Anda di halaman 1dari 67

i

ABSTRAK

Judul : Persepsi Siswa Terhadap Teknik Attending oleh Guru BK dalam


Pelaksanaan Layanan Konseling Individual di SMP Negeri 11 Kota
Jambi.
Nama : Santika Dwi Putri

Nim : A1E118035

Pembimbing : 1. Dr. Drs. Akmal Sutja, M.Pd

2. Rully Andi Yaksa, S.Pd, M.Pd

Implementasi guru BK dalam membangun hubungan bersama siswa dengan


memberikan perhatian/penerimaan (attending) merupakan peranan penting yang harus
diterapkan guru BK dengan baik dalam layanan konseling individual agar siswa
merasa aman, nyaman untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya. Namun
fenomena yang ditemukan peneliti di lapangan berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa menyatakan masih banyak siswa yang merasa bahwa Ekspresi wajah/muka,
Posisi tubuh, dan keterampilan mendengarkan guru BK membuat siswa takut untuk
melakukan konseling individual siklus kedua.

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengungkap dan mengetahui bagaimana


Persepsi Siswa Terhadap Teknik Attending oleh Guru BK dalam Pelaksanaan Layanan
Konseling Individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif deskriptif, dengan populasi seluruh siswa kelas VII &
VIII sehingga teknik penarikan sampel adalah teknik purposive sampling yaitu sampel
penelitian hanyalah siswa yang sudah pernah mengikuti layanan konseling individual
berjumlah 29 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket, Sedangkan teknik analisis
data adalah teknik persentase dengan menggunakan rumus formula B. Hasil penelitian
dalam penelitian ini pada indikator wajah/muka diperoleh persentase 65,1% dengan
kategori “Baik” sedangkan pada indikator posisi tubuh diperoleh persentase 51,3%
menempati kategori “Sedang”, dan pada indikator mendengarkan berada pada
persentase 82,2% dapat dikategorikan “Baik”.

Kata Kunci : Persepsi Siswa Terhadap Teknik Attending


ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

rahmatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul

“Persepsi Siswa Terhadap Teknik Attending oleh Guru BK dalam Pelaksanaan

Layanan Konseling Individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi”

Shalawat dan salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta

keluarganya, para sahabatnya dan kita sebagai umatnya yang mengharapkan syafa’at

di yaumul qiamah.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir untuk memperoleh gelar

Sarjana, dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang ikut terlibat guna

membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang peneliti jalani. Oleh

karenanya, peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D Selaku Rektor Universitas Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. M.Rusdi, S.Pd, M.Sc selaku Dekan Fakultas Kegururan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Jambi.

3. Bapak Dr. KA Rahman, M.Pd.I selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas

Keguran dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.

4. Drs. Nelyahardi Gutji, M.Pd selaku ketua prodi Bimbingan Konseling, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang sudah mendukung dalam menyelesaikan

tugas akhir.
iii

5. Bapak Dr. Drs. Akmal Sutja,M.Pd dan Bapak Rully Andi Yaksa, S.Pd, M.Pd

selaku dosen pembimbing yang memberikan saran dan petunjuk kepada peneliti

untuk menyelesaikan proposal ini.

6. Bapak dan ibu dosen bimbingan dan konseling universitas jambi yang banyak

memberikan ilmu pengetahuan.

7. Staf TU yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu

peneliti dalam menyelesaikan proses administrasi sehingga memperlancar proses

penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

8. Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Kota Jambi yang telah yang telah mengizinkan

peneliti untuk melakukan penelitian dan memberikan kemudahan pada proses

penelitian.

9. Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 11 Kota Jambi yang telah membantu

proses penelitian.

10. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu melibatkan peneliti dalam setiap doa,

dukungan, dan kasih sayang yang diberikan kepada peneliti selama ini.

11. Sahabat sahabatku Zarpina Yanti, Heni Twentiona, Bevi Ranilza Asyifa, Lita

Pratama, Angel, Desmia dll.

12. Seluruh teman kelas R-002 dan angkatan 2018 atas semangat, pengalaman dan

kebersamaan yang di berikan kepada peneliti selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang

peneliti lakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu, peneliti
iv

minta maaf jika terdapat kesalahan atau kekurangan, peneliti juga sadar bahwa

penelitian ini jauh dari kata sempurna.

Jambi, Februari 2022

Santika Dwi Putri


v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PERSEMBAHAN

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Batasan Masalah .................................................................................................... 6

C. Rumusan Masalah .................................................................................................. 7

D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 8

F. Anggapan Dasar/Asumsi ....................................................................................... 9

G. Pertanyaan Penelitian .......................................................................................... 10

H. Defenisi Operasional ........................................................................................... 10

I. Kerangka Konseptual ......................................................................................... 11


vi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Persepsi ................................................................................................................. 12

1. Pengertian Persepsi .......................................................................................... 12

2. Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi ................................................... 13

B. Teknik attending .................................................................................................. 16

1. Pengertian Teknik Attending ........................................................................... 16

2. Komponen Komponen Teknik Attending ....................................................... 17

3. Bentuk dan Cara Melakukan Teknik Attending ............................................. 20

4. Manfaat dan Tujuan Teknik Attending ........................................................... 21

C. Layanan Konseling Individual ............................................................................ 22

1. Pengertian Layanan Konseling Individual ..................................................... 22

2. Tujuan Layanan Konseling Individual ........................................................... 24

3. Fungsi Layanan Konseling Individual ............................................................ 27

4. Komponen Layanan Konseling Individual ..................................................... 27

5. Tahap-Tahap Pelaksanaan Layanan Konseling Individual ........................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 33

B. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 33

C. Jenis Data ............................................................................................................. 36

D. Alat Pengumpulan Data ....................................................................................... 36

E. Teknik Analisa Data ............................................................................................ 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ...................................................................................................... 39


vii

B. Hasil Penelitian .................................................................................................... 41

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................................... 51

B. Saran ..................................................................................................................... 53

C. Implikasi Hasil Penelitian bagi Bimbingan Konseling ..................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 55


viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konseptual ................................................................................... 11

Gambar 2 Grafik hasil penelitian persepsi siswa terhadap teknik attending oleh guru

BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11

Kota Jambi………………………………………………………………..42

Gambar 3 Grafik hasil penelitian persepsi siswa terhadap teknik attending oleh guru

BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11

Koata Jambi ………………………………………………………………46


ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Populasi SMP Negeri 11 Kota Jambi .............................................................. 34


Tabel 2 Sampel Penelitian SMP Negeri 11 Kota Jambi ...................................................
Tabel 3 Kisi Kisi Angket Penelitian............................................................................... 37
Tabel 4 Penafsiran Hasil Penelitian ............................................................................... 38
Tabel 5 Deskripsi data persepsi siswa terhadap teknik attending oleh guru Bk dalam
pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi...40
Tabel 6 Deskripsi hasil penelitian persepsi siswa terhadap teknik attending oleh guru
BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota
……. ……………………………………………………………………….41
Tabel 7 Deskripsi hasil penelitian persepsi siswa terhadap teknik attending
(Wajah/muka)oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual
di SMP Negeri 11 Kota Jambi……………………………………...………43
Tabel 8 Deskripsi hasil penelitian persepsi siswa terhadap teknik attending oleh guru
BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota
Jambi …………………………………………………………………….…44
Tabel 9 Deskripsi hasil penelitian persepsi siswa terhadap teknik attending
(Mendengarkan) oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling
individual…………………………………………………………………...45
Tabel 10 Rekapitulasi hasil penelitian berdasarkan indikator penelitian persepsi siswa
terhadap teknik attending oelh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling
individual di SMP Negeri 11 Kota
Jambi……………………………………………………………..…………46
x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Tugas Dosen Pembimbing ...................................................... 56


LAMPIRAN 2 Surat Izin Pra Penelitian .................................................................... 57
LAMPIRAN 3 Pedoman dan hasil wawancara dengan guru BK ............................ 58
LAMPIRAN 4 Pedoman dan hasil wawancara dengan siswa .................................. 60
LAMPIRAN 5 Buku kunjungan ruang BK ............................................................... 64
LAMPIRAN 6 Surat balasan sudah melaksanaan pra penelitian ............................. 76
LAMPIRAN 7 Cover acc seminar dosen pembimbing 1 dan 2. .............................. 77
LAMPIRAN 8 Undangan dosen pembahas seminar ................................................ 78
LAMPIRAN 9 Cover acc uji coba ............................................................................. 82
LAMPIRAN 10 Angket uji coba................................................................................ 83
LAMPIRAN 11 Surat izin uji coba di SMP Negeri 17 Kota Jambi ........................ 88
LAMPIRAN 12 Surat balasan telah melaksanakan uji coba .................................... 89
LAMPIRAN 13 Hasil pengolahan uji validitas dan reabilitas ................................. 90
LAMPIRAN 14 Cover acc penelitian ....................................................................... 91
LAMPIRAN 15 Surat izin penelitian di SMP Negeri 11 Kota Jambi ..................... 92
LAMPIRAN 16 Angket penelitian ............................................................................ 93
LAMPIRAN 17 Surat balasan telah melaksanakan penelitian................................. 98
LAMPIRAN 18 Cover ACC Sidang Skripsi ............................................................ 99
LAMPIRAN 19 Undangan dosen pembahas sidang ................................................. 100
LAMPIRAN 20 Dokumentasi .................................................................................... 105
LAMPIRAN 21 Surat keterangan bebas pustaka ...................................................... 107
LAMPIRAN 22 Surat Keterangan lulus uji plagiat .................................................. 108
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan unsur penting yang harus ada dalam

kehidupan, pendidikan tidak hanya didapatkan di bangku Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP) ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA)

hingga di Perguruan Tinggi, namun juga dapat didapatkan di luar institusi

pendidikan hal ini menggambarkan bahwa pendidikan tidak bisa terpisahkan

dengan kehidupan sehari hari. Sehubungan dengan hal ini UU RI No.20 tahun

2003 Pasal 1.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dikemukakan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pandangan di atas sesuai dengan hal yang harus dicapai guru dalam

proses pembelajaran di sekolah.

Suatu proses pembelajaran yang baik harus memilki wujud

operasionalisasi praktik pendidikan yang baik pula, salah satunya yaitu peran

dari seorang guru yang dapat mempengaruhi respon dari siswanya, hal ini

meliputi kualitas mengajar ataupun kualitas pribadi guru itu sendiri dalam

memberikan pembelajaran kepada siswa. Sebagaimana yang diungkapkan

Juhji (2016) Dalam sebuah karya ilmiah jenis penelitian menyatakan bahwa

1
2

Guru memiliki peran penting dalam usaha penerapan program pendidikan di

sekolah dan mempunyai tanggung jawab bagi setiap guru dalam mencapai

tujuan pendidikan secara optimal.

Disadari atau tidaknya guru memang harus dituntut untuk aktif

berperan dan merangkul semua siswa dalam memperoleh pembelajaran yang

diberikan agar mampu dipahami dengan baik oleh siswa. untuk mencapai hal

tersebut tentu tidaklah mudah bagi seorang guru, dibutuhkan niat tanggung

jawab dalam memberikan pembelajaran kepada siswa dengan tulus, mampu

memahami apa dan bagaimana pelajaran yang diinginkan dan mudah

dipahami oleh siswa. Sopian A (2016) dalam sebuah karya ilmiah jenis

penelitian mengenai tugas/peran guru dalam bidang kemanusiaan menjelaskan

bahwa guru di sekolah harus bisa menempatkan dirinya sebagai orang tua

siswa dan bisa menarik simpati siswa karena guru adalah contoh atau model

bagi siswanya.

Ketulusan dalam wujud memberikan perhatian dari seorang guru dan

menampilkan sikap penerimaan dalam mengajarkan siswanya di dalam kelas

juga berlaku dalam kegiatan pemberian layanan bimbingan konseling yang

diberikan oleh guru BK agar proses layanan dapat berjalan dengan optimal.

Adapun kegiatan Bimbingan dan Konseling tersebut yang dilakukan di

sekolah yang mana guru BK dituntut harus berperan dengan baik dalam

kegiatan layanan salah satunya pada kegiatan pemberian layanan konseling

individual. Prayitno (2017:107) Konseling individual adalah jantung hatinya


3

pelayanan konseling secara menyeluruh. Berkaitan dengan pendapat

sebelumnya Prayitno (2013:291) juga menyatakan bahwa niat yang tulus,

keterikutan, sikap positif tentang klien dan seluk beluk serta dimensi

metodologi layanan dari semula sudah tertanam dalam diri konselor.

Pelaksanaan layanan konseling individual di sekolah oleh guru BK

dapat memberikan pengaruh besar terhadap kepribadian dan mental siswa

yang terjadi di dalam atau di luar masalah pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan

layanan konseling individual ini diharapkan mampu dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan siswa agar terciptanya rasa aman dan nyaman bagi siswa

hingga siswa bisa lebih membuka diri mengenai masalah dan melepas

keraguannya terhadap guru BK yang sebelumnya pernah dipersepsikan.

Sikap penerimaan dan perhatian merupakan hal yang penting

ditampilkan oleh guru BK dalam layanan konseling individual, hal ini tidak

lepas dari usaha dan keterampilan yang dimilki guru BK untuk membuat

siswa merasa nyaman dan terbuka serta merasa diperhatikan atau diterima

baik oleh guru BK (Attending).

Serupa dengan pernyataan sebelumnya Mulawarman (2017:34)

menyatakan bahwa keterampilan yang digunakan konselor untuk memusatkan

perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang

kondusif sehingga klien bebas dalam mengekspresikan/mengungkapkan

tentang apa saja yang ada dalam pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya
4

dinamakan dengan teknik attending. Taufik & Karneli Y (2012:63) juga

menambahkan bahwa penggunaan teknik menerima klien secara tepat akan

mempengaruhi hubungan konseling selanjutnya.

Dari pendapat ahli di atas tentang teknik attending dan layanan

konseling individual dapat peneliti simpulkan bahwa teknik attending dalam

layanan konseling individual merupakan keterampilan/teknik yang harus ada

dalam layanan konseling individual agar konseling dapat terlaksana dengan

efektif dan mampu memberikan manfaat bagi siswa yang ikut didalamnya.

Namun tidak semua guru BK bisa menguasai keterampilan dan

mengimplementasikan dengan baik dalam layanan konseling individual yang

harus ditampilkan di depan siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kusmaryani R. E. (2010) dan ditulis dalam jurnalnya yang

berjudul “Penguasaan Keterampilan Konseling Guru Pembimbing di

Yogyakarta” menyatakan bahwa 47% guru pembimbing menggunakan

keterampilan konseling secara optimal dan 53% guru pembimbing belum

dapat memaksimalkan keterampilan konseling dengan optimal. Dari data

penelitian di atas menggambarkan bahwa belum semua guru BK mampu

menguasai keterampilan konseling dengan baik.

Putri. K. V (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Persepsi siswa

tentang penerapan teknik dasar konseling individu dalam konseling oleh guru

pembimbing SMPN sekabupaten kerinci” mengungkapkan bahwa pada teknik


5

dasar konseling atau perilaku attending yang dinilai siswa berada pada

kategori kurang baik dengan besaran persentase 36,69%.

Keterampilan guru BK yang ditampilkan di depan siswa ini dapat

berpengaruh terhadap respon siswa yang menerima layanan, salah satu

keterampilan yang paling pertama yang dapat menimbulkan persepsi siswa

yaitu keterampilan menerima dan memberikan perhatian agar siswa merasa

nyaman berada satu ruangan dengan guru BK (attending).

Fenomena yang ditemukan di lapangan berdasarkan hasil wawancara

peneliti bersama siswa terhadap pelayanan guru BK dalam kegiatan konseling

individual yang telah dilaksanakan, berdasarkan hasil wawancara peneliti

yang dilakukan pada tanggal 05 oktober 2021 di SMP Negeri 11 Kota Jambi

yang pernah terlibat dalam pelaksanaan konseling individual terungkap bahwa

siswa merasa kurang nyaman karena padangan guru BK (kontak mata) yang

menatap siswa terlalu tajam, gerakan tangan guru BK yang selalu dengan

pena membuat siswa tidak nyaman karena takut akan berimbas ke nilai siswa,

ekspresi guru BK yang jarang senyum, nada bicara saat konseling keras, guru

BK menampilkan sikap tidak sabaran seolah tidak mendengarkan curhatan

siswa, posisi duduk (posisi tubuh) guru BK terlalu dekat dengan siswa juga

menjadi persepsi siswa, mereka mengungkapkan bahwa setelah mengikuti

layanan konseling individual siswa merasa tidak tertarik lagi untuk mengikuti

layanan konseling individual yang selanjutnya, karena penerimaan guru BK

yang dipersepsikan siswa pada konseling sebelumnya.


6

Selain itu ada juga siswa yang merasakan manfaat dari

dilaksanakannya layanan konseling individual, beberapa siswa yang telah

mengikuti konseling individual mengungkapkan bahwa guru BK sangat baik

dan mampu memotivasi semangat belajar siswa.

Berdasarkan fenomena dan wawancara dengan siswa, terlihat bahwa

kelancaran, keefektifan dan perhatian serta penerimaan pelayanan oleh guru

BK dalam pelaksanaan konseling individual dipengaruhi oleh persepsi dan

pengalaman siswa yang sudah ikut serta dalam pemberian layanan konseling

individual yang sudah dilaksanakan mengenai pentingnya penerimaan dan

pemahaman guru BK kepada siswa dalam layanan konseling individual di

SMP Negeri 11 Kota Jambi.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul Persepsi Siswa Terhadap Teknik Attending oleh Guru BK dalam

Pelaksanaan Layanan Konseling Individual di SMP Negeri 11 Kota

Jambi.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka

dalam penelitian menetapkan batasan masalah yaitu keterampilan attending

non verbal sebagai berikut:

1. Persepsi siswa terhadap wajah guru BK dalam pelaksanaan layanan

konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.


7

2. Persepsi siswa terhadap posisi tubuh guru BK dalam pelaksanaan layanan

konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

3. Persepsi siswa terhadap keterampilan mendengarkan oleh guru BK dalam

pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

Siswa yang diteliti adalah seluruh siswa kelas VIII yang pernah

mengikuti layanan konseling individual minimal dua pertemuan di SMP

Negeri 11 Kota Jambi.

C. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan batasan masalah di atas dengan demikian

rumusan masalahnya yaitu:

1. Bagaimanakah kualitas persepsi siswa terhadap wajah guru BK dalam

pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

2. Bagaimanakah kualitas persepsi siswa terhadap posisi tubuh guru BK

dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota

Jambi.

3. Bagaimanakah kualitas persepsi siswa terhadap keterampilan

mendengarkan oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling

individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.


8

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas

yaitu :

1. Untuk mengungkapkan persepsi siswa terhadap wajah guru BK dalam

pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

2. Untuk mengungkapkan persepsi siswa terhadap posisi tubuh guru BK

dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota

Jambi.

3. Untuk mengungkapkan persepsi siswa terhadap keterampilan

mendengarkan oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling

individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

E. Manfaat Penelitian

Hal yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi:

1. Siswa

Siswa dapat mengetahui bagaimana pelayanan, perhatian dan

penerimaan guru BK yang seharusnya diberikan dalam melaksanakan

layanan konseling individual yang sesuai dengan ketentuan kode etik

guru BK dalam pemberian layanan agar siswa merasa aman dan

nyaman serta mampu melepas keraguan untuk bercerita kepada guru

BK hingga terentasnya masalah yang dialami siswa.


9

2. Guru BK

Sebagai masukan bagi guru BK di sekolah dalam menjalankan

peranan sebagai guru pembimbing yang profesional dalam setiap

kondisi khususnya pada layanan konseling individual selanjutnya.

3. Mahasiswa

Sebagai bentuk persembahan dan sumber referensi

pengetahuan dan penelitian selanjutnya khususnya mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Jambi untuk digunakan sebagaimana mestinya.

F. Anggapan Dasar/Asumsi

Menurut Sutja, dkk (2017:47) anggapan dasar atau asumsi adalah

merupakan prinsip, kepercayaan, sikap, atau predisposisi yang digunakan oleh

peneliti untuk membangun hipotesis atau pertanyaan penelitian. Anggapan

dasar atau asusmsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Semua siswa yang sudah mengikuti layanan konseling individual memiliki

persepsi yang berbeda terhadap pelayanan yang diberikan guru BK dalam

konseling individual meliputi perhatian atau pemahaman (wajah guru BK,

posisi tubuh dan keterampilan mendengarkan) attending.

2. Kualitas pelayanan guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling

individual akan berpengaruh jika dipengaruhi oleh persepsi siswa

terhadap pelayanan guru BK di sekolah.


10

G. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang diajukan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada kualitas mana persepsi siswa terhadap wajah guru BK dalam

pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

2. Pada kualitas mana persepsi siswa terhadap posisi tubuh guru BK dalam

pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

3. Pada kualitas mana persepsi siswa terhadap keterampilan mendengarkan

oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP

Negeri 11 Kota Jambi.

H. Defenisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam pemakaian kata

yang terkandung dalam judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa

istilah sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan persepsi dalam penelitian ini yaitu anggapan

yang diproses dan terjadi dalam diri individu yang diperoleh melalui

pancaindra untuk mengetahui suatu objek atau peristiwa yang diawali dengan

diterimanya stimulus untuk pemberian makna.

Yang dimaksud Teknik Attending dalam penelitian ini adalah

keterampilan dasar yang ditampilkan guru BK kepada siswa dalam bentuk

memberikan perhatian dan sikap menerima kehadiran siswa (Wajah, Posisi

Tubuh dan Keterampilan Mendengarkan) yang ditampilkan guru BK dengan

baik di hadapan siswa dalam layanan konseling individual


11

I. Kerangka Konseptual

PERSEPSI

TEKNIK ATTENDING
(Non Verbal)

LAYANAN KONSELING
INDIVIDUAL

Posisi Badan Muka


Mendengarkan
(Willis. S. S (Willis S. S
(Willis S. S 2019:180)
2019:180) 2019:180)

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan batasan masalah dan definisi operasional serta dukungan

dari teori teori mengenai variabel penelitian maka variabel yang diteliti

dalam penelitian ini adalah mengenai kisi kisi persepsi siswa terhadap teknik

attending yang dilaksanakan dalam layanan konseling individual yang

ditampilkan oleh guru BK yang mana indikatornya terdiri dari masalah atau

fenomena yang ditemukan peneliti di lapangan yaitu wajah (muka), posisi

tubuh, keterampilan mendengarkan oleh guru BK yang dipersepsikan siswa

(attending) maka kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan

sebagaimana pada gambar 1.


BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Menurut Kamus Besar Ba hasa Indonesia (KBBI) persepsi adalah

tanggapan, penerimaan langsung dari suatu serapan, atau merupakan

proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. Secara

etimologis persepsi atau dalam bahasa inggis perception berasal dari

bahasa latin perceptio; dari percipare yang artinya menerima atau

mengambil (Rahmat J, 2011:22).

Slameto dalam Yuliati R (2014) mengungkapkan bahwa persepsi

adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam

otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan

hubungan dengan lingkungannya. Hubungan yang dilakukan melalui

panca indra tersebut meliputi indra penglihat, pendengar, peraba, perasa,

pencium.

Prawira P. A (2014) juga mengungkapkan bahwa stimulus atau

respon yang diterima oleh manusia melalui pancaindra dan diberi makna

mengenai peristiwa yang tampak dari indra manusia disebut persepsi.

12
13

Selain itu Sarwono S & Meinarno E (2013:85) berpendapat

Persepsi secara umum merupakan kemampuan untuk membeda bedakan,

mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu yang selanjutnya di

interpretasi. Sedangkan Walgito. B (2010:88) suatu proses yang didahului

oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat indra disebut dengan persepsi.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas mengenai pengertian

persepsi dapat peneliti simpulkan bahwa persepsi adalah anggapan yang

diproses dan terjadi dalam diri individu yang diperoleh melalui

pancaindera untuk mengetahui suatu objek atau peristiwa yang diawali

dengan diterimanya stimulus untuk selanjutnya diberi makna.

2. Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi

Secara umum Walgito. B (2010:101) menyatakan bahwa faktor yang

dapat mempengaruhi persepsi yaitu:

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau

reseptor, stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,

tetapi dapat juga datang dari dalam diri individu yang bersangkutan

yang dapat langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja

sebagai resptor, namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar

diri individu.
14

b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima

stimulus. Selain itu juga harus ada sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf,

yaitu otak sebagai pusat kesadaran, sebagai alat untuk mengadakan

respon yang diperlukan motoris.

c. Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan

objek.

Selain itu Gitosudarmo dalam Tahir A(2014:56) juga membagi

faktor faktor yang mempengaruhi persepsi menjadi 7 hal yaitu:

a. Ukuran : Misalnya seseorang yang terlihat besar badannya akan

lebih menarik perhatian orang lain untuk melihat dibandingan

dengan orang yang bertubuh standar.

b. Intensitas : Misalnya suara yang keras lebih diperhatikan daripada

suara yang lebut, orang yang berpenampilan aneh akan lebih

menarik perhatian orang lain dibandingkan dengan orang yang

berpenampilan biasa saja, serta masih banyak contoh yang lain.

c. Frekuensi : Misalnya iklan yang sering diulang ulang atau sering

muncul ditelevisi akan mudah ditiru oleh orang orang yang

melihatnya.
15

d. Kontras : Misalnya orang yang memakai pakaian modern akan

menjadi pusat perhatian jika dia berada dilingkungan desa yang

mayoritas masyarakatnya berpenampilan sederhana dan masih

bersifat tradisional.

e. Gerakan : Misalnya pada tumpukan tumpukan buku, ada salah

satu buku yang jatuh. Maka buku yang jatuh secara otomatis akan

menarik perhatian individu untuk melihat atau memperhatikan

dibanding dengan buku buku yang tidak jatuh.

f. Perubahan : Misalnya pada lampu yang dapat berganti ganti

warna.

g. Baru : Misalnya, satu tangkai bunga mawar yang memiliki banyak

warna akan lebih menarik perhatian dibandingkan dengan satu

tangkai bunga mawar yang hanya memilki satu warna.

Dari uraian pendapat ahli di atas dapat peneliti simpulkan

bahwa ada banyak persepsi dari lingkungan sekitar mengenai

informasi atau sesuatu yang terjadi disuatu tempat, hal ini tidak jauh

dari faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut yang diawali dengan

objek yang dipersepsi dan diproses oleh alat indra, syaraf dan pusat

susunan syaraf ke otak yang merespon sehingga menarik perhatian

orang orang untuk berpersepsi.


16

B. Teknik attending

1. Pengertian Teknik Attending

Menurut Mulawarman (2017:24) menyatakan keterampilan/teknik

yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada klien agar

klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga klien

bebas mengekspresikan atau mengungkapkan tentang apa yang ada dalam

pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya disebut dengan teknik

attending.

Mahmud A dan Kustiah S (2012:9) attending adalah melayani

secara pribadi dan usaha konselor untuk menempatkan diri sedemikian

rupa sehingga dapat memberikan perhatian terhadap konseli secara penuh.

Suwarjo (2008:6) attending adalah pemberian perhatian kepada

orang lain meliputi mendengarkan dengan menggunakan seluruh tubuh

serta diartikan sebagai komunikasi nonverbal yang menunjukkan bahwa

konselor memberikan perhatian secara penuh terhadap lawan bicara yang

sedang berbicara, Keterampilan attending yang dimaksud meliputi

keterlibatan postur tubuh, gerakan tubuh secara tepat, kontak mata, dan

lingkungan yang nyaman.

Wilis. S. S. (2019:54) Attending adalah suatu teknik sekaligus

perilaku yang ditunjukan oleh guru BK/konselor yang bertujuan untuk

menghampiri siswa agar menjadi akrab dan mau terlibat dalam

pembicaraan.
17

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas terdapat kesamaan

yang menyatakan bahwa attending adalah suatu teknik atau keterampilan

yang digunakan dalam layanan bimbingan konseling yang lebih

menunjukan rasa peduli yaitu dengan memberikan penerimaan dengan

memberikan perhatian dalam pelayanan yang menunjukan bahwa guru

BK serius untuk membantu mengarahkan siswa serta mendengarkan

ungkapan apa yang sebenarnya dialami oleh siswa melalui konseling.

2. Komponen Komponen Teknik Attending

Komponen teknik attending merupakan aspek penting yang harus

diperhatikan agar guru BK mampu menguasai dan mengimplementasikan

dala layanan konseling individual. Hal ini sesuai dengan pandangan

Willis. S. S. (2019:180) mengemukakan di dalam perilaku attending itu

ada tiga komponen yang amat penting yaitu perilaku non verbal, kontak

mata, bahasa lisan yang mampu dikuasai konselor. Artinya teknik

attending memiliki banyak komponen dan harus dikuasai oleh konselor.

Berikut merupakan sikap/teknik melayani attending yang baik yaitu

sebagai berikut:

a. Kontak mata

Kontak mata merupakan cara terpenting karena melalui ini

individu dapat membangun kontak atau hubungan dengan orang lain

dan saling melibatkan diri.


18

b. Anggukan Kepala

Keterampilan guru BK dalam menunjukkan sikap peduli dan

memperhatikan siswa seperti mengganggukan kepala menggambarkan

bahwa guru BK peduli dan mendengarkan siswa.

c. Ekspresi wajah

Tenang, ceria dan senyum harus ditunjukan oleh guru BK, hal

ini mampu membuat siswa merasa lebih nyaman dan leluasa bercerita

jika kita merespon dengan ekspresi wajah yang baik.

d. Posisi tubuh/duduk

Posisi tubuh juga sangat mempengaruhi, salah satunya posisi

duduk dan jarak duduk antara siswa dan guru BK merupakan hal yang

harus diperhatikan karena dapat berpengaruh terhadap respon siswa.

Misalnya posisi duduk yang terlalu dekat dan terlalu jauh akan

membuat siswa atau klien menjadi kurang nyaman dalam

melaksanakan konseling.

e. Tangan

Variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah ubah,

menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan gerakan tangan

untuk menenkankan ucapan.


19

Mulawarman (2017:24) juga menyatakan bahwa ada 4 komponen

yang dalam keterampilan atau teknik attending yaitu:

a. Posisi badan (termasuk gerak isyarat, ekspresi muka, posisi duduk,

gerakan tangan di atas pangkuan, responsif serta badan yang tegak

lurus tanpa kaku).

b. Kontak mata (berlangsung dengan melihat klien pada waktu ia

berbicara dengan konselor atau guru BK serta sebaliknya. Kontak

mata harus dipertahankan dan dipelihara dengan menggunakan

pandangan spontan yang mengekspresikan minat dan keinginan

mendengarkan serta merespon klien/siswa).

c. Nada Bicara (Kualitas suara) klien akan merasa lebih nyaman jika

penerimaan yang dilakukan dengan baik oleh konselor termasuk dari

nada bicara yang lembut mampu menciptakan suasan yang baik

dalam berkomunikasi dalam konseling.

d. Mendengarkan dengan mendengarkan klien dengan tepat

memungkinkan konselor/ guru BK merumuskan tanggapan yang

dapat menangkap dengan tepat perasaan dan pikiran klien/siswa dan

merespon siswa dengan nada suara yang lembut.

Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas mengenai komponen

yang harus ada dalam layanan konseling individual terdapat kesamaan

yang menyatakan bahwa teknik attending yang baik adalah dengan

memperhatikan dan melaksanakan komponen komponen yang ada dari


20

menampilkan ekspresi wajah, posisi tubuh hingga keterampilan

mendengarkan yang menunjukan rasa menerima sebagai salah satu

bentuk konselor perhatian dan peduli kepada klien.

3. Bentuk dan Cara Melakukan Teknik Attending

Lumongga N (2011:163) mengungkapkan bahwa ada 5 komponen

teknik attending dalam konseling dan cara melakukan teknik attending

sebagai berikut:

1. Kepala : melakukan anggukan jika setuju/sependapat dengan klien

2. Ekspresi wajah : tenang, ceria dan senyum

3. Posisi duduk : agak condong kearah klien, jarak duduk klien dan

konselor agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.

4. Tangan : variasi gerakan tangan/ lengan spontan berubah ubah,

menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan gerakan tangan

untu menekankan ucapan.

5. Mendengarkan : aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga

seles ai, diam (menanti saat kesempatan beraksi, perhatian terarah pada

lawan bicara.

Mendukung pernyataan sebelumnya Mulawarman (2017:25)

menambahkan bahwa teknik attending yang baik dapat dilaksanakan

dengan cara:

1. Duduk dengan badan dan kepala tidak membungkuk menghadap

klien.
21

2. Duduk dengan rileks dan nyaman.

3. Tidak gelisah.

4. Melakukan gerakan tanggan seperlunya untuk menekankan

ungkapan.

5. Menampilkan wajah yang ramah.

4. Manfaat dan Tujuan Teknik Attending

Willis. S. S. (2019:176) menyatakan bahwa teknik attending yang

ditampilkan guru BK dalam konseling akan mempengaruhi kepribadian

siswa/klien. Berikut merupakan tujuan dan manfaat dari keberhasilan guru

Bk dalam mencapai tujuan teknik attending yaitu:

a. Meningkatkan harga diri siswa, sebab sikap dalam teknik attending ini

memungkinkan guru BK menghargai siswa. Karena siswa merasa

dihargai ada atau meningkat sehingga tertarik untuk melakukan

konseling.

b. Dengan teknik attending ini dapat menciptakan suasana aman bagi

siswa, karena siswa merasa ada orang yang bisa dipercaya untuk

berbicara dan merasa dilindungi secara emosional.

c. Teknik attending dapat memberikan keyakinan kepada siswa bahwa

guru BK adalah tempat siswa untuk mencurahkan segala isi hati dan

perasaannya.

Keberhasilan seorang guru BK dalam mencapai tujuan dan siswa

mampu merasakan manfaat layanan merupakan hal yang harus diperhatikan.


22

Hal ini sesuai dengan pandangan Willis. S. S (2019:176) attending

bertujuan agar konselor dapat memperlihatkan keterampilan penerimaan

atau perhatian yang baik diberbagai situasi hubungan interpersonal secara

umum khususnya dalam relasi konseling dengan klien. Artinya pemahaman

seorang guru BK terhadap attending harus diperhatikan dengan baik karena

dapat mempengaruhi keberhasilan layanan.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

teknik attending mempunyai tujuan yang sangat bermanfaat bagi siswa dan

juga guru BK. Teknik attending yang baik yang dilakukan oleh guru BK akan

berpengaruh terhadap respon siswa yang menerima layanan, untuk mencapai

tujuan tersebut dibutuhkan keseriusan guru BK dalam menjalankan teknik

attending secara optimal.

C. Layanan Konseling Individual

1. Pengertian Layanan Konseling Individual

Penerapan kemampuan guru BK dalam layanan konseling individual

memegang peran yang diperlukan. Hal ini selaras dengan pandangan

Prayitno (2017:107) Konseling individual merupakan layanan konseling

yang diselenggarakan oleh seorang guru BK terhadap seorang siswa dalam

rangka pengentasan masalah pribadi dalam suasana tatap muka. Artinya

guru BK mempunyai peran penting dalam membantu mengentaskan

masalah siswa dalam layanan konseling individual.


23

Wilis. S. S. (2019:159) mengungkapkan bahwa konseling individual

adalah pertemuan konselor dengan klien secara individual, dimana terjadi

hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya

memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat

mengantisipasi masalah masalah yang dihadapinya.

Selain itu Tolbert dalam (Yusuf. S, 2016: 49) menyatakan bahwa

hubungan tatap muka antar konselor dan klien, dimana konselor sebagai

seorang yang memiliki kompetensi khusus memberikan suatu situasi

belajar kepada klien sebagai seorang yang normal, membantu klien

mengenali dirinya, situasi yang akan dihadapi dihadapi dimasa depan,

sehingga klien dapat menggunakan potensinnya untuk mencapai

kebahagiaan pribadi maupun sosial, dan lebih lanjut dia dapat belajar

tentang bagaimana memcahkan masalah dan memenuhi kebutuhan masa

depan disebut dengan konseling individual.

Berdasarkan teori yang dikemukan oleh beberapa ahli di atas, dapat

peneliti ambil kesimpulan bahwa layanan konseling individual adalah

proses pemberian bantuan layanan kepada siswa secara individu dengan

guru BK yang dilakukan secara langsung (face to face relationship) agar

siswa mampu memahami dan mampu mengembangkan dirinya dengan

baik dan optimal.


24

2. Tujuan Layanan Konseling Individual

Prayitno (2017:108) berpendapat mengenai tujuan layanan

konseling individual adalah terentaskannya masalah yang dialami klien,

dengan demikian fungsi pengentasan sangat dominan dalam layanan ini.

Dengan terentaskannya masalah klien lebih mandiri dan mampu

mengendalikan diri sehingga terbebas dari masalah yang membebani

dirinya dan lebih terbuka dalam berperilaku positif kearah kondisi KES

(Kehidupan Efektif Sehari hari). Selain dari tujuan umum terdapat juga

tujuan khusus yang dikemukakan yaitu:

a. Klien mampu memahami seluk beluk masalah yang dialami secara

mendalam dan komperhensif serta positif dan dinamis. Artinya siswa

mampu mandiri dalam menentukan apa yang akan dilakukan atau

tindakan selanjutnya dan memahami dirinya dengan baik.

b. Pemahaman itu mengarah kepada dikembangkannya persepsi dan

sikap serta kegiatan demi terentaskannya secara spesifik yang masalah

yang dialami klien hal ini merupakan pencapaian guru BK dalam

fungsi layanan konseling.

c. Pengembangan dan pemeliharaan potensi klien dan berbagai unsur

positif yang ada pada diri klien akan dapat tercapai dilatarbelakangi

oleh pemahaman dan pengentasan masalah klien melalui layanan

konseling individu.
25

d. Pengembangan dan pemeliharaan potensi dan unsur unsur positif yang

ada pada diri klien, diperkuat oleh terentaskannya masalah akan

merupakan kekuatan bagi tercegah menjalarnya masalah yang

sekarang sedang dialami itu, serta (diharapkan) tercegah pula masalah

masalah baru yang akan timbul.

e. Apabila masalah yang dialami klien menyangkut dilanggarnya hak hak

klien sehingga klien teraniaya dalam kadar tertentu, layanan ini dapat

menangani sasaran yang bersifat advokasi, Klien mempunyai

kemampuan untuk membela diri sendiri dalam memperjuangkan hak

haknya.

Efektifnya suatu layanan dapat dipengaruhi oleh berhasil atau tidaknya

guru BK dalam mencapai tujuan layanan. Hal ini sesuai dengan pandangan

Willis. S. S(2019:36) tujuan konseling adalah untuk memudahkan

perkembangan individu. Artinya keberhasilan suatu konseling dapat dilihat

dari perkembangan individu atau klien dan usaha guru mencapai tujuan

konseling.

Selain itu Menurut Byrne dalam Yusuf. S (2016:52) tujuan konseling

individual yaitu terbagi menjadi 3 kategori yaitu:

a. Tujuan ultimate, tujuan konseling yang sesuai dengan nilai nilai

kemanusiaan yang universal dan hakikat kehidupan. Hal ini

merupakan tujuan filosofis konseling.


26

b. Tujuan intermediate, tujuan konseling yang berhubungan dengan

tujuan utama individu datang melakukan konseling. Dalam hal ini,

proses konseling harus sesuai dengan tujuan Konseli melakukan

konseling yaitu diantaranya membantu Konseli agar berkembang

menjadi individu yang konstruktif, mencapai kesehatan mental yang

baik serta konseling mampu memahamii dan mengembangkan potendi

dirinya dengan percaya diri.

c. Tujuan immediate, adalah tujuan dari setiap sesi atau peristiwa yang

terjadi dalam proses konseling.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat peneliti ambil

kesimpulan bahwa layanan konseling individual mempunyai tujuan yang

penting yang terbagi menjadi dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus,

tujuan umum dari layanan konseling individual adalah guru BK mampu

membangun hubungan yang baik dengan siswa dengan menjalankan ke 5

fungsi dari terlaksanakannya layanan konseling agar siswa mampu

merasakan manfaat dari konseling individual. Sedangkan tujuan khusus

dari layanan konseling individual adalah siswa mampu menemukan jalan

keluar dari masalahnya yang ditentukan dengan pilihannya sendiri secara

mandiri dan lebih terbuka dengan diri sendiri


27

3. Fungsi Layanan Konseling Individual

Agar proses dan tujuan konseling individual berjalan dengan

efektif serta siswa mampu merasakan manfaat dari layanan konseling

individual tentu terdapat fungsi yang dijalankan didalamnya, fungsi

konseling individual yang dimaksud adalah :

a. Fungsi Pemahaman (Understanding Function)

b. Fungsi Pencegahan (Preventive Function)

c. Fungsi Pengentasan (Curative Function)

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan (Devolopment and

Preservative)

e. Fungsi Advokasi

Tercapainya ke lima fungsi dalam layanan konseling individual

serta didukung dengan implementasi guru BK secara maksimal dapat

mempengaruhi keberhasilan guru BK dalam melaksanakan layanan

karena ke lima fungsi tersebut harus ada dalam layanan konseling

individual agar tercapainya tujuan layanan dan siswa mampu merasakan

manfaat terhadap dirinya sendiri.

4. Komponen Layanan Konseling Individual

Dalam layanan konseling individual terdapat 2 pihak yang

berperan penting dalam konseling yaitu konselor (guru BK) klien (siswa).

Prayitno (2017:110) menyatakan bahwa terdapat 3 komponen penting


28

yang harus ada dalam pelaksanaan konseling individual yaitu sebagai

berikut:

a. Konselor (guru BK)

Konselor adalah seorang ahli dalam bidang konseling yang

memiliki kewenangan dan mandat secara profesional untuk

melaksanakan kegiatan pelaksanaan konseling. Dalam layanan

konseling individu konselor menjadi aktor yang secara aktif

mengembangkan proses konseling melalui dioperasionalkannya,

pendekatan, teknik, dan asas konseling terhadap klien (siswa). Dalam

hal ini peran konselor memang dituntut aktif dalam mendengarkan dan

menampilkan pelayanan yang baik sesuai kode etik konselor atau guru

BK yang seharuskan diterapkan.

b. Klien (siswa)

Klien adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah

atau seorang individu sedang mengalami sesuatu yang ingin

diceritakan dengan seseorang yang klien percaya dan pada saat itulah

peran konselor atau guru BK berjalan dalam kegiatan layanan dengan

cara memberikan pelayanan yang baik agar klien merasa terbuka

dalam menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan dialamioleh

indicidu tersebut.

Klien merupakan seseorang yang unik, klien datang ke ruangan

BK dengan cara yang berbeda beda ada yang datang dengan kemauan
29

sendiri dengan kemauan yang kuat untuk menemui konselor (self

referal) ada yang datang dengan perantara orang lain bahkan ada yang

datang dengan (mungkin terpaksa) karena didorong atau diperintah

oleh pihak lain. Kedatangan klien menemui konselor disertai dengan

kondisi tertentu yang ada pada diri klien itu sendiri. Namun dengan

jenis kedatangan klien yang berbeda beda konselor (guru BK) sama

sama harus memberikan pelayanan yang baik untuk mencapai tujuan

konseling dengan memegang asas kekinian yaitu Klien Tidak Pernah

Salah (KTPS).

c. Materi Layanan

Materi layanan konseling individu secara langsung berorientasi

pada kondisi KES (Kehidupan Efektif Sehari hari) dan atau KES-T

(Kehidupan Efektif Sehari hari–Terganggu) tertentu yang

dikemukakan klien sejak awal interaksi dengan konselor.

Seluruh proses layanan konseling individu membahas materi

layanan yang ditampilkan oleh klien dalam perilakunya yang

bersuasana karakter-cerdas. Nilai nilai luhur pancasila dan nilai nilai

norma umum yang terfokus pada keimanan dan ketakwaan, kejujuran,

kecerdasan, kepedulian dan ketangguhan menjadi fokus pembinaan

dalam rangka pengembangan KES (Kehidupan Efektif Sehari hari)

dan atau penanganan KES-T (Kehidupan Efektif Sehari hari –


30

Terganggu) nya demi peningkatan kemandirian dan kemampuannya

dalam mengendalikan dirinya sendiri.

5. Tahap-Tahap Pelaksanaan Layanan Konseling Individual

Dalam proses konseling seorang guru BK dan siswa yang duduk

berhadapan akan melewati beberapa proses dan tentunya mempunyai

keunggulan masing masing untuk menciptakan konseling yang efektif,

tahap tahap konseling yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Tahap Awal Konseling

Tahap awal berlangsung saat siswa menemui guru BK, hingga

guru BK dan siswa menemukan definisi masalah siswa atas dasar isu,

kepedulian, atau masalah siswa dengan tepat. Peran guru BK dalam

tahap ini dapat berpengaruh besar karena tahap awal mampu

mempengaruhi tahap berikutnya. Proses konseling pada tahap awal

adalah sebagai berikut:

1). Membangun hubungan konseling yang melibatkan siswa.

2). Memperjelas dan mendefinisikan masalah.

3). Membuat penafsiran dan penjajakan.

4). Menegosiasi kontrak.

b. Tahap Pertengahan (tahap kerja)

Pada tahap ini merupakan tahap penting dalam menelusuri

masalah yang dialami siswa yaitu tahap inti seorang guru BK

menemukan apa yang sebenar benarnya terjadi pada diri siswa dan
31

semuanya diungkapkan pada tahap inti atau biasa disebut dengan tahap

inti.

Tahap ini merupakan tahap penting dalam pelaksanaan

konseling individu karena pada tahap ini guru BK membebaskan siswa

untuk mengungkapkan apa yang siswa rasakan dengan bebas dan

terbuka. Tujuan dari tahap inti ini adalah:

1). Menjelajahi dan mengekploitasi masalah, isu, dan kepedulian lebih

jauh, dalam menjelajahi masalah siswa guru BK berusaha agar

siswa mempunyai sperfektif dan alternatif baru terhadap

masalahnya.

2). Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara.

3). Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.

c. Tahap Akhir Konseling Individual (tahap tindakan)

1). Menurunnya kecemasan siswa

2). Adanya perubahan siswa kearah yang positif, sehat, dan dinamik.

3). Adanya renacana hidup yang akan mendatang dengan program yang

jelas.

4). Terjadinya perubahan sikap yang positif yaitu mulai dari

mengintropeksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan

dunia luar seperti orang tua, guru, teman, keadaan tidak

menguntungkan dan sebagainya. Dalam hal ini siswa sudah berpikir

realistik dan percaya diri.


32

Tahap akhir konseling bertujuan untuk:

a) Memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang memadai .

b) Terjadinya transfer of learning pada siswa.

c) Melaksanakan perubahan perilaku.

d) Mengakhiri keberhasilan konseling.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan

metode deskriptif yaitu penelitian yang betujuan mendeskrpsikan data secara

sis tematis dan faktual sesuai dengan data data yang diperoleh yang

menggambarkan keadaan subjek saat itu, serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki bersangkutan dengan judul penelitian.

Sutja, dkk (2017:63) menyatakan bahwa penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan subjek saat itu, atau

menggambarkan lapangan sebagaimana adanya.

Sugiyono (2018:86) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah

suatu metode yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel lain.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Anggota populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi VIII yang

pernah mengikuti kegiatan layanan konseling individual yang mana

didapatkan dari guru BK sebagai penyelenggara layanan konseling

individual di sekolah yang dilihat dari buku kunjungan ruangan BK, daftar

33
34

nama siswa siswi yang pernah mengikuti layanan konseling individual

dan didukung dengan RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan) yang dimiliki

oleh guru BK, berikut merupakan tabel populasi.

NO KELAS JUMLAH

1. VII A 16 Siswa

2. VII C 16 Siswa

3. VII K 17 Siswa

4. VIII A 17 Siswa

5. VIII B 16 Siswa

6. VIII D 15 Siswa

7 VIII G 15 Siswa

JUMLAH 112 Siswa

Tabel 1 Populasi SMP Negeri 11 Kota Jambi


Tabel di atas merupakan daftar kelas yang menjadi

populasi penelitian yaitu kelas dari siswa yang pernah mengikuti layanan

konseling individual.

2. Sampel

Sugiyono (2011:81) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian

jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Berdasarkan data

yang dapat mewakili populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

secara keseluruhan (representif). Adapun sampel yang ditetapkan dalam


35

penelitian yang berjumlah 29 orang siswa yang sudah pernah mengikuti

layanan konseling individual minimal dua pertemuan konseling yang

berdasarkan dengan jumlah populasi yang diambil dengan teknik

purposive sampling.

Sutja dkk (2017:71) menyatakan bahwa teknik purposive sampling

yang dimaksud adalah menetapkan sampel berdasarkan berdasarkan

tujuan tertentu atau ditetapkan karena terdekat dan mengetahui informasi

atau permasalahan yang diteliti. Berikut merupakan tabel sampel

penelitian :

NO KELAS JUMLAH

1. VII A 3 Siswa

2. VII C 6 Siswa

3. VII K 5 Siswa

4. VIII A 3 Siswa

5. VIII B 5 Siswa

6. VIII D 4 Siswa

7. VIII G 3 Siswa

JUMLAH 29 Siswa

Table 2 Sampel Penelitian


36

C. Jenis Data

Sesuai dengan judul penelitian, maka jenis data yang dibutuhkan untuk

penelitian ini adalah data primer yaitu data yang ditarik langsung dari

responden berupa angket tentang persepsi siswa terhadap penerapan teknik

attending dalam layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

D. Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah daftar isian berupa angket. Sebelum angket disebarkan kepada

responden terlebih dahulu ditentukan sampel penelitian. setelah diperoleh

sampel penelitian, maka angket diberikan kepada siswa agar diisi sesuai

dengan petujunjuk angket.

2. Pembakuan Instrumen

Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah daftar isian berupa angket. Jenis penelitian yang

digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden hanya diberikan

kesempatan untuk memilih jawaban yang disediakan. Penyusunan angket

berdasarkan pada penjabaran variabel penelitian yang menjadi indikator.

Setelah instrumen disusun dilakukan penimbangan (judgement)

untuk menentukan kelayakan untuk penelitian ini serta untuk

memperbaiki isi dan kalimat yang digunakan.


37

Adapun pengembangan kisi kisi angket penelitian untuk dilakukan

uji validitas dan reabilitas untuk selanjutnya di Judgement yaitu

sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 3 Kisi Kisi Angket Penelitian

NO JUMLAH
VARIABEL INDIKATOR DESKRIPTOR
ITEM ITEM
1) Wajah/Muka 1. Keterampilan ekspresi 1,2,3,7 4 Item
(Willis S. S 2019:180) wajah.

2. Keterampilan 4,5,6, 3 Item


melakukan kontak
mata.
3. Keterampilan 9,10 2 Item
melakukan anggukan
kepala untuk
mendukung ucapan.
Teknik 2) Posisi Tubuh 1. Keterampilan dalam 11,12 6 Item
Attending (Willis S. S 2019:180) mengatur posisi 13,14,1
oleh Guru duduk. 5,
BK dalam 16
layanan 2. Keterampilan 18 1 Item
konseling mengatur variasi
individual tangan/lengan.
(Non 3. Keterampilan 19 1 Item
Verbal) mengatur jarak duduk.
3) Mendengarkan 1. Keterampilan dalam 8,20 2 Item
(Willis S.S 2019:180) merespon.
2. Kesabaran 17 1 Item

3. Diam 23 1 Item
4. Perhatian 21,22 2 Item
JUMLAH TOTAL ITEM 23 Item
38

E. Teknik Analisa Data

Sesuai dengan bentuk penelitian yaitu penelitian deskriptif yang

mengungkap atau menggambarkan data apa adanya, maka untuk menganalisa

data digunakan teknik persentase. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan rumus persentase (%)

Keterangan :

P = Persentase yang dihitung

F = Frekuensi yang diperoleh

N = Jumlah keseluruhan responden/data

Untuk penafsiran hasil penelitian ini berdasarkan sutja, dkk

(2017:100) sebagaimana diungkapkan pada tabel 4 berikut :

No Persentase Aspek penilaian


1. 89-100 Sangat Baik
2. 60-88 Baik
3. 41-59 Sedang
4. 12-40 Kurang Baik
5. <12 Tidak Baik
Tabel 4 Penafsiran Hasil Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berkaitan dengan

pelaksanaan konseling individual oleh guru BK yang diikuti oleh siswa di

SMP Negeri 11 Kota Jambi yang telah dilakukan, penghipunan data oleh

peneliti dan penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Februari s.d 07 Februari

2022 dan penyebaran angket pada tanggal 03 Februari dan 04 Februari 2022.

Angket disebarkan sesuai dengan sampel penelitian yaitu siswa kelas

VII dan VIII, proses jalannya penelitian peneliti mengumpulkan siswa yang

menjadi sampel dalam satu kelas untuk selanjutnya diberi angket dan

diarahkan berdasarkan petunjuk pengisian angket, setelah angket diisi sesuai

dengan persepsi siswa terhadap keterampilan guru BK dalam menerima dan

memberikan perhatian kepada siswa atau Attending, angket kemudian

dikumpulkan dan akan dilakukan pengolahan data yang diperoleh dari

pengisian angket.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada 29

siswa yang telah mengikuti layanan konseling individual dengan guru BK

sebelumnya atau disebut dengan responden dan juga telah menjawab 23 item

pertanyaan yang terdapat pada angket, setelah dilakukan pengolahan data

dengan menggunakan prosedur dan teknik analisa data penelitian yang telah

39
40

ditetapkan sebagaimana yang terlampir pada bab III, maka dapat diperoleh

gambaran tetang hasil penelitian sebagai berikut:

Tabel 5 Deskripsi data persepsi siswa terhadap teknik attending oleh


guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di
SMP Negeri 11 Kota Jambi

No Jawaban JUMLAH
Item Ya Tidak
1. 14 15 29
2. 19 10 29
3. 22 7 29
4. 22 7 29
5. 17 12 29
6. 13 16 29
7. 18 11 29
8. 24 5 29
9. 21 8 29
10. 24 5 29
11. 13 16 29
12. 14 15 29
13. 11 18 29
14. 15 14 29
15. 18 11 29
16. 11 18 29
17. 26 3 29
18. 16 13 29
19. 21 8 29
20. 28 1 29
21. 20 9 29
22. 22 7 29
23. 23 6 29
Rata rata % 432 235 667
41

B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan data yan diperoleh dari hasil penyebaran

angket kepada 29 siswa, selanjutnya angket diolah dengan menggunakan

teknik persentase, maka diperoleh hasil penelitian sebagaimana yang telah

disajikan pada tabel 5 berikut ini :

Tabel 6 Deskripsi hasil penelitian persepsi siswa terhadap teknik


attending oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling
individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.
Jawaban Responden Jumlah
No Item Ya Tidak
F % F % F %
1. 14 48,3 15 51,7 29 100
2. 19 65,5 10 34,5 29 100
3. 22 75,9 7 24,1 29 100
4. 22 75,9 7 24,1 29 100
5. 17 58,6 12 41,4 29 100
6. 13 44,8 16 55,2 29 100
7. 18 62 11 38 29 100
8. 24 82,8 5 17,2 29 100
9. 21 72,4 8 27,6 29 100
10. 24 82,8 5 17,2 29 100
11. 13 44,8 16 55,2 29 100
12. 14 48,3 15 51,7 29 100
13. 11 38 18 62 29 100
14. 15 51,7 14 48,3 29 100
15. 18 62 11 38 29 100
16. 11 38 18 62 29 100
17. 26 89,7 3 10,3 29 100
18. 16 55,2 13 44,8 29 100
19. 21 72,4 8 27,6 29 100
20. 28 96,6 1 3,4 29 100
21. 20 69 9 31 29 100
22. 22 75,9 7 24,1 29 100
23. 23 79,3 6 20,7 29 100

Rata rata % 432 64,8 235 35,2 667 2300


42

Berdasarkan tabel 5 hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa

angka persentase rata rata keseluruhan dari variabel penelitian persepsi siswa

terhadap teknik attending oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling

individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi berada pada angka persentase 64,8

%. Dari angka persentase tersebut membuktikan bahwa keterampilan guru BK

dalam menerima dan memberikan perhatian kepada siswa dalam layanan

konseling individual (Attending) yang dilakukan di SMP Negeri 11 Kota

Jambi yang selaras dengan pendapat Sutja , dkk (2017:99) dapat

dikategorikan berada pada kualitas “Baik”. Dengan hal ini grafik dari hasil

pengolahan angket yang menjadi hasil penelitian dan dapat digambarkan

sebagaimana pada gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2 Grafik hasil penelitian persepsi siswa terhadap teknik attending


oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual
di SMP Negeri 11 Kota Jambi

Hasil Penelitian
70
60
50
40
30 Hasil Penelitian
20
10
0
Sangat Baik Sedang Kurang Tidak
Baik Baik Baik
43

1. Persepsi Siswa Tehadap Teknik Attending ( Wajah/ Muka ) Oleh Guru


BK dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Individual di SMP Negeri 11
Kota Jambi.

Berdasarkan hasil pengolahan data yan diperoleh dari hasil penyebaran

angket kepada 29 siswa, selanjutnya angket diolah dengan menggunakan

teknik persentase, maka diperoleh hasil penelitian dari persepsi siswa tehadap

teknik attending (wajah/ muka) oleh guru bk dalam pelaksanaan layanan

konseling individual sebagaimana yang telah disajikan pada tabel 6 berikut

ini:

Tabel 7 Deskripsi hasil penelitian persepsi siswa tehadap teknik attending


(wajah/ muka) oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan
konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

Jawaban Responden Jumlah


No Item Ya Tidak
f % f % f %
1. 14 48,3 15 51,7 29 100
2. 19 65,5 10 34,5 29 100
3. 22 75,9 7 24,1 29 100
4. 22 75,9 7 24,1 29 100
5. 17 58,6 12 41,4 29 100
6. 13 44,8 16 55,2 29 100
7. 18 62 11 38 29 100
9. 21 72,4 8 27,6 29 100
10. 24 82,8 5 17,2 29 100

Rata rata % 170 65,1 91 34,9 261 900

Dari paparan tabel 6 terlihat bahwa rata rata persentase frekuensi

jawaban responden dari 9 item pertanyaan tentang anggapan atau penilaian

siswa terhadap keterampilan menerima/memberikan perhatian (attending)

yang dilakukan oleh guru BK dalam layanan konseling individual berada pada
44

persentase 65,1 % yang menurut tafsiran Sutja, dkk (2017:99) dengan

besaran angka persentase tersebut dapat dikategorikan “ Baik”.

2. Persepsi siswa tehadap teknik Attending ( posisi tubuh ) oleh guru BK


dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota
Jambi.
Berdasarkan hasil pengolahan data yan diperoleh dari hasil penyebaran

angket kepada 29 siswa, selanjutnya angket diolah dengan menggunakan

teknik persentase, maka diperoleh hasil penelitian dari persepsi siswa tehadap

teknik attending (Posisi Tubuh) oleh guru bk dalam pelaksanaan layanan

konseling individual sebagaimana yang telah disajikan pada tabel 7 berikut

ini:

Tabel 8 Deskripsi hasil penelitian persepsi siswa tehadap teknik attending


(Posisi Tubuh) oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan
konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

Jawaban Responden Jumlah


No Item Ya Tidak
f % f % F %
D 11. 13 44,8 16 55,2 29 100
12. 14 48,3 15 51,7 29 100
13. 11 38 18 62 29 100
14. 15 51,7 14 48,3 29 100
15. 18 62 11 38 29 100
16. 11 38 18 62 29 100
18. 16 55,2 13 44,8 29 100
19. 21 72,4 8 27,6 29 100

Rata rata % 119 51,3 113 48,7 232 800


D

Dari paparan tabel 7 terlihat bahwa rata rata persentase frekuensi


45

jawaban responden dari 8 item pertanyaan tentang anggapan atau penilaian

siswa terhadap teknik attending (posisi tubuh) yang dilakukan oleh guru BK

dalam layanan konseling individual berada pada persentase 51,3 % yang

menurut tafsiran Sutja, dkk (2017:99) dengan besaran angka persentase

tersebut dapat dikategorikan “ Sedang”.

3. Persepsi Siswa Tehadap Teknik Attending ( Mendengarkan) Oleh Guru


BK dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Individual di SMP Negeri 11
Kota Jambi.

Berdasarkan hasil pengolahan data yan diperoleh dari hasil penyebaran

angket kepada 29 siswa, selanjutnya angket diolah dengan menggunakan

teknik persentase, maka diperoleh hasil penelitian dari persepsi siswa tehadap

teknik attending (Mendengarkan) oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan

konseling individual sebagaimana yang telah disajikan pada tabel 6 berikut

ini:

Table 9 Deskripsi hasil penelitian persepsi siswa tehadap teknik attending


(Mendengarkan) oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan
konseling individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi.

Jawaban Responden Jumlah


No Item Ya Tidak
F % F % F %
8. 24 82,8 5 17,2 29 100
17. 26 89,7 3 10,3 29 100
20. 28 96,6 1 3,4 29 100
21. 20 69 9 31 29 100
22. 22 75,9 7 24,1 29 100
23. 23 79,3 6 20,7 29 100

Rata rata % 143 82,2 31 17,8 174 600


46

Dari paparan tabel 8 terlihat bahwa rata rata persentase frekuensi

jawaban responden dari 6 item pertanyaan tentang anggapan atau oleh guru

BK dalam layanan konseling individual berada pada persentase 82,2% yang

menurut tafsiran Sutja, dkk (2017:99) dengan besaran angka persentase

tersebut dapat dikategorikan “ Baik”.

Tabel 10 Rekapitulasi hasil penelitian berdasarkan indikator penelitian


persepsi siswa tehadap teknik attending oleh guru BK dalam
pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11
Kota Jambi.

Jawaban Responden
No Indikator Ya Tidak
F % F %
1. Wajah/Muka 170 65,1 91 34,9
2. Posisi Tubuh 119 51,3 113 48,7
3. Mendengarkan 143 82,2 31 17,8
Rata rata % 432 64,8 235 35,2

Gambar 3 Grafik hasil penelitian persepsi siswa terhadap teknik attending oleh
guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual
di SMP Negeri 11 Kota Jambi

100
80
60 % Ya

40 % Tidak

20
0
Wajah/Muka Posisi Tubuh Mendengarkan
47

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil

penyebaran angket kepada 29 siswa yang menjadi sasaran sampel selanjutnya

data diolah dengan menggunakan teknik persentase, maka diperoleh hasil

penelitian yang telah tertera pada tabel 9 yang dapat diartikan bahwa rata rata

persentase jawaban dari 29 siswa yang menjadi responden menunjukan 64,8%

angka persentase tersebut dapat dikategorikan berdasarkan tabel kriteria

penilaian, jika hasil dari pengolahan data berada pada posisi 60- 88 % maka

dapat dikategorikan “baik”. Jadi kualitas persepsi siswa terhadap keterampilan

menerima dan memberikan perhatian (Attending) oleh guru BK dalam

pelaksanaan layanan konseling individual berada pada kualitas “Baik”.

Setelah diperoleh hasil rekapitulasi untuk mengetahui hasil persentase

keseluruhan mengenai variabel penelitian, terdapat bagian bagian penting

indikator yang perlu dideskripsikan, Berikut merupakan penafsiran hasil

pengolahan instrumen penelitian (angket) setiap indikator penelitian.

1. Persepsi Siswa Tehadap Teknik Attending ( Wajah/ Muka ) Oleh


Guru BK dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Individual di SMP
Negeri 11 Kota Jambi.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil 65,1% angka

persentase tersebut dapat dikategorikan berdasarkan tabel kriteria

penilaian berada pada posisi 60- 88 % maka dapat dikategorikan “Baik”.

Willis. S. S (2019:160) mengungkapkan bahwa Ekspresi wajah/muka

yang tenang, ceria, senyum dapat memberikan energi positif kepada siswa
48

yang ikut dalam pelaksanaan konseling individual agar siswa merasa

aman dan nyaman saat berkomunikasi dengan guru BK. Chrkruff dalam

Lumungga, N (2011) menambahkan bahwa ekspresi wajah yang tenang,

ceria dan senyum dapat meningkatkan harga diri siswa dan

mempermudah siswa untuk mengekspresikan perasaan dengan bebas.

2. Persepsi Siswa Tehadap Teknik Attending ( Posisi Tubuh ) Oleh


Guru BK dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Individual di SMP
Negeri 11 Kota Jambi
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 51,3% angka persentase

tersebut dapat dikategorikan berdasarkan tabel kriteria penilaian, jika

hasil dari pengolahan data berada pada posisi 41 - 59 % maka aspek

penelitian dapat dikategorikan “Sedang”. Berkaitan dengan posisi tubuh

guru BK Willis. S. S (2019:160) menyatakan bahwa posisi tubuh yang

tepat saat konseling adalah tubuh agak condong kearah siswa, guru BK

dan siswa duduk dengan jarak yang nyaman tidak terlalu dekat dan tidak

terlalu jauh, duduk akrab berhadapan atau berdampingan. Attending yang

baik dapat meningkatkan harga diri siswa, menciptakan suasana aman dan

nyaman sehingga siswa tidak canggung dan tenang saat konseling.

3. Persepsi Siswa Tehadap Teknik Attending ( Mendengarkan) Oleh


Guru BK dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Individual di SMP
Negeri 11 Kota Jambi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 82,2% angka persentase

tersebut dapat dikategorikan berdasarkan tabel kriteria penilaian, jika


49

hasil dari pengolahan data berada pada posisi 60 - 88 % maka aspek

penelitian dapat dikategorikan “Baik”. hal ini selaras dengan pendapat

Mulawarman (2017:26) bahwa keterampilan mendengarkan (attending)

yang baik adalah keterampilan yang mampu memelihara perhatian penuh

dengan terpusat pada siswa, mendengarkan segela sesuatu yang dikatakan

oleh siswa serta mendengarkan keseluruhan pribadi klien termasuk kata

kata, perasaan dan perilakunya. Willis. S. S (2019:160) juga

menambahkan bahwa guru BK yang aktif penuh perhatian, sabar

menunggu ucapan klien hingga selesai, diam (memberikan kesempatan

siswa untuk bereaksi),beberapa hal yang telah disebutkan merupakan

deskriptor dari indikator Mendengarkan. Attending merupakan hal yang

haris diperhatikan oleh guru BK, guru BK juga harus Profesional dalam

memberikan layanan kepada siswa dalam berbagai kondisi, untuk

menghindari persepsi negatif dari siswa mengenai guru BK.


50

HAMBATAN DAN KENDALA PENELITIAN

Pelaksanaan dan penyelesaian dalam skripsi ini tidak luput dari berbagai

hambatan yang penulis hadapi, agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai hasil

penelitian maka perlu dijelaskan beberapa kendala atau hambatan yang terjadi

dalam penelitian ini yaitu mencakup:

1. Waktu Pra penelitian dilaksanakan pada 05 Oktober 2021 sebelum pengajuan

judul skripsi dikarenakan berbagai kendala sehingga jarak antara pra

penelitian dan waktu penelitian adalah lebih kurang 5 bulan sampai dengan

tanggal acc ujian skripsi yaitu pada tanggal 08 Februari 2022.

2. Siswa yang menjadi sampel peneliti adalah siswa yang sudah pernah

mengikuti konseling inidvidual pada bulan agustus dan september, sehingga

pada saat penelitian terdapat beberapa faktor yang juga dapat mempengaruhi

hasil penelitian yaitu jarak antara konseling individu dan penyebaran angket

menguras waktu sedikit lama hal ini menjadi faktor siswa belum mampu

mengingat dengan sempurna yang terjadi pada saat konseling individual

sehingga memperoleh hasil penelitian yang dilampirkan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil

penyebaran angket kepada 29 siswa kelas VII dan VIII yang merupakan

sampel penelitian tentang Persepsi siswa terhadap teknik attending oleh guru

BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota

Jambi diperoleh persentase yaitu 64,8 % hal ini menggambarkan kualitas

pelayanan konseling individual yang dilakukan guru BK kepada siswa berada

pada kategori “Baik”. Sedangkan hasil penelitian dan angka persentase untuk

setiap indikator penelitian menduduki posisi kualitas yang berbeda beda,

berikut merupakan gambaran singkat mengenai hasil penelitian berdasarkan

indikator penelitian:

1. Persepsi siswa terhadap teknik attending (wajah/muka) oleh guru BK

dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota

Jambi berada pada persentase 65,1 % hal ini menunjukan bahwa secara

keseluruhan keterampilan guru BK dalam mengekspresikan wajah,

melakukan kontak mata dan didukung dengan keterampilan melakukan

anggukan kepala untuk mendukung ungkapan dapat dikategorikan

“Baik”. Hal ini berarti bahwa keterampilan guru BK dalam menampilkan

ekspresi wajah/muka sudah dilakukan dengan baik. Namun masih

51
52

terdapat siswa yang mempunyai anggapan yang berbeda dari siswa

lainnya. Hal tersebut dapat terjadi karena disebabkan keterpaksaan atau

faktor lainnya yang membuat mereka kurang nyaman dalam mengikuti

layanan konseling individual.

2. Persepsi siswa terhadap teknik attending (Posisi Tubuh) oleh guru BK

dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota

Jambi berada pada persentase 51,3 % hal ini menunjukan bahwa secara

keseluruhan keterampilan guru BK dalam mengatur posisi duduk,

keterampilan melakukan variasi gerakan tangan/ lengan dan

keterampilan dalam mengatur jarak duduk antara guru BK dan siswa

berada pada kategori “Sedang”. Hal ini menggambarkan bahwa hasil

yang diperoleh hampir seimbang, dari hasil tersebut dapat di deskripsikan

bahwa keterampilan guru BK dalam menampatkan posisi tubuh sudah

cukup baik.

3. Persepsi siswa terhadap teknik attending (Mendengarkan) oleh guru BK

dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 11 Kota

Jambi berada pada persentase 82,2 % hal ini menunjukan bahwa secara

keseluruhan keterampilan guru BK dalam merespon siswa, kesabaran

guru BK dalam mendengarkan siswa, sikap diam untuk memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan apa yang sedang

dialami serta didukung dengan perhatian guru BK dalam mendengarkan

ungkapan siswa berada kategorikan “Baik”. hal ini berarti bahwa


53

keterampilan guru BK dalam mendengarkan siswa sudah dilaksanakan

dengan baik. Meskipun pada indikator ini memperoleh angka persentase

yang cukup tinggi, masih terdapat siswa yang beranggapan berbeda

bahwa attending yang ditampilkan guru BK belum maksimal. Hal

tersebut dapat terjadi karena disebabkan karena keterpaksaan atau faktor

lainnya yang dapat mempengaruhi persepsi siswa tersebut .

B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka terdapat bebrapa pandangan

yang sekiranya dapat dijadikan sebagai saran yaitu:

1. Untuk meningkatkan serta menciptakan persepsi siswa terhadap layanan

konseling individual yang lebih baik lagi. Guru BK diharapkan mampu

untuk meningkatkan lagi keterampilan guru BK khususnya dengan

menampilkan ekspresi wajah tenang dan peduli sehingga mampu

memberikan energi yang positif dalam setiap layanan, agar tujuan

layanan dapat tercapai sesuai dengan harapan siswa.

2. Untuk meningkatkan serta menciptakan persepsi siswa terhadap layanan

konseling individual yang lebih baik lagi. Guru BK diharapkan mampu

untuk meningkatkan lagi keterampilan guru BK khususnya dengan

menampilkan sikap tubuh yang baik dan mampu membuat siswa merasa

nyaman saat konseling dilaksanakan.

3. Untuk meningkatkan serta menciptakan persepsi siswa terhadap layanan

konseling individual yang lebih baik lagi. Guru BK diharapkan mampu


54

untuk meningkatkan lagi keterampilan guru BK khususnya pada

keterampilan guru BK sebagai pendengar yang baik bagi siswa siswinya,

agar untuk melanjutkan konseling pada tahap selanjutnya siswa merasa

percaya dan terpancing datang ke ruangan BK.

C. Implikasi Hasil Penelitian bagi Bimbingan Konseling


Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan gambaran mengenai

pelaksanaan konseling individual yang telah dilaksanakan, sehingga mampu

menjadi acuan agar konseling selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik.

Selain itu peneliti juga berharap guru BK mampu menerapkan keterampilan

menerima setiap siswa yang datang untuk melakukan konseling dengan

profesional. Semakin baik penilaian siswa terhadap guru BK dapat membantu

upaya guru BK dalam meningkatkan kualitas keterampilan layanan bimbingan

dan konseling khususnya pada layanan konseling individual.


55

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, (2003). Undang Undang RI No.20 tahun 2003. Tentang sistem


pendidikan nasional.

Juhji. (2016). Peran Urgen Guru dalam Pendidikan, Jurnal Ilmiah Pendidikan, 10

(1), 1978-8169.

___________Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online) Tersedia di


https://kbbi.web.id/persepsi.html. Diakses 01 November 2021.

Kusmaryani, R. E. (2010). Penguasaan Keterampilan Konseling Guru Pembimbing


di Yogyakarta. Jurnal Kependidikan. 40 (2), 175-188.

Lumungga, N. (2011). Memahami Dasar Dasar Konseling Dalam Teori Dan


Praktik, Jakarta:Kencana Prenada Media Grub.
Mahmud, A., & Kustiah, S. (2012). Mengenal Teknik Teknik Bimbingan Konseling,
Makassar:Universitas Negeri Makassar.
Mulawarman. (2017). Buku Ajar Pengantar Keterampilan Dasar Konseling Bagi
Konselor Pendidikan. Semarang:Universitas Negeri Semarang.

Putri K. V. (2018). Persepsi Siswa Tentang Penerapan Teknik Dasar Konseling


Individu dalam Konseling oleh Guru Pembimbing SMPN Se Kabupaten
Kerinci. Jambi: Universitas Jambi.

Prawira, P. A. (2014). Pengantar Psikologi Umum Dengan Perspektif Baru.


Yogyakarta:Ar Ruzz Media.
Prayitno & Erman, A. (2013). Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta:Rineka Cipta.
Prayitno. (2017). Konseling Profesional Yang Berhasil; Layanan dan Kegiatan
Pendukung. Jakarta:Rajawali Pers.

Rahmat, J. (2011) Psikologi Komunikasi, Bandung,:Remaja Rosdakarya.


Sarwono, S., & Meinarno, E. (2009). Psikologi Sosial , Jakarta:Salemba Humanika.

Sarwono, S. (2013). Pengantar Psikologi Umum. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung:Alfabeta.
56

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Suwarjo. (2008). Modul Pelatihan Praktek Keterampilan Konseling. Yogyakarta:
Universitas Negeri Semarang.

Sopian, A. (2016). Tugas Peran Guru dalam Pendidikan. Jurnal Ilmiah Islamiah.
1(1), 2541-3686.

Sutja dkk. (2017). Penulisan Skripsi Untuk Prodi Bimbingan Konseling.


Yogyakarta:Wahana Resolusi.
Tahir A. (2014). Buku Ajar Perilaku Organisasi. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Taufik & Karneli, Y. (2012). Teknik dan Laboratorium Konseling. Padang:


Universitas Negeri Padang.

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum, Jogjakarta:CV AndiOffset.


Willis, S. S. (2019). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung:Alfabeta.

Yuliati, R. (2014). Persepsi Siswa Terhadap Tanggung Jawab Guru Di SMK Negeri
Kota Bukit Tinggi. Jurnal Administrasi Pendidikan 2(1). 580-831.
Yusuf, S. (2016). Konseling Individual Konsep Dasar dan Pendekatan.
Bandung:Refika Aditama.
57

L
A
M
P
I
R
A
N

Anda mungkin juga menyukai