NURFIKRI HAIQAL
09320180270
NURFIKRI HAIQAL
093 2018 0270
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktek
(KP) pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Muslim Indonesia
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Muslim Indonesia
Halaman Pengesahan - ii
3
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR TABEL......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................... 2
1.4 Manfaat Kerja Praktek.......................................................................... 2
1.5 Metode Kerja Praktek........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT Alamjaya Bara Pratama...................... 5
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah............................................................ 5
2.3 Tata Guna Lahan dan Penduduk .......................................................... 6
2.4 Keadaan Geologi................................................................................... 10
2.5 Aktivitas Penambangan........................................................................ 11
2.6 Peledakan (Blasting) ............................................................................ 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 28
5.2 Saran..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Peta tunjuk lokasi kerja praktek (PT Alamajaya Bara Pratama ...... 4
2.2 Statigrafi Cekungan Kutai ............................................................... 10
2.3 Gambar Dynamith............................................................................ 13
2.4 Gambar Detonator............................................................................ 13
2.5 Kabel Penghantar Bahan Peledak.................................................... 14
2.6 Gambar Blasting Machine................................................................ 14
2.7 Gambar Blaster Ohmmeter............................................................... 15
2.8 Gambar Mollen ................................................................................ 15
2.9 Tang pengupas kabel........................................................................ 16
2.10 Geometri Peledakan ........................................................................ 20
3.1 Bagan Alur Penelitian ..................................................................... 22
v
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Koordinat batas IUP Eksplorasi PT. Alamajaya Bara Pratama ..... 4
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam yang
begitu melimpah menghadapi berbagai tantangan didalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sumber daya mineral tersebar ke seluruh pelosok tanah
air merupakan salah satu alternative dalam meningkatkan pendapatan negara. PT.
Bosowa Mining merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan bahan galian industry dengan mengelolah bahan mentah menjadi
semen dengan bahan utama batu gamping yang digunakan termasuk sumber daya
alam yang tidak terpulihkan. Kegiatan penambangan batu gamping ini
menerapkan system tambang terbuka.
PT. Alamjaya Bara Pratama sebagai salah satu perushaan yang bergerak di
bidang pertambangan batubara merencanakan pembuatan pit dan timbunan pada
lahan yang belum di buka. Oleh karena itu, diperlukan studi peledakan untuk
memaksimal kan cadangan yang telah direncanakan oleh pihak perusahaan.
Material batu gamping mempunyai sifat fisik yang keras, maka
pembongkarannya dilakukan dengan cara peledakan yang bertujuan untuk
melepaskan material dari batuan induk, membongkar batuan padat menjadi
fragmen fragmen yang ukurannya dapat memudahkan proses pemuatan dan
pengangkutan sertadapat diterima dalam proses produksi selanjutnya.
Menyikapi hal tersebut penulis mencoba mengambil judul dalam kerja
praktek ini yaitu Geometri Peledakan pada Over Burden Di PT. Alamajaya Bara
Pratama, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur agar penulis
dapat mengetahui proses pembongkaran batuan penutup atau over burden dengan
metode peledakan.
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Kerja Praktek ini adalah sebagai studi pelaksanaan di lapangan
untuk mempelajari mengenai geometri peledakan pada over burden di PT. Alamjaya
Bara Pratama
Adapun batasan masalah dalam kerja Praktek ini adalah kemampuan alat bor
yang digunakan untuk menyediakan lubang peledak penambangan batubara
khususnya pada overburden.
1.4.1 Mahasiswa
Dapat memberikan dan menambah serta melatih kemampuan mahasiswa
terhadap kondisi nyata yang terjadi di perusahaan dengan teori yang didapat di
kampus. Juga mempersiapkan mahasiswa untuk mengetahui dunia kerja apabila
bekerja nanti.
1.4.2. Universitas
Terciptanya pola kemitraan yang baik dengan perusahaan tempat mahasiswa
melaksanakan kerja praktek.
1.4.3 Perusahaan
Memenuhi andil perusahaan terhadap dunia Pendidikan di Indonesia, serta
mendapat masukan bermanfaat terhadap perusahaan.
2
Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan waktu yang diperkirakan dalam
pengambilan data-data mulai dari tanggal 26 Juli hingga 25 Agustus 2021.
1.5.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, metode pengumpulan data yang penulis tempuh adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Kerja Praktek ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan atau
peninjauan secara langsung pada obyek Kerja Praktek ini pada PT. Alamjaya
Bara Pratama untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sehubungan dengan
Kerja Praktek ini.
2. Interview
Kerja Praktek ini dilakukan dengan mengadakan wawancara atau tanya
jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan sejumlah prosenil yang
ada hubungannya dengan pembahasan ini, khususnya pada bagian pemasaran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bentuk Kerja Praktek yang dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen atau arsip-arsip perusahaan yang
berhubungan dengan masalah strategi pemasaran.
1.5.3 Sumber Data
1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan,
serta wawancara dengan pembimbing sekaligus kepala bagian peledakan,
dan karyawan yang berhubungan dengan masalah yang di bahas.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan melalui
dokumen-dokumen dan laporan tertulis serta informasi lain yang ada
hubungannya dengan masalah ini.
3
1.1 Peta Tunjuk Lokasi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Bujur Timur Lintang Selatan
No.
o ‘ " o ‘ "
1 116 59 00,00 0 40 20,67
2 116 58 40,59 0 40 20,67
3 116 58 40,59 0 40 49,78
4 116 58 25,56 0 40 49,78
5 116 58 25,56 0 41 14,01
6 116 57 55,24 0 41 14,01 Secara
7 116 57 55,24 0 42 01,32
8 116 57 46,59 0 42 01,32
9 116 57 46,59 0 43 00,00
10 116 53 20,00 0 43 00,00
11 116 53 20,00 0 41 50,00
12 116 57 20,00 0 41 50,00
13 116 57 20,00 0 39 15,00
14 116 59 00,00 0 39 15,00
administratif, wilayah konsesi PT. Alamjaya Bara Pratama ini berbatasan dengan:
6
hujan berkisar antara 8 – 14 hh. Dari bulan Juni sampai Nopember curah hujan mulai
menurun dengan kisaran 6 – 95 mm dengan hari hujan 3 – 14 hh. Klasifikasi iklim
Köppen-Geiger adalah Af. Suhu rata-rata tahunan adalah 26.6 °C di Loa Kulu.
Tabel 2.2 Data Curah Hujan Bulanan Tahun 2005-2015
Tahun 200 200 200 200 200 201 201 201 201 201 201
N 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
o. Bulan mm m m m m m m m m m m
m m m m m m m m m m
1 Januari 281 202 280 169 213 180 271 232 156 21 323
2 Februari 193 293 118 123 231 75 191 365 287 105 175
3 Maret 177 252 208 140 399 97 188 242 284 82 291
4 April 333 171 142 321 311 165 296 138 199 109 228
5 Mei 240 162 192 164 216 206 141 148 227 143 144
6 Juni 306 157 182 348 91 122 174 131 199 104 213
7 Juli 135 55 162 291 70 121 115 136 299 144 102
8 Agustus 90 65 97 45 65 95 229 62 78 90 8
9 Septemb 74 81 194 209 24 195 169 73 104 100 11
er
10 Oktober 161 55 170 333 23 195 168 81 166 93 28
11 Novemb 345 340 183 323 123 222 191 205 297 273 32
er
12 Desemb 402 307 215 368 163 100 317 209 276 328 88
er
Jumlah 273 214 231 283 192 177 245 202 257 159 164
7 0 4 4 9 3 0 2 2 2 3
Rata-rata 228 178 193 236 161 148 204 169 214 133 137
Sumber : UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan (BP3K Tenggarong) dan Loa
Kulu
Tabel 2.3 Data Hari Hujan Bulanan Tahun 2005-2015
No Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
. Bulan hh hh hh hh hh hh hh hh hh hh hh
7
1 Januari 17 7 9 10 13 7 16 19 16 22 15
2 Februari 6 10 9 11 12 3 12 14 17 12 13
3 Maret 7 12 8 12 17 4 15 12 11 12 12
4 April 17 11 8 15 14 8 17 11 13 10 15
5 Mei 12 14 8 10 9 16 17 14 24 10 9
6 Juni 13 10 11 10 7 12 12 11 8 15 10
7 Juli 8 6 10 13 5 10 8 13 15 10 8
8 Agustus 11 6 8 5 3 9 6 7 15 11 3
9 September 5 6 10 7 1 15 10 8 14 13 1
10 Oktober 11 2 9 12 12 13 8 11 15 16 4
11 November 13 15 10 13 11 8 6 20 17 17 6
12 Desember 14 16 9 16 7 8 16 17 20 14 9
Jumlah 134 115 109 134 111 113 143 157 185 162 105
Rata-rata 11 10 9 11 9 9 12 13 15 14 9
Sumber : UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan (BP3K Tenggarong) dan Loa
Kulu
2.3.2 Geomorfologi
8
Jumlah penduduk kota Samarinda menurut Rekapitulasi Laporan
Kependudukan dari Dinas Catatan Sipil, Rekapitulasi Jumlah Penduduk dan DP4
kota Samarinda 30 Desember Tahun 2011, sebanyak 874.972 jiwa yang tersebar di
sepuluh kecamatan dengan 53 kelurahan. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk
menunjukan angka 53:47 yang berarti penduduk laki-laki lebih banyak dari
perempuan. Dengan luas wilayah 718,03 km2 maka kepadatan penduduk tahun 2011
sebesar 1.218,62 jiwa / km2, dengan pertumbuhan 6,55 %.
Samarinda merupakan pusat perdagangan, maka tersedia lahan dan peluang
usaha serta pengembangan, termasuk di dalamnya adalah industri. Faktor ini
membuat Samarinda mempunyai daya tarik yang besar, baik bagi masyarakat di
kabupaten / kota lainnya di Kalimantan Timur, maupun bagi masyarakat di luar
Kalimantan Timur. Dengan demikian pertumbuhan penduduk di kota Samarinda
terjadi baik karena pertumbuhan alami maupun karena urbanisasi dan migrasi.
Penduduk kota Samarinda adalah penduduk dalam usia produktif, dewasa
atau usia kerja. Dengan demikian kota Samarinda mempunyai beban dalam
penyediaan lapangan dan peluang kerja termasuk di dalamnya sarana dan prasarana
pemukiman. Persoalan ini yang menjadi persoalan utama kota Samarinda di mana
kemampuan dan daya dukung baik lahan maupun ekonomi masyarakat tidak
senantiasa berimbang. Akibatnya di kota Samarinda mulai tumbuh kawasan-kawasan
pemukiman yang tidak memperhatikan keamanan, kesehatan dan kenyamaan, hal
mana terlihat dari munculnya kawasan-kawasan kumuh, seperti kawasan Nibung.
Jumlah penduduk usia produktif menunjukkan proporsi yang cukup besar,
hal ini berkaitan dengan jumlah angkatan kerja dan ketersediaan lapangan kerja.
angka produktif yang tinggi ini bila tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah akan
menjadi faktor penghambat pembangunan ditandai dengan tingkat pengangguran
yang tinggi, tingkat kemiskinan yang tinggi pula, serta akan dapat memacu
terjadinya tingkat kriminalitas yang sangat menghambat pertumbuhan ekonomi
daerah.
Tabel 2.4 Etnis Di Kalimantan Timur
9
4 Dayak Berbagai subetnik dayak kalimantan
5 Kutai Diakui sebagai penduduk asli
6 Tionghoa
7 Buton Sulawesi tenggara
8 Toraja Sulawesi selatan
9 Flores Nusa tenggara timur
10 Manado (minahasa + sangihe) Sulawesi utara
10
antar 10-40 cm. Kedudukan lapisan ini menindih selaras di atas Formasi
Pamaluan dan ditindih secara selaras oleh Formasi Balikpapan.
3. Formasi Balikpapan (Tmbp), satuan ini terdiri dari perselingan batupasir-
kuarsa dan lempung dengan sisipan lanau, serpih, batugamping dan
batubara. Lempung, kehitaman, setempat mengandung sisa tumbuhan,
oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan setempat mengandung batupasir
gampingan, mengandung foraminifera besar, moluska, menunjukkan umur
miosen akhir bagian bawah – miosen tengah bagian atas.
2.4.2 Statigrafi
11
Gambar 2.2 Stratigrafi Cekungan Kutai
12
Peledakan adalah serangkaian pekerjaan terhadap batuan untuk
membebaskan batuan dari batuan induknya menjadi fragment-fragmen
dengan ukuran yang dikehendaki.
2.5.3 Penggusuran
Penggusuran adalah tahap lanjut dari kegiatan peledakan yang bertujuan
untuk mengumpulkan matrial hasil dari peledakan, yang dikerjakan oleh alat dorong
jenis “Bulldozer” yang selanjutnya dimuat kea lat pengangkuatan.
2.5.4 Pemuatan (Loading)
Pemuatan adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil atau memuat material dari hasil ledakan keadalam alat angkut untuk
selanjutnya diangkut ke tempat pengolahan (crusher)
2.5.5 Pengangkutan (Hauling)
Pengangkuatan adlah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengangkut endapan matrial hasil peledakan dari front penambangan ketempat
pengolahan (crusher) atau ke tempat penambangan lebih lanjut.
Pada tahap crusher, material batu kapur hasil dari pemuatan selanjutnya
masuk ke tahap crusher yaitu tahap pemecahan batuan menjadi material material
berukuran kecil, sehingga dalam proses selanjutnya akan lebih memudahkan dalam
tahapan pengolahan menuju pembuatan semen.
13
Perlengkapan bahan peledak merupakan segala jenis bahan bahan yang
digunakan saat melakukan peledakan yang hanya dilakukan sekali dalam selakukan
sesuatu peledakan. Adapun perlengkapan bahan peledak yaitu:
a. Dynamit yang digunakan merupakan bahan campuran dari Nitro glyserin,
Dinitro glyserin, Amonium Nitrat, dan Wood Pulp
14
c. Kabel Penghantar merupakan kabel yang menghubungkan setiap leg wire
yang seterusnya menuju ke Lemding Wire dan berakhir pada blasting
machine. Panjangnya 100 yard/roll, diameter 0,6 m.
15
b. Blaster’ Ohm Meter adalah alat mengukur tahanan rangkaian, mengecek
terputusnya rangkaian dan menentukan lokasi kabel rangkaian yang
terputus agar tidak terjadi missfire.
16
Gambar 2.9 Tang pengupas kabel
2.6.4 Bahan Peledak
Bahan Peledak yang digunakan merupakan bahan peledak kuat (high
eksplosif) yaitu terdiri dari :
a. Amonium Nitrat Fuel Oil ( ANFO)
ANFO merupakan bahan peledak yang dihasilkan dari campuran antara
Amonium Nitrat Fuel Oil (Solar) dengan perbandingan SOB:
AN = 94,5 %
FO = 5,5 %
b. Dynamit
Dynamit yang digunakan merupakan campuran dari Nitroglyserin,
Dinitroglyserin, Amonium Nitrat, dan Wood Pulp.
Bahan Peledak ini berbentuk batangan atau dodol dengan diameter 32 mm dan
panjang 20 mm. Dynamit mempunyai kecepatan detonasi yang tinggi,sehingga
menyebabkan aksi penghancuran yang cepat.
2.6.5 Zero Oksigen Balance
Bahan peledak komersil merupakan suatu rakitan yang terdiri dari bahan
bahan berbentuk padat atau cair atau campuran dari keduanya, yang apabila terkena
suatu aksi misalnya panas berbenturan gesekan dan sebagainya dapat bereaksi
dengan kecepatan tinggi, membentuk gas dan menimbulkan efek panas serta
tekanan yang sangat tinggi. Secara umum bahan peledak merupakan campuran dari
senyawa senyawa yang mengandung 4 unsur utama yaitu: C, H, N, dan O. Untuk
17
menghasilkan pengaruh kekuatan tertentu kadang kadang ditambahkan unsur unsur
yaitu: Al, Ca, Na, Mg dan sebagainya.
Zero Oksigen Balance adalah keseimbangan jumlah oksigen yang tepat
dalam suatu campuran bahan peledak sehingga seluruh reaksi menghasilkan
hydrogen menjadi hydroge dioksida ( H 2O), carbon menjadi CO 2dan nitrogen
menjadi N 2bebas, sehingga dalam hasil reaksinya hanya ketiga unsur tersebut yang
terbentuk.
Untuk menghasilkan energy (head of eksplosion) yang maksimum, bahan
peledak saat meledak harus bereaksi secara sempurna. Untuk itu bahan peledak
komersial dibuat berdasarkan prinsip zero oksigen balance, artinya dalam bahan
peledak terdapat oksigen dalam jumlah yang tepat sehingga selama reaksi seluruh
H akan membentuk H 2 O , C membentuk CO 2dan N membentuk gas N 2bebas.
Ketiga jenis gas tersebut ( H 2 O , CO 2 , N 2) disebut smoke , tidak beracun
sebaliknya jika reaksinya tidak sempurna akan terbentuk gas beracun (fumes)
seperti CO, NO, dan NO 2 contoh campuran yang zero oksigen balance:
Jika jumlah oksigen kurang (negative oksigen balance ) maka akan terbentuk
CO (beracun, tidak berbau, dan tidak berwarna), dan jika kelebihan jumlah oksigen
(positive oksigen balance) akan terbentuk gas beracun NO. Pedoman untuk
perhitungan komposisi bahan peledak berdasarkan Zero Oksigen Balance (ZOB)
ialah sebagai berikut:
a. Jika dalam bahan peledak hanya terdapat unsur C, H, O, dan N.
b. Jika dalam campuran terdapat bahan peledak terdapat unsru tambahan
(Na, Ca, Al, dan sebagiamya) yang memiliki afinitas terdapat oksigen.
Pada suatu proses peledakan akan terbentuk gas gas akibat terjadinya
reaksi kimiawi dari bahan peledak antara lain :
a. Gas H 2 O , CO 2 , N 2 disebut SMOKE (asap), gas yang dihasilkan adalah
bentuk gas tidak beracun.
b. Gas CO 2 , NO2 , NO disebut FUMES, gas yang dihasilkan adalah bentuk
gas yang sangat beracun.
Karakteristik gas hasil peledakan dapat diklasifikasi sebagai berikut:
a. ZOB (zero oksigen balance), terjadi kesetimbangan reaksi kimiawi sehingga
semua gas bereaksi dan terbentuk smoke. Contoh :
18
2N H 4 NO 3+ C H 2 7 H 2O +CO 2+ N 2
(AN) (F0) (SMOKE)
b. Deficient Oxygen Balance (Negative/Minus Oxygen Balance), tidak terjadi
kesetimbangan reaksi yang mengakibatkan hasil reaksi kekurangan oksigen,
sehingga terbentuk gas fumes. Contoh :
2N H 4 NO 3+C H 2 5 H 2O+ CO + N 2
(AN) (FO) (FUMES)
c. Excessive Oxygen Balance (Positive/Surplus Oxygen Balance), tidak terjadi
kesetimbangan reaksi yang mengakibatkan hasil reaksi kelebihan oksigen,
sehingga terbentuk gas fumes. Contoh :
5N H 4 NO 3+C H 2 11 H 2 O +CCO 2+ 9 N 2+2NO
(AN) (FO) (FUMES)
Tabel 2.5 Bahan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan dasar dan campuran
bahan peledak
No Nama Bahan Fungsi
1. Nitroglicerin (NG) Explosive Base
2. Trinitrotoluene (TNT) EB
3. Dinitrotoluene (DNT) EB
4. Ethyleneglycol dinitrat EB, Antifreeze
5. Nitrocellulose EB, gelatin agent
6. Nitrostarch EB, nonheadache expl
7. Amonium Nitrat(AN) EB, Oxygen Carrier (OC)
8. Potassium Chlorate EB, OC
9. Potassium Perchlorate EB,OC
10. Pentaerythritol Tetranitrate (PETN) EB, (Caps & Det.Fuse)
11. Sodium Nitrate OC, reduce freeze point
12. Potassium Nitrate OC
13. Wood Pulp Absorbent, Combustible
14. Fuel Oil (FO) Fuel
15. Parrafine Fuel
16. Chalk Antiacid
19
2.6.6 Sifat Fisik Bahan Peledak
Sifat fisik bahan peledak merupakan suatu kenampakan nyata dari sifat bahan
peledak ketika menhadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Kenampakan
nyata inilah yang harus diamati
a. Densitas
secara umum adalah angka yang menyatakan perbandingan berat
volume. Pernyataan densitas pada bahan peledak dapat mengekspresikan
beberapa pengertian, yaitu:
1) Densitas bahan peledak adalah berat bahan peledak perunit volume
dinyatakan dalam satuan gr/cc
2) Densitas pengisian (Loading Density) adalah berat bahan peledak
permeter kolom lubang tembak (kg/m).
3) Catridge Count atau Stick Count adalah jumlah catridge (bahan peledak
berbentuk paste yang sudah dikemas )
b. Sensitifitas
Sensitifitas merupakan sifat yang menunjukan tingkat kemudahan
inisiasi bahan peledak atau ukuran minimal boosteryang diperlukan. Untuk
menguji sensitifitas bahan peledak dapat digunakan cara yang sederhana
yang disebut air gap tesi, sebagai berikut:
1) Siapkan 2 buah bahan peledak berbentuk catridge berdiameter sama,
misalnya “D”.
2) Dekatkan kedua bahan peledak tersebut hingga berjarak 1, 1 D, kemudian
gabungkan keduanya menggunakan selongsong terbuat dari karton
3) Pasang Detonator No. 8 atau detonating card 10 gr/m pada salah satu
bahan peledak (disebut donor), kemudian ledakkan.
4) Apabila bahan peledak yang satunya lagi disebut aseptor turut meledak,
maka dikatakan bahwa bahan peledak tersebut sensitive, sebaliknya jika
tidak meledak berarti bahan peledak tersebut tidak sensitf
c. Ketahanan terhadap air ( water resistance)
Ketahanan bahan peledak terhadap air adalah ukuran kemampuan
suatu bahan peledak untuk melawan air disekitarnya tanpa kahilangan
sensitifitas atau efisiensi.
2.7 Geometri Peledakan
20
Geometri peledakan terdiri dari Burden, Spacing, Stemming, Subdrilling,
Kedalaman lubang tembak, dan tinggi jenjang.
2.7.1 Burden ( B )
Burden merupakan jarak tegak lurus bidang bebas dengan lubang tembak.
Dalam perencanaan peledakan, burden merupakan bagian yang terpenting karena
besarnya burden akan mempengaruhi besaran geometri peledakan yang lainnya,
2.7.2 Spacing ( S )
Spacing adalah jarak terdekat secara horizontal antara lubang-lubang tembak
yang di rangkai dalam satu baris (row). Dan diukur sejajar terhadap dinding jenjang.
2.7.3 Stemming ( T )
Stemming adalah bagian dari Panjang lubang tembak yang tidak diisi bahan
peledak, tetapi diisi dengan tanah liat atau material hasil pemngeboran.
2.7.4 Subdrilling ( J )
Subdrilling adalah lubang yang dibuat lebih Panjang dari pada bagian dasar
lantai jenjang. Tujuan subdrilling agar batuan bisa meledakkan secara “ Full Face”,
sehingga demikian akan mempermudah dalam pekerjaan pemboran pemuatan.
2.7.5 Tinggi Pengisian bahan peledak ( PC)
Tinggi pengisian bahan peledak adalah bagian lubang tembak yang diisi
bahan peledak atau Panjang dari kedalaman lubang tembak yang dikurangi dengan
Panjang
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yaitu tahap pendahuluan, tahap pengambilan data dan tahap
penyusunan laporan.
21
Tahap Pendahuluan
Tahap Administrasi
Persiapan Perlengkapan
Selesai
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
23
a. Lokasi Pertama (Selasa 14 Juni 2022 )
1. Burden (B) =8m
2. Spasi (S) =9m
3. Kedalaman Lubang Bor (H) = 5,4m
4. Stemming =3m
5. Kolom Isian (PC) = 1,3 m
6. Density Batuan = 1,3 m3/ton
7. Jumlah Lubang Ledak (N) = 50 Lubang
8. Volume Peledakan (vb)
V =BxSxH
= 8 m x 9 m x 5,4 m
= 388,8 m3
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang adalah , 388,8 m3
Sedangkan Volume batuan yang terbongkar dalam sekali peledakan adalah :
P = V x N x Berat Jenis Batuan
= 388,8 m3 x 50 x 1,3 m3/ton
T = 25.272 ton
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap sekali peledakan adalah 25.272
ton.
b. Lokasi Kedua (Rabu, 15 Juni 2022)
1. Burden (B) =8m
2. Spasi (S) =9m
3. Kedalaman Lubang Bor (H) = 3,56 m
4. Stemming = 2,3 m
5. Kolom Isian (PC) = 0,98 m
6. Density Batuan = 2,163 /ton
7. Jumlah Lubang ledak (N) = 50 lubang
8. Volume Peledakan (vb)
V =BxSxH
= 8 m x 9 m x 3,56 m
= 256,32 m3
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang adalah, 256,32 m3
24
Sedangkan Volume Batuan yang terbongkar dalam sekali peledakan adalah :
P = V x N x Berat Jenis Batuan
= 256,32m3 x 50 x 1,3 m3/ton
T = 16.660,8 ton
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap sekali peledakan adalah 1.829
ton.
c. Lokasi Ketiga ( Kamis, 16 Juni 2022 )
1. Burden (B) =8m
2. Spasi (S) =9m
3. Kedalaman Lubang Bor (H) =4m
4. Stemming = 2,3 m
5. Kolom Isian (PC) = 0,96 m
6. Density Batuan = 1,3 m3/ton
7. Jumlah lubang ledak (N) = 50 lubang
8. Volume Peledakan (vb) =
V =BxSxH
=8mx9mx4m
= 288 m3
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang adalah 288 m3
Sedangkan Volume Batuan yang terbongkar dalam sekali peledakan adalah :
P = V x N x Berat Jenis Batuan
= 288 m3 x 50 x 1,3 m3
T = 18.720 ton
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap sekali peledakan adalah 18.720 ton
d. Lokasi Keempat (Jum’at, 17 Juni 2022)
1. Burden (B) =8m
2. Spasi (S) =9m
3. Kedalaman Lubang Bor (H) = 4,6 m
4. Stemming = 2.5 m
5. Kolom Isian (PC) =1m
6. Density Batuan = 1,3 m3/ton
7. Jumlah Lubang ledak (N) = 50 lubang
8. Volume Peledakan (vb)
25
V =BxSxH
= 8 m x 9 m x 4,6 m
= 331,2 m3
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang adalah, 331,2 m3
Sedangkan Volume batuan yang terbongkar dalam sekali peledakan adalah :
P = V x N x Berat Jenis Batuan
= 331,2 m3 x 50 x 1,3 m3/ton
T = 21.528 ton
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap sekali peledakan adalah 21.528 ton.
Pola peledakan pada PT. Alamjaya Bara Pratama adalah pola peledakan
Rectanguler pattern (persegi panjang) dengan kombinasi staggred pattern (zig-zag)
yang arah lempar peledakan kea rah depan dan menggunakan metode peledakan
listrik dengan system rangkaian seri-paralel untuk penyambungan detonator
listriknya.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Peledakan
26
Tabel 4.1 Hasil Produksi Pembongkaran Batuan
Produksi Batuan 14-Juni-2022 15-Juni-2022 16-Juni-2022 17-Juni-2022
Perlubang Ledak 388,8 m3 256,32 m3 288 m3 331,2 m3
Perhari 25.272 ton 16.660,8 ton 18.720 ton 21.528 ton
27
ketahanan yang buruk terhadap air, sehingga apabila ANFO yang digunakan
terkontaminasi oleh air maka akan mempengaruhi fragmentasi batuan hasil
peledakan bahkan bisa menyebabkan terjadinya gagal ledak.
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
27
5.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Muh. Jufri Nur, 2000 “Diktat kuliah peledakan,“ Jurusan Teknik Pertambangan
UVRI Makassar.
29
LAMPIRAN 1
DATA GEOMETRI PELEDAKAN
LOKASI 1
K. Kolom
Burden Spacin Subdril Stemming
Hole Lubang Isian Ket
(M) g (M) (M) ( M)
(M) (M)
1 8 9 5 1,2 0,5 2,8 1-2
NILAI RATA-RATA
K. Kolom
Burden Spacing Stemming
Hole Lubang Isian Subdril Ket
(M) (M) (M)
(M) (M)
NILAI RATA-RATA
K. Kolom
Burden Spacin Stemmin
Hole Lubang Isian Subdril Ket
(M) g (M) g (M)
(M) (M)
1 8 9 4,6 1 0.5 2.6 2-Jan
NILAI RATA-RATA
K. Kolom
Burden Spacin Subdril Stemmin
Hole Lubang Isian Ket
(M) g (M) (M) g (M)
(M) (M)
1 8 9 4 0.9 0.5 2.1 2-Jan
NILAI RATA-RATA