Anda di halaman 1dari 17

Antigen adalah sebuah zat yang merangsang respon imun, terutama dalam menghasilkan

antibodi. Antigen biasanya berupa protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya, termasuk molekul kecil (hapten) yang bergabung dengan protein-pembawa atau carrier.

Daftar isi
 [sembunyikan] 

 1 Reaksi antigen dan antibodi


o 1.1 Ikatan kimia antara antigen dan antibodi
o 1.2 Reaksi pelarutan (precipitation)
o 1.3 Reaksi pembekuan (aglutinasi)
o 1.4 Mendakan dalam tub
o 1.5 Kaidah imunoserapan bulatan
 2 Pranala luar

Reaksi antigen dan antibodi[sunting | sunting sumber]


Spesifikasi reaksi antara antigen dan antibodi telah ditunjukkan melalui penelitian-penelitian
yang dilakukan oleh Landsteiner. Ia menggabungkan radikal-radikal organik pada protein dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen-antigen tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan
antibodi dapat membedakan antara kelompok berbeda pada protein ataupun kumpulan kimia
yang sama tetapi berbeda kedudukan.

Ikatan kimia antara antigen dan antibodi[sunting | sunting sumber]

Terdiri dari ikatan non kovalen, (seperti ikatan hidrogen, van der Waals, elektrostatik,
hidrofobik), sehingga reaksi ini dapat kembali ke semula (reversible). Kekuatan ikatan ini
bergantung kepada jarak antara paratop dan bagian-bagian tertentu pada epitop.

Reaksi pelarutan (precipitation)[sunting | sunting sumber]

Antara antibodi khusus dengan antigen larut seperti protein. Penelitian yang dilakukan oleh
Heidelberger dan Kendall menunjukkan reaksi ini dapat optimum pada zona kesetaraan
(equivalence zone) di mana antibodi dan antigen terbentuk pada kondisi yang paling sesuai untuk
membentuk satuan ikatan (lattice). Pada zona antibodi berlebih (antibody excess zone) dan zona
antigen Berlioz (antigen excess zone) maka pembentukan satuan ikatan tidak optimum dan masih
terdapat antibodi atau antigen bebas yang tidak terdapat dalam larutan.

Reaksi pembekuan (aglutinasi)[sunting | sunting sumber]

Antara antibodi khusus dengan antigen partikulat seperti bakteri, sel dll. Prinsip-prinsip reaksi
pembekuan adalah sama seperti reaksi pelarutan.
Di dalam percobaan di atas antibodi spesifik terhadap antigen dicairkan dalam satu set cawan
mikrotiter (baris atas), kemudian antigen pada kepekatan yang sama ditambah kepada setiap
cawan yang mengandung antibodi. Selepas inkubasi untuk jangka waktu yang sesuai telaga-
telaga dicerap untuk melihat sama ada terdapat pembentukan aglutinat (baris kedua). Hasil yang
didapat menunjukkan terdapat aglutinat terbentuk dalam telaga 2 - 5 dan tidak dalam telaga-
telaga lain. Dalam telaga pertama aglutinat tidak terbentuk walaupun terdapat banyak antibodi
karena nisbah antigen dan antibodi tidak optimum untuk pembentukan aglutinat. Kepekatan
antibodi adalah terlalu tinggi dibanding antigen. Ini disebut fenomena prozon. Dalam telaga 6
dan 7 kepekatan antibodi adalah terlalu rendah dan tidak cukup untuk untuk menghasilkan
aglutinat. Dalam percobaan di atas titer antibodi terdapat pada telaga 5 karena ini adalah cairan
tertinggi yang menghasilkan respon positif, yaitu peng-glutinat-an. Rajah sebelah bawah
menunjukkan mekanisme reaksi peng-hemaglutinat-an tak terus (indirect hemagglutination
reaction). Dalam kaedah ini antigen larut diselaputkan ke permukaan eritrosit dan kehadiran
antibodi terhadap antigen tersebut diketahui.

Mendakan dalam tub[sunting | sunting sumber]

Reaksi pemendakan juga boleh dilakukan dalam medium separa pepejal seperti gel dan prinsip
reaksi adalah sama seperti reaksi dalam larutan. Aturan ini bisa dilakukan dalam tub atau
potongan.

Rajah di atas menerangkan prinsip pemendakan dalam tub. Dalam cara pertama (gambar atas)
larutan antigen ditambah ke tub yang mengandung antibodi. Setelah inkubasi garis mendakan
akan terbentuk pada zona kesetaraan antara larutan antigen dan antibodi. Cara kedua (gambar
tengah) menunjukkan reaksi pemendakan dalam gel. Antibodi dicampurkan dengan gel dan
dibekukan dalam tub. Kemudian antigen ditambah dan tub tersebut diinkubasi. Antigen akan
menyerap masuk ke dalam gel dan membentuk satu cerun kepekatan dan garis mendakan
(precipitin line) terbentuk di mana terdapat zona kesetaraan hasil. Lebih dari satu garis mendakan
akan terbentuk jika terdapat lebih dari satu antigen yang dicam oleh antibodi. Gambar ketiga
menunjukkan peralihan garis mendakan (pseudomigration) yang terjadi selama inkubasi. Ini
terjadi karena sewaktu inkubasi lebih banyak antigen akan menyerap masuk ke dalam gel dan
bagian di mana terdapat zona kesetaraan akan bertukar karena kepekatan antibodi dalam gel
adalah malar. Rajah ini juga menunjukkan di mana zona antigen dan antibodi berlebih terbentuk
dalam gel tersebut.

Klasifikasi ANTIGEN DAN ANTIBODI Sistem Imonologi


Ditulis oleh: Mulki Muluc - Sunday, November 4, 2012

Ads by Google

1. Antigen
a. Pengertian

Antigen molekul asing yang dapat menimbulkan respon imun spesifik dari limfosit pada manusia dan
hewan. Antigen meliputi molekul yang dimilki virus, bakteri, fungi, protozoa dan cacing parasit. Molekul
antigenic juga ditemukan pada permukaan zat-zat asing seperti serbuk sari dan jaringan yang
dicangkokkan. Sel B dan sel T terspesialisasi bagi jenis antigen yang berlainan dan melakukan aktivitas
pertahanan yang berbeda namun saling melengkapi (Baratawidjaja 1991: 13; Campbell,dkk 2000: 77).

b. Letak Antigen

Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang
tidak bereaksi terhadap sel-nya sendiri.Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang
menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi.Antigen biasanya protein atau
polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul Iainnya.Permukaan bakteri mengandung banyak protein
dan polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein,
karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun.

c. Karakteristik

Karakteristik antigen yang sangat menentukan imunogenitas respon imun adalah sebagai berikut:

1) Asing (berbeda dari self )

Pada umumnya, molekul yang dikenal sebagai self tidak bersifat imunogenik, jadi untuk menimbulkan
respon imun, molekul harus dikenal sebagai nonself.

2) Ukuran molekul

Imunogen yang paling poten biasanya merupakan protein berukuran besar. Molekul dengan berat
molekul kurang dari 10.000 kurang bersifat imunogenik dan yang berukuran sangat kecil seperti asam
amino tidak bersifat imunogenik.

3) Kompleksitas kimiawi dan struktural

Jumah tertentu kompleksitas kimiawi sangat diperlukan, misalnya homopolimer asam amino kurang
bersifat munogenik dibandingkan dengan heteropolimer yang mengandung dua atau tiga asam amino
yang berbeda.

4) Determinan antigenic (epitop)

Unit terkecil dari antigen kompleks yang dapat dikat antibody disebut dengan determinan antigenic atau
epitop. Antigen dapat mempunyai satu atau lebih determinan. Suatu determinan mempunyai ukuran
lima asam amino atau gula.

5) Tatanan genetic penjamu

Dua strain binatang dari spesies yang sama dapat merespon secara berbeda terhadap antigen yang
sama karena perbedaan komposisi gen respon imun.

6) Dosis, cara dan waktu pemberian antigen


Respon imun tergantung kepada banyaknya natigen yang diberikan, maka respon imun tersebut dapat
dioptmalkan dengan cara menentukan dosis antigen dengan cermat (termasuk jumlah dosis), cara
pemberian dan waktu pemberian (termasuk interval diantara dosis yang diberikan).

d. Pembagian Antigen
1) Secara fungsional

a) Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa).


b) Hapten, yaitu kompleks yang terdiri atas molekul kecil.

2) Pembagian antigen menurut epitop

a) Unideterminan, univalent yaitu hanya satu jenis determinan atau epitop pada satu molekul.
b) Unideterminan, multivalent yaitu hanya satu determinan tetapi dua atau lebih determian tersebut
ditemukan pada satu molekul.
c) Multideterminan, univalent yaitu banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap
macamnya (kebanyakan protein).
d) Multideterminan, multivalent yaitu banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada
satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi). (Baratawidjaja
1991: 14).

3) Pembagian antigen menurut spesifisitas

a) Heteroantigen, yaitu antigen yang terdapat pada jaringan dari spesies yang berbeda.
b) Xenoantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki spesies tertentu.
c) Alloantigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk individu dalam satu spesies.
d) Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh organ yang sama dari spesies yang berbeda.
e) Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh sendiri (Baratawidjaja 1991: 14-15: Sell : 9–
10).

4) Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T

a) T dependent yaitu antigen yang memerlukan pengenalan oleh sel T dan sel B untuk dapat
menimbulkan respons antibodi. Sebagai contoh adalah antigen protein.
b) T independent yaitu antigen yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel Tuntuk membentuk
antibodi. Antigen tersebut berupa molekul besar polimerik yang dipecah di dalam badan secara
perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan, dan flagelin polimerik bakteri.
(Baratawidjaja 1991: 15).

5) Pembagian antigen menurut sifat kimiawi


a) Hidrat arang (polisakarida)
Hidrat arang pada umumnya imunogenik. Glikoprotein dapat menimbulkan respon imun terutama
pembentukan antibodi. Respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, mempunyai sifat antigen
dan spesifisitas imun yang berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah.
b) Lipid
Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat oleh protein carrier. Lipid
dianggap sebagai hapten, sebagai contoh adalah sphingolipid.
c) Asam nukleat
Asam nukleat tdak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat oleh protein carrier. DNA dalam
bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respon imun terhadap DNA terjadi pada penderita dengan
SLE.
d) Protein
Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umunya multideterminan univalent. (Baratawidjaja
1991: 15)
e. Reaksi Antigen dan Antibodi
Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang bisa masuk ke dalam
tubuh.Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada protein tubuh kita yang
dikenal dengan istilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik
(eksternal maupun internal), kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel limfosit B
yang akan mensintesis pembentukan antibodi.

Sebelum pertemuan pertamanya dengan sebuah antigen, sel-sel-B menghasilkan molekul


immunoglobulin IgM dan IgD yang tergabung pada membran plasma untuk berfungsi sebagai reseptor
antigen.Sebuah antigen merangsang sel untuk membuat dan menyisipkan dalam membrannya molekul
immunoglobulin yang memiliki daerah pengenalan spesifik untuk antigen itu. Setelah itu, limfosit harus
membentuk immunoglobulin untuk antigen yang sama. Pemaparan kedua kali terhadap antigen yang
sama memicu respon imun sekunder yang segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi yang beredar
sebanyak 10 sampai 100 kali kadar sebelumnya. Sifat molekul antigen yang memungkinkannya bereaksi
dengan antibodi disebut antigenisitas.Kesanggupan molekul antigen untuk menginduksi respon imun
disebut imunogenitas.

Terdapat berbagai kategori Interaksi antigen-antibodi, kategori tersebut antara lain:


1) Primer

Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan antibodi pada situs identik
yang kecil, bernama epitop.

2) Sekunder

Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di antaranya:

a) Netralisasi
Adalah jika antibodi secara fisik dapat menghalangi sebagian antigen menimbulkan effect yang
merugikan.Contohnya adalah dengan mengikat toksin bakteri, antibody mencegah zat kimia ini
berinteraksi dengan sel yang rentan.
b) Aglutinasi
Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau transfusi darah yang tidak cocok berikatan
bersama-sama membentuk gumpalan
c) Presipitasi
Adalah jika komplek antigen-antibodi yang terbentuk berukuran terlalu besar, sehingga tidak dapat
bertahan untuk terus berada di larutan dan akhirnya mengendap.
d) Fagositosis
Adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen mampu mengikat reseptor fagosit (sel
penghancur) sehingga memudahkan fagositosis korban yang mengandung antigen tersebut.
e) Sitotoksis
Adalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi serangan sel pembawa antigen oleh killer
cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer cell kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi
oleh antibodi sebelum dapat dihancurkan melalui proses lisis membran plasmanya.

3) Tersier

Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologik dari interaksi antigen-antibodi yang
dapat berguna atau merusak bagi penderitanya.

2. Antibodi

a. Pengertian

Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh antigen.Antibodi
merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke
tubuh manusia.Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem
kekebalan. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu.

b. Fungsi

1) Untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen.


2) Membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.

c. Sifat Antibodi

Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk membuat antibodi spesifik untuk
masing-masing musuh merupakan proses yang luar biasa, dan pantas dicermati. Proses ini dapat
terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya dengan baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan
musuh (antigen).Dia mengetahui polanya berdasarkan perasaan. Sulit bagi seseorang untuk mengingat
pola kunci, walau cuma satu, Akan tetapi, satu sel B yang sedemikian kecil untuk dapat dilihat oleh mata,
menyimpan jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan sadar menggunakannya dalam
kombinasi yang tepat.

d. Proses Pembentukan Antibodi

1) Antibodi terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia dimana substansi tersebut diwariskan dari
ibu ke janinnya melalui inntraplasenta. Antibody yang dihasilkan pada bayi yang baru lahir titier masih
sangat rendah, dan nanti antibody tersebut berkembang seiring perkembangan seseorang.
2) Pembentukan antibody karena keterpaparan dengan antigen yang menghasilkan reaksi imunitas,
dimana prosesnya adalah:
Misalnya bakteri salmonella. Saat antigen (bakteri salmonella) masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan
meresponnya karena itu dianggab sebagai benda asing. karena bakteri ini sifatnya interseluler maka dia
tidak sanggup untuk di hancurkan dalam makrofag karena bakteri ini juga memproduksi toksinsebagai
pertahanan tubuh. Oleh karena itu makrofag juga memproduksi APC yang berfungsi mempresentasikan
antigen terhadap limfosit.agar respon imun berlangsung dengan baik.Ada dua limfosit yaitu limfosit B
dan limfosit T.

e. Klasifikasi Antibodi

1) IgG (Imuno globulin G)


IgG merupakan antibodi yang paling umum. Dihasilkan hanya dalam waktu beberapa hari, ia memiliki
masa hidup berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa tahun. IgG beredar dalam tubuh dan
banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Mereka mengikuti aliran darah, langsung
menuju musuh dan menghambatnya begitu terdeteksi.Mereka mempunyai efek kuat anti-bakteri dan
penghancur antigen.Mereka melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus, serta menetralkan asam yang
terkandung dalam racun.

Selain itu, IgG mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan bakteri serta musuh mikroorganis
yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit.Karena kemampuannya serta ukurannya yang kecil, mereka dapat
masuk ke dalam plasenta ibu hamil dan melindungi janin dari kemungkinan infeksi. Jika antibodi tidak
diciptakan dengan karakteristik yang memungkinkan mereka untuk masuk ke dalam plasenta, maka
janin dalam rahim tidak akan terlindungi melawan mikroba. Hal ini dapat menyebabkan kematian
sebelum lahir. Karena itu, antibodi sang ibu akan melindungi embrio dari musuh sampai anak itu lahir.

2) IgA (Imuno globulin A)

Antibodi ini terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan antigen seperti air mata, air liur, ASI,
darah, kantong-kantong udara, lendir, getah lambung, dan sekresi usus.Kepekaan daerah tersebut
berhubungan langsung dengan kecenderungan bakteri dan virus yang lebih menyukai media lembap
seperti itu. Secara struktur, IgA mirip satu sama lain. Mereka mendiami bagian tubuh yang paling
mungkin dimasuki mikroba.Mereka menjaga daerah itu dalam pengawasannya layaknya tentara andal
yang ditempatkan untuk melindungi daerah kritis.

Antibodi ini melindungi janin dari berbagai penyakit pada saat dalam kandungan. Setelah kelahiran,
mereka tidak akan meninggalkan sang bayi, melainkan tetap melindunginya. Setiap bayi yang baru lahir
membutuhkan pertolongan ibunya, karena IgA tidak terdapat dalam organisme bayi yang baru lahir.
Selama periode ini, IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap
mikroba. Seperti IgG, jenis antibodi ini juga akan hilang setelah mereka melaksanakan semua tugasnya,
pada saat bayi telah berumur beberapa minggu.

3) IgM (Imuno globulin M)


Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Pada saat organisme tubuh
manusia bertemu dengan antigen, IgM merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk
melawan musuh.Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika
musuh menyerang janin, jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. Untuk
mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.

4) IgD (Imuno globulin D)

IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Mereka tidak mampu untuk
bertindak sendiri-sendiri. Dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu
sel T menangkap antigen.

5) IgE (Imuno globulin E)

IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah.Antibodi ini bertanggung jawab untuk
memanggil para prajurit tempur dan sel darah lainnya untuk berperang.Antibodi ini kadang juga
menimbulkan reaksi alergi pada tubuh. Karena itu, kadar IgE tinggi pada tubuh orang yang sedang
mengalami alergi.

Pembentukan Antigen dan Antibodi : Mekanisme / Proses


12:02 AM

Pembentukan Antigen dan Antibodi : Mekanisme / Proses - Di dalam tubuh manusia, antibodi
dihasilkan oleh organ limfoid sentral yang terdiri atas sumsum tulang dan kelenjar timus,
terutama oleh sel-sel limfosit. Ada dua macam sel limfosit, yaitu sel limfosit B dan sel limfosit T.
Kedua sel ini bekerja sama untuk menghasilkan antibodi dalam tubuh. Baik antibodi maupun
antigen keduanya mempunyai hubungan spesifi k yang sangat khas. Keadaan ini terlihat
sewaktu antigen masuk ke dalam tubuh. Saat itu, dengan seketika sel limfosit T mendeteksi
karakteristik dan jenis antigen. Kemudian sel limfosit T bereaksi cepat dengan cara mengikat
antigen tersebut melalui permukaan reseptornya. Setelah itu, sel limfosit T membelah dan
membentuk klon. Sementara pada permukaan membrannya menghasilkan
immunoglobulin monomerik.

Berikutnya, molekul antigen dan molekul antibodi saling berikat an dan ikatan kedua molekul ini
ditempatkan pada makrofaga. Secara berurutan, makrofaga menghadirkan antigen pada
sel limfosit B. Lantas, sel limfosit B berpoliferasi dan menjadi dewasa, sehingga mampu
membentuk antibodi untuk masing-masing antigen. Akan lebih jelas kalian simak Gambar 1.
Gambar 1. Reaksi antigen dan antibodi

Sementara itu, pembuangan antigen setelah diikat antibodi dapat menggunakan berbagai cara,
yakni netralisasi, aglutinasi, presipitasi, dan fiksasi komplemen. Perhatikan Gambar 2. 

Gambar 2. Mekanisme pelenyapan antigen

Netralisasi merupakan cara yang digunakan antibodi untuk berikatan dengan antigen supaya
aktivitasnya terhambat. Sebagai contoh, antibodi melekat pada molekul yang akan digunakan
virus untuk menginfeksi inangnya. Pada proses ini, antibodi dan antigen dapat mengalami
proses opsonisasi, yakni proses pelenyapan bakteri yang diikat antibodi oleh makrofaga melalui
fagositosis.
Cara pelenyapan antigen berikutnya adalah aglutinasi. Aglutinasi atau penggumpalan
merupakan proses pengikatan antibodi terhadap bakteri atau virus sehingga mudah dinetralkan
dan diopsonisasi. Misalnya, IgG yang berikatan dengan dua sel bakteri atau virus secara
bersama-sama. Mekanisme yang sama juga terjadi pada cara berikutnya yakni presipitasi.
Presipitasi atau pengendapan merupakan pengikatan silang molekul-molekul antigen yang
terlarut dalam cairan tubuh. Setelah diendapkan, antigen tersebut dikeluarkan dan dibuang
melalui fagositosis. Selain berbagai cara tersebut, pembuangan antigen dapat melalui fiksasi
komplemen. Fiksasi komplemen merupakan pengaktifan rentetan molekul protein komplemen
karena adanya infeksi. Prosesnya menyebabkan virus dan sel-sel patogen yang menginfeksi
bagian tubuh menjadi lisis.

Anda sekarang sudah mengetahui Pembentukan Antigen dan Pembentukan Antibodi.


Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :.

Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346

Antigen dan Antibodi


Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi dengan antibodi.
Macam-macam antigen antara lain imunogen adalah  bahan yang dapat merangsang respon imun
dan hapten adalah bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi. Antigen tersusun atas epitop dan
paratop. Epitop atau Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat mengenal/ menginduksi
pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah bagian dari antibodi yang dapat mengikat
epitop.

1. Jenis antigen berdasarkan determinannya:

a.Unideterminan, univalen, merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satu

b.Unideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop satu, jumlah lebih dari satu

c.Multideterminan, univalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu dan jumlahnya satu

d.Multideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu, jumlah lebih dari satu

2.Jeni antigen berdasarkan spesifiktasnya


a.Heteroantigen → dimiliki banyak spesies
b.Xenoantigen → dimiliki spesies tertentu
c.Alloantigen → dimiliki satu spesies
d.Antigen organ spesifik → dimiliki organ tertentu
e.Autoantigen → berasal dari tubuhnya sendiri

3.Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T:


a.T dependen adalah tentang  antigen yang perlu pengenalan thd sel T dan sel B untuk
merangsang antibodi
b.T Independen adalah tentang antigen yang dapat  merangsang sel B tanpa mengenal sel T
dahulu
 
4. Jenis antigen berdasarkan kandungan bahan kimianya:
a.Karbohidrat merupakan  imunogenik
b.Lipid: tidak imunogenik merupakan hapten
c.Asam nukleat merupakan antigen yang tidak imunogenik
d.Protein merupakan imunogenik

Antibodi
Antibodi adalah protein serum yang mempunyai respon imun (kekebalan) pada tubuh yang
mengandung Imunoglobulin (Ig). Ig dibentuk oleh sel plasma (proliferasi sel B) akibat
kontak/dirangsang oleh antigen. Macam Imunoglobulin: Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan Ig D.

a.Imunoglobulin G
Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk imunitas bayi sampai
berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat opsonin  berhubungan erat dengan fagosit,
monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler
berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.

b.Imunoglobulin A
Sedikit dalam serum.  Banyak terdapat dalam  saluran nafas, cerna, kemih, air mata, keringat,
ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak antara toksin/
virus dng sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan
fagositosis.

c.Imunoglobulin M
Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh  akibat rangsangan antigen
sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen
memudahkan fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen.

d.Imunoglobulin E
Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil dan eosinofil. Kadar
tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing, skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi
parasit seperti cacing.

e.Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas
antibodi terhadap  makanan dan autoantigen.

CARA KERJA ANTIBODI

Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan
sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B,
sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan.
Antibodi akan menghancurkan bakteri atau virus tertentu yang menyerang sistem
pertahanan tubuh manusia. Antibodi mempunyai dua fungsi, pertama untuk
mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah
membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.Berada dalam
aliran darah dan cairan non-seluler, antibodi mengikatkan diri kepada bakteri dan
virus penyebab penyakit. Mereka menandai molekul-molekul asing tempat mereka
mengikatkan diri. Dengan demikian sel prajurit tubuh dapat membedakan sekaligus
melumpuhkannya.Antibodi bersesuaian dengan antigen secara sempurna, seperti anak
kunci dengan lubangnya yang dipasang dalam struktur tiga dimensi.Tubuh manusia
mampu memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk hampir setiap musuh
yang dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai dengan struktur setiap
musuh, maka tubuh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk menghadapi
musuh. Hal ini karena antibodi yang dihasilkan untuk suatu penyakit belum tentu
berhasil bagi penyakit lainnya.

Membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar
biasa dan proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya
dengan baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen).Satu sel B yang
sedemikian kecil, menyimpan jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan
sadar menggunakannya dalam kombinasi yang tepat. Tersimpannya jutaan formula
dalam suatu sel yang sangat kecil merupakan keajaiban yang diberikan kepada
manusia. Yang tak kurang menakjubkan adalah bahwa kenyataannya sel-sel
menggunakan informasi ini untuk melindungi kesehatan manusia.Satu sel B
menggandakan antibodi spesifiknya dan mencantolkannya ke permukaan luar
membran selnya. Antibodi memanjang keluar seperti jarum, aerial yang sudah
menyesuaikan diri menunggu berkontak dengan sekeping protein tertentu yang bisa
mereka kenali. Antibodi tersebut terdiri dari dua rantai ringan dan dua rantai berat
asam amino yang bersambungan dalam bentuk Y. Setelah digandakan sampai jutaan,
sebagian besar sel B berhenti membelah dan menjadi sel plasma, jenis sel yang bagian
dalamnya berisi alat untuk membuat satu produk antibodi. Sebagian sel B lain
membelah terus tak berhingga, dan menjadi sel memori. Antibodi bebas yang dibuat
oleh sel plasma berkeliling di darah dan cairan limpa. Ketika antibodi mengikatkan
diri pada antigen sasarannya, bentuknya berubah. Perubahan bentuk inilah yang
membuat antibodi "menempel" di bagian luar makrofag.

Struktur dan Fungsi Molekul Antigen dan Antibodi


12:01 AM

Struktur dan Fungsi Molekul Antigen dan Antibodi - kroba, jaringan cangkokan yang tidak
cocok, ataupun sel-sel darah yang ditransfusikan. Selain itu, antigen dapat pula berwujud
protein asing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat menyebabkan alergi atau
hipersensitivitas. Sebuah antigen mempunyai bagian pada permukaan suatu organisme atau
substansi tertentu yang dapat berikatan dengan antibodi. Bagian tersebut dinamakan epitop
atau determinan antigenik. Semua epitop tentu akan berikatan dengan antibodi yang sesuai.
Sehingga permukaan bakteri, misalnya, yang berperan sebagai antigen seluruhnya dapat
ditutupi oleh banyak jenis antibodi. Lihat Gambar 1.

Gambar 1. Epitop (determinan antigenic) berikatan dengan antibodi yang


sesuai

Antibodi merupakan protein terdiri atas satu atau lebih molekul yang berbentuk huruf Y. Empat
rantai proteinnya disusun oleh ikatan sulfida. Dua rantai berat yang identik merupakan batang
dan sebagian lengan Y. Sedangkan dua rantai ringan yang identik berada pada bagian lainnya.
Pada kedua molekul berbentuk Y terdapat daerah variable (V) rantai berat dan rantai ringan.
Dinamakan seperti itu karena pada bagian V memiliki urutan asam amino yang bervariasi dari
satu antibodi ke antibodi lainnya. Lihat Gambar 2.

Gambar 2. Struktur antibodi yang khas

Umumnya antibodi terdiri atas sekelompok protein yang berada pada fraksi-fraksi globulin
serum. Fraksi-fraksi globulin serum ini dinamakan imunoglobulin atau disingkat Ig.
Imunoglobulin ini bermanfaat apabila di dalam tubuh terjadi reaksi imun. Manusia memiliki
beberapa tipe imunoglobulin dengan berbagai struktur. Adapun tipe-tipe imunoglobulin tersebut
meliputi imunoglobin M (IgM), imunoglobulin G (IgG), imunoglobulin A (IgA), imunoglobulin D
(IgD), dan imunoglobulin E (IgE).

Setiap molekul antibodi terdiri dari dua rantai polipeptida yang identik, terdiri dari rantai berat
dan rantai ringan. Struktur yang identik menyebabkan rantai-rantai polipeptida
membentuk bayangan kaca terhadap sesamanya. Empat rantai pada molekul
antibodi dihubungkan satu sama lain dengan ikatan disulfida (–s–s–) membentuk molekul
bentuk Y. Dengan membandingkan deretan asam amino dari molekul-molekul antibodi yang
berbeda, menunjukkan bahwa spesifikasi antigen-antibodi berada pada dua lengan dari Y.
Sementara cabang dari Y menentukan peran antibodi dalam respon imun. Struktur antibodi
dapat Anda amati pada Gambar 3. di samping ini untuk memudahkan dalam membayangkan
bentuk antibodi.
Gambar 3. Model struktur antibodi

Anda mungkin juga menyukai