Anda di halaman 1dari 6

TANDA-TANDA MUNAFIK

KHUTBAH JUM’AT PERTAMA

َ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَال‬ ِ ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
ِ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
‫َأ‬
‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو صْ َحابِ ِه َو َم ْن‬ َّ َ ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ له‬،ُ‫ك لَه‬
ُ َ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫هَا ِد‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬،‫تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِ ْيرًا‬:
‫ق ِعبَا ِد ِه‬ ِ ْ‫ب هللاُ َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َحقِّ ِه َو ُحقُو‬ َ ‫ اتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعالَى َوقُوْ ُموْ ا بِ َما َأوْ َج‬، ُ‫َأيُّهَا النَّاس‬

Ma’asyiral muslimin rahimaniy warahimakumullah

Sungguh merupakan suatu hal yang tidak bisa kita pungkiri hari ini, kenyataan pahit telah
terpampang jelas di hadapan kita, di mana kemungkaran, kemaksiatan, dan kemunafikan telah
menjamur di tubuh kaum muslimin. Sebagian di antara kita kaum muslimin, tidak lagi
menghiraukan nasihat serta petuah yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan para sahabatnya. Sebagiannya lagi nekat menerobos dan menerjang hukum-hukum
Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya dengan dalih tidak selaras dengan akal dan pikiran manusia.
La haula wala quwwata illa Billah.

Maka ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwasanya menerobos dan menerjang hukum-hukum
Allah dengan dalih tidak selaras dengan akal dan pikiran merupakan tanda-tanda kemunafikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ُ َ‫يل لَهُ ْم تَ َعالَوْ ا ِإلَى َمآَأن َز َل هللاُ َوِإلَى ال َّرسُو ِل َرَأيْتَ ْال ُمنَافِقِينَ ي‬
ُ َ‫ص ُّدونَ عَنك‬
‫صدُودًا‬ َ ِ‫َوِإ َذا ق‬

“Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah
turunkan dan kepada hukum rasul, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi
(manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS. An-Nisa: 61)

Ma’asyiral muslimin rahimaniy warahimakumullah

Ketahuilah, bahwasanya kemunafikan merupakan sebuah parasit yang dapat merobohkan dan
menghancurkan pondasi keimanan seseorang, yang dengannya pula barisan kaum muslimin
menjadi porak poranda.

Allah tetap menyingkap tirai kemunafikan, serta mencela dan menghinakan pelakunya. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫ِإ َّن ْال ُمنَافِقِينَ يُخَا ِد ُعونَ هللاَ َوهُ َو خَ ا ِد ُعهُم‬

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka…” (QS. An-Nisa: 142)

Dan firman-Nya,

َ‫هَّللا ُ يَ ْستَه ِْزُئ بِ ِه ْم َويَ ُم ُّدهُ ْم فِي طُ ْغيَانِ ِه ْم يَ ْع َمهُون‬


“Allah akan membalas olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam
kesesatan mereka.” (QS. Al-Baqarah: 15)

Allah telah menyebutkan sifat-sifat mereka agar  hamba-hamba-Nya (yang beriman) dapat
menghindar serta menjauh dari sifat kemunafikan dan para pelakunya.

Ma’asyiral muslimin rahimaniy warahimakumullah

Imam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya, Madarijus Salikin, telah menjelaskan bahwasanya nifaq
(kemunafikan) ada dua macam: nifaq akbar (kemunafikan besar) dan nifaq ashghor
(kemunafikan kecil).

Dan dalam kesempatan yang mulia ini, sedikit akan kami paparkan kedua macam kemunafikan
ini dan sekaligus ciri-ciri dan sifat-sifatnya

Pertama: Nifaq akbar (kemunafikan besar) atau lebih dikenal dengan nifak i’tiqodi (munafik
keyakinan).

Nifaq (kemunafikan) jenis ini adalah sebuah kemunafikan yang dapat mengeluarkan seseorang
dari keimanan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

َ‫ك بَِأنَّهُ ْم َءا َمنُوا ثُ َّم َكفَرُوا فَطُبِ َع َعلَى قُلُوبِ ِه ْم فَهُ ْم الَيَ ْفقَهُون‬
َ ِ‫َذل‬

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah beriman kemudian menjadi kafir
lagi lalu hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS. Al-
Munafiqun: 3)

Dan juga dalam Surat at-Taubah: 66, dimana Allah memvonis orang-orang yang berada di
barisan kaum muslimin akan tetapi mengolok-olok Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam

‫قَ ْد َكفَرْ تُم بَ ْع َد ِإي َمانِ ُك ْم‬

“…Sungguh kalian telah kufur setelah kalian beriman…”

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Di antara sifat-sifat kaum munafik dengan nifaq i’tiqodi yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
menyebutkan dan menjelaskannya di dalam Alquran, ialah:

1. Mereka mengaku dan mengikrarkan keimanan layaknya seorang mukmin, padahal hati
mereka tidaklah seperti apa yang mereka ucapkan.

Maka Allah pun menyibak apa yang ada dalam hati mereka dengan firman-Nya,

َ‫اس َم ْن يَقُو ُل َءا َمنَّا بِاهَّلل ِ َواليَوْ ِم اَأل ِخ ِر َو َما هُم بِ ُمْؤ ِمنِين‬
ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
“Dan di antara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian,’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-
Baqarah: 8)

Dan firman-Nya

َ‫ك لَ َرسُو ُل هللاِ َوهللاُ يَ ْعلَ ُم ِإنَّكَ لَ َرسُولُهُ َوهللاُ يَ ْشهَ ُد ِإ َّن ْال ُمنَافِقِينَ لَ َكا ِذبُون‬
َ َّ‫ك ْال ُمنَافِقُونَ قَالُوا نَ ْشهَ ُد ِإن‬
َ ‫ِإ َذا َجآ َء‬

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu mereka berkata, ‘Kami bersaksi bahwasanya
kamu benar-benar rasul Allah’ dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
rasul-Nya dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar
pendusta.” (QS. Al-Munafiqun: 1)

2. Mereka memiliki dua wajah dan dua lisan.

Allah berfirman,

َ‫وَِإ َذا لَقُوا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا قَالُوا َءا َمنَّا َوِإ َذا َخلَوْ ِإل َى َشيَا ِطينِ ِه ْم قَالُوا ِإنَّا َم َع ُك ْم ِإنَّ َما نَحْ نُ ُم ْستَه ِْزءُون‬

“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, ‘Kami
telah beriman’ dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan,
‘Sesunggunya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’.” (Al-Baqarah: 14)

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan selain keduanya,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan mengenai sifat mereka ini.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’nhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Sesungguhnya sejelek-jelek manusia adalah yang mempunyai dua wajah di mana dia
datang kepada mereka (kaum muslim) dengan satu wajah dan keapda mereka (kaum munafik)
dengan wajah yang lain.” (HR. Bukhari 3494, dan Muslim: 2526)

3. Mereka mencegah dan mengahalangi manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah berfirman,

َ َ‫اتَّ َخ ُذوا َأ ْي َمانَهُ ْم ُجنَّةً ف‬


ِ ِ‫ص ُّدوا عَن َسب‬
ِ‫يل هللا‬

“Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalangi manusia dari
jalan Allah …” (QS. Al-Munafiqun: 2)

Maka sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan apa yang mereka perbuat dengan
firman-Nya,

َ‫ِإنَّهُ ْم َسآ َء َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬

“…Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun: 2)
4. Istihza (mempermainkan/melecehkan) Allah, ayat-ayat, dan rasul-Nya.

Allah berfirman,

َ‫َولَِئن َسَأ ْلتَهُ ْم لَيَقُولُ َّن ِإنَّ َما ُكنّا نَ ُخوضُ َون َْل َعبُ قُلْ َأبِاهللِ َو َءايَاتِ ِه َو َرسُولِ ِه ُكنتُ ْم تَ ْستَه ِْزءُون‬

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka tentang apa yang mereka lakukan itu, tentulah mereka
akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” (QS.
At-Taubah: 65)

Mengenai Istihza terhadap Allah dan rasul-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala membantah
perbuatan mereka dengan firman-Nya,

‫} الَتَ ْعتَ ِذرُوا قَ ْد َكفَرْ تُم بَ ْع َد ِإي َمانِ ُك ْم ِإن‬65{ َ‫َولَِئن َسَأ ْلتَهُ ْم لَيَقُولُ َّن ِإنَّ َما ُكنّا نَ ُخوضُ َون َْل َعبُ قُلْ َأبِاهللِ َو َءايَاتِ ِه َو َرسُولِ ِه ُكنتُ ْم تَ ْستَه ِْزءُون‬
66{ َ‫طاِئفَ ٍة ِّمن ُك ْم نُ َع ِّذبْ طَاِئفَةً بَِأنَّهُ ْم َكانُوا ُمجْ ِر ِمين‬
َ ‫نَّعْفُ عَن‬

“Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan
segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang
lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At-Taubah: 65-
66)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Sesungguhnya Istihza kepada Allah, ayat-ayat,
dan rasul-Nya adalah sebuah kekufuran.”

Dan hal senada juga telah dikatakan oleh Syaikh Abdurrahman As-Sa’di ketika menafsirkan ayat
tersebut.

Jamaaah Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Inilah sebagian apa yang telah Allah kabarkan tentang keadaan dan sifat-sifat mereka (kaum
munafik i’tiqodi). Maka seyogyanyalah kita terus berusaha menjaga diri kita dari sifat-sifat
tersebut di atas agar kita tidak terjerumus ke dalam kekufuran sebagaimana mereka telah
terjerumus ke dalamnya.

ِ ‫ ِإنَّهُ ه َُو ال َغفُوْ ُر الر‬، َ‫ـج ِمي ِْع ْالـ ُم ْسلِ ِم ْين‬
‫َّح ْي ُم‬ ِ ‫ضا َع ِة َو ْال‬
َ ِ‫ـخيَانَ ِة َو َغفَ َر لَنَا َولِ َولِ ِد ْينَا َول‬ َ ‫َوفَّقَنـ ِ َي هللاُ َوِإيَّا ُك ْم َأِلدَا ِء اأْل َمانَ ِة َو َح َمانَا َج ِم ْيعًا ِمنَ اِإْل‬

KHUTBAH JUM’AT KEDUA


ً‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدا‬، َ‫ب ْال َعالَ ِم ْينَ َو ْال َعاقِبَةُ لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ َوالَ ُع ْد َوانَ ِإالَّ َعلَى الظَّالِ ِم ْين‬
ِ ‫ْال َح ْم ُد هلِل ِ َر‬
‫ َأ َّما بَعْد‬،‫ان ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬ٍ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه والتَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِِإحْ َس‬ َ ، ُ‫ق اَأْل ِميْن‬ ُ ‫َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الصَّا ِد‬

Ma’asyiral muslimin rahimaniy warahimakumullah

Kedua: Nifaq ashghor yang disebut juga dengan nifaq amali (kemunafikan dalam perbuatan)
Cukuplah sekiranya kita mengetahui sifat dari kemunafikan ini dari apa yang telah diisyaratkan
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berbicara dia berdusta, apabila
berjanji dia mengingkari, dan apabila diamanati dia khianat.” (HR. Bukhari 33, dan Muslim 59,
107)

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Inilah tiga buah akar dari sebuah kemunafikan yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kabarkan kepada kita yang setiap di antara sifat dari sifat-sifat kemunafikan terpaut dan
terkait dengannya. Maka tak sepantasnyalah bagi kita untuk tidak menyepelekan serta
meremehkan jenis kemunafikan ini. Karena jenis kemuanfikan ini (nifaq amali) akan menyeret
kita kepada nifaq i’tiqodi sehingga akan mengeluarkan kita dari ruang lingkup keimanan.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala

Bersandarlah kepada Allah, mintalah kemudahan, ketetapan hati, dan keistiqamahan untuk
berjalan di atas apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ridhai. Jauhkan dan jagalah diri Anda,
keluarga, dan orang-orang yang diamanatkan urusannya di atas pundak Anda dari kemurkaan
dan adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala.

‫َّاش ِد ْينَ َأبِ ْي بَ ْك ٍر َو ُع َم َر‬ِ ‫ض اللَّهُ َّم َع ِن الـْ ُخلَفَا ِء الر‬ َ ْ‫ َوار‬، َ‫ك ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِع ْين‬ َ ِ‫ك َو َرسُوْ ل‬ َ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َع ْب ِد‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
‫لى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن‬
َ ‫ان ِإ‬ ٍ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ لَـهُ ْم بِِإحْ َس‬َّ ‫ َوع ُْث َمانَ َو َعلِ ٍّي َوع َْن َج ِمي ِْع ال‬.
‫ال‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ َّ
َ ‫ اَللهُ َّم صْ لِحْ حْ َو‬. َ‫ك ال ُم َوحِّ ِدين‬ َ ‫ َوا ْنصُرْ ِعبَا َد‬،‫ِّين‬ ِ ‫ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء الد‬. َ‫ك َو ْالـ ُم ْش ِر ِك ْين‬َ ْ‫اللَّهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم َوالـْ ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشر‬
‫ق‬َّ ‫ـح‬َ ‫ اللَّهُ َّم َأ ِرنَا ْال‬.ُ‫س الَ تَ ْشبَ ُع َو ِم ْن ِع ْل ٍم الَ يَ ْنفَع‬ ٍ ‫ب الَ يَ ْخ َش ُع َو ُدعَا ٍء الَ يُ ْس َم ُع َو ِم ْن نَ ْف‬ ٍ ‫ك ِم ْن قَ ْل‬ ‫ اللَّهُ َّم ِإنَّا نَعُوْ ُذبِ َـ‬.‫ْالـ ُم ْسلِ ِمينَ فِي ُك ِّل َمكا ٍن‬
ْ ْ ‫َأ‬ ً ْ َّ ْ ُ ُ ْ
. ُ‫ َربَّنَا الَ ت ِزغ قلوْ بَنَا بَ ْع َد ِإذ هَ َد ْيتَنَا َوهَ ْبلنَا ِم ْن ل ُدنكَ َرحْ َمة ِإنكَ نتَ ال َوهَّاب‬.ُ‫اطالً َوارْ زقنَا اجْ تِنَابَه‬
َّ َ ُ ْ ُ ِ َ‫َحقًّا َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعهُ َوَأ ِرنَا ْالبَا ِط َل ب‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬ ِ ‫ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْا‬. َ
َ ْ
َ‫ـح ْم ُد هلِل ِ ربِّ ال َعال ِمين‬ ْ ْ َ َ
َ ‫ َو َسال ٌم َعلى الـ ُمرْ َسلينَ َوال‬، َ‫صفون‬ ُ ِ َ‫ك َربِّ ال ِع َّز ِة َع َّما ي‬ َ ِّ‫ ُس ْب َحانَ َرب‬.

Teks Khutbah Kedua

َّ‫ َأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإال‬.‫اهلل ال َْمتِْي ِن‬ ِ ِِ


ِ ‫اد واْ ِال ْعتِص ِام بِح ْب ِل‬ ِ َّ ِ ِ
َ َ َ ‫ْح ْم ُد للَّه الذ ْي ََأم َرنَا باْالتِّ َح‬
َ ‫اَل‬
َّ ‫ َوَأ ْش َه ُد‬.‫ ِإيَّاهُ َن ْعبُ ُد َوِإيَّاُه نَ ْستَ ِع ْي ُن‬،ُ‫ك لَه‬
ُ‫َأن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُده‬ َ ْ‫اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬

‫َأص َحابِ ِه‬ ِِ ٍ َّ ِ ِ‫ث رحمةً ل‬


ْ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى آله َو‬
َ ‫م‬
َّ ‫ه‬
ُ ‫ل‬ ‫ل‬َ‫ا‬ . ‫ن‬
َ َ َ ْ َ ُ ‫ اَل َْم ْبعُ ْو‬،ُ‫َو َر ُس ْولُه‬
‫ي‬
ْ ‫م‬ ‫ل‬
َ ‫ا‬‫ْع‬
‫ل‬
‫استَطَ ْعتُ ْم َو َسا ِرعُ ْوا ِإلَى َمغْ ِف َر ِة َر ِّ‬
‫ب ال َْعالَ ِم ْي َن‪ِ .‬إ َّن‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫اهلل‬ ‫وا‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ت‬ ‫َأجم ِعين‪ِ .‬عباد اهلل‪ ،‬اِ‬
‫ََ ْ‬ ‫َْ َْ َ َ‬

‫صلُّ ْوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا‬ ‫ِ‬


‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَاَأيُّهاَ الَّذيْ َن َء َام ُن ْوا َ‬
‫ِئ‬
‫اهللَ َو َمالَ َكتَهُ يُ َ‬

‫َأص َحابِ ِه َو َق َرابَتِ ِه‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬


‫تَ ْسل ْي ًما‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى آله َو ْ‬

‫َأج َم ِع ْي َن‬ ‫ِ‬ ‫‪.‬وَأ ْزو ِ ِ‬


‫اجه َوذُ ِّريَّاتِه ْ‬ ‫َ َ‬
‫َأصلِح ج ِم ْيع والَةَ الْمسلِ ِم ْين‪ ،‬وانْص ِر اِْإل ْسالَم والْمسلِ ِم ْين‪ ،‬و َْأهلِ ِ‬
‫ك‬ ‫ََ ُْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ ُ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ْ ْ َ َ ُ‬
‫ْم ْسلِ ِم ْي َن‬
‫ل‬ ‫ك ِإلَى يوِم الدِّي ِن‪ .‬اَللَّه َّم ا ْغ ِفر لِ‬
‫الْ َك َف َر َة َوال ُْم ْش ِركِ ْي َن َوَأ ْع ِل َكلِ َمتَ َ‬
‫ْ ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َْ‬

‫ب‬ ‫ي‬ ‫ك قَ ِريْب م ِ‬


‫ج‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِإ‬ ‫‪،‬‬ ‫ات اَْأل ْحي ِاء ِم ْن ُهم واَْأل ْمو ِ‬
‫ات‬ ‫ات والْمْؤ ِمنِْين والْمْؤ ِمنَ ِ‬
‫والْمسلِم ِ‬
‫ْ‬
‫ٌ ُ ُ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُْ َ َ ُ ََ ُ‬
‫الد ْنيا حسنةً وفِي ِ‬
‫اآلخر ِ‬ ‫ُّ‬ ‫ات‪ .‬ر َّبنَا آتِنَا فِ‬
‫اضي الْحاج ِ‬ ‫الد َعو ِ‬
‫ات ويا قَ ِ‬
‫سنَةً‬‫ح‬‫َ‬
‫َ َ‬ ‫ة‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ي‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ َ‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫ِ‬
‫‪.‬وقنَا َع َذ َ‬
‫َ‬
‫ان َوِإيتَآِئ ِذي الْ ُق ْربَى َو َي ْن َهى َع ِن‬
‫اهلل‪ِ ،‬إ َّن اهلل يْأمر ُكم بِالْع ْد ِل واِْإل ْحس ِ‬
‫اد ِ‬ ‫ب‬ ‫ِ‬
‫ع‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُُ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫شِ‬
‫آء َوال ُْمن َك ِر َوالَْبغْ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ .‬فَاذْ ُك ُروا اهللَ ال َْع ِظ ْي َم‬ ‫الْ َف ْح َ‬
‫‪.‬ي ْذ ُكر ُكم وا ْدعُوهُ يستَ ِجب لَ ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَب ُر‬ ‫َ ْ ْ َ ْ َْ ْ ْ َ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai