Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. KONSEP DASAR IPS


PRODI S1 PGSD-FIP

Skor

PERMASALAHAN EKONOMI DI INDONESIA

(Dampak pandemi covid 19 terhadap perkembangan makro ekonomi di indonesia


dan respon kebijakan yang ditempuh/A. Ika Fahrika dan Juliansyah Roy/2012)

NAMA MAHASISWA : DINA HARMILA


NIM : 1211111035
DOSEN PENGAMPU : Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd
MATA KULIAH : Konsep Dasar IPS

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FIP - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2022
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT. marilah senantiasa kita ucapkan atau
limpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical
Journal Review (CJR) yang diberikan oleh Ibu Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd kepada kami.

Shalawat dan salam juga marilah kita hadiahkan kepada baginda Nabi kita
Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapat syafaat Beliau di Yaumil Mahsyar kelak.
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin. Adapun tujuan utama saya adalah untuk memenuhi tugas
Critical Journal Review (CJR) Mata kuliah Konsep Dasar IPS, menambah wawasan dan
pengetahuan saya dalam mereview sebuah journal dan mengkritisi kelemahan dan
kelebihannya.

Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar IPS, karena tanpa beliau saya tidak dapat
menyelesaikan tugas Critical Journal Review (CJR) dari awal hingga selesai.

Saya Berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi para pembaca yang ingin mendalami materi ini. Saya menyadari masih terdapat
kesalahan dalam penulisan tugas Critical Journal Review (CJR), dan saya juga sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk CJR ini.

Medan, Maret 2022

Dina Harmila

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR ............................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan CJR ........................................................................................................... 1
C. Manfaat CJR .............................................................................................................................. 1
D. Identitas Artikel dan Journal Yang Direview .............................................................. 2
BAB II. RINGKASAN ISI ARTIKEL .............................................................................................. 3
A. Pendahuluan ............................................................................................................................ 3
B. Deskripsi Isi ............................................................................................................................. 5
BAB III. PEMBAHASAN ................................................................................................................. 15
A. Pembahasan Isi Journal ....................................................................................................... 15
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel ........................................................................... 16
BAB IV. PENUTUP .......................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 20
LAMPIRAN ........................................................................................................................................ 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review (CJR) ini mempermudah dalam membahas inti hasil
penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal penting sebelum kita mereview
jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat, membaca
keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan bahasa
sendiri pengertian dari jurnal tersebut.
Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan
bagian pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian
kesimpulan. Hal-hal yang perlu ditampilkan dalam CJR ini adalah mengungkapkan
beberapa landasan teori yang digunakan oleh peniliti sebagai acuan dalam
penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai, metode apa yang digunakan
analisis data yang digunakan, mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan
dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat, serta menyimpulkan
isi dari jurnal.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Mencari dan Mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal
2. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.

C. Manfaat CJR
1. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan
berikutnya.
2. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang
terdapat dalam suatu jurnal

1
D. Identitas Artikel atau Journal Yang Direview
Jurnal Utama
1. Judul Artikel : Dampak pandemi covid 19 terhadap perkembangan
makro ekonomi di indonesia dan respon kebijakan
yang ditempuh
2. Nama Journal : INOVASI
3. Edisi Terbit : 2020
4. Pengarang Artikel : A. Ika Fahrika dan Juliansyah Roy
5. Penerbit : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN dan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman,
Samarinda
6. Kota Terbit : Samarinda-Bone
7. Nomor ISSN : 2528-1097
8. Alamat Situs : http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI

Jurnal Pembanding
1. Judul Artikel : COVID-19 dan Kebijakan dalam Menyikapi Resesi
Ekonomi: Studi Kasus Indonesia, Filipina, dan
Singapura
2. Nama Journal : Jurnal Madani Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Humaniora
3. Edisi Terbit : 2021
4. Pengarang Artikel : Shanti Darmastuti, Mansur Juned, Fauzan Anggoro
Susanto, Rachmasari Nur Al-Husin
5. Penerbit : Lembaga Kajian Demokrasi dan Pemberdayaan
Masyarakat (LKD-PM)
6. Kota Terbit : Jakarta
7. Nomor ISSN : 2615-0654
8. Alamat Situs : https://doi.org/1033753/madani.v4il.148

2
BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan
1. Jurnal Utama
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Corona viruses (Cov)
adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut
COVID19. Sampai saat ini terdapat 188 negara yang mengkorfirmasi terkena
virus Corona. Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan
dunia membawa dampak pada perekonomian Indonsia, baik dari sisi
perdagangan, investasi dan pariwisata. Dampak terhadap ekonomi diperkirakan
akan besar dan dapat menyebabkan perekonomian suatu negara terpuruk.
Jutaan orang akan jatuh ke dalam jurang kemiskinan karena semakin banyaknya
pengangguran akibat dari terhentinya beberapa kegiatan produksi karena
kurangnya permintaan yang bisa menstimulasi kegiatan produksi.
Virus Corona atau Corona virus disease 2019 (Covid-19) telah membuat
perekonomian Indonesia terkontraksi. Penyebab dari menurunnya
pertumbuhan ekonomi ini karena meluasnya persebaran Covid-19 baik di dalam
negeri maupun luar negeri. Pertumbuhah ekonomi RI telah diperkirakan di
bawah Bank Indonesia (BI) diperkirakan sekitar 2,5 persen saja yang biasanya
mampu tumbuh mencapai 5,02 persen. Dampak pandemic Covid 19 terhadap
kondisi makro Indonesia bisa dilihat dari beberapa kejadian yaitu :
a. Pada bulan April 2020, sekitar 1,5 juta karyawan dirumahkan atau di PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja).
b. Sektor pelayannan udara kehilangan pendapatan sekitar Rp 207 miliar
kehilangan pendapatan, dimana sekitar Rp. 48 milyar pendapatan yang
hilang berasal dari penerbangan China.
c. jumlah wisatawan menurun sebanyak 6.800 per hari, khususnya
wisatawan dari China.

3
d. Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bahwa
terjadi penurunan tingkat okupansi hotel di Indonesia sebanyak 50%
e. Okupansi hotel, restoran maupun pengusaha retail mengalami
penurunan akan mempengaruhi kelangsungan bisnis hotel dalam jangka
panjang. Sepinya wisatawan juga berdampak pada restoran atau rumah
makan yang sebagian besar konsumennya adalah para wisatawan.
f. Penyebaran Covid 19 juga berdampak pada sektor investasi,
perdagangan,usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) karena ketika
para wisatawan berkunjung ke tempat wisata, para wisatawan tersebut
akan melakukan permintaan atau pembelian oleh-oleh.
g. terjadi inflasi pada bulan Maret 2020 sebesar 2,96% year on year (yoy)
h. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, terjadi penurunan pada
penerimaan sektor pajak sektor perdagangan, karena China merupakan
importir minyak mentah terbesar dan terjadi penurunan output hasil
produksi di China padahal China merupakan pusat produksi terbesar di
dunia, sehingga Indonesia dan negaranegara lain bergantung sekali pada
produksi-produksi China.
i. Virus Corona juga berdampak pada investasi, karena adanya ketakutan
para investor untuk melakukan kegiatan investasi, di sisi lain para
investor menunda investasi karena kurangnya demand.

2. Jurnal Pembanding
Kasus COVID-19 menjadi perhatian setiap negara saat ini dikarenakan kasus
ini tidak hanya berdampak pada krisis kesehatan, namun dalam
perkembangannya kasus ini membawa dampak ekonomi yang berbeda antara
satu dengan negara lain. Sehubungan dengan dampak ekonomi, secara global
kasus ini akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
Diperkirakan bahwa secara global akan terjadi kontraksi PDB sebesar 5,2
persen. Persoalan ini memberikan dampak yang lebih jauh terhadap penurunan
investasi. Persoalan ekonomi yang muncul saat ini mengingatkan pada krisis

4
global yang pernah terjadi di tahun 2009. Meskipun penyebab dari krisis ini
berbeda, namun pada saat itu negara juga dihadapkan dengan tantangan untuk
mengambil beberapa langkah kebijakan dalam menghadapi persoalan ekonomi
yang terjadi. Pandemi sekarang disebabkan oleh adanya kebijakan lockdown
serta pembatasan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa negara, hal ini
ternyata memberikan dampak besar bagi penurunan aktivitas ekonomi.
Bicara mengenai resesi ekonomi, peningkatan pengangguran dan penurunan
pendapatan menjadi salah satu aspek pemicu terjadinya resesi ekonomi, hal ini
bisa terjadi dikarenakan dalam jangka panjang pengangguran dan penurunan
pendapatan akan berakibat pada penurunan kesejahteraan yang besar. Dampak
besar yang terjadi dari resesi ekonomi yang berkepanjangan akan
mengakibatkan penurunan kesehatan mental pada populasi satu negara. COVID-
19 adalah permasalahan kesehatan, lantas bagaimana ia dapat berubah menjadi
permasalahan ekonomi? Jawabannya yaitu karena lockdown menyebabkan
penutupan beberapa sektor krusial. Bahkan beberapa perusahaan mengalami
kebangkrutan dan terpaksa menutup bisnis, membuat banyak permasalahan
baru muncul (Ozili & Arun, 2020). Dalam hal ini apabila persoalan ekonomi yang
muncul akibat Pandemi ini berlangsung berkepanjangan, maka resesi ekonomi
dikhawatirkan akan terjadi. Artikel ini berupaya untuk melihat dampak dari
COVID-19 terhadap ancaman terjadinya resesi ekonomi di negaranegara ASEAN
khususnya Indonesia, Filipina, dan Singapura.

B. Deskripsi Isi
1. Jurnal Utama
a. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefenisikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat berambah. Untuk mengukur besarnya
pertumbuhan ekonomi pada suatu negara/daerah dapat digunakan suatu
indikator penting, yaitu nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau nilai Produk
Domestik Regional Bruto. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk
5
Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai produksi barang-barang
dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian dalam masa satu
tahun.
b. Konsumsi
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa
yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian dan barang-barang
kebutuhan mereka yang lain, digolongkan pembelanjaan atau konsumsi.
c. Inflasi
Inflasi dapat dinyatakan sebagai kenaikan harga umum, yang
bersumber pada terganggunya pada keseimbangan antara arus barang dan
arus uang. Angka inflasi dihitung oleh Badan Pusat Statistik dari persentase
perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), pada suatu saat dibandingkan
dengan IHK sebelumnya. Inflasi terjadi apabila pengeluaran agregat melebihi
kempuan perekonomomian untuk memproduksikan barang-barang dan jasa-
jasa. (Sadono, 2008).
d. Investasi
Penanaman modal (investasi) dapat diartikan sebagai pengeluaran
atau pembelanjaan penanampenanam modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi
untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa
yang tersedia dalam perekonomian. Menurut Smith, Investasi dilakukan
karena para pemilik modal mengharapkan keuntungan, dan harapan masa
depan keuntungan bergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada
keuntungan nyata. Investasi merupakan penambahan barang modal secara
netto yang positif. Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
investasi riil dan investasi finansial.

6
e. Kebijakan-kebijakan pemerintah
Ada dua kebijakan yang biasanya diambil oleh pemerintah dalam
mengatasi masalah-masalah ekonomi, yaitu kebijakan Fiskal dan Kebijakan
Moneter.
f. Metode penelitian
Dalam penulisan ini peneliti menggunakan penelitian kepustakaan
yaitu dalam proses pengambilan datanya tidak perlu terjun ke lapangan
secara langsung tetapi mengambil berbagai sumber refernsi yang
mendukung suatu penelitian ini. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif.
Teknik pengumpulan data yaitu menyimak serta mencatat informasi penting
dalam melakukan analisis data dengan cara reduksi data, display data dan
gambaran kesimpulan sehingga mendapatkan suatu gambaran kesimpulan
mengenai studi literatur untuk dikembangkan dalam penelitian ini.
g. Hasil dan Pembahasan
Virus Covid 19 sangat cepat penyebarannya di Indonesia dan
memberikan dampak yang cukup besar bagi kegiatan kegiatan
perekonomian di Indonesia. pandemi telah menekan aktivitas di sektor jasa
dan produksi industri pengolahan. Terjadinya pertumbuhan ekonomi yang
positif di Indonesia disebabkan oleh terjadinya peningkatan pada beberapa
sektor usaha dengan pertumbuhan yang cukup tinggi pada sektor Jasa
Keuangan dan Asuransi sebesar 10,67 persen, kemudian sektor Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan nilai sebesar 10,39 persen dan
Informasi dan Komunikasi dengan nilai pertumbuhan sebesar 9,81 persen.
Pada kurva menunjukkan penurunan angka pertumbuhan ekonomi
yang cukup drastis pada kuartal pertama tahun 2020. Terjadi trend
pertumbuhan yang menurun. Pada kuartal pertama tahun 2020
pertumbuhan ekonomi yang dicapai di Indonesia tercatat sebesar 2,97
persen (Year over Year (yoy), pencapaian ini lebih rendah daripada proyeksi
Bank Indonesia yaitu sebesar 4,4 persen. Penyebab dari menurunnya
pertumbuhan ekonomi ini adalah tidak lepas dari dampak penanganan
penyebaran virus Corona yang mulai mempengaruhi semua aspek kehidupan
7
dan kegiatan perekonomian, baik dari sisi produksi, distribusi dan konsumsi,
investasi, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor). Bank Indonesia
memprediksikan bahwa dampak dari penanganan pandemic Covid ini akan
terasa pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2020, namun dampaknya
sudah mulai terasa Penanganan pandemic Covid ini dampaknya lebih cepat
terasa di bulan Maret 2020. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I
termasuk salah satu yang tertinggi, lebih baik dari sebagian besar negara-
negara lain.
h. Konsumsi swasta
Hampir sekitar 60 persen, pergerakan peningkatan kegiatan ekonomi
yang biasanya disumbang oleh konsumsi swasta, juga mengalami kontraksi.
Penjualan retail, baik pasar trdisional maupun pasar modern juga mengalami
kontraksi. Bahkan penurunan pada sektor riil sudah terjadi sebelum adanya
pandemi Covid di Indonesia, yang menunjukkan angka kontraksi sebesar 0,3
persen pada bulan Januari 2020. Bank Dunia memprediksikam pertumbuhan
ekonomi Indonesia di tahun ini akan tertekan di level 2,1 persen. Bank
Indonesia (BI) pun telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI menjadi
di Bawah 5 Persen atau hanya sekitar 2,5 persen saja yang pada tahun-tahun
sebelumnya mampu tumbuh mencapai 5,02 persen.
i. Inflasi
pada April terjadi inflasi 0,08 persen, inflasi April 2020 lebih rendah
dibandingkan inflasi Maret sebesar 0,09 persen. Inflasi April bulan ini
mengalami perlambatan dari bulan sebelumnya. Perlambatan inflasi dari
bulan sebelumnya jelas merupakan imbas dari wabah COVID di Indonesia.
karena, jika dilihat dari grafik inflasi dari tahun ke tahun, apalagi selama
masa bulan puasa dan lebaran, grafik inflasi selalu naik. Inflasi ini tidak biasa
jika dibandingkan pola sebelumnya.
j. Industri pengolahan
Beberapa fenomena yang membuat industri pengolahan tetap tumbuh
diantaranya: (1) Industri Makanan dan Minuman masih tumbuh sebesar 3,94
persen, kendati ekspor komoditas makanan dan minuman menurun; (2)
8
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional naik sebesar 5,59 persen
karena adanya dukungan dari kenaikan output barang kimia dan obat-obatan
karena adanya demand atau permintaan dari luar negeri sehingga output
barang tersebut diproduksi; (3) Terjadinya pertumbuhan yang positif pada
Industri Batu Bara dan Pengilangan Migas sebesar 2,58 persen karena
adanya dukungan kenaikan produksi bahan bakar minyak dan LPG seiring
dengan kenaikan impor BBM.
k. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk menstimulasi kegiatan
perekonomian
 Stimulus pertama
1) Percepatan belanja pemerintah
2) Perluasan Kartu Sembako
3) Perluasan sasaran subsidi bunga perumahan dengan tambahan
volume rumah sekitar 175 ribu unit rumah
 Stimulus kedua
1) Relaksasi pajak penghasilan
2) Simplikasi dan percepatan Proses Ekspor Impor

Adapun kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah dalam upaya


menstimulasi kegiatan perekonomian di tengah pendemi Covid ini, yaitu
terbagi dalam dua jaring pengaman yaitu:

o Total tambahan Belanja dan Pembiayaan APBN 2020 sebesar Rp. 405.1
Triliun (Jaring Pengaman Sosial), yang terdiri dari, Program Keluarga
Harapan , Program Sembako, Kartu Pra Kerja, Program Padat Karya
Diskon Tarif Listrik 450 VA dan 900 VA, Insentif Perumahan bagi MBR,
Tunjangan Hari Raya, Stabilisasi Harga/Operasi Pasar, Penyesuaian
Anggaran K/L
o Dukungan APBN : Rp70,1 T (Jaring Pengaman Ekonomi), yang terdiri dari:
Insentif Fiskal (Peniadaan Pungutan Pajak Penghasilan & Pajak Barang
Impor, Pengurangan Pajak Badan dan Percepatan Restitusi PPN, Insentif
Non-Fiskal (Penyederhanaan dan Percepatan Proses Exim), Kebijakan

9
Relaksasi Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kebijakan Bank Indonesia (BI) dan
paket Kebijakan OJK dan Pasar Modal
 Stimulus ketiga
1) Dikeluarkan Perppu 1 tahun 2021, kebijakam keuangan Negara
(APBN)
2) Dikeluarkan kebijakan perpajakan

2. Jurnal Pembanding
a. Metode
Artikel ini menggunakan studi literatur dalam melihat kebijakan
negara Indonesia, Filipina, dan Singapura dalam menyikapi ancaman resesi
ekonomi akibat COVID-19. Studi literatur diperoleh dari buku, artikel jurnal
maupun artikel internet yang membahas persoalan mengenai COVID-19 dan
dampak ekonomi serta kebijakan yang diambil oleh setiap Negara.
b. Hasil
Berdasarkan Gambar dapat dilihat bahwa negara ASEAN yang
mengkonfirmasi jumlah pasien COVID-19 terbanyak meliputi Thailand,
Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Filipina. Kasus COVID-19 di Indonesia
pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 (Mahatma Chryshna, 2020).
Pertambahan jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia pada bulan Maret
dapat dikatakan cukup besar, karena bertambah sekitar seratus pasien setiap
harinya hingga berjumlah 1,677 jiwa pada 1 April 2020 (TribunNews, 2020).
Jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia ini terus mengalami kenaikan
yang signifikan, pada 1 Agustus 2020 jumlahnya sebesar 109,936 jiwa. Satu
bulan kemudian, yaitu pada 1 September 2020, jumlah pasien positif COVID-
19 di Indonesia mencapai angka 177,571 jiwa. Jumlah ini menempatkan
Indonesia di urutan kedua sebagai negara dengan pasien COVID-19
terbanyak di kawasan ASEAN.
Sehubungan dengan kondisi ini, kasus COVID-19 tidak hanya dapat
dilihat dari aspek kesehatan maupun keamanan manusia saja tetapi juga

10
dapat dilihat dari sisi sosial maupun ekonomi. Pemerintah di beberapa
negara telah mengambil serangkaian kebijakan untuk menurunkan kasus
COVID-19. Penutupan perbatasan, pembatasan perjalanan, dan kebijakan
karantina yang dilakukan di beberapa negara memunculkan kekhawatiran
akan terjadinya krisis ekonomi dan resesi yang akan datang (Nicola, et al.,
2020).
c. Covid-19 dan Ancaman Resesi Ekonomi
Pada sektor ekonomi yang menyebabkan turunnya laju pertumbuhan
perekonomian negara. Penurunan ini memunculkan timbulnya suatu
ancaman serius bagi negara yaitu resesi ekonomi. Di antara negara-negara
ASEAN setidaknya terdapat tiga negara yang mengalami ancaman resesi
ekonomi cukup serius antara lain Indonesia, Filipina, dan Singapura. Bicara
mengenai resesi ekonomi, terdapat beberapa sumber dari terjadinya resesi
ekonomi. Misalnya salah satu penyebab terjadinya resesi adalah terjadinya
perubahan harga input yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa.
Di Indonesia, Pandemi COVID-19 mengakibatkan perekonomian
Indonesia mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam dua dekade
terakhir, padahal Indonesia merupakan salah satu negara ASEAN yang
memiliki tingkat perekonomian cukup baik di kawasan Asia Tenggara.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 2,97% pada kuartal I 2020,
setelahnya saat kuartal II, mengalami minus 3,1%. Penurunan tersebut
disebabkan karena mulai diberlakukannya Pembatasan Sosial Skala Besar
(PSBB) sehingga banyak kegiatan ekonomi yang terhambat bahkan terhenti
sementara. Dalam hal pertumbuhan ekonomi, Indonesia lebih condong
bergantung kepada tingkat konsumsi domestik. Akan tetapi hal tersebut
tetap patut diantisipasi supaya Indonesia siap dengan segala kemungkinan
buruk terutama ancaman resesi ekonomi. Kontraksi ekonomi di kuartal III
2020 bisa saja terjadi mengingat penerapan new normal belum memiliki
dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Kalaupun
resesi ekonomi ini akan terjadi, diperkirakan resesi yang akan dilalui oleh
Indonesia tidak di seberat negara maju. Hal ini disebabkan karena Indonesia
11
bukanlah negara yang bergantung dengan perdagangan internasional, tetapi
bergantung pada kebutuhan domestik. Kebutuhan domestik Indonesia saat
ini sudah kembali berjalan normal sejak adanya new normal, meskipun
belum berdampak secara signifikan.
Dari gambaran tersebut di atas dapat dilihat bahwa Indonesia dapat
terancam mengalami resesi ekonomi apabila pada kuartal III 2020 tidak
terdapat tanda kenaikan pertumbuhan ekonomi. Namun, ancaman tersebut
dapat diminimalisir bahkan dihindari melalui kebijakan dan tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah. Tetapi pemerintah Indonesia tetap harus
mencari cara agar ancaman tersebut paling tidak dapat diminimalisir dan
masyarakat memiliki keinginan untuk bekerjasama dengan pemerintah,
dalam menangani Pandemi COVID-19 dan ancaman resesi ekonomi.
d. Pembahasan
Berdasarkan data dan fakta yang telah diuraikan, sebagian negara
ASEAN memasuki jurang resesi ekonomi dan sebagian lagi hampir. Maka dari
itu untuk menyikapi resesi ekonomi terdapat beberapa kebijakan yang
dikeluarkan oleh negara untuk menghadapi hal tersebut. Kebijakan dapat
menjadi langkah pencegahan atau perbaikan dari pemerintah untuk
menyelamatkan negaranya sebelum hal yang lebih parah terjadi. Termasuk
juga dalam menyikapi resesi ekonomi yang diakibatkan oleh Pandemi
COVID-19. Sebab ancaman resesi ekonomi benar-benar dirasakan oleh
seluruh negara baik negara maju maupun berkembang.
Indonesia termasuk ke dalam negara yang sedang menuju dan
berusaha untuk meminimalisir jatuhnya tingkat perekonomiannya yang
dapat berujung pada resesi ekonomi. Dalam mencegah hal tersebut,
Indonesia menerapkan kebijakan ekonomi untuk mencegah ketidakstabilan
di sektor keuangan. Kebijakan ekonomi ini dilampirkan dalam Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun
2020 mengenai Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
dalam Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
12
Keuangan. Peraturan pemerintah tersebut juga menyebutkan beberapa
kebijakan dan kewenangan pemerintah yang meliputi; Mengubah
pembatasan defisit anggaran sebesar 3% dari PDB sampai dengan tahun
anggaran 2022; Mengalokasikan anggaran dari Sisa Anggaran Lebih, seperti
dana abadi pendidikan, khususnya dana negara, Badan Layanan Umum atau
dana hasil divestasi BUMN; Menerbitkan surat utang negara yang dapat
dibeli oleh Bank Indonesia, BUMN dan perusahaan ritel. Indonesia juga
menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang dicanangkan oleh
kementerian keuangan berupa mengalokasikan ulang dana APBN Rp 62,3
Triliun yang diambil dari beberapa anggaran negara seperti belanja non
operasional negara, perjalanan dinas, perlindungan sosial, penanganan
COVID-19 dan insentif dunia usaha. Selain itu Kementerian Keuangan juga
menambahkan stimulus pajak karyawan dan dunia usaha yang menjadi
tanggungan pemerintah seperti pajak penghasilan, pengurangan angsuran
PPh, dan pembebasan pajak penghasilan impor. Sedangkan kebijakan
moneter yang diterapkan oleh Kementerian Keuangan dilakukan untuk
menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, mencegah terjadinya inflasi, dan
memberikan stimulus untuk dunia usaha seperti UMKM. Usaha Kecil dan
Menengah (UMKM) menjadi salah satu pihak yang terpukul keras akibat
COVID-19, Padahal UMKM sangat berjasa bagi perekonomian Indonesia
mulai dari menambah PDB, menyediakan lapangan pekerjaan, membantu
kegiatan ekspor dan investasi.
Kebijakan moneter dan fiskal diambil untuk mencegah persoalan
ekonomi yang lebih berat. Harmonisasi kebijakan fiskal maupun moneter
dilakukan untuk meminimalisir ancaman resesi ekonomi. Dengan demikian
pada kuartal III 2020, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
mengalami peningkatan meskipun hal tersebut belum dapat dipastikan
akibat dari Pandemi COVID-19 yang belum juga menemukan titik terang
hingga saat ini. Cepat atau lambatnya proses pemulihan ekonomi Indonesia
melalui kebijakan dan program yang dicanangkan, juga bergantung pada
cepat lambatnya proses pemulihan kondisi kesehatan masyarakat Indonesia
13
pasca Pandemi COVID-19. Sehingga kebijakan atau program yang dijalankan,
juga harus sejalan dengan kondisi kesehatan masyarakat Indonesia yang juga
membaik dari waktu ke waktu. Dengan begitu kebijakan dan program yang
diterapkan dapat memiliki dampak yang efektif bagi proses pemulihan
perekonomian Indonesia dan juga sekaligus bersiap dalam menghadapi
ancaman resesi ekonomi yang tidak dapat diprediksi (Wardhana, 2020). Oleh
karena itu, serangkaian kebijakan yang diambil tentu saja juga dibarengi
dengan penurunan kasus positif COVID-19. Hal ini menjadi penting karena
apabila program pemulihan ekonomi tidak dibarengi dengan program
kesehatan yang optimal dalam menurunkan kasus COVID-19, maka kebijakan
ekonomi tersebut tidak akan optimal.

14
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Journal


1. Jurnal Utama
Pada kuartal pertama tahun 2020 pertumbuhan ekonomi yang dicapai di
Indonesia tercatat sebesar 2,97 persen (Year over Year (yoy), Penyebab dari
menurunnya pertumbuhan ekonomi ini adalah tidak lepas dari dampak
penanganan penyebaran virus Corona yang mulai mempengaruhi semua aspek
kehidupan dan kegiatan perekonomian. Cadangan devisa pada April meningkat
menjadi $127,9 Miliar. Penurunan angka inflasi, peningkatan industri
pengolahan, peningkatan nilai investasi, penurunan jumlah impor barang di
kuartal I 2020 juga sedikit menyumbang positif angka pertumbuhan, yaitu
sebesar 0,15. Pada Kuartal I 2020, konsumsi rumah tangga masih menjadi motor
utama pertumbuhan yang menyumbang sebesar 1.56 dari angka pertumbuhan
yang sebesar 2.97 (%YoY). Selain konsumsi RT, pertumbuhan ekonomi di
kuartal I 2020 secara tahunan juga didorong oleh ekspor barang (0.45), PMTDB
(0.55) dan Konsumsi pemerintah (0.22). Selama tiga bulan pertama (kuartal
pertama) yaitu bulan Januari hingga bulan Maret tahun 2020, Virus Covid 19
sangat cepat penyebarannya di Indonesia dan memberikan dampak yang cukup
besar bagi kegiatan kegiatan perekonomian di Indonesia. Penurunan konsumsi
swasta, kontraksi pada sektor riil, perubahan Inventori merupakan penyumbang
negatif pertumbuhan terbesar (-0.33), diikuti oleh Ekspor jasa (- 0.32) dan
Konsumsi LNPRT (Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga) (-0.05).
Kebijakan pemerintah yang harus ditempuh dalam upaya mengatasi masalah-
masalah ekonomi makro selama pandemi Covid yaitu terbagi dalam 2 jaring
pengaman yaitu, Jaring Pengaman Sosial dengan cara penambahan dan
dukungan dari pembiayaan APBN dan Jaring Pengaman Ekonomi dengan cara
pemberian insentif fiskal dan non fiskal. Stimulasi-stimulasi lain yang juga
dilakukan untuk meningkatkan perekonomian adalah Pertama, dikeluarkan,

15
Perppu 1 Tahun 2020. Kedua, dikeluarkan kebijakan perpajakan Ketiga,
dikeluarkan Kebijakan di Sektor Keuangan.

2. Jurnal Pembanding
Kebijakan yang diambil oleh Indonesia, Filipina, dan Singapura dalam
mengatasi perluasan COVID-19 telah menimbulkan permasalahan yang
kompleks seperti penurunan aktivitas ekonomi yang diwarnai dengan
penurunan konsumsi domestik, kegiatan perdagangan, pariwisata, maupun
peningkatan pengangguran dan penurunan distribusi pendapatan. Aktivitas
ekonomi yang belum pulih sepenuhnya setelah pelonggaran kebijakan karantina
ataupun pembatasan mobilitas orang belum bisa mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan sejak kasus COVID-19
muncul di tiga negara tersebut. Secara umum, indikator ekonomi di tiga negara
ini diwarnai dengan kontraksi PDB yang cukup besar. Menyikapi ancaman resesi
ekonomi ataupun mencegah kondisi resesi ekonomi lebih dalam, kebijakan
seperti fiskal dan moneter diambil untuk memberikan dukungan terhadap
peningkatan kegiatan ekonomi yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan
ekonomi. Dukungan terhadap sektor-sektor yang terdampak menjadi salah satu
prioritas dari setiap pemerintah untuk menghidupkan kembali aktivitas
ekonomi, seperti UMKM maupun kelompok bisnis lainnya. Di samping itu,
kestabilan nilai mata uang juga menjadi fokus dari kebijakan moneter di setiap
negara. Melalui langkah-langkah kebijakan yang diambil tersebut diharapkan
pemulihan ekonomi dapat terealisasi dengan baik. Namun demikian, pemulihan
ekonomi pada masa COVID-19 juga harus sejalan dengan upaya untuk
mengurangi tingkat perluasan kasus COVID-19 untuk mencegah terjadinya krisis
kesehatan lebih lanjut. Dengan demikian dapat dilihat bahwa persoalan resesi
ekonomi pada masa COVID-19 lebih kompleks

B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel Jurnal


1. Kelebihan Dari aspek ruang lingkup

16
Dari aspek keseluruhan jurnal utama dan pembanding isi jurnal menejelaskan
tentang permasalahan ekonomi pada saat Pandemi Covid-19, upaya mengatasi
masalah-masalah ekonomi selama pandemic Covid, dan kebijakan-kebijakan
pemerintah dalam mengatasi resesi ekonomi
2. Kelebihan Dari aspek tata bahasa
Dari aspek tata bahasa dalam jurnal utama dan jurnal pembanding sudah cuckup
baik dan cocok untuk dijadikan referensi. Menggunakan bahasa baku dan mudah
dipahami sehingga pembaca mengerti apa yang disampaikan penulis.
3. Kekurangan Dari Aspek ruang lingkup
Pada jurnal pembanding menjelaskan berulang kali akan pengertian ataupun
penjelasan misalnya pada bagian …. dapat diminimalisir bahkan dihindari
melalui kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Terlebih
Indonesia bukanlah negara yang ekonominya bergantung pada perdagangan
internasional…
4. Kekurangan Dalam aspek tata bahasa
Dalam jurnal utama dan pembanding memberikan opsi pada pernyataan yang
lebih dari satu agar lebih mudah membacanya

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dampak COVID-19 di ASEAN memiliki pengaruh langsung terhadap
perekonomian setiap negara. Keberanekaragaman kondisi ASEAN menimbulkan
masalah serius yang berbeda pada masing-masing negara. Misalnya saja
permasalahan ekonomi karena COVID-19 di Singapura dan Indonesia pastilah
berbeda, mengingat kondisi perekonomian yang tidak sama. Demikian pula dengan
kebijakan tiap negara ASEAN dalam menangani masalah ini.
Pemerintah Indonesia mengambil beberapa langkah kebijakan untuk
menyikapi persoalan ekonomi maupun sosial lainnya. Beberapa kebijakan stimulus
juga diambil untuk meningkatkan kembali aktivitas perekonomian. Kebijakan
moneter dan fiskal diambil untuk mencegah persoalan ekonomi yang lebih berat.
Harmonisasi kebijakan fiskal maupun moneter dilakukan untuk meminimalisir
ancaman resesi ekonomi.
Kebijakan pemerintah yang harus ditempuh dalam upaya mengatasi
masalah-masalah ekonomi makro selama pandemi Covid yaitu terbagi dalam 2
jaring pengaman yaitu, Jaring Pengaman Sosial dengan cara penambahan dan
dukungan dari pembiayaan APBN dan Jaring Pengaman Ekonomi dengan cara
pemberian insentif fiskal dan non fiskal. Stimulasi-stimulasi lain yang juga dilakukan
untuk meningkatkan perekonomian adalah Pertama, dikeluarkan, Perppu 1 Tahun
2020. Kedua, dikeluarkan kebijakan perpajakan Ketiga, dikeluarkan Kebijakan di
Sektor Keuangan.

B. Saran
Untuk menyikapi segala resesi ekonomi tersebut beberapa kebijakan harus
dikeluarkan oleh Negara untuk menghadapinya. Karena kebijakan tersebut menjadi
langkah pencegahan atau perbaikan dari pemerintah untuk menyelamatkan
negaranya sebelum hal yang lebih parah terjadi. Selain itu saran untuk penanganan

18
Covid-19 pada aspek ekonomi, kesehatan dan keamanan. Salah satunya ialah
terbentuk ASEAN COVID-19 Respond Fund, dimaksudkan untuk mengatasi
permasalahan kurangnya peralatan medis akibat Covid-19. Sehingaa apabila
persediaan peralatan medis salah satu Negara ASEAN menipis, maka dapat dibantu
melalui ASEAN COVID-10 Respond Fund.

19
DAFTAR PUSTAKA

Darmastuti, S., Juned, M., Susanto, F. A., & Al-Husin, R. N. (2021). COVID-19 dan Kebijakan
dalam Menyikapi Resesi Ekonomi:Studi Kasus Indonesia, Filipina, dan Singapura.
Jurnal Madani : Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, 70-86.
Fahrika, A. I., & Roy, J. (2020). Dampak pandemi covid 19 terhadap perkembangan makro
ekonomi di indonesia dan respon kebijakan yang ditempuh. 206-2013.

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai