Anda di halaman 1dari 9
he © KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJ] DAN UMRAIL NOMOR 104 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PERPINDAHAN JEMAAH HAJI KHUSUS ANTAR PENYELENGGARA IBADAH HAJI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, Menimbang Mengingat a. bahwa dalam rangka meningkatkan —_pelayanan administrasi pendaftaran haji khusus yang tertib, perlu menyesuaikan ketentuan syarat dan prosedur perpindahan Jemaah Haji antar Penyclenggara Ibadah Haji Khusus; b, bahwa Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/99/2015 tentang Pedoman Perpindahan Jemaah Haji Khusus Antar Penyelenggara Ibadah Haji Khusus sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan —_ sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan —Direktur —Jenderal Peyclenggaraan Haji dan Umrah tentang Pedoman Perpindahan Jemaah Haji Khusus Antar Penyelenggara Ibadah Haji Khusus; 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845] sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061); Menetapkan KESATU 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5345); 3, Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8} ; 4, Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 5. Peraturan Menteri Agama Nomor 22 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Tbadah Haji Khusus (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 601); 6. Peraturan Menteri Agama Nomor 23 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 760); 7. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama {Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH TENTANG PERPINDAHAN JEMAAH HAJI KHUSUS ANTAR PENYELENGGARA IBADAH HAJ! KHUSUS. Menetapkan Pedoman Perpindahan Jemaah Haji Khusus Antar Penyelenggara Tbadah Haji Khusus sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini, $s KEDUA : Dengan ditetapkannya Keputusan ini, Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 1/99/2015 tentang Pedoman Perpindahan Jemaah Haji Khusus Antar Penyelenggara Ibadah Haji Khusus dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2017 { DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, dyspu. DJAML p 10, LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH NOMOR 104 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PERPINDAHAN JEMAAH HAJI KHUSUS ANTAR PENYELENGGARA IBADAH HAJI KHUSUS BAB | KETENTUAN UMUM Penyelenggara Ibadah Haji Khusus yang selanjutnya disebut PIHK adalah biro perjalanan yang telah mendapat izin Menteri_ untuk menyelenggarakan Ibadah Haji Khusus. Jemaah Haji Khusus yang selanjutnya disebut Jemaah Haji adalah sctiap orang yang beragam Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji yang pengelolaan, pembiayaan, dan pelayanannya bersifat khusus sesuai persyaratan yang ditetapkan. Perpindahan antar PIHK adalah proses perpindahan Jemaah Haji dari PIHK asal ke PIHK tujuan dengan alasan dan persyaratan tertentu. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu yang selanjutnya disebut SISKOHAT in ibadah adalah sistem pengelolaan data dan informasi penyelenggare haji. Nomor Porsi adalah nomor urut pendaftaran yang diterbitkan oleh Kementerian Agama bagi Jemaah Haji yang mendaftar. Daftar tunggu (waiting lis) adalah daftar Jemaah Haji yang telah mendaftar dan mendapatkan Nomor Porsi dan menunggu keberangkatan untuk menunaikan ibadah haji Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan fungsinya di bidang agama. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi sesuai domisili jemaah hi 11. Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah adalah Bidang yang ruang lingkup tugas dan fungsinya di bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi sesuai domisili jemaah haji. 12, Pimpinan PIHK adalah salah satu dewan direksi PIHK yang tercantum dalam akte pendirian dan perubahannya yang disahkan oleh notaris BAB II PERSYARATAN DAN ALASAN Perpindahan jemaah haji khusus antar PIHK dilakukan oleh Jemaah Haji yang telah memperoleh nomor porsi dengan alasan: 1. Penggabungan suami/istri, anak/menantu/orang tua, kakak/adik yang terdaftar pada PIHK yang berbeda, dibuktikan dengan Surat Nikah, Kartu Keluarga, akte kelahiran dan/atau surat keterangan lain yang sah dan masih berlaku. x Perubahan paket/ program yang diinginkan Jemaah Haji. 3. PIHK asal tidak dapat melakukan pelunasan BPIH Khusus Jemaah Haji atau tidak dapat memberangkatkan Jemaah Haji yang disebabkan: a. Scdang dinyatakan bermasalah oleh Kementerian Agama; Sedang mendapatkan sanksi pembekuan izin atau pencabutan izin sebagai PIHK; c. Sedang dalam proses hukum dan/atau pailit yang dibuktikan dengan keputusan instansi yang berwenang. 4. PIHK memperoleh Jemaah Haji yang berhak melunasi melebihi jumlah maksimal yang ditentukan. BAB IIL PROSEDUR Prosedur pindah antar PIHK sebagai berikut: 1. Jemaah Haji datang ke PIHK asal dan membuat surat permohonan pindah PIHK yang berisi: a. nama jemaah; z . nomor porsi; nomor SPPH; ao nomor telepon jemaah yang bisa dihubungi; nama PIHK yang dituju; alasan pindah PIHK; te g. tanda tangan bermaterai . PIHK asal membuat Surat Pernyataan bermaterai dan menyerahkan SPPH, bukti asli setoran awal dan/atau lunas BPIH Khusus, bukti asli transfer setoran awal dan/atau lunas ke rekening Menteri kepada Jemaah Haji; . Jemaah Haji datang ke PIHK tujuan dengan membawa surat permohonan perpindahan PIHK dan Surat Pernyataan PIHK asal serta melampirkan SPPH dan bukti asli setoran awal dan/atau lunas BPIH Khusus peruntukkan PIHK, bukti asli transfer setoran awal dan/atau lunas ke rekening Menteri; PIHK tujuan membuat surat pengantar permohonan perpindahan antar PIHK dan Surat Pernyataan bermaterai, ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah cq. Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah; Jemaah Haji dan/atau petugas PIHK tujuan menyerahkan surat pengantar permohonan perpindahan antar PIHK ke Kantor Wilayah dengan melampirkan: a. Daftar nama (nominatif) Jemaah Haji yang pindah antar PIHK yang ditandatangani oleh Pimpinan PIHK; g Surat Permohonan dari Jemaah Haji; Surat Pernyataan dari PIHK asal; a9 Surat Pernyataan dari PIHK tujuan; SPPH; Fotokopi bukti setoran awal BPIH Khusus lembar peruntukkan Jemaah Haji; g. Fotokopi bukti setoran awal BPIH Khusus lembar peruntukkan PIHK; h, Fotokopi transfer setoran awal ke rekening Menteri. Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah melakukan verifikasi berkas dan membuatkan Berita Acara Verifikasi Perpindahan Antar PIHK dengan dihadiri Jemaah Haji secara langsung. Berita Acara Verifikasi Perpindahan Antar PIHK . ditandatangani oleh Petugas Bidang Penyclenggaraan Haji dan Umrah dan Jemaah Haji bersangkutan dibubuhi materai. . Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah membuat surat Rekomendasi untuk Perpindahan Antar PIHK ditujukan kepada Direktur Jenderal cq. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri. Petugas Subdirektorat Pendaltaran Haji Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri melakukan konfirmasi perpindahan antar PIHK ke dalam SISKOHAT. LY 10.Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah dapat mencetak bukti perpindahan antar PIHK dan menyerahkannya kepada Petugas PIHK Tujuan 11. Surat Pernyataan bermaterai dari PIHK asal sebagaimana dimaksud dalam angka 2 ditandatangani Pimpinan PIHK berisi: a. persetujuan atas perpindahan Jemaah Haji yang bersangkutan ke PIHK tujuan; b. kesediaan menyerahkan seluruh berkas pendaftaran, yaitu SPPH, lembar bukti asli setoran awal dan/atau lunas, bukti asli transfer setoran awal dan/atau lunas ke rekening Menteri. c, menyatakan kebenaran permohonan Jemaah Haji maupun dokumen lainnya serta bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi akibat perpindahan Jemaah Haji antar PIHK, 12. Surat Pernyataan bermaterai dari PINK tujuan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 ditandatangani Pimpinan PIHK berisi: a. Persetujuan menerima Jemaah Haji yang bersangkutan dari PIMK asal; b. Kesediaan memberikan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji khusus sesuai dengan paket/program yang menjadi pilihan Jemaah Haji yang bersangkutan; BAB IV PERPINDAHAN JEMAAH HAdI ANTAR PIHK KARENA MELEBIHI JUMLAH MAKSIMAL YANG DITENTUKAN Dalam hal PIHK memperoleh Jemaah Haji yang berhak melunasi melebihi jumlah maksimal yang ditentukan, perpindahan antar PIHK dilakukan sebagai berikut: a.PIHK asal mengajukan permohonan pelimpahan Jemaah Haji kepada Direktur Jenderal cq. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri dengan melampirkan: 1. Berita Acara Pelimpahan yang ditandatangani oleh masing-masing Pimpinan PIHK asal dan PIHK tujuan; 2. Daftar Jemaah Haji (Nominatif) yang akan dipindahkan; b. Petugas Subdirektorat Pendaftaran Haji Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri. melakukan konfirmasi pelimpahan/perpindahan antar PIIIK ke dalam SISKOHAT. Pr BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Dalam hal perpindahan jemaah haji khusus antar PIHK dengan alasan perubahan paket/program yang diinginkan Jemaah Haji, PIHK asal dan PIHK tujuan melampirkan paket/program masing-masing PILK. Verifikasi Perpindahan Antar PIHK terhadap Jemaah Haji olch Kantor Wilayah tidak perlu dilakukan apabila perpindahan antar PIHK dengan alasan: a. Penggabungan suami/istri, anak/menantu/orang tua, kakak/adik yang terdaftar pada PIHK yang berbeda. b. PIHK asal tidak dapat melakukan pelunasan BPIH Khusus Jemaah Haji atau tidak dapat memberangkatkan Jemaah Haji sebagaimana dimaksud pada Bab II angka 3; c. PIHK memperoleh Jemaah Haji yang berhak melunasi melebihi jumlah maksimal yang ditentukan. Perpindahan antar PIHK dapat dilakukan di Kantor Kementerian Agama Pusat dengan pertimbangan jarak/waktu bagi jemaah haji. Kementerian Agama tidak memungut biaya proses perpindahan Jemaah Haji antar PIHK. PIHK dilarang memungut biaya proses perpindahan antar PIHK kepada Jemaah Haji, kecuali terdapat biaya yang telah dikeluarkan untuk pelayanan kepada Jemaah Haji yang tertuang dalam Surat Perjanjian dengan Jemaah Haji; Proses perpindahan Jemaah Haji antar PIHK dilakukan sejak 30 (tiga puluh) hari setelah pelaksanaan wukuf pada musim haji tahun berjalan sampai dengan 1 (satu) minggu sebelum pelunasan BPIH Khusus musim haji tahun berikutnya. Pengecualian sebagaimana dimaksud pada angka 6, apabila Jemaah Haji yang terdaftar pada PIHK tidak dapat melakukan pelunasan BPIH Khusus tahun berjalan dengan alasan sebagaimana dimaksud pada Bab II angka 3, maka perpindahan Jemaah Haji antar PIHK dapat dilakukan pada saat pelunasan BPIH Khusus tahun berjalan. Apabila bukti asli setoran awal dan/atau lunas dan bukti asli transfer ke Rekening Menteri tidak dapat dipenuhi oleh jemaah haji, maka dapat diganti dengan fotokopi yang dilegalisir oleh BPS BPIH tempat setor semula dan surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian. ‘3 9. 10. ll. 12, Pemberangkatan, pelayanan dan pemulangan Jemaah Haji yang pindah dari PIHK awal menjadi tanggung jawab PINK tujuan Dalam hal Jemaah Haji telah mengajukan pindah PIHK dan PIAK asal tidak bersedia memfasilitasi, maka Kementerian Agama berhak untuk memindahkan Jemaah Haji dimaksud ke PIHK tujuan setluh dilakukan Klarifikasi oleh Subdit Pembinaan Haji Khusus. Proses perpindahan antar PIHK hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali untuk Jemaah Haji yang bersangkutan. Pengecualian ketentuan pada angka 11, apabila Jemaah Haji telah melakukan perpindahan PIHK kemudian PIHK tujuan tidak dapat melakukan pelunasan BPIH Khusus/tidak dapat memberangkatkan Jemaah Haji dengan alasan sebagaimana dimaksud pada Bab II angka 3, maka perpindahan Jemaah Haji antar PIHK dapat dilakukan kembali sebanyak 1 (satu) kali. BAB VI SANKSI PIHK diberikan sanksi peringatan tertulis apabila melanggar sebagian atau keseluruhan dari ketentuan sebagai berikut: a. Tidak menyerahkan berkas persyaratan perpindahan antar PLHK; b. Mempersulit Jemaah Haji dalam pengurusan perpindahan antar PIRK. PIHK diberikan sanksi pembekuan izin apabila melanggar sebagian atau keseluruhan dari ketentuan sebagai berikut: a. Melakukan perpindahan antar PIHK tanpa sepengetahuan dan persetujuan Jemaah Haji; b. Memungut biaya kepada Jemaah Haji diluar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Bab V angka S; c. Memalsukan berkas persyaratan atau pemalsuan tandatangan Jemaah Haji; d. Telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringatan tertulis. 4DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, prppue DJAMIL

Anda mungkin juga menyukai