Anda di halaman 1dari 81

DASAR Keselamatan dan Kesehatan Kerja

di Ruang Terbatas
&8 7$ '((2 3,(567
'LUHNWRUDW31 .
.HP HQWHULDQ.HWWHQDJDNHUMDDQ5,
Latar Belakang
 Semakin banyak tempat kerja yang di identifikasi
sebagai ruang terbatas (Confined Spaces)
 Semakin berkembangnya jenis pekerjaan yang harus
dilakukan di dalam ruang terbatas
 Terdapatnya bahaya dan resiko kematian pada saat
bekerja di dalam ruang terbatas
 Banyak kecelakaan fatal karena ketidaktahuan
pengusaha/pekerja akan bahaya ruang terbatas dan
syarat-syarat K3 yang harus dijalankan.
CONFINED
Bahaya
laten
??? SPACE
“THE SILENT
KILLER”
Dasar hukum
 UU No. 1 tahun 1970 ,
 UU No. 3 tahun 1969
tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 Mengenai Hygiene
Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor
 Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun
 SE. Menakertrans .SE.117/Men/ PPK-PKK/III/2005 tentang
Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat dan tempat-tempat
publik lainnya
 SNI – 0229 1987 E, Keselamatan Kerja di Dalam Ruangan Tertutup
 Kep Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep.
113/DJPPK/2006 Tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas
K3 di Ruang Terbatas (Confined Spaces)
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Ruang lingkup
pasal 2,
Ketentuan dalam UU ini berlaku dalam tempat kerja,
dimana :

l. dilakukan pekerjaan dalam tangki,


sumur atau lubang.
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja

Syarat-syarat Keselamatan Kerja dikaitkan dengan


Pekerjaan Ruang Tertutup (Psl. 3 ayat 1) :
 Mencegah & mengurangi kecelakaan
 Mencegah & mengurangi bahaya peledakan
 Memberikan alat2 perlindungan diri pada para pekerja
 Mencegah & mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan
 Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK baik physik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan
 Memperoleh penerangan yg cukup & sesuai
 Menyelenggarakan suhu & lembab udara yg baik
 Menyelenggarakan penyegaran udara yg cukup
 Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara & proses
kerjanya
Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
 Pasal 9
(1) Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan
pada tiap tenaga kerja baru tentang :
 Kondisi dan bahaya yg dpt timbul di tempat kerja
 Semua pengamanan dan alat perlindungan yang
diharuskan
 APD
 Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
 Pasal 9
2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga
kerja ybs, setelah ia yakin TK tersebut telah
memahami syarat-syarat K3
3) Pengurus wajib menyelenggarakan
pembinaan K3
4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati
semua syarat-syarat yang berlaku
UU No. 3 tahun 1969
tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 Mengenai
Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor
Bab II Azas azas umum
 Bangunan harus bersih (pasal 7)
 Ventilasi yang cukup ( pasal 8)
 Penerangan yang cukup dan sesuai ( pasal 9)
 Suhu yg nyaman ( pasal 10 )
 Lay out dan tempat duduk yang sehat (pasal 11)
 Air minum yang sehat dan cukup ( pasal 12)
 Tersedianya perlengkapan Sanitair (pasal 13)
 Tempat duduk yang cukup dan sesuai (pasal 14)
 Fas. Ganti pakaian dan penyimpanan ( pasal 15)
 Bangunan bawah tanah / tdk berjendela harus memenuhi
standar hygiene yang baik ( pasal 16 )
 Pekerja hrs dilindungi dari bahan, proses, teknik yang
berbahaya, tdk sehat atau beracun jika perlu dg APD (pasal 17).
 Pengendalian lingkungan kerja berupa bising & getaran ( pasal 18)
 Penyediaan apotik dan pelaksanaan P3K (Pasal 19)
2. Peraturan Khusus L

Syarat Umum: Sarana K3:


 Harus memiliki  Harus ada min 1 lubang lalu orang
orang ahli, memiliki  Harus ada sistem sirkulasi udara
Harus tersedia tali
pendidikan khusus 

 Harus tersedia masker oksigen


dan berpengalaman  Harus ada unit pendeteksi gas
dalam pelaksanaan  Penerangan listrik ≤ 50 Volt
pekerjaan di dalam  Perintah dan ijin kerja
tangki (ruang  Prosedur kerja
tertutup)
3. Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun

Ruang Lingkup
1. BOTOL BAJA
2. BEJANA STASIONER
3. BEJANA TRANSPORT
4. PESAWAT PENDINGIN
5. TANGKI PENIMBUN
6. TANGKI APUNG
7. PESAWAT PEMBANGKIT GAS KARBIT
8. BEJANA PROSES
9. INSTALASI JARINGAN PIPA

B. PERATURAN INI BERLAKU UNTUK :


PERENCANAAN, PEMBUATAN, PENGANGKUTAN, PEREDARAN,
PERDAGANGAN, PEMAKAIAN, PENGGUNAAN, PEMELIHARAAN DAN
PENYIMPANAN BEJANA TEKAN
Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun

PEMASANGAN, PERBAIKAN, DAN


PERUBAHAN TEKNIS

A. SETIAP PEMASANGAN PERMANEN, PERBAIKAN ATAU PERUBAHAN


TEKNIS TERHADAP BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN HARUS
MENDAPAT IJIN DARI DIREKTUR ATAU PEJABAT YANG
DITUNJUKNYA.

B. DIREKTUR ATAU PEJABAT YANG DITUNJUKNYA BERWENANG


UNTUK MENGADAKAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN TERHADAP
BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN.
4. SURAT EDARAN MENAKERTRANS RI
NO. SE. 117/ MEN/PPK-PKK/III/2005

Tentang
PEMERIKSAAN MENYELURUH
PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI PUSAT
PERBELANJAAN, GEDUNG BERTINGKAT
DAN TEMPAT-TEMPAT PUBLIK LAINNYA.
PEMERIKSAAN MENYELURUH TERHADAP ASPEK K3 DI
PUSAT PERBELANJAAN, GEDUNG BERTINGKAT DAN
TEMPAT-TEMPAT PUBLIK LAINNYA, MELIPUTI :
a. Sistem informasi K3 bagi tamu dan pengunjung
b. Sistem tanggap darurat
c. Instalasi listrik
d. Instalasi pemadam kebakaran
e. Instalasi penangkal petir
f. Instalasi pengolah limbah
g. Instalasi ruang tertutup/ confined space
dst.
Menginstruksikan kepada semua pengurus/ pengusaha di
pusat perbelanjaan, gedung bertingkat tinggi dan tempat
publik lainnya untuk :

a. Melaksanakan prinsip-prinsip Sistem Manajemen K3 (SMK3)


b. Melatih personil di bidang K3 sesuai dengan tugas dan
kewenangannya
c. Melengkapi rekomendasi teknis dan perijinan di bidang K3 bagi
semua objek yang tercantum pada angka 1
d. Membentuk tim tanggap darurat (emergency response team)
e. Memberikan informasi K3 yg memadai bagi tamu/ pengunjung
f. Tidak menugaskan petugas yg tidak memiliki sertifikat pelatihan
“K3 confined space” dalam melakukan pekerjaan instalasi ruang
tertutup.
5. SNI – 0229 1987 E, Keselamatan
Kerja di Dalam Ruangan Tertutup
 Ruang Lingkup :
 garis besar & persyaratan
 Pemeliharaan , perawatan,pembersihan
 bejana penyimpanan bbm, gas, bahan kimia ; ruangan ;
 Tempat tertutup, saluran atau terowongan bawah tanah atau
sumur.
 Jalan masuk keruangan yang dapat menimbulkan gas-gas
berbahaya
 Pengawasan, pemeliharaan, pembersihan dan perbaikan tangki
apung
SNI – 0229 1987 E, Keselamatan Kerja
di Dalam Ruangan Tertutup
 Pekerjaan pendahuluan :
 Persiapan :Temperatur, pembuangan cairan dan gas, kalibrasi
peralatan, mengunci bagian yg bergerak.
 Pembersihan gas-gas
 Perlengkapan APD
 Respirator, masker, sepatu, helm, sabuk pengaman, kacamata
pelindung, sarung tangan, Tabung O2, pakaian kerja, pelindung
telinga.
 Syarat-syarat pemakaian peralatan kerja
 Pentanahan peralatan listrik, pemeriksaan kabel, sambungan,
pedoman tekanan, kabel, peralatan kerja siap pakai.
SNI – 0229 1987 E, Keselamatan Kerja
di Dalam Ruangan Tertutup
 Penerangan:
 Hanya boleh penerangan listrik < 50 Volt
 Kewajiban Pengusaha, pengurus dan pelaksana pekerjaan
 menunjuk supervisor utk mengawasi; melaporkan kepada disnaker; Gas
Free Cert; Menyediakan alat perlengkapan kerja; Juklak yg jelas;
memahami peraturan K3.
 Larangan
 Merokok, membawa api terbuka/ pemantik, menggunakan cat semprot
saat sedang dilakukan pengelasan, memakai pakaian yg berminyak,
menggunakan perkakas yg kotor dan rusak.
 Pemeliharaan/Perawatan Kesehatan dan P3K
6. SURAT EDARAN MENAKERTRANS RI
NO. SE. 01/ MEN/PPK/VI/2012
Tentang
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI
RUANG TERBATAS/CONFINED SPACES
DEFINISI RUANG TERBATAS
 cukup luas dan memiliki konfigurasi
sedemikian rupa sehingga pekerja dapat
masuk dan melakukan pekerjaan di dalamnya
 mempunyai akses keluar masuk yang terbatas
 tidak dirancang untuk tempat kerja secara
berkelanjutan atau terus-menerus di
dalamnya.
Klasifikasi Ruang Terbatas

I. Ruang Terbatas Dengan Ijin Masuk

I. Ruang Terbatas Tanpa Ijin Masuk


I.1 Ruang Terbatas dengan Ijin Masuk
1. Terdapat potensi gas atmosfir
Ijin Masuk berbahaya;
Ruang 2. Terdapat bahan (cairan atau
Terbatas padatan) yang potensial
dibutuhkan memerangkap pekerja atau akses
apabila keluar masuk;
terdapat 1 3. Mempunyai bentuk atau struktur
dari 4 yang dapat memerangkap pekerja;
potensi 4. Terdapat bahaya lain yang dapat
menyebabkan cidera serius dan
bahaya
kematian
I.2 Ruang Terbatas Tanpa Ijin Masuk

Ruang terbatas yang tidak berpotensi


mengandung gas atmosfer berbahaya,
substansi cair ataupun padat berpotensi yang
dapat memerangkap pekerja serta
mengandung bahaya lain yang dapat
menyebabkan kematian ataupun ciderayang
serius lainnya
Diagram Alir Klasifikasi Ruang Terbatas
(SK DJPPK No. 113/2006)
Tempat Kerja
Apakah dapat dimasuki dan bekerja
di dalamnya? YA
Apakah akses gerak dan YA
keluar masuk terbatas?
Apakah bukan tempat kerja YA
permanen?

Ruang Terbatas
Memiliki potensi gas
atmosfir berbahaya? YA TDK
Memiliki substansi YA TDK
cair/padat yang dapat
memerangkap?
YA TDK
Memiliki struktur/konfigurasi
ruang yang dapat
memerangkap? YA TDK I.2

Memiliki bahaya cedera


serius dan kematian?
Ruang Terbatas Dengan Ijin Masuk
Potensi Bahaya di Ruang Terbatas
1. Kekurangan dan 4. Perangkap /
Kelebihan Oksigen Engulfment
◦ Substansi cair atau padat
2. Bahan Mudah yang tersimpan
Terbakar dan 5. Struktur
Meledak Ruang/Konfigurasi
Uap atau debu dalam ◦ Dinding atau lantai,
konsentrasi yang cukup undakan dll
3. Bahan Beracun 6. Sumber Energi
Gas, Uap, dan fumes ◦ Energi mekanis, elektrik
dari peralatan kerja atau
sumber panas lainnya
Atmospheric Hazards
II.1. Gas Atmofir Berbahaya
Kekurangan Oxygen
19.5 % Batas minimum yang dapat ditoleransi
15 - 19% Penurunan kemampuan untuk bekerja
berat, Gangguan sistem koordinasi,
Gejala awal
12-14% Napas menjadi cepat dan dangkal.
Penurunan kemampuan penilaian
10-12% Napas menjadi cepat dan dangkal.
Bibir menjadi biru
8-10% Gangguan SSP. Lemas. Mual. Muntah.
Tidak sadarkan diri
6-8% 8 menit - fatal, 6 minutes - 50% fatal
4-5 minutes –dapat pulih
4-6% Koma dalam 40 detik. Kematian
Oksigen Defisiensi (Asphyxian)
Aspiksia Fisik dan Aspiksia Kimia

Kurangnya oksigen dalam Ruang Terbatas dapat


diakibatkan oleh konsumsi atau perpindahan.
Konsumsi oxygen dapat terjadi selama
 Pembakaran unsur flammable.
 Proses bakterial, seperti dalam proses fermentasi.
 Reaksi kimia seperti dalam pembentukan karat
Kelebihan Oksigen

Volume Oksigen di udara lebih dari 23,5%.

 Memicu kebakaran dan peledakan


Hair, clothing, oil soaked materials

 Jangan pernah menggunakan O2 murni untuk


ventilasi.

 Jangan menyimpan tanki gas bertekanan didalam


ruang terbatas
II.2
Bahan Mudah Terbakar dan Meledak
Faktor yang mempermudah:
 Oksigen
 Gas, uap dan debu mudah terbakar
 Sumber pemantik
 Welding

 Electric Tools

 Sparks

 Smoking
GAS MUDAH TERBAKAR

 Gas :
• Asetiline/etilen
• Hidrogen
• Metana, etana, propana
• LPG (elpiji)
 Uap Cairan Organik :
• Heksana, sikloheksana, heptana
• Eter, karbon disulfida
• Benzena, Toluen, Ksilena
• Metanol, Etanol, propanol

Sifat Kemudahan Terbakar 32


II. 3 Bahan Beracun
 Karbon Monoksida (CO) :
• Amat Toksik :
CO-Haemoglobin : 240-300 x O2 – Haemoglobin

Pingsan  Kematian
 Sifat : Tidak bewarna & Tidak berbau
 Batas keterpaan :
Nilai Ambang Batas : 25 ppm
 Amat berbahaya : > 2000 ppm 0,2% :
Pingsan  Kematian
 Pengamanan :
• Detektor dan Alarm CO
• SCB, Masker Aliran Udara 33
 Perhatian !

 Pekerja berkolesterol tinggi :


• Tidak bekerja di tempat tungku-tungku pemanas, boiler dsb.
• Tidak berada dekat dengan tangki/silinder gas CO
CO + Kolesterol  Endapan  Clogging  Stroke,
infark jantung

 Perokok :
• Check kadar kolesterol
• Kolesterol tinggi ?

 Bahaya Kebakaran :
• LFL –UFL : 12,5 – 74,2 %
34
 Hidrogen Sianida (HCN)

 Racun : Gangguan fungsi darah


 Sumber :
• Penggunaan NaCN dalam suasana asam
• Elektroplating : uap HCN
 Bau :
• Sedikit bau spesifik
• Hindari gas sebelum bau menyengat
 Efek :
• Akut, reaksi cepat
• Pingsan  meninggal
 Batas Keterpaan :
• NAB : 4,7 ppm
• IDLH : 50 ppm 35
 Amat berbahaya :
• > 150 ppm : pingsan ( 30 -60 menit)
• > 300 ppm : fatal , mematikan
 Pengamanan :
• Deteksi, alarm
• APD, SCBA, Masker penyerap HCN
 Bahaya Kebakaran :
• LFL-UFL : 5,6 – 40,0 %
 Dalam masyarakat:
• Racun tikus
• Racun ikan

36
II.4 Bahan Korosif
Lingkungan yg korosif tidak hanya akan
merusak saluran pernafasan, akan tetapi juga
merusak kulit dan sistem syaraf
Contoh bahan Korosif
 Bleach
 Ammonia
 Acids
 Gas Korosif

 Bahaya : saluran pernafasan dan paru-paru


 Sifat Bahaya : Bergantung pada kelarutan dalam air
• Amat larut dalam air
• Atas
• Kelarutan sedang
• Atas & dalam
• Tidak/sedikit larut
• Bagian dalam
• Sistemik

38
 Amonia (NH3)

 Sifat :
• Sangat larut dalam air
• Korosif saluran pernafasan dan mata
 Bau :
• Spesifik, merangsang
 Bahaya :
• Iritan saluran pernafasan bagian atas
 Batas Keterpaan :
• NAB : 25 ppm
 Berbahaya : > 5000 ppm (0,5 %)  fatal, kematian
 Usaha keselamatan :
• Masker penyerap NH3, kain, handuk basah
• APD lain : gloves, kacamata
• Deteksi gas NH3
 Contoh kecelakaan : kontak NH3 cair dengan mata
39
 Gas Klor (Cl2)

 Sumber :
• Pabrik soda, elektrolisa NaCl
2 NaCl  2 Na+ + Cl2
• PDAM : klorinasi air minum
• Pabrik Kertas : bleaching
 Sifat :
• Warna : kehijauan, sedikit larut dalam air
• BJ : lebih berat d/p udara
• Bau : merangsang
 Bahaya :
• Amat iritan : SPA dan bagian dalam
• Paru-paru : pembengkakan, air
 Batas Keterpaan :
• NAB : 0,55 ppm
• IDLH (Immediately Dangerous to Life or Health) : 30 ppm
40
 Amat Berbahaya :
• > 1000 ppm ( 0,1 %)  kematian
• Cedera paru-paru : cacat, sukar sembuh
• Cairan : luka bakar kulit & mata

 Pengamatan :
• Deteksi, detektor di bawah (BJ > udara)
• APD : masker penyerap Cl2, SCBA, kacamata, gloves
• Hindari bau menyengat

 Kebocoran Cl2
• Serap dalam larutan NaOH/Na2SO3
41
 Pengamatan :
• Hindari penghirupan : gas dapat dilihat, almari asam
• APD : masker penyerap NO2, SCB, Kacamata; gloves
• Deteksi bagian bawah, BJ > udara

 Contoh Kecelakaan
• Tumpahan HNO3
• Pembersihan dengan air tanpa APD
• Kerusakan paru-paru : cacat seumur hidup

42
 Ozon (O3)

 Sifat :
• Tidak berwarna atau sedikit kebiruan
• Bau spesifik, oksidator
• Disinfektan (pembunuh bakteri)
 Bahaya :
• Amat beracun, merusak paru-paru
• Pembengkakan paru-paru  kematian
 Batas Keterpaan :
• NAB : 0,1 ppm (0,2 mg/m3)
• IDLH : 10 ppm
 Keamanan :
• Deteksi, detektor di bawah, BJ > udara
43
• APD : masker dengan aliran udara, SCBA
 Jalur Bahan Kimia Masuk Tubuh di Tempat Kerja :

Kulit &  Pernafasan (Inhalation)


Mulut  Kulit (Absorpsi)
90%  Mulut (Ingestion)
Pernafasan

Kasus Keracunan

 Pernafasan :
 Menghisap + 1 m3 udara setiap jam kerja 8 m3
udara/hari (8 jam)
44
Physical
Hazards
II. 4 Bahaya Terperangkap

Terperangkap atau tenggelam karena


bahan/substansi yang tersimpan di RT
seperti:
Cairan
Partikel padat yang relatif kec
Air pasang atau banjir
Aliran air
Substansi Cairan / Padatan
II.5 Struktur/Konfigurasi Ruang
Kondisi dan bentuk ruang dapat
menimbulkan bahaya al:
 Penggunaan tangga dan Scaffolding

 Permukaan yang basah dan licin

 Dasar yang tidak jelas

 Area yang sempit dapat


mengakibatkan Tenaga kerja terjebak
 Pencahayaan yang kurang memadai
Struktur
Surface Hazards

Slippery, Wet or Damp Surfaces


 Slips & Falls

 Chemical Exposure

 Possible increased chance of electric


shock
 Uneven surfaces
II. 6 Mechanical Hazards

Peralatan kerja di Ruang Terbatas yang tidak


berpelindung seperti:
 Paddles

 Blades

 Shafts

 Chain or belt drives

All equipment must be Locked and Tagged before


entry
Electrical Hazards

Sengatan listrik dapat merupakan bahaya


di dalam confined space.
Sumbernya a.l.:
 Broken lighting

 Electrical sensing devices

 Limit switches

 Level indicating devices

 Hazards from equipment taken

inside
Temperature Hazards

Suhu ruangan yang tinggi atau terlalu rendah


dapat mengakibatkan:
Luka bakar
Frosbite
Heat Stress
Penggunaan pakaian pelindung dapat
meningkatkan risiko Heat Stress
Suhu dalam Ruang Terbatas Lama Pajanan
30°C 3 Jam
32°C 2 Jam
35°C 1 Jam
37°C 30 Menit
41°C 20 Menit
44°C 15 Menit
Noise Hazards

Noise creates a hazard by


 Causing hearing loss

 Preventing communication

 Lowering worker's effectiveness

Eliminate noise sources prior to entry


Use proper hearing protection
Vibration Hazards

 Vibration of the body can cause damage to


the body
 Using Vibrating tools can cause damage to
fingers & hand
 Eliminate equipment vibrations prior to entry

 Use Vibration dampening tools & gloves


Cedera Yang Mungkin Terjadi

 Kekurangan Oksigen
 Keracunan gas/bahan beracun
 Kontak bahan korosif
 Luka terbuka
 Luka terbakar
 Tersengat Listrik
 Heat stress
Multi Gas Meters
 Multi-gas meter untuk
pengujian udara dalam
ruang terbatas

• Setiap alat mempunyai fitur dan karakteristik


operasional khusus. Alat ini mengukur kadar
oksigen, kemungkinan daya ledak/ terbakarnya, serta
kadar CO dan (H2S)
Biological
Hazards
Other Hazards
Other Hazards
Health dan
Psychological
Hazards
Health Hazards
 Sakit sawan atau epilepsi
 Penyakit jantung atau
gangguan jantung
 Asma, bronchitis atau sesak
napas
 Gangguan pendengaran
 Sakit kepala seperti migrain
ataupun vertigo yang dapat
menyebabkan disorientasi
 Klaustropobia, atau
gangguan mental lainnya
 Gangguan atau sakit tulang
belakang
 Kecacatan penglihatan
permanen
 Penyakit lainnya
Psychological Hazards
 Termasuk klaustrofobia
atau masalah lain yang
berkaitan dengan berada
di ruangan yang gelap,
sempit atau terisolasi
 Dapat diperparah oleh
kondisi fisik pekerja

 Pekerja dalam kondisi


fisik tidak prima mudah
mengalami kelelahan
III. Program Pengendalian

1. Reclassification-Hazards Eliminated

2. Alternate Entry-Hazards Controlled


(by continuous forced air ventilation)

3. Permit Space Entry-Hazards


Cannot be Eliminated nor Controlled
1. Reklasifikasi

 Eliminasi terhadap setiap potensi bahaya utama di


ruang terbatas.
 REKLASIFIKASI HANYA DAPAT
DILAKUKAN ATAS DASAR SUATU
PENILAIAN / ASSESSMENT
 Penilaian ulang secara berkala setiap terjadi
perubahan pada ruang terbatas tersebut yang
memungkinkan munculnya sumber bahaya baru.
 Penetapan pimpinan perusahaan berdasarkan
rekomendasi dan penilaian AK3
2. Ventilasi

 Pertimbangkan penggunaan sistem tarik atau dorong


atau kombinasi
 Sediakan ventilasi tarik dorong untuk area pengelasan
 Rencanakan titik dan jalur untuk pompa tarik dan
dorong
 Pastikan tidak terjadi resirkulasi udara kotor
 Gunakan sistem ventilasi bertekanan secara terus
menerus
 Lakukan pengujian berkala terhadap kualitas atmosfer
sebelum dan selama pekerjaan berlangsung
2.Alternate Entry with Continuous Ventilation
3. Ijin Kerja

 Program dan prosedur tertulis


 Spesifikasi ijin
 Spesifikasi pelatihan
 Spesifikasi Petugas Madya
 Spesifikasi Supervisor /Pengawas Lapangan
 Spesifikasi Teknisi Deteksi Gas
 Spesifikasi Tim Penyelamat
Sistem Ijin Kerja
 Permohonan
 Pemeriksaan
 Pengesahan
 Penerbitan
 Pemasangan
 Pemantauan
 Pembatalan
Tanggung Jawab Pekerja
a. Petugas Utama/Entrant adalah orang yang masuk dan
melakukan pekerjaan di dalam ruang terbatas;
b. Petugas Madya/Attendant adalah orang yang ikut
bersama/mendampingi pekerja utama dan hanya
menunggu di luar, bertugas untuk membantu pekerja yang
ada di dalam ruang terbatas dan untuk menghubungi
bantuan darurat jika diperlukan;
c. Petugas Penyelamat/Rescuer adalah orang yang
melakukan penyelamatan korban pada saat terjadi
keadaan darurat/kecelakaan kerja di ruang terbatas
Tanggung Jawab Pekerja
a. Teknisi Deteksi Gas adalah orang melaksanakan
pengujian gas atmosfer berbahaya sebelum dan pada saat
pekerjaan ruang terbatas ;
b. Ahli K3/Safety representatives adalah orang yang
bertugas mengevaluasi bahaya-bahaya, menetapkan tanda
atau peringatan dan membuat/memberikan ijin masuk
ruang terbatas ;
c. Manajer Area adalah orang yang mempunyai legalitas dan
tanggungjawab terhadap area yang didalamnya terdapat
ruang terbatas ;
KEPDIRJEN PEMBINAAN
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
NO. KEP. 113/DJPPK/IX/2006
TENTANG
PEDOMAN DAN PEMBINAAN TEKNIS
PETUGAS KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA RUANG TERBATAS
(CONFINED SPACES)
Ketentuan yang diatur dalam
Kep Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep. 113/DJPPK/2006
Tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas K3 di Ruang Terbatas
(Confined Spaces)

Petugas K3 ruang terbatas terdiri dari


3 jenjang yaitu :
 Petugas Madya
 Petugas Utama
 Petugas Rescuer
Teknisi Deteksi Gas
7XJDVGDQ7DQJJXQJ-DZ DE3HUVRQLO
3HWXJDV8 WDP D
0 HP DKDP LVHWLDSSRWHQVLEDKD\DWDQGDDWDXJHMDODVHUWD
NRQVHNXHQVLWHUNDLWGHQJDQSHNHUMDDQGLUXDQJWHUEDWDV
0 HQJJXQDNDQSHUDODWDQGDQSHUOHQJNDSDQNHUMDVHVXDL
SURVHGXU
0 HODNXNDQNRP XQLNDVLVHFDUDEHUNHVLQDP EXQJDQGHQJDQ
SHWXJDVP DG\D
0 HP EHULWDKXSHWXJDVP DG\DELODP HQJHWDKXLDGDQ\D
SHUXEDKDQNRQGLVL\DQJEHUEDKD\D
0 HODNXNDQWLQGDNDQDQWLVLSDWLIXQWXNP HQ\HODP DWNDQGLUL
Tugas dan Tanggung Jawab Personil
3HWXJDV3HQGDP SLQJ0 DG\D
0 HP DKDP LVHWLDSSRWHQVLEDKD\DWDQGDDWDXJHMDODVHUWD
NRQVHNXHQVLWHUNDLWGHQJDQSHNHUMDDQGLUXDQJWHUEDWDV
0 HP DQWDXVHWLDSSRWHQVLEDKD\DGDQSHNHUMDDQGLGDODP GDQGLOXDU
UXDQJWHUEDWDV
0 HP DVWLNDQGDQP HQJDZ DVLMXP ODKSHWXJDVXWDP D\DQJEHUDGDGL
UXDQJWHUEDWDV
0 HP DVWLNDQWHWDSEHUDGDGLOXDUUXDQJWHUEDWDVVHODP DSHWXJDVGDQ
SHNHUMDDQGLUXDQJWHUEDWDVEHUODQJVXQJ
0 HODNXNDQNRP XQLNDVLVHFDUDEHUNHVLQDP EXQJDQGHQJDQSHWXJDV
XWDP D
0 HP DQJJLOWLP SHQ\HODP DWGDODP NRQGLVLGDUXUDW
0 HODNXNDQWLQGDNDQSHQ\HODP DWDQ\DQJGLP XQJNLQNDQWDQSD
P HP DVXNLUXDQJWHUEDWDV
7LGDNP HODNXNDQWXJDVODLQ\DQJP XQJNLQDNDQP HQJJDQJXWXJDV
XWDP DQ\DXQWXNP HP DQWDXGDQP HOLQGXQJLSHWXJDVXWDP D
Tugas dan Tanggung Jawab Personil
3HWXJDV3HQ\HODP DW
0 HP DKDP LVHWLDSSRWHQVLEDKD\DWDQGDDWDXJHMDOD
VHUWDNRQVHNXHQVLWHUNDLWGHQJDQSHNHUMDDQGLUXDQJ
WHUEDWDV
0 HODNXNDQNRP XQLNDVLVHFDUDEHUNHVLQDP EXQJDQ
GHQJDQSHWXJDVP DG\DGDQ$ KOL.
0 HODNXNDQWLQGDNDQSHQ\HODP DWDQVHVXDLSURVHGXU
0 HQLQJNDWNDQNHP DP SXDQGLULXQWXNWXJDVWXJDV
SHQ\HODP DWDQ
Tugas dan Tanggung Jawab Personil

7HNQLVL'HWHNVL* DV
 melaksanakan peraturan perundangan K3 ruang
terbatas;
 melaksanakan prosedur kerja aman;
 melaksanakan pengujian gas atmosfer berbahaya;
 melaksanakan metoda pengujian atmosfer berbahaya.
Conclusion

 Remember – A safe worker is a happy worker!


Tugas Ahli K3

Ahli K3 sebagai Safety representatives adalah orang


yang bertugas mengevaluasi bahaya-bahaya,
menetapkan tanda atau peringatan dan
membuat/memberikan ijin masuk ruang terbatas

Anda mungkin juga menyukai