Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan kesehatan yang telah
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya dan
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Tenaga kesehatan yang dimaksud di atas
adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan dan
perawat (Sari, 2015).
Status kesehatan yang masih rendah merupakan salah satu masalah
kesehatan yang terjadi di Indonesia saat ini, ditandai dengan angka kematian
Ibu (AKI) yang tinggi. Upaya memperbaiki kesehatan Ibu telah menjadi
prioritas utama dari pemerintah. AKI juga mengindikasikan kemampuan dan
kualitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat,
kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam
memperoleh akses terhadap pelayanan Kesehatan salah satunya pelayanan
antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk
Ibu selama masa kehamilannya.
Antenatal care (ANC) yang memadai ditunjukkan dengan salah satu
indikator yang terdapat dalam suatu sistem pemantauan wilayah setempat
program KIA yaitu indikator cakupan pelayanan Ibu hamil (cakupan K4).
Indikator cakupan K4 merupakan cakupan pelayanan antenatal secara lengkap
(memenuhi standar pelayanan dan frekuensi kunjungan yang sesuai dengan
waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan kemampuan manajemen
ataupun kelangsungan program Kesehatan Ibu dan Anak.
Program KIA bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil, ibu melahirkan, dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah
menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan anak melalui
peningkatan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan
ibu dan perinatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer.
1
World Health Organization (WHO) sudah menetapkan standar dalam
melakukan ANC, minimal 4 kali selama masa kehamilan. Untuk melihat jumlah
ibu hamil yang sudah melakukan ANC yaitu dari hasil pencapaian indikator
Kunjungan pelayanan K1 dan K4. K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk
mendapatkan pelayanan ANC minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester
pertama, 1 kali pada trimester kedua (15-28 minggu) dan 2 kali pada trimester
ketiga (28-36 minggu). Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali,
dengan distribusi pelayanan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester
II dan dua kali pada trimester III dan mendapatkan 90 butir tablet Fe selama
periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Idaman,
2016).
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat komponen pemeriksaan kehamilan yang di dapatkan
oleh ibu hamil dan kunjungan K4. Namun pada kenyataannya masih banyak ibu
hamil yang kurang menyadari pentingannya pemerikaan kehamilan sehingga
berdampak pada tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang
kemungkinan dialami oleh ibu hamil, sehingga resiko ini baru diketahui pada
saat persalinan (Elisabeth, 2015).
Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang
dianjurkan di tiap trimester, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan
akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil
dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga Kesehatan (Kemenkes RI, 2022).
Kunjungan K4 di bawah 60% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil
dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan kualitas pelayanan antenatal yang
belum memadai (Lian Laminullah, 2015). Pemeriksaan K4 ibu hamil
dimaksudkan agar ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur, agar
dapat mengenali komplikasi akibat kehamilan, mengenali adanya letak janin
dan presentasi serta bila terdapat risiko yang menyertai kehamilannya sehingga
2
dapat memantapkan rencana persalinan secara tepat dan memadai. Bila
terlambat dalam mendeteksi dan menangani keadaan yang mengancam
kehidupan ibu dan janinnya maka meningkatkan angka kematian ibu (Kartini
Pekabanda, 2016).
Pada tahun 2021 angka K4 sebesar 88,8%, angka ini meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan cakupan K4 dapat dipengaruhi
adanya adaptasi baru pada situasi pandemi COVID-19 di tahun 2021, karena
pada satu tahun sebelumnya masih banyak pembatasan hampir ke semua
layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan ibu, seperti ibu hamil menjadi
enggan ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya karena takut
tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil,
serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana prasarana
termasuk Alat Pelindung Diri (APD) (Kemenkes RI, 2022).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2021 diketahui angka cakupan
pelayanan Kesehatan ibu hamil Indonesia ialah 88,8 % yang dimana persentasi
tersebut sudah mencapai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Indonesia tahun 2021 yaitu 85%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2021 diketahui bahwa angka
cakupan Pelayanan Kesehatan ibu hamil k4 diprovinsi Sumatera Barat ialah
74,77% yang dimana persentase angka cakupan tersebut masih kurang dari
target RPJMN tahun 2021 yaitu sebesar 85 %.
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2020
diketahui bahwa dari 11 Kecamatan yang ada di kota Padang ada 1 Kecamatan
yang dimana salah satu Puskesmas yang terletak dikecamatan tersebut angka
cakupan pelayanan Kesehatan ibu hamil tidak tercapai yaitu di Puskesmas
Seberang Padang yang dimana angka cakupan yang diperoleh ialah 73,8 % yang
dimana angka tersebut masih jauh dari target pencapaian program K4 dikota
Padang ialah 95%).
Puskesmas Seberang Padang merupakan Puskesmas dengan angka cakupan
kunjungan K4 terendah di wilayah kerja dinas kesehatan kota Padang, dimana
angka cakupan K4 nya belum mencapai target.
3
Hasil dari wawancara awal yang peneliti lakukan kepada pemegang
program KIA Puskesmas Seberang Padang menyatakan bahwa masalah yang
terjadi pada pelaksanaan pogram antenatal care K4 kurangnya antusias ibu
hamil untuk melakukan kunjungan ANC K4 dan sistem pemantauan wilayah
setempat kesehatan Ibu dan anak (PWS-KIA) belum berjalan secara rutin
sehingga Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan K4 di luar wilayah kerja
Puskesmas tidak terpantau.
Pelaksanaan ANC di Puskesmas Seberang Padang sudah menggunakan
standar pelayanan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yaitu
menggunakan 10 T. Meskipun tenaga pelaksana, dana, sarana dan prasarana,
standar pelayanan,pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan program
antenatal care sudah sesuai dengan prosedur yang ada, akan tetapi kunjungan
K4 di Puskesmas belum mencapai target yang telah ditetapkan.
Terdapat banyak Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ibu hamil dalm
kunjungan K4 ini. Menurut teori Lawrence Green (1987) dalam Notoadmodjo
(2003) terdapat 3 faktor yaitu Faktor predisposisi, Faktor pendorong, dan Faktor
penguat. Faktor predisposisi yaitu paritas, pengetahuan dan sikap. Faktor
pemungkin yaitu jarak tempat tinggal dan status ekonomi. Faktor penguat yaitu
dukungan keluarga/suami dan dukungan petugas kesehatan. Berdasarkan
Faktor tersebut, peneliti melakukan penelitian terhadap semua Faktor tersebut,
karena peneliti ingin mengetahui Faktor apa saja yang sebenarnya yang
mempengaruhi ibu hamil terhadap kunjungan K4.
Menurut hasil penelitian Lestari Mursalim (2018), memaparkan bahwa
Tingkat pendidikan sekolah menengah atas (58,3%), tidak bekerja (78,3%),
multipara (61,7%), pengetahuan baik (70,0%), sikap baik (73,3%), jarak tempat
tinggal jauh (60,0%), penghasilan keluarga rendah (70,0%), mendapatkan
dukungan baik dari keluarga (66,7%), mendapatkan dukungan baik dari petugas
kesehatan (73,3%) yang merupakan faktor-faktor ibu dalam melakukan
kunjungan ANC K4 dan untuk K4 telah tercapai (80,0%).
4
Sehubungan dengan permasalahan diatas oleh karena itu,peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Studi Kualitatif Terhadap Faktor-faktor
Penyebab Rendahnya Kunjungan ANC K4 Di Puskesmas Seberang Padang
Tahun 2022”.
5
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi
Penyebab Rendahnya Kunjungan ANC K4 Di Puskesmas Seberang Padang
Tahun 2022.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui faktor internal (Paritas, Pengetahuan, jarak tempat tinggal,
Penghasilan Keluarga, Pekerjaan, Pendidikan, Usia dan Sikap) yang
menyebabkan Rendahnya Kunjungan ANC K4 di Puskesmas Seberang
Padang Tahun 2022
2. Diketahui faktor Eksternal (Dukungan Keluarga/Suami, Dukungan Peran
Tenaga Kesehatan) yang menyebabkan Rendahnya Kunjungan ANC K4 Di
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2022.
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan data dan informasi
yang dapat digunakan sebagai, bahan referensi serta dapat menjadi
tambahan studi pustaka bagi Universitas Andalas.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
memperluas wawasan bagi peneliti terkait faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi Kunjungan K4 Ibu Hamil di Puskesmas Seberang Padang.
6
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rendahnya cakupan kunjungan
ANC K4 dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Seberang Padang Kecamatan Padang Selatan pada
Ibu Hamil trimester II dan III. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September-Oktober Tahun 2022. Belum adanya penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya
kunjungan ANC K4 di Puskesmas Seberang Padang yang menjadi alasan
peneliti untuk melakukan penelitian ini.
2. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Dalam pengumpulan
data, peneliti melakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Data
sekunder diambil dari Profil Kesehatan Indonesia, data Dinas Kesehatan
kota Padang, dan data dari puskesmas Seberang Padang. Data primer
didapatkan dengan melakukan Indepth Interview ( Wawancara Mendalam)
kepada Ibu hamil trimester II dan III , Suami/Keluarga, Kepala Puskesmas,
Pemegang program KIA, serta melakukan Focus Group Discusion ( Diskusi
Kelompok Terarah) di wilayah Puskesmas Seberang Padang.