Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sultan Hasanuddin

Alias : Ayam Jantan Dari Timur

Agama : Islam

Tempat Lahir: Makassar, Sulawesi Selatan

Tanggal Lahir: Minggu, 12 Januari 1631

Warga Negara: Indonesia


Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama
I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. beliauahir di Makassar,
Sulawesi Selatan, pada12 Januari 1631. Ia putra dari Raja Gowa ke-15 yakni I Manuntungi Daeng Mattola
yang bergelar Sultan Malikussaid (ayah) dan ibunya bernama I Sabbe To'mo Lakuntu. Karena
keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari
Benua Timur (Ayam Jantan Dari Timur).

Ilmu berpolitik, diplomasi, ilmu pemerintahan dan ilmu perang dipelajari Hasanuddin ketika ikut
mendampingi ayahnya melakukan perundingan-perundingan penting, ditambah dengan bimbingan
Karaeng Pattingaloang, mangkubumi kerajaan Gowa, yang sangat berpengaruh dan cerdas.

Pergaulan Hasanuddin yang luas dengan rakyat jelata, orang asing dan Melayu membuatnya sering
dipercaya menjadi utusan ayahnya untuk mengunjungi daerah dan kerajaan lain.

Pada usia 21 tahun, Sultan Hasanuddin ditugaskan untuk menjabat bagian pertahanan Kerajaan Gowa.
Di sinilah Sultan Hasanuddin mulai bermain strategi mengatur pertahanan untuk melawan serangan
Belanda yang ingin memonopoli perdagangan di Maluku.

Setahun kemudian ayahnya wafat, dan atas titah beliau, Sultan Hasanuddin yang seharusnya tidak ada
dalam garis tahta dinobatkan menjadi raja karena kepintaran dan keahliannya.

Setelah menaiki Tahta sebagai Sultan, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri
Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja.

Peperangan dengan Belanda berlangsung alot karena dua kubu memiliki kekuatan armada yang
sebanding. Hingga Belanda menemukan bahwa daerah-daerah di bawah kekuasaan Gowa mudah
dihasut dan dipecah belah.

Arung Palakka yang merupakan sahabat sepermainan Sultan Hasanuddin saat kecil memimpin
pemberontakan Raja Bone terhadap Kerajaan Gowa.
Tahun 1662, Belanda kembali mengobarkan perang saudara dan di tahun 1664, Sultan Ternate, Sultan
Buton dan Arung Palakka berhasil disatukan di bawah kendali Belanda.

Setelah 16 tahun berperang tidak hanya dengan Belanda namun juga dengan rakyatnya sendiri (yang
memberontak). Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Sultan Hasanuddin memberikan
perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya
Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni
1669.

Di tahun yang sama Sultan Hasanuddin mundur dari jabatannya sebagai Raja Gowa dan memilih menjadi
pengajar agama Islam sambil tetap menanamkan rasa kebangsaan dan persatuan.

Sultan Hasanuddin meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan pada 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun dan
dimakamkan di Katangka, Kabupaten Gowa. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat
Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.

Anda mungkin juga menyukai