Compaction & CBR
Compaction & CBR
Bakuan
dan tanah tidak kohesif
Kompetensi
pengujian untuk mendapatkan laboratorium maupun di lapangan untuk mendapatkan
sifat kompaksi tanah sifat kompaksi tanah
2. Dapat menjelaskan pelaksanaan dan melakukan
CALIFORNIA
BEARING RATIO
(CBR)
Soil Compaction
Sebuah proses dimana partikel-partikel tanah
tersusun secara lebih rapat dengan berkurangnya
volume pori, sebagai hasil dari pemakaian beban
seperti rolling (gilas), tamping (menumbuk) atau
getaran. Proses ini meliputi keluarnya udara dari
pori tanpa perubahan yang signifikan terhadap
kadar air.
Tujuan
• mengurangi kompresibilitas
• menaikkan kekuatan tanah
• mengurangi potensi likuifaksi
• mengontrol shrinkage dan swelling
• mengurangi hydraulic compressibiliy/permeabilitas
• menaikkan daya tahan terhadap erosi
• mengontrol resilience properties (kekenyalan)
Secara umum perubahan ini akan menyebabkan
meningkatnya soil density.
Tanah Asli
Downstream Filter
Upstream Blanket Toe Upstream Toe Drain
Shell
Shell Toe
Foundation Cut-off
Impervious Stratum
Nilai permeabilitas
Nilai C, φ
Pavement
Defleksi
Young’s Modulus E
CBR
ν1 = 0.5
h1
E1
σz1 σr1
Interface 1
σr2
ν2 = 0.5
h2
E2
σz2 σ’r1
Interface 2
σ’r2
ν3 = 0.5
h3 = ∞
E3
Pemadatan untuk Reklamasi
DB2 DB3
3
3
2 2
3
Sand, SP Sand, SP 4
15
4 Very loose to medium 13
4
15
20
Liquefable Zone 5
8
Silty Sand, SP 10
9 Silty Sand, SP Loose to medium 4
5
6 7
16
Silt or Sandy Silt, ML 12
16
Sandy Silt, ML Medium stiff to stiff 7
15 13
31 Silt, ML 43
>50 Very stiff to hard 43
>50 Sand, SP >50
>50 Sand, SP, Very dense >50
30 N>50 >50
31 >50
13
29
31
Silty, ML Silt, ML 10
29 Stiff to very stiff 15
26 21
25
26
29
Silt Cl CH
SPT Relative Density Vibrocompaction
Teori Pemadatan Tanah
1. Kriteria: Kepadatan kering γd
udara
Air W (%)
Butir 1 Butir
tanah tanah
γ γd = γ /(1 + W)
Teori Pemadatan Tanah
1. Kriteria: Kepadatan kering γ = γd / (1 + W)
2. Kurva Pemadatan
Kepadatan Zero air voids
Kering (saturasi = 100%)
(γd) Kepadatan Kering Maksimum (MDD)
Gsγ w
γd =
1 + wG s
Usaha
Pemadatan
Tinggi
Gs = specific gravity tanah
Usaha
Pemadatan
Rendah
• Pasir
Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan
S = 100%
Region C
• Tipe tanah seperti distribusi ukuran butiran, bentuk butiran tanah, specific gravity serta
jumlah dan tipe kandungan mineral lempung merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kadar air optimum (woptimum) dan berat jenis kering maksimum
(γd maksimum).
• Lempung
Mikrostruktur Tanah Lempung
Disperse-Deflocculated
• Antar partikel dalam satu grup
Agregat-Deflocculated Flocculated-Disperse
disperse agregat
Disperse-Flocculated Agregat-Flocculated
• Antar grup
Agregat-Flocculated Agregat-Flocculated
deflocculated
flocculated
flocculated dispersed
random parallel
γ
Hubungan antara Kepadatan Kering, Kadar Air dan Kekuatan Lempung
Setelah Pemadatan (Seed, Mitchell, dan Chan (1960))
Kepadatan Kering
W(%)
Kekuatan Tanah
W(%)
Hubungan antara Kepadatan Kering, Kadar Air dan Kekuatan Lempung
Setelah Pemadatan (Seed, Mitchell, dan Chan (1960))
Hubungan antara Kepadatan Kering, Kadar Air dan Kekuatan Lempung
Setelah Pemadatan (Seed, Mitchell, dan Chan (1960))
σ e
γd flocculated
flocculated
flocculated dispersed
dispersed
dispersed
k
e
yang
sama
Shear
γ
Kekuatan Tanah Lempung
Setelah Terjadi Penjenuhan
• Dipengaruhi oleh :
- kadar air dan kepadatan kering saat pemadatan
- struktur tanah saat pemadatan
- besarnya pembebanan saat terjadi penjenuhan
- tipe tanah lempung
CBR menurun secara
signifikan setelah
penjenuhan
Kuat Geser Akibat Penjenuhan
Penelitian pada suatu contoh tanah menunjukkan
kuat geser (undrained strength) tanah lanau
kepasiran (sandy silt) warna coklat (brown) pada
saat jenuh hanya sepertujuh dari kuat geser tidak
jenuh pada kepadatan 80% berdasarkan Standard
Proctor
Kuat geser (ton/m2) Rasio
Kepadatan Tidak Jenuh/Tidak
Jenuh jenuh
jenuh
80% Standard
10,0 1,5 0,15
Proctor
90% Standard
15,0 5,3 0,35
Proctor
95% Standard
17,5 10,0 0,57
Proctor
Tes Pemadatan Tanah di laboratorium
pisa n)× ( jumlahla pisan))× (bera tha mmer) × (tinggi ja tuhha mmer)
(jumla hpuk ula n/la
E=
volumemold
h
Spesifikasi Peralatan Tes Proctor Standar dan Proctor Modifikasi
Jumlah Layer 3 5
Energi Kompaksi (CE) 595 kJ/m3 (12400) 2698 kJ/m3 (56250 lb.ft/ft3)
Sampel
Tanah
1 2
4
(w1) (w2) (w3)
Mold 4 Mold 5
(w4) (w5)
7
Berat Jenis Kering
(γ d)
Zero air voids
Berat Jenis Kering (saturation = 100%)
Maksimum
Proctor
6
Modifikasi
Proctor
Standar
Gs.γ w
γd = (1 − Av )
1 + w.Gs
Gs γ w Gs.γ w
γ dry = γd =
+ 1 + ( w.Gs / Sr )
s
G w 1
Teori Pemadatan
Pemadatan Tanah Lapangan
• Peralatan pemadatan di lapangan yang umum digunakan adalah :
a. smooth wheel roller
b. pneumatic rubber-tired roller
c. sheepsfoot roller
d. vibratory roller
Pemadatan Tanah Lapangan
• Smooth wheel roller sesusai untuk digunakan saat finishing pada pemadatan tanah
pasir atau lempung. Smooth wheel roller dapat memberikan 100% coverage dengan
contact pressure sebesar 310 – 380 kN/m2. Alat ini tidak cocok digunakan pada lapisan
yang tebal.
Pemadatan Tanah Lapangan
• Pneumatic rubber roller dapat digunakan pada pemadatan tanah pasir maupun
lempung. Pemadatan dilakukan dengan kombinasi tekanan dan pemijatan. Alat ini
dapat memberikan 70-80% coverage dengan contact pressure sebesar 585 – 690
kN/m2.
Pemadatan Tanah Lapangan
• Sheepsfoot roller merupakan alat yang paling efektif pada pemadatan tanah lempung.
Alat ini mampu memberikan contact pressure sebesar 1380 – 6900 kN/m2.
Pemadatan Tanah Lapangan
• Vibratory roller merupakan alat yang paling efektif pada pemadatan tanah pasir.
Pemadatan Tanah Lapangan
Penentuan Berat Jenis Lapangan Hasil
Pemadatan
• Spesifikasi pemadatan lapangan mensyaratkan agar berat jenis kering lapangan
harus mencapai 90 – 95% berat jenis kering maksimum di laboraturium yang
ditentukan melalui tes Proctor Standar atau Proctor Modifikasi.
• Prosedur standar untuk penentuan berat jenis lapangan adalah sebagai beirikut :
a. metode kerucut pasir
b. metode balon
c. metode dengan air atau oli
d. metode nuclear density
Pasir Ottawa
Kerucut
Balonb). Balon
The type and weight of roller, the number of passes of that roller,
as well as the lift thickness are specified. A maximum allowable size
of material may also be specified.
It is typically used for large compaction project.
Accept
Reject Accept
Reject
γd
γd max
95% γd max
2% 2%
(w%)
wopt
Control of water (moisture) content
Water (moisture) content of the processing soil can be adjacent by
making dry or by adding water . Acculate water (moisture) content of the
processing soil can be obtained by ASTM D 2216 in labo.
Quality Control
Quality Control
Jumlah Lintasan
Trial Embankment
Lift Thickness
California Bearing Ratio Test (CBR)
Kedalaman Penetrasi Unit Load
Deflection Dial
0.1 inci 1000 psi
Piston
0.2 inci 1500 psi
Sample
(a) (b)
Tes CBR (a). Silinder dan Dial Gauge ; (b). Skema Diagram
• Prosedur tes mengacu pada standar ASTM D-1883
Sampel
Tanah
1 2
4
(w1) (w2) (w3)
Mold 4 Mold 5
(w4) (w5)
7
Berat Jenis Kering
(γ d)
Zero air voids
Berat Jenis Kering (saturation = 100%)
Maksimum
Proctor
6
Modifikasi
Proctor
Standar
5 lapis
γd1 γd γd3
2
Kedalaman Penetrasi Unit Load
CBR Disain
0.1 inci 1000 psi
γd
(γd) max
95% (γd) max Load
56 x
25 x
Kadar Air 10 x
Optimum
W(%)
Sampel dipadatkan pada
kadar air optimum
95% (γd) max Penetrasi
0.1 inci
γd
56 x
25 x
10 x
CBR disain
CBR (%)
Standar Perkerasan
The Bearing capacity Test
The bearing capacity of compacted soil be obtained by ASTM D
196 (Plate load test, using bearing plate of 30 cm diameter).
Plate Load Test
Plate Load Test
The plate load test presses a steel bearing plate into the
surface to be measured with a hydraulic jack. The
resulting surface deflection is read from dial micrometers
near the plate edge and the modulus of subgrade reaction
is determined by the following equation:
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
CBR in laboratory
•Survey data from Nippon
Hodo Co Ltd
Korelasi Plate Bearing dan N-SPT
K30 value (MN /m3 ) soil
t ar y
se d imen
nic
Volca
100
s iv e soil
oil Cohe
80 s
e ry
v
ra
60
G
Sandy soil
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
N value
Korelasi CBR
2. Kelongsoran pada Jalan Raya
Tenggarong Samarinda
3. Kelongsoran pada Jalan kereta Api
Jawa Barat
Terimakasih