DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
2. REGULASI
2.1 Definisi Regulasi
Regulasi berasal dari bahasa Inggis, yakni regulation atau peraturan. Dalam kamus
bahasa Indonesia (Reality publisher, 2008), kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang
dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan
ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi publik adalah ketentuan
yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada
organisasi pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, partai politik, yayasan, LSM,
organisasi keagamaan/tempat peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat lainnya.
2. Lampiran II
a) Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
b) PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
c) PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
d) PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
e) PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
f) PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
g) PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
h) PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
i) PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
j) PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
k) PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan
Peristiwa Luar Biasa;
l) PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
Kedua daftar isi hampir serupa karena memang kebijakan yang diambil oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintah saat mengembangkan Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis akrual ini adalah dengan beranjak dari PP 24 tahun 2005 yang kemudian
dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap PP 24 tahun 2005 itu sendiri. Dengan
strategi ini diharapkan pembaca PP 71 tahun 2010 nantinya tidak mengalami kebingungan
atas perubahan-perubahan tersebut karena lebih mudah memahami perubahannya
dibandingkan jika langsung beranjak dari penyesuaian atas International Public Sector of
Accounting Standards (IPSAS) yang diacu oleh KSAP.
3. STADAR AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
3.1 Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik
Standar Akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur
perlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada
para pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktik
khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan standar. Standar akuntansi sangat
diperlukan untuk untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan keuangan. Tidak adanya
standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya
reliabilitas dan objektivitas informasi yang disajikan, inkonsistensi dalam pelaporan
keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan (Mardiasmo, 2009:148-149).
International Federation of Accountants-IFAC (Federasi Akuntan Internasional)
membentuk sebuah komite khusus yang bertugas menyusun sebuah standar akuntansi
bagi organisasi sektor publik yang berlaku secara internasional yang kemudian
disebut International Public Sector Accounting Standards-IPSAS (Standar Internasional
Akuntansi Sektor Publik). Dalam pelaksanaannya, komite tersebut tidak hanya menyusun
standar tetapi juga membuat program yang sistematis yang mendorong aplikasi IPSAS
oleh entitas-entitas publik di seluruh dunia.
IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk basis akrual
(accrual basis), namun juga terdapat suatu bagian IPSAS yang terpisah guna merinci
kebutuhan untuk basis kas (cash basis). Dalam hal ini, IPSAS dapat diadopsi oleh
organisasi sektor publik yang sedang dalam proses perubahan dari cash basis ke accrual
basis. Jika demikian, maka organisasi sektor publik yang telah memutuskan untuk
mengadopsi basis akrual menurut IPSAS, harus mengikuti ketentuan waktu mengenai
masa transisi dari basis kas ke basis akrual yang diatur oleh IPSAS.
Pada akhirnya, cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi
sektor publik termasuk juga lembaga pemerintahan baik pemerintah pusat, pemerintah
regional (provinsi), pemerintah daerah (kabupaten/kota), dan komponen-komponen
kerjanya (dinas-dinas).
Dari proses tersebut dihasilkanlah Exposure Draft Standar Akuntansi Sektor Publik yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Ada enam exposure draft yang dikeluarkan.
a. Penyajian Laporan Keuangan
b. Laporan Arus Kas
c. Koreksi Surplus Defisit, Kesalahan Fundamental, dan Perubahan Kebijakan
Akuntansi
d. Dampak Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Luar Negeri
e. Kos Pinjaman
f. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Entitas Kendalian
3.2 Tujuan Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik
Tujuan penyusunan standar akuntansi keuangan sektor publik adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan pemerintah daerah suatu pedoman akuntansi yang diharapkan dapat
diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan pemerintah daerah yang berlaku saat
ini, terutama dengan pemberlakuan otonomi daerah yang baru.
b. Menyediakan pemerintah daerah suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan
klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuai
dengan siklus kegiatan pemerintah daerah yang mencakup penganggaran,
perbendaharaan, dan pelaporan (Bastian, 2005:130).
3.3 Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik
Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) :
a. Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan akuntansi dan keuangan pemerintah.
b. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian.
c. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan
keuangan.
c. Meningakatkan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar akuntansi
yang sama (Bastian, 2005:131).
Selain itu dalam penyusunannya, SAP juga telah diharmoniskan dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-
Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam menyusun SAP, KSAP menggunakan materi yang
diterbitkan oleh:
a. International Federation of Accountant (IFAC).
b. International Accounting Standards Committee (IASC).
c. International Monetary Fund (IMF).
d. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
e. Financial Accounting Standards Board (GASB).
f. Perundang-undangan dan peraturan pemerintah lainnya yang berlaku di Republik
Indonesia.
g. Organisasi profesional lainnya di berbagai negara yang membidangi pelaporan
keuangan, akuntansi, dan audit pemerintahan.
Pengembangan SAP mengacu pada praktik-praktik terbaik di tingkat international,
dengan tetap mempertimbangkan kondisi di Indonesia, baik peraturan perundangan dan
praktik-praktik akuntansi yang berrlaku maupun kondisi sumber daya manusia. Selain itu,
strategi peningkatan kualitas pelaporan keuangan pemerintahan dilakukan dengan proses
transisi menuju basis akrual. Saat ini, pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat
berbasis kas; sementara aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana dicatat berbasis akrual.
SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan departemen-
departemennya maupun di pmerintah daerah dan dinas-dinasnya. Penerapan SAP
diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintah
pusat dan daerah. Ini berarti informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta
akuntabilitas.
Isi Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari yang tertera dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis
akrual adalah 12 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), sebagai berikut:
a. PSAP 01- Penyajian Laporan Keuangan
b. PSAP 02- Laporan Realisasi Anggaran
c. PSAP 03- Laporan Arus Kas
d. PSAP 04- Catatan atas Laporan Keuangan
e. PSAP 05- Akuntansi Persediaan
f. PSAP 06- Akuntansi Investasi
g. PSAP 07- Akuntansi Aset Tetap
h. PSAP 08- Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
i. PSAP 09- Akuntansi Kewajiban
j. PSAP 10- Akuntansi untuk Koreksi Kesalahan Mendasar, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
k. PSAP 11- Akuntansi Khusus untuk Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi
l. PSAP 12- Laporan Operasional