provinsi Bali.

Anda mungkin juga menyukai