Anda di halaman 1dari 51

GEOMETRI PELEDAKAN PADA OVER BURDEN DI

PT. ALAMJAYA BARA PRATAMA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

NURFIKRI HAIQAL
09320180270

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN

NURFIKRI HAIQAL
093 2018 0270

GEOMETRI PELEDAKAN PADA OVER


BURDEN DI PT. ALAMJAYA BARA PRATAMA

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktek
(KP) pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Muslim Indonesia

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ir. Abdul Salam Munir, S.T., M.T.


NIPS. 109 17 1485

Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Muslim Indonesia

Ir. Firman Nullah Yusuf. S.T., M.T., IPP.


NIPS. 109 10 1032

Halaman Pengesahan - ii
3
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat,
karunia dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.
Laporan kerja praktek ini dibuat berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, hasil
wawancara dan referensi-referensi yang terkait dengan judul laporan ini.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Basri Modding, SE., MSi. selaku Rektor Universitas Muslim
Indonesia.
2. Bapak Dr. Ir. H. Lamatinulu, ST., MT., IPM., ASEAN Eng. selaku Dekan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
3. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, ST., MT., IPP. selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
4. Bapak Ir. Abdul Salam Munir, S.T., M.T. selaku Pembimbing Kerja Praktek
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Muslim Indonesia
5. Bapak Zulkarnaen selaku HR Department Head PT. Alamajaya Bara Pratama
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kerja
praktek.
6. Bapak Dendi selaku pembimbing di PT. Alamajaya Bara Pratama.
7. Orang tua dan keluarga yang membantu secara moril maupun materil
8. Teman teman angkatan 2018 Teknik Pertambangan Universitas Muslim
Indonesia yang selalu setia dalam suka maupun duka.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kerja praktek ini masih jauh dari
kesempurnaan, olehnya itu penulis mengharapkan dukungan dan partisipasi aktif berupa
kritik dan saran yang bersifat korektif dan membangun dari pembaca, demi perbaikan dan
penyempurnaan kerja praktek ini.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 20 Juli 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR TABEL......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................... 2
1.4 Manfaat Kerja Praktek.......................................................................... 2
1.5 Metode Kerja Praktek........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT Alamjaya Bara Pratama...................... 5
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah............................................................ 5
2.3 Tata Guna Lahan dan Penduduk .......................................................... 6
2.4 Keadaan Geologi................................................................................... 10
2.5 Aktivitas Penambangan........................................................................ 11
2.6 Peledakan (Blasting) ............................................................................ 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Tahap Pendahluan ................................................................................ 22
3.2 Tahap Pengambilan Data ..................................................................... 22
3.3 Tahapan Penulisan ............................................................................... 22

BAB IV PROSEDUR DAN HASIIL PENELITIAN


4.1 Hasil...................................................................................................... 24
4.2 Pembahasan........................................................................................... 27

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 28
5.2 Saran..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal
2.1 Peta tunjuk lokasi kerja praktek (PT Alamajaya Bara Pratama ...... 4
2.2 Statigrafi Cekungan Kutai ............................................................... 10
2.3 Gambar Dynamith............................................................................ 13
2.4 Gambar Detonator............................................................................ 13
2.5 Kabel Penghantar Bahan Peledak.................................................... 14
2.6 Gambar Blasting Machine................................................................ 14
2.7 Gambar Blaster Ohmmeter............................................................... 15
2.8 Gambar Mollen ................................................................................ 15
2.9 Tang pengupas kabel........................................................................ 16
2.10 Geometri Peledakan ........................................................................ 20
3.1 Bagan Alur Penelitian ..................................................................... 22

v
DAFTAR TABEL

Tabel Hal
2.1 Koordinat batas IUP Eksplorasi PT. Alamajaya Bara Pratama ..... 4

2.2 Data curah hujan bulanan Tahun 2005 - 2015................................ 5

2.3 Data hari hujan bulanan Tahun 2005-2015..................................... 6

2.4 Etnis Di Kalimantan Timur ............................................................ 8

2.5 Tabel Bahan -bahan yang digunakan untuk campuran peledak...... 18

4.1 Hasil Produksi Pembongkaran Batuan........................................... 33

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam yang
begitu melimpah menghadapi berbagai tantangan didalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sumber daya mineral tersebar ke seluruh pelosok tanah
air merupakan salah satu alternative dalam meningkatkan pendapatan negara. PT.
Bosowa Mining merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan bahan galian industry dengan mengelolah bahan mentah menjadi
semen dengan bahan utama batu gamping yang digunakan termasuk sumber daya
alam yang tidak terpulihkan. Kegiatan penambangan batu gamping ini
menerapkan system tambang terbuka.
PT. Alamjaya Bara Pratama sebagai salah satu perushaan yang bergerak di
bidang pertambangan batubara merencanakan pembuatan pit dan timbunan pada
lahan yang belum di buka. Oleh karena itu, diperlukan studi peledakan untuk
memaksimal kan cadangan yang telah direncanakan oleh pihak perusahaan.
Material batu gamping mempunyai sifat fisik yang keras, maka
pembongkarannya dilakukan dengan cara peledakan yang bertujuan untuk
melepaskan material dari batuan induk, membongkar batuan padat menjadi
fragmen fragmen yang ukurannya dapat memudahkan proses pemuatan dan
pengangkutan sertadapat diterima dalam proses produksi selanjutnya.
Menyikapi hal tersebut penulis mencoba mengambil judul dalam kerja
praktek ini yaitu Geometri Peledakan pada Over Burden Di PT. Alamajaya Bara
Pratama, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur agar penulis
dapat mengetahui proses pembongkaran batuan penutup atau over burden dengan
metode peledakan.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari Kerja Praktek ini adalah sebagai studi pelaksanaan di lapangan
untuk mempelajari mengenai geometri peledakan pada over burden di PT. Alamjaya
Bara Pratama

Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu:


1. Mengetahui rancangan peledakan yang diterapkan, khususnya penentuan
geometri peledakan.
2. Mengetahui kegiatan proses peledakan.
3. Menegetahui kegiatan pelaksanaan peledakan.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam kerja Praktek ini adalah kemampuan alat bor
yang digunakan untuk menyediakan lubang peledak penambangan batubara
khususnya pada overburden.

1.4 Manfaat Kerja Praktek

1.4.1 Mahasiswa
Dapat memberikan dan menambah serta melatih kemampuan mahasiswa
terhadap kondisi nyata yang terjadi di perusahaan dengan teori yang didapat di
kampus. Juga mempersiapkan mahasiswa untuk mengetahui dunia kerja apabila
bekerja nanti.
1.4.2. Universitas
Terciptanya pola kemitraan yang baik dengan perusahaan tempat mahasiswa
melaksanakan kerja praktek.
1.4.3 Perusahaan
Memenuhi andil perusahaan terhadap dunia Pendidikan di Indonesia, serta
mendapat masukan bermanfaat terhadap perusahaan.

1.5 Metode Kerja Praktek

1.5.1 Daerah Dan Waktu Kerja Praktek


Adapun yang menjadi obyek kerja praktek ini adalah pada perusahaan PT.
Alamjaya Bara Pratama yang berlokasi di Desa Jembayan, Kutai Kartanegara

2
Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan waktu yang diperkirakan dalam
pengambilan data-data mulai dari tanggal 26 Juli hingga 25 Agustus 2021.
1.5.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, metode pengumpulan data yang penulis tempuh adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Kerja Praktek ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan atau
peninjauan secara langsung pada obyek Kerja Praktek ini pada PT. Alamjaya
Bara Pratama untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sehubungan dengan
Kerja Praktek ini.
2. Interview
Kerja Praktek ini dilakukan dengan mengadakan wawancara atau tanya
jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan sejumlah prosenil yang
ada hubungannya dengan pembahasan ini, khususnya pada bagian pemasaran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bentuk Kerja Praktek yang dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen atau arsip-arsip perusahaan yang
berhubungan dengan masalah strategi pemasaran.
1.5.3 Sumber Data
1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan,
serta wawancara dengan pembimbing sekaligus kepala bagian peledakan,
dan karyawan yang berhubungan dengan masalah yang di bahas.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan melalui
dokumen-dokumen dan laporan tertulis serta informasi lain yang ada
hubungannya dengan masalah ini.

3
1.1 Peta Tunjuk Lokasi

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Alamajaya Bara Pratama

PT. Alamjaya Bara Pratama adalah perusahaan yang bergerak di bidang


pertambangan, yang berkantor pusat di samarinda, Kalimantan Timur. PT. Alamjaya
Bara Pratama, telah beroperasi di Indonesia khususnya di samarinda sejak tahun
2009 sampai sekarang. PT. Alamjaya Bara Pratama, selalu melakukan bisnis secara
bertanggung jawab dan bekerja secara professional agar kepuasan pelanggan dapat
tercapai.
Dengan penuh tanggung jawab dan professional kerja, PT. Alamjaya Bara
Pratama dapat terus meningkatkan target produksi secara efisien dan efektif untuk
mendorong kemajuan industri batubara di Indonesia .

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administrasi lokasi penelitian ini berada pada PT Alamjaya Bara


Pratama, di Desa Bakungan, Desa Jembayan dan Desa Sei Payang, Kecamatan Loa
Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Secara
geografis, PT Alamjaya Bara Pratama terletak pada pada koordinat sebagai berikut:

Tabel 2.1 Koordinat batas IUP Eksplorasi PT Alamjaya Bara Pratama

5
Bujur Timur Lintang Selatan
No.
o ‘ " o ‘ "
1 116 59 00,00 0 40 20,67
2 116 58 40,59 0 40 20,67
3 116 58 40,59 0 40 49,78
4 116 58 25,56 0 40 49,78
5 116 58 25,56 0 41 14,01
6 116 57 55,24 0 41 14,01 Secara
7 116 57 55,24 0 42 01,32
8 116 57 46,59 0 42 01,32
9 116 57 46,59 0 43 00,00
10 116 53 20,00 0 43 00,00
11 116 53 20,00 0 41 50,00
12 116 57 20,00 0 41 50,00
13 116 57 20,00 0 39 15,00
14 116 59 00,00 0 39 15,00
administratif, wilayah konsesi PT. Alamjaya Bara Pratama ini berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kecamatan Muaramuntai

Sebelah Timur : Kecamatan Loa Janan

Sebelah Selatan : Kecamatan Sepaku

Sebelah Barat : Kecamatan Muarakedang


2.3 Tata Guna Lahan dan Penduduk
2.3.1 Iklim dan Curah Hujan
Seperti daerah lainnya kecamatan Loa Kulu masih merupakan wilayah tropis
yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, kecamatan ini
memiliki rata-rata curah hujan yang lumayan tinggi, sehingga kecamatan ini
termasuk kecamatan yang mempunyai lahan yang subur sehingga sector
pertaniannya juga menjadi maju. Dari bulan desember sampai bulan mei curah hujan
dan hari hujan cukup tinggi yaitu curah hujan berkisar antara 31 – 246 mm dan hari

6
hujan berkisar antara 8 – 14 hh. Dari bulan Juni sampai Nopember curah hujan mulai
menurun dengan kisaran 6 – 95 mm dengan hari hujan 3 – 14 hh. Klasifikasi iklim
Köppen-Geiger adalah Af. Suhu rata-rata tahunan adalah 26.6 °C di Loa Kulu.
Tabel 2.2 Data Curah Hujan Bulanan Tahun 2005-2015

Tahun 200 200 200 200 200 201 201 201 201 201 201
N 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
o. Bulan mm m m m m m m m m m m
m m m m m m m m m m
1 Januari 281 202 280 169 213 180 271 232 156 21 323
2 Februari 193 293 118 123 231 75 191 365 287 105 175
3 Maret 177 252 208 140 399 97 188 242 284 82 291
4 April 333 171 142 321 311 165 296 138 199 109 228
5 Mei 240 162 192 164 216 206 141 148 227 143 144
6 Juni 306 157 182 348 91 122 174 131 199 104 213
7 Juli 135 55 162 291 70 121 115 136 299 144 102
8 Agustus 90 65 97 45 65 95 229 62 78 90 8
9 Septemb 74 81 194 209 24 195 169 73 104 100 11
er
10 Oktober 161 55 170 333 23 195 168 81 166 93 28
11 Novemb 345 340 183 323 123 222 191 205 297 273 32
er
12 Desemb 402 307 215 368 163 100 317 209 276 328 88
er
Jumlah 273 214 231 283 192 177 245 202 257 159 164
7 0 4 4 9 3 0 2 2 2 3
Rata-rata 228 178 193 236 161 148 204 169 214 133 137
Sumber : UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan (BP3K Tenggarong) dan Loa
Kulu
Tabel 2.3 Data Hari Hujan Bulanan Tahun 2005-2015

No Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

. Bulan hh hh hh hh hh hh hh hh hh hh hh

7
1 Januari 17 7 9 10 13 7 16 19 16 22 15

2 Februari 6 10 9 11 12 3 12 14 17 12 13

3 Maret 7 12 8 12 17 4 15 12 11 12 12

4 April 17 11 8 15 14 8 17 11 13 10 15

5 Mei 12 14 8 10 9 16 17 14 24 10 9

6 Juni 13 10 11 10 7 12 12 11 8 15 10

7 Juli 8 6 10 13 5 10 8 13 15 10 8

8 Agustus 11 6 8 5 3 9 6 7 15 11 3

9 September 5 6 10 7 1 15 10 8 14 13 1

10 Oktober 11 2 9 12 12 13 8 11 15 16 4

11 November 13 15 10 13 11 8 6 20 17 17 6

12 Desember 14 16 9 16 7 8 16 17 20 14 9

Jumlah 134 115 109 134 111 113 143 157 185 162 105

Rata-rata 11 10 9 11 9 9 12 13 15 14 9

Sumber : UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan (BP3K Tenggarong) dan Loa
Kulu
2.3.2 Geomorfologi

Morfologi daerah penyelidikan secara keseluruhan termasuk kedalam satuan


morfologi perbukitan lemah sampai sedang, mempunyai ketinggian berkisar antara
10 m sampai 120 m dengan grade kemiringan berkisar antara 5% – 15%, dengan
kelurusan bukit berarah hampir utara-selatan hingga timurlaut-baratdaya yang
dibeberapa tempat membentuk pematang-pematang yang sempit, dimana arah dari
pematang-pematang tersebut berarah sesuai dengan arah perlapisan batuan yang
menyusunnya. Pola aliran di sekitar daerah penyelidikan pada umumnya adalah
Subdendritik. Aliran sungai pada umumnya mengarah ke Timur Laut atau bermuara
di Sungai Mahakam yang berada di sebelah Timur Laut daerah penyelidikan
2.3.3 Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

8
Jumlah penduduk kota Samarinda menurut Rekapitulasi Laporan
Kependudukan dari Dinas Catatan Sipil, Rekapitulasi Jumlah Penduduk dan DP4
kota Samarinda 30 Desember Tahun 2011, sebanyak 874.972 jiwa yang tersebar di
sepuluh kecamatan dengan 53 kelurahan. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk
menunjukan angka 53:47 yang berarti penduduk laki-laki lebih banyak dari
perempuan. Dengan luas wilayah 718,03 km2 maka kepadatan penduduk tahun 2011
sebesar 1.218,62 jiwa / km2, dengan pertumbuhan 6,55 %.
Samarinda merupakan pusat perdagangan, maka tersedia lahan dan peluang
usaha serta pengembangan, termasuk di dalamnya adalah industri. Faktor ini
membuat Samarinda mempunyai daya tarik yang besar, baik bagi masyarakat di
kabupaten / kota lainnya di Kalimantan Timur, maupun bagi masyarakat di luar
Kalimantan Timur. Dengan demikian pertumbuhan penduduk di kota Samarinda
terjadi baik karena pertumbuhan alami maupun karena urbanisasi dan migrasi.
Penduduk kota Samarinda adalah penduduk dalam usia produktif, dewasa
atau usia kerja. Dengan demikian kota Samarinda mempunyai beban dalam
penyediaan lapangan dan peluang kerja termasuk di dalamnya sarana dan prasarana
pemukiman. Persoalan ini yang menjadi persoalan utama kota Samarinda di mana
kemampuan dan daya dukung baik lahan maupun ekonomi masyarakat tidak
senantiasa berimbang. Akibatnya di kota Samarinda mulai tumbuh kawasan-kawasan
pemukiman yang tidak memperhatikan keamanan, kesehatan dan kenyamaan, hal
mana terlihat dari munculnya kawasan-kawasan kumuh, seperti kawasan Nibung.
Jumlah penduduk usia produktif menunjukkan proporsi yang cukup besar,
hal ini berkaitan dengan jumlah angkatan kerja dan ketersediaan lapangan kerja.
angka produktif yang tinggi ini bila tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah akan
menjadi faktor penghambat pembangunan ditandai dengan tingkat pengangguran
yang tinggi, tingkat kemiskinan yang tinggi pula, serta akan dapat memacu
terjadinya tingkat kriminalitas yang sangat menghambat pertumbuhan ekonomi
daerah.
Tabel 2.4 Etnis Di Kalimantan Timur

No Nama Etnis Keterangan


1 Jawa Jawa tengah dan timur
2 Bugis/Mandar Sulawesi selatan dan barat
3 Banjar Kalimantan selatan

9
4 Dayak Berbagai subetnik dayak kalimantan
5 Kutai Diakui sebagai penduduk asli
6 Tionghoa
7 Buton Sulawesi tenggara
8 Toraja Sulawesi selatan
9 Flores Nusa tenggara timur
10 Manado (minahasa + sangihe) Sulawesi utara

Sektor utama yang menjadi tumpuan dalam pembukaan lapangan kerja di


kota Samarinda adalah industri pengolahan. Namun ada kecenderungan penurunan
jumlah perusahaan yang bergerak di industri pengolahan akibat mulai kesulitan
bahan baku. Ini terutama menimpa industri yang bergerak dalam pengolahan kayu.
Sektor migas bukanlah sektor utama dalam peta pekerjaan di kota
Samarinda. Sektor migas jauh di bawah pertumbuhan jumlah lapangan kerja dalam
pertambangan batubara. Migas selama ini identik dengan kabupaten tetangga
Samarinda, yaitu kabupaten Kutai Kartanegara. Tiga sumur migas yang kini
dinyatakan masuk wilayah Samarinda, selama bertahun-tahun yang lalu dianggap
berada dalam wilayah Kutai Kartanegara.
2.4 Keadaan Geologi
2.4.1 Geologi Regional
Stratigrafi regional berdasarkan stratigrafi dan kesebandingan dengan peta
geologi regional lembar Samarinda, skala 1 : 250.000 oleh S. Supriatna, Sukardi dan
E. Rustandi, tahun 1995, dari yang tertua sampai yang termuda. Pada peta geologi
regional PT Internasional Prima Coal, terdiri dari empat formasi yaitu :
1. Formasi Pamaluan (Tomp), terdiri dari batupasir-kuarsa dengan sisipan
batulempung, serpih, batugamping, dan batulanau, berlapis sangat baik.
Batupasir-kuarsa merupakan batuan utama, berwarna kecoklatan, berbutir
halus-sedang, sering dijumpai berbelah baik, butiran membulat tanggung,
padat dan gampingan.
2. Formasi Pulau Balang (Tmp), litologi satuan ini berupa perselingan antara
batupasir-kuarsa dengan sisipan batugamping, batulempung, batubara, dan
tufa dasit. Batupasir, keabu-abuan, padat, tebal lapisan antar 50-100 cm.
Batupasir-kuarsa, kemerahan setempat tufaan dan gampingan, tebal lapisan

10
antar 10-40 cm. Kedudukan lapisan ini menindih selaras di atas Formasi
Pamaluan dan ditindih secara selaras oleh Formasi Balikpapan.
3. Formasi Balikpapan (Tmbp), satuan ini terdiri dari perselingan batupasir-
kuarsa dan lempung dengan sisipan lanau, serpih, batugamping dan
batubara. Lempung, kehitaman, setempat mengandung sisa tumbuhan,
oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan setempat mengandung batupasir
gampingan, mengandung foraminifera besar, moluska, menunjukkan umur
miosen akhir bagian bawah – miosen tengah bagian atas.

2.4.2 Statigrafi

Secara regional daerah penelitian termasuk kedalam Cekungan Kutai,


yang dikenal sebagai cekungan yang kaya akan minyak, gas dan batubara. Cekungan
Kutai merupakan cekungan yang luas, aktifitas sedimentasinya berlangsung sejak
masa eosen hingga miosen tengah. Berdasarkan konsep tektonik lempeng (Katili,
1978 dan Situmorang, 1982) cekungan kutai terbentuk akibat adanya proses
peregangan terhadap lempeng Mikro Sunda Kalimantan.

11
Gambar 2.2 Stratigrafi Cekungan Kutai

2.5 Aktivitas Penambangan

2.5.1 Perintisan (Pioneering)

Perintisan adalah suatu rangakaian pekerjaan yang dilakukan untik


meratakan, membuat jalan untuk dilalui alat mekanis, serta penyediaan lokasi
penambangan agar memudahkan pengambilan matrial. Pekerjaan perintisan dan
perencanaan tambang. Setelah pekerjaan perintisan selesai dilaksanakan, maka
pekerjaan diserahkan pada seksi penambangan untuk melanjutkan pekerjaan.

2.5.2 Pembongkaran (Loosening)

Pembngkaran adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk


membebaskan bahan galian dari batuan induknya. Untuk melakukan pembingkaran
diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat dengan daerah yang akan dikerjakan.
Pemilihan alat tersebut tergantung pada factor teknis dan ekonomis.
Ditinjau dari sifat fisik matrial, maka pembongkaran batu gamping pada PT.
Alamjaya Bara Pratama dilakukan dengan cara peledakan adapun kegiatannya
adalah sebagai brikut :
1. Pemboran (Drilling)
Pemboran adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan pada
permukaan batuan untuk membuat lubang tembak sebagai awal dari
pekerjaan pembongkaran batuan. Pemboran tidak dapat dipisahkan dari
rangakaian kegiatan dalam peledakn, dimana peledakan terlebih dahulu
diawali dengan kegiatan pemboran.
2. Peledakan (Blasting)

12
Peledakan adalah serangkaian pekerjaan terhadap batuan untuk
membebaskan batuan dari batuan induknya menjadi fragment-fragmen
dengan ukuran yang dikehendaki.
2.5.3 Penggusuran
Penggusuran adalah tahap lanjut dari kegiatan peledakan yang bertujuan
untuk mengumpulkan matrial hasil dari peledakan, yang dikerjakan oleh alat dorong
jenis “Bulldozer” yang selanjutnya dimuat kea lat pengangkuatan.
2.5.4 Pemuatan (Loading)
Pemuatan adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil atau memuat material dari hasil ledakan keadalam alat angkut untuk
selanjutnya diangkut ke tempat pengolahan (crusher)
2.5.5 Pengangkutan (Hauling)
Pengangkuatan adlah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengangkut endapan matrial hasil peledakan dari front penambangan ketempat
pengolahan (crusher) atau ke tempat penambangan lebih lanjut.

2.5.6 Pengecilan Ukuran (Fragmen Crusher)

Pada tahap crusher, material batu kapur hasil dari pemuatan selanjutnya
masuk ke tahap crusher yaitu tahap pemecahan batuan menjadi material material
berukuran kecil, sehingga dalam proses selanjutnya akan lebih memudahkan dalam
tahapan pengolahan menuju pembuatan semen.

2.6 Peledakan (Blasting)

2.6.1 Tujuan Blasting

Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran, dimana


tujuannya adalah untuk melepaskan batuan dari batuan induknya agar menjadi
fragmen fragmen berukuran tertentu yang sesuai untuk dikerjakan dalam proses lebih
lanjut. Selain itu dapat pula bertujuan membuat rekahan seperti pada proses
penambangan marmer.

2.6.2 Perlengkapan Bahan Peledak

13
Perlengkapan bahan peledak merupakan segala jenis bahan bahan yang
digunakan saat melakukan peledakan yang hanya dilakukan sekali dalam selakukan
sesuatu peledakan. Adapun perlengkapan bahan peledak yaitu:
a. Dynamit yang digunakan merupakan bahan campuran dari Nitro glyserin,
Dinitro glyserin, Amonium Nitrat, dan Wood Pulp

Gambar 2.3 Dynamit

b. Electric Detonator berfungsi sebagai pemicu atau pemula ledak yang


dilekatkan pada dynamit

Gambar 2.4 Detonator

14
c. Kabel Penghantar merupakan kabel yang menghubungkan setiap leg wire
yang seterusnya menuju ke Lemding Wire dan berakhir pada blasting
machine. Panjangnya 100 yard/roll, diameter 0,6 m.

Gambar 2.5 Kabel penghantar bahan peledak


2.6.3 Peralatan Peledakan
Peralatan peledakan merupakan alat digunakan dalam pelaksanaan peledakan
berulang kali dalam proses peledakan. peralatan yang digunakan proses peledakan :
a. Blasting Machine (Exploder) adalah sumber arus listrik terhadap
penyalaan rangkaian peledakan.

Gambar 2.6 Blasting Machine

15
b. Blaster’ Ohm Meter adalah alat mengukur tahanan rangkaian, mengecek
terputusnya rangkaian dan menentukan lokasi kabel rangkaian yang
terputus agar tidak terjadi missfire.

Gambar 2.7 Blaster Ohmmeter


c. Mollen (Anfo Mixer) merupakan alat bantu untuk kegiatan pencampuran
Amonium Nitrat (AN) dengan Fuel Oil (FO) agar memperoleh campuran
yang bersifat homogen.

Gambar 2.8 Mollen


d. Tang Pengupas Kabel berfungsi untuk mengupas kabel penghantar dan
mengaitkan antara kabel satu dengan kabel yang lain.

16
Gambar 2.9 Tang pengupas kabel
2.6.4 Bahan Peledak
Bahan Peledak yang digunakan merupakan bahan peledak kuat (high
eksplosif) yaitu terdiri dari :
a. Amonium Nitrat Fuel Oil ( ANFO)
ANFO merupakan bahan peledak yang dihasilkan dari campuran antara
Amonium Nitrat Fuel Oil (Solar) dengan perbandingan SOB:
AN = 94,5 %
FO = 5,5 %
b. Dynamit
Dynamit yang digunakan merupakan campuran dari Nitroglyserin,
Dinitroglyserin, Amonium Nitrat, dan Wood Pulp.
Bahan Peledak ini berbentuk batangan atau dodol dengan diameter 32 mm dan
panjang 20 mm. Dynamit mempunyai kecepatan detonasi yang tinggi,sehingga
menyebabkan aksi penghancuran yang cepat.
2.6.5 Zero Oksigen Balance
Bahan peledak komersil merupakan suatu rakitan yang terdiri dari bahan
bahan berbentuk padat atau cair atau campuran dari keduanya, yang apabila terkena
suatu aksi misalnya panas berbenturan gesekan dan sebagainya dapat bereaksi
dengan kecepatan tinggi, membentuk gas dan menimbulkan efek panas serta
tekanan yang sangat tinggi. Secara umum bahan peledak merupakan campuran dari
senyawa senyawa yang mengandung 4 unsur utama yaitu: C, H, N, dan O. Untuk

17
menghasilkan pengaruh kekuatan tertentu kadang kadang ditambahkan unsur unsur
yaitu: Al, Ca, Na, Mg dan sebagainya.
Zero Oksigen Balance adalah keseimbangan jumlah oksigen yang tepat
dalam suatu campuran bahan peledak sehingga seluruh reaksi menghasilkan
hydrogen menjadi hydroge dioksida ( H 2O), carbon menjadi CO 2dan nitrogen
menjadi N 2bebas, sehingga dalam hasil reaksinya hanya ketiga unsur tersebut yang
terbentuk.
Untuk menghasilkan energy (head of eksplosion) yang maksimum, bahan
peledak saat meledak harus bereaksi secara sempurna. Untuk itu bahan peledak
komersial dibuat berdasarkan prinsip zero oksigen balance, artinya dalam bahan
peledak terdapat oksigen dalam jumlah yang tepat sehingga selama reaksi seluruh
H akan membentuk H 2 O , C membentuk CO 2dan N membentuk gas N 2bebas.
Ketiga jenis gas tersebut ( H 2 O , CO 2 , N 2) disebut smoke , tidak beracun
sebaliknya jika reaksinya tidak sempurna akan terbentuk gas beracun (fumes)
seperti CO, NO, dan NO 2 contoh campuran yang zero oksigen balance:
Jika jumlah oksigen kurang (negative oksigen balance ) maka akan terbentuk
CO (beracun, tidak berbau, dan tidak berwarna), dan jika kelebihan jumlah oksigen
(positive oksigen balance) akan terbentuk gas beracun NO. Pedoman untuk
perhitungan komposisi bahan peledak berdasarkan Zero Oksigen Balance (ZOB)
ialah sebagai berikut:
a. Jika dalam bahan peledak hanya terdapat unsur C, H, O, dan N.
b. Jika dalam campuran terdapat bahan peledak terdapat unsru tambahan
(Na, Ca, Al, dan sebagiamya) yang memiliki afinitas terdapat oksigen.
Pada suatu proses peledakan akan terbentuk gas gas akibat terjadinya
reaksi kimiawi dari bahan peledak antara lain :
a. Gas H 2 O , CO 2 , N 2 disebut SMOKE (asap), gas yang dihasilkan adalah
bentuk gas tidak beracun.
b. Gas CO 2 , NO2 , NO disebut FUMES, gas yang dihasilkan adalah bentuk
gas yang sangat beracun.
Karakteristik gas hasil peledakan dapat diklasifikasi sebagai berikut:
a. ZOB (zero oksigen balance), terjadi kesetimbangan reaksi kimiawi sehingga
semua gas bereaksi dan terbentuk smoke. Contoh :

18
2N H 4 NO 3+ C H 2 7 H 2O +CO 2+ N 2
(AN) (F0) (SMOKE)
b. Deficient Oxygen Balance (Negative/Minus Oxygen Balance), tidak terjadi
kesetimbangan reaksi yang mengakibatkan hasil reaksi kekurangan oksigen,
sehingga terbentuk gas fumes. Contoh :
2N H 4 NO 3+C H 2 5 H 2O+ CO + N 2
(AN) (FO) (FUMES)
c. Excessive Oxygen Balance (Positive/Surplus Oxygen Balance), tidak terjadi
kesetimbangan reaksi yang mengakibatkan hasil reaksi kelebihan oksigen,
sehingga terbentuk gas fumes. Contoh :
5N H 4 NO 3+C H 2 11 H 2 O +CCO 2+ 9 N 2+2NO
(AN) (FO) (FUMES)
Tabel 2.5 Bahan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan dasar dan campuran
bahan peledak
No Nama Bahan Fungsi
1. Nitroglicerin (NG) Explosive Base
2. Trinitrotoluene (TNT) EB
3. Dinitrotoluene (DNT) EB
4. Ethyleneglycol dinitrat EB, Antifreeze
5. Nitrocellulose EB, gelatin agent
6. Nitrostarch EB, nonheadache expl
7. Amonium Nitrat(AN) EB, Oxygen Carrier (OC)
8. Potassium Chlorate EB, OC
9. Potassium Perchlorate EB,OC
10. Pentaerythritol Tetranitrate (PETN) EB, (Caps & Det.Fuse)
11. Sodium Nitrate OC, reduce freeze point
12. Potassium Nitrate OC
13. Wood Pulp Absorbent, Combustible
14. Fuel Oil (FO) Fuel
15. Parrafine Fuel
16. Chalk Antiacid

19
2.6.6 Sifat Fisik Bahan Peledak
Sifat fisik bahan peledak merupakan suatu kenampakan nyata dari sifat bahan
peledak ketika menhadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Kenampakan
nyata inilah yang harus diamati
a. Densitas
secara umum adalah angka yang menyatakan perbandingan berat
volume. Pernyataan densitas pada bahan peledak dapat mengekspresikan
beberapa pengertian, yaitu:
1) Densitas bahan peledak adalah berat bahan peledak perunit volume
dinyatakan dalam satuan gr/cc
2) Densitas pengisian (Loading Density) adalah berat bahan peledak
permeter kolom lubang tembak (kg/m).
3) Catridge Count atau Stick Count adalah jumlah catridge (bahan peledak
berbentuk paste yang sudah dikemas )
b. Sensitifitas
Sensitifitas merupakan sifat yang menunjukan tingkat kemudahan
inisiasi bahan peledak atau ukuran minimal boosteryang diperlukan. Untuk
menguji sensitifitas bahan peledak dapat digunakan cara yang sederhana
yang disebut air gap tesi, sebagai berikut:
1) Siapkan 2 buah bahan peledak berbentuk catridge berdiameter sama,
misalnya “D”.
2) Dekatkan kedua bahan peledak tersebut hingga berjarak 1, 1 D, kemudian
gabungkan keduanya menggunakan selongsong terbuat dari karton
3) Pasang Detonator No. 8 atau detonating card 10 gr/m pada salah satu
bahan peledak (disebut donor), kemudian ledakkan.
4) Apabila bahan peledak yang satunya lagi disebut aseptor turut meledak,
maka dikatakan bahwa bahan peledak tersebut sensitive, sebaliknya jika
tidak meledak berarti bahan peledak tersebut tidak sensitf
c. Ketahanan terhadap air ( water resistance)
Ketahanan bahan peledak terhadap air adalah ukuran kemampuan
suatu bahan peledak untuk melawan air disekitarnya tanpa kahilangan
sensitifitas atau efisiensi.
2.7 Geometri Peledakan

20
Geometri peledakan terdiri dari Burden, Spacing, Stemming, Subdrilling,
Kedalaman lubang tembak, dan tinggi jenjang.
2.7.1 Burden ( B )
Burden merupakan jarak tegak lurus bidang bebas dengan lubang tembak.
Dalam perencanaan peledakan, burden merupakan bagian yang terpenting karena
besarnya burden akan mempengaruhi besaran geometri peledakan yang lainnya,
2.7.2 Spacing ( S )
Spacing adalah jarak terdekat secara horizontal antara lubang-lubang tembak
yang di rangkai dalam satu baris (row). Dan diukur sejajar terhadap dinding jenjang.
2.7.3 Stemming ( T )
Stemming adalah bagian dari Panjang lubang tembak yang tidak diisi bahan
peledak, tetapi diisi dengan tanah liat atau material hasil pemngeboran.
2.7.4 Subdrilling ( J )
Subdrilling adalah lubang yang dibuat lebih Panjang dari pada bagian dasar
lantai jenjang. Tujuan subdrilling agar batuan bisa meledakkan secara “ Full Face”,
sehingga demikian akan mempermudah dalam pekerjaan pemboran pemuatan.
2.7.5 Tinggi Pengisian bahan peledak ( PC)
Tinggi pengisian bahan peledak adalah bagian lubang tembak yang diisi
bahan peledak atau Panjang dari kedalaman lubang tembak yang dikurangi dengan
Panjang

Gambar 2.10 Geometri Peledakan

21
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yaitu tahap pendahuluan, tahap pengambilan data dan tahap
penyusunan laporan.

3.1 Tahap Pendahuluan


Pada tahap ini persiapan awal yang dilakukan berupa kelengkapan administrasi
dan studi pustaka yang dilakukan Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

3.2 Tahap pengambilan data


Tahap pengambilan data merupakan tahap pelaksanaan pekerjaan dimana
segala data yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan penyusunan laporan
nantinya. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dilapangan. Sedangkan
data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung tetapi masih berkaitan
dengan laporan ini.

3.3 Tahap Penulisan


Penyajian Data adalah tahapan akhir dari penelitian dimana hasil perhitungan
disajikan dalam bentuk laporan.

21
Tahap Pendahuluan
Tahap Administrasi
Persiapan Perlengkapan

Tahap Pengambilan Data

Penyusunan Laporan Kerja Praktek

Seminar Kerja Praktek

Selesai

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Peledakan


Kegitan peledakan yang dilakukan oleh PT. Alamjaya Bara Pratama
umumnya merupakan kegiatan peledakan jenjang, yakni peledakan memakai lubang
bor vertical. Berdasarkan rencana awal geometri peledakan PT. Alamjaya Bara
Pratama, maka diperoleh rata-rata geometri peledakan dan jumlah volume batuan
yang terbongkar dalam tiap lubang dan setiap kali peledakan adalah :
1. Burden (B) = 8 meter
2. Spasi (S) = 9 meter
3. Kedalaman Lubang Bor (H) = 6,6 meter
4. Stemming (T) = 3 meter
5. Kolom Isian (PC) = 1,3 meter
6. Density Batu Pasir = 1,3 ton/m3
7. Jumlah Lubang Ledak (N) = 50 lubang
8. Volume Peledakan (vb) =
V =BxSxH
= 8 m x 9 m x 6,6 m
= 475,2 m3
Jadi volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang adalah, 475,2 m3
Sedangkan volume batuan yang terbongkar dalam sekali peledakan adalah :
P = V x N x Berat Jenis Batuan
= 475,2 m3 x 50 x 1,3 m3/ton
T = 30.888 ton
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap sekali peledakan adalah 25.272 ton.
Setelah dilakukan pengamatan dan peninjauan langsung dilapangan sebanyak
4x, maka diperoleh rata-rata geometri peledakan dan jumlah volume batuan yang
terbongkar sebagai berikut :

23
a. Lokasi Pertama (Selasa 14 Juni 2022 )
1. Burden (B) =8m
2. Spasi (S) =9m
3. Kedalaman Lubang Bor (H) = 5,4m
4. Stemming =3m
5. Kolom Isian (PC) = 1,3 m
6. Density Batuan = 1,3 m3/ton
7. Jumlah Lubang Ledak (N) = 50 Lubang
8. Volume Peledakan (vb)
V =BxSxH
= 8 m x 9 m x 5,4 m
= 388,8 m3
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang adalah , 388,8 m3
Sedangkan Volume batuan yang terbongkar dalam sekali peledakan adalah :
P = V x N x Berat Jenis Batuan
= 388,8 m3 x 50 x 1,3 m3/ton
T = 25.272 ton
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap sekali peledakan adalah 25.272
ton.
b. Lokasi Kedua (Rabu, 15 Juni 2022)
1. Burden (B) =8m
2. Spasi (S) =9m
3. Kedalaman Lubang Bor (H) = 3,56 m
4. Stemming = 2,3 m
5. Kolom Isian (PC) = 0,98 m
6. Density Batuan = 2,163 /ton
7. Jumlah Lubang ledak (N) = 50 lubang
8. Volume Peledakan (vb)
V =BxSxH
= 8 m x 9 m x 3,56 m
= 256,32 m3
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang adalah, 256,32 m3

24
Sedangkan Volume Batuan yang terbongkar dalam sekali peledakan adalah :
P = V x N x Berat Jenis Batuan
= 256,32m3 x 50 x 1,3 m3/ton
T = 16.660,8 ton
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap sekali peledakan adalah 1.829
ton.
c. Lokasi Ketiga ( Kamis, 16 Juni 2022 )
1. Burden (B) =8m
2. Spasi (S) =9m
3. Kedalaman Lubang Bor (H) =4m
4. Stemming = 2,3 m
5. Kolom Isian (PC) = 0,96 m
6. Density Batuan = 1,3 m3/ton
7. Jumlah lubang ledak (N) = 50 lubang
8. Volume Peledakan (vb) =
V =BxSxH
=8mx9mx4m
= 288 m3
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang adalah 288 m3
Sedangkan Volume Batuan yang terbongkar dalam sekali peledakan adalah :
P = V x N x Berat Jenis Batuan
= 288 m3 x 50 x 1,3 m3
T = 18.720 ton
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap sekali peledakan adalah 18.720 ton
d. Lokasi Keempat (Jum’at, 17 Juni 2022)
1. Burden (B) =8m
2. Spasi (S) =9m
3. Kedalaman Lubang Bor (H) = 4,6 m
4. Stemming = 2.5 m
5. Kolom Isian (PC) =1m
6. Density Batuan = 1,3 m3/ton
7. Jumlah Lubang ledak (N) = 50 lubang
8. Volume Peledakan (vb)

25
V =BxSxH
= 8 m x 9 m x 4,6 m
= 331,2 m3
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang adalah, 331,2 m3
Sedangkan Volume batuan yang terbongkar dalam sekali peledakan adalah :
P = V x N x Berat Jenis Batuan
= 331,2 m3 x 50 x 1,3 m3/ton
T = 21.528 ton
Jadi Volume batuan yang terbongkar dalam tiap sekali peledakan adalah 21.528 ton.
Pola peledakan pada PT. Alamjaya Bara Pratama adalah pola peledakan
Rectanguler pattern (persegi panjang) dengan kombinasi staggred pattern (zig-zag)
yang arah lempar peledakan kea rah depan dan menggunakan metode peledakan
listrik dengan system rangkaian seri-paralel untuk penyambungan detonator
listriknya.

4.2 Pembahasan

Untuk mencapai target produksi yang maksimal dalam kegiatan peledakan


sebagaimana yang ditargetkan oleh perusahaan, maka perlu dilakukan perbandingan
guna dapat menganalisa hal-hal apa saja yang dapat menghambat dan mempengaruhi
pencapan target produksi yang sudah di tetapkan oleh perusahaan. Berikut ini akan
dibahas tentang geometri peledakan.

4.2.1 Peledakan

PT. Alamjaya Bara Pratama menargetkan jumlah volume batuan yang


terbongkar dalam tiap kali peledakan (50 hole) adalah 25.272 ton. Setelah dilakukan
pengamatan langsung terhadap geometri yang diterapkan di lapangan, didapatkan
jumlah volume batuan yang tak mencapai target dalam tiap peledakan.
Dari hasil nilai geometri peledakan yang didapatkan dilapangan, jumlah
volume batuan yang terbongkar dalam tiap lubang dan tiap kali peledakan adalah :

26
Tabel 4.1 Hasil Produksi Pembongkaran Batuan
Produksi Batuan 14-Juni-2022 15-Juni-2022 16-Juni-2022 17-Juni-2022
Perlubang Ledak 388,8 m3 256,32 m3 288 m3 331,2 m3
Perhari 25.272 ton 16.660,8 ton 18.720 ton 21.528 ton

Dari hasil pembongkaran volume batuan yang terbongkar di lapangan maka


didapatkan hasil yang tidak mencapai target yang direncanakan.

4.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tidak Tercapai


1. Geometri Pemboran
Geometri pemboran dan pola pengeboran dirancang secara terpadu dalam
rancangan peledakan. Geometri pemboran meliputi : diameter lubang bor, burden,
spasi, kedalaman lubang bord dan kemiringan.
Geometri pemboran juga meliputi arah pemboran, arah pengeboran ada dua
yaitu : arah pemboran tegak dan arah pemboran miring.
Lubang tembak yang dibuat tegak, maka pada bagian jenjang menerima
gelombang tekanan yang besar, sehingga menimbulkan tonjolan pada lantai jenjang,
hal ini disebabkan gelombang tekan sebagai akan dipantulkan pada bidang bebas dan
sebagian lagi akan diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang. Sedangkan dalam
pemakaian lubang tembak miring akan membentuk bidang bebas yang lebih luas,
sehingga akan mempermudah proses pecahnya batuan karena gelombang tekan yang
dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang diteruskan pada lantai jenjang
akan lebih kecil. Kemiringan lubang tembak sebenarnya tergantung pada lokasi
peledakan di lapangan.
2. Geometri Peledakan
Geometri peledakan yang tidak sesuai akan berpengaruh terhadap volume
batuan yang terbongkar sehingga hasil peledakan kurang maksimal dan produksi
tidak tercapai.
3. Pengaruh Air Tanah
Kondisi air tanah juga dapat mempengaruhi hasil dari peledakan adanya air
tanah dapat menyebabkan terjadinya pendinginan reaksi dan larutnya unsur-unsur
peledak oleh air. Bahan peledak ANFO (Amonium Nitrat-Fuel Oil) memiliki tingkat

27
ketahanan yang buruk terhadap air, sehingga apabila ANFO yang digunakan
terkontaminasi oleh air maka akan mempengaruhi fragmentasi batuan hasil
peledakan bahkan bisa menyebabkan terjadinya gagal ledak.

28
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil data di lokasi pertama, perbandingan antara actual


dan target perusahaan tidak sesuai. Hasil produksi peledakan hanya
mencapai 81,2% dari target perusahaan yang ingin dicapai.
2. Berdasarkan hasil data di lokasi kedua, perbandingan antara actual
dan target perusahaan tidak sesuai. Hasil produksi peledakan hanya
mencapai 53,9% dari target perusahaan yang ingin dicapai.
3. Berdasarkan hasil data di lokasi ketiga, perbandingan antara actual
dan target perusahaan tidak sesuai. Hasil produksi peledakan hanya
mencapai 60,6% dari target perusahaan yang ingin dicapai.
4. Berdasarkan hasil data di lokasi keempat, perbandingan antara actual
dan target perusahaan tidak sesuai. Hasil produksi peledakan hanya
mencapai 69,7 % dari target perusahaan yang ingin dicapai.
Dari hasil pengamatan dan pengukuran langsung terhadap geometri
peledakan yang di terapkan dilapngan menunjukkan bahwa adanya perubahan
terhadap ukuran nilai-nilai geometri peledakan dengan rencana awal yang
diterapkan oleh perusahaan. Sehingga akibat perubahaan tersebut membuat
kegiatan yang dilakukan tidak maksimal. Kurang maksimalnya kegiatan
tersebut dapat dilihat dari target produksi yang tidak sesuai dengan target
produksi yang sudah diperkirakan oleh perusahaan. Adapun penyebabnya
karena tidak adanya surveyor yang bertugas mengontrol keadaan lapangan
agar nilai geometri peledakan sesuai dengan rencana awal.

27
5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis memberikan saran yang kiranya


bermanfaat dan dapat membantu pihak perusahaan yaitu :

1. Sebaiknya untuk geometri peledakan dilapangan perlu adanya surveyor agar


nilai geometri peledakan bisa sesuai dengan rencana awal perusahaan.
2. Semoga kedepannya anggota tim peledakan di tambahi jumlah anggotanya
yang turun kelokasi dalam tiap harinya, agar meminimalisir waktu pengisian
bahan peledak ke seluruh hole dalam satu lokasi.

28
DAFTAR PUSTAKA

Muh. Jufri Nur, 2000 “Diktat kuliah peledakan,“ Jurusan Teknik Pertambangan
UVRI Makassar.

Zulkifli, 2016 “Laporan Penelitian Tugas Akhir,“ PT Semen Bosowa Sulawesi


Selatan,

Sumhudi.1994 “Teknik Peledakan,“ Departemen Pertambangan dan Energi,

29
LAMPIRAN 1
DATA GEOMETRI PELEDAKAN
LOKASI 1

Hari / Tanggal : Selasa / 14-Juni-2022

K. Kolom
Burden Spacin Subdril Stemming
Hole Lubang Isian Ket
(M) g (M) (M) ( M)
(M) (M)
1 8 9 5 1,2 0,5 2,8 1-2

2 8 9 6 1,5 0,5 3,5 2-3

3 8 9 5 1,2 0,5 2,8 3-4

4 8 9 6 1,5 0,5 3,5 4-5

5 8 9 6 1,5 0,5 3,5 5-6

6 8 9 4,8 1,1 0,5 2,6 6-7

7 8 9 5 1,2 0,5 2,8 7-8

8 8 9 4.7 1,1 0,5 2,6 8-9

9 8 9 6 1,5 0,5 3,5 9-10

10 8 9 5 1,2 0,5 2,8 10-11

11 8 9 6 1,5 0,5 3,5 11-12

12 8 9 6,2 1,557 0,5 3,6 12-13

13 8 9 6 1,5 0,5 3,5 13-14

14 8 9 6 1,5 0,5 3,5 14-15

15 8 9 6,4 1,61 0,5 3,8 15-16

16 8 9 6 1,5 0,5 3,5 16-17

17 8 9 6 1,5 0,5 3,6 17-18

18 8 9 6,2 1,557 0,5 3,4 18-19

19 8 9 5,8 1,43 0,5 3,5 19-20

20 8 9 6 1,5 0,5 3,5 20-21

21 8 9 6 1,5 0,5 3,2 21-22

22 8 9 5,7 1,42 0,5 3,7 22-23

23 8 9 6,3 1,58 0,5 2,1 23-24

24 8 9 4,2 1,01 0,5 2,7 24-25

25 8 9 3,5 0,08 0,5 2,7 25-26

26 8 9 3 0,08 0,5 2,4 26-27

27 8 9 6,3 0,06 0,5 3,8 27-28

28 8 9 3 1,4 0,5 2,4 28-29

29 8 9 5,6 1,4 0,5 4,2 29-30

30 8 9 5,6 1,4 0,5 3,2 30-31

31 8 9 5,6 1,5 0,5 3,2 31-32

32 8 9 6,3 1,6 0,5 3,9 32-33

33 8 9 6,5 1,6 0,5 3,9 33-34


34 8 9 6,5 1,6 0,5 3,9 34-35

35 8 9 6,5 1,5 0,5 3,9 35-36

36 8 9 6,2 1,6 0,5 3,7 36-37

37 8 9 4,8 1,1 0,5 3,8 37-38

38 8 9 4,3 1,2 0,5 2,2 38-39

39 8 9 4,6 1,2 0,5 2,5 39-40

40 8 9 5 1,5 0,5 2,8 40-41

41 8 9 5 1,5 0,5 2,8 41-42

42 8 9 6,2 1,4 0,5 3,7 42-43

43 8 9 6,3 1,5 0,5 3,8 43-44

44 8 9 5,7 1,2 0,5 3,3 44-45

45 8 9 6 1,1 0,5 2,8 45-46

46 8 9 5 1,1 0,5 2,6 46-47

47 8 9 6,2 0,9 0,5 2,6 47-48

48 8 9 5,7 1,3 0,5 2,9 48-49

49 8 9 6 0,7 0,5 3 49-50

50 8 9 5 1,1 0,5 2,6 50

NILAI RATA-RATA

Burden Spacing K. Lubang Kolom Subdril Stemming


Isian
8M 9M 5.3625 M 1.28454 M 0.5 M 3
LAMPIRAN 1
DATA GEOMETRI PELEDAKAN
LOKASI 2

Hari / Tanggal : Rabu / 15-Juni-2022

K. Kolom
Burden Spacing Stemming
Hole Lubang Isian Subdril Ket
(M) (M) (M)
(M) (M)

1 8 9 3 0,6 0,5 1,4 1-2

2 8 9 4 0,9 0,5 2,1 2-3

3 8 9 3 0.6 0,5 1,4 3-4

4 8 9 4 0,9 0,5 2,1 4-5

5 8 9 3 0,9 0,5 2,1 5-6

6 8 9 4,4 1 0,5 2,4 6-7

7 8 9 4,1 0,9 0,5 2,2 7-8

8 8 9 4,2 0,9 0,5 2,3 8-9

9 8 9 4,3 0,9 0,5 2,4 9-10

10 8 9 4,1 0,9 0,5 2,2 10-11

11 8 9 4,5 1 0,5 2,5 11-12

12 8 9 4,1 0,9 0,5 2,2 12-13

13 8 9 4,1 0,9 0,5 2,2 13-14

14 8 9 4,6 1 0,5 2,6 14-15

15 8 9 4,5 1 0,5 2,5 15-16

16 8 9 4,2 0,9 0,5 2,3 16-17

17 8 9 4,3 0,9 0,5 2,4 17-18

18 8 9 4 0,9 0,5 2,1 18-19

19 8 9 3,4 0,7 0,5 1,7 19-20

20 8 9 3,4 0,7 0,5 1,7 20-21


21 8 9 3 0,6 0,5 1,4 21-22

22 8 9 4,3 0,9 0,5 2,4 22-23

23 8 9 4,5 1 0,5 2,1 23-24

24 8 9 4,1 0,9 0,5 2,3 24-25

25 8 9 4 0,9 0,5 2,4 25-26

26 8 9 4,5 1 0,5 2,1 26-27

27 8 9 4,3 0,9 0,5 2,3 27-28

28 8 9 4 0,9 0,5 2,4 28-29

29 8 9 4,2 0,9 0,5 2,5 29-30

30 8 9 4,5 0,9 0,5 2,5 30-31

31 8 9 4,5 1 0,5 2,4 31-32

32 8 9 4,3 1 0,5 2,4 32-33

33 8 9 4,4 0,9 0,5 2,5 33-34

34 8 9 4,3 1 0,5 2,5 34-35

35 8 9 3,8 1 0,5 2,4 35-36

36 8 9 4,4 0,8 0,5 2,5 36-37

37 8 9 4,3 1 0,5 2,5 37-38

38 8 9 4,5 1 0,5 2,5 38-39

39 8 9 4,4 1 0,5 2,5 39-40

40 8 9 4,5 1 0,5 2,5 40-41

41 8 9 4,5 1 0,5 2,5 41-42

42 8 9 4,5 1 0,5 2,5 42-43

43 8 9 4,5 0,9 0,5 2,5 43-44

44 8 9 4,3 0,9 0,5 2,4 44-45

45 8 9 4,5 1 0,5 2,4 45-46

46 8 9 4,4 1 0,5 2,5 46-47


47 8 9 4,5 1 0,5 2,4 47-48

48 8 9 4,5 1 0,5 2,5 48-49

49 8 9 4,5 1 0,5 2,5 49-50

50 8 9 4,5 1 0,5 2,5 50

NILAI RATA-RATA

Burden Spacing K. Lubang Kolom Subdril Stemming


Isian
8m 9m 3.56 m 0.98 m 0,5 m 2.3 m
LAMPIRAN 1
DATA GEOMETRI PELEDAKAN
LOKASI 3

Hari / Tanggal : Kamis / 16-Juni-2022

K. Kolom
Burden Spacin Stemmin
Hole Lubang Isian Subdril Ket
(M) g (M) g (M)
(M) (M)
1 8 9 4,6 1 0.5 2.6 2-Jan

2 8 9 4 0.9 0.5 2.1 3-Feb

3 8 9 4 0.9 0.5 2.1 4-Mar

4 8 9 4,5 1 0.5 2.5 5-Apr

5 8 9 4,5 1 0.5 2.5 6-May

6 8 9 4,5 1 0.5 2.5 7-Jun

7 8 9 4,4 1 0.5 2.4 8-Jul

8 8 9 4 0.9 0.5 2.1 9-Aug

9 8 9 4,5 1 0.5 2.5 10-Sep

10 8 9 4,5 1 0.5 2.5 11-Oct


12-
11 8 9 4 0.9 0.5 2.1 Nov
12 8 9 4 0.9 0.5 2.1 13-Dec

13 8 9 4 0.9 0.5 2.1 13-14

14 8 9 4 0.9 0.5 2.1 14-15

15 8 9 4 0.9 0.5 2.1 15-16

16 8 9 4,5 1 0.5 2.5 16-17

17 8 9 4 0.9 0.5 2.1 17-18

18 8 9 4,4 1 0.5 2.4 18-19

19 8 9 4,5 1 0.5 2.5 19-20

20 8 9 4 0.9 0.5 2.1 20-21

21 8 9 4,5 1 0.5 2.5 21-22

22 8 9 4,4 1 0.5 2.4 22-23

23 8 9 4 0.9 0.5 2.1 23-24

24 8 9 4 0.9 0.5 2.1 24-25

25 8 9 4,5 1 0.5 2.5 25-26

26 8 9 4,5 1 0.5 2.5 26-27

27 8 9 4 0.9 0.5 2.1 27-28

28 8 9 4,5 1 0.5 2.3 28-29

29 8 9 4,5 1 0.5 2.5 29-30

30 8 9 4,5 1 0.5 2.5 30-31

31 8 9 4 0.9 0.5 2.1 31-32

32 8 9 4,5 1 0.5 2.5 32-33


33 8 9 4,5 1 0.5 2.5 33-34

34 8 9 4 0.9 0.5 2.1 34-35

35 8 9 4,5 1 0.5 2.5 35-36

36 8 9 4,5 1 0.5 2.5 36-37

37 8 9 4,5 1 0.5 2.5 37-38

38 8 9 4,5 1 0.5 2.5 38-39

39 8 9 4,5 1 0.5 2.5 39-40

40 8 9 4,5 1 0.5 2.5 40-41

41 8 9 4 0.9 0.5 2.5 41-42

42 8 9 4,5 1 0.5 2.1 42-43

43 8 9 4,5 1 0.5 2.1 43-44

44 8 9 4 0.9 0.5 2.4 44-45

45 8 9 4,5 1 0.5 2.4 45-46

46 8 9 4,5 1 0.5 2.1 46-47

47 8 9 4 0.9 0.5 2.1 47-48

48 8 9 4 0.9 0.5 2.2 48-49

49 8 9 4,3 0.9 0.5 2.1 49-50

50 8 9 4,3 0.9 0.5 2.1 50

NILAI RATA-RATA

Burden Spacing K. Lubang Kolom Subdril Stemming


Isian
8m 9m 4m 0,96 m 0,5 m 2,3 m
LAMPIRAN 1
DATA GEOMETRI PELEDAKAN
LOKASI 4

Hari / Tanggal : Jum’at / 17-Juni-2022

K. Kolom
Burden Spacin Subdril Stemmin
Hole Lubang Isian Ket
(M) g (M) (M) g (M)
(M) (M)
1 8 9 4 0.9 0.5 2.1 2-Jan

2 8 9 4 0.9 0.5 2.1 3-Feb

3 8 9 4 0.9 0.5 2.1 4-Mar

4 8 9 4 0.9 0.5 2.1 5-Apr

5 8 9 4 0.9 0.5 2.1 6-May

6 8 9 4.4 0.9 0.5 2.4 7-Jun

7 8 9 4.6 1 0.5 2.6 8-Jul

8 8 9 4.5 1 0.5 2.5 9-Aug

9 8 9 4.5 1 0.5 2.5 10-Sep

10 8 9 4.5 1 0.5 2.5 11-Oct


12-
11 8 9 4.3 1 0.5 2.5 Nov
12 8 9 4.5 1 0.5 2.5 13-Dec

13 8 9 4.4 1 0.5 2.4 13-14

14 8 9 4.4 1 0.5 2.4 14-15

15 8 9 4 0,9 0.5 2.1 15-16

16 8 9 4.2 0,9 0.5 2.3 16-17

17 8 9 4.5 1 0.5 2.5 17-18

18 8 9 4.5 1 0.5 2.5 18-19

19 8 9 5 1,1 0.5 2.4 19-20

20 8 9 5 1,1 0.5 2.4 20-21

21 8 9 4.3 0,9 0.5 2.5 21-22

22 8 9 4.4 1 0.5 2.5 22-23

23 8 9 4.5 1 0.5 2.5 23-24

24 8 9 4.5 1 0.5 2.5 24-25

25 8 9 4.5 1.1 0.5 2.5 25-26

26 8 9 5 1.1 0.5 2.9 26-27

27 8 9 5 1.1 0.5 2.9 27-28

28 8 9 5 1.1 0.5 2.9 28-29

29 8 9 5 1.1 0.5 2.9 29-30

30 8 9 5 1.1 0.5 2.9 30-31

31 8 9 5 1.1 0.5 2.9 31-32

32 8 9 5 1.1 0.5 2.9 32-33


33 8 9 5 1.1 0.5 2.9 33-34

34 8 9 5 1.1 0.5 2.9 34-35

35 8 9 5 1.1 0.5 2.9 35-36

36 8 9 5 1.1 0.5 2.9 36-37

37 8 9 4 0.9 0.5 2.1 37-38

38 8 9 4.5 1 0.5 2.5 38-39

39 8 9 4 0.9 0.5 2.1 39-40

40 8 9 4 0.9 0.5 2.1 40-41

41 8 9 4 0.9 0.5 2.1 41-42

42 8 9 4.5 1 0.5 2.1 42-43

43 8 9 4 1 0.5 2.2 43-44

44 8 9 4 1 0.5 2.5 44-45

45 8 9 4 1 0.5 2.1 45-46

46 8 9 4.5 1 0.5 2.5 46-47

47 8 9 5.4 1 0.5 2.5 47-48

48 8 9 6.2 1 0.5 2 48-49

49 8 9 6 0.9 0.5 2.2 49-50

50 8 9 6.3 0.9 0.5 2.4 50

NILAI RATA-RATA

Burden Spacing K. Lubang Kolom subdril Stemming


Isian
8m 9m 4.6 m 1m 0,5 m 2.5 m
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI DI LAPANGAN

Anda mungkin juga menyukai