TESIS
OLEH
NAMA : DEVI ERYANTI
NIM : 10012681923021
TESIS
OLEH
NAMA : DEVI ERYANTI
NIM : 10012681923021
NIM : 10012681923021
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan
dari siapapun.
Devi Eryanti
NIM. 10012681923021
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al Baqarah 216).
PERSEMBAHAN
Devi Eryanti
Analysis of Nutrition Service Policy Implementation at the Nutrition Installation
Unit of the COVID-19 Referral Hospital in Palembang City
Xv + 260 pages,11.images,41 tables,10 apps.
ABSTRACT
COVID-19 is the cause of a global pandemic in the world, first discovered in
Wuhan, China. Patients with COVID-19 who was confirmed positive had low
immunity and attack the body resulting in fever, dry cough, shortness of breath to
death and optimal nutrition was needed. The purpose of the studied was to analyze
the implementation of nutrition service policies at the nutrition installation unit of
the COVID-19 referral hospital in Palembang City. Observational research method
with cross sectional Mix Methods Concurrent approach in 5 COVID-19 referral
hospitals at Palembang City, January-May 2021, 30 informants and 112 COVID-
19 patients. The Chi-square results show a significant relationship between length
of stay and food waste with the recovery of COVID-19 patients. Logistic regression
analysis found length of hospitalization <14 days gives a probability of 49% with
cure p-value 0.004 PR: 4.605; 95%CI (1.643-12.908); This shows was significant
relationship between the length of stay and the patient's recovery. on the qualitative
variable implementation of nutrition service policies: (a) policy standards and
objectives were realized and strengthened by the Director's Decree, (b) Sources of
funds, human resources and adequate facilities, (c) Characteristics of implementing
organizations that have implemented policies with certainty, (d) Communication
between implementers is carried out, but the obstacles are the non-compliance of
implementing tasks, (e) The attitude of the implementers very supportive, but is
constrained by knowledge gaps, (f) Socio-economic and political conditions are
going well and supported by all policy actors (Heads of Sections, Heads of
Divisions, Directors, Professional Organizations, and the Central Government).
Renewal policy regulations needed regards nutritional service and dietary
standards for COVID-19.
Keywords : Policy Implementation, Nutrition Services, COVID-19
Literature : 110 (2001-2021)
v
ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Karya Tulis Ilmiah berupa Tesis,
29 Juli 2021
Devi Eryanti
ABSTRAK
COVID-19 menjadi penyebab pandemi global di dunia, ditemukan pertama kali di
Wuhan, China. Penderita COVID-19 terkonfirmasi positif mengalami imunitas
rendah dan menyerang tubuh akibatnya demam, batuk kering, sesak nafas sampai
kematian dan dibutuhkan gizi yang optimal. Tujuan penelitian untuk menganalisis
implementasi kebijakan pelayanan gizi pada unit instalasi gizi rumah sakit rujukan
COVID-19 di Kota Palembang. Metode penelitian observasional dengan
pendekatan Mix Methods Concurrent secara cross sectional di 5 rumah sakit
rujukan COVID-19 di Kota Palembang, bulan Januari-Mei 2021, 30 informan dan
112 pasien COVID-19. Hasil secara Chi-square terdapat hubungan signifikan lama
hari rawat dan sisa makanan dengan kesembuhan pasien COVID-19. Analisis
regresi logistik ditemukan lama rawat inap <14 hari memberikan probabilitas
sebesar 49% dengan kesembuhan P-value 0,004 PR: 4,605; 95%CI (1,643-12,908);
ini menunjukkan adanya hubungan signifikan variabel lama hari rawat dengan
kesembuhan pasien, pada variabel kualitatif Implementasi kebijakan pelayanan
gizi: (a) standar dan tujuan kebijakan direalisasikan dan diperkuat dengan Surat
Keputusan Direktur, (b) Sumber dana, sumber daya manusia dan fasilitas memadai,
(c) Karakteristik organisasi pelaksana sudah menerapkan kebijakan dengan pasti,
(d) Komunikasi antar pelaksana dilakukan, tetapi hambatannya tidak patuhnya
pelaksana tugas, (e) Sikap pelaksana sangat mendukung, namun terkendala
kesenjangan pengetahuan, (f) Keadaan sosial ekonomi dan politik berjalan baik dan
didukung semua aktor kebijakan (Kepala Seksi, Kepala Bidang, Direktur,
Organisasi Profesi, dan Pemerintah pusat). Dibutuhkan regulasi kebijakan
pembaruan mengenai standar pelayanan Gizi pasien COVID-19 dan standar diet.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Pelayanan Gizi, COVID-19
Kepustakaan : 110 (2001-2021)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul
“ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI PADA
UNIT INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19 DI KOTA
PALEMBANG”. Tesis ini merupakan salah satu syarat akademik dalam
menyelesaikan Program Magister pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
(S2) di program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Palembang. Tesis ini ditulis
berdasarkan hasil penelitian dengan judul yang sama yang mengkaji tentang
implementasi kebijakan pelayanan gizi.
Pelaksanaan penelitian, proses penulisan dan penyelesaian tesis ini dapat
berjalan dengan baik karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada;
1. Ibu Dr. Misnaniarti, SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat dan Dr. Rostika Flora, S.Kep., M.Kes selaku Koordinator Program
Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
2. Prof. dr. Chairil Anwar, DAP&E., Sp.ParK., Ph.D dan Prof. Yuanita Windusari,
S.Si., M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dalam
penyelesaian tesis.
3. Kedua orang tua (Keluarga Bpk. H.Sahabuddin, Ama.Pd (papa, mama, cok,
cik, adek-adek), Keluarga Bpk. Almarhum Kholik (mik, ayuk, kakak) dan
Suami Abdul Roni, M.Pd serta anak-anak (ayuk Mawaddah Ainun Kaffah &
adek Almashyra Mishael Adzra) atas do’a, dukungan dan motivasi.
4. Direktur RS Ernaldi Bahar dr. Yumidiansi F, M.Kes yang telah memberikan
izin belajar serta Ibu Suga, Mbk Dyah, Mbk Marlina, Mbk Menny, Mbk Nur
vii
farida, Mbk dessy, Mbk zuhro, Mbk Ledy, Tim Kenanga, yang telah
memberikan dukungan.
5. Dosen Penguji yaitu Dr. rer.med. H. Hamzah Hasyim, S.KM., M.KM, Dr. dr.
Rizma Adlia Syakurah, MARS, Dr. Yuli Hartati, S.Pd., M.Si, Dr. Novrikasari,
SKM, M.Kes atas masukan, bimbingan, dan arahannya.
6. Direktur RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan, Direktur RS Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan, Direktur Charitas Hospital Palembang,
Direktur RSUD Palembang BARI, Direktur RSUP Moehammad Hoesin
Palembang yang telah bersedia memberikan izin penelitian ini.
7. dr. Pilipus RA, SpPA dan dr. Kurnia selaku supervisor penelitian RS Charitas
(Kepala Bidang Penunjang Medis)
8. Kepala Instalasi Gizi RSUD Siti Fatimah (Herviana Ferazuma, S.Gz), Kepala
Instalasi Gizi RS Ernaldi Bahar (Marlina, SST), Kepala Instalasi Gizi RS
Charitas (Ginta, Amd.Gz), Kepala Instalasi Gizi RSUD Palembang BARI
(Eni Nuraini, S.Gz, RD), Kepala Instalasi Gizi Ibu Maya Ija, SST, M.PH, RD
dan Kabag Diklat RSUP Moehammad Hoesin dr. Anhar, Sp.OG sebagai
pembimbing lapangan.
9. Kepala Diklat dan Komite Etik Penelitian dan Tim Enumerator (Jihan Frana,
Amd.Gz, Ika Retno, S.Gz, Emma Afriany, S.Gz, Nisa, Kepala Bidang
Keperawatan dan Ka.ru Ruang COVID-19) yang telah memfasilitasi
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih mempunyai kekurangan. Namun demikian
penulis tetap berharap kiranya tesis ini bisa memberi manfaat bagi penulis sendiri
maupun pihak lain.
Penulis
viii
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Luar.............................................................................................. i
Halaman Sampul Dalam ......................................................................................... ii
Halaman Judul........................................................................................................ iii
Halaman Pengesahan ............................................................................................. iv
Halaman Persetujuan ................................................................................................v
Halaman Pernyataan Integritas .............................................................................. vi
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .......................................................... vii
Motto dan Persembahan ....................................................................................... viii
Abstract .................................................................................................................. ix
Abstrak .....................................................................................................................x
Kata Pengantar ....................................................................................................... xi
Ucapan Terima Kasih............................................................................................ xii
Riwayat Hidup ..................................................................................................... xiii
Daftar Isi............................................................................................................... xiv
Daftar Tabel ........................................................................................................ xvi
Daftar Gambar ................................................................................................... xviii
Daftar Lampiran .................................................................................................. xix
Daftar Istilah ..........................................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................6
1.3. Tujuan .................................................................................................6
1.3.1. Tujuan Umum ...........................................................................6
1.3.2. Tujuan Khusus ..........................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian ..............................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Landasan Teori ..................................................................................8
2.1.1. Kebijakan Pelayanan Gizi ......................................................9
2.1.2. Tata Kelola Pelayanan Gizi Rumah Sakit ..........................................9
2.1.3. COVID-19 (Coronavirus Disease) ..................................................10
2.1.3.1. Gambaran Umum COVID-19 ...........................................11
2.1.3.2. Epidemiologi .....................................................................12
2.1.3.3. Etiologi ..............................................................................13
2.1.3.4. Pemeriksaan Penunjang .....................................................14
2.1.3.5. Komplikasi ........................................................................14
2.1.3.6. Komorbid ...........................................................................14
2.1.4. Konsep Implementasi Pelayanan Gizi ..............................................17
2.1.5. Pelayanan Gizi..................................................................................19
ix
2.1.5.1. Proses Pelayanan Gizi .......................................................19
2.1.5.2. Mutu Pelayanan Gizi .........................................................24
2.1.5.3. Sisa Makanan.....................................................................25
2.1.5.4. Daya Terima Makanan ......................................................26
2.1.6. Imunitas Tubuh dan COVID-19 .......................................................27
2.1.7. Hubungan Antara Gizi dan Penyakit Infeksi ....................................28
2.1.8. Proses Pelayanan dan Perencanaan Gizi
Pada Pasien COVID-19....................................................................28
2.1.9. RS Rujukan COVID-19 ...................................................................38
2.2. Kerangka Teori ...................................................................................41
2.3. Kerangka Pikir....................................................................................42
2.4. Kerangka Konsep ..............................................................................43
2.5. Hipotesis .............................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ....................................................................................45
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................49
3.3. Populasi, Sampel dan Informan .........................................................49
3.4. Variabel Penelitian ..............................................................................52
3.5. Definisi Operasional ............................................................................53
3.6. Definisi Istilah .....................................................................................54
3.7. Jenis dan Sumber Data ........................................................................56
3.8. Instrumen Penelitian ............................................................................56
3.9. Teknik Pengambilan Data ...................................................................57
3.10.Pengolahan dan Analisis Data ............................................................58
3.11.Kerangka Operasional Penelitian .......................................................68
3.12. Ethical Clearance ..............................................................................70
3.13. Persetujuan/Informed Consent ..........................................................70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................73
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Univariat .............................................................................82
4.2.2. Analisis Kualitatif ............................................................................84
4.2.2. Analisis Bivariat .............................................................................101
4.2.3. Analisis Multivariat ........................................................................110
4.3. Pembahasan .......................................................................................114
4.4. Keterbatasan Penelitian .....................................................................128
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan........................................................................................129
5.2. Saran ..................................................................................................131
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Sampel Penelitian............................................................................ 51
Tabel 3.2. Distribusi Informan ........................................................................ 51
Tabel 3.3. Informan Penelitian ......................................................................... 52
Tabel 3.4. Definisi Operasional ....................................................................... 53
Tabel 3.5. Definisi Istilah ................................................................................. 54
Tabel 3.6. Uji Validitas pertanyaan Tekstur Makanan .................................... 60
Tabel 3.7. Uji Validitas pertanyaan Rasa Makanan ......................................... 61
Tabel 3.8. Uji Validitas pertanyaan Aroma Makanan...................................... 62
Tabel 3.9. Uji Validitas pertanyaan Variasi Makanan ..................................... 63
Tabel 3.10. Uji Validitas pertanyaan Penampilan Makanan ............................ 63
Tabel 3.11. Uji Validitas pertanyaan Penyajian Makanan ............................... 64
Tabel 3.12. Uji Reliabilitas .............................................................................. 65
Tabel 4.1. Jumlah Ketenagaan di Instalasi Gizi RSUD Siti Fatimah............... 75
Tabel 4.2. Jumlah Ketenagaan di Instalasi Gizi RS ERBA ............................. 76
Tabel 4.3. Ketenagaan RS Charitas.................................................................. 79
Tabel 4.4. Ketenagaan RSUD BARI................................................................ 80
Tabel 4.5. Ketenagaan RSMH ......................................................................... 82
Tabel 4.6. Gambaran karakteristik Responden ................................................ 82
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Daya terima Pasien ........................................ 83
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Sisa Makanan ................................................ 84
Tabel 4.9. Gambaran Implementasi ................................................................. 84
Tabel 4.10. Hubungan Umur dengan Kesembuhan ......................................... 101
Tabel 4.11. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kesembuhan ............................ 101
Tabel 4.12. Hubungan Pendidikan dengan Kesembuhan................................. 102
Tabel 4.13. Hubungan Lama hari rawat dengan Kesembuhan ........................ 103
Tabel 4.14. Hubungan Jenis Diet dengan Kesembuhan................................... 103
xi
Tabel 4.15. Hubungan Komorbid dengan Kesembuhan .................................. 104
Tabel 4.16. Hubungan Status Gizi dengan Kesembuhan ................................. 105
Tabel 4.17. Hubungan Tekstur dengan Kesembuhan ...................................... 105
Tabel 4.18. Hubungan Aroma dengan Kesembuhan ....................................... 105
Tabel 4.19. Hubungan Rasa dengan Kesembuhan ........................................... 107
Tabel 4.20. Hubungan Variasi dengan Kesembuhan ....................................... 107
Tabel 4.21. Hubungan Penampilan dengan Kesembuhan................................ 108
Tabel 4.22. Hubungan Penyajian dengan Kesembuhan ................................... 108
Tabel 4.23. Hubungan Sisa Makanan dengan Kesembuhan ............................ 109
Tabel 4.24. Hasil Seleksi Bivariat .................................................................... 110
Tabel 4.25. Pemodelan Awal Multivariat ........................................................ 111
Tabel 4.26. Uji Counfounding ......................................................................... 112
Tabel 4.27. Perbandingan PR ........................................................................... 112
Tabel 4.28. Model Akhir .................................................................................. 112
Tabel 4.29. Tabel Kesimpulan Implementasi .................................................. 103
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tata Kelola Pelayanan Gizi Rumah Sakit
sebelum COVID-19 .......................................................................... 9
Gambar 2.2. Alur Waktu Kejadian Virus Corona ................................................. 10
Gambar 2.3. Struktur COVID-19 .......................................................................... 13
Gambar 2.4. Tahapan Alur Pelayanan Gizi Rumah Sakit
COVID-19 ........................................................................................ 21
Gambar 2.5. Diagram Manajemen Penyelenggaraan Makanan COVID-19 ......... 25
Gambar 2.6. Kerangka Teori ................................................................................. 41
Gambar 2.7. Kerangka Pikir.................................................................................. 42
Gambar 2.8. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 43
Gambar 3.1. Model Mix Methods ......................................................................... 46
Gambar 3.2. Metode Kombinasi .......................................................................... 48
Gambar 3.3. Kerangka Operasional Penelitian ..................................................... 48
Gambar 4.1. Grafik Sisa Makanan .......................................................................118
Gambar 4.2. Grafik Distribusi Jenis Diet .............................................................120
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Formulir Informed Consent .......................................................... 145
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ................................................................... 146
Lampiran 3. Pedoman Observasi ...................................................................... 147
Lampiran 4. Kuesioner Pengawasan &Pengendalian. ...................................... 148
Lampiran 5. Angket Penelitian Implementasi Kebijakan ................................. 152
Lampiran 6. Formulir Sisa Makanan ................................................................ 154
Lampiran 7. Kuisioner Daya Terima Makanan................................................. 156
Lampiran 8. Dokumentasi Foto Kegiatan ......................................................... 158
Lampiran 9. Transkip Wawancara Mendalam .................................................. 190
Lampiran 10. Output SPSS ............................................................................... 210
xiv
DAFTAR ISTILAH, SINGKATAN DAN LAMBANG
1 Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
yang memiliki prognosis yang buruk sedangkan pada kasus yang disertai
komorbid seperti kardiovaskuler sebesar 10,5%, diabetes 7,3%, penyakit
pernapasan kronis 6,3%, hipertensi 6,0% dan kanker sebesar 5,6%. Pada
pasien kritis (Critical ill) memiliki fatalitas sebesar 49%, petugas kesehatan
0,17% (Zhang Yanping, 2020).
COVID-19 menyebabkan pandemi dan merubah kondisi sehari-hari.
Saat ini, tidak ada obat antivirus atau vaksin khusus untuk mengendalikan
SARS-CoV-2. Dengan demikian praktik klinis merekomendasikan untuk
pemberian obat simptomatik (Wang et al., 2020). Selain itu juga dibutuhkan
asupan makanan yang bergizi dan optimal untuk membantu menjaga daya
tahan tubuh pasien COVID-19. Peranan Gizi sangat penting sebagai proses
pemulihan terhadap semua pasien COVID-19, khususnya yang pernah
mengalami komplikasi jantung atau paru, serta kasus kelelahan, sarkopenia dan
malnutrisi yang berpotensi memperburuk kondisi pasien (Lawrence et al.,
2021).
Infeksi COVID-19 dapat memperburuk status gizi pasien dimana
terdapat perubahan rasa dan bau serta kehilangan nafsu makan dan gejala
gastrointestinal seperti diare dan muntah sehingga hal ini membutuhkan
manajemen pelayanan gizi dalam pemberian diet pada pasien COVID-19
(Morley, et.al, 2020). Tubuh seseorang dapat bertahan dari suatu penyakit
disebabkan adanya sistem imun, dimana sistem imun terdiri dari dua yaitu
sistem pertahanan awal (first defense) serta adaptive immune (Septyaningtrias,
2020). Namun sebaliknya jika sistem imun tidak mampu mempertahankan
imunitas maka akan terjadi infeksi (Iddir et al., 2020)
Asupan gizi yang baik sangat dibutuhkan untuk membentuk imunitas,
dengan gizi yang baik dapat membangun perlindungan tubuh dari penyakit
dan masalah kesehatan lain. Meningkatkan daya tahan tubuh salah satu nya
dengan menghindari dari COVID-19, oleh sebab itu perlu peningkatan
konsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang berperan aktif dalam
meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) yaitu protein, vitamin A, vitamin
Universitas Sriwijaya
4
C, vitamin E, Zinc, vitamin B6, asam folat, selenium dan zat besi
(Vimaleswaran, et.al, 2021).
Di Rumah Sakit rujukan COVID-19 pasien mendapatkan pelayanan gizi
yang terdiri dari penyelenggaraan makanan dan penatalaksanaan asuhan gizi,
serta membuat standar diet untuk pasien, terdiri dari standar diet makanan
biasa dan standar diet khusus. Standar diet menyesuaikan dengan pengaturan
gizi yang tujuannya meningkatkan atau mempertahankan status gizi, daya
tahan tubuh terhadap penyakit atau infeksi yang dapat membantu
kesembuhan atau keseimbangan dalam tubuh (Thalita, 2020).
Proses pencegahan infeksi selama dirumah sakit, diperlukan protokol
pengendalian infeksi COVID-19. Keamanan pelayanan sangat dipengaruhi
oleh kepatuhan petugas kesehatan dan pasien terhadap aturan, tersedianya
alat pelindung diri (APD) yang standar, pelatihan yang standar dan
pemahaman petugas kesehatan terhadap protokol penangan COVID-19.
Dengan adanya pandemi COVID-19 maka pemerintah menunjuk rumah sakit
rujukan COVID-19 di seluruh wilayah baik rumah sakit milik pemerintah pusat,
provinsi, maupun kabupaten kota serta rumah sakit swasta lainnya. Indonesia
terdapat 132 rumah sakit rujukan COVID-19 nasional dan sekitar 500 rumah
sakit rujukan provinsi (Kemenkes RI, 2020).
Sumatera Selatan menjadi salah satu dari Provinsi yang mempunyai
rumah sakit rujukan COVID-19, terdapat 47 rumah sakit yang ditunjuk di
Provinsi Sumatera Selatan dan 15 rumah sakit rujukan yang ada di kota
Palembang. Rumah Sakit rujukan COVID-19 yang berada dikota Palembang
yaitu Rumah Sakit RS Moehammad Hoesin, RSUD Siti Fatimah, RSUD
Palembang BARI, RS Pertamina Plaju, RS Charitas, RS Pelabuhan, RS AK. Gani,
RS Siloam, RS Myria, RS Bhayangkara, RS Muhammadiyah, RS Pusri, RS Paru,
RS Bunda, RS Hermina (Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan, 2020).
Panduan pelayanan gizi Nomor HK.02.02/II/753/2020 yang dikeluarkan
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8 Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
Gambar 2.2. Alur Waktu Kejadian Virus Corona (Li et al., 2020)
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
7) Selesai Isolasi
Mempunyai 1 kali RT-PCR negatif dan menyelesaikan 14 hari isolasi
(Kemenkes RI, 2020).
8) Kematian
Konfirmasi atau probabel yang meninggal dunia.
2.1.3.2. Epidemiologi
(COVID-19) yaitu penyakit menular yang disebabkan coronavirus
jenis baru. Penyakit yang dilaporkan di Wuhan, Hubei provinsi Cina pada
25 Januari 2020 setidaknya 1.975 kasus telah dilaporkan sejak pasien
pertama dirawat di rumah sakit pada 12 Desember 2019. Laporan
epidemiologi menyarankan bahwa wabah terkait dengan pasar makanan
laut di Wuhan. Salah satu pasien yang dirawat di rumah sakit pusat Wuhan
pada 26 Desember 2019 mengalami sakit parah sindrom pernafasan
seperti demam, pusing dan batuk. RNA metagenomik sekuensing sampel
cairan lavage bronchoalveolar dari pasien diidentifkasi strain virus RNA
baru dari family coronaviridae, yang ditetapkan virus korona “WH-Human
1” (disebut 2019-nCoV) (Handayani.D., et al, 2020).
Analisis filogenetik dari genom virus lengkap (29.903 nukleotida)
terungkap bahwa virus itu paling dekat hubungannya (89,1% kesamaan
nukleotida) dengan kelompok coronavirus mirip SARS (genus
Betacoronavirus, subgenus Sarbecovirus) yang sebelumnya telah
ditemukan pada kelelawar di China. Wabah ini mempunyai kemampuan
berkelanjutan penularan virus dari hewan yang menyebabkan penyakit
parah pada manusia (Wu et al., 2020).
Pemerintah China mengumumkan pada bulan Januari 2020
bahwa penyebab kasus tersebut yaitu Coronavirus jenis baru yang
kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2). Virus ini berasal dari family yang sama dengan virus
Universitas Sriwijaya
13
2.1.3.3. Etiologi
Penyebab nya yaitu virus golongan family coronavirus.
Coronavirus yaituvirus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Terdiri 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu :
protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membrane), glikoprotein spike
S(spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales,
keluarga Coronaviridae. Ada 4 genus yaitu alphacoronavirus,
betacoronavirus, ammacoronavirus dan deltacoronavirus. Sebelum COVID-
19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCoV-
229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63
(alphacoronavirus), HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV
(betacoronavirus) dan MERS-CoV (betacoronavirus) (Shereen et al., 2020) .
Adapun struktur dari coronavirus dapat dilihat pada Gambar 2.3:
Universitas Sriwijaya
14
2.1.3.5.Komplikasi
Adapun permasalahan yang ditimbulkan pada penderita COVID-19,
pemakaian ventilator yang lama, tromboemboli vena, stress ulcer dan
pendarahan saluran pencernaan, kondisi menurun akibat di ruang ICU serta
adanya masalah lain selama menjalani perawatan (Kemenkes RI, 2020).
2.1.3.6.Komorbid
COVID-19 menyebabkan infeksi saluran pernapasan diawali flu biasa
sampai penyakit serius MERS (Middle East Respiratory Syndrome dan
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
Universitas Sriwijaya
17
ini mempunyai risiko 2 kali lebih besar berkembang menjadi lebih berat atau
penyakit kritis yang membutuhkan perawatan di ruang perawatan intensif
Longato et al., 2020; Wang et al., 2020). Pada rawat inap, pasien dengan
diabetes mellitus tiga kali berisiko mengalami kematian akibat COVID-19.
Diabetes mellitus yaitu faktor risiko bebas terhadap usia dan jenis kelamin.
Universitas Sriwijaya
18
Teori Van Meter & Van Horn mengatakan bahwa keberhasilan (capaian)
kebijakan dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu antara lain;
a. Standar dan sasaran kebijakan
Keberhasilan pelaksanaan kebijakan dari ukuran dan tujuan kebijakan
yang bersifat realistis dengan sosio-kultur pada tingkat pelaksana
kebijakan. Pada saat ukuran dan sasaran kebijakan sangat idealis
(utopis) menyebabkan sulit melaksanakan realisasi. Kebijakan tidak
akan berhasil manakala pelaksana atau implementor tidak menyadari
sepenuhnya standar dan tujuan (Agustino, 2006).
b. Sumber daya
Tercapainya kebijakan tergantung dari kemampuan memanfaatkan
sumber daya yang ada. Sumber daya manusia yang berkualitas sesuai
dengan kualifikasi dan persyaratan pekerjaan. Selain itu juga sumber
daya finansial, dana, insentif, waktu, fasilitas dan sumber daya
komunikasi berperan penting untuk memperlancar administrasi
implementasi kebijakan.
c. Karakteristik organisasi pelaksana
Kemampuan implementasi kebijakan dipengaruhi ciri dan kecocokan
para pelaksana, dibutuhkan kedisiplinan kepatuhan pelaksana terhadap
kebijakan yang dibuat. Karakteristik utama dari birokrasi adalah
prosedur kerja dan fragmentasi. Fragmentasi berasal dari tekanan-
tekanan diluar unit birokrasi, seperti komite legislatif, kelompok
kepentingan, pejabat eksekutif.
d. Sikap para pelaksana
Sikap menerima atau menolak dari pelaksana sangat mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan implementasi. Kebijakan biasanya bersifat
top down yang sangat mungkin para pengambil keputusan tidak
mengetahui bahkan tidak menyentuh kebutuhan, keinginan atau
permasalahan yang harus diselesaikan. Ada tiga elemen respon yang
dapat mempengaruhi kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan
suatu kebijakan antara lain:
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Universitas Sriwijaya
26
saat mengkonversi dari bentuk bahan makanan ke dalam bentuk zat gizi . Sisa
makanan yaitu jumlah makanan yang tidak habis dikonsumsi setelah
makanan disajikan. Analisa sisa makanan yaitu salah satu cara untuk
melakukan evaluasi pelayanan gizi yang diberikan, terutama pelayanan
makanan (Supariasa, 2002).
Terdapat beberapa masalah terkait penyelenggaraan makanan rumah
sakit dan hal ini berbeda dengan unit lain. Perhitungan sisa makanan pasien
dilakukan dengan penimbangan atau weighing. Salah satu metode dalam
pengukuran asupan makanan yaitu metode comstok atau metode taksiran
visual. Metode comstock yaitu para penaksir (estimator) menaksir secara
visual banyaknya sisa makanan yang ada untuk setiap golongan makanan atau
jenis hidangan. Prinsipnya yaitu para penaksir (enumerator) menaksir secara
visual banyaknya sisa makanan yang ada untuk setiap golongan makanan atau
jenis hidangan. Hasil estimasi tersebut bisa dalam bentuk berat makanan yang
dinyatakan dalam bentuk gram atau dalam bentuk skor bila menggunakan
skala pengukuran. Metode taksiran visual dengan menggunakan skala
pengukuran (KementerianKesehatanRI, 2013b). Metode comstock dipilih
karena efisiensi waktu dan mudah diterapkan dalam penelitian. Dengan
kriteria nya skor 0 (0%) menandakan semua makanan dihabiskan, skor 1
(25%) bahwa 75% makanan dihabiskan, skor 2 (50%) bila separuh makanan
dihabiskan (50%), skor 3 (75%) menunjukkan hanya 25% makanan
dihabiskan, skor 4 (95%) menunjukkan 5% makanan dihabiskan dan skor 5
(100%) bahwa makanan utuh (Saskia.et.al, 2018)
Universitas Sriwijaya
27
Universitas Sriwijaya
28
Sedangkan sel NK (natural killer) memiliki peran dalam respon imun alami.
Kelompok sel kedua yaitu sel yang berperan dalam respon imun adaptif, yaitu
sel limfosit (yang menghasilkan antibodi) dan sel limposit T yang berhasil
menghasilkan sitokin. Sitokin akan mengaktifkan sel-sel yang berperan
dalam sistem imun untuk lebih aktif dalam mempertahankan tubuh terhadap
serangan mikroba yang sifat infektifnya tinggi, seperti bakteri gram negatif,
positif dan virus (Abbas A, et al, 2018).
Adapun faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh yaitu
lingkungan memiliki peranan sangat penting terhadap berkembangnya
komponen sistem imun (Infusino, et.al, 2020), yang kedua yaitu makanan
yang bergizi seimbang, beragam seperti biji-bijian, kacangan, buah dan syaur
serta makanan sumber hewani, yang ketiga yaitu faktor usia sangat
berpengaruh pada kemampuan sistem imun, imunitas akan berada pada
puncaknya ketika usia dewasa. Faktor keempat yaitu kondisi kesehatan
apakah memiliki penyakit infeksi atau tidak serta faktor yang terakhir yaitu
mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan kemampuan sistem imun
seperti golongan kortikosteroid. Hal lain yang perlu diketahui yaitu bakteri,
virus akan menyebabkan infeksi bila bakteri dan virus tersebut melakukan
kontak tubuh, misalnya melalui kulit, mata, saluran pencernaan maupun
saluran kemih. Bila kulit dalam kondisi baik bakteri maupun virus akan sulit
masuk, tetapi bila terdapat luka akan mudah terinfeksi. Penggunaan masker
untuk menutup saluran nafas (mulut dan hidung) akan membantu mencegah
infeksi virus yang datang melalui udara.
Universitas Sriwijaya
29
otomatis akan sangat cepat mengalami penyakit yang infeksi. Jika seseorang
mengalami kondisi sistem imun yang deficiency atau memang dari bawaan
seseorang tersebut mengalami immune deficiency, hal ini juga dapat
mempercepat timbulnya penyakit infeksi. Untuk obesitas atau kelebihan gizi,
juga mengalami peradangan akibatnya sangat mudah menjadi faktor
terpaparnya infeksi. Obesitas berkaitan dengan gangguan sistem metabolik
sindrom seperti diabetes melitus, penyakit degenaratif lain menjadikan status
gizi obesitas tergolong orang yang rawan terhadap penyakit infeksi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh
melawan infeksi dan berakibat malnutrisi yaitu:
a) Penurunan Absorpsi
Masalah ini dikaitkan jika terjadi infeksi pada saluran pencernaan
terganggu atau asupan makanan yang berkurang, dapat menurunkan
ketahanan tubuh yang berakibat terjadinya malnutrisi.
b) Pemahaman
Lingkungan masyarakat masih banyak yang mempunyai pola pemikiran
yang salah terhadap makanan yang kita berikan atau menolak, contohnya
beberapa masyarakat menolak terhadap makanan dengan protein yang
tinggi. Hal ini dapat menghambat proses perbaikan status gizi dalam
upaya pencegahan penyakit infeksi tersebut. Hal ini juga menjadi bagian
tugas para tenaga gizi dilapangan untuk menjelaskan kepada masyarakat.
c) Anorexia
d) Gangguan metabolik
e) Kurangnya asupan vitamin dan mineral
Mendukung masyarakat yang rentan untuk mengakses makanan bergizi baik
di perkotaan maupun pedesaan. Ini berlaku untuk rumah tangga yang tidak
mampu membeli makanan bergizi karena kehilangan pekerjaan dan / atau
mata pencaharian.
a) Dukungan dapat diberikan melalui perlindungan sosial dan program
kemasyarakatan. Penyediaan mikronutrien makanan pokok yang
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
32
2) Vitamin D
Vitamin D berperan dalam mengatur perbanyakan sel,
mengontrol proses dan fungsi sel limfosit. Vitamin D mendukung
aktivasi imunitas antibakteri dan antivirus. Pada kasus kekurangan
vitamin D kadar sitokin pro peradangan meningkat dan mengurangi
efektivitas respon imun terhadap infeksi secara signifikan
(Iruretagoyena, et al, 2015). Dosis yang direkomendasikan untuk vitamin
D per hari yaitu 15 mcg (600 IU) untuk kelompok umur 18-70 tahun dan
untuk >71 tahun yaitu 20 mcg (800 IU). Dosis terbesar untuk dikonsumsi
100 mcg (4000 IU) per hari. Beberapa efek samping yang mungkin
muncul penggunaan berlebih yaitu batuk, kesulitan menelan dan pusing.
3) Vitamin E
Vitamin E mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat
menetralkan molekul yang tidak stabil yang dapat merusak sel. Vitamin
E dapat melindungi vitamin A dan beberapa lipid dari kerusakan.
Vitamin E dapat meningkatkan pembentukan sel limfosit T naif dan
mengawali sinyal aktivasi sel T, serta memodulasi keseimbangan
Th1/Th2 ((Lee, G.Y, et al, 2018). Dosis vitamin E yang direkomendasikan
yaitu 15 mg/hari (22 IU dari vitamin E alami atau 33 IU dari vitamin E
sintesis). Dosis tertinggi yang dapat dikonsumsi yaitu 1000 mg (1500 IU
dari vitamin E alami atau 2200 IU dari vitamin E sintesis). Efek samping
penggunaan vitamin E dengan dosis >400 IU/hari jangka Panjang
menyebabkan diare, pusing, sakit kepala, mual dan kram perut.
4) Zinc
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
37
gizi perlu menentukan risiko gizi menggunakan (skor NUTRIC atau NRS
2002).
2. Langkah kedua untuk pasien tidak memiliki risiko gizi tinggi atau kurang
gizi terapi gizi khusus tidak diperlukan dan skrining ulang dalam 2-3 hari
jika tetap di ICU. Jika pasien berisiko tinggi gizi atau kurang gizi ahli gizi
perlu memeriksa apakah nutrisi enteral dini layak. Jika nutrisi enteral dini
tidak layak, ahli gizi harus memulai Parenteral Nutrition sedini mungkin.
Jika nutrisi enteral dini layak; ahli gizi perlu memeriksa apakah pasien
stabil secara hemodinamik. Jika pasien tidak hemodinamik stabil, ahli gizi
harus menahan makanan enteral sampai pasien diresusitasi sepenuhnya
dan/atau stabil.
Pada pasien hemodinamik stabil, ahli diet dapat Mulai Enteral
Nutrition dan dilanjutkan selama 24-48 jam (tujuan >80% dari perkiraan
kebutuhan energi / protein dalam 48-72 jam) Jumlah minimum cairan
untuk sakit kritis pasien diatur untuk memenuhi kebutuhan nutrisi terutama
setiap kenaikan suhu tubuh 1°C diperlukan tambahan 3 ~ 5 mL/kg
(dihitung sebagai 4 ml/kg). Sebagian besar pasien krisis memiliki edema
paru dan penumpukan cairan. Selain itu menjaga keseimbangan cairan,
lebih penting untuh mencegah terjadinya kelebihan cairan terutama pada
intravena.
Pasien terinfeksi COVID-19 membutuhkan tambahan vitamin
antioksidan seperti seperti vitamin B1, vitamin C, selenium, seng, sebagai
standar yang direkomendasikan. Disarankan dimulai dengan diet kalori
dengan protein cukup di minggu pertama hari rawat (Kim, Min and Huh,
2018). Anjuran untuk menggunakan 0,2 kkal/kg/hari atau perkiraan 80%
kebutuhan energi, 1,2 g protein/kg/hari. Batasi emulsi lemak intravena
berbasis minyak kedelai selama minggu pertama hingga maksimum 100
g/minggu. Target kadar glukosa harus 140-180 mg/dL. Disarankan bahwa
suplementasi glutamin parenteral tidakrutin digunakan. Nutrisi parenteral
standar yang tersedia secara komersial formulasi tidak memiliki
keunggulan dibandingkan dengan campuran nutrisi parenteral majemuk.
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
Universitas Sriwijaya
40
Universitas Sriwijaya
41
Universitas Sriwijaya
42
RS Rujukan COVID-19
Pasien Screening
SOP (Standar Operasional
Prosedur)
Implementasi
Komunikasi antar
organisasi dan
pelaksana kegiatan
Standar dan
sasaran
Lingkungan
sosial, ekonomi,
Berdasarkan landasan teori diatas maka yang mempengaruhi keberhasilan
politik
implementasi kebijakan pelayanan gizi pada unit instalasi gizi rumah sakit rujukan
Universitas Sriwijaya
43
Efektivitas Kesembuhan
Pasien
Karakteristik
Responden
Jenis Kelamin
Umur
Lama hari rawat Universitas Sriwijaya
Status Gizi
Jenis Diet
Komorbid
Pendidikan
44
Implementasi
Kebijakan Efektivitas Kesembuhan
Tentang Pasien
Pelayanan Gizi
RS Rujukan
COVID-19
Variabel Bebas
Variabel antara diteliti
Variabel antara tidak diteliti
Variabel terikat
2.4. Hipotesis
Universitas Sriwijaya
BAB III
METODE PENELITIAN
45 Universitas Sriwijaya
46
terintegrasi pada satu atau lebih tahap dalam proses penelitian (Teddie and
Tashakkori, 2003).
Pada model konvergensi (concurrent), peneliti mengumpulkan data
kualitatif dan kuantitatif dan kemudian memeriksa kedua data untuk menentukan
temuan studi.
Pengumpulan dan
Analisis Data
Kuantitatif
Kuantitatif Kuantitatif
dan dan
Kualitatif Kualitatif
Pengumpulan dan
Analisis Data
Universitas Sriwijaya
47
Universitas Sriwijaya
48
dibedakan, dan dicari hubungan satu data dengan data yang lain, sehingga apakah
kedua data saling melengkapi, memperkuat, memperluas, memperdalam atau
bertentangan (Sugiyono, 2020).
Analisis kombinasi
Universitas Sriwijaya
49
Universitas Sriwijaya
50
𝑍2 á.𝑃
(1−𝑃)
1− .
2
𝑛=
𝑑2
(1,96)2 . (0,25)
𝑛=
(0,1)2
𝑛 = 96
Keterangan :
n : Jumlah sampel
Z1-α/2 : Nilai distribusi normal baku (table z) (Z=1,96 untuk α= 0,05)
p : Maksimal estimasi = 0,5
d : alpha (0,10) atau sampling error = 10%
Universitas Sriwijaya
51
Universitas Sriwijaya
52
Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
54
(Indy A, et al.2019)
Universitas Sriwijaya
55
Universitas Sriwijaya
56
Universitas Sriwijaya
57
rumah sakit dalam hal ini yaitu instalasi gizi yang bertanggung jawab dalam
kebijakan pelayanan gizi.
b) Observasi
Observasi atau pengamatan yaitusuatu prosedur yang berencana, yang antara
lain meliputi melihat, mendengar, mencatat situasi tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti.
c) Telaah Dokumen
Telaah dokumen yaitusuatu cara melakukan penyelidikan, kajian, pemeriksaan
terkait suatu hal melalui dokumen-dokumen yang mengatur sebuah kegiatan.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan undang-undang, peraturan, panduan
dan pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hasil pengamatan dan
wawancara peneliti dibandingkan kesesuaiannya menggunakan dokumen-
dokumen tersebut.
Universitas Sriwijaya
58
Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan pada data kuantitatif dan data
kualitatif.
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk
aplikasi google form. Penggunaan aplikasi ini disebabkan responden
merupakan pasien COVID-19 yang dirawat inap di rumah sakit rujukan di Kota
Palembang. Tidak diperkenankan untuk bersentuhan dengan pasien, sehingga
kuesioner tersebut dialihkan dalam bentuk google form yang disebar oleh
kepala ruangan dan perawat yang bertugas di ruangan isolasi COVID-19.
Selanjutnya setelah data terkumpul dilakukan entry data dengan menggunakan
SPSS dan analisa dengan menggunakan uji Chi-square untuk analisis bivariat
dan regresi logistik untuk multivariat.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini diambil melalui wawancara mendalam
dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada informan berdasarkan
pedoman wawancara tentang implementasi kebijakan pelayanan gizi yang
berisi variabel yang meliputi standar dan sasaran kebijakan, sumber daya,
karakteristik organisasi pelaksana, sikap para pelaksana, komunikasi antar
organisasi, lingkungan sosial, ekonomi dan politik. Selanjutnya melakukan
observasi dan pengumpulan dokumentasi yaitu standar kebijakan surat
keputusan Direktur, standar operasional prosedur, standar, pedoman, dan
panduan pelayanan serta foto kegiatan.
Universitas Sriwijaya
59
korelasi (r) yang digunakan untuk mengukur validitas suatu item dan untuk
mengetahui item tersebut layak digunakan atau tidak, biasanya dilakukan uji
signifikansi (á) sebesar 0,05. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 47
responden sehingga diperoleh nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (α = 0,05, derajat bebas (df) = 47 - 2 = 45
sebesar 0,285. Tingkat kevalidan suatu indikator dapat ditentukan apabila nilai
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka alat ukur berada dalam kategori valid, namun apabila
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 alat ukur berada dalam kategori tidak valid. Selain itu, kevaliditan
alat ukur juga dapat ditentukan melalui nilai P-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 0,05 maka valid, sedangkan
apabila P-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 0,05 maka alat ukur tidak valid. Hasil uji kevaliditan alat ukur
diuraikan pada Tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.5. Uji Validitas Pertanyaan Tekstur Makanan
Pertanyaan r-hitung r-tabel P-value Keterangan
1. Bagaimana menurut
Anda tentang tekstur
0.695 0.285 0.000 Signifikan
makanan pokok (nasi)
yang disajikan
2. Bagaimana menurut
Anda hidangan lauk
0.627 0.285 0.000 Signifikan
hewani (daging, ikan,
ayam dll) yang disajikan
3. Bagaimana menurut
Anda dengan hidangan
0.700 0.285 0.000 Signifikan
lauk nabati (tempe, tahu
dll) yang disajikan
4. Bagaimana kesan Anda
terhadap hidangan sayuran 0.592 0.285 0.000 Signifikan
yang disajikan
5. secara keseluruhan
menurut anda dari segi
0.737 0.285 0.000 Signifikan
tekstur, makanan yang
disajikan
Tabel 3.5. menunjukan hasil validitas setiap pernyataan pada variabel Tekstur
Makanan diperoleh seluruh nilai rhitung pada setiap pernyataan lebih besar dari rtabel,
Universitas Sriwijaya
60
selain itu nilai P-value yang diperoleh lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap pertanyaan pada variabel Tekstur Makanan valid digunakan sebagai
alat ukur penelitian ini.
Tabel 3.6 Uji Validitas Pertanyaan Rasa Makanan
Pertanyaan r-hitung r-tabel P-value Keterangan
6. Bagaimana menurut
Anda mengenai suhu 0,350 0,285 0,016 Signifikan
makanan yang disajikan
7. Dari menu yang
dihidangkan, apakah
0,675 0,285 0,000 Signifikan
menurut Anda sesuai
dengan resepnya
8. Bagaimana menurut
Anda mengenai tingkat Tidak
0,205 0,285 0,167
kematangan makanan signifikan
yang disajikan
9. Bagaimana menurut
Anda mengenai bumbu
0,757 0,285 0,000 Signifikan
pada makanan yang
disajikan
10. Secara keseluruhan
bagaimana menurut Anda
0,775 0,285 0,000 Signifikan
mengenai rasa makanan
yang disajikan
Tabel 3.6 menunjukan hasil validitas setiap pernyataan pada variabel Rasa
Makanan diperoleh seluruh nilai rhitung pada setiap pernyataan lebih besar dari rtabel,
selain itu nilai P-value yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 kecuali pada pertanyaan
ke-8 (Bagaimana menurut Anda mengenai tingkat kematangan makanan yang
disajikan) menunjukkan tidak valid karena mempunyai P-value sebesar 0,167 (P-
value=0,167>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa setiap pertanyaan pada variabel
Rasa Makanan akan valid apabila pertanyaan ke-8 dihapus sehingga dapat
digunakan sebagai alat ukur penelitian ini.
Universitas Sriwijaya
61
Tabel 3.7 menunjukan hasil validitas setiap pernyataan pada variabel Aroma
Makanan diperoleh seluruh nilai rhitung pada setiap pernyataan lebih besar dari rtabel,
selain itu nilai P-value yang diperoleh lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap pertanyaan pada variabel Aroma Makanan valid digunakan sebagai
alat ukur penelitian ini.
Universitas Sriwijaya
62
Tabel 3.8 menunjukan hasil validitas setiap pernyataan pada variabel Variasi
Menu diperoleh seluruh nilai rhitung pada setiap pernyataan lebih besar dari r tabel,
selain itu nilai P-value yang diperoleh lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap pertanyaan pada variabel Variasi Menu valid digunakan sebagai alat
ukur penelitian ini.
Tabel 3.9 Uji Validitas Pertanyaan Penampilan Makanan
Pertanyaan r-hitung r-tabel P-value Keterangan
19. Bagaimana menurut Anda
mengenai besar porsi lauk 0,544 0,285 0,000 Signifikan
hewani/nabati yang disajikan
20. Bagaimana menurut Anda
mengenai besar porsi nasi 0,458 0,285 0,001 Signifikan
yang disajikan
21. Apakah menurut Anda
tampilan hidangan yang
0,731 0,285 0,000 Signifikan
disajikan sudah sesuai dengan
jenis masakannya?
22. Bagaimana menurut Anda
mengenai kombinasi makanan 0,724 0,285 0,000 Signifikan
yang disajikan
Universitas Sriwijaya
63
Universitas Sriwijaya
64
Berdasarkan tabel 3.11 dapat kita ketahui bahwa untuk variabel tekstur
makanan, rasa makanan, aroma makanan, variasi menu, penampilan makanan, dan
penyajian makanan mempunyai nilai Alpha Cronbach lebih besar 0,7 yang
termasuk dalam kategori kemantapan alpha kategori minimal handal. Berdasarkan
kemantapan alpha maka untuk keseluruhan pernyataan dikategorikan handal dan
sangat handal terhadap penelitian yang artinya apabila keseluruhan pernyataan
ingin digunakan kembali pada instrumen penelitian maka hasilnya relatif akan sama
dengan yang penelitian yang dilakukan sekarang.
Universitas Sriwijaya
65
Universitas Sriwijaya
66
3. Analisa Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk memperoleh hipotesis pada penelitian
ini. Analisis multivariat yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis
regresi logistic berganda, dengan tahapan permodelan multivariat terdiri dari
seleksi bivariat, ful model, uji counfonding dan final model.
4. Analisis Data Kualitatif
Dalam analisis penelitian kualitatif merupakan cara memilih, memilah,
membuang, dan menggolongkan data dengan tujuan menjawab dua permasalahan
yang terdiri dari pertama yaitu tema yang dapat ditemukan pada data, yang ke dua
bagaimana data-data ini berkontribusi terhadap tema (Richards & Morse, 2006).
Analisis dilakukan saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengambilan data pada periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah
melakukan analisis pada jawaban yang diwawancarai. Apabila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa tidak memuaskan maka peneliti melanjutkan
Universitas Sriwijaya
67
pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel
(sugiyono, 2020).
Penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak terpisah dari analisis data.
Kekuatan dari penelitian ini yaitu integrasi dari pertanyaan penelitian,
pengumpulan data dan analisis data. Data hasil wawancara, observasi dan telaah
dokumen yang telah dikumpulkan menggunakan panduan wawancara serta lembar
observasi yang sesuai dengan pertanyaan penelitian dikelompokkan dalam tema,
kategori, contoh kasus yang terkandung dalam analisis (Patton, 1987).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis isi
(content analysis) dengan cara menggabungkan hasil wawancara mendalam dengan
observasi dan telaah dokumen dan selanjutnya dibuat kesimpulan. Aktivitas data
menurut Miles dan Huberman (1984) yaitu :
a. Data Reduction (reduksi data) berarti meringkas, fokus pada hal-hal pokok
dan penting, sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran
lebih jelas dan bermakna serta mempermudah peneliti dalam mengumpulkan
data selanjutnya.
Universitas Sriwijaya
68
Universitas Sriwijaya
69
disajikan sesuai dengan tema-tema inti agar mudah dipahami interaksi antar
bagiannya dalam konteks yang utuh, bukan terlepas satu sama lain.
Tujuannya adalah untuk menjawab permasalahan penelitian melalui
proses analisis data. Dengan melalui pemahaman terhadap penyajian data
peneliti dapat melakukan analisis data untuk merumuskan temuan-temuan
dalam penelitian dan mengemukakan simpulan akhir dari penelitian.
e. Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan yaitu kegiatan penafsiran terhadap hasil analisis dan
interpretasi data. Simpulan dari penelitian harus sesuai dengan hal-hal berikut,
yaitu:
1) Tema/topik dan judul penelitian
2) Tujuan penelitian
3) Pemecahan permasalahan
4) Data-data dalam penulisan
5) Temuan-temuan dari hasil analisis data dalam penelitian
6) Teori/ilmu yang relevan
Simpulan perlu diverifikasi selama penelitian berlangsung agar dapat
dipertanggungjawabkan. Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga
tahapan yaitu, analisa univariat, analisa bivariat dan analisa multivariat.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian, yang disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan persentase.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan.
Analisis hasil uji statistik yang digunakan chi-square.
3. Analisa Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk memperoleh hipotesis pada penelitian
ini. Analisis multivariat yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis
regresi logistic berganda, dengan tahapan permodelan multivariat terdiri
dari seleksi bivariat, ful model, uji counfonding dan final model.
Universitas Sriwijaya
70
Universitas Sriwijaya
71
RS Rujukan COVID-19
Kota Palembang
a. Dokumen Kebijakan
Pelayanan Gizi a. Pasien COVID-19 yang
b. Dokumen Peraturan Dirawat Data jumlah
Makanan RS (Standar b. Penyebaran kuesioner pasien yang
Diet, Siklus Menu, dengan google form data dirawat, lama
Bentuk Makanan, Pola sisa Makanan Pasien
Menu) hari rawat,
COVID-19, data Daya
c. Dokumen Mutu kesembuhan
Terima Makanan Pasien
Pelayanan Gizi COVID-19, data
(Ketepatan Waktu implementasi kebijakan
Petugas, Sisa Makanan) pelayanan gizi
d. Data Status Gizi Pasien
yang dilihat dari berkas
5. Rekam
Tahapan Penelitian
Medik
e. Data Jenis Diet yang
Diberikan
f. Data Diagnosa Penyakit /
Penyakit Penyerta
Universitas Sriwijaya
72
Universitas Sriwijaya
73
Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan yaitu
rumah sakit tipe B milik pemerintah provinsi Sumatera Selatan (dalam proses
akreditasi) yang berlokasi di jl. Kol. H. Barlian KM 6 Palembang dengan luas lahan
41.600,00 M2, luas bangunan 52.956,11 M2 dan mempunyai 11 lantai. Pada tanggal
23 Juni tahun 2018, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr. dr. Nila
Djuwita F. Moeloek, Sp.M(K) Bersama Gubernur Sumatera Selatan dan Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan meresmikan Rumah Sakit Umum
74 Universitas Sriwijaya
75
Universitas Sriwijaya
76
layanan gizi. Dalam rangka pemenuhan gizi dan makanan pasien COVID-19,
RSUD Siti Fatimah membuat standar diet Tinggi Energi Tinggi Protein 1
(2700 kalori) dan diet Tinggi Energi Tinggi Protein 2 (3000 kalori), agar
sistem imunitas pasien COVID-19 dapat terpenuhi (Panduan Pelayanan Gizi,
2020). Ketenagaan Instalasi Gizi RSUD Siti Fatimah ditunjukkan dalam
Tabel 4.1
Tabel 4.1. Jumlah ketenagaan di Instalasi Gizi
No Tenaga Jumlah Kualifikasi Status
1 Dietisien/Nutrisionis 4 orang S1 Gizi 3 orang BLUD
DIII Gizi 1 orang PNS
2 orang BLUD
2 Tenaga Pramusaji 3 orang SMA BLUD
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah sudah terakreditasi Nasional oleh
KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit) tingkat Paripurna pada tahun 2019.
Universitas Sriwijaya
77
Universitas Sriwijaya
78
Jadwal kerja dibagi menjadi 2 shift , yaitu subuh, pagi dan sore dimulai.
Untuk tenaga pengolah yaitu Shift subuh pukul 05.30-12.00 dan shift sore
12.30-19.00, sedangkan untuk Dietisien/Nutrisionis yaitu shift pagi 07.30-
14.00 dan shift sore 11.00-17.30.
a. Kegiatan Instalasi Gizi
Kegiatan pelayanan gizi yang dilakukan di Instalasi Gizi meliputi :
1. Kegiatan asuhan gizi rawat jalan
Asuhan gizi rawat jalan pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi
atau edukasi /penyuluhan gizi yang diberikan kepada pasien dan keluarga
dirawat jalan bertujuan membantu mencari solusi masalah gizi melalui
nasehat gizi mengenai jumlah asupan makanan yang sesuai jenis diet,
jadwal makan dari cara makan yang sesuai dengan kondisi kesehatnya.
2. Kegiatan pelayanan gizi rawat inap
Yaitu kegiatan pelayanan gizi yang diberikankepada pasien rawat inap
agar memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya
dalam upaya mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan
meningkatkan status gizi. Kegiatan pelayanan gizi pada pasien COVID-
19 dilakukan di ruangan Kenanga yang mempunyai kapasitas tempat
tidur sebanyak 10 orang.
3. Kegiatan penyelenggaraan makanan
Yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan makanan yang
berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan dapat diterima oleh
pasien yang sedang menjalani rawat inap di rumah sakit. Sesuai dengan
Surat Keputusan Direktur selama pandemi COVID-19 kebijakan
kegiatan penerimaan bahan makanan yang biasanya setiap hari maka
dilakukan hanya dua kali dalam seminggu untuk mengurangi penularan
COVID-19.
4. Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi
Kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kualitas pelayanan gizi rumah
sakit secara berdaya guna dan berhasil guna di bidang pelayanan gizi,
penyelenggaraan makanan rumah sakit, penyuluhan, konseling dan
Universitas Sriwijaya
79
Universitas Sriwijaya
80
Universitas Sriwijaya
81
Universitas Sriwijaya
82
Universitas Sriwijaya
83
Universitas Sriwijaya
84
5 Penampilan Makanan
Kurang 28 25,00
Baik 84 75,00
Universitas Sriwijaya
85
6 Penyajian Makanan
Kurang 25 22,32
Baik 87 77,68
Universitas Sriwijaya
86
Universitas Sriwijaya
87
Universitas Sriwijaya
88
Pengawasan) meninggal dunia di RSMH dimana PDP tersebut baru pulang dari
daerah terpapar yaitu Jakarta. Unit instalasi gizi melaksanakan kegiatan pelayanan
gizi sesuai dengan pedoman penanggulangan COVID-19 dalam melaksanakan
kegiatan penyelenggaraan makanan, pelayanan asuhan gizi, asuhan makanan dan
diet dengan tujuan memberikan pelayanan gizi optimal pada pasien COVID-19.
Penelitian ini dilaksanakan dengan teknik menggunakan wawancara
mendalam (Indepth Interview). Teknik ini dilakukan karena mengingat informan
yang menjadi narasumber tidak dapat dikumpulkan dalam satu waktu mengingat
jam kerja adalah shift, jenis pekerjaan yang berbeda dan dimasa pandemi yang
mengharuskan mengikuti protokal kesehatan dan protokol etik penelitian.
Analisis implementasi kebijakan pelayanan gizi di Rumah Sakit Rujukan
COVID-19 di Kota Palembang menurut teori Van Meter dan Van Horn (dalam
Agustinus 2006) akan dibahas antara lain:
a. Standar dan Tujuan Kebijakan
Ukuran dasar kebijakan pelayanan gizi pada unit instalasi gizi berlandaskan
aturan yang ditetapkan pemerintah yang terdiri dari:
1. Surat Keputusan Pemerintah Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease (revisi ke-3) No. HK.
01.07/MENKES/169/2020 dan panduan praktis pelayanan gizi darurat
COVID-19
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2013
tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
3. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan;
4. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan,
Mutu dan Gizi Lapangan
7. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
Universitas Sriwijaya
89
Universitas Sriwijaya
90
Universitas Sriwijaya
91
” “Ya, saya tahu. Untuk dirumah sakit ini kita bekerja seperti biasa namun ada
beberapa kebijakan baru terkait COVID ini. Misalnya setiap karyawan harus
menerapkan 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak)” (KS
2).
“Kebijakan pelayanan gizi mengikuti dari peraturan pusat dan diturunkan dari
direktur utama rumah sakit yang dituangkan dalam bentuk surat keputusan,
panduan, pedoman, standar prosedur operasional” (KS 5)
Kemudian peneliti melakukan croschek terhadap tenaga pelaksana
(pengolahan makanan) apakah peraturan tersebut terlaksana dengan baik dan sudah
dipahami oleh pelaksana.
Universitas Sriwijaya
92
Universitas Sriwijaya
93
Kita kerja ikut aturan mbk, kita pakai APD lengkap sebelum masuk keruang
pengolahan, iya APD kita sama aja ya sebelum COVID maupun nggak, karena
kitakan sudah sering penilaian, standar APD kita itu yang begitu, jadi kalau masker
ini alhamdulillah gak pernah lepas lepas lagi, soalnya takut juga ya kalu kena
COVID. Ada peraturan, standar SPO yang sudah kita baca dan itu yang kita
kerjakan misalnya standar diet DM, nah itu kita harus sesuai.kita kan shift juga
mbk… jadi juga harus operan” (P10).
Universitas Sriwijaya
94
Universitas Sriwijaya
95
b. Sumber daya
Sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan implementasi kebijakan gizi
meliputi :
1) Sumber dana
Sumber dana bagi pelayanan gizi pasien COVID-19 tidak dibedakan dengan
pelayanan non-COVID-19, sebagaimana hasil wawancara :
“….Terkait anggaran karena kami rs swasta tidak ada, tapi seperti APD itu ada
diberikan. dan pemerintah juga menjamin setiap warga negara yang terkena
COVID nah mungkin itu yang bisa kami klaim. Anggaran makan minum pasien
tidak ada beda.” (KS 3).
Universitas Sriwijaya
96
Universitas Sriwijaya
97
Universitas Sriwijaya
98
Universitas Sriwijaya
99
“...dengan SDM 22 orang dengan masa kerja lebih kurang 13 tahun pelayanan di
instalasi gizi berjalan dengan baik dan lancar walaupun dengan SDM yang
terbatas.” (RS B, KI)
“Ahli gizi kita ada 6, pramusaji 3, kitakan outsourching ya, jadi untuk yang
mengolah kan pihak catering.” (KI 1)
Universitas Sriwijaya
100
mencukupi sesuai dengan pola ketenagaan, namun sebagian belum sesuai standar.
Walaupun demikian, Kepala Instalasi dan koordinator teknis dilapangan melakukan
upaya aksi dan solusi dimana dengan jumlah SDM terbatas namun mampu
menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan tupoksi, porsi dan beban kerjanya.
Perencanaan kebutuhan tenaga telah disusun dan dilaporkan pada manajemen untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan standar rumah sakit.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan HK.01.07/MENKES/2020
tentang standar profesi nutrisionis bahwa dibutuhkan sumber daya manusia dalam
hal ini nutrisionis dan dietisien yang kompeten sehingga mampu melaksanakan
pelayanan gizi dalam pencegahan dan penanggulangan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang gizi. Keberadaan
nutrisionis yang kompeten sangat dibutuhkan mengingat saat ini Indonesia
mengalami masalah gizi ganda. Kompetensi seorang nutrisionis dan dietisien
memiliki komunikasi yang baik sehingga dapat memberikan informasi yang baik
kepada tenaga pengolahan dan tenaga pramusaji sehingga diet yang diberikan dapat
maksimal dan sesuai dengan order diet.
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan mengatur
bahwa tenaga gizi merupakan salah satu kelompok tenaga Kesehatan, dan terdiri
atas Nutrisionis dan Dietisien. Dalam hal mencegah terjadinya dan menanggulangi
gizi diperlukan Nutrisionis yang kompeten sehingga mampu menjalankan
pelayanan gizi dalam pencegahan dan penaggulangan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di bidang gizi.
Untuk menghasilkan nutrisionis yang kompeten diperlukan standar
kompetensi nasional yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 374 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Gizi yang
berisi standar kompetensi, standar Pendidikan, kode etik gizi dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013 tentang Pekerjaan dan
Praktik Tenaga Gizi.
Dietisien maupun nutrisionis di rumah sakit harus mampu melakukan
kegiatan penyelenggaraan makanan (food service), dan clinical Nutrition
khususnya dalam hal ini pada penatalaksanaan pasien COVID-19. Dalam hal
Universitas Sriwijaya
101
melakukan kompetensinya dan sesuai dengan tugas pokok, uraian jabatan maka
nutrisionis maupun dietisien melakukan praktik asuhan gizinya dimulai dari hasil
skrining gizi pasien di rawat inpa dan rawat jalan, apabila hasil skrining yang
dilakukan perawat menunjukkan resiko malnutrisi atau kondisi khusus maka di
rujuk kepada nutrisionis/dietisien.
Saat penelitian dilakukan nutrisionis/dietisien (Ahli Gizi) melakukan
kegiatan pelayanan gizi rawat inap (clinical nutrition) secara daring dan hanya
sebatas area zona hijau. Namun terdapat satu rumah sakit yang melaksanakan sama
seperti pada pasien non COVID-19 yaitu dengan menggunakan APD lengkap.
Dalam melakukan pelayanan pada pasien COVID-19 ini ahli gizi terus
meningkatkan keterampilan dan kompetensinya dengan mengikuti webinar online
terkait penatalaksanaan asuhan gizi pada pasien COVID-19 dan bagaimana tata
laksana dalam food service. Sedangkan dari pihak rumah sakit intalasi gizi masih
belum mendapatkan sosialisasi atau pelatihan terkait covid-19 dikarenakan masih
dianggap tenaga gizi tidak melakukan secara langsung pada pasien COVID-19.
Kendala ini yang masih membuat tenaga pengolah, pramusaji yang masih
mengalami ketakutan akan terpapar COVID-19 diawal pandemic. Namun seiring
waktu berjalan tenaga pengolah, pramusaji sudah mengikuti intruksi dari atasan
untuk tetap menjaga protokol Kesehatan dan bekerja sesuai dengan standar
operasional prosedur masing-masing.
Fasilitas rumah sakit rujukan terus melengkapi sesuai dengan kebutuhan dan
standar aturan, namun, terdapat beberapa peralatan yang dibutuhkan rutin kurang
Universitas Sriwijaya
102
tersedia karena berbagai faktor pandemi. Fasilitas rumah sakit rujukan COVID-19
dan non COVID-19 berbeda, yaitu pada umumnya instalasi gizi rumah sakit
mengikuti keamanan pangan sesuai syarat pengendalian COVID-19 yaitu suhu saat
diterima, memastikan makanannya aman dan tidak terpengaruh oleh COVID-19.
Keamanan Pangan merupakan keadaan dalam menjaga kualitas makanan untuk
mencegah kontaminasi dan penyakit COVID-19. Higiene makanan didefinisikan
sebagai keadaan yang menjamin keamanan pangan mulai dari produksi hingga
penyajian COVID-19. Makanan yang disiapkan oleh instalasi gizi rumah sakit
harus menyediakan semua informasi gizi yang diperlukan yaitu bahan, zat aditif.
Label makanan harus termasuk: pernyataan bahan, nama dan tempat usaha
produsen, pengemas, atau distributor makanan, jumlah isi bersih, informasi alergen.
Adapun manajemen instalasi gizi rumah sakit rujukan selama pandemi COVID-19
terdiri atas perencanaan menu, kontrol kualitas, manajemen keuangan manajemen
pribadi, manajemen makanan, manajemen peralatan, manajemen area, dan
manajemen material (Madi et al., 2020b).
Instalasi gizi menyiapkan alat makan khusus bagi pasien COVID-19 yaitu
alat makanan disposable, dimana alat makan ini tidak kembali lagi ke area
pencucian intalasi gizi namun langsung dibuang di kotak sampah infeksius diruang
isolasi. Sedangkan pada pasien non-COVID-19 menggunakan alat makan ompreng,
plato, keramik sesuai kelas perawatan dan dicuci di ruang pencucian instalasi gizi.
Selain itu juga untuk air minum pasien mendapatkan air mineral botol atau pun cup
sebanyak 2-3 liter/hari. Waktu pendistribusian setengah jam lebih awal
dibandingkan dengan pasien non COVID-19. Perawat, pramusaji, serta
Dietisien/Nutrisionis melaksanakan pekerjaan layanan gizi menggunakan virtual
(daring) di 4 rumah sakit, namun di satu rumah sakit tenaga nya mengantarkan
sendiri ke ruang pasien isolasi ataupun langsung mengasesment gizi pasien di ruang
isolasi.
Universitas Sriwijaya
103
atau penanggung jawab serta ahli gizi sebagai pengawas yang selalu mengingatkan.
Menurut teori kebijakan Van Meter & Van Horn (dalam Agustino, 2006), pelaku
atau aktor dalam melaksanakan kebijakan seharusnya mentaati aturan dengan ketat
dan keras berkarakter dengan demikian implementasi kebijakan dapat terlaksana
dengan baik. Capaian pelaksanaan layanan gizi sangat terpengaruh dari
karakteristik pelaksana kebijakan. Secara spesifik rumah sakit rujukan sangat serius
untuk menghasilkan pelayanan prima dengan membentuk aturan regulasi, sistem
dalam mendukung tercapainya kegiatan dengan baik, contohnya diterbitkan surat
keputusan Direktur, standar operasional prosedur (SOP), standar diet, dan lainnya.
Kemudian tidak hanya karakteristik teknis saja namun perlu adanya keselarasan
kemampuan, pendidikan dengan penempatan pelaksana.
Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh data mean setiap pertanyaan
yang diajukan kepada responden di lima lokasi penelitian yaitu nilai mean dengan
kriteria “sangat tinggi” terdapat pada 3 pertanyaan. Pertanyaan P2, P4, P5.
Pertanyaan P2 yaitu Petugas melakukan kegiatan pelayanan sesuai dengan SOP
mendapakan nilai mean sebesar 4,57 hal ini menunjukan bahwa kebijakan yang
dibuat oleh pihak rumah sakit sudah dilaksanakan sesuai dengan standar
operasional prosedur. P4 yaitu petugas melakukan distribusi makanan tepat waktu
menunjukan bahwa pasien mendapatkan makanan tepat waktu serta P5
menunjukan bahwa Dietisien/nutrisionis telah memberikan diet sesuai dengan
prediksi diet pasien COVID-19. P11 yaitu pertanyaan yang dinilai responden
dengan kriteria “Cukup” pemasalahan yang timbul dalam kebijakan ini yaitu tidak
mampu menerapkan kebijakan dengan maksimal, artinya responden mengatakan
bahwa tidak ada permasalahan yang terjadi. Kesimpulannya antara data hasil
wawancara mendalam yang diberikan informan yang ada di instalasi gizi serta
dengan hasil observasi dan analisis deskriptif kuisioner menunjukan bahwa pihak
rumah sakit dalam hal ini bagian instalasi gizi telah malaksanakan kebijakan terkait
pelayanan gizi dengan baik karena standar prosedur yang mereka laksanankan
sudah disesuaikan dengan keadaan dari pasien COVID-19. Standar prosedur
operasional yang dilakukan sudah berdasarkan protokol kesehatan menggunakan
APD lengkap, tidak melakukan tatap muka dengan pasien COVID-19 tetapi melalui
Universitas Sriwijaya
104
video call untuk meenanyakan keadaan fisik dan klinis serta mengambil beberapa
data yang diperlukan melalui rekam medik dengan menggunakan form khusus.
Adapun berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan pihak informan instalasi
gizi tidak ditemukan masalah pada pelaksanaan SPO.
Hal ini dapat digambarkan dari hasil wawancara dengan informan sebagai
berikut:
“em…sudah mengikuti kegiatan sesuai pedoman…,dibuatkan
SOP,,....pemberiannya sebatas nurse station, kalo untuk pasien mungkin tempat
makan ya ,,selama ini ompreng,,khusus pasien COVID alat khusus
disposable…e..selama pandemi ini disosialisasikan ya…ya memang…seminggu
sekali lah diingatkan ke kawan-kawan..”(BKI54)
“Selama ini sih tidak ada masalah cuman memang APD ya lebih ditingkatkan,
kalau sebelumnya gak pakai masker mengantar makanan sekarang pakai. kalau
dipengolahan iya biasa memang harus pakai APD baik sebelum covid maupun
sekarang covid, untuk sarana prasarana kita semuanya alatnya baru dan untuk
khusus covid ruangannya kan terpusat di lantai 6 semuanya..”. (RS A, PR)
” pasien diberikan diet TKTP dengan energi 2500 kkal..” (RS E, KI)
“Apabila pasien covid ada penyakit tertentu diberikan diet sesuai penyakit” (RS A,
PO)
“…Pasien covid diberikan 3 x makan + 2 x selingan, air mineral 10 cup..” (RS E,
KS)
“….Makanan diberikan juga kepada keluarga pasien pendamping pasien anak dan
geriatrik…”(RS E, KS)
Dalam mencapai keberhasilan implementasi kebijakan pelayanan gizi
sangat dipengaruhi oleh tenaga yang sesuai dengan bidangnya serta kedisiplinan
Universitas Sriwijaya
105
dan kepatuhan pelaksana. Disisi lain keberhasilan implementasi juga dalam kontek
pelaksananya dibutuhkan demokratis dan persuasif. Dengan demikian dibutuhkan
pemahaman kondisi karakter tenaga pelaksana dalam menerapkan aturan dan
kebijakan. Seorang pimpinan, atasan harus dapat mengkondisikan keadaan stafnya
agar tujuan yang akan dicapai dapat berhasil. Sesuai dengan hasil wawancara pada
penelitian ini:
Universitas Sriwijaya
106
dapat optimal jika pembuat keputusan memahami yang akan dilakuakan, dengan
demikain setiap keputusan kebijakan dan peraturan implementasi dikomunikasikan
kepada pelaksana kebijakan dengan benar. Penyampaian informasi kebijakan
pelayanan gizi secara teknis dilakukan oleh koordinator atau ahli gizi kepada tenaga
pengolahan, pramumasak, maupun pramusaji. Informasi yang disampaikan kadang
terhambat disebabkan unsur pengetahuan, pendidikan atau cara menyampaikan
pada pelaksana, sehingga sering terjadi miskomunikasi.
Pada penelitian ini diperoleh pendidikan tenaga pelaksana
(pengolah/pramumasak, pramusaji) tingkat pendidikannya ada yang SD sampai
dengan SMU serta kurangnya dukungan pelatihan ataupun keterampilan. Dalam
penyampaian informasi dibutuhkan kredibilitas sumber informasi dan harus
memperhitungkan kemampuan dari sasaran penerima pesan seperti tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan tenaga pengolah makanan dalam
menerima informasi terutama cara mengolah makanan (Zela.et.al, 2019).
Tenaga pelaksana sudah diberikan penjelasan mengenai tugas masing-
masing, standar dan jadwal tentang distribusi diit kepada pasien. Komunikasi
dilakukan baik internal maupun eksternal sehingga pelaksanaan diit pasien
terpantau dan indikator mutu ketepatan diit juga sesuai standar pelayanan.
“Sejauh ini lancar ya, saya terus memantau baik dari laporan koordinator,
maupun dari grup whatsap saya pantau, walau hari libur pun saya tetap pantau”
(KS 5).
Universitas Sriwijaya
107
“…mendukung ya..inikan gawean kami istilahnyo periuk nasi kami jadi senengla
kerjo disini...” (RS E, PO2)
“…kalo asuhan gizi diruangan isolasi covid tetap dilakukan cuman kami pake
daring, video call samo pasien nak nanyo asupannyo samo lihat data rekam medis
untuk data pendukung assessment kami…” (RS C, D)
….”tadinyo diawal covid mbk ya kami idak keruangan asuhan nyo, idak masuk nian
kayak pasien non covid…nimbang ngukur tinggi badan berat badannyo….kami
hanya sebatas nurse station…namun seiring waktu adanya kendala…akhirnya
manajemen membuat aturan lagi…kami tetap ngerjoin asuhan gizi kayak biaso
cuman bedanyo kami samo kayak perawat, kami pake APD lengkapnyo, pake
hazmat. Nah yang ditunjuk khusus sesuai SK aku dewek mbk..jadi khusus ruang
covid aku dewek ahli gizinyo…..””(RS D, DN)
“jadi..seperti yang sebelumnya saya jelaskan, saya menjabat kasie gizi ini
baru 3 bulan,,…..memang cukup kelimpungan, kami harus menyesuaikan diri, jadi
manajemen berusaha untuk ..e terobosan-terobosan, membentuk tim siaga covid,
segala lini..e..selain koordinasi internal,,jadi kami membentuk skrining, kami
melengkapi karyawan dengan APD, memberikan makanan tambahan juga untuk
karyawan,, dan kami juga harus menyiapkan ruang isolasi ya..uda 103 ya..tepat
nya untuk instalasi gizi ada ya alat makan kami ganti alat makan disposable,
karyawan juga dibatasi untuk masuk,,jadi nanti pramusaji gak masuk keruangan
ya..nanti perawat yang membawa masuk keruang isolasi,,nah itu ya bu,,kurang
lebih nya (RS C, KS).
Universitas Sriwijaya
108
Universitas Sriwijaya
109
Kesembuhan
Usia Total p-value PR 95%CI
Sembuh Perbaikan
Universitas Sriwijaya
110
n % n % n %
< 40 tahun 33 68,8 15 31,3 48 100
40 tahun 45 70,3 19 29,7 64 100 1,000 0,978 0,763-1,254
Total 78 69,6 34 30,4 112 100
Kesembuhan
Total
Jenis Kelamin Sembuh Perbaikan p-value PR 95%CI
n % n % n %
Laki-laki 37 63,8 21 36,2 58 100
0,657-
Perempuan 41 75,9 13 24,1 54 100 0,234 0,840
1,074
Total 78 69,6 34 30,4 112 100
Universitas Sriwijaya
111
menunjukkan nilai P-value sebesar 0,234 yang lebih besar daripada taraf signifikan
sebesar 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik H 0 diterima dan
H1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan
antara jenis kelamin dengan kesembuhan responden. Nilai prevalensi rasio 0,840
(95%CI; 0,657-1,074) yang artinya jenis kelamin laki-laki memiliki peluang
sembuh sebesar 0,840 kali dibandingkan jenis kelamin perempuan.
Kesembuhan
Total
Pendidikan Sembuh Perbaikan P-value PR 95%CI
n % n % n %
Rendah 30 76,9 9 23,1 39 100
0,921-
Tinggi 48 65,8 25 34,2 73 100 0,313 1,170
1,485
Total 78 69,6 34 30,4 112 100
Kesembuhan
Total
Lama dirawat Sembuh Perbaikan P-value PR 95%CI
n % n % n %
Universitas Sriwijaya
112
Kesembuhan
Total
Jenis Diet Sembuh Perbaikan P-value PR 95%CI
n % n % n %
Diet makanan biasa 4 80,0 1 20,0 5 100
0,733-
Diet makanan khusus 74 69,2 33 30,8 107 100 1,000 1,157
1,825
Total 78 69,6 34 30,4 112 100
Universitas Sriwijaya
113
Kesembuhan
Total
Sembuh Perbaikan P- 95%C
Komorbid PR
Perse Perse Perse value I
n n n
n n n
Non 5 2
72,6 27,4 73 100
Komorbid 3 0
2 1 1,13 0,861-
Komorbid 64,1 35,4 39 100 0,474
5 4 3 1,489
7 3 11
Total 69,6 30,4 100
8 4 2
Kesembuhan
Status Gizi Total P-value
Sembuh Perbaikan
Universitas Sriwijaya
114
n % n % n %
Kurang 10 71,4 4 28,6 14 100
Normal 49 66,2 25 33,8 74 100
0,481
Lebih 19 79,2 5 20,8 24 100
Total 78 69,6 34 30,4 112 100
Kesembuhan
Total
Tekstur Makanan Sembuh Perbaikan P-value PR 95%CI
n % n % n %
Kurang 17 73,9 6 26,1 23 100
0,815-
Baik 61 68,5 28 31,5 89 100 0,806 1,078
1,428
Total 78 69,6 34 30,4 112 100
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan hubungan antara tekstur makanan
dengan kesembuhan responden. Pada tekstur makanan kurang, terdapat 17
responden (73,9%) yang sembuh dan 6 responden (26,1%) responden yang
perbaikan. Sedangkan, pada tekstur makanan baik, terdapat 61 responden (68,5%)
responden yang sembuh dan 28 (31,5%) responden yang perbaikan. Hasil pengujian
menunjukkan nilai P-value sebesar 0,806 yang lebih besar daripada taraf signifikan
Universitas Sriwijaya
115
sebesar 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tekstur makanan dengan
kesembuhan responden. Nilai prevalensi rasio 1,078 (95%CI; 0,815-1,428) artinya
tekstur makanan baik memiliki peluang sembuh sebesar 1,078 kali dibandingkan
tekstur makanan kurang.
Universitas Sriwijaya
116
Universitas Sriwijaya
117
Kesembuhan
Penampilan Total
Sembuh Perbaikan P-value PR 95%CI
Makanan
n % n % n %
Kurang 20 71,4 8 28,6 28 100
0,786-
Baik 58 69,0 26 31,0 84 100 1,000 1,034
1,361
Total 78 69,6 34 30,4 112 100
Kesembuhan
Penyajian Total
Sembuh Perbaikan P-value PR 95%CI
Makanan
n % n % n %
Kurang 20 80,0 5 20,0 25 100
0,938-
Baik 58 66,2 29 33,3 87 100 0,302 1,200
1,535
Total 78 69,6 34 30,4 112 100
Universitas Sriwijaya
118
(66,7%) responden yang sembuh dan 29 (33,3%) responden yang perbaikan. Hasil
pengujian menunjukkan nilai P-value sebesar 0,302 yang lebih besar daripada taraf
signifikan sebesar 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara penyajian
makanan dengan kesembuhan responden. Nilai prevalensi rasio 1,200 (95%CI;
0,938-1,535) artinya penyajian makanan baik memiliki peluang sembuh sebesar
1,200 kali dibandingkan penyajian makanan kurang.
Kesembuhan
Sisa Perbaika Total
Sembuh P-value PR 95%CI
Makanan n
n % n % n %
Kurang 33 58,9 23 41,1 56 100
0,525-
Baik 45 80,3 11 19,6 56 100 0.013 0,690
0,906
Total 78 69,2 34 30,4 112 100
Universitas Sriwijaya
119
4.2.2.1.Pemodelan Multivariat
Analisis multivariat dilakukan pada variabel yang masuk pemodelan dengan
memilih variabel yang dianggap penting yang masuk dalam model dengan cara
mempertahankan variabel yang mempunyai P-value < 0,05 dan mengeluarkan
variabel yang P-value > 0,05. Pengeluaran variabel dilakukan secara bertahap
dimulai dari variabel yang mempunyai P-value terbesar. Bila setelah dikeluarkan
diperoleh selisih PR > 10%, maka variabel tersebut harus tetap berada dalam model,
namun sebaliknya bila selisih PR < 10%, maka variabel tersebut dikeluarkan dari
model.
Universitas Sriwijaya
120
Berdasarkan hasil analisis model awal yang dapat dilihat pada Tabel
4.25, terdapat satu variabel dengan P-value < 0,05, yaitu lama rawat. Pada
model kedua, variabel dengan P-value > 0,05 yang paling besar, yaitu jenis
kelamin dikeluarkan dari permodelan. Pengujian dilakukan secara bertahap
dimulai mengeluarkan P-value terbesar.
b. Uji Counfounding
Setelah variabel jenis kelamin dikeluarkan, maka terdapat 3 variabel
yang masuk dalam model kedua regresi logistik yang terdiri dari lama rawat,
pendidikan, dan sisa makanan. Model kedua regresi logistik dapat dilihat pada
Tabel 4.26.
Universitas Sriwijaya
121
Dari tabel tersebut tidak ada perubahan PR yang lebih dari 10%,
sehingga variabel jenis kelamin dikeluarkan dari permodelan. Langkah
selanjutnya adalah mengeluarkan variabel dengan P-value >0,05 yang paling
besar, yaitu pendidikan.
c. Model Akhir Regresi Logistik
Hasil akhir dari model terakhir uji regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 4.28.
Tabel 4.28. Model Terakhir Regresi Logistik
95% C.I.for
Variabel B P-value PR EXP(B)
Min Max
Lama rawat 1,527 0,004 4,605 1,643 12,908
Sisa Makanan -0,849 0,061 0,428 0,176 1,039
Konstanta -1,464 0,136 0,231
Universitas Sriwijaya
122
lama hari rawat < 14 hari memiliki kecenderungan 4,605 kali lebih besar
memiliki peluang untuk sembuh dibandingkan lama rawat > 14 hari setelah
dikontrol oleh variabel lainnya.
Universitas Sriwijaya
123
4.3. Pembahasan
4.3.1. Gambaran Karakteristik Responden (Umur, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Status Gizi, Lama Hari Rawat, jenis Diet, komorbid
dan Kesembuhan Pasien COVID-19
4.3.1.1. Umur
Universitas Sriwijaya
124
jenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan karena pada jenis kelamin laki-
laki lebih banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan dengan memakai
masker dan konsumsi rokok yang masih bebas di area umum serta masih
berpendapat COVID-19 masih hal yang biasa. Hal ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan Ayu, 2020 bahwa mayoritas responden yang
terpapar COVID-19 adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 69,3%
(Ayu, et.al. 2020).
Penelitian yang dilakukan Ayu, 2020 bahwa menunjukan mayoritas
responden adalah remaja 90,9%, mempunyai status bekerja 56,0%, berjenis
kelamin perempuan 69,3%, memiliki sikap positif terhadap pencegahan
COVID-19 99,15% dan mempunyai perilaku yang baik terhadap pencegahan
COVID-19 90,20%. Hasil uji Chi-square menunjukkan ada hubungan
signifikan jenis kelamin namun tidak terdapat hubungan signifikan antara
umur, status pekerjaan dan sikap terkait pencegahan COVID-19.
Untuk Jenis kelamin juga menjadi faktor risiko mortalitas pada pasien
COVID-19, penelitian yang dilakukan Wenham 2020, laki-laki lebih banyak
meninggal dibanding perempuan. Ini disebabkan karena perbedaan mendasar
dari sistem imunologi laki-laki dan perempuan, perbedaan pola hidup, dan
prevalensi merokok (Wenham et al., 2020). Laki-laki lebih sedikit yang
sembuh dibandingkan kelompok yang meninggal. Angka kematian yang lebih
tinggi dihubungkan dengan komorbiditas kronis yang lebih tinggi pada laki-
laki, seperti penyakit kardiovaskular, hipertensi, penyakit paru, dan merokok
(The Lancet, 2020).
Sedangkan pada jenis kelamin dalam penelitian ini yang paling banyak
yaitu jenis kelamin laki-laki sebanyak 58 responden pada saat pengambilan
data. Pada saat pengambilan data pasien yang dirawat inap yang dijadikan
subjek penelitian lebih banyak yang berjenis kelamin. Berdasarkan penelitian
peluang hidup jenis kelamin perempuan lebih besar dibandingkan jenis
kelamin laki-laki, hal ini disebabkan pada pasien jenis kelamin perempuan
ditemukan mengalami lebih sering anosmia (Megawati Kiey, 2021).
Universitas Sriwijaya
125
4.3.1.3. Pendidikan
Universitas Sriwijaya
126
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara status gizi
dengan kesembuhan pasien COVID-19, dalam hal ini bisa disebabkan dalam
pengambilan data kebetulan sampel banyak yang memiliki status gizi normal.
Pada penelitian ini diperoleh bahwa lama hari rawat pasien COVID-
19 yang dirawat dirumah sakit rujukan adalah yang terbanyak selama < 14 hari
yaitu sebanyak 91 responden dan memiliki hubungan signifikan terhadap
kesembuhan pasien dengan nilai p-value= 0,001. Pada penelitian ini responden
Universitas Sriwijaya
127
Universitas Sriwijaya
128
Dari Grafik 4.2. diketahui bahwa jenis diet yang diberikan pada
responden tertinggi yaitu diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein) sebesar 45
responden, diet Diabetes Mellitus (DM) sebesar 25 responden, diet Rendah
Garam (RG) 9 responden, Bubur 8 responden, diet Rendah Cholesterol 6
responden, diet rendah lemak 5 responden, diet makanan biasa 5 responden dan
diet Tinggi Serat 3 responden.
4.3.1.7. Komorbid
Universitas Sriwijaya
129
Universitas Sriwijaya
130
4.3.1.8. Kesembuhan
Universitas Sriwijaya
131
Universitas Sriwijaya
132
Adapun dalam penelitian ini gambaran sisa makanan yang disajikan dapat
dilihat pada Gambar 4.1
Universitas Sriwijaya
133
2017 di RSUD dr. Soeratno Gemolong yang menunjukkan bahwa jenis dan
olahan lauk nabati pada rumah sakit terbatas sehingga berpengaruh terhadap
penilaian pasien (Aryani, 2017). Jenis lauk nabati yang diberikan seringkali
terbatas pada jenis tahu dan tempe dengan olahan yang juga terbatas, hal
tersebut menyebabkan pasien malas menghabiskan dan sisa lauk nabati cukup
tinggi pada pasien .
Penelitian yang dilakukan oleh Nida (2011) menunjukkan bahwa ada
hubungan antara sisa makanan dengan cita rasa makanan (penampilan dan rasa
makanan (Nida.K, 2011). Hasil penelitian Lestari, 2017 menunjukkan bahwa
sebanyak 65,5 persen pasien berusia 42-68 tahun menerima diet positif dan
34,5 % menerima diet non-positif. Sisa porsi nasi di awal pemberian diet pada
seluruh pasien masih tinggi (27,4-64,9% sisa nasi) dan menurun
secara signifikan setelah porsi nasi diberikan dalam porsi small (p<0,05)
meskipun masih terdapat 27,6% pasien dengan sisa nasi > 20 persen. Terdapat
pengaruh yang signifikan antara perubahan porsi diet pasien terhadap sisa nasi
(r=0,804; p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa perubahan porsi nasi pada diet
pasien mampu menurunkan sisa makanan (Lestari et al., 2017). Hasil penelitian
serupa juga pasien rawat inap menyisakan makanan di rumah sakit Universitas
Muhammadiyah Malang. Pasien mempunyai sisa makanan > 25% melalui
observasi langsung sisa makanan dengan pendekatan
Comstock pada 6 pasien yang berusia 18-35 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata sisa makanan pasien dalam 3 kali waktu makan
yaitu 57%. Faktor yang dominan mempengaruhi pasien menyisakan makanan
meliputi faktor internal (kondisi klinis, kebiasaan makan, jenis
kelamin), faktor eksternal (rasa makanan, suhu makanan, tekstur, warna
makanan, porsi dan variasi bahan makanan), faktor lingkungan (makanan luar
rumah sakit). Faktor internal, faktor eksternal, dan faktor lingkungan secara
langsung mempengaruhi persepsi pasien terhadap makanan
rumah sakit sehingga mendorong pasien untuk menyisakan makanan rumah
sakit.(Tanuwijaya, Sembiring and Dini, 2018)
Universitas Sriwijaya
134
Universitas Sriwijaya
135
Universitas Sriwijaya
136
Universitas Sriwijaya
137
Universitas Sriwijaya
138
vitamin c, vitamin D dan zinc sebagai salah satu sumber antioksidan sebagai
upaya dalam membantu menjaga imunitas pasien.
Pada masing-masing rumah sakit memiliki kebijakan tersendiri
mengenai standar diet yang diberikan, namun tetap merujuk pada standar yang
ditetapkan seperti diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein) pada rumah sakit
A standar 2600 kkal sedangkan pada rumah sakit B menggunakan 3000 kkal,
namun pada prinsipnya zat gizi tersebut sudah mencukupi kebutuhan pasien
yang dirawat.
Universitas Sriwijaya
139
Hal ini sesuai dengan teori Van Meter dan Van Horn (dalam Agustinus,
2006) menyatakan pemahaman pelaksana akan mempengaruhi standar dan tujuan
kebijakan sehingga implementasi dapat terlaksana.
Pelayanan gizi memiliki kontribusi dalam upaya kesembuhan pasien.
Akibat tidak maksimalnya pelayanan gizi menyebabkan mutu layanan tidak
berjalan dengan baik dan outcome pasien dalam hal ini kesembuhan tidak mampu
tercapai. Menurut Habiba, 2017 menyebutkan bahwa semakin tinggi mutu
pelayanan gizi di rumah sakit maka kepuasan pasien juga semakin tinggi (Habiba
and Adriani, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Madi, 2020 bahwa protokol atau peraturan
dibuat untuk membantu identifikasi pasien COVID-19 yang mengalami malnutrisi.
Pasien COVID-19 utamanya mengalami malnutrisi merupakan pasien kritis, tidak
hanya akan mengganggu pernapasan, fungsi otot dan meningkatkan kelemahan otot
pernapasan tetapi dapat memperburuk fungsi kekebalan dan memburuk penyakit.
Sehingga, melakukan penilaian dan dukungan nutrisi yang yang tepat penting untuk
mencegah malnutrisi di antara pasien kritis. Prosedur keamanan dan kebersihan
makanan adalah komponen penting dari perawatan gizi rumah sakit secara
keseluruhan. Praktik-praktik ini menangani semua aspek penerimaan makanan dari
pertanian dan pabrik hingga penyajian dan distribusi makanan. Selama empat belas
hari masa pemulihan, pasien membutuhkan isolasi dan pemantauan kesehatan
secara teratur (Madi et al., 2020b).
Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh data mean setiap pertanyaan
yang diajukan kepada responden di lima lokasi penelitian yaitu nilai mean dengan
kriteria “sangat tinggi” terdapat pada 3 pertanyaan. Pertanyaan P2, P4, P5.
Pertanyaan P2 yaitu Petugas melakukan kegiatan pelayanan sesuai dengan SOP
mendapakan nilai mean sebesar 4,57. Hal ini menunjukan bahwa kebijakan yang
Universitas Sriwijaya
140
dibuat oleh pihak rumah sakit sudah dilaksanakan sesuai dengan standar
operasional prosedur dan peraturan lainnya. P4 yaitu petugas melakukan distribusi
makanan tepat waktu menunjukan bahwa pasien mendapatkan makanan tepat
waktu serta P5 menunjukan bahwa Dietisien/nutrisionis telah memberikan diet
sesuai dengan prediksi diet pasien COVID-19. P11 yaitu pertanyaan yang dinilai
responden dengan kriteria “Cukup” tidak ada pemasalahan yang timbul dalam
kebijakan ini.
Kesimpulannya antara data hasil wawancara mendalam dengan informan,
serta observasi dilapangan di instalasi gizi serta dengan hasil analisis deskriptif
kuisioner menunjukan bahwa pihak rumah sakit dalam hal ini bagian instalasi gizi
telah melaksanakan kebijakan terkait pelayanan gizi dengan baik karena standar
prosedur yang mereka laksanakan sudah disesuaikan dengan keadaan dari pasien
COVID-19.
Pada penelitian ini ke enam faktor yang mempengaruhi keberhasilan
implementasi pelayanan gizi sudah terlaksana dengan baik, walaupun masih
terdapat beberapa bagian yang masih kurang baik pelaksanaanya seperti disalah
satu rumah sakit SOP terbaru nya belum ada karena masih menyesuaikan dengan
kebijakan pelayanan gizi pada makanan infeksius. Aktor implementasi nya sudah
sangat memaksimalkan agar suatu kebijakan dapat terlaksana dengan baik sampai
ke pekarya nya. Oleh sebab itu dalam penelitian ini ke enam faktor tersebut dapat
terlaksana dengan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Marhaeni, 2012 bahwa mekanisme penyediaan makan cukup terstruktur dan jelas,
meskipun masih ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang belum dimiliki
katering seperti SOP untuk menu pasien anak-anak, penyiapan logistik dan
membersihkan peralatan makan pasien. Beban kerja karyawan katering sangat
tinggi dan rangkap tugas. Tim Panitia Asuhan Gizi (PAG) khususnya perawat dan
petugas gizi dapat bekerja lebih baik, namun belum mempunyai perencanaan
stratejik untuk pelayanan gizi. Kapasitas tim PAG dalam pelayanan gizi belum
optimal (Marhaeni et al., 2012).
Menurut Suharyono, 2006 dalam penelitiannya bahwa produktifitas tenaga
pekarya gizi masih rendah karena faktor kelelahan dan kejenuhan. Implementasi
Universitas Sriwijaya
141
tidak akan efektif jika ketenagaannya tidak produktif akan mengakibatkan kinerja
tidak optimal (Suharyono et al., 2006). Oleh karena itu instalasi gizi melakukan
inovasi pada karyawan dengan penyegaran saat briefing sebagai upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan petugas dengan mengupgrade ilmu serta
memberikan pelatihan namun belum semua petugas mendapatkan pelatihan yang
mendukung terutama pelatihan mengenai penanganan makanan terkait COVID-19.
Penelitian serupa yang dilakukan oleh Markhandieni, 2009 menyebutkan terdapat
pengaruh pelatihan kerja dengan peningkatan kinerja petugas. Sejumlah tenaga
yang bekerja di instalasi gizi sudah bekerja lebih dari 5 tahun (Marhaeni et al.,
2012).
Masa kerja sangat berdampak pada keterampilan bekerja. Ini selaras dengan
penelitian Marsulina, 2004 yaitu pengalaman kerja 1 tahun keatas menunjukkan
kearah baik, baik dari segi pengetahuan maupun segi keterampilan, demikian juga
masa kerja 2 tahun akan lebih meningkat (Studi et al., 2015).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Zela, 2019 bahwa masih ada
permasalahan di sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan standar
operasional prosedur, pengantaran bahan makanan tidak tepat waktu. Perlu adanya
peningkatan pengelolaan Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad Provinsi Riau sesuai dengan standar yang ditetapkan. Seperti melakukan
rekrutmen untuk sumber daya manusia yang masih kurang, melengkapi sarana dan
prasarana yang rusak seperti pemanas air, memperbaiki suply air yang masih
kurang, melakukan pelayanan sesuai standar operasional prosedur seperti
pengantaran makanan kepada pasien tepat waktu (Zela.et.al, 2019).
Penelitian serupa lainnya peran manajer pada kedua situs cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari dibentuknya tim terapi gizi rumah sakit dan peningkatan kualitas
SDM. Teknologi pelayanan gizi pada kedua situs belum memenuhi standar
Kemenkes. Persepsi pasien terhadap mutu pelayanan makanan pada Situs 1 belum
baik sedang pada situs 2 sudah baik. Asupan gizi pasien Situs 1 lebih rendah
dibanding kebutuhan pasien, sedang pada Situs 2 lebih tinggi dari pada kebutuhan.
Kerugian ekonomi akibat sisa makanan pada Situs 1 lebih tinggi dibanding Situs 2.
Pelayanan gizi rumah sakit belum berjalan optimal, kerugian ekonomi akibat sisa
Universitas Sriwijaya
142
Universitas Sriwijaya
143
Universitas Sriwijaya
BAB V
5.1. Kesimpulan
a. Bagi Masyarakat
Melaksanakan protokol kesehatan dan konsumsi makanan bergizi.
b. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan pelayanan gizi tentang
modifikasi menu, standar diet dan standar porsi pada pasien COVID-19.
c. Bagi peneliti lain
Untuk dapat mengembangkan penelitian ini dengan menganalisis asupan
makanan dengan imunologi tubuh.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
148
2015;46:146–54.
El-Wehedy, S. E. (2019) ‘Hygienic Status Of Meat Served At Hospitals And Its
Improvement After HACCP Implementation’. Doi:
10.14943/Jjvr.67.1.61.
Essabah, N. (2021) ‘Clinical Nutrition ESPEN Nutritional status assessment in
patients with COVID-19 after discharge from the intensive care unit’, 41.
doi: 10.1016/j.clnesp.2020.09.214.
Fallis, A. (2013) ‘Teori Kebijakan Implementasi’, Journal Of Chemical
Information And Modeling, 53(9), Pp. 1689–1699. Doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
Fatkhurohman F, Lestari YN, Torina DT. The relationship of the changingin
standard portion toward food waste among holistic hospital patients in
2016 (food waste study of rice on lunch menu in holistic hospital). Gizi
Indones. 2017;40(1):1.
Fadilla C, Rachmah Q, Juwariyah J. Inpatients food waste description at Sidoarjo
general hospital. Amerta Nutr. 2020;4(3):198–204.
Grace, C. (2020) ‘Manifestasi Klinis Dan Perjalanan Penyakit Pada Pasien COVID-
19’, Majority, 9, Pp. 49–55.
Guan Z,, 2020 (2020) ‘Clinical Characteristics Of Coronavirus Disease 2019 In
China _ Enhanced Reader.Pdf’.
Habiba, R. A. And Adriani, M. (2017) ‘Hubungan Depresi , Asupan , Dan
Penampilan Makanan Dengan Sisa Makan Pagi Pasien Rawat Inap (
Studi Di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya ) Association Between
Depression , Intake , And Appearance Of Food With The Morning Food
Waste Among Inpatients ( Study At The Islam Hospital Jemursari
Surabaya )’, Pp. 198–208. Doi: 10.20473/Amnt.V1.I3.2017.198-
208.Journal Amerta.
Hariadi, W. (2020). Analisis Survival Waktu Sembuh Pasien COVID-19 Di
Kabupaten Banyuwangi. 4(2), Pp. 375–386.
Iddir, M. Et Al. (2020) ‘Strengthening The Immune System And Reducing
Inflammation And Oxidative Stress Through Diet And Nutrition:
Considerations During The COVID-19 Crisis’, Nutrients, 12(6), Pp. 1–
43. Doi: 10.3390/Nu12061562.
Ii, B. A. B. (1998) ‘Aspek Pendanaan Rumah Sakit 2.1’, Pp. 23–34.
Ilham Et.Al (2018) ‘Perbandingan Daya Terima Makanan Serta Faktor-Faktor
Yang Swakelola Dan Outsourcing Jurusan Gizi , Poltekkes Kemenkes
Pontianak , Indonesia’, Pontianak Nutrition Journal, 01(02), Pp. 1–4.
Universitas Sriwijaya
149
Universitas Sriwijaya
150
Universitas Sriwijaya
151
Universitas Sriwijaya
152
Universitas Sriwijaya
153
Williams PG, Walton K. Plate waste in hospitals and strategies for change. Eur e-
journal Clinical Nutrition Metab. 2011;6(6):e235–41.
World Health Organization. Coronavirus. WHO.int.2020
Yang, C. (2020) ‘Does Hand Hygiene Reduce SARS-Cov-2 Transmission?’
Graefe’s Archive For Clinical And Experimental Ophthalmology, Pp. 5–
6.`
Zela. (2019) ‘Analysis Of Nutritional Unit Service Management In Arifin Achmad
Regional General Hospital Of Riau Province In 2019’, Jurnal Kesehatan
Komunitas (Journal Of Community Health) Http://Jurnal.Htp.Ac.Id,
5(November), Pp. 218–226.
Zhou, F., Yu, T., Du, R., Fan, G., Liu, Y., Liu, Z., Xiang, J., Wang, Y., Song, B.,
Gu, X.,Guan, L., Wei, Y., Li, H., Wu, X., Xu, J., Tu, S., Zhang, Y., Chen,
H., & Cao, B.(2020). Clinical Course And Risk Factors For Mortality Of
Adult Inpatients With COVID-19 In Wuhan, China: A Retrospective
Cohort Study. The Lancet, 395(10229), 1054–1062.
Https://Doi.Org/10.1016/S0140-6736(20)30566-3
Universitas Sriwijaya
154
Lampiran 1
Analisis Implementasi Kebijakan Pelayanan Gizi Pada Unit Instalasi Gizi Rumah
Sakit Rujukan COVID-19 di Kota Palembang
Hormat saya
Devi Eryanti
Universitas Sriwijaya
155
Umur : …………………………………………………….
Pendidikan : …………………………………………………….
Jabatan/Pekerjaan : …………………………………………………….
Dengan ini saya bersedia menjadi informan untuk penelitian mengenai “Analisis
Implementasi Kebijakan Pelayanan Gizi pada Unit Instalasi Gizi rumah Sakit
Rujukan COVID-19 di Kota Palembang”
Palembang, 2021
(…………………………….)
*) diisi peneliti
Universitas Sriwijaya
156
Lampiran 2.
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan kesediaan menjadi informan dan menandatangani
persetujuan menjadi informan
4. Menanyakan nama informan
5. Meminta izin untuk merekam pembicaraan selama wawancara
berlangsung
6. Memberikan pertanyaan pemanasan (sudah lama bekerja dan bagaimana
kabar hari ini)
7. Memberikan pertanyaan inti
8. Menutup sesi wawancara
9. Mengucapkan terima kasih
10. Memberikan Souvenir
11. Selesai
Universitas Sriwijaya
157
Universitas Sriwijaya
158
Universitas Sriwijaya
159
Universitas Sriwijaya
160
PEDOMAN OBSERVASI
Universitas Sriwijaya
161
Lampiran 4
Proses Pengolahan
Universitas Sriwijaya
162
Universitas Sriwijaya
163
Lampiran 5
ANGKET PENELITIAN
I. PETUNJUK PENGISIAN
Universitas Sriwijaya
164
Universitas Sriwijaya
165
Lampiran 6.
Universitas Sriwijaya
166
Lampiran 7
Rasa Makanan
Universitas Sriwijaya
167
Aroma makanan
Jika aroma makanan membuat anda mual apakah anda tetap meneruskan makan?
a) ya
b) sedikit
c) tidak
1. Apakah aroma masakan hewani, sayuran yang disajikan dapat merangsang
nafsu makan anda
a) ya
b) kadang-kadang
c) tidak
2. Apakah menurut anda hidangan yang baik adalah yang tercium aromanya
a) ya
b) tidak
c) tidak tahu
3. Secara keseluruhan, apakah anda menyukai aroma dari makanan yang
disajikan
a) suka
b) kadang-kadang
c) tidak suka
Universitas Sriwijaya
168
Variasi menu
1. Menurut anda bagaimana resep yang digunakan pada makanan yang disajikan
a) baik dan menarik
b) biasa saja
c) kurang menarik
2. Menurut anda bagaimana variasi dalam pengolahan bahan makanan yang
digunakan
a) sangat bervariasi
b) biasa saja
c) kurang bervariasi
Penampilan Makanan
1. Bagaimana menurut anda mengenai besar porsi nasi, lauk hewani/nabati yang
disajikan
a) sesuai
b) cukup
c) terlalu kecil
2. Apakah menurut anda tampilan hidangan yang disajikan sudah sesuai dengan
jenis masakannya?
a) sesuai
b) kadang-kadang
c) idak sesuai
3. Bagaimana menurut anda mengenai kombinasi makanan dan penampilan yang
disajikan
a) menarik
b) biasa saja
c) membosankan
Penyajian Makanan
1. Apakah anda menyukai hidangan yang diberi hiasan (garnis) dalam penyajian
makanan
Universitas Sriwijaya
169
b) Suka
c) Biasa saja
d) Tidak suka
1. Bagaimana menurut anda mengenai kelengkapan alat makan
a) Lengkap
b) Kurang lengkap
c) Tidak tahu
2. Bagaimana menurut anda mengenai kebersihan alat makan
a) Bersih
b) Biasa saja
c) Kurang bersih
3. Apakah petugas menyapa anda dan mempersilahkan anda untuk makan?
a) Ya
b) Kadang-kadang
c) tidak
Universitas Sriwijaya
170
Universitas Sriwijaya
171
Universitas Sriwijaya
172
Universitas Sriwijaya
173
Universitas Sriwijaya
174
Universitas Sriwijaya
175
Universitas Sriwijaya
176
Universitas Sriwijaya
177
Universitas Sriwijaya
178
Universitas Sriwijaya
179
Universitas Sriwijaya
180
Universitas Sriwijaya
181
Universitas Sriwijaya
182
Pengambilan Data Sisa Makanan dan Daya Terima Makanan pada Pasien
COVID-19 di RS Ernaldi Bahar
Universitas Sriwijaya
183
Universitas Sriwijaya
184
Universitas Sriwijaya
185
Universitas Sriwijaya
186
Universitas Sriwijaya
187
Universitas Sriwijaya
188
Universitas Sriwijaya
189
Universitas Sriwijaya
TRANSKRIP WAWANCARA MENDALAM (IN DEPTH INTERVIEW)
PENELITIAN ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI PADA UNIT INSTALASI GIZI
RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19 DI KOTA PALEMBANG
2 Bisa diceritakan “Kebijakan pelayanan “Kebijakan “Manajemen terus “Kebijakan pelayanan “Kebijakan
bagaimana gizi tidak ada pelayanan gizi membuat gizi sudah dilakukan pelayanan gizi
kebijakan pelayanan permasalahan ya tetap dilakukan terobosan, sesuai dengan mengikuti dari
gizi? selama covid ini, kita seperti biasa membetuk tim peraturan yang ada peraturan pusat
Probing : masih tetap sama namun ada siaga covid untuk yaitu sesuai dengan dan diturunkan
Bagaimana melaksanakannya, ahli beberapa mengantisipasi panduan rumah skait dari direktur
kebijakan pelayanan gizi masih melakukan kebijakan antara pasien-pasien darurat utama rumah sakit
gizi di saat COVID- asuhan kerawat inap, lain : penerimaan covid yang dating, yang dituangkan
19? kegiatan bahan makanan memberikan APD dalam bentuk surat
penyelenggaraaan basah selama pada karyawan, keputusan,
makanan tetap pandemic covid memberikan panduan,
berjalan seperti biasa, dilakukan 2 hari makanan pedoman, standar
karena kita pakai dalam seminggu, tambahan untuk prosedur
pihak ke3 ya jadi baik yaitu hari rabu karyawan sebagai operasional
sebelum covid sampai dan sabtu pada imunitas dan
sekarang. Dan nanti pukul 07.30- menyiapkan ruang
direncakan tahun ini 11.00. petugas isolasi karena
kita mulai Kelola penerima bahan diberikan SK oleh
sendiri. Ada makanan dibantu gubernur, dimulai
perjanjijan Kerjasama tim instalasi gizi dari 3 bed, 50 bed
dengan pihak ke 3 melakukan sampai sekarang
sesuai dengan pengemasan 100 bed. Untuk
panduan bahan makanan pelayanan gizi
penyelenggaraan agar tetap terjaga sendiri mengganti
pelayanan gizi. mutu dan menjadi alat-alat
kualitasnya serta dispoible yang
aman dari terkena covid dan
membatasi
Universitas Sriwijaya
192
Universitas Sriwijaya
193
Universitas Sriwijaya
194
INTERPRETASI “Kebijakan pelayanan gizi saat COVID-19 mengacu pada PERMENKES, surat keputusan Direktur, standar
prosedur operasional (SPO) dan alat makan menggunakan disposable (sekali pakai), asuhan gizi tetap dilakukan
secara daring, penyelenggaraan makanan dilakukan dengan meminimal pertemuan dengan pihak ke3.”
KS 1 KS 2 KS 3 KS 4 KS5
3 Apa peran Sebagai kepala bidang Sebagai PPK Sebagai Direktur Sebagai kepala Kepala instalasi
Bapak/Ibu dalam penunjang medik makan minum pelayanan medik instalasi gizi, kepala gizi
kebijakan pelayanan petugas covid yang membawahi instalasi disini kalau
gizi? serta sebagai pelayanan ditempat lain setara
Probing : pengawas instalasi gizi dengan kabid
Sebagai apa, apa kegiatan
yang dilakukan. pelayanan di
instalasi gizi
KODING LEVEL 1 Setiap informan melakukan perannya sesuai dengan kebijakan
KODING LEVEL 2 Sudah sesuai dengan peran dan tupoksi wewenang
INTERPRETASI Informan sudah melakukan tupoksi dan wewenang masing-masing
KS 1 KS 2 KS 3 KS4 KS5
4 Bagaimana menurut “sudah sesuai sih ya, “ya sudah sesuai “tujuan dan “sudah sesuai dengan “sudah terlaksana
Bapak/Ibu tujuan, rumah sakit kita dengan peraturan sasaran nya agar tujuan sesuai peraturan
sasaran kebijakan mengikuti pedoman rumah sakit” pelayanan gizi ini
pelayanan gizi ini? yang ada.jadi selama dapat efektif dan
Probing : ini pelayanan gizi efisien dalam
Apakah kebijakan masih optimal tidak rangka membantu
yang dilaksanakan terkendala” proses
sudah sesuai dengan kesembuhan
peraturan pasien”.
KODING LEVEL 1 Tujuan sasaran kebijakan pelayanan gizi telah sesuai.
KODING LEVEL 2 Tujuan sudah sesuai dengan peraturan untuk membantu proses kesembuhan dan melakukan pencegahan
penularan virus corona melalui makanan.
Universitas Sriwijaya
195
INTERPRETASI Tujuan sasaran kebijakan pelayanan gizi telah sesuai, belum ada kendala, tujuanya untuk membantu proses
kesembuhan dan melakukan pencegahan penularan virus corona melalui makanan.
KS 1 KS 2 KS3 KS 4 KS 5
5 Bagaimana menurut Ahli gizi ada 6, Dengan SDM 22 Untuk SDM Saat ini SDM yang Sudah memadai
Bapak/Ibu tentang pramusaji 3, kitakan orang dengan tambahan sih tidak ada masih sesuai karena untuk
kemampuan sumber outsourching ya, jadi masa kerja lebih ya, karena pada karena jumlah pasien tenaga pengolahan
daya pelaku, sumber untuk yang mengolah kurang 13 tahun saat awal-awal selama pandemic tidak ada
daya sarana dan kan pihak katering. pelayanan di pandemi ini menurun, namun penambahan
prasarana dalam Selama ini sih tidak instalasi gizi karyawan banyak beban kerja tenaga karena
memberikan ada masalah cuman berjalan dengan yang resign atau bertambah karena BOR juga turun
pelayanan kepada memang APD ya lebih baik dan lancar pun pensiun dini, bertambahnya layanan ya, ruangan-
pasien COVID-19 di ditingkatkan, kalau walaupun dengan kemudian hari yaitu juga ruangan kita
RS? sebelumnya gak pakai SDM yang kerja juga menyiapakan makanan merger, pramusaji
Probing : masker mengantar terbatas dipotong 50%, tambahan untuk hemat bisa
Berapa jumlah makanan sekarang Dapat bantuan petugas covid, sarana membantu ke
SDM, sudah berapa pakai. kalau ventilator dari prasarana sejauh ini bagian instalasi
lama bertugas, dipengolahan iya biasa pemerintah.terkait sudah baik, APD kami gizi. Kalau untuk
prasarana yang memang harus pakai anggaran karena tidak kekurangan tenaga ahli gizi
tersedia apa saja, APD baik sebelum kami rs swasta bahkan bisa dikatakan sebenarnya masih
sudah memadai atau covid maupun tidak ada, tapi berlebih ya, karena kurang kebutuhan
belum sekarang covid seperti APD itu banyaknya yang kita itu 41
ada diberikan. menyumbang. sekarang baru ada
Dan pemerintah sedangkan dana 28. Kalau sarana
juga menjamin anggaran makan prasarna sudah
setiap warga pasien juga masih baik ya..kita juga
negara yang terkendali. sudah pindah
terkena COVID kegedung yang
nah mungkin itu baru, alur juga
Universitas Sriwijaya
196
Universitas Sriwijaya
197
Probing : sumber gabung disana BLUD rumah yang belanjanya,, minum pasien,, kita COVID…diawal
pendanaan dari ya…kita rumah sakit sakit. kalo sebelum sistem tender ya…jadi COVID itu hanya
mana saja, pakai anggaran BLUD Anggaran makan COVID kita bahan makanan yang 50% nya, tapi
pengelolanya siapa, ya, dan sistemnya minum ini dibuat belanjana setiap antar itu rekanan, dan sekarang sudah
besarannya berapa, masih outsourching.. setahun ya…dan hari barang anggarannya masih mulai meningkat
sudah cukupkah? direncanakan sudah Alhamdulillah datang ya bahan sesuai dan tersedia hamper 75% nya,
mau mulai swakelola cukup” makanan basah cukup untuk kita punya
ditahun ini..” kalau bahan kering pengadaan makan anggaran masing-
sebulan 2 kali. pasien..” masing, baik itu
Namun karena untuk makan
COVID ini kita minum pasien,
membatasi petugas pegawai,
sehingga hanya 2 makanan khusus
kali saja dalam petugas COVID.
seminggu untuk Dananya dari
mencegah BLUD, ada PPK
penularan juga makan minum nya,
sama tenaga gizi ada tim
dan pekaryanya. pengadaannya.
Sejauh ini masih Sejauh ini
cukup ya anggarannya
dianggarkan masih cukup”
dananya dari
manajemen”
KODING LEVEL 1 Sebagian informan mengatakan sumber dana tersedia dari manajemen dan mencukupi kebutuhan pasien
KODING LEVEL 2 Dana yang tersedia bersumber dari BLUD dan ada pengelola kegiatannya
INTERPRETASI Informan mengatakan sumber dana tersedia mencukupi sesuai kebutuhan pasien, pengadaannya dilakukan
secara tender oleh pihak ke3, sedangkan yang dari Yayasan belanja langsung
Universitas Sriwijaya
198
KS 1 KS 2 KS 3 KS 4 KS 5
7 Bagaimana menurut “Disosialisasikan ke “Kita membuat “Komunikasi dan “Dilakukan sosialisasi “Kita membuat
Bapak/Ibu cara RS semua pihak baik kebijakan dan koordinasi baik kepada semua kebijakan sesuai
Rujukan membuat secara internal SOP rumah sakit secara internal, pegawai dan dengan peraturan
kebijakan sesuai maupun eksternal ya, sesuai dengan eksternal berbagai dibuatkan peraturan yang ada,
harapan? kita buatkan juga peraturan yang unit ya..” yang dibagikan ke unit disosialisasikan ke
Probing : adakah semacam edaran untuk berlaku, misalkan bagian masing- koordinator dan
SOP terkait bisa dibaca” kebijakan masing” juga ke bagian
kebijakan sendiri pelayanan gizi sterilisasi, rawat
atau tidak, ada selama pandemi inap terkait
peraturan terkait COVID harus kebijakan
pelayanan gizi atau sesuai pedoman pelayanan gizi”
tidak, siapa? pencegahan dan
pengendalian
corona virus”.
KODING LEVEL 1 Rumah sakit membuat SPO pelayanan gizi kemudian disosialisasikan kepada semua pihak baik secara internal
maupun eksternal terutama yang berada diinstalasi gizi.
KODING LEVEL 2 Peraturan sudah ada, dibuat berdasarkan surat Keputusan Direktur yang diedarkan dan disosialisasikan ke semua
unit dan bagian
INTERPRETASI Peraturan dibuat sesuai dengan surat Keputusan Direktur yang selanjutnya dibuat SPO lalu kemudian
disosialisasikan ke bagian bidang, unit secara internal maupun eksterna, saat briefing, rapat atau melalui
pengumuman”
KS 1 KS 2 KS 3 KS 4 KS 5
8 Bagaimana sikap “Sangat mendukung “Sangat “Tidak ada “Mendukung kegiatan “Sangat
kecenderungan pelayanan ini mendukung masalah sejauh pelayanan ini” mendukung
(disposition) ya.karena dengan terkait ini, tidak ada yang kegiatan
Bapak/Ibu terhadap adanya pelayanan gizi penambahan menolak” pelayanan ini,
Universitas Sriwijaya
199
Universitas Sriwijaya
200
penanganan
keluhan?
KODING LEVEL 1 Komunikasi berjalan dengan baik antar pegawai ke seemua unit terutama yang berada di instalasi gizi.
KODING LEVEL 2 Tidak ada keluhan, ada layanan pengaduan jika terdapat complain
INTERPRETASI Informasi dilakukan disetiap unit, baik secara tertulis maupun lisan, juga menggunakan media grup watshapp,
ada pemantauan dari kepala unit, koordinator dan jika ada komplain segera diatasi
KS 1 KS 2 KS 3 KS 4 KS 5
10 Permasalahan apa “Tidak ada” “Tidak ada” “Sejauh ini belum “Alhamdulillah “Tidak ada,
yang muncul selama ada permasalahan sampai saat ini belum kalaupun ada itu
implementasi terkait kebijakan ada ya” segera
kebijakan pelayanan yang diterapkan “ diselesaikan”
gizi RS Rujukan
COVID-19?
Probing :
Sumber
permasalahan, yang
bertanggung jawab,
solusi, harapan
terhadap kebijakan
pelayanan gizi RS
rujukan COVID-19.
KODING LEVEL 1 Sejauh ini belum ada permasalahan yang berarti dan harapan kedepan semoga pandemi ini segera berakhir.
KODING LEVEL 2 Tidak ada permasalahan
INTERPRETASI Tidak ada permasalahan sejauh ini,, kepala unit, koordinator ataupun penanggung jawab kegiatan akan langsung
mengatasi jika terdapat masalah.
Universitas Sriwijaya
201
Universitas Sriwijaya
202
Probing : sehubungan dengan pasien COVID ya..tapi kita tetap pelayanan gizi, dan semua file nya ada
Bagaimana COVID berpedoman maupun petugas menerapkan berdasarkan sama koordinator
kebijakan pelayanan dengan pedoman gizi COVID. Sudah protokol pedoman gizi dan kalu tentang
gizi di saat COVID- rumah sakit kita buat mengikuti Kesehatan, menu dietetik rumah sakit regulasi, pedoman
19? lebih spesifik dalam kebijakan yang COVID itu belum darurat yang nya. dan semua
bentuk SOP nya. dikeluarkan oleh ada mbk..tapi kita dikeluarkan oleh peraturan itu juga
Untuk alat makan kementerian sesuaikan dengan kementerian sudah
pasien covid kita Kesehatan dengan menu kelas Kesehatan. Saat ini disosialisasikan ke
menggunakan diberikan diet mbk..kita kan kami mengacu semua pegawai”
disposable”. tinggi kalori tinggi screening gizi nah kecana namun
protein dengan itu kita lihat diet disesuaikan dengan
menggunakan nya apa, dari lapangan, tapi pad
wadah disposable penyaji, DPJP kasi aintinya sama ya,
dan diserahkan etiket diet baru karena pelayanan
hanya sebatas dioper ke gizi kan memang
nurse station dan pramusaji mbk. dasarnya sudah
menggunakan alat Standar diet kita menerapkan
disposable””. ada mbk. penggunaan APD,
Kita selama cuman tadinya
COVID ada diawal pandemi
dikasih vitamin untuk pengantaran
mbk sama sarapan makanan kan
sama snack” sampai hanya nurse
station, tapi ini jadi
masalah saling over
akhirnya
dikembalikan ke
pramusaji instalasi
Universitas Sriwijaya
203
gizi yang
mengantarkan
namun mereka juga
harus mendapatkan
insentif tambahan
sama seperti tenaga
Kesehatan yg
berada diruang
COVID”.
KODING LEVEL 1 Kebijakan pelayanan gizi mengacu pada pedoman pelayanan gizi rumah sakit darurat
KODING LEVEL 2 Ada surat keputusan Direktur dan dituang kan dalam bentuk peraturan
INTERPRETASI Kebijakan pelayanan gizi mengacu pada pedoman pelayanan gizi rumah sakit darurat yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan kemudian dibuatkan surat keputusan dari Direktur rumah sakit, dan tetap mengacu pada
peraturan pelayanan gizi rumah sakit (PGRS)
NO PERTANYAAN KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 KI 5
3 Apa peran “Sebagai kepala “Sebagai kepala “Saya sebagai “Sebagai “Koordinator unit
Bapak/Ibu dalam instalasi gizi” instalasi gizi” koordinator disini” penanggung jawab produksi makanan”
kebijakan pelayanan kegiatan harian””
gizi?
Probing :
Sebagai apa, apa
yang dilakukan.
KODING LEVEL 1 Masing-masing informan melaksanan perannya
KODING LEVEL 2 Sudah melaksanakan peran dan tugas
INTERPRETASI Informan sudah melaksanakan peran dan tugas nya masing-masing
NO PERTANYAAN KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 KI 5
4 Bagaimana menurut “Sudah sesuai ya” “Tujuannya sudah “Kebijakan yang “Sudah sesuai “Sudah terlaksana
Bapak/Ibu tujuan, sesuai sasaran” ada selama ini dengan tujuan sesuai peraturan
Universitas Sriwijaya
204
Universitas Sriwijaya
205
sudah memadai atau kotak nasi, dan dialat distribusi rawat inap, rawat
belum pengantaran makan makanan” jalan,
juga didelegasikan ke penyelenggaran
perawat sehingga dan litbang.
sejauh ini tidak ada Kita melayani
permasalahan SDM. pasien, menu
Kita juga karyawan, menu
memberikan terapi diet, menu
makanan extra dokter dan suster,
fooding baik ke snack karyawan
pegawawi dan pasien dan pasien.
terkait dietnya ya, Untuk sarana
misalnya prasarana masih
penambahan extra yang lama mbk “,
susu untuk membantu
meningkatkan
imunitas”.
KODING LEVEL 1 Untuk SDM ada 41 orang sudah termasuk Ka. Instalasi Gizi, ahli gizi, tenaga pengolah dan pramusaji. Kegiatan
yag dilakukan selama masa pandemi sudah sesuai .
KODING LEVEL 2 SDM, fasilitas dan anggaran pasien COVID-19 sudah ada dianggarkan, disesuaikan dengan peraturan dan
penyakit infeksi. Untuk sarana dan fasilitas terus membenahi dengan tetap memanfaatkan sarana yang ada
INTERPRETASI Informan mengatakan sumber daya manusia belum mencukupi terutama tenaga pengolahan makanan dan
pramusaji. Ada merger ruangan mengingat adanya wfh dan tenaga yang isolasi mandiri.
NO PERTANYAAN KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 KI 5
6 Bagaimana tentang “sumber dana untuk “di rumah sakit “Rumah sakit kami “Rumah sakit kami “ini rumah sakit
sumber pendanaan makan pasien di kita sumber dana Yayasan ya ini punya nya kami ini rumah sakit
yang digunakan rumah sakit masuk itu hanya satu ya mbk…jadi dananya pemkot ya vertical
dalam memberikan anggaran BLUD ya bu..itu BLUD semua bersumber mbk…sampai ya…punyanya
Universitas Sriwijaya
206
palayanan gizi pada mbk…kita punya (Badan Layanan dari Yayasan dan sekarang kita idak kemenkes…jadi
pasien COVID-19 di anggarannya sesuai Umum kas rumah sakit. kekurangan dana. semuanya
RS? SK Direktur. Kita Daerah).”untuk Kalo untuk covid Anggaran makan bersumber dari
Probing : sumber tender ya Mbk tiap makan minum ini ada sih hibah, minum cukup mbk pusat..anggaran
pendanaan dari tahun. Kita masih pasien covid masih bantuan dari ya…kita ada makan minum
mana saja, pake pihak ke tiga sama digabung pemerintah sama ppknya…pake alhamdulillah masih
pengelolanya siapa, dalam memasaknya dengan pasien non relawan. Sejauh ini rekanan jugo sistem cukup..untuk covid
besarannya berapa, makanan pasien. covid anggaran kami lelang”. masih gabung sama
sudah cukupkah? Tapi instalasi gizi ya….Alhamdulillah masih cukup yam pasien non covid.
tetap yang masih cukup. Ada bk…karena kita Ada penggung jawab
menyiapkan sampe PPK makan beli langsung. Ada pelaksana
distribusi. minumnya. Kita penanggung jawab kegiatannya…ada
Ado PPK makan system tender ya dan ppk nya…barang
minumnyo nyo yang setiap tahun nya. bendaharanya”. dating diterima
mengelola kegiatan Rekanan yang Selama pandemic sama ppk dan tim
ini ya mbk… mengantar bahan ini juga ya penerima dibantu
makanan sesuai mbk….kita dapat staf instalasi gizi
dengan bon bantuan dari untuk melihat sesuai
pemesanan dari pemerintah yaitu idak nya dengan
instalasi gizi. Dicek alat ventilator, spesifikasi bahan.
diterima langsung dapat hibah dari Selama covid ini
oleh ppk dan tim relawan yaitu juga tidak banyak
penerimanya. Kalo APD, relawan yang bantu
ada yang dak memberikan
bagus langsung bantuan, APD,
diganti sama vitamin, minuman
rekanan. untuk tenaga
Kesehatan”. Jadi
Universitas Sriwijaya
207
tenakesnya tetap
bisa melaksanakan
pelayanan dengan
menjaga imunitas”
KODING LEVEL 1 Dana cukup, sumbernya dari pemerintah daerah, kas rumah sakit dan pemerintah pusat untuk yang vertical
KODING LEVEL 2 Anggaran dana dikelola oleh penanggungjawabnya yaitu bendahara rumah skait. Sedangkan kegiatannya yang
bertanggung jawab adalah ppk dan instalasi gizi
INTERPRETASI Anggaran dana sampai saat ini masih cukup untuk pasien COVID maupun non COVID…ada hibah dari
pemerintah dan relawan seperti alat ventilator, APD, Vitamin.
NO PERTANYAAN KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 KI 5
7 Bagaimana menurut “Sudah disampaikan “Adanya pedoman “Disosialisasikan “Ada sosialisasi “Koordinasi dan
Bapak/Ibu cara RS kepada semua sdm dari kementerian baik secara dari pihak sosialisasi
Rujukan membuat yang berada Kesehatan dan internal maupun manajemen” “dipantau melalui
kebijakan sesuai dinstalasi gizi sudah surat keputusan eksternal” watshap grup,
harapan? kita sosialisaskan direktur yang laporan dan
Probing : adakah terkait spo, pedoman mengatur briefing”
SOP terkait pelayanan gizi” kebijakan
kebijakan sendiri pelayanan gizi ini
atau tidak, ada yang kemudian
peraturan terkait dibuat dalam
pelayanan gizi atau bentuk sop,
tidak, siapa? panduan, pedoman
dan intruksi kerja
serta
disosialisasikan
dengan petugas.”
KODING LEVEL 1 Sebagian besar informan mengatakan kebijakan yang telah dibuat disosialisasikan oleh kepala instalasi gizi dan
ahli gizinya sehingga dapat diterapkan sesuai dengan prosedur.
Universitas Sriwijaya
208
KODING LEVEL 2 SPO ada, kebijakan ada ..semuanya sudah disosialisasikan oleh penanggung jawab, kainstalasi dan manajemen
melalui pengumuman, edaran bahkan briefing atau rapat rutin
INTERPRETASI Informan mengatakan SPO terkait pelayanan gizi sudah ada, peraturan seperti SK Direktur juga sudah ada,
disebar dan diumumkan melalui rapat rutin, briefing, edaran sampai di watshap grup.
NO PERTANYAAN KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 KI 5
8 Bagaimana sikap “Mendukung “Sangat “Sangat “Mendukung “Sangat
kecenderungan kegiatan pelayanan mendukung” mendukung mendukung”
(disposition) ini, karena kegiatan ini “
Bapak/Ibu terhadap pelayanan gizi
pelayanan gizi RS sangat penting dalam
Rujukan COVID- menunjang proses
19? kesembuhan pasien”
Probing :
Kalau menolak
kenapa, kalau
mendukung kenapa,
ada pandangan lain?
KODING LEVEL 1 Mendukung pelayanan instalasi gizi
KODING LEVEL 2 Mendukungkegiatan pelayanan ini
INTERPRETASI Semua informan mengatakan untuk mendukung kegiatan dan peraturan dalam pelayanan gizi
NO PERTANYAAN KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 KI 5
9 Bagaimana “Terjalin dengan “Alhamdulillah “Sudah baik antar “Berjalan dengan “Lancar ya sejauh
komunikasi yang baik ya kesemua berjalan dengan pegawai” baik” ini, kita punya
terjalin antar para pegawai, semua lancer baik dari koordinasi dengan
pelaksana (pihak unit” profesi gizi maupun koordinator,
terkait) mengenai tenaga Kesehatan pengawas kemudian
kebijakan pelayanan lainnya” kita juga punya grup
whatsap, jadi
Universitas Sriwijaya
209
Universitas Sriwijaya
210
Universitas Sriwijaya
211
NO PERTANYAAN AG 1 AG 2 AG 3 AG 4 AG 5
2 Bisa diceritakan “Kebijakan “Kebijakan “Iya mbk, saat “Kebijakan pelayan “Pasien diberikan
bagaimana pelayanan gizi itu ada pelayanan gizi di covid ini kita beda gizi terdiri dari diet TKTP dengan
kebijakan pelayanan SK nya, jadi kami rs ini mengacu ya melayani pasien standar baik energi 2500 kkal.
gizi? bekerja sesuai dengan pada buku covid dan non regulasi, panduan, Apabila pasien covid
Probing : pedoman dan pedoman gizi dan covid, kalu dulu SPO. Intinya masih ada penyakit
Bagaimana panduan yang ada, dietetik rs darurat kitakan tatap muka sama sebelum covid tertentu diberikan
kebijakan pelayanan tidak ada perbedaaan yang dikeluarkan sama pasien saat cuman ada diet sesuai penyakit.
gizi di saat COVID- pelayanan gizi baik oleh kementerian pengukuran perbedaan dimana Pasien covid
19? sebelum covid Kesehatan” antropometri. Tapi kita ahli gizi diberikan 3 x makan
maupun saat covid kalau sekarang keruangan harus + 2 x selingan, air
yang beda jauh, ya..kita lihat dari pakai APD lengkap mineral 10 cup
karena sebelum covid catatan di rekam Hazmat ya, karena Makanan diberikan
kita disini sudah medis buat saya kan diruangan juga kepada
pakai APD (masker, assessment covid, lebih berat keluarga pasien
apron, tutup kepala pasiennya, terus sih ya karena pendamping pasien
dan sandal ganti), kita lihat dari cctv bekerja dengan pake anak dan geriatric”
namun yang nya buat liat fisik hazmat, masker n-
berbedanya adalah klinis pasien. 95, tapi sejauh ini
alat makan pasien. Untuk data-data masih aman”
Kalau sblmnya atau lain kayak biokimia
kalau pasien non atau yg lainnya
covid itu tergantung kan kita juga lihat
kelas ada ompreng direkam medis”
(bento) ada keramik, baru bisa kita
tapi kalau pasien tentukan diagnose
covid semuanya oake gizi nya apa, diet
alat makan nya apa.saat covid
Universitas Sriwijaya
212
Universitas Sriwijaya
213
4 Bagaimana menurut “Sudah sesuai dengan “Sudah sesuai “Iya sesuai ya “Sudah sesuai” “Sudah
Bapak/Ibu tujuan, sasaran dan tujuan dengan peraturan mbk, karena dilaksanakan”
sasaran kebijakan dari pelayanan gizi ya ya mbk…SK tujuannya kan
pelayanan gizi ini? yaitu untuk membantu Direktur, SPO dan pelayanan gzi baik
Probing : proses kesembuhan dapat diterapkan” ke pasien maupun
Apakah kebijakan pasien” karyawan uda
yang dilaksanakan bagus si ya”
sudah sesuai dengan
peraturan
KODING LEVEL 1 Sudah sesuai
KODING LEVEL 2 Kebijakan yang dilakukan di pelayanan gizi sudah sesuai dengan peraturan, kebijakan, surat keputusan dan SPO
INTERPRETASI Informan mengatakan bahwa kebijakan yang dibuat sudah sesuai dengan tujuan dan sasaran kebijakan
pelayanan gizi, sesuai dengan regulasi, surat keputusan Direktur dan SPO.
NO PERTANYAAN AG 1 AG 2 AG 3 AG 4 AG 5
5 Bagaimana menurut “Masih sesuai ya..kita “Di rs ini kalau “Untuk ahli gizi “Masih sesuai baik “Bertugas di ruang
Bapak/Ibu tentang kan ahli gizi nya ada untuk tenaga masih kurang, sdm mauapun covid sudah 6 bulan,
kemampuan sumber 6, pramusajinya ada 3 sepertinya masih APD itu suka sarana prasarana” sarana prasarana
daya pelaku, sumber dan tenaga kurang, namun kurangnya topi” sudah memadai”
daya sarana dan pengolahnya dari mengingat keadaan
prasarana dalam pihak ke3 dan jumlah pandemic saat ini
memberikan pasien juga belum dengan jumlah
pelayanan kepada terlalu banyak jadi pasien yang
pasien COVID-19 di masih sesuai la” dilayani berkurang
RS? Rumah sakit kita juga maka masih dirasa
Probing : berdiri nya baru yam cukup. Sarana
Berapa jumlah bk tiga tahun ini prasarana masih
SDM, sudah berapa ya..jadi semua tenaga terus dibenahi dan
lama bertugas, disini masa kerja nya ditambah yam bk
Universitas Sriwijaya
214
Universitas Sriwijaya
215
NO PERTANYAAN AG 1 AG 2 AG 3 AG 4 AG 5
7 Bagaimana menurut Ada spo, standar, Ya disosialisasikan Kita dikasi Ada kebijakan itu
Bapak/Ibu cara RS panduan dan yam bk sama pengumuman, sama coordinator
Rujukan membuat pedoman ya yang karyawan semua sosialisasi, edaran
kebijakan sesuai disampaikan atasan dalam bentuk
harapan? ke kami yang peraturan baik
Probing : adakah disosialisakina diumumkan secara
SOP terkait kekami semua lisan maupun
kebijakan sendiri sehingga kami dibagikan secara
Universitas Sriwijaya
216
Universitas Sriwijaya
217
terjalin antar para baik, dan juga ada complain kita kurang paham info ke bagian
pelaksana (pihak memiliki kelompok identifikasi dulu segera ditanyakan penyelenggaraan
terkait) mengenai grup unit masing- masalahnya apa keatasan makanan. Dietisien
kebijakan pelayanan masing, sehingga menterjemahkan
gizi RS Rujukan informasi dapat preskripsi diet ke
COVID-19? berjalan dengan pramusaji
Probing : baik
Kondisi seperti apa,
informasi untuk
pasien seperti apa,
pelaporan,
monitoring,
evaluasi,
penanganan
keluhan?
KODING LEVEL 1 Komunikasi terjalin dengan baik
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
NO PERTANYAAN AG 1 AG 2 AG 3 AG 4 AG 5
10 Permasalahan apa Karena kita ahli Gak ada Tidak ada masalah Tidak ada, kalaupun
yang muncul selama gizi nya kerjanya mbk…semuanya ya, kalau pun ada ada itu segera
implementasi masih rangkap lancer lancer saja kurang sepakat itu diselesaikan
kebijakan pelayanan sama kegiatan didiskusikan
gizi RS Rujukan penyelenggaraan
COVID-19? makanan
Probing :
Sumber
permasalahan, yang
Universitas Sriwijaya
218
bertanggung jawab,
solusi, harapan
terhadap kebijakan
pelayanan gizi RS
rujukan COVID-19.
KODING LEVEL 1
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
Universitas Sriwijaya
219
P1 P2 P3 P4 P5
2 Bisa diceritakan Kalau disini masih Kita dikasi tau ya Kebijakan APD Ada peraturan yang Iya sama aja ya mbk
bagaimana sama. Kami dari ada panduannya lebih ditingkatkan, dibuat yang mo covid apa nggak
kebijakan pelayanan pihak ke3 masih dalam cuci tangan lebih disampaikan kepala kerjanya, iya tapi
gizi? melaksanakan melaksanakan disiplin kan untuk instalasi gizi. Beda beban kerja nambah
Probing : pekerjaan kami baik kegiatan baik dari imunitas kita lah, antara sebelum sih mbk, karena
Bagaimana sebelum covid nerima, nyimpan, jago-jagolah covid rasonyo pake untuk ruang COVID
kebijakan pelayanan maupun sebelum ngolah bahan APD samo bae pake kan mo diantar lebih
gizi di saat COVID- covid sama saja ya, makanan. Terus masker, apron, topi. cepat jadi masak nya
19? kami hanya kita ada standar Cuman kalo sebelum lebih cepat, tapi kita
memasak atau dietnya jadi kita covid kan masih dikasih vitamin mbk
mengolahnya saja, masak sesuai galak malas-malas dari rumah sakit
karena yang bagian dengan diet, menu pakai masker.nah sama sarapan smaa
plating nya masih dan standarnya. sekarang la covid snack,
dirumah sakit Kami hanya jadi idak malas lagi
pegawai nya yang memasak atau pakai masker, jadi
mengerjakan.tapi ngolahnya bae was-was takut kalau
kami tetap terus nanti diantar lepas masker.
melaksanakan semua kerumah sakit.
kegiatan baik dari Nanti di rumah
segi penerimaan skait pegawainya
bahan makanana yang menyiapkan
penyimpanan itu masuk ke dalam
sesuai dengan wadah-wadahnya.
standar akreditasi
sesuai yang tertuang
dalam butir
Universitas Sriwijaya
220
perjanjian
Kerjasama.
P6 P7 P8 P9 P10
Sama aja ya mbk Iya sama sih ya, Sama ya dengan Kita bekerja covid Kita kerja ikut
karena saya kita tetap bekerja sebelum covid gak covid sama aja aturan mbk, kita
dibagian walaupun mbk, kan memang pakai APD lengkap
pengolahan, APD pandemic ini, APD sbelumnya kita uda sebelum masuk
yang dipake mo yang kita pakai pake masker, keruang pengolahan,
covid mau nggak masih sama, handscoon, tutup iya APD kita sama
dari dulu ya gini masker, Apron, kepala, apron, dan aja ya sebelum covid
mbk kami..pake tutup kepala. Tapi sandal khusus, tapi maupun nggak,
masker, pake apron, jam untuk saat covid ini kami karena kitakan
pake tutup kepala, penyiapan keruang malah sering tambah sudah sering
pake sandal khusus, covidkan lebih cuci tangan, jaga penilaian, standar
cuci tangan cepet, jadi jarak. Dari sini kita APD kit aitu yang
masaknya juga dapat suplemen begitu, jadi kalau
sudah harus selesai pernah vitamin c masker ini
lebih dulu untuk sekali ya, terus kalau alhamdulillah gak
ruang covid pagi kita dapat pernah lepas lepas
sarapan kalau gak lagi, soalnya takut
puasa, kalau puasa juga ya kalu kena
sekarang kita diganti covid. Ada
sama susu telur biar peraturan, standar
nambah imun kita SPO yang sudah kita
baca dan itu yang
kita kerjakan
Universitas Sriwijaya
221
misalnya standar
diet DM, nah itu kita
harus sesuai.kita kan
shift juga mbk jadi
juga harus overran
KODING LEVEL 1 Kebijakan pelayanan gizi mengikuti peraturan pusat dan diturunkan dari direktur utama rumah sakit yang
dituangkan dalam bentuk surat keputusan, panduan, pedoman, standar prosedur operasional
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
P1 P2 P3 P4 P5
3 Apa peran Sebagai tenaga Sebagai pengolah Ibu sebagai Sebagai pengolahan Sebagai pengolahan
Bapak/Ibu dalam pengolahan makanan pasien pengolah makanan makanan makanan
kebijakan pelayanan covid-19 maupun pasien maupun
gizi? karyawan karyawan
Probing :
Sebagai apa, apa
yang dilakukan.
P6 P7 P8 P9 P10
Sebagai pengolahan Sebagai pengolah Sebagai pengolah Sebagai tenaga Sebagai tenaga
makanan makanan makanan pengolahan makan pengolahan makan
pasien pasien
KODING LEVEL 1 Informan memiliki perannya.
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
P1 P2 P3 P4 P5
4 Bagaimana menurut Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai La sesuai galo Ada standar
Bapak/Ibu tujuan, dengan yang menurut ibu, sudah prosedur yang
diterapkan diterapkan sesuai diberikan, jadi kita
Universitas Sriwijaya
222
Universitas Sriwijaya
223
Universitas Sriwijaya
224
INTERPRETASI
P1 P2 P3 P4 P5
6 Bagaimana cara
Bapak/Ibu/Sdr
dalam mengolah
makanan pasien RS
rujukan COVID-19?
Probing :
APD yang
digunakan, tekhnik
mengolah makanan,
apakah berbeda
sebelum COVID-
19?
INFORMAN KS 6 INFORMAN KS 7 INFORMAN KS 8 INFORMAN KS 9 INFORMAN KS 10
KODING LEVEL 1
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
P1 P2 P3 P4 P5
7 Bagaimana menurut “Kami mendapatkan “Kami medapatkan “Ado sosialisasi “Ado peraturan “Ya ada standar
Bapak/Ibu cara RS sosialisasi dan spo sosialisasi dari dari kepala yang sudah dibuat, yang disampaikan
Rujukan membuat terkait pelayanan atasan kami terkait instalasi, ahli gizi kalo ibu si cumin ahli gizinya jadi ya
kebijakan sesuai gizi yang kami kebijakan yang jalankan bae, ado selama ini si lancar-
harapan? lakukan sehingga pelayanan gizi, menyampaikan kepala instalasi, ahli lancar aja ya”
Probing : adakah apa yang kami misal spo, standar peraturan tentang gizi nyo yang ngasih
SOP terkait lakukan sesuai diet, yang kegiatan digizi dan tau peraturannyo. “
kebijakan sendiri
Universitas Sriwijaya
225
Universitas Sriwijaya
226
Kalua menolak
kenapa, kalua
mendukung kenapa,
ada pandangan lain?
P6 P7 P8 P9 P10
Ya mendukung ya Mendukung Mendukung Mendukung kegiatan Sangat mendukung
mbk.. ini
KODING LEVEL 1 Sangat mendukung
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
P1 P2 P3 P4 P5
9 Bagaimana “Berjalan dengan “Alhamdulillah “Selamo ini lancer- “Alhamdulillah “Alhamdulillah
komunikasi yang baik, jika ada selamo ini belum lancar bae selamo ini aman dan selamo ini belum
terjalin antar para perubahan menu,diit ado masalah” komunikasi. Kalo lancer bae, katik ado masalah”
pelaksana (pihak koordinasi dan ado masalah itu masalah”
terkait) mengenai komunikasi berjalan ditanyoken dulu
kebijakan pelayanan dengan baik, samo yang
gizi RS Rujukan sehingga tidak ada complain terus
COVID-19? kesalahan” dilaporken ke
Probing : kepala instalasi.”
Kondisi seperti apa,
informasi untuk
pasien seperti apa,
pelaporan,
monitoring,
evaluasi,
penanganan
keluhan?
Universitas Sriwijaya
227
P6 P7 P8 P9 P10
“Baik-baik aja ya “Baik-baik aja yam “Baik” “Baik ya, kita juga “Lancar, tidak ada
mbk..lancar-lancar bk selama ini..” punya grup watshap, maslaah selama
aja ya selama ini” jadi kalua ada yang ini.kita juga punya
kurang-kurang kita grup whatsap.jadi
tanyakan dengan semua komunikasi
pengawas dan berjalan dengan
biasanya informasi baik”
juga diberitahukan
digrup. Jadi selama
ini tidak ada
masalah”
KODING LEVEL 1 Terjalin koordinasi yang baik.
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
P1 P2 P3 P4 P5
10 Permasalahan apa “Dak katek masalah, “Alhamdulillah “Gak ada “Tidak ada” “Tidak ada,
yang muncul selama cuman galak selamo ini belum mbk…aman aman kalaupun ada itu
implementasi kewalahan nyiapken ado masalah” saja selama ini” segera diselesaikan”
kebijakan pelayanan makanan petugas
gizi RS Rujukan covidnyo kan nak
COVID-19? dikotakin.itu bae. “
Probing :
Sumber
permasalahan, yang
bertanggung jawab,
solusi, harapan
terhadap kebijakan
Universitas Sriwijaya
228
pelayanan gizi RS
rujukan COVID-19.
KODING LEVEL 1 Sebagian besar informan mengatakan tidak ada masalah namun perlu kekompakan pada tenaga pelaksananya.
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
INFORMAN PRAMUSAJI
NO PERTANYAAN PR 1 PR 2 PR 3 PR 4 PR 5
1 Apa Bapak/Ibu tau Tau, virus corona, Tau, penyakit yang Iya tau..penyakit Iya tau, harus cuci Tau mbk, virus yang
COVID-19? cara pencegahannya dari virus yang sekarang lagi tangan jaga jarak disebabkan lewat
Probing : pakai masker, cuci banyak yang udara ataupun
Bagaimana bekerja tangan, sama makan ditakutin tangan
di saat COVID-19 makanan yang penularannya
ini? bergizi
KODING LEVEL 1 Informan mengetahui apa itu covid-19
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
PR 1 PR 2 PR 3 PR 4 PR 5
2 Bisa diceritakan “Kebijakan “Ada peraturan “Ada prosedur “Lebih berat ya, “Kerjanya ada beda
bagaimana pelayanan gizi yang dibuat yang missal standar karena kalau blm ya dengan sebelum
kebijakan pelayanan sebelum covid kan dijelaskan oleh prosedur, misal covid kan tatap covid, lebih awal
gizi? pakai ompreng, kepala instalasi memberikan muka sama pasien setengah jam
Probing : sekarang covid gizi” prosedur diet yang gak perlu pakai dibandingkan
Bagaimana pakai disposable, benar, tepat waktu, APD, sekarang ruangan lainnya,
kebijakan pelayanan terus APD nya pakai menanyakan harus pake APD sebelum covid cumin
gown” identitas pasien lengkap dengan pakai masker,
Universitas Sriwijaya
229
gizi di saat COVID- dahulu sebelum hazmat karena saya sekarang pakai
19? diberikan di ruang covid ya, masker, gown, tutup
makanan.” sedangkan teman- kepala. Peraturan
teman yang lain juga kebijakan yang
wajib pakai masker, sampaikan itu
tutup kepala dan koordinator sama
gown” ahli gizi nya mbk..”
KODING LEVEL 1 Kebijkan pelayanan gizi selama covid-19 di buat lebih spesifik untuk SOP nya menggunakan APD serta
menggunakan alat makan yang disposable.
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
PR 1 PR 2 PR3 PR 4 PR 5
3 Apa peran “Sebagai pengantar “Sebagai “Sebagai penyaji “Sebagai pramusaji “Sebagai tenaga
Bapak/Ibu dalam makanan pasien” pengantar makanan” diruang covid” pramusaji”
kebijakan pelayanan makanan dan
gizi? pengolahan nasi”
Probing :
Sebagai apa, apa
yang dilakukan.
KODING LEVEL 1 Informan memiliki perannya.
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
PR 1 PR 2 PR 3 PR 4 PR 5
4 Bagaimana menurut “Tujuannya adalah “Sudah sesuai “Tidak ada “Sudah sesuai”
Bapak/Ibu tujuan, untuk melakukan sasaran” kendala, tujuan
sasaran kebijakan pencegahan dan sasarannya. “
pelayanan gizi ini? penularan virus
Probing : corona ini melalui
Universitas Sriwijaya
230
Universitas Sriwijaya
231
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
PR 1 PR 2 PR 3 PR 4 PR 5
6 Bagaimana cara
Bapak/Ibu/Sdr
dalam mengantarkan
(distribusi) makanan
ke pasien COVID-
19 ?
Probing :
APD yang
digunakan, prosedur
pelaksanaan apakah
berbeda dengan
sebelum COVID-19.
KODING LEVEL 1
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
PR 1 PR 2 PR 3 PR 4 PR 5
7 Bagaimana menurut “Disosialisasikan “Dari direktur kan “Komunikasi dan “Dikasi tau kami “Kita melaksanakan
Bapak/Ibu cara RS oleh kepala instalasi ya yang buat sosialisasi, dan tentang peraturan, peraturan yang
Rujukan membuat gizi dan ahli gizi aturan, ado spo selama saya 21 kebijakan yang ada sudah dibuat mbk,”
kebijakan sesuai berdasarak nyo ado intruksi tahun bekerja yang berhubungan
harapan? peraturan yang kerja “ sudah lebih dari dengan pekerjaan
Pro bing : adakah sudah dibuat cukup” kami.”
SOP terkait direktur.”
kebijakan sendiri
atau tidak, ada
Universitas Sriwijaya
232
peraturan terkait
pelayanan gizi atau
tidak, siapa?
KODING LEVEL 1 Kita membuat kebijakan sesuai dengan peraturan yang ada, disosialisasikan ke koordinator dan juga ke bagian
sterilisasi, rawat inap terkait kebijakan pelayanan gizi
KODING LEVEL 2
INTERPRETASI
PR 1 PR 2 PR 3 PR 4 PR 5
8 Bagaimana sikap :Mendukung “Sejauh ini “Ya mendukung, “Mendukung “Sangat mendukung
kecenderungan kegiatan ini” mendukung cuman kalo
(disposition) pelayanan ini, biasanya kita kan
Bapak/Ibu terhadap cumin mungkin tatap muka sama
pelayanan gizi RS perlu diberikan pasien, inikan kita
Rujukan COVID- sumplemen vitamin tidak. Kita tidak
19? pada tenaga gizi tau smaa pasien
Probing : sebagai imunitas nya.”
Kalau menolak tubuh”
kenapa, kalau
mendukung kenapa,
ada pandangan lain?
KODING LEVEL 1 Sangat mendukung
KODING LEVEL 2 Sangat mendukung
INTERPRETASI Informan mengatakan sangat mendukung peraturan dan kebijakan pelayanan gizi selama pandemi
PR 1 PR 2 PR 3 PR PR 5
9 Bagaimana “Alhamdulillah “Selamo ini baik, “Sudah seperti “Baik” “Selama ini
komunikasi yang selama ini berjalan lancer kalu ado keluarga gak ada Alhamdulillah baik
terjalin antar para dengan baik, baik masalah biasonyo masalah,” baik saja ya, gak ada
pelaksana (pihak dari sesama unit gizi diatasi dulu baru mis komunikasi.”
Universitas Sriwijaya
233
PR 1 PR 2 PR 3 PR 4 PR 5
10 Permasalahan apa “Alhamdulillah “Secara umum dak “Tidak ada” “Sejauh ini sy “Tidak ada,
yang muncul selama selama ini tidak ado, tapi mungkin bekerja nggak ada kalaupun ada itu
implementasi ada.” untuk di unitnya ya” segera diselesaikan”
kebijakan pelayanan kekompakan biar
gizi RS Rujukan satu”
COVID-19?
Probing :
Universitas Sriwijaya
234
Sumber
permasalahan, yang
bertanggung jawab,
solusi, harapan
terhadap kebijakan
pelayanan gizi RS
rujukan COVID-19.
KODING LEVEL 1 Tidak ada
KODING LEVEL 2 Tidak ada
INTERPRETASI Informan mengatakan tidak ada permasalahan, penaggung jawab masing-masing kegiatan melaksanakan sesaui
tupoksi, harapannya instalasi gizi dapat lebih baik, lebih kompak dan pandemic berakhir jadi kami bisa bersapa
dengan teman-teman diruangan
Universitas Sriwijaya