Anda di halaman 1dari 16

BAB II KAJIAN TEORI A.

Defenisi Perawatan dan Pemeliharaan Perawatan dan pemeliaharaan meruapakan fungsi yang penting dalam suatu pabrik. sebagai suatu usaha mengguankan fasilitas/peralatan produksi agar kontinuitas dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana. Selain itu fasilitas/peralatan produksi tersebut tidak mengalami kerusakan selama diperguankan sebelum jangka waktu yang ditentukan. Perawatan dan pemeliharaan menurut The American Management Association inc (1971) adalah kegiatan rutin, pekerjaan yang berulang yang dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan kapasitas sebenarnya. Di Indonesia istilah ini dimodifikasi oleh kementrian Teknologi (Sekarang Departemen Perdagangan dan Industri) pada bulan april 1970 menjadi Teroteknologi. Kata ini diambil dari bahasa Yunani yang artinya merawat, memelihara dan menjaga. Teroteknologi merupakan kombinasi dari menejemen, keuangan, perekayasa dan kegiatan lain yang diterapkan bagi asset fisik untuk mendapatkan siklus yang ekonomis. B.Tujuan Pearawatan dan Pemeliharaan Menurut Corder tujuan dari perawatan dan pemeliaharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut : 1. memperpanjang usia kegunaan aset 2. menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi semaksimum mungkin. 3. menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang dipergunakan. 4. menjamin keselamatan orang yang dipergunakan sarana tersebut. C.Tugas dan Kegiatan Perawatan dan Pemeliharaan. Menurut Assauri, semua tugas dan kegiatan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok, yaitu : (1) inspeksi, (2) kegiatan teknik , (3) kegiatan produksi, (4) kegiatan administrasi.

1. Inspeksi Kegiatan ini meliputi kegiatan pengecekan atau pemerikasaan secara berkala, sesuai dengan rencana yang disusun. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan/fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran produksi. 2. Kegiatan Teknik. Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli, pengembangan peralatan atau komponen yang perlu diganti. 3. Kegiatan Produksi. Kegiatan ini meruapakn kegiatan yang sebenernya, yaitu perawatan dan pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan , secara fisik melaksanakan kegiatan yang disarankan inspeksi dan teknik. Kegiatan ini dimaksudkan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar 4. kegiatan adminstrasi. Kegiatan ini mengacu pada kagiatan yang lainnya yang menjamin adanya catatan mengenai kegiatan atau kejadian penting lainya. D.Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi tiga fasa merupakan suatu alat atau pesawat yang dapat mengubah energi listrik AC tiga fasa menjadi energi mekanik. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperolah dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi akibat adanya fluks magnet yang terinduksi ke batang rotor sangkar maka timbul GGL induksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasilkan arus stator ( Zuhal 2000: 101). Besarnya arus rotor adalah:

I2 =

E2 S

( R2 ) 2 + ( X 2 S ) 2
SE2

I2 =

( R2 )

+ ( SX 2 )

I2 =

E2 R2 + ( X ) 2 S 2
2

Dimana: I2 = arus rotor (A) S = Slip (%) E2 = GGL induksi (Volt) R2 = hambatan rotor () X2 = reaktansi rotor perpase () Motor induksi tiga fasa sangat banyak digunakan dalam industri atau dalam penggunaanya. Hampir 80% konversi energi yang ada didunia ini dilakukan oleh motor induksi tiga fasa (Kumar, K Murugesh, Hal 3). Keuntungannya dari memakai motor induksi tiga fasa dibandingkan dengan yang lain membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk berbagai pemakaian. Belitan stator yang dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns = 120 f/p). Berputarnya rotor pada motor induksi disebabkan oleh adanya medan putar yang dihasilkan oleh arus yang melewati masing- masing kumparan stator. Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator pada motor induksi dihubungkan dengan sumber jala- jala tiga fasa. Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Besarnya slip adalah:

S=

( NS Nr )
NS

100%

N r = N S (1 S )
Nr = 120 . fs (1 S ) P

Nr =

120 f (1 S ) P

Kecepatan slip adalah: N S N r Dimana: NS = Putaran stator (rpm) Nr = Putaran rotor (rpm) fs = Frekuensi arus stator (Hz) P = jlh kutub Dengan bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan 7

putar stator dan

putaran rotor akan bertambah besar. Jadi bila beban motor

bertambah, maka putaran rotor akan cenderung menurun. Ada beberapa keuntungan dan kerungian dalam pemakaian motor induksi.tiga fasa rotor sangkar yaiti: Keuntungan pada motor induksi yaitu: 1. Sruktur sederhana dan memiliki konstruksi yang kokoh. 2. Pengaturan start yang sederhana. 3. Mudah dioperasikan. 4. Perawatanya sederhana. 5. Mudah diperbaiki. Kerugian pada motor induksi yaitu: 1. Memiliki torsi yang rendah. 2. Kecepatan yang menurun seiring bertambah beban. 3. Dibutuhkan peralatan tambahan untuk mengatur kecepatan motor yang harganya mungkin lebih mahal dari motor itu sendiri, misalnya gear box. Prinsip kerja motor induksi (Zuhal 2000: 105) yaitu: 1. Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka akan timbul medan putar dengan kecepatan ns = 120f/p. 2. Medan putar stator tersebut akan melalui batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada batang konduktor akan timbul GGL induksi. 3. Karena batang penghantar rotor merupakan rangkaian tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I). 4. Adanya arus (I) didalam medan magnet akan menimbulkan gaya (f) pada rotor. 5. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (f) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. 6. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator, artinya agar GGL induksi itu timbul, diperlukan adanya perbedaan relative antara kecepatan medan putar (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr). 7. Perbedaan kecepatan itu dikatakan dengan slip (S) dan dinyatakan dengan: S=
ns nr 100% ns

8. Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. 9. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga motor tak serempak atau sinkron. E. Prinsip Kerja Motor Induksi Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. listrik yang diubah adalah listrik 3 phasa. Motor induksi sering juga disebut motor tidak serempak atau motor asinkron. Prinsip kerja motor induksi lihat gambar.

Gambar 2.1 prinsip kerja motor induksi Ketika tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S (south = selatan), garis-garis gaya magnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N (north = utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling tarik-menarik dengan kutub S. Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 120, dilanjutkan kutub S pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar. Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 240. Kejadian berlangsung silih berganti membentuk medan magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya. Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator. dengan putaran rotor, maka disebut motor induksi tidak serempak atau motor asinkron. Susunan belitan stator motor induksi dengan duakutub, memiliki tiga belitan yang masing-masing berbeda sudut 120 dapat dilihat dari gambar dibawah ini . Ujung belitan phasa pertama U1-U2, belitan phasa kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2.

Gambar 2.2 Belitan motor induksi

Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal. terbentuknya medan putar pada stator motor induksi. Tampak stator dengan dua kutub, dapat diterangkan dengan empat kondisi.dapat dilihat dari gambar berikut ini :

Gambar 2.3 prinsip kerja motor 1. Saat sudut 0. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai negatip alam ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju pembaca). Terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut 0. Kutub S (south = selatan) dan kutub N (north 2. = utara). Saat sudut 120. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3 bernilai negatip, dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda silang ( arus meninggalkan pembaca), dan kawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120 dari posisi awal. 3. Saat sudut 240. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatif, belitan U2, W1, dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan

10

kawat U1, W2, dan V1 bertandatitik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120 dari posisi kedua. 4. Saat sudut 360. posisi ini sama dengan saat sudut 0, di mana kutub S dan N kembali keposisi awal sekali.

Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0, 120, 240, dan 360, dapat dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya
ns = f 120 p
putaran per menit.

Rotor ditempatkan di dalam rongga stator, sehingga garis medan magnet putar stator akan memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa batang penghantar yang ujung-ujungnya dihubungsingkatkan menyerupai sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar tupai kejadian ini mengakibatkan pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan magnet putar dari stator saling berinteraksi dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor berputar. Kecepatan medan magnet putar pada stator:
ns = f 120 Rpm p ns nr Slip = 100 % ns

ns = kecepatan sinkron medan stator (rpm) f = frekuensi (Hz) nr = kecepatan poros rotor (rpm) slip = selisih kecepatan stator dan rotor

11

F. Konstruksi Motor Induksi. Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator dan bagian rotor . Stator adalah bagian motor yang diam terdiri: badan motor, inti stator, belitan stator, bearing, dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor yang berputar, terdiri atas rotor sangkar, dan poros rotor. Konstruksi motor induksi tidak ada bagian rotor yang bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam motor induksi tidak komutator dan sikat arang.

Gambar2.4 fisik motor induksi. 1.Stator Stator merupakan bagian yang tidak berputar dari motor. Pada prinsipnya stator pada motor induksi sama dengan stator pada generator, stator dibuat sedemikian rupa yang mempunyai alur-alur sebagai tempat kawat-kawat kumparan. Gulungan stator adalah gulungan tiga fasa dan dengan mengatur gulungan ini dapat menentukan jumlah kutub, dan menentukan kecepatan sinkron.

Gambar 2.5 Stator 12

2. Belitan Stator Motor induksi tiga fasa merupakan motor yang paling banyak digunakan pada industri. Motor induksi tiga fasa mempunyai tiga belitan pada statornya sehingga ujung-ujung belitannya pada terminal ada enam. Berikut gambar belitan stator.

Gbr. 2. 6 Notasi Belitan Stator Untuk menjalankan motor tiga fasa belitan stator motor dapat dihubungkan secara bintang (Y) atau segitiga (). Untuk motor dengan daya yang kecil biasanya hanya dihubungkan bintang, sedangkan motor yang besar(> 5 Pk) dihubungkan bintang segitiga (hubungan Y untuk start dan hubungan segitiga untuk running dengan alasan untuk memperkecil arus start). Selain itu dengan rangkaian ini motor dapat dibalik arah putaran rotornya dengan hanya menukar salah satu fasa saja. Hubungan Y dan dari belitan stator motor dapat dilihat seperti gambar dibawah.

Gbr.2.7 (a) Hubungan bintang (Y) (b) Hubungan Segitiga ()

3. Rotor Rotor bagian yang berputar dari motor. Pada motor terdapat kawat tembaga atau aluminium. Hampir 90 % kumparan rotor dari motor induksi menggunakan jenis rotor sangkar, karena rotor sangkar bentuk kumparannya sederhana dan tahan terhadap goncangan (Rijono 1997: 311). Rotor pada motor induksi terdiri dari dua jenis yaitu: a. Rotor sangkar 13

Rotor jenis ini mempunyai rotor dengan batang penghantar yang terdiri dari beberapa konduktor yang dipasang sedemikian rupa sehingga harganya murah. Rotor sangkar ini terdiri dari inti rotor berbentuk silinder terlaminasi dengan slot-slot dalam inti secara berlapis-lapis. Dan sebagai tempat konduktor merupakan batagan aluminium.

Gbr 2.8. Rotor Sangkar b. Rotor Belitan Rotor jenis ini tersedia untuk tiga fasa, dimana belitan pada rotor sama seperti kumparan pada stator. Jumlah kutub pada kumparan rotor sama dengan jumlah kutub pada kumparan stator.

Gbr 2.9. Rotor Lilit

14

Konstruksi motor induksi lebih sederhana dibandingkan dengan motor DC, karena tidak ada komutator dan tidak ada sikat arang . Sehingga pemeliharaan motor induksi hanya bagian mekanik saja, dan konstruksinya yang sederhana motor induksi sangat handal dan jarang sekali rusak secara elektrik. Bagian motor induksi yang perlu dipelihara rutin adah pelumasan bearing, dan pemeriksaan kekencangan baut-baut kabel pada terminal box karena kendor atau bahkan lepas akibat pengaruh getaran secara terusmenerus. Rumus mengitung daya input motor induksi:
P1 = 3.U . c s (watt) o

P1 U

= daya Input (watt) = Tegangan (volt)

I = Arus (Amper) cos = faktor kerja

G. Putaran Motor Induksi Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah jarum jam (kanan), dan putaran berlawanan jarum jam (ke kiri) dilihat dari poros motor. Putaran motor induksi tergantung jumlah kutubnya, motor induksi berkutub dua memiliki putaran poros sekitar 2.950 Rpm, yang berkutub empat memiliki putaran poros mendekati 1.450 Rpm.

Gambar 2.10 Putaran motor dilihat dari sisi poros

Putaran arah jarum jam (kanan) didapat dengan cara menghubungkan L1- terminal U, L2- terminal V dan L3-terminal W. Putaran arah berlawanan jarum jam (kiri) didapat dengan menukarkan salah satu dari kedua kabel phasa, misalkan L1- terminal 15

U, L2-terminal W dan L3- terminal V. Dengan memasang dua buah kontaktor, sebuah motor induksi dapat dikontrol untuk putaran kanan, dan putaran ke kiri.

H. Pengasutan Motor Induksi Saat motor induksi distarting secara langsung, arus awal motor besarnya antara 500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan yang besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 kW, arus starting tidak berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor dengan daya diatas 30 kW sampai dengan 100 kW akan menyebabkan drop tegangan yang besar dan menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya pada penerangan yang berkedip. Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor, tujuannya agar arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi. Ada beberapa cara teknik pengasutan, di antaranya: 1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL) 2. Segitiga-Bintang (Start-Delta) 3.. Pengasutan Soft starting 1.Pengasutan Hubungan Langsung (DOL) Pengasutan hubungan langsung atau dikenal dengan istilah Direct On Line (DOL) Lihat gambar. Jala-jala tegangan rendah 380 V melalui pemutus rangkaian atau kontaktor Q1 langsung terhubung dengan motor induksi. Sekering berfungsi sebagai pengaman hubung singkat, jika terjadi beban lebih diamankan oleh relay pengaman beban lebih (overload relay). Saat pemutus rangkaian/kontaktor di-ON-kan motor induksi akan menarik arus starting antara 5 sampai 6 kali arus nominal motor. Untuk motor induksi dengan daya kecil 5 kW, hubungan langsung bisa dipakai. Arus starting yang besar akan menyebabkan drop tegangan disisi suply. Rangkaian jenis ini banyak dipakai untuk motor-motor penggerak mekanik seperti mesin bubut, mesin bor, atau mesin freis. Motor di starting pada tegangan nominal, akan mengalir arus mendekati arus hubung singkat = 7 In. jika slip = 4% = 0,04. (Tst T ) = (Ist/I )2 s = (7)2 0,04 = 1,96 Besarnya torsi starting = 1,96 kali torsi nominalnya. Kesimpulannya, saat arus starting 5 s/d 6 kali arus nominal hanya menghasilkan 1,96 torsi nominalnya.

16

Gambar 2.11 Pengawatan motor induksi pengasutan langsung (DOL) Karakteristik torsi, pengasutan DOL 5

Karakteristik pengasutan langsung hanya sesuai untuk motor induksi berdaya kecil, karena untuk motor daya besar akan menyebabkan pengaruh drop tegangan yang besar. Ketika starting dimulai motor induksi akan menarik arus yang besarnya sampai 6 kali arus nominalnya. Secara berangsur-angsur ketika kecepatan motor mendekati nominalnya maka arus motor akan berada pada kondisi nominalnya.

Karakteristik arus fungsi putaran,pengasutan DOL Pengasutan hubungan langsung (DOL) akan menarik arus 5 s/d 6 kali arus nominal, menghasilkan torsi starting 1,96 kali torsi nominal.

17

2.Pengasutan Sakelar Bintang-Segitiga Motor induksi dengan pengasutan segitiga-bintang dengan sakelar manual . Rangkaian bintang-segitiga juga dapat dilaksanakan menggunakan kontaktor secaraelektromagnetik. Motor induksi dirangkai dengan sakelar manual bintangsegitiga.

Gambar 2.12 Pengawatan daya Star Delta Ketika sakelar posisi segitiga (tanda ), motor induksi bekerja pada tegangan normal, arus nominal dan torsi nominal. Belitan stator mendapatkan tegangan sebesar tegangan phasa ke phasa. Harus diperhatikan nameplate motor untuk hubungan segitiga bintang harus disesuaikan dengan tegangan kerja yang digunakan, jika salah menggunakan belitan akan terbakar. Karakteristik arus fungsi putaran I = f(n) pengasutan bintang-segitiga (Gambar 1) ketika motor terhubung bintang, arus starting dua kali arus nominalnya sampai 75% dari putaran nominal. Ketika motor terhubung segitiga arus motor meningkat empat kali arus nominalnya. Secara berangsur-angsur arus motor menuju nominal saat putaran motor nominal. 18

Karakteristik torsi fungsi putaran T =f(n) pengasutan bintang-segitiga (Gambar 2) memperlihatkan ketika motor terhubung bintang, torsi starting sebesar setengah dari torsi nominalnya sampai 75% dari putaran nominal. Ketika motor terhubung segitiga torsi motor meningkat menjadi dua kali lipat torsi nominalnya. Secara berangsur-angsur torsi motor mendekati nominal saat putaran motor nominal.

Karakteristik arus pengasutan bintang-segitiga

Karakteristik Torsi Pengasutan Bintang-Segitiga

Pengasutan segitiga-bintang menggunakan sakelar segitiga-bintang. Saat hubungan segitiga arus ke stator dari arus start DOL

3.Pengasutan Soft Starting Pengasutan soft starting menggunakan komponen solid-state, yaitu enam buah Thyristor yang terhubung antiparalel (Gambar 5.25). Saat sakelar Q1 di-ON-kan tegangan akan dipotong gelombang sinusoidanya oleh enam buah Thyristor yang dikendalikan oleh rangkaian triger. Dengan mengatur sudut penyalaan triger Thyristor, sama mengatur tegangan ke belitan stator motor. Dengan k sebagai ratio tegangan asut dengan tegangan nominal besarnya torsi motor starting. Karakteristik arus fungsi putaran pada pengasutan soft starting, memperlihatkan grafik arus starting besarnya tiga kali arus nominalnya sampai motor mencapai

19

putaran mendekati 85% . Arus motor berangsur-angsur menuju arus nominalnya ketika putaran motor mendekati nominalnya.

pengasutan soft starting

Gambar 2.13 Pengawatan pengasutan soft starting Karakteristik arus pengasutan soft starting

Karakteristik torsi fungsi putaran T = f(n) pengasutan soft starting, memperlihatkan torsi starting sebesar setengah dari torsi nominalnya, berangsurangsur torsi meningkat mendekati 140% torsi saat putaran mendekati 90% nominalnya . Secara berangsur-angsur torsi motor mendekati nominal saat putaran motor nominal.

20

Anda mungkin juga menyukai