Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di jaman modern seperti ini, pengukuran masih berperan penting di dalam


pendidikan dan pembangunan, khususnya dalam merencanakan bangunan. Kita sebagai
mahasiswa DIV Teknik Sipil ditekankan untuk bisa melakukan suatu pengukuran yang
baik dan benar, agar dapat mempermudah kita dalam mempraktikannya di dunia kerja.

Pengukuran umumnya bertujuan mendapatkan hasil analisa yang akurat dari suatu
bangunan yang di ukur yang mana dari hasil tersebut seorang pengukur dapat lebih
mudah menyelesaikan proyeknya. Pengukuran mempunyai banyak macam cara dimana
tergantung pada apa yang kita ukur.

Dalam pengukuran ada hal-hal yang perlu kita perhatikan yaitu :


1. Ketelitian dalam mengukur

Maksudnya disini para pengukur harus lebih teliti dan juga sebaiknya dalam
kondisi yang sehat, agar pengukuran yang diperoleh maksimal.
2. Ketelitian dalam menjalankan alat.

Contohnya saja dalam tahap suatu perencanaan jalan raya, jalan kereta api,
perencanaan jalur pipa tidak mungkin bisa lepas dari tahap pengukuran. Jadi disini jelas
bahwa pengukuran sangat penting, tujuannya untuk mendapatkan gambaran relief dari
permukaan tanah, jalan dll. Semakin baik dan akurat hasil pengukuran semakin akurat
pula gambaran relief yang kita dapatkan.
3. Ketelitian Memasukan dan menamai data

Ketelitian Memasukan dan menamai data berfungsi agar nantinya mudah dalam
proses penghitungan, penggambaran,pengolahan data dan mempermudah dalam proses
membaca serta mengurangi tingkat kesalahan.

1
B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari Praktikum Total Stasion Poligon tertutup adalah:


1. Mahasiswa mengoperasikan alat Total station dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengertian dari
poligon tertutup.
3. Mahasiswa mampu untuk mendeskripsikan dan menganalisis cara kerja dan
proses pengukuran poligon tertutup.
4. Mahasiswa mampu untuk mendeskripsikan dan menganalisis hasil data dari
pengukuran poligon tertutup.
5. Mahasiswa mampu untuk memploting data hasil pengukuran poligon tertutup
pada aplikasi Civil 3D

C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengenal alat-alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu Ukur
Tanah ini.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengoperasian alat Total Station.
3. Mahasiswa dapat menentukan titik-titik yang akan dibidik dan dihitung.
4. Mahasiswa dapat mangukur jarak serta sudut dengan alat Total Station.
6. Mahasiswa mampu mengolah data dari pengukuran pemetaan.
7. Mahasiswa mampu menggambar koordinat dari titik-titik yang sudah dibidik
dengan cara memplotingnya pada aplikasi Civil 3D.
8. Setelah didapatkan koordinat titik – titik dan diploting pada Civil 3D, maka
mahasiswa dapat mengetahui apakah letak titik hasil praktikum sesuai dengan
letak titik dilapangan.

D. Aspek Keselamatan Kerja


1. Gunakanlah pakaian praktek serta sepatu.
2. Hindarkan alat dari kemungkinan hilang.
3. Pusatkan perhatian pada pekerjaan.
4. Hindarkan memindahkan Alat saat masih di tripod
5. Pastikan Posisi Tripod Mantap
6. Terapkan sistem kerja secara berkelompok.
7. Memeriksa alat-alat tersebut sebelum dan sesudah pratikum.

2
E. Waktu dan Lokasi Praktikum

1. Waktu Pelaksanaan praktikum

Hari / tanggal : Senin, 31-Januari 2022


Pukul : 10.00 WITA – selesai
Kelompok :03
2. Lokasi Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan praktikum poligon tertutup dengan Total Station di lakukan di gedung


Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Kupang.

Gambar 1.1 lokasi praktikum

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ilmu Ukur tanah

Secara umum ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
pengukuran yang diperlukan untuk menyatakan kedudukan titik di permukaan. Ilmu
ukur tanah merupakan bagian dari ilmu yang dinamakan geodesi. Ilmu geodesi
mempunyai 2 maksud dan tujuan yaitu :

a. Maksud ilmiah yaitu untuk mempelajari bentuk dan besar bulatan bumi.
b. Maksud praktis yaitu ilmu yang mempelajar penggambaran dari sebagian besar atau
sebagian kecil permukaan bumi yang dianamakan peta.

Tujuan dasar dari ilmu ukur tanah mengacu pada tujuan praktis dari ilmu geodesi,
maksud tersebut dicapai dengan mempelajari bagaimana cara melakukan pengukuran
diatas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tak beraturan, karena adanya gunung
dan lembah yang curam. Untuk memudahkan pengukuran permukaan bumi yang tak
beraturan tersebut maka dibuatlah suatu bidang perantara. Bidang perantara tersebut
adalah datar. Meski permukaan bumi itu lengkung tapi kita anggap datar karena
permukaan bumi yang akan diukur itu tidak punya satuan yang lebih panjang dari 50
Km, biasanya yang diukur adalah hutan, jalan raya, jalan kereta api, bendungan, saluran
air, jembatan dan lain sebagainya.

B. Pemetaan (Surveying)

Pemetaan (Surveying) adalah penentuan lokasi titik yang terdapat diatas,pada


maupun dibawah permukaan bumi. Untuk penentuan lokasi diperlukan adanya suatu
kerangka referensi, yang direpresentasikan dengan menggunakan bench mark (alam
maupun buatan manusia). Bench mark ini digunakan sebagai titik awal pengukuran.
Untuk pengukuran poligon ini Bench mark menggunakan arak Utara sebagai titik awal

Pada awalnya pemetaan hanya digunakan untuk menandai batas-batas


kepemilikan tanah. Sekarang hasil pemetaan digunakan untuk memetakan bumi diatas
dan dibawah permukaan laut; menyiapkan peta navigasi udara, darat dan laut;
menetapkan batas-batas pemilikan tanah pribadi dan tanah negara; mengembangkan

4
informasi tata guna tanah dan sumber daya alam yang digunakan untuk pengelolaan
lingkungan; menentukan ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnet bumi. Selain itu
pemetaan juga mempunyai peranan penting dalam bidang rekayasa untuk desain
perencanaan dan pembangunan jalan raya, jalan baja, pembangunan gedung, saluran
irigrasi, jalur pipa gas dll.

Pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, terestris dan ekstraterestris. Pemetaan
terestris merupakan pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan yang
berpangkal di tanah. Sedangkan pemetaan ekstraterestris tidak berpangkal di tanah tapi
dilakukan dengan menggunakan bantuan wahana (pesawat terbang, pesawat ulang-alik
maupun satelit),

Prinsip dasar pemetaan adalah pengukuran sudut dan jarak untuk menentukan
posisi dari suatu titik. Jika dua sudut dan satu sisi dari sebuah segitiga diketahui, maka
semua sudut dan jarak dari segitiga tersebut dapat ditentukan. Dengan demikian untuk
mendapatkan koordinat suatu titik dapat dilakukan dengan cara mengukur sudut dan
jarak dari titik yang sudah diketahui koordinatnya.

C. Pengukuran Poligon Terbuka

Poligon merupakan rangkaian titik-titik yang membentuk segi banyak. Rangkaian


titik tersebut dapat digunakan sebagai kerangka peta. Koordinat titik tersebut dapat
dihitung dengan data masukan yang merupakan hasil dari pengukuran sudut dan jarak.
Posisi titik-titik dilapangan dapat ditentun dengan mengukur jarak dan sudut kearah
titik kontrol. Posisi titik-titik kontrol haruslah mempunyai ketelitian yang tinggi dan
distribusinya dapat menjangkau semua titik.

Berdasarkan bentuk geometrisnya, polygon dapat dibedakan atas polygon terbuka


dan polygon tertutup. Berikut akan dijelaskan tentang poligon tertutup.

Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awal dan titik akhir saling berimpit
atau pada posisi yang sama atau saling bertemu. Pada poligon tertutup ini secara
geometris bentuk rangkaian poligon tertutup bila memiliki dua titik tetap biasa
dinamakan dengan poligon tertutup terikat sempurna.

5
Gambar 2.1 poligon tertutup

Keterangan:

1, 2, 3, ..., n : titik kontrol poligon

D12, D23,..., Dn1 : jarak pengukuran sisi poligon

S1, S2, S3, ..., Sn : sudut

Syarat geometris dari poligon tertutup sebagai berikut.

1. Σδ = ( n – 2 ) . 180º ( untuk sudut dalam )


2. Σδ = ( n + 2 ) . 180º ( untuk sudut luar )
3. Σδ + ƒ(δ) = ( n – 2 ) . 180 ( untuk sudut dalam )
4. Σδ + ƒ(δ) = ( n + 2 ) . 180 ( untuk sudut luar )
5. Σ ( D . sin α ) = ΣΔX = 0
6. Σ ( D . cos α ) = ΣΔY = 0
7. Σ ( D . sin α ) + ƒ(x) = 0
8. Σ ( D . cos α ) + ƒ(y) = 0

Keterangan:

Σδ: Jumlah sudut

Σd Sin α : Jumlah ∆x

Σd Cos α : Jumlah ∆y

ΣΔX : Jumlah selisih absis ( X )

ΣΔY: Jumlah selisih ordinat ( Y )

f(δ) : Kesalahan sudut

f(x) : Kesalahan koordinat X

f(y) : Kesalahan koordinat Y

6
n : Jumlah titik pengukuran

D : Jarak / sisi poligon

α: Azimuth

Langkah awal perhitungan koordinat ( X,Y ) poligon tertutup adalah sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah sudut

ƒδ = Σδ hasil pengukuran - ( n - 2 ).180

Apabila selisih sudut tersebut masuk toleransi, maka perhitungan dapat dilanjutkan
tetapi jika selisih sudut tersebut tidak masuk toleransi maka akan dilakukan cek
lapangan atau pengukuran ulang.

b. Mengitung koreksi pada tiap-tiap sudut ukuran ( kδi )

𝑓𝛿𝑖
𝑘𝛿𝑖 =
𝑛

Jika kesalahan penutup sudut bertanda negatif (-) maka koreksinya positif (+), begitu
juga sebaliknya.

c. Menghitung sudut terkoreksi

𝛿𝑖 = 𝛿1 + 𝑘𝛿1

d. Menghitung azimuth sisi poligon

(α) Misal diketahui azimuth awal (α1-2 )

α2-3 = α1-2 + 180º - δ2 ( untuk sudut dalam )


α2-3 = α1-2 - 180º + δ2 ( untuk sudut luar

7
Dengan catatan, apabila azimuth lebih dari 360º, maka :

α2-3 = ( α1-2 + 180º - δ2 ) - 360º

Apabila azimuth kurang dari 0º, maka :

α2-3 = ( α1-2 + 180º - δ2 ) + 360º

e. Menghitung selisih absis dan selisih ordinat ( ΔX dan ΔY )

ΔX1-2 = d1-2 . sin α1-2

ΔY1-2 = d1-2 . cos α1-2

f. Melakukan koreksi pada tiap-tiap kesalahan absis dan ordinat ( kΔXi dan kΔYi )

kΔXi = ( di / Σd ) . ƒΔX
kΔYi = ( di / Σd ) . ƒΔY

Dalam hal ini ƒΔX = ΣΔX dan ƒΔY = ΣΔY. Jika kesalahan absis dan ordinat
bertanda negatif (-) maka koreksinya positif (+) begitu juga sebaliknya.

g. Menghitung selisih absis ( ΔX ) dan ordinat ( ΔY ) terkoreksi

ΔX1-2 = ΔX1-2 + k ΔX1-2

ΔY1-2 = ΔY1-2 + k ΔY1-2

Koordinat ( X,Y )

Misal diketahui koordinat awal ( X1 , Y1 ) maka :

X2 = X1 + ΔX1-2

Y2 = Y1 + ΔY1-2

8
Jika pada proses perhitungan poligon tertutup koordinat akhir sama dengan
koordinat awal maka perhitungan tersebut dianggap benar, sebaliknya jika koordinat
akhir tidak sama dengan koordinat awal maka perhitungan tersebut dinyatakan salah
karena titik awal dan titik akhir poligon tertutup adalah sama atau kembali ketitik
semula.

Rumus Poligon Tertutup

a. Untuk mengukur koordinat sementara semua titik polygon

Xn = Xn-1 + d Sin αn-1.n Yn = Yn-1 + d Cos αn-1.n

Keterangan:

Xn, Yn: koordinat titik n

Xn-1, Yn-1: koordinat titik n-1

b. Untuk mengukur koordinat terkoreksi dari semua titik polygon

Xn = Xn-1.n + dn Sin αn-1.n + (dn / Σd) x f(x)

Yn = Yn-1.n + d Cos αn-1.n + (dn / Σd) x f(y)

Keterangan:

n : Nomor titik

Xn, Yn: Koordinat terkoreksi titik n

Xn-1.n, Yn-1.n: Koordinat titik ke n-1

dn: Jarak sisi titik n-1 ke n

αn-1.n: Azimuth sisi n-1 ke n

9
c. Untuk mengukur ketelitian polygon

∑𝑑
f(d) = √𝑓(𝑥)2 + 𝑓(𝑦)2 𝐾=
𝑓(𝑑)

Keterangan:

f(d) : Kesalahan jarak

f(x) : Kesalahan linier absis

f(y) : Kesalahan linier ordinat

Σd : Jumlah jarak

K : Ketelitian linier

d. Untuk poligon tertutup yang diukur sudut dalamnya maka :


 Syarat sudut :

 Syarat absis :

 Syarat ordinat :

10
e. Untuk poligon tertutup yang diukur sudut luarnya maka :
 Syarat sudut :

 Syarat absis

 Syarat ordinat

Toleransi Pengukuran
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelesaian poligon:
 Besar sudut tiap titik hasil setelah koreksi

𝑆′ = 𝑆 + 𝑓(𝑠)
𝑛

Di mana:

S’ : Sudut terkoreksi

S : Sudut ukuran
 Azimuth semua sisi poligon dihitung berdasarkan azimuth awal dan semua sudut
titik hasil koreksi (S’):
 Urutan hitungan azimuth sisi poligon searah jarum jam

αn.n+1 = (αn-1.n +180°) – δ ’


αn.n+1 = (αn-1.n + δ’) – 180°

 Urutan hitungan azimuth sisi poligon berlawanan arah jarum jam

αn.n+1 = (αn-1.n + δ’) – 180°


αn.n+1 = (αn-1.n +180°) – δ’

Di mana:

n : Nomor titik

αn.n+1: Azimuth sisi n ke n+1

αn-1.n: Azimuth sisi n-1 ke n


D. Total Station

Total Station adalah alat pengukur sudut yang sudah dilengkapi dengan alat
pengukur jarak yang bekerja dengan sistem elektrolis atau dengan kata lain total station
adalah theodolit yang sudah dilengkapi dengan EDM (electric distance meter).
Sebelumnya alat sudut terpisah dengan alat pengukur jarak, untuk total station kedua
fungsi ini sudah terintegrasi menjadi satu kesatuan. Operasionalisasi total station
prinsipnya sama dengan theodolit pada umumnya, bedanya hanya pada tayangan angka
bacaan lingkaran horizontal dan penggerak halusnya, tidak mempunyai limbus. Karena
bacaan lingkaran secara digital, maka tidak ada bacaan yang diestimasi sebagaimana
pada skala garis. Pada theodolit tipe ini juga dilengkapi tombol pengenolkan, sudut
horizontal dapat diukur kearah kanan maupun kiri, bacaan sudut dapat dilihat pada layer
display monitor, layer ini ada yang dua muka sehingga memudahkan pembacaan,
namun adapula yang hanya satu saja. Bacaan lingkaran vertical bias berupa
helling/sudut vertical adapula sudut zenith, adapula yang dapat diatur sesuai selera
operator. Satuan sudut ada yang system sexagesimal (dalam derajat) adapula yang
sentisimal (grade/gon) sumber tenaga menggunakan baterai, serta dilengkapi tombol
monitoring kondisi baterainya. Adapun tingkat ketelitian bacaan bervariasi.

Peralatan pengukuran jarak elektronik pada awalnya dikembangkan sekitar tahun


1940, dan tersedia secara komersial pada 1960-an. Total Station pertama (theodolit
elektronik dan EDM) dikembangkan pada akhir 1970-an.

Total Station memiliki kemampuan untuk merekam dan mengumpulkan data hasil
pengukuran jarak dan sudut pada alat perekam, yang nantinya dapat diproses dengan
menggunakan perangkat lunak komputer di akhir survey. Untuk akurasi yang optimal,
maka digunakan prisma, yaitu suatu alat yang dapat merefleksikan gelombang cahaya
yang kembali ke perangkat pengukuran untuk menentukan pengukuran. Dalam keadaan
di mana akurasi tidak begitu diharuskan secara di maksimum, maka total station dapat
digunakan dalam modus reflectorless dimana alat tersebut dapat memperoleh fitur
pengukuran jarak tanpa menggunakan prisma.
Gambar 2.2 Total Station

1) Bagian – bagian Total station

Gambar 2.3 bagian-bagian Total Station


1. Tampilan
a. Tampilan Layar

Tampilannya berupa LCD dot matrik 4 baris dan 20 karakter berbaris.Tiga


baris pertama menampilkan data ukuran dan baris paling bawah adalah
tombol fungsi F1 – F4 yang berubah sesuai dengan mode pengukuran.
b. Kontras dan Penerangan

Kontras dan penerangan dapat diatur tingkatannya.

2. Fungsi Tombol dan Softkey

Gambar 2. 1 Tampilan Layar Total Station

{ON} Tombol
On

{ON} (Ketika ditekan) + Tombol OFF

Mengubah cahaya pada Mengubah cahaya pada layar mati atau menyala
{F1} sampai {F4} : Memilih menu yang sesuai dengan softkeys atau menginput
huruf
{FUNC} : Menuju ke menu lainnya
{BS} : Menghapus karakter yang ada di sebelah kiri
{ESC} : Membatalkan menginput data
{SFT} : Mengganti antara atas dan bawah

menu : Memilih atau menyetujui input


data
3. Mode Pengukuran Sudut

Gambar 2. 2 Tampilan Pengisian Sudut pada Total Station

Tekan {H.ANG} di halaman 2 pada mode MEAS

Tekan untuk memilih H angle

Tekan [1] “1” masukkan dan kursor akan berpindah ke posisi berikutnya

Tekan [2]

Tekan {FUNC} untuk menampilkan halaman yang terdapat tombol [5]

Tekan [5]

Tekan {FUNC} untuk menampilkan halaman yang terdapat tombol [.]

Ketika penginputan data selesai tekan untuk menyetujuinya

4. Mode Pengukuran Jarak

Gambar 2. 3 Tampilan Pengukuran Jarak pada Total station

[DIST] : Mengukur Jarak

: Merubah antara tampilan sudut dan tampilan jarak


[OSET] : Mengatur sudut horizontal menjadi 0
[COORD] : Mengukur koordinat
2) Diagram Menu Total Station

Gambar 2. 4 Diagram Menu Total Station


BAB III
PEMBAHASAN

A. Peralatan Praktikum

No Nama Alat Jumlah


1 Total station 1
2 Statif 2
3 Jalon 1
4 Prisma 2
5 Meter 1
6 Nivo 2
7 Kompas 1
8 Alat tulis

Tabel 3.1 daftar alat

1. Total Station

Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat.
Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga dapat menghitung jarak
datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu kalkulator lagi.

Gambar 3.1 Total Station


2. Prism Pole (Prisma Target)

Prism Pole (Prisma Terget) adalat yang menjadi taget bidikan oleh total station untuk
memastikan keberadaan dan kebenaran posisi titik target yang dimaskud. Biasanya
dipadukan dengan Statif atau pun Jaloon.

Gambar 3.2 prisma target

3. Statif (Kaki Tiga)

Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga yang dengan ketiga kakinya dapat
menyangga penempatan alat yang pada masing-masing ujungnya runcing, agar masuk
ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan
keadaan tanah tempat alat itu berdiri. Seperti tampak pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.3 Statif/Tripod


4. Jaloon

Jaloon adalah salah satu alat penyangga selain statif, yakni alat berdiri untuk prisma
agar sasaran ke prisma oleh total station tepat.

Gambar 3.4. Jaloon

5. Meteran

Meteran sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji dalam bentuk pita
dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini
pada keadaan tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan atau rol. Kegunaan
utama meteran mengukur jarak atau panjang. Dalam praktikum poligon sendiri, meteran
digunakan untuk mengukur tinggi total station pada statif dari permukaan tanah.

Gambar 3.5. Meteran

6. Nivo
rambu
Alat ini digunakan untuk memastikan bahwa rambu benar benar tegak lurus yaitu ketika
gelembung yang ada pada nivo berada tepat di dalam lingkaran. Cara menggunakannya
dengan ditempelkan pada jalon maupun rambu ukur.

Gambar 3.6 Nivo rambu


7. Kompas

Fungsi dari kompas yaitu menentukan arah dari mata angin dan penunjuk arah
terutama utara dan selatan. Selain itu, kompas bisa juga sebagai penentu arah dari satu
titik ke titik lain yang ditunjukkan pada besaran azimut (besarnya sudut yang dimulai
dari arah utara ke selatan), membuat siku – siku dan mengukur horizontal.

Gambar 3.7. kompas

8. Alat penunjang lainnya


Alat penunjang seperti alat tulis, kalkulator, dan lainnya sangat dibutuhkan dalam
pencatatan hasil pengukuran yang dilakukan.

Gambar 3.8. Alat Penunjang


B. Langkah kerja
a) Untuk titik awal
1. Survey lokasi yang akan dilakukan pengukuran koordinat
2. Siapkan peralatan praktek
3. Dirikan alat pada posisi P1 lalu centering dan datarkan.
4. Hidupkan alat lalu buat job dengan cara tekan F3(Data)>Job>ent>Job
Selection>list lalu pilih job yang masih kosong atau tidak ada datanya. Untuk
job dan coord search jobnya harus dibuat sama setelah itu tekan esc untuk
kembali ke menu Job lalu pilih Job details untuk merubah nama job.
5. Berikutnya pilih OBS lalu pilih TOPO pada halaman ke 3 (P3) lalu pilih occupy.
Occupy adalah tempat berdirinya alat. Yang perlu diisi adalah :
 Koordinat N northing atau Sb,Y,Koordinat E easting atau sb.x dan Z zenith
untuk elevasi.
 Nama titik ( PT ) untuk titik awal dinamakan P1
 HI atau tinggi alat
 Weather atau cuaca dan angin ( Wind )
 Temperatur, tekanan udara dan ppm. Untuk tekanan udara dan ppm
diabaikan saja.
6. Mencari Azimuth awal dengan bantuan kompas lalu cari arah utara lalu nol kan
sudut horizontal dengan tekan 0set 2 kali. Tombol 0 set berada pada menu OBS
halaman ke 2 (untuk berpindah halaman tekan tombol function). Setelah itu
arahkan ke titik belakang lalu catat sudut HA –R.
7. Pilih BS data karena data yang diketahui adalah sudut maka pilih Angle lalu
masukan sudut yang telah dicatat tadi dengan catatn pesawat mengarah ke titik
belakang. Lalu tekan Rec dan masukan tinggi reflector HR dan rubah nama
titiknya (PT) dan tekan OK.
8. Berikutnya untuk bacaaan depan, pilih dist+coord isi tinggi reflector (HR) dan
PT (nama titik ) lalu bidik target. Untuk mengukur pilih auto, meas atau tombol
di samping alat. Kalau auto yang dipilih berarti alat mengukur serta merekam
data. Kalau meas yang dipilih berartti alat cuma mengukur tanpa merekam.
Untuk tombol disamping alat fungsinya sama dengan tombol auto. Selanjutnya
bidik detail dengan cara yang sama. Untuk detail namanya (PT) dirubah menjadi
D1 karena begitu kita bidik detail selanjutnya nama titiknya otomatis berubah
menjadi D2.
b) Untuk titik ke 2 dan selanjutnya
1. Dirikan alat pada P2 lalu centering dan datarkan
2. Berikutnya pilih OBS lalu pilih TOPO pada halaman ke 3(P3) lalu pilih occupy.
Yang menjadi catatan bedanya dengan titik awal adalah data yang perlu diiisi
cuman tinggi alat (HI). Karena data koordinat titik 2 sudah ada pada alat jadi
kita hanya perlu memanggil data dengan cara menekan LOAD dan pilih P2.
Titik sambung yang perlu diisi lainnya adalah :
 Weather atau cuaca dan angin (wind)
 Temperature ,tekanan udara dan ppm. Untuk tekanan udara dan ppm
abaikan saja.
3. Pilih BS data berbeda dengan titik sebelumya data yang diketahui berupa
koordiat maka pilih coord lalu tekan load untuk memanggil data (P1) dengan
catatan pesawat mengarah ke titik belakang. Lalu tekan OK lalu Rec lalu
masukan tinggi HR dan tekan OK.
4. Berikutnya untuk bacaan depan, pilih dist+coord isi tinggi HR dan PT lalu bidik
target. Untuk mengukur pilih auto, meas atau tombol di samping alat.
Selanjutnya bidik detail dengan cara yang sama.

C. Langkah Ploting Pada Civil 3D


1. Pertama pisahkan data X,Y,Z dan keterangan ke dalam sheet baru dengan
bertanda PENZD ( P urutan, N=X, E=Z,Z=Z, keterangan = D )
2. Setelah dipindahkan kita blok semua data dari urutan pertama sampai akhir lalu
copy kemudian ke tempat penyimpanan untuk membuat file notepad lalu
membuka file notepad tersebut lalu paste otomatis akan muncul, setelah save
3. Kemudian kita buka aplikasi civil 3D metric
4. Setelah terbuka kita klik pada modify, lalu klik point, lalu klik imports points
akan muncul layar import points , lalu klik tanda (+) lalu kita cari file notepad
tadi kemudian klik open. Setelah klik OK akan kembali ke layar imports point,
kemudian pada specify point file format kita klik PNEZD.
5. Kemudian kita klik OK , otomatis pada layar civil 3D akan muncul titik sesuai
data yang tadi kita masukan.
6. Untuk memunculkan nama pada titik tersebut kita blok semua titik, pilih point
group properties. Akan muncul layar point group properties, lalu klik pada
information, lalu pada point label style kita klik tanda segitiga hitam yang
arahnya kebawah lalu kita pilih description only.
7. Kemudian ada point style klik icon yang bergambar kotak biru yang ada pensil
di ujung bawah kanan akan muncul layar point style lalu klik marker, lalu pada
size kita ubah ukuran mm sesuai yang kita inginkan , lalu klik OK.
8. Kemudian pada point label style klik icon yang bergambar kotak biru akan
muncul layar label style composer – descripion only lalu klik layout , lalu pada
teks height kita ubah ukuran sesuai yang kita inginkan lalu klik OK.
9. Akan kembali ke layar point group properties, lalu klik OK. Otomatis titik - titik
yang tadi sudah ada namanya masing-masing.
10. Langkah selanjutnya adalah menghubungkan titik – titik koordinat yang
diukur sehingga terbentuklah poligon.
11. Setelah selesai disambungkan, maka gambar tersebut siap dicetak.

D. Data Hasil Pengukuran


Ground Northing Ground Easting Elevation
No Name Code
(m) (m) (m)
1 8877568,352 573097,927 64,412 P1 BM
2 8877596,468 573086,18 63,057 P2 BM
3 8877594,859 573152,91 64,51 P4 BM
4 8877557,948 573092,094 65,391 DT9 BM
5 8877569,984 573102,512 64,304 DT5 BM
6 8877619,577 573140,345 63,106 P3 BM
7 8877591,358 573091,597 64,324 D6 BM
8 8877587,739 573079,979 63,472 D10 BM
9 8877580,087 573083,658 63,662 D11 BM
10 8877584,115 573072,261 63,528 D12 BM
11 8877588,095 573070,739 62,741 D14 BM
12 8877611,492 573131,113 64,286 D7 BM
13 8877628,657 573156,106 63,066 D15 BM
14 8877589,849 573141,797 64,301 D8 BM
15 8877585,664 573142,68 65,387 D13 BM

Tabel 3.2. hasil pengukuran poligon dan detail situasi


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Poligon adalah rangkaian titik-titik yang membentuk segi banyak yang dapat
digunakan sebagai kerangka peta. Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awal
dan titik akhir saling berimpit atau pada posisi yang sama atau saling bertemu.
Koordinat titik tersebut dapat dihitung dengan memasukan data yang merupakan hasil
dari pengukuran sudut dan jarak.
Adapun langkah-langkah pengukuran polygon terutup adalah sebagai berikut :
1. Orientasi lapangan
2. Menentukan koordinat titik awal menggunakan GPS
3. Mengukur polygon tertutup
4. Memploting data hasil pengukuran pada aplikasi Civil 3D

Berdasarkan hasil praktikum kelompok 2 yang berlokasi di gedung otomotif


Politeknik Negeri Kupang, diperoleh data pengukuran sebagaimana yang terlampir.
Dari pengolahan data hasil praktikum tersebut telah kami buat peta situasinya
menggunakan aplikasi Civil 3D. Untuk data-data dan gambar dapat dilihat pada
lampiran.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Total Station Topcon
ES, aplikasi GPS UTM pada android, statif, prisma target dan alat pendukung lainnya
yang berfungsi untuk mengukur besarnya sudut dan jarak, berguna untuk mengetahui
koordinat pada keempat titik yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian dari data
koordinat keempat titik tersebut diolah menggunakan Microsoft Excel dan selanjutnya
diploting pada aplikasi Civil 3D.

B. Saran

Dalam praktikum yang dilakukan kelompok 2 yang berlokasi di gedung otomotif


Politeknik Negeri Kupang, disarankan untuk:
1. Bekerja dengan baik dan benar serta ketelitian dan keseriusan dari masing-masing
anggota kelompok agar hasil pengukuran dapat sempurna dan memuaskan demi
meningkatkan kualitas dan kemampuan mahasiswa dalam praktik mengukur tanah.
2. Menggunakan peralatan yang telah disediakan sebagai mana mestinya / sesuai
dengan fungsinya untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Setiap kali hendak berpindah titik, buka lalu simpan kembali alat Total Station pada
kotaknya untuk menghindari kerusakan alat, serta jangan pernah meninggalkan alat
tanpa pengawasan.
4. Saat melakukan pengukuran di bawah terik matahari sebaiknya menggunakan
payung sehingga dapat menghindarkan pengukur dari kesalahan membaca hasil
pengukuran akibat silaunya cahaya matahari.
5. Membawa peralatan tambahan berupa pilox atau paku payung agar memudahkan
dalam menandai titik yang akan di ukur.
6. Selama praktikum berlangsung apabila mengalami kendala maka jangan sungkan
untuk bertanya pada instruktur atau dosen pembimbing agar tidak terjadi kekeliruan
yang mengakibatkan kesalahan fatal pada hasil pengukuran.
7. Setiap selesai melakukan pengukuran sebaiknya melakukan konsultasi dengan
dosen pembimbing / instruktur supaya mendapatkan gambaran yang pasti mengenai
pengukuran yang kita lakukan dan meminimalisir kesalahan yang terjadi.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Civil Engineering. “Pengukuran Poligon Tertutup Terikat”. 7 Februari 2016.


http://ilmu-civil 1001. Blogspot.co.id/p/pengukuran-poligon-tertutup-terikat.html

Dodo, Kuswondo. “Poligon”. 7 Februari 2016.


http://geoexpose.blogspot.co.id/2010/12/pol igon.html

Land Surveying. “Poligon Tertutup”. 7 Februari 2016. http://geodesi10-materi-


kkh.blogspot .co.id/ 2011/05/poligon-tertutup.html

https://www.academia.edu/8914379/Laporan_Praktikum_Total_Station

http://malemosau.blogspot.com/2011/03/ilmu-ukur-tanah-teknik-sipil.html

Anda mungkin juga menyukai